Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Sekuel : Skandal Sekolah Pelosok

Next Episode Mau Seperti Apa?

  • Lanjutkan Eksekusi Nia dan Ika

  • Perawanin Aliyah

  • Menguak Kembali Kisah Novi


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
[HIDE]WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
Sekuel : Skandal Sekolah Pelosok

Chapter 10 : Kembali Ke Masa Lalu
***************************************************************************************************************************************
Aliyah (Short Flashback)

Perkenalkan namaku aliyah, aku adalah seorang gadis dari sebuah kampung yang jauh dari tempat aku berkuliah kini. Aku dikenal sebagai seorang gadis yang pemalu karena aku sangat sulit bergaul. Orangtuaku mengarahkanku untuk bergaul dengan yang ‘muhrim’ dalam hal ini yang sama-sama perempuan. Sejak kecil agamaku dipupuk dengan baik oleh kedua orang tuaku, aku sudah mulai diajarkan berhijab sejak aku masuk TK. Tak pernah sekalipun aku jatuh cinta dengan seorang anak laki-laki hingga saat ini, aku memang memiliki adik laki-laki di rumah dan karena adat kami yang menjunjung tinggi perempuan sehingga adikku pun diajarkan jika ingin hidup dengan wanita maka halalkan bukan pacaran. Awal masuk di dunia perkuliahan, aku banyak mendapatkan teman-teman yang memiliki satu visi denganku, sama-sama menuntut ilmu dan berbagi ilmu sesuai syariat agama. Kini aku bersahabat dengan dua gadis anggun yaitu nia dan ika. Mereka berasal dari satu sekolah yang sama, kini kami tinggal di satu kontrakan yang sama.

“Tok..tok..tok” terdengar suara ketukan pintu kontrakanku. Aku bergegas menuju pintu depan untuk membukanya. Ternyata berdiri seorang pemuda tampan di depan pintu dari wajahnya terpancar keshalehan yang seolah memikat hatiku, namun aku berusaha lekas tersadar dari lamunanku dan bertanya “Eh cari siapa ya mas?”, “Maaf, ika dan nia nya ada tidak ya?” Tanya pemuda tersebut. “Oh mbak ika dan nia, ada kok mas sila duduk dulu” ucapku ramah, akupun bergegas meninggalkan pemuda tersebut di ruang tamu dan lekas menuju dapur, saat aku berpapasan dengan mbak ika aku berkata “Itu temannya ukh”.
Kudengar mereka mulai mengobrol sementara aku di dapur mempersiapkan teh hangat yang dapat pemuda tersebut minum nantinya. Teh hangat yang telah jadi tersebut aku antarkan ke meja ruang tamu dan menawarkan kepada mereka “Sila diminum ukh, mas” ucapku singkat. Setelah aku mengembalikan nampan untuk membawa teh tadi ke dapur, aku langsung berlari kecil masuk ke kamarku. Di dalam kamar aku seakan tak henti-hentinya membayangkan wajah pemuda tadi. “Apa ini? Kenapa terasa lega namun sedikit aneh?” ucapku dalam lamunanku. Karena bingung dan tak tau apa yang sedang terjadi dengan diriku aku memutuskan untuk beristirahat saja siang ini.

Ika

Setelah kemarin aku habis-habisan di ‘permainankan’ oleh pak karyo di gubug jahanamnya itu, aku tidak seletih sebelum-belumnya bisa jadi ini karena nafsu terpendamku terpuaskan oleh permainan pak karyo. Seperti biasanya aku pulang di jam siang menjelang sore ini, saat aku hendak membuka pintu kontrakan terlihat sepasang sepatu yang tak lain adalah milik nia dan dua pasang sepatu pria yang tak kuketahui milik siapa. Akupun masuk mengendap-endap ingin mengetahui apa yang nia lakukan di dalam. Saat aku mendekati pintu kamar nia terdengar samar-samar desahan “Hhhmm hhhmm”, aku yang menjadi penasaran segera keluar dan mengendap-endap mendekati jendela kamar nia dari luar.
Betapa kagetnya aku melihat ada tiga pria mengerubungi nia di kamarnya, samar-samar kulihat ada pak karyo dan dua satpam lainnya yaitu pak isno dan pak marno. Terlihat nia dengan gamis birunya sedang disodok menungging di atas ranjangnya oleh pak karyo, sementara pak isno dan pak marno tengah asik meremasi toket nia kanan dan kiri secara bergantian. “Aakkhh pak..ssshh” desah nia menikati aktifitas cabul tersebut. Terlihat pak karyo meremas pantat nia yang sedang asik ia sodok. Pak isno yang telah puas mempermainkan toket kiri nia, berdiri dan melepaskan pakainnya terlihat kontol pendek beruratnya sedang telah mengacung keras, “Weh weh…gantian dong yo..” ucap pak isno seraya mengocok kontolnya di dekat nia.

Pak karyo yang paham permintaan pak isno, melepaskan kontolnya dari memek nia dan maju kedepan dengan maksud meminta nia untuk mengulum kontolnya, nia yang paham dengan sigap melahap habis kontol pak karyo. Dalam satu kali hentakan, masuklah kontol pendek pak isno masuk ke memek nia, pak isno pun mulai melnacarkan aksinya, ia menggenjot memek nia seraya meremasi pantat nia. Lalu berikutnya pak marno yang telah puas melahap toket kanan nia, berdiri dan mengeluarkan kontolnya tanpa melepaskan pakainnya, terlihat kontol pak marno yang memiliki panjang yang sama dengan milik pak karyo namun lebih gemuk mengacung gagah di depan wajah nia, lalu nia mulai mengulum dua kontol tersebut bergantian.

Aku yang asik menyaksikan aksi tersebut, tidak menyadari bahwa kini aku bisa dengan mudah diketahui oleh mereka dan benar saja, tiba-tiba pak isno yang sedang asik menggenjot nia berteriak dan menunjuk kea rah jendela “Hei siapa itu di luar! Tangkap dia!!”, aku yang ketakutan lekas berlari ke belakang rumah kontrakan dan bersembunyi di balik pintu dapur. Aku mengintip ke dalam, terlihat pak marno keluar dari kamar nia celingak celinguk dan bergegas lari keluar, menyadari ia telah keluar, aku mengendap-endap masuk ke ruang tamu dan sesaat aku hendak membuka pintu kamarku, kusadari ada sebuah bayangan yang mendekat. Saat aku berbalik ternyata pak karyo, ia lantas mendorong keras tubuhku ke tembok sehingga aku terduduk lunglai. “Neng ika toh!! Sini gabung aja!” ucap pak karyo seraya menarik tubuhku untuk masuk ke kamar nia, kulihat pak marno mengunci pintu depan dan ikut masuk ke kamar nia.

“Hehe santapan baru ni” ucap pak marno. Nia melirikku dengan tatapan bersalah bercampur wajah sange menikmati sodokan kontol pak isno. “Apa-apaan ini nia?!” teriakku demi menjaga harga diriku. “Maafkan aku ka, aku udah begini disini” ucap nia terbata-bata. Dengan cepat pak karyo dan pak marno mendorong tubuhku agar terbaring di samping nia yang tengah menungging, pak karyo langsung menindih tubuhku, aku meronta menolak perbuatannya, “Pak hentikan pak..lepaskan saya!!” teriakku. “Plak” sebuah tamparan keras di pipiku, “Gak usah sok nolak kau akhwat bispak, kemarin saya sodok kamu doyan!! Hahaaha” ucap pak karyo diikuti tawa kedua temannya. “Udah pernah bapak sodok ya?” Tanya pak isno singkat. “Udah pak, gayanya aja nolak, padahal memeknya longgar” ucap pak karyo. Mendengar hal yang diucapkan pak karyo, aku terdiam sedih.
Aku pasrahkan saja tubuhku, kurasakan pak karyo mulai menaikkan rok biru mudaku beserta gamis berwarna kremku, kurasakan ia mulai menurunkan cd krem yang kugunakan hari ini, jari-jari kasarnya mulai mengelus belahan bibir memekku, sesaat ia hendak menggesek kontolnya di memekku, pak marno menahannya dan berkata “kan bapak udah cicip neng ika ini, saya juga pengen nyicip”, kini pak marno menggantikan posisi pak karyo. Kurasakan palkon pak marno berusaha ‘membuka jalan’ untuk masuk ke dalam liang kenikmatanku, “Ugghh hangat neng” desah pak marno. Pak karyo yang menyaksikan temannya mulai melakukan penetrasi ke dalam memekku, memutuskan untuk berpindah posisi ke sampingku, ia mulai membelai toket kananku, kecupan demi kecupan ia berikan di toket kananku disertai remasan manja pada toket kiriku.

Centi demi centi kontol pak marno membelah liang memekku membuatku tak mampu lagi menahan desahan nikmat dari mulutku “aakkh paakkhh”. “Enak ya neng?” Tanya pak marno singkat, aku mengangguk pelan. Melihat aku mengakui kenikmatan yang ia berikan, pak marno segera mempercepat sodokannya sehingga membuatku kewalahan, “Aakkh pakk..” desahku menerima serangan bertubi-tubi yang pak karyo dan pak marno berikan pada tubuhku. “aakkhh sampaaiihh” terdengar desahan manja nia di sampingku dan “croott..crrooott…crrooott” menyembur peju dari kontol pak isno tepat di punggung nia, “makasih neng..” ucap singkat pak isno yang tersungkur menindih tubuh nia yang masih menungging. “aakkh pak ika sampai pak!!” desahku menerima orgasme pertamaku hari ini.

“Cepet amat neng muncratnya,hehe” ucap pak marno yang masih asik menggenjot memekku. Saat nafasku mulai kembali teratur, pak marno mencabut kontolnya dari memekku, lalu pak karyo memposisikan tubuhku untuk bangkit dan menghadap tubuhnya, pak karyo membaringkan tubuhnya di ranjang ini, dan ia mengarahkanku untuk menduduki kontolnya yang sejak tadi mengacung, kini aku yang aktif menggenjot kontolnya sambil setengah berjongkok diatas tubuhnya, tepat dibelakangku pak marno mendorong tubuhku untuk rebahan ke tubuh pak karyo. Kurasakan palkon pak marno mencoba membelah liang anusku, aku yang sudah diselimuti syahwat, hanya melirik pasrah ke belakang melihat dan menantikan tindakan apa yang akan pak marno lakukan pada tubuhku.

“Slep” kini masuklah kontol pak marno ke dalam lubang anusku. “Ugghh rapet banget anusnya neng..bapak gak tahan, karyo! Ganti-gantian kita genjot lubang neng ika ini” komando pak marno. Kini kedua lubangku disodok oleh kontol berukuran super, tak berapa lama, “aakkhh saya sudah tidak tahan neng…sabar karyo” ucap pak marno seraya mencengkeram erat pinggulku dan mempercepat sodokannya, menyadari hal itu pak karyo menghentikan sodokannya di memekku. “Crooott crooot crrooot” ada sekitar 4 semburan hangat peju pak marno memenuhi liang anusku, setelah puas ia memenuhi liang anusku dengan pejunya, ia segera mencabut kontolnya dan menjauhi tubuhku, terasa peju hangat mengalir keluar dari anusku.

Mengetahui pak marno telah menyelesaikan ‘tugas’nya, pak karyo kembali menggenjot memekku, akupun tidak mau kalah, aku tegakkan tubuhku sehingga kini kedua toketku berayun mengikuti genjotanku pada kontol pak karyo. “aakkhh pakkk…saya sampai lagi pakkk” ucapku seraya mempercepat genjotanku pada kontol pak karyo. Pak karyo memegang erat pinggulku agar tubuhku yang sedang memacu syahwat ini tidak terjungkir balik, “aakkhh” desah panjangku menikmati orgasme keduaku pada hari ini, kurebahkan tubuhku ke tubuh pak karyo, terasa kontol pak karyo masih menggenjot memekku pelan, pak karyo lalu memeluk tubuhku dan menggulingkan tubuhnya ke kiri, sehingga kini aku berada di bawahnya, ia percepat sodokan kontolnya pada memekku, dan terasa kontolnya mulai berkedut-kedut, ia percepat sodokannya, aku pasrahkan saja tubuhku jika sekiranya ia hendak menyemburkan pejunya di dalam rahimku, namun ia dengan cepat menarik keluar kontolnya dan mengocok kontolnya tepat di depan wajahku. “Croott crooott crooott” ada sekitar 5 semburan peju hangat beliau yang membasahi wajah dan jilbab coklatku. Hari ini menjadi hari dimana aku benar-benar kembali ke masa laluku yang kelam, yaaa ‘Ika dan Nia Coming back bitches!’.[/HIDE]
mantab suhu
 
Bimabet
[HIDE]WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
Sekuel : Skandal Sekolah Pelosok

Chapter 11 : Satpam Perkasa
***************************************************************************************************************************************

Aliyah

Pagi ini aku berangkat kuliah seperti biasanya tepat jam 7 pagi, dimana mbak nia dan mbak ika belum beberes untuk pergi kuliah karena mereka kuliah siang bahkan sore. Aku melakukan aktifitasku sebagai mahasiswi biasa di kampus.

Siang hari …


Aku pulang ke rumah kontrakan dengan badan yang penuh keringat karena betapa gerahnya hari ini, gamis berwarna hitam yang kukenakan hari ini terasa sedikit lembab, namun untungnya jilbab kuningku tidak basah karena keringatku. Setibanya di depan rumah kontrakan, kulihat pintu depan terbuka dan terparkir sebuah motor di halaman. “Assalamualaikum..” aku mengucap salam dan disahut oleh mbak ika “wa’alaikumsalam..”. Saat aku hendak masuk, “Eh mbak aliyah, baru pulang kuliah ya?” sapa pak karyo dengan senyum ramahnya. “I..iya pak, permisi ya pak” jawabku terbata-bata dan langsung kupercepat langkahku menuju kamar, aku merasa ada yang aneh dari tatapan pak karyo padaku, tapi yasudahlah mungkin aku terlalu bersuudzon.

Ika

Hari ini aku tidak ada masuk perkuliahan karena dosenku sedang keluar kota, sehingga hari ini aku bisa bersantai ria di rumah tanpa mesti pusing dengan perkuliahan, nia dan aliyah pergi ke kampus, jadi otomatis aku sendirian di rumah. “Tok..tok...tok..” terdengar ketukan pintu depan. Aku bergegas keluar hanya dengan menggunakan sebuah celana training hitam dipadukan baju kaos lengan panjang sedikit ketat dan jilbab abu-abu. “Krek..” kubuka pintu, ternyata pak karyo. “Ehh..pak karyo, ada apa pak?” tanyaku. Kulihat pak karyo terbengong melihat pakaian yang kukenakan, “Pak karyo! Liatin apa sih?” aku mencoba menyadarkannya. “Seksi amat neng pakaiannya,bapak jadi ngaceng nih” ucapnya seraya mendekati dan memelukku lalu ia meremas kedua bongkahan pantatku. “Ihh pakk..jangan dong..” ucapku seraya berusaha melepaskan pelukannya. “Kenapa jangan neng? Apa neng ndak rindu dengan kontol bapak?” tanyanya. “Yaelah baru juga kemarin pak, duduk dulu pak” ucapku singkat seraya meninggalkannya dan menuju ke dapur hendak membuatkan teh untuknya.

Setelah selesai aku membuatkan secangkir teh untuk beliau …

Aku antarkan teh tersebut ke meja ruang tamu tempat beliau duduk, “Heh pak, kok bengong lagi?” ucapku seraya melambaikan tanganku di depan wajahnya. “Neng aliyah cantik ternyata yaa” ucapnya singkat. Aku lekas menjewer dan mencubitnya, “Hush! Jangan berani macam-macam ya bapak dengan aliyah! Kalau sampai aliyah kenapa-kenapa, kontol bapak saya potong!” aku mengomelinya dengan sedikit berbisik agar aliyah tidak mendengar apa yang aku katakan. Mendengar omelanku pak akryo lekas menarik tubuhku agar duduk diatas pangkuannya, sehingga kini kami saling berhadapan, aku yang kebetulan tidak menggunakan cd, dapat merasakan kontol pak karyo mulai berdenyut dari balik celana satpamnya. “Iyaahh iyaah…kontol bapak hanya untuk neng ika dan nia deh..” ucapnya seraya meremasi pantatku.

“Janji yaa…” ucapku seraya menempelkan jari telunjukku ke bibirnya. “Iyaah neng…yuk main” ucapnya. “Habisin dulu tehnya, saya tunggu di kamar” ucapku seraya meninggalkan beliau. Aku berbaring di kasurku menanti pak karyo datang, “Krek” suara pintu kamarku terbuka. Pak karyo masuk sambil tersenyum penuh kemenangan, “Eh pak pintu depan udah ditutup belum?” ucapku.

“Udah kok neng, selalu safety..” ucapnya sembari mulai membuka seragamnya satu persatu, terlihat kontol pak karyo sudah setengah mengacung. Kini ia tak mengenakan sehelai benangpun. Pak karyo lalu menaiki ranjangku, dan menimpa tubuhku yang masih berpakaian lengkap. “Ugh..” lenguhku merasakan tubuh hangatnya mendekap tubuhku. Pak karyo mulai melakukan foreplaynya dengan menyingkapkan jilbab panjangku ke bahu, ia menjilat senti demi senti leherku dan itu menciptakan rasa geli yang tidak dapat kupungkiri, “Ughh..” desahku.

Tangan kanannya mulai menarik baju kaosku keatas dan meraba serta meremas toket kiriku dengan lembut, sementara tangan kirinya mulai berusaha menurunkan celana training hitamku, terasa jemari kasarnya mulai menjamah memekku yang berbulu tipis, rangsangan demi rangsangan membuatku ingin mendesah lebih keras namun aku takut ketahuan oleh aliyah yang kamarnya dua pintu dari kamarku.

“Aahh gantian dong pak, kalau gini saya cepet nihhh” ucapku seraya mendorong tubuh pak karyo ke samping, sehingga kini ia terlentang dengan kontol yang telah mengacung keras, aku lekas membuka kaos serta celana trainingku, aku dengan sigap menggapai kontolnya dengan tanganku dan mulai mengocoknya. “Semangat amat neng, doyan kontol bapak yaa?” tanyanya bangga. “Iyaahh” jawabku seraya memasukkan kontol pak karyo ke mulutku, kuemut keras kontol beliau sampai beliau menggelinjang, “Agghh neng..nikmathh..ahh” ucapnya seraya menekan-nekan kepalaku.

Tak berselang beberapa menit, beliau mendorong kepalaku agar menghentikan aktifitasku mengulum kontolnya, “Jangan kelamaan nyepongin bapak deh, nanti bapak cepat keluar, padahal belum masuk sini” ucapnya sembari menyolokkan cari tengahnya ke liang memekku. Aku memposisikan tubuhku menungging dan beliau bertekuk lutut di belakangku dan mulai menggesekkan kontol beliau ke bibir memekku, “Ahh pak, masukin cepet” desahku yang sudah sangat bergairah. “Oke neng..” ucapnya disertai hentakan keras sehingga kini kontol panjang beliau telah bersarang di dalam memekku. Ia mulai menggenjot memekku dengan kecepatan penuh, “Ahhh ahhh paakkk…laju amatthh ssshhh” desahku menerima genjotan cepet kontol pak karyo di memekku.

“Iyaahh nihh neng, bapak baru iiiingaat bahwa messsttiii jempuuuuutt istriii dan anak di kampung sebelah 15 menit lagiiihh..uhhh” ucapnya diiringi desahan-desahan. “Ouhhh…masih sayang istri tohhhh..ohhh” ledekku seraya mendesah. Sodokan laju yang disertai remasan keras pada kedua toketku membuatku tak tahan lagi menahan orgasme yang akan meledak sebentar lagi. “Akkhhh!” aku sedikit berteriak, dan aku tersadar dan lekas menutup mulutku agar desahanku tidak sampai terdengar ke kamar aliyah, “Ehhmm ehhhmm Uuugghh” desahku tertahan oleh tanganku sendiri diikuti dengan beberapa semburan cairan cintaku yang membasahi kontol pak karyo, “cepet amat neng, hehe” ucap pak karyo bangga.

Aku yang masih menikmati ledakan orgasmeku hanya menoleh dengan senyuman ke beliau yang masih asik menggenjot memekku. “Tok..tok…tok..” terdengar suara pintu kamarku yang membuat kami terkejut. “Mbaakk…mbaakk ika kenapa?” terdengar suara aliyah dari luar yang sepertinya ia mengkhawatirkanku. Aku lekas melepaskan kontol pak karyo dan berkata “Mbak ndak kenapa-kenapa kok …” teriakku. Aku lekas mengenakan baju kaosku dan mengenakan rok hitam yang kebetulan ada di dekat meja riasku, aku membuka sedikit pintu kamar agar aliyah tidak menyadari keberadaan pak karyo.

“Mbak beneran ndak apa-apa? Aliyah kaget tadi denger mbak teriak” Tanya aliyah polos. Kurasakan pak karyo menaikkan rokku di balik pintu, dan terasa kontol kerasnya mulai menyodok pelan memekku. “Iiyaah mbaknya gak kenapa-kenapa kok aliyah..” ucapku terbata-bata karena menahan rangsangan yang pak karyo berikan. “Oh iya deh mbak, kalau ada apa-apa panggil aliyah aja ya” ucapnya ramah, aku sedikit lega ia tak mengetahui apa yang sedang kulakukan saat ini, sesaat ia hendak meninggalkanku yang sedang disodok pak karyo dari balik pintu, aliyah berputar balik dan bertanya “ Eh mbak, itu motor pak karyo ada, orangnya kemana ya?”.

“Uhh…pak karyo nitip motornya bentar..uhh nanti ia balik lagi..” jawabku sedikit mendesah. “Oo gitu baiklah mbak” ucap aliyah seraya meninggalkanku. Aku lekas menutup pintu dan mencubit pak karyo sambil berkata “Ihh..bapak nakal! Saya lagi ngobrol malah dientot!” ucapku seraya cemberut. Pak karyo melepaskan kontolnya dari memekku dan mendorong tubuhku ke ranjang hingga terlentang, pak karyo naik tergesa-gesa dan langsung menancapkan kembali kontolnya di memekku, dan lagi-lagi menggenjotku sangat cepat. “Ahh pak..bapak kenapa?” tanyaku yang heran melihat beliau berlaku beringas.

“Rasain nih kontol bapak neng aliyah!! Habis memek kamu dengan bapak!!” ucap pak karyo kalap. “Pakk..aahhh … saya ika pak..uhh” desahku yang mencoba menyadarkannya. “Terima nih peju bapak aliyah…egghhh” desah pak karyo disertai hentakan keras dan cepat pada memekku, “Croott..crooot…crooott” kurasakan ada sekitar 4 semburan peju pak karyo memenuhi liang memekku, menerima semburan hangat peju pak karyo, akupun mengalami orgasme yang kedua.

“Akhh pakkkhh” desahku disertai semburan cairan cintaku yang kini bercampur dengan peju pak karyo di dalam memekku. Untungnya hari ini aku tidak dalam masa subur jadi tidak masalah jika beliau menumpahkan pejunya di dalam memekku. Setelah kontol beliau melemas, ia tarik keluar kontolnya diikuti dengan lelehan cairan cinta kami mengalir disela-sela pahaku. “Pak, kenapa barusan nyebut-nyebut aliyah mulu, kan bapak lagi ngentotin saya?” tanyaku. “Saya ngebet ngentotin aliyah neng, pasti seret banget tuh memeknya” ucapnya.

Kulihat kontolnya mulai tegak kembali, “Heh ingat janji bapak tadi! Jangan sentuh aliyah! Sudah jemput anak istri bapak dulu sana! Lewat jendela sini aja keluarnya!” bentakku. Melihatku mengomel, pak karyo lekas mengenakan pakaiannya kembali dan keluar melalui jendela kamarku. Sementara aku terbaring lemas di ranjang setelah mendapatkan multiple orgasm hari ini yang diberikan pak karyo.[/HIDE]
Nice suhu 👍🏻👍🏻👍🏻
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd