Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Yg lagi nunggu update cerita ini bisa baca thread lain juga.Pasti TSnya lagi ada masalaj sma RL nih hmmm:semangat:
 
Wah, makin penasaran perasan Yupi kalo tau Yopi mecah Nju juga :pandajahat::pandaketawa:
 
PART 7 (Special Author's POV)

RSs5wTAd_o.jpg


Shania berlutut di hadapan Yovie...


Suasana hening...


Mereka sama-sama canggung...


"S-Shan? Jangan bilang...
... Kalo lo...
...Mau...


Yovie terdiam tidak melanjutkan kata-katanya...


"Kenapa lo jadi gini sih? Lo bukan Shania yang gue kenal..."


Shania jadi terdiam merunduk...


"Bukannya lo seneng cewek-cewek begini ya? Lo sendiri yang bilang gue nggak nurut kayak Gracia sama Yuvia..."


Yovie ikut terdiam sesaat...


"Gue emang suka cewek-cewek nurut, tapi itu mereka. Bukan lo..."


Shania berdiri menatap Yovie dalam, begitu juga Yovie. Mereka saling tatap...


"Gue kenal lo udah hampir dua puluh tahun, Shan... Dan selama ini elo nggak begini..." Yovie menggenggam bahu Shania.

"Gue... Gue kenal lo... Sekarang lo berubah jadi bejat perusak moral cewek... Bahkan adek sendiri juga..." Bisik Shania masih menatap Yovie.

"Gue cowok normal... Gue nafsuan... Situasi yang bikin gue jadi gini..."


Shania terdiam mendengar perkataan Yovie, mereka masih saling tatap...


"...Gue emang bejat, tapi please jangan tempatkan gue di posisi perusak moral..."


Mata Yovie sedikit berkaca-kaca...


"...Gue ngelakuin itu bukan karena gue yang maksa... Tapi sama-sama mau... Gracia mau... Yuvia mau..."


Shania dengan cepat memeluk Yovie...


"Maafin gue ya... Gue egois... Gue cuman ngambil kesimpulan berdasarkan yang gue liat..."


Shania menangis dalam pelukannya. Perlahan Yovie membalas pelukannya... Mereka berpelukan dalam keadaan sama-sama telanjang...


"Nggak... Lo nggak salah, nggak perlu minta maaf... Cewek lebih pake perasaan daripada pikiran... Wajar..."


Entah kenapa Yovie mencium kening Shania dan memeluknya lebih erat...


"Terus sekarang gimana?" Shania menatap Yovie bingung,
"Iya ya, kita udah sama-sama nempel gini..." Yovie terkekeh,
"Titit lo ngeganjel nih. Berdiri sih..." Celetuk Shania.


Yovie tertawa sambil melepas pelukannya...


"Gue gamau deh ngelakuin ini sama lo kalo begini..." Yovie menatap Shania serius,


Shania terdiam menatap Yovie, kini dirinya teringat kata-kata Yovie barusan tentang melakukan hal seperti ini berdasarkan mau sama mau. Dia makin bingung dengan dirinya sendiri...


Aku mau ngelakuin ini sama kamu, Yov...

Nggak! Please jangan Shan! Kalo sayang nggak gini caranya!



"Gue gabisa ngelakuin ini sama lo... Karena... Karena gue... Sayang sama lo..."


Yovie keluar dari bilik shower dan mengambil pakaiannya...


"Tunggu, Yov..." Shania menahan,
"Kenapa tiba-tiba?"


Kenapa tiba-tiba? Aku juga nggak ngerti, Shan...
Yang jelas aku nggak mau... Cukup Gracia sama Yuvia aja...



"Yov?

"Hhhh... Gue nggak tau Shan..."

"Kenapa tiba-tiba lo ngomong sayang sama gue dalam situasi begini?" Shania mendekati Yovie,


"Gue...


"Yov...


Shania kembali memeluk Yovie dengan lembut lalu mencium bibirnya...


"Gue sayang sama lo... Tapi nggak be...


Shania kembali menciumnya memotong perkataan Yovie...


"Gue juga sayang sama lo, Yov... Mmhh...


Shania tercekat karena tiba-tiba Yovie sudah turun menciumi lehernya...


"Maafin gue, Shan..."
"Nggak... Bukan salah lo... Hmm..."


Yovie makin intens menciumi leher Shania sambil tangannya mengelus-elus punggung Shania, Shania juga mengelus kepala Yovie memejamkan matanya merasakan setiap jengkal lehernya di jelajah bibir Yovie...


"Hmm..."


Shania berdehem ketika merasakan lidah Yovie mulai menjilati lehernya...


"Jangan bersuara, Shan..." Bisik Yovie.
"Gabisa... Gue sensitif..." Balas Shania...


Yovie menghentikan kegiatannya, lalu menatap Shania...


"Sejak kapan?"
"Gue emang sensitif, semuanya sensitif... Mangkanya setiap kali lo tiduran di paha gue... Gue gabisa nahan lama-lama..."


Yovie terdiam sesaat, lalu tersenyum menyeringai...


"Masa sih?"
"Yo..v? Eeehh...


Yovie tiba-tiba mendorong Shania hingga dia terduduk di kloset duduk lalu berjongkok dan membuka paha Shania berhadapan dengan vaginanya yang mulus tanpa bulu...


"M-mau ngapain?"
"Lo sering cukur buat apaan sih?" Yovie mendongak...


PLAAKK!!


"Aduh!"


Shania menampar Yovie lagi, entah sudah berapa kali dia menamparnya semenjak kejadian di rumah Yovie dua minggu yang lalu...


"Kenapa sih gue di tampar mulu? Salah gue apaan?!" Yovie kesal mengelus pipinya yang memerah. Sementara Shania hanya terdiam tidak bergerak menatapnya...


"Baru nanya aja di tampar, gimana hamil gegara gue lo?"


PLAAAKKK!!!


"Ah gajadi lah! Udah gue keluar aja! Batal! Gajadi gue sayang sama lo! Itu boong!"


Yovie berdiri bergegas meninggalkan Shania yang tertawa tertahan melihat kelakuan Yovie. Dia menahan tangan Yovie...


"Terus gue di tinggalin dalam posisi kayak gini?" Tanyanya
"Ya abis guenya di tampar mulu!" Yovie merajuk.
"Kayak anak kecil deh! Udah ngehamilin cewek satu sekarang mau dua masih begini aja!" Protes Shania.


Yovie terdiam kaget, "Mau dua? Maksudnya?"


Gantian Shania yang kaget, matanya melotot... "Eee... Nggak! Yaudah sana keluar! Bikin mandi gue lama aja lo!"


Shania berdiri lalu masuk bilik shower dan memutar air shower lalu mengucurlah air membasahi tubuhnya. Yovie malah terdiam menatap Shania, penisnya yang mulai melemah kembali menegang...


Shit... Kenapa aku baru sadar badan Shania bagus begitu?


Shania mulai membilas seluruh tubuhnya, mulai dari leher, turun ke dada dan payudaranya, lalu ketiak dan bagian samping tubuhnya. Yovie memperhatikan setiap jengkal tubuh Shania. Dia baru sadar sahabatnya selama hampir dua puluh tahun ini memiliki pertumbuhan badan yang pesat...


***

GQXykXIe_o.jpg


Shania mengambil sabun lalu mengumpulkan busanya di tangannya dan mengusap leher, punggung dan perutnya...


"Shan...


Shania menoleh...


"Loh? Kirain lo udah keluar, Yov..."

"Gue nafsu sama lo..."


DEG...


Jantung mereka sama-sama berdegup, nafas Yovie mulai memburu sementara Shania jadi terdiam setelah menatap penis Yovie yang tegang. semburan air yang membasahi tubuhnya seolah makin dingin seiring dia menatap penis itu...


Seperti kesetanan dalam satu gerakan Yovie masuk dalam bilik dan mendorong Shania ketembok dan mencium bibirnya, Shania juga membalas ciuman Yovie. Mereka saling berciuman di bawah guyuran shower...


"MMHH... Yuvia...?"
"Persetan Yuvia, Gue nafsu sama lo, Shan!"
"Tapi... MMHH YOV...


Yovie kembali turun menjelajah leher Shania sambil tangannya mengelus pinggang Shania sementara Shania mendongak memejamkan matanya merasakan ciuman Yovie di lehernya, tangannya mengelus pelan kepala Yovie. Tubuh mereka makin melekat... Penis Yovie berada diantara paha Shania...


Baby-Baby I Feel Crazy All Night All Night and Everyday...


"Yov... Titit lo..."
"Biarin..."


Yovie terus menciumi leher Shania dengan ganasnya sementara Shania malah mengetatkan pahanya sehingga penis Yovie terjepit di pahanya. Yovie masih menciumi leher Shania perlahan turun...


Give Me Something, Oh But You Say Nothing...


"AAHH..."


Desahan Shania keluar sesaat Yovie mengoral payudaranya...


"OOHH..."


Yovie terus mengoral payudaranya, Shania makin naik... Tangannya turun dengan sendirinya menyentuh penis Yovie dan mengocoknya perlahan...


What is Happening to Me...


"Ehh?"


Yovie tercekat sesaat...


***


Sepuluh menitan mereka saling bergumul, Shania sudah pasrah sementara Yovie makin aktif menjilati setiap inci tubuh Shania. Sekarang dia sedang menjilati vagina Shania yang licin dan bersih tanpa bulu...


I Don't Wanna Live Forever, 'cause I know I'll be Living in Vain...


"OOHH... YOVIE!!!"


Shania berteriak ketika merasakan sesuatu masuk kedalam vaginanya, ternyata itu jari Yovie...


"Gue nggak tahan Shan..."


I Don't Wanna Fit Wherever, I Just Wanna Keep Calling Your Name Until You Come Back Home...


"YOVIE!!!! AAAHH!!"


Shania berteriak seiring gerakan tangan Yovie yang semakin cepat. Sepenggal-sepenggal lirik lagu soundtrack Fifty Shades Darker terngiang di telinga Shania saat ini. Ya... Dirinya memang tidak mau hidup sia-sia hanya sebagai pemuas nafsu sahabatnya ini, karena dia sudah mulai merubah perasaan pada sahabatnya ini dari sayang menjadi...



"NGGHH... Jangann... JANGAN KASAR-KASAR!!!"


Yovie mempercepat gerakan jarinya menusuk-nusuk. Shania tiba-tiba merasa perutnya bergetar seperti akan mengeluarkan sesuatu, berdirinya mulai gelisah, tangannya berusaha bertumpu pada apapun yang bisa di sentuhnya...


"OOHHHH!!!!"


Shania squirting, dia roboh...

Memejamkan mata merasakan sensasi squirting pertamanya sore itu. Vaginanya masih berkedut...


"Shan...


Shania membuka matanya...


Didepan wajahnya sudah ada penis Yovie mengacung menantangnya...


Tersenyum sesaat lalu menggenggam penis itu dan mulai mengocoknya perlahan...


Masih dalam guyuran air shower Shania mulai mengoral penis Yovie dengan sedikit jilatan-jilatan yang membuat Yovie berdehem beberapa kali, kali ini Shania melakukannya dengan pelan dan teratur menikmati setiap inci penis milik Yovie...


"Ssshh... Shan... Hmmm..."


Perlahan tangan Yovie bergerak merapihkan rambut Shania ke belakang membebaskan Shania dalam mengoral penisnya, menahan rasa nikmat yang sekarang berkumpul di sekitar selangkangannya berusaha menyebar keseluruh tubuhnya...


"NNGGHH... Ssshhh Shann... OHH..."


Yovie sudah menggerakkan pinggangnya maju mundur sambil tangannya menyeka rambut Shania ke belakang, Shania masih menikmati penis Yovie sampai akhirnya...


"AAHH SHAANN!!!"


Yovie mengejan beberapa kali, kakinya sempat berjinjit. Orgasme pertamanya sore itu...

Shania menelan semua sperma yang masuk mulutnya dan membersihkan beberapa yang bercecer di sekitar bibir dan pipinya...


"Tumben kepala gue nggak ditahan?" Tanya Shania mendongak,
"Nggak lah, kan gue sayang sama lo..." Yovie tersenyum.
"Gombal..." Shania mencibir.

DrIW362C_o.jpeg

***


Shania berdiri menatap Yovie dalam...


"Seandainya gue juga sayang sama lo gimana?"


Yovie terdiam,


"Eee... Bukannya lo tadi juga udah bilang ya?"

"Eh? Emang gue udah bilang ya?" Shania bingung,
"Udah sayang..." Yovie tersenyum.


DEG...


Shania memerah...


"Apaansih..."


Yovie kembali mencium bibir Shania, Shania membalas ciuman Yovie. Mereka bercumbu...

Yovie memutar posisi sehingga Shania yang bersender di tembok sekarang, masih saling membelit lidah... Decak mereka saling beradu dengan suara Shower yang daritadi belom dimatikan...


Shania melepas ciumannya lalu menempelkan keningnya di kening Yovie...


"Kayak ciuman di tengah ujan ya..." Dia tertawa.
"Gue mau ngasih ini buat lo karena gue sayang sama lo..." Lanjutnya menatap Yovie serius.


Shania beneran? Tapi aku nggak mau...

Aku siap Yov...



"Nggak Shan, nggak begini... Gue nggak mau ngerusak lo..."
"Gue udah percaya sama lo..."
"Cukup Gracia sama Yuvia... Cukup mereka..."
"Yovie..."
"Nggak Shan! Please gue nggak mau..."


Yovie bingung dengan perasaannya. Di satu sisi dia nggak mau merusak Shania, di sisi lain nafsu sudah memenuhi setengah dari pikirannya...


Gejolak itu masih terus berlanjut di pikiran Yovie sampai akhirnya...


Maafin aku Crescentia...



Yovie mendorong Shania kearah tembok dan menciumnya liar sambil tangannya mulai meremas lembut payudara Shania. Shania sempat kaget sesaat tapi akhirnya mengimbangi gerakan mendadak dari Yovie...



"Mmmhh... Yovv..."



Shania mendesah sesaat ketika Yovie menarik tangannya keatas lalu menciumi dan sedikit menjilat ketiak kirinya...



"Ssshh... Yov... Hmm..."



Setelah puas menikmati setiap inci tubuh Shania, kini Yovie bersiap mengarahkan penisnya ke vagina Shania...


"Shan, bole?"
"Iyaahh..."


Dia menempelkan penisnya di vagina Shania...


"Maafin gue..."

"AAAHHH!!!"


Dengan satu kali dorongan keras, penis Yovie sudah masuk vagina Shania seluruhnya. Mata Shania merah sedikit berlinang...


"Perih..." Bisiknya menatap Yovie,


Yovie merasa ada sesuatu seperti air mengalir keluar, warnanya merah...


Entah kenapa dia jadi makin merasa bersalah...


"Nggak gini harusnya, Shan..."


"Kan lo sendiri yang bilang, mau sama mau. Gue mau..." Shania masih menahan perih.

"Tapi gue sebenernya nggak mau. Cuman kalah sama nafsu..." Yovie sayu.


"Cowok selalu gitu... So can we started?" Shania berusaha tersenyum...


Shania tersenyum walau masih sedikit merasa ngilu di vaginanya yang sekarang terasa penuh...


"Maaf..."

"MMHH... YOVV..."


Perlahan tapi pasti Yovie mulai mendorong penisnya masuk lebih dalam menembus vagina Shania,


"OOOHH..."


Yovie menariknya lagi...


"HAAAHHH..."

O2eUrk9O_o.jpg


***


Bunyi gemericik air masih terdengar di selingi suara desahan. Shania dan Yovie sedang melakukan penetrasi pada seks pertama mereka...


"NNGHH... OOOHH... YOOVV..."
"Shh.. SHAANN..."
"MMHH..."


Sudah sepuluh menit mereka bersetubuh, kini Shania melingkarkan kakinya di pinggang Yovie sementara dia terjepit badan Yovie dan tembok kamar mandi sambil mengalungkan tangannya di bahu Yovie...


"Maafin gue... NNGHH..."
"AAHH... Kookk... MMHHH... EnAAKK Siihh??"


Yovie mempercepat dorongan pinggangnya menghentak pinggang Shania sehingga menimbulkan bunyi yang terdengar sedikit basah...


"EERGGHH..."
"AAAHHH... MMHHH..."


Shania berusaha menahan sesuatu, wajahnya nampak memerah menatap Yovie yang sedang fokus menggenjot vaginanya. Sadar di tatap dia menatap balik Shania. Shania menggeleng liar...


"Kuarin Shan... Kuarin... NNGHHH..."
"Nggakk! Nggaakk!!"


Yovie makin mempercepat genjotannya, Shania masih berusaha menahan walau sudah dipuncak kenikmatan menggigit bibir bawahnya. Wajahnya makin merah...


"Yaudah tahan sebentar lagi... Gue juga mau kuar..."


"HMM... HMM... YoVV... AAKKK..."



"YHAAAAAAA!!! AAKKK!!!"


Shania menggeleng liar, perutnya bergetar kalungan dan jepitan kaki dan tangannya melemah seluruh badannya gementaran. Itu squirting pertama dalam hidupnya saat bercinta. Pertama kali dalam hidupnya merasakan bercinta dengan sahabatnya sendiri yang sekarang dia yakini sebagai pacarnya...


Selang beberapa menit...


"AAKKHH..."


Yovie mendorong lebih keras pinggangnya, penisnya masuk lebih dalam ke vagina Shania menyentuh lubang rahimnya...


Satu...
Dua...
Tiga...
Empat...
Lima...
Enam...
Tujuh?

DELAPAN!

Delapan kali semburan sperma dari Yovie di terima vagina Shania. Mereka sama-sama nampak kacau terengah...


***

a0B8E6RR_o.jpg


Sama-sama terdiam dalam posisi itu, Yovie merunduk bersandar di bahu Shania sementara Shania mendongak memejamkan mata. Keduanya masih mengatur nafas...


"Yov..."
"Hmm?"
"Makasih..."


Yovie sedikit tertawa lalu bergerak mencium leher Shania, Shania sempat mendesah sebentar...


"Padahal tadi lo bilang mau mandi..."

"Lo nakal sih..." Shania tersenyum lalu menempelkan dahinya di dahi Yovie.


"Gue sayang sama lo, Shan..."


DEG...


PLAAAKK!!!


"Astaga! Salah gue apa lagi?!" Yovie menghela nafas kaget sekaligus jengkel.

"Salah lo?
"Pertama... Lo perkosa gue!
"Kedua... Lo ngeluarin di dalam!
"Ketiga...


Shania terdiam menatap Yovie...


"Yaudah iya itu semua salah gue! Puas?!" Yovie memerah,
"Lo gamau tau yang ketiga?" Shania sinis menatap Yovie.


Yovie terdiam, alis kanannya naik...


"Ketiga...
"Lo...
"Udah...

"Bisa nggak gausah di potong-potong?" Yovie datar menatap Shania...


Shania berubah cemberut, "Lo udah bikin gue yakin kalo gue sayang sama lo..."


DEG...


"Kakyov... Kakshan...

"Kalian dimana?"


Shania dan Yovie reflek kaget mendengar sebuah suara...

uBR9mVey_o.jpg


BERSAMBUNG...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd