Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ya, Dia Kakakku.

ghhhj

Suka Semprot
Daftar
8 Mar 2020
Post
21
Like diterima
575
Bimabet
Attention : Cerita ini hanyalah gabut semata dan hanya untuk hiburan semata. Mohon kritik dan saran dari suhu semuanya. Semua tokoh dalam cerita ini sudah berumur 17+ dan tidak mengandung unsur LP maupun CP.

........................................................................

Part 1 : Introduction

Saat umurku empat belas tahun, ayahku dipindah tugas ke Kalimantan dan ibuku, mau tak mau, juga ikut ayahku. Tapi aku dan kakakku tidak izinkan ikut dengan alasan sekolah. Ya.. kalo dipikir-pikir sekarang, harusnya mereka berdua bisa memindahkan aku dan kakakku ke sekolah lain di sana. Tapi saat itu, hal begitu sama sekali tidak aku pikirkan. Kakakku, yang saat itu umurnya 17 tahun, hanya bisa menuruti kata-kata ayah dan ibu. Waktu kecil, aku menangis keras saat mereka berdua pergi. Kami berdua tinggal di rumah besar ini berdua dan sejak itu kami harus mandiri. Karena itulah, di usiaku yang ketujuh belas, aku bisa melakukan banyak hal. Secara otodidak, aku paham sedikit-sedikit soal kelistrikan dan mekanik. Aku bisa memperbaiki TV yang rusak, DVD player yang macet, atau membongkar motor sendiri. Sepertinya tinggal tanpa orang tua mendatangkan banyak manfaat untukku.

Begitu juga dengan kakakku...

...............................................

"Uhhh.. kak, bentar dulu dong!"

Tentu saja aku merasa terganggu karena saat itu aku sedang mengerjakan PR untuk besok. PR Sosiologi, meski tugasnya cuma bikin essay dua halaman, tetap aja ribet kalo digangguin. Apalagi kakakku ini orangnya iseng banget.

"Duh, udah lah kamu fokus aja sama tugas kamu," balas kakakku sambil tertawa kecil saat aku protes.

"Iya gimana mau fokus kalo kakak dari tadi ngocokin burung aku terus??????"

Kakakku, Sella, cuma terkekeh waktu aku bilang begitu. Ya, setahun setelah ayah dan ibu pindah ke luar Jawa, kakakku mulai bertingkah aneh. Dia mulai menggodaku, mencium bibirku, bahkan tidur denganku. Sampai akhirnya dia menemukan mainan baru yaitu kemaluan adiknya sendiri.

"Kak.. nghhhhh.. sabaran kek!!!" protesku karena kocokan tangannya semakin cepat. "Adek bentar lagi kelar nih.."

"Bentar lagi kelar apa bentar lagi keluar?????" kata kakakku sambil tersenyum manis padaku. "Kalo mau keluar bilang ya dek. Biar cepet-cepet kakak hap."

Aku cuma mengangguk. Bodo amatlah. Kalo begini tugasku ngga kelar-kelar. Aku mencoba fokus mengetik sambil menahan ledakan di bawah tubuhku. Tanganku makin lama makin tak kuat untuk mengetik satu kalimat pun.

"Dek, udah mau keluar ya?" tanya kakakku.

"Ughhh.. iya nih kak."

Kakakku langsung menghentikan kocokannya kemudian melahap seluruh batang penisku ke dalam mulutnya. Kepalanya hanya diam, tapi lidahnya menjilat-jilat sekujur batang penisku. Aku tidak tahan lagi. Aku berhenti mengetik. Aku memindahkan tanganku ke kepala kakakku lalu menahan kepala kakakku agar tidak lepas dari penisku.

"Kakkk.. adekk keluar....!!!"

Aku menyemprotkan seluruh isi kantung spermaku ke dalam mulut kakakku sendiri. Sangat banyak sampai bisa kurasakan ada yang menetes dan mengenai pahaku. Aku masih menahan kepala kakakku. Uhh.. ini nikmat sebenarnya. Tapi momennya itu kadang kurang pas.

PLAK. PLAK.

Kakakku menepuk-nepuk pahaku, memberi kode kalau dia kehabisan nafas. Aku menyingkirkan tanganku dari kepalanya dan saat itu juga kakakku melepas penisku dari mulutnya.

"Liat nih dek," ucap Kak Sella yang ngga begitu jelas suaranya. Kak Sella membuka mulutnya dan menunjukkan spermaku yang ada di dalam mulutnya. Kemudian dia menelan semua sperma itu bagai menelan air putih biasa.

"Peju kamu enak banget deh," kata Kak Sella. "Udah tuh ya, kamu kerjain lagi deh tugasnya. Kakak mau nyiapin makam malem."

Kakakku keluar kamarku begitu saja. Aku cuma bisa menghela nafas lalu kembali mengerjakan PR ku yang tadi tertunda. Sepuluh menit kemudian, PR ku selesai. Aku mengambil celanaku di pojokan kamar (tadi dibuang sembarangan pas Kak Sella mau mainin titidku)

Aku turun ke bawah. Rumahku ini tiga lantai. Kamarku dan kamar kakakku ada di lantai dua sedangkan lantai tiganya semi terbuka karena setengah bagiannya itu terbuka (yaa setengah pun muat gazebo dua. Bisa dibayangin lah segede apa rumahku). Aku lihat Kak Sella sudah duduk di meja makan sambil main hape. Entah dia ngapain.

"Ngechat pacar kak?" tanyaku iseng.

"Jangan mulai deh..," jawab Kak Sella sewot. "Ntar tak kuras lagi spermamu biar kapok."

Aku cuma tertawa. Kak Sella selalu sensi kalo aku tanya soal pacar. Ya, Kak Sella ogah punya pacar dan memilih untuk melakukan hal-hal nakal padaku, adik kandungnya sendiri. Entah kenapa dia begitu. Aku emang nggak pernah ngeliat Kak Sella main sama cowok. Temen-temen Kak Sella sejak SMP tuh cewek semuanya.

"Ya maap atuh," kataku. "Nanti aku tidur di kamar kakak ya."

"Tidur aja sendiri," jawabnya. Masih sewot juga.

"Halah, disuruh tidur sendiri ntar juga kakak diem-diem masuk ke kamarku," sahutku.

"Yaa gapapa dong. Kamu kan adek aku sendiri. Masa gaboleh sih kalo aku masuk ke kamar adek sendiri?"

"Yaa kalo cuman masuk terus numpang tidur mah gapapa," jawabku. "Ini udah masuk, terus ngocokin titit adeknya sendiri pula. Terus pejunya diminum ampe abis. Kakak macam apa yang kayak gitu?"

"Macam gue lah," jawab Kak Sella cepat. "Udah lah, kamu daripada ngomong gajelas begitu mending makan tuh. Udah kakak buatin nasi goreng kesukaan kamu. Pake sosis sama bakso."

Aku terkekeh. Nasi goreng buatan Kak Sella emang juara. Ini bener loh. Sama abang-abang nasi goreng yang mangkal depan jalan rumahku pun enakan bikinan Kak Sella. Gatau lah ditambahin apaan, tapi gurih asinnya itu pas banget.

"Dek..," panggil Kak Sella. "Kamu kesel sama kakak ya?"
"Kesel kenapa?" aku malah balik nanya. Bodohnya emang.
"Yaa.. soal itu..," jawab kakakku.

"Hmm, ngga kok. Ngga kesel sama sekali. Ya.. kalo itu bisa bikin kakak seneng, aku ngga masalah kok. Kita kan udah tiga tahun cuman hidup berdua. Kakak juga baik banget sama aku. Jadi ya.. ngga masalah sih kak," kataku.

"Lagian..," kataku lagi. "Masa aku kesel dikasih enak-enak begitu," kataku sambil nyengir dikit.

Kak Sella tersenyum mendengarnya. "Iya.. maaf deh ya kalo kakak keseringan. Abisnya punya kamu gede banget sih. Kakak jadi ngga tahan tau. Apalagi kakak masih libur kuliah dan kamu tiap pulang sekolah kan ngga pernah main kemana-mana."

Aku mengangguk. Aku paham maksud kakakku. Aku tahu dia pasti merasa ngga enak telah berbuat nakal pada adiknya, bahkan hal itu bisa masuk ke dalam pelecehan. Tapi jujur saja, meski aku suka protes, aku juga menikmati kelakuan kakakku itu.

"Ntar malem mau itu ga?" tanyaku.
"Mau apa dek?" dia malah balik nanya juga.
"Itu loh. Gausah pura-pura gatau deh kak," sahutku.
"Ih serius. Kamu tuh ngomong yang jelas kek!" kata kakaku.

"Ngewe," kataku jelas. "Ntar malem mau ngewe gak?"

Kakakku tertawa kencang mendengarnya. Keliatan dia emang niat iseng ternyata.

"Lu ngajak ngewe udah kek ngajak maling tau ga? Tinggal bilang aja kok sudah banget. Kek baru pertama kali aja lu," kata kakakku.

"Yee mau kagak? Kalo kagak mau ya gua kunci pintu kamar gua," kataku.

"Tapi kan besok kamu sekolah dek," kata Kak Sella. "Emang ngga capek apa? Kamu kan juga harus bangun pagi."

"Asal satu ronde doang mah ga masalah," kataku. "Jangan minta nambah aja. Kalo minta nambah ya besok aku ngga sekolah."

Kakakku tertawa lagi kemudian mengangguk. Meski dia mesum dan cabul, dia masih memikirkanku. Punya kakak begini antara enak dan ngga enak sih. Enaknya setiap hari aku dikasih layanan spesial, ngga enaknya.. nggak ada sebenarnya. Hehe..

"Ya udah, nanti kakak bersih-bersih dulu biar wangi," kata Kak Sella. "Kamu ngga mau kan kakak bau pas lagi ngewe?"

Aku mengangguk. "Iya deh. Aku juga mau bersih-bersih kamar. Bau banget gara-gara kakak."

Kak Sella tertawa lagi. Entahlah, sesuatu yang berbau seks terasa seperti komedi bagi Kak Sella.

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd