Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta dan sayang itu beda..

Bimabet
Waaah kok langsung Tamat yaa
Ya udah selamat atas label tamatnya cerita ini,,& makasih udah mau berbagi cerita fengan kita...teruslah & semangatlah untuk berkarya
Moga tetep sehat & sukses selalu
 
suwun updet lanjutannya @tristan86
Thanks suhu
Makasih sudah ditamatkan
Ijin baca dulu
Enjoy ya hu
Makasih updatenya hu
Enjoy hu
Makasih buat update nya suhu @tristan86
sama-sama suhu
Makasih updet lanjutannya @tristan86
Tq suhu
Waaah kok langsung Tamat yaa
Ya udah selamat atas label tamatnya cerita ini,,& makasih udah mau berbagi cerita fengan kita...teruslah & semangatlah untuk berkarya
Moga tetep sehat & sukses selalu
Iya makasih suhu. Alasan gw tamatin karena kayanya ceritanya udah kepanjangan, dan adegan hot yang mulai monoton. mw eksplore karakter yang laen takut ngeganggu plot (alias masih kurang pengalaman wkwkwk), jadinya gw tamatin trus munculin side story aja, gt hu. hehehe walaupun ini cuma cerita hot yang ditampilin di forum doang, rasanya sayang kalo plotnya keganggu ya ga hu. itung2 ini bisa jadi bahan latian gw buat nulis cerita dengen genre non cerita panas. haahahaha
Mantab. Masih menunggu side storynya suhu
Siap suhu
Selamat suhu @tristan86 label TAMATnya, ditunggu side story dan karya" selanjutnya
makasih suhu udah setia pantengin trit ini
Makasih ceritanya @tristan86 , semangat selalu
sama2 suhu
Terima kasih atas ceritanya hu
sama2 ya hu
makasih suhu
tq for reading
 
Epliogue Chapter 1: Honeymoon with kak dian.

Setelah berjam-jam di pesawat kami akhirnya sampai ke tujuan, aku turun dari pesawat sambil memegang tangan kak dian dengan mesra. Kami emang udah nikah beberapa bulan yang lalu, tapi saat honeymoon ini justru gua baru ngerasa bener-bener udah jadi suami sahnya kak dian.

Saat itu kak dian mengenakan sweater putih yang aga kebesaran karena badannya kecil, celana panjang jeans dan jilbab berwarna putih juga. kak dian beneran keliatan imut banget saat itu.

Waktu itu jam udah menunjukkan pukul 23:55 saat kami akhirnya merebahkan badan di kamar. Badanku udah terasa lelah, dan cuma sanggup untuk bersih-bersih seadanya di kamar mandi sebelum akhirnya memejamkan mata karena mengantuk.

Aku memandangi wajah kak dian yang udah terlelap duluan. Kak dian memang udah kelelahan dari sebelum berangkat, karena sebelum ngambil cuti dia masih harus nyelesaikan pekerjaan lebih awal supaya bisa cuti 15 hari. Bahkan tadi pagi sebelum berangkat kami masih harus singgah ke kantor karena ada surat yang belum sempat di tanda tanganin ke direktur.

Kami memang berencana agar bulan madu sekaligus aja tapi bergiliran datengnya. 3 hari pertama cuma ada aku dan kak dian, trus ntar nadine nyusul, dila nyusul selanjutnya, lalu terakhir anak kak dian nyusul bareng saudara jauhku yang bekerja di rumah baru kami. Karena kalo dipikir-pikir ga enak juga kalo anaknya ditinggal selama itu. Dila dan nadine juga sangat setuju dengan rencana ini, daripada kami harus bergantian untuk bulan madu masing-masing, mereka lebih seneng bulan madunya bareng-bareng kaya gini, tp masih memberi aku dan kak dian yang jadi istri pertamaku waktu luang untuk bisa berduaan.

Aku juga sangat menanti-nanti waktu kami bisa berduaan, karena kak dian juga udah banyak ngerem banget sejak ada dila. Mungkin karena takut dila ga bisa menyesuaikan dengan kegilaannya. Jadi di 3 hari pertama kami berduaan, aku udah siap-siap dengan segala fetishnya kak dian. Malah memang itu yang kuharapkan. Tapi malam ini kayanya aku masih harus menunggu, karena ga akan ada satu manusiapun yang bakal tega membangunkan putri cantik yang sedang terlelap tidur diesebalahku ini.

Ga lama kemudian rasa kantuk yang besar ini akhirnya mengalahkanku, dan aku terlelap.

***

Pagi itu aku terbangun karena ada sesatu yang lembut dan hangat berulang kali menempel di pipi dan keningku, saat aku membuka mata, ternyata kak dian sedang mengecup kening dan pipiku berkali-kali.

“Selamat pagi suamiku..” sambutnya dengan senyuman yang sangat manis.

Mendengar kata-katanya aku pun ga bisa menahan cengiran di bibirku dan membalas sambutannya,

“Selamat pagi istriku..” balasku, dan kutarik badannya dan kudekap wajahnya di dadaku dengan erat.

“Kok pagi-pagi udah cium-cium aja sayang?” tanyaku ke kak dian

“Iya dong, ini kan hari pertama bulan madu kita, jadi kk mw ngebangunin kamu jadi kk ciumin aja deh sampe kamu terbangun.” Jawab kak dian dengan suara manjanya.

“hehe kalo aku tadi ga terbangun gimana tuh?” tanyaku lagi.

“Ya ntar burungnya yang kk ciumin. Hahahaha” jawab kak dian sambil terkekeh.

“Ahh tau gitu mendingan tadi pura-pura tidur aja.” jawabku pura-pura nyesel.

“Yakiin kamu bisa pura-pura tidur trus istrinya dianggurin disebelahnya?” tanya kak dian balik dengan nada menggoda.

Mendengar nada kak dian yang menggoda, bulu kudukku pun merinding. Sudah lama sekali rasanya sejak aku pertama kali mendengar kak dian yang menggodaku balik kaya gini.

“Ya ga mungkin bisa juga sih.” Jawabku dan kuangkat dagunya dan kuciumi wajah cantiknya itu dengan gemas.

“Kayanya rugi banget gt ada cewe secantik lagi tiduran di sebelah tp ga di jamah.” Sambungku dan mulai menggerayangi tubuh mungil kak dian dengan gemes.

“Ummmmh mau aja ya sayangnya kk ini. Jangan dulu yah sayang, kita sarapan aja dulu yuk.” Ajak kak dian.

“Loh kok gt, kk ga bertanggung jawab ah, masa udah mancing malah ga jadi.” Balasku pura-pura ngambek.

“hihihi iyah tenang aja, kan sebelum nikah jg kakak selalu tanggung jawab sama tititnya.” Balas kak dian lagi sambil nyengir.

Duh gua sebenarnya udah gemes banget pengen ngerubah ekspresi nyengir nakalnya itu jadi ekspresi lemes tak berdaya setelah gua hajar habis-habisan. Tp satu yang aku pelajari dari kak dian, kak dian ini ga suka di arahin kalo soal seks, ntar moodnya bisa beneran berubah 180 derajat. Akhirnya aku nurut aja dan bangkit dari tempat tidur ke kamar mandi untuk cuci muka sebelum turun ke restoran untuk sarapan.

Dan ternyata penundaan oleh kak dian ga cuma sampai selesai sarapan, kami menghabiskan waktu seharian di luar. Karena kata kak dian mumpung kita cuma berdua, dia pengen ngerasain nge date di pulai eksotis bareng gue. Jujur aja aku sebenarnya juga menikmati sih. Mulai dari naik jet ski bareng, main banana boat, paragliding, pokoknya semua yang bisa di mainin kami mainin disitu. Waktu udah sore, kak dian ngajak spa bareng untuk pasangan. Badan yang udah capek seharian pun serasa seger kembali setelah di pijit di spa hotel berbintang itu.

Masuk malam kami lanjut dinner di pinggir pantai yang suasananya memang romantis banget, ditemani lilin dan pemandangan yang luar biasa membuat kami bener-bener menikmati dinner date kami. Kak dian keliatan bener-bener cantik malam itu. Dia biasanya memang udah cantik, tapi kencan kami malam itu membuatku seolah jatuh cinta lagi ke wanita itu. Kak dian mengenakan gaun panjang warna merah muda dengan jilbab yang berwarna senada, dan sepatu hak tinggi yang membuatnya terlihat`sangat anggun.

Selesai makan kami berjalan-jalan sejenak di pinggir pantai sambil bertelanjang kaki karena kak dian ga mau jalan-jalan diatas pasir sambil mengenakan sepatu hak tingginya. Kami tidak terlalu banyak bicara, namun aku bisa merasakan ungkapan perasaan kak dian dari remasan tangannya di lenganku sembari kami memandangi laut dan langit di malam hari.

***

Aku baru selesai berganti baju kaos, dan bersantai sambil menonton tv karena kak dian masih di kamar mandi dan udah 15 menit ga keluar juga. Aku mengganti-ganti chanhel tv dengan malas, karena ga ada acara yang menarik, sebelum akhirnya kak dian keluar dari kamar mandi dan langsung meredupkan lampu.

Aku melirik ke kak dian dengan bingung dan melihat kak dian dan langsung kaget. Kak dian mengenakan korset ketat warna merah terang, sepatu hak tinggi warna hitam dengan stoking hitam jaring-jaring sepaha, dadanya dibungkus bra transparan warna hitam juga namun dia tidak mengenakan celana dalam dan memamerkan vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu tipis yang terawat. Kulit putih bersihnya terlihat sangat kontras dengan warna serba hitam yang dikenakannya.

“kak dian??” panggilku dengan suara tertahan.

Kak dian hanya diam tak menjawab panggilanku dan berjalan kearahku dengan pinggul yang meliuk-liuk menggairahkan. Senyuman dan tatapan matanya yang tajam menatap ke arahku seolah dia akan melahapaku hidup-hidup.

Kak dian mengangkat sebelah kakinya ke kursi yang berada di sebelah tempat tidur, dan melirik ke arahku.

“Jongkok sini, buka mulutnya.” Perintah kak dian pendek.

Darahku berdeseri melihat kak dian yang memerintahku kaya gini. Dengan sigap aku berjongkok dan menengadahkan wajahku dan membuka mulutku tepat di bawah kemaluannya. Perlahan-lahan air yang sangat nikmat mengalir keluar dari kemaluannya yang indah dan langsung masuk ke dalam mulutku dan langsung kutelan. Air kencing kak dian yang mengalir dengan deras membuatku harus menelan dengan cepat air yang sudah masuk ke dalam mulutku supada tidak terbuang ke lantai dengan percuma.

Kak dian menatapku mulutnya menyeringai dengan ekspresi puas yang sudah sangat kukenal setiap kali dia mengencingi mulutku.

“Selama tiga hari ini kamu jadi wc kk dan kk ga mau ke kamar mandi sama sekali.” Seru kak dian dengan suara tegas.

“Iya kak, buang aja semuanya ke dalam mulut adek.” Jawabku dengan patuh.

Kak dian pun mengangguk puas melihat kepatuhanku, dan menempelkan memeknya ke mulutku dan aku langsung menjilati semua sisa-sisa air kencing yang masih menempel di memek dan pahanya.

Setelah selesai kak dian membalikkan badannya dan melebarkan kedua sisi pantatnya, dan mendekatkan pantatnya ke wajahku. Anusnya yang berwarna kecoklatan itu terlihat sangat menggemaskan dan menggoda, tanpa di perintah aku menempelkan hidungku dan menghirup wangi anusnya yang memabukkan.

“Ahhhh wangi banget kak” pujiku

Lalu kukecup anusnya pelan, dan kuhirup kembali aroma anus kak dian, kulakukan berulang-ulang kaya orang yang udah mabuk. Kujulurkan lidahku menyusuri pinggiran anusnya secara perlahan, lalu setelah melebarkan kedua pantatnya dengan tanganku, kutusukkan lidahku ke anusnya sedalam-dalamnya. Saat itu aku bener-bener iri dengan dila yang memiliki lidah yang panjang, kalo seandainya lidahku sepanjang lidah dila aku bisa menorobos anus kak dian lebih dalam lagi dan merasakan nikmatnya jepitan anus kak dian di lidahku.

Saat itu aku bener-bener terhipnotis dengan anus kak dian dan tanpa kusadari, erangan kak dian perlahan-lahan telah berubah menjadi desahan-desahan penuh kenikmatan.

Tiba-tiba kak dian membalikkan tubuhnya, menarikku berdiri dan mendorongku ke tempat tidur. Lalu ia membuka bra hitamnya memperlihatkan payudaranya yang mungil namun bulat sempurna dan putingnya yang kecoklatan. Lalu kak dian berjalan ke dekat sandaran tempat tidur dan duduk di pinggir tempat tidur dan menyilangkan kakinya. Sexy sekali pose kak dian.

“sini..” perintah kak dian lagi.

Aku mendekat ke arah kak dian, namun belum yakin apa yang diinginkan kak dian. Lalu kak dian meremas payudaranya yang sebelah dan melirik ke arahku, aku pun langsung paham keinginannya dan mendekatkan wajahku ke payudaranya. Namun tangan kak dian menahan bahuku.

“kamu ngadap sana dulu, terus mundurin kepalanya ke tangan kakak.” Perintah kak dian lagi.

Aku pun menrutui perintahnya, dan menyandarkan kepalaku di lengan kak dian. Dan seketika kak dian menarik lengannya dan membenamkan wajahku di dadanya. Lalu tangan kak dian yang satu lagi merogoh ke dalam celana pendekku dan meremas kontolku dengan kasar.

Aku langsung menggeliat karena terkejut, namun lengan kak dian semakin erat membenamkan payudaranya ke wajahku.

“Isep putingnya” perintah kak dian lagi.

Kujulurkan lidahku dan kukenyot payudara kak dian, yang disambut dengan desahan kecil yang keluar dari mulut kak dian. Tangan kak dian juga mulai mengocok kontolku perlahan. Lalu kulihat ia mengumpulkan air ludahnya, dan ia meludah ke payudaranya, dan air ludahnya yang banyak dan kental, perlahan-lahan mengalir ke bawah ke arah putingnya, yang langsung kuseruput dengan nikmatnya. Kak dian terlihat sangat puas melihatku menyuruput air ludahnya dengan begitu nikmatnya.

Kulihat ekspresi kak dian mulai hanyut sama hawa nafsu, pipinya yang lucu mulai merona kemerahan, nafasnya juga mulai memburu. Lalu dia menggigit bibirnya sambil menatapku. Tatapannya dengan ekspresi se binal itu benar-benar menaikkan nafsuku sampai ke ubun-ubun tak sabar ingin bersetubuh dengannya. Kak dian sepertinya juga merasakan hal yang sama karena dia menyuruhku tiduran di samping dia.

Lalu ia mengangkangkan kakinya di atas kontolku dan menurunkan pantatnya secara perlahan sampai kontolku masuk seluruhnya ke dalam vaginanya.

“Aahhhhh” lenguh kak dian ketika kontolku udah masuk seluruhnya.

Lalu kak dian mulai menggenjot kontolku, dinding vaginanya mengurut seluruh batang penisku dengan seksama, yang memberikan kenikmatan dan rasa geli yang luar biasa. Goyangan kak dian semakin lama semakin kencang, dan desahan desahan penuh kenikmatan pun keluar dari mulutnya.

“Enak banget sayang. hhaahh haaah sshhh hhaah.” Desah kak dian. Karakter garang yang diperlihatkannya diawal mulai luntur karena luluh di terpa kenikmatan.

“Ikoo sayang, enak banget kontol kamu..” desah kak dian kembali.

Berkali kali kak dian memanggil-manggil namaku seolah memohon agar diberikan kenikmatan yang luar biasa.

Goyangan kak dian pun semakin liar dan tak terkendali, beberapa kali dia menghentikan goyangannya lalu melanjutkannya kembali dengan kecepatan penuh. Sampai akhirnya kak dian tiba-tiba menghentikan kembali goyangannya dengan wajah menengadah ke atas, lalu tiba-tiba menggenjot kembali kontolku dengan kasar beberapa kali dan berhenti kembali dengan sekujur tubuh yang menegang.

“Aaarrgghhh nikmat banget sayang. hhaaaahh ssshhh hhaaahhh”teriak kak dian dan akhirnya ambruk ke atas dadaku. Kontolku pun meluncur keluar karena posisinya yang udah rebahan diatasku.

Kupeluk tubuhnya yang sedang gemetaran tak terkendali karena serbuan rasa nikmat yang ia rasakan. Nafas kak dian yang memburu menggelitik leherku, dan aku yang belum keluar pun dengan sabar menunggu sampai nafas kak dian mulai mereda, walaupun aku juga sebenarnya udah ga sabar pengen dikeluarin juga.

Setelah beberapa menit, kak dian bangkit dan duduk diatas perutku. Ekspresinya yang baru aja orgasme terlihat lemes namun penuh kepuasan. Kulihat keringatnya mengalir di pelipisnya dan di lehernya, yang membuatnya semakin terlihat seksi.

Namun belum sempat aku melakukan apa-apa, kak dian udah membalikkan badannya, dan mendudukkan pantatnya di wajahku. Lalu ia menaikkan kedua kakinya ke atas perutku, sehingga semua beban berat badannya tertumpu di wajahku melalui pantatnya. Memeknya yang masih becek meneteskan airnya jatuh ke daguku, dan aromanya juga memenuhi hidungku. Lalu ia menggerakkan kakinya dan menjepit kontolku dengan kedua telapak kakinya, dan mulai menggerakkannya naik turun. Posisi yang tidak biasa ini memberikan sensasi sensual tersendiri bagiku, dan ga pake lama aku mulai menikmati pijatan telapak kaki kak dian di kontolku. Kak dian terlihat sudah ahli dengan gaya seperti ini, karena tak sekalipun kakinya tergelincir dan melepas kontolku. Namun karena perbedaan tinggi badan, kak dian harus menggeser pantatnya ke dada ku, karena tadi kakinya ga sampai kalo duduk di wajahku.

Setelah puas merangsang kontolku dengan kakinya, kak dian membalikkan badannya dan berjongkok diatas wajahku, lalu menempelkan memeknya ke bibirku. Ku julurkan lidahku dan kujilat sisa-sisa air memeknya yang masih banjir. Kuseruput dengan penih nikmat semua airnya, lalu kujilatin klitorisnya.

“Ahhhhh shhhh terusin sayang..” rengek kak dian sambil mendesah.

Kak dian pun tak hanya diam ketika aku menjilati klitorisnya, dia juga ikut menggerakkan pinggulnya dan menggosok-gosokkan memeknya ke wajahku. Aku juga mengimbangi irama goyangan pinggulnya dengan lidahku dan memastikan lidahku menyentuh anus dan klitorisnya.

Ga berapa lama memek kak dian mengeluarkan cairan kenikmatannya kembali sebagai pertanda dia udah siap untuk melanjutkan permainan kami.

Kak dian lalu bangkit dan merebahkan badannya, lalu mengangkangkan kakinya tinggi-tinggi kaya posisi orang sedang mau melahirkan.

“Sini kentot dulu istri kamu ini.” Perintah kak dian dengan ekspresi binalnya.

Aku yang memang belum keluar di permainan kami yang pertama, dengan semangat mengambil posisi dan langsung mencobloskan kontolku ke memeknya yang sudah siap tempur.

Aku langsung menggenjot memeknya dengan kecepatan tinggi karena udah ga sabar pengen cepet keluar. Desahan-desahan dan kata-kata kotor kak dian pun kembali memenuhi kamar hotel ini.

“Haaahh haaaahhh aaahhhh kentot kakak sayang.” pintanya lagi.

Desahan-desahan dan kata-kata kotor kak dian emang selalu berhasil menaikkan birahiku dengan cepat, dan ga berapa lama kemudian kami pun akhirnya keluar bersama-sama, kusemprotkan air maniku yang sudah terkumpul lama ke dalam memeknya.

Kucabut kontolku dan aku terjatuh ke sebelahnya dengan lunglai. Ku peluk badannya dan kami berdua kembali berciuman dengan nafas yang masih terengah-engah. Wajah kak dian yang memerah dan penuh kepuasan terlihat sangat menggemaskan, aku yang ga tahan pun menghujani wajahnya dengan kecupan sayang.

Setelah orgasme kami berdua mereda, kami berdua berpelukan kembali dan menatap wajah satu sama lain dengan sayang, sampai kami akhirnya tertidur pulas, tak kuasa menahan lelah dan kantuk.

***

(Udah diberi peringatan ya, kalo lanjut baca spoilernya resiko tanggung sendiri :D)

Saat masih lelap dalam mimpi, aku merasa seperti ada sesuatu yang lembut dan agak basah menyentuh pipiku dan keningku dan lama kelamaan aku pun membuka mata, dan melihat kak dian sedang mencium keningku.

Matanya memandangiku dengan penuh kasih sayang, namun ekspresinya terlihat berbeda. Mirip ketika saat dia akan mengencingiku, tp kami semalam baru aja selesai bercinta, jadi aku sedikit bingung melihatnya yang terlihat masih bergairah. Sepertinya kak dian sedang merencanakan sesuatu dan aku ga tw apa.

“Kk kok terbangun sayang?” tanyaku sambil membelai pipinya.

“Iyaah kakak tadi terbangun beberapa menit yang lalu, kakak mw bangunin kamu pelan-pelan makanya kk cium2. Hihihi” jawabnya sambil nyengir.

Wajah imutnya semakin terlihat menggemaskan dengan ekspresi nyengir polosnya itu. Kulihat jam sudah menunjukkan jam setengah 6 pagi. Kak dian emang selalu bangun lebih cepat, dan aku jarang terbangun duluan, dan kak dian juga jarang membangunkanku jam segini.

“Kok cepet banget bangunnya kak?” tanyaku basa basi.

“hihi kakak kan emang cepet bangunnya, kamu tuh yang suka bangun siang.” Jawab kak dian lagi sambil nyengir yang semakin lebar.

“Hehehe iya sih. Kk udah laper mau sarapan yah? kita mau ke bawah sekarang sayang?” tanyaku.

“Enggak kok. Kakak ntar aja, ini kakak mau kasi sarapan buat kamu.” jawab kak dian dengan ekspresi yang semakin misterius, namun ekspresi binalnya tidak berhasil menyembunyikan niatnya kalo ini pasti soal seks.

“Kakak udah ga sabar lagi sayang, dan setelah kk pikir-pikir, emang paling pas itu pagi-pagi gini. Waktu muka lagi imut-imutnya karena baru bangun tidur.” Jelas kak dian lagi yang tidak menjelaskan apa-apa.

“sini” ajak kak dian sambil menggandeng tanganku turun dari tempat tidur. Lalu dia membimbingku ke kamar mandi, dan menunjuk matras karet di lantai kamar mandi yang luas itu. Aku ingat dia emang ada masukin matras itu, tp aku ga tau gunanya untuk apa.

Aku tau dia menyuruhku berbaring disitu jadi aku langsung berjalan ke atas matras itu dan merebahkan badanku. Kak dian lalu menunduk dan mencium bibirku dengan ekspresi nafsu. Aku membalas ciumannya, namun masih bingung dengan nafsu kak dian pagi itu. ‘Kayanya tadi malam dia udah dua kali keluar, apa kak dian masih belum puas yah.’ Pikirku dalam hati.

“Semalam kamu puas banget nyiumin dan jilatin pantat kakak. Kamu suka yah?” tanya kak dian

“heheh iya suka kak.” Jawabku yang masih bingung.

“Kamu suka apanya?” tanya kak dian lagi dengan tak sabar.

Setelah berpikir sejenak aku menjawab,

"Aku suka wanginya sama rasanya kak. Enak banget." Jawabku

Mendengar jawabanku kak dian tiba2 menggigit bibirnya, lalu tiba2 meludahi wajahku dengan keras.

"Uugggh dasar kamu. Masa wanginya sama rasanya enak? Emang kamu ga tw itu tempat keluarnya apa??" Tanya kak dian dengan suara setengah berbisik.

"Tw dong. Tempat keluarnya kotoran kakak. Tp enak." Jawabku lg sambil nyengir.

"Itu sama aja dengan kamu bilang tai kakak wanginya enak, trus rasanya enak. Emang beneran enak??" Tanya kak dian kembali dengan ekspresi wajahnya terlihat semakin bernafsu.

"Enak banget kak. Tai kakak pun pasti enak." Jawabku lg setelah mulai nangkep arah pembicarannya.

"Ahhh sayaang. Kamu tuh ngomong yg bener, jangan ngelantur. Masa kamu bilang tai kk enak? Emang kamu mw kalo kk pup di muka kamu??" Tanya kak dian lg dengan mata terbalak.

"Ya mau dong kak. Jgnkan kk pup beneran, sekedar ngomonginnya aja udah buat aku tegang kak." Jawabku lg sengaja memancing kak dian.

"Ah kk ga mau lah pup di muka kamu. Ada-ada aja kamu dek." Jawab kak dian. Namun kata-kata sama ekspresi wajahnya ga sinkron. Seolah dia berharap aku memohon supaya dia mw pup di wajahku.

"Iih kk kok gt. Emang udah ga sayang sama suaminya?" Tanyaku berlagak merengek ke kak dian.

"Emang kalo ga mw pupin suaminya namanya ga sayang lg yah?" Tanya kak dian lagi-lagi sambil menggigit bibirnya.

"Iyalah. Please kak, aku pengen kali ngerasain tai kakak. Aku dulu waktu masih sering onani aku sering banget ngayalin kakak pup di mukaku. Kalo udah ngayalin itu cepet banget keluarnya. Hehee" Jawabku lg sambil nyengir.

"Ya ampun sayang nakal banget kamuu siiih.." Jawab kak dian sambil megangin perutnya kaya org mules. Melihat itu aku jantungku tiba-tiba berdegup kencang. 'Jangan-jangan jni beneran mw pup, ga kaya kemaren-kemaren yg sekedar cuma jadi bahan kami berdua supaya nambah nafsu waktu lg ml.' pikirku dalam hati.

Otakku ngerasa takut, tp kontolku langsung berontak sekuat tenaga karena bayangin kak dian yg sekarang beneran mau pup di wajahku.

"Kak... Plis. Adek pengen banget. Adek mau tai kakak. Pengen banget kak. Pliss... " Rengekku memohon-mohon. Kata-kata itu meluncur begitu aja dari mulutku tanpa sempat aku rem.

Dan mendengar kata-kataku segala bentuk pertahanan dan akal sehat kak dian pun akhirnya runtuh.

"Uuughhh iya iya sayang kakak. Adeknya pengen banget tai kakak yah? Duh sayang... kamu kok nakal banget sih? Mana mungkin kk bisa nolak kalo kamu mohon-mohon kaya gitu. Udah ga tertahankan lg yah sayang? Harus kakak bokerin kamu sekarang juga yah?" Tanya kak dian panjang, sekarang malah dia yg terkesan memohon supaya beneran jadi.

"Iyaa kak. Adek maunya sekarang. Kalo kakak ga kasih sekarang juga, adek pulang duluan aja. Nanti adek onani sendirian aja dirumah ga usah ada yg temenin lg." Rengekku lagi.

"Aduhh sayang kakak jangan dong. Iyah iyah ini kakak kasih ya sayang. Jangan ngambek yaah. Duh adek kakak ini manja banget yaah, kalo ga dikasi tai malah ngambek." Jawab kak dian lg dengan nafas memburu.

"Iyaaah kak mau sekaraang. Cepetaan." Rengekku lg.

"Iyaa iya sayang." Jawab kak dian pendek.

Lalu dia bangkit berdiri mengangkangi kakiku, dan duduk berlutut sambil menungging. Dia melirik kebelakang menyesuaikan posisi pantatnya supaya pas di atas wajahku.

Kupandangi anus kak dian yg imut itu, yang sekarang sedang kembang kempis berusaha mengeluarkan isinya. Jantungku berdetak kencang, pikiranku masih tidak percaya tentang apa yang akan terjadi beberapa menit ke depan. 'Akhirnya kak dian akan pup di wajahku!!' seruku dalam hati. Tak kusangka ini akan beneran kejadian.

Lalu anusnya mulai merekah, dan ujung kotorannya yg berwarna coklat mulai terlihat di dalamnya. Aku yang tadinya antara takut dan agak jijik juga, melihat itu semua keraguanku sirna seketika. Sekarang aku justru tak sabar menantikannya keluar.

Lalu dengan gerakan pelan sebongkah kecil benda coklat itu keluar dan jatuh di ke sebelah kepalaku. Kak dian masih ngelirik kebelakang tak ingin ketinggalan momen ini sedetik pun, lalu ia menyesuaikan kembali posisinya, supaya yg berikutnya jatuh tepat di wajahku.

Lalu dia mulai berkontrasi kembali, dan anusnya kembali merekah dengan indahnya dan kali ini bongkahan kecil kotorannya jatuh ke pipiku. Rasanya hangat, lembut, dan sedikit basah di pipiku. Namun belum sempat menikmati, anus kak dian kembali merekah dan kali ini kotorannya panjang dan jatuh perlahan.

Waktu sedetik yg terasa seperti berabad itu akhirnya berlalu, dan akhirnya tainya jatuh menyerong ke bibir dan bawah hidungku. Wanginya yg kuat langsung menyerbu indra penciumanku. Kontolku berontak mendapat rangsangan ini, tp perutku bereaksi spontan ingin mengeluarkan isinya. Aku harus berkonsentrasi penuh supaya isi perutku gak keluar, aku tak sudi muntah gara2 tubuhku belum terbiasa dengan tai kak dian.

Tanpa ampun anus kak dian pun kembali mengeluarkan isinya, kali ini lebih besar dan lebih panjang dari yg tadi. Dan dengan satu dorongan yg kuat, tainya meluncur dengan indahnya dan jatuh ke pipi sampai ke bibir dan daguku. Air kencingnya juga mengalir keluar memandikan perut dan kontolku yg udah berdiri tegak.

Pemandangan yg indah itu membuatku refleks melenguh nikmat.

Kulihat anusnya mengembang mengempis lg mengeluarkan sisa sisa tainya yg tinggal sedikit dan jatuh menumpuk diatas tainya yg tadi.

Setelah memastikan ususnya udah bersih, kak dian pun berbalik dan lututnya lunglai melihat pemandangan wajahku yg sudah dipenuhi tainya. Lubang hidungku yg sebelah dan bibirku udah tertutup oleh tumpukan tainya. Dengan tangan bergetar dielusnya rambutku dengan sayang.

"Ya ampuun si gantengnya kakak. Tai kakak udah penuh di muka kamu sayang." Seru kak dian setengah mendesah.

"Maafin kakak, kakak udah ga tahan..." Sambungnya lagi, dan kulihat tangan kanannya udah sibuk mengobok2 memeknya. Ekspresi kak dian udah kaya orang mabuk dikuasai nafsu, matanya terbelalak lebar, nafasnya memburu, dan mulutnya menganga lebar, mendesah desah kehausan, bahkan air liurnya sampai menetes dari sudut bibirnya tanpa ia sadari. Segitu nafsunya dia melihat wajahku yg sudah dipenuhi kotorannya.

Aku masih berkonsentrasi menahan isi perutku, setelah agak mereda aku menarik nafas lebih panjang, dan wangi tai kak dian pun menusuk hidungku kembali, dan aku berusaha lg untuk tidak muntah. Setelah beberapa saat, akhirnya aku kebal dengan wanginya, lalu dengan takut2 akun menjulurkan lidah ku sampai ujung lidahku mengenai tainya yg menempel di bibirku.

Seketika perutku pun bergejolak kembali, tapi aku tetap tak sudi muntah gara2 menjilat tai kak dian. Fantasiku yg akhirnya terwujud ini tak akan kubiarkan di kotori dengan itu. Aku harusnya bersyukur kak dian udah sukarela untuk memberikan tainya, sangat tak pantas kalo aku sampai muntah.

"Ahh shhh aahh gantengnya kakak. Itu tai kakak di muka kamu sayang ahhhhhhh..." Desahan kak dian semakin menjadi.

Aku cuma punya waktu sebentar untuk membuang refleks alami perutku yg berusaha menolak tai kak dian. Lalu kujulurkan kembali lidahku sampai menempel ke tainya, kali ini kubiarkan sesaat, dan kutarik kembali karena aku hampir gagal mengontrol perutku.

Sampai akhirnya aku berhasil mengalahkan refleks perutku, dan kali ini kujulurkan lidahku lebih jauh lagi sampai lidahku menusuk kedalam bongkahan tai kak dian yg masih kokoh berdiri diatas mulutku. Saat kutarik lidahku ke dalam, aku bisa ngerasain kalo serpihan kecil tainya ikut masuk ke dalam mulutku. Kukulum-kulum dan kumainkan dengan lidahku.

"Sayaang.. Kk udah keluar hhaahh hhaaah. Maafin kk udah enak2 sendirian. Tp kk masih nafsu banget. Kamu gpp kan sayang??" Tanya kak dian yg mulai sadar.

Aku melirik ke arahnya dan menggerakkan bibirku untuk membentuk senyuman, namun gerakan itu membuat kotoran kak dian ikut bergerak dan sebagian jatuh ke pipiku lalu mendarat dilantai, dan sebagian lagi masuk ke dalam mulutku.

"Ummmmmmh" Erangku saat merasakan sebongkah kotoran kak dian di dalam mulutku. Sensasinya sungguh luar biasa. Tak kusangka aku akhirnya bisa merasakan tai kak dian di dalam mulutku.

"Sayang..!!" Pekik kak dian yg terkejut. Kak dian dr td ga sadar kalo aku udah menjilati tainya, tp barusan dia bisa melihat dengan jelas bongkahan tainya masuk ke dalam mulutku.

"Sayang jangan dimasukin ke mulut..!!" Teriak kak dian dengan panik.

"Sini cepet keluarin..!!" Perintah kak dian lagi.

Dan untuk pertama kalinya aku menolak perintah kak dian, dan menggelengkan kepalaku sambil nyengir.

"Uuughhh sayaang.. Jangan nakal. Itu kotoran kk loh sayang.." Seru kak dian dengan suara memelas.

"Ummh enak banget kak." Jawabku pendek dengan mulut yg penuh.

Kak dian masih terbelalak tidak percaya melihatku mengulum dan mengemut kotorannya di dalam mulutku, dan tentu saja dengan ekspresi nikmat yang dengan sengaja kulebih-lebihkan. Kak dian lagi-lagi menggigit bibirnya dengan ekspresi tak berdaya melihatku sedang mengulum kotorannya dengan nikmatnya.

“sayaang...” panggil kak dian lagi dengan suara lemah.

Aku tidak menjawab, dan masih sibuk menikmati rasa tai kak dian di dalam mulutku. Aku tau kak dian tadi hanya setengah hati melarangku mengulum tainya, karena ekspresinya yang setengah terkejut dan setengah berharap. Aku tau dan yakin bahwa dia juga memang menginginkan ini.

“kamu memang... luar biasa banget ya.. enak yah?” tanya kak dian tiba-tiba sambil tersenyum lebar.

Aku hanya mengangguk mendengar pertanyaan kak dian.

“Apanya yang enak sayang?” tanya kak dian dengan muka mupeng banget.

“Enak kak, rasa tai kakak enak banget..” jawabku sambil nyengir.

Mendengar jawabanku pun nafsu birahinya semakin terbakar, lali ia berdiri dan menginjakkan kakinya ke bongkahan kotoran di sebelah kepalaku, lalu mengarahkannya ke depan mulutku. Kakinya sekarang dihiasai kotoran kecoklatan yang sangat kontras dengan warna kulit kakinya yang putih bersih.

“Aaak sayang kakak..” perintahnya.

Aku pun membuang yang ada didalam mulutku, lalu membuka mulut lebar-lebar dan memasukkan jari-jari kaki kak dian yang udah berlepotan tai ke dalam mulutku, lalu kujilati seisi kakinya sampai bersih dan memasukkan tainya ke dalam mulutku.

Lalu kak dian berjongkok dan mengambil sebongkah lagi dengan tangannya dan di lumurinya ke payudaranya, lalu diangkatnya kepalaku dan diarahkannya ke dadanya, lalu dengan patuh kujilati putingnya dan payudaranya juga yang sudah berlumuran tai.

Lalu terakhir, diraihnya lagi sisa tainya yang masih ada dilantai, lalu dipandanginya sejenak. Aku pun bertanya-tanya akan diapakannya tainya kali ini.

Lalu ia memandang ke arahku sambil tersenyum lalu mengedipkan matanya, lalu ia memasukkannya ke dalam mulutnya sendiri. Wajah cantiknya sesaat terlihat jijik tp lalu berubah menjadi ekspresi menikmati. Melihat kak dian melakukan itu sensasinya bener-bener luar biasa banget, wanita cantik ini sedang mengulum kotorannya sendiri.

Lalu ia membuka mata, dan langsung mencumbu bibirku dengan nafsu. Kami pun berciuman dengan ganasnya, lidah kami yang saling melilit dan bertukar ludah dan kotoran.

Nafsuku yang sudah sampe di ubun-ubun pun akhirnya tak mampu ku bendung, kutidurkan badannya diatas matras, kulebarkan kedua kakinya dan kusetubuhi dengan penuh nafsu. Cukup sudah perempuan binal ini membuatku segitu nafsunya, kuhajar memeknya dia dengan sepuasku kaya orang kerasukan. Kak dian juga sangat menikmati hujaman kontolku di memeknya.

Ekspresinya di wajah cantiknya yang sedang berusaha menggapai kenikmatan yang di warnai dengan tainya sendiri itu bener-bener membuatku bernafsu. Berkali-kali kami harus berhenti sejenak mengambil nafas, lalu berganti posisi lalu kami melanjutkan kembali persetubuhan kami.

Bahkan setelah keluarpun kami juga tidak kunjung puas, kami kembali bercumbu, berpelukan, dan berguling di tumpukan kotorannya. Saat nafsu kami tak lagi mampu kami bendung, kami pun bercinta kembali. Kali ini kak dian yang naik diatasku, dan menggoyangkan pinggulnya dengan lincahnya sambil sesekali melepehkan ludah dan tai yang ada di dalam mulutnya ke wajahku. Lalu ia kembali menggenjot kontolku dengan penuh nafsu.

Aku udah ga ingat lagi udah berapa kali kami keluar, tp yang jelas percintaan kami malam itu serasa tak pernah berakhir, begitu bernafsu namun nikmat, begitu menjijikkan namun indah, begitu lelah namun puas. Bahkan ketika tubuh kami tak lagi sanggup melanjutkan, kami tetap berpelukan dan berciuman sambil mengumpulkan tenaga untuk bangkit dan membersihkan badan kami.

Sebenarnya kami berdua udah sangat lelah dan mengantuk, tp kak dian berkali-kali mengingatkan kalo kami harus bener-bener bersih baru boleh tidur. Setelah kak dian puas dan merasa semua kotoran udah bersih di badan dan di lantai kamar mandi ini, baru lah kami keluar dari kamar mandi dan langsung tertidur pulas sampai sore.

Sore itu aku terbangun disambut dengan senyuman yang sangat indah dari kak dian. Sorot mata kak dian sore itu tidak lagi memancarkan nafsu yang terpendam, namun digantikan oleh pancaran sayang dan penuh kepuasan. Dalam hati aku berkata ‘akhirnya bisa juga kupuaskan perempuan binal yang cantik ini’. Dan saat itu aku yakin tak ada orang lain di seluruh dunia yang bisa membuat wajah cantik bak bidadari kak dian bisa tersenyum seindah ini.

Aku pun membalas senyumnya, dan mengecup bibirnya dan memandangi wajahnya. Kak dian terlihat tersipu malu dengan rona merah di pipinya lalu ia menempelkan wajahnya ke dadaku dengan manja. Lalu aku berbisik di telinganya,

“Makasi untuk semalam ya kak, aku seneng banget. I love you so much...” bisikku sepenuh hati.

Mendengar bisikanku, kak dian melepaskan pelukannya dan menatap wajahku lekat-lekat dan tersenyum manis masih dengan rona-rona merah di pipinya,

“I love you too sayang kakak.” Balasnya juga dengan sepenuh hati. Seketika rasa hangat namun menyejukkan menyebar dari dada ke sekujur tubuhku. Aku bener-bener bisa merasakan kesungguhan kak dian hanya dari kalimat sependek itu dan langsung kupeluk tubuhnya dengan sayang, dan saat kupeluk tubuhnya, aku hanya bisa bersyukur dalam hati bisa merasakan cintaku yang dalam ini yang dari awal dulu juga aku tak pernah berharap banyak tp ternyata berbalas.

Hari itu kami ga keluar kamar seharian, dan hanya memesan makanan dari kamar. Karena kami tau, acara bulan madu kami ini belum berakhir, jadi kami harus mengisi tenaga sebanyak-banyaknya selagi bisa, karena besok nadine udah datang...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd