Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT [Diary Ari] The Story

Karakter Perempuan Ter-Favorit?


  • Total voters
    635
[HIDE]
WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
[Diary Ari] The Story

Chapter 24 : Harga Diriku Telah Pupus
***************************************************************************************************************************************
Ika

Aku sejujurnya masih trauma dan khawatir dengan kejadian yang kualami kemarin, namun hari ini aku harus kembali memberanikan diri pulang sendiri dengan bus kota. Cuaca yang cukup cerah sore ini meyakinkanku bahwa bus kota tidak akan mengalami hambatan apa-apa. Kali ini aku memutuskan untuk tidak duduk di kursi tunggu, namun aku berdiri di salah satu sudut halte seraya melihat keluar halte, memperhatikan lalu lalang kendaraan yang saling berpacu agar lekas tiba di rumah masing-masing. Kondisi halte pada sore ini terbilang lengang, sudah sekitar 15 menit aku berada di halte ini, namun tidak ada penumpang lain yang menunggu. Beberapa menit, tiba-tiba tubuhku dibekap dari belakang, belum sempat aku menoleh, kepalaku sudah ditutupi dengan kain yang sepertinya sudah dicampurkan dengan obat bius, seketika pandanganku gelap.

“Wah pas banget…mantap” samar-samar kudengar suara pria yang tengah berdiskusi, perlahan kugerakkan tubuhku namun kedua tanganku terkunci di belakang, kesadaran mulai mengisi otakku, posisiku saat ini terduduk dengan kedua tangan diikat di belakang dan kedua kaki juga diikat di kaki kursi. “Sudah mulai sadar sepertinya…hahaha” ucap pria yang lain. Saat kesadaranku sepenuhnya pulih, kudongakkan kepalaku dari posisi menunduk untuk melihat siapa para pria yang tega memperlakukanku seperti ini. Dan betapa terkejutnya aku, tepat di depanku berdiri 5 pria yang 2 diantaranya sangat kukenali, ia adalah pak marno dan pak isno. Pandanganku masih kabur, perlahan kufokuskan mataku untuk melihat 3 pria lainnya, ternyata mereka adalah 2 remaja tanggung yang kemarin melecehkanku dan 1 pemuda yang menyelamatkanku. Tapi kenapa pemuda itu kini di pihak mereka. “Apa-apaan ini!” pekikku, kulihat pak marno mendekatiku seraya memegang daguku dan berkata “Sst…sst…jangan berteriak…”.

“Apa yang mau bapak dari saya?!” bentakku seraya menggelengkan kepala agar terlepas dari sentuhan pak marno. “Harusnya saya yang bertanya…apa yang kamu perbuat pada nia?” tanya pak marno santai. “Saya hanya mengajarnya senam” ucapku singkat. “Senam yaa….” Ucap pak marno mendekatiku. “Senam apa itu namanya sayang?” ucap pak marno. “Ke..kegel” ucapku terbata-bata karena wajah pak marno sangat dekat dengan wajahku seolah ia ingin menciumku. “Oh iya!! Kegel!!!” ucap marno berteriak di depan wajahku. “Tidak mungkin hanya senam!” bentaknya lagi seraya menampar pipiku “Plak!!”. “Auuuw!! Kenapa bapak menampar saya?!” pekikku kesakitan. “Olololo…sakit ya?” tanya pak marno. Aku hanya mengangguk pelan, “Itu yang saya rasakan ketika ditampar nia!! Tau kamu?!!!” bentak pak marno tepat depan wajahku lagi. Aku bergidik ngeri, aku bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi sehingga pak marno sebegitu murka padaku, “Apa yang telah kamu lakukan nia?” tanyaku dalam hati. “Kamu ajarkan apa ke nia selain senam itu hah?!!” bentak pak marno. “Sa…sa…saya hanya ngajarin nia senam aja pa…pak” ucapku terbata-bata karena ketakutan. “Haaaahh!!! Omong kosong!” bentak pak marno.

“Heh dua cecunguk! Kalian doyan cewek kayak gini?!” ucap pak marno kepada dua remaja tanggung yang sedari tadi hanya tertunduk takut melihat pak marno yang tengah murka. Kulihat mereka berdua mengangguk pertanda setuju. “Silahkan dinikmati!” ucap pak marno seraya mundur dari hadapanku, kulihat dua remaja tersebut mulai mendekatiku seraya membuka celana jeans compang camping yang mereka kenakan. “Bapak mau apa! Jangan seperti ini pak! Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi!” pekikku memohon pada pak marno. Kulihat pak marno kembali mendekatiku dan menahan dua remaja tanggung tadi untuk mendekatiku. “Kamu mau tau apa yang terjadi?” tanya pak marno, aku mengangguk pelan. “Sejak kehadiranmu…nia jadi sok alim dan gak mau lagi kami entot! Tau kau lonte!” bentak pak marno dengan bahasa cabulnya. “Ta..tapi saya tidak ada ceramahin dia pak…saya hanya ngajar senam” ucapku membela diri. “Iya kah? Nia menolak dientot katanya terinspirasi darimu yang memilih menikah supaya entotnya berfaedah” ucap pak marno. Di dalam hati aku bersyukur bahwa nia telah sadar akan kesalahannya selama ini, aku bangga bisa menjadi panutan sahabatku sendiri, namun pada kondisi seperti ini aku juga kesal pada nia kenapa ia seolah ingin menarikku kembali ke lubang hitam ini.

“Gak usah sok bingung! Nia sudah kembali takluk sama kontol kami sekarang!” ucap pak marno yang seketika membuyarkan khayalanku. Aku melotot menatap matanya, aku marah pada mereka para penjahat kelamin ini sekaligus marah pada nia kenapa harus kembali berlutut pada mereka. “Sila buka celana kalian dan sila bersenang-senang!” ucap pak marno pada kedua remaja tanggung yang berdiri di sebelahnya. “Pak…pak hentikan dulu! Kalau emang nia sudah kembali ke apa yang bapak inginkan! Kenapa bapak lakukan hal ini pada saya!!” pekikku. “Karena kamu hampir membuat nia berubah haluan dan menolak permintaan kami! Jadi kamu harus tanggung akibatnya!” ucap pak marno. Kulihat pak marno, pak isno dan pemuda yang menolongku kemarin duduk menghadapku, seperti sedang menyaksikan sebuah pertunjukkan. Kini dua remaja tanggung di sampingku sudah tak mengenakan pakaian sama sekali, “Hei udah pada bugil! Perkenalin diri dulu dong!” perintah pak marno.

“Saya jaya” ucap remaja yang kemarin membekapku di dinding kaca halte, “Saya ray” ucap remaja yang kemarin sudah sempat mengeluarkan kontolnya. Kuperhatikan dengan seksama, kontol ray memang tidak sepanjang milik jaya, namun yang sempat membuatku takjub adalah bentuknya yang sangat gemuk. Jaya mendekatiku seraya meraba dan meremas toketku yang masih tertutup jilbab biru tosca dan kemeja putih. “Singkirkan tanganmu! Pak semua ini bukan salah saya!” pekikku seraya menggoyangkan badanku. “Lanjutkan anak-anak!” perintah pak marno. “Toketnya empuk..doyan saya kak” ucap jaya. Sementara ray sibuk mengocok kontolnya hingga tegang maksimal, “Eh lu ray, gak pengen apa buat kakak ini becek dulu, malah sibuk ngocok” ucap jaya seraya menaikkan rok hitamku. “Ebuset mulus banget pahanya kak” ucap jaya seraya mengelus pahaku. Aku yang kegelian merapatkan kedua pahaku hingga menjepit tangan jaya. “Jepitan pahanya aja keras, gimana memeknya nih” ucap jaya seraya menarik tangannya yang kuapit.

Kulihat pak marno dkk mendekatiku, pak isno dan sang pemuda memegang bahuku sementara pak marno melepaskan ikatan tanganku di belakang. Ketika kedua tanganku lepas, lekas aku berdiri dan bodohnya aku, aku lupa bahwa kedua kakiku masih terikat, alhasil tubuhku terjatuh kedepan, dan dengan sigap disambut oleh jaya dan ray. “Bodoh banget! Gak usah sok ngelawan deh!” ucap pemuda yang namanya masih belum dapat kuingat. “Mulai nakal nih…Ayo beri dia momen tak terlupakan” ucap pak isno menarik tubuhku agar kembali terduduk dengan kaki masih terikat, kulihat pak marno membuka ikatan di kakiku, aku berusaha lemas agar mereka tidak berlaku kasar padaku, saat beberapa diantara mereka lengah, aku lekas berlari ke pintu ruangan ini, dan tentunya pasti terkunci, aku berteriak-teriak minta tolong. Kudengar suara tepuk tangan dari para pria bejat tersebut, “Bravo…bravo! Besar juga mentalmu! Tapi sia-sia…karena tempat ini jauh dari mana-mana” ucap pak marno. “Lekas ringkus dia!” perintah pak marno.

Sempat terjadi kejar-kejaran antara aku dan 4 pria tersebut, hingga akhirnya aku terpojok di salah satu sudut ruangan, tubuhku digendong oleh 4 pria tersebut ke sebuah ranjang pada ruangan ini. Saat tubuhku dihempas diatas ranjang, kedua remaja tanggung tadi lekas naik ke ranjang yang sama dan berusaha melucuti pakaianku. Aku meronta, namun rontaanku lekas ditahan oleh pak isno dan sang pemuda. Kini sepasang tangan dan kakiku sudah terkunci berkat usaha dua pria yang jauh lebih tua dibanding dua remaja ini. “Gak usah buat dia becek! Langsung sodok saja!” perintah pak marno. Dan langsung jaya yang mengambil posisi, “Heh! Kontol gemuk duluan!” perintah pak marno.

Kondisiku saat ini adalah jilbab biru tosca dan kemeja putihku sudah tersingkap keatas, bra putih yang kukenakan sudah putus, rok hitam yang kukenakan telah tersingkap hingga ke pinggang dan cd hitam yang kukenakan juga bernasib sama dengan braku. Kulihat ray mulai memposisikan palkonnya di depan bibir memekku. Aku yang masih meronta membuat ray kesulitan dalam memasukkan kontolnya. “Gila kuat juga stamina cewek ini” ucap sang pemuda. “Biasanya kalau stamina kuat, ngentotnya tahan lama bang” celetuk si jaya. “Sok tau kamu! Jangan-jangan baru kali ini ngentot” celetuk pak isno seraya menepok bahu si jaya. Saat palkon ray sudah sedikit masuk ke dalam memekku, ia langsung menghentakkan pinggulnya, “Akhh!” pekikku merasakan kontol yang begitu gemuk masuk dan membelah dinding memekku. “Gimana rasanya ray?” tanya pak isno. “Rapet banget pak! Akhh” ucap ray.

Ray mulai menggoyangkan pinggulnya, gesekan kontol ray pada memekku yang masih kering membuatku kesakitan. “Uuhh uhh uhh” rintihku. Sodokan kontol ray semakin ganas, “Gak tahan lama saya nih! Ughh” ucap ray. “Ahh cemen lu!” ledek jaya. “Lu cobain sendiri deh nih memek!” ucap ray seraya mengeluarkan kontolnya dan kini posisinya digantikan oleh jaya. “Plop” dalam sekejap kontol jaya sudah masuk ke dalam memekku. “Wah sial lu ya! Gara-gara lu..memek doi gak rapet” ucap jaya yang masih asik menggenjot kontolnya. Perlahan konsentrasiku mulai berpusat pada kenikmatan yang memekku rasakan akibat perbuatan zina ini. “Ugghh sshh” desahku. “Weh aghh udah ngedesah aja doi…hahaha” ucap si jaya. “Doi memang lonte dek” ucap pak isno yang mulai melepaskan kunciannya pada kakiku. Sehingga kini kakiku diipegang oleh jaya, “Goyangan toketnya asik banget” ucap ray yang mulai menjamah toketku. “Hhhmmm ssshh” desahku. Tak berselang beberapa menit, “Ughh hhmm” desahkku diikuti semburan cairan cintaku. Kuncian pada tangankupun sudah dilepas oleh sang pemuda.

“Yah kencing dia!” ucap jaya yang masih saja menyodok kontolnya. “Itu bukan kencing ******! Itu dia orgasme! Dia ngecrot haha” ucap pak isno. Kini aku lebih memilih memasrahkan saja tubuhku daripada terus memberontak, dimana kecil kemungkinan aku bisa bebas dari tempat ini. Namun apapun kondisinya aku harus bisa menjaga harga diriku di hadapan mereka. “Eh lama amat lu! Gantian dong” ucap ray. “Etdah! Sabar oiii…dikit lagi nih” ucap jaya seraya mempercepat sodokannya. Kurasa jaya akan segera ejakulasi, maka tidak ada salahnya jika aku sedikit mengerjainya dengan teknik kegelku. “Oh fuck! Tiba-tiba rapet nih memek! Gak tahan cok!” ucap jaya dengan sodokannya yang semakin liar. “Akhh kak crot dalam nih!!” ucap jaya menghentakkan kontolnya dalam-dalam, aku yang panik dengan ucapannya lekas menghentikan teknik kegelku, dan menarik pinggulku agar menjauh dari tubuhnya, “Jangan buang dalem dek!! Ughh” pekikku. Namun apa mau dikata jaya memegang pinggulku dengan sangat kuat sehingga “Croott..croott…croott” ada sekitar 4 semburan pejunya yang seketika langsung menghangatkan liang memekku.

“Saya kan sudah bilang jangan buang dalem! Kurang ajar!” pekikku seraya memukul-mukul tubuh si jaya. “Ah elu mah malah crot dalemm…jadi anak lu dah ntar” ucap ray yang juga panik. “Yahh gimana…memeknya nikmat cok” ucap jaya seraya menyingkir dan berbaring terlentang di sampingku. “Buset dah … peju lu banyak amat…tumpeh-tumpeh gini” ucap ray seraya membersihkan memekku dengan rok hitam yang kukenakan. “Yah jangan pakai rok kakak dong…” ucapku seraya memegang tangan ray untuk menghentikan perbuatannya. Namun tanganku ditepis oleh ray, saat memekku sudah sedikit bersih, ray mulai memposisikan palkonnya untuk masuk ke memekku. Kini ia tidak bermain kasar, kontol gemuknya masuk perlahan membelah memekku. “Ughh” desahku. “Untung masih rapet..hehe” ucap ray. “Ya kontol lu gendut cok!” celetuk si jaya. Saat seluruh kontol ray sudah masuk ke dalam memekku, ia mulai menggenjot memekku, namun tidak sekasar si jaya tadi. “Sok erotis amat dah ni bocah” celetuk sang pemuda yang mulai beringsut pergi dari ranjang ini.

Beberapa menit, “Ganti posisi dong kak…bosen” ucap ray seraya mencabut kontolnya. “Mau posisi yang gimana lu? Doi gak ngerti nih makanya diam aja” ucap si jaya. “Yang nungging gitu cok…” ucap ray seraya merubah posisi tubuhku hingga akhirnya menungging sesuai keinginannya. “Nah gini kan asik…terlihat jelas memeknya” ucap ray seraya memasukkan kembali kontolnya. “Akhh” desahku saat kontol ray kembali bermain di dalam memekku. Kurasakan ray mulai mempercepat sodokan kontolnya, “Akhh sshh” desahku diikuti semburan cairan cintaku yang kedua.

“Baru bentar udah crot aja” ucap ray yang menghentakkan kontolnya dengan keras. Aku hanya menoleh padanya dengan wajah puas. Aku tak memikirkan lagi harga diriku sebagai akhwat bahkan sebagai wanita. Kini aku merasa, bahwa diriku hanyalah budak syahwat mereka, aku sama sekali tak mengingat kehidupanku yang sebenarnya, siapa aku dan apa jati diriku. Kurasakan sodokan kontol ray semakin liar, “Akhh oooogghhh uhh” desahanku pun semakin liar. “Buset…jago juga lu ya..bisa ngebuat ni akhwat jadi lonte beneran hahaha” ucap si jaya. “Gua udah mau sampai nihh soalnyaaa” ucap ray. Kembali kulakukan teknik kegelku untuk kali ini mengerjai si ray. “Ah bangsat!Lonte! Rapet tiba-tiba njing!” umpat si ray. “Haha mampus lu! Apa rasanya kontol lu digituin! Pasti gak tahan kan?! Hahaha” ucap si jaya.

Tak butuh waktu lama, ray menghentakkan kontolnya dalam-dalam, ya walaupun tidak sedalam kontol si jaya, dan “Croott…croott..crrooott” ada sekitar 3 semburan peju si ray memenuhi dan menghangatkan liang memekku. Saat semburan terakhir usai, ray mengeluarkan kontolnya dari memekku dan berbaring di sampingku, akupun yang sudah cukup keletihan langsung berbaring terlungkup. “Gimana anak-anak?!” tanya pak marno. “Joss uenak tenan pak!” ucap si jaya, sementara aku hanya melirik sinis pada pak marno. “Kalau kakak ini hamil gimana pak?” tanya si ray polos. “Kalian gak usah khawatir, ya paling kami buang, nah ini upah kalian” ucap pak marno seraya memberikan beberapa lembar uang ke pada dua remaja tanggung yang baru saja ‘menghajar’ tubuhku. “Dapat ngentot..dapat duit lagi! Makasih pak” ucap kedua remaja tanggung tersebut nyaris bersamaan, dan setelah berberes mereka berdua lekas meninggalkan ruangan ini.[/HIDE]
 
Komen dulu aja.
Terima Kasih Om @Radicks, sudah menyempatkan diri untuk update.

Tetap Semangat Om dalam berkarya dan bekerja.
Sukses RLnya dan Sehat selalu. :top:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd