Episode 11
Mina melihat pria itu duduk di restoran cepat saji. Ia sebenarnya ingin menegurnya. Namun Mina membalikkan badannya. Ia akhirnya memutuskan untuk tidak mengganggu pria itu. Mina berjalan dan melangkah masuk ke butik
“ Mina kan?”
Seseorang memegang tangannya. Mina terkejut. Derry datang dengan sendirinya dan tiba-tiba menyapanya
“ Eh, iya. Apa kabar mas?”
Mina tidak jadi masuk ke butik itu. Mereka pun mengobrol di restoran cepat saji itu. Derry membeli dua kopi. Gayanya sangat berantakan. Kaos, celana pendek dan rambut yang seperti baru bangun tidur. Terlihat sekali tidak ada yang mengurusnya lagi sejak ia hidup sendiri. Tubuhnya mengurus drastis. Derry seperti orang sakit. Tangan Mina sangat geregatan dan rasanya ingin merapikan pria itu saat itu juga.
“ mas tinggal deket sini?”
Derry tinggal sendirian di kos-Kosan kecil, di gang sempit dekat restoran itu. Ia masih bekerja sebagai taxi online dan sesekali melayani sewa harian. Ia sudah tidak pernah bertemu anaknya lagi, bertemu Nina selama sebulan lebih belakangan ini. Ia benar-benar hidup sendiri. Ia dan Nina belum bercerai tapi mereka sudah seperti hidup sendiri-sendiri.
“ mbak masih kerja di Imperium?”
Dengan malu-malu Mina mengangguk.
“ aku udah resign sih dari spa. Kontrak dah lama habis. Selanjutnya aku mau jadi LC.”
Sahut Mina. Tapi Derry tidak pernah memandang rendah Mina dan pekerjaannya
“ saya doakan nanti ada titik terangnya”
Derry lalu berdiri dan hendak pulang. Mereka hampir berpisah. Mereka hanya bertemu sebentar. Mina masih ingin mengobrol dengan pria itu. Ia belum puas. Tapi, ia malu untuk mengatakannya.
“ permisi, saya pulang duluan”
Mina tersenyum. Ia menyembunyikan kekecewaannya. Ia mungkin tidak akan bertemu lagi dengan pria itu. Ia hendak mengobrol lebih lama tapi ia bingung harus apa
“ mau ikut?”
Mina tersenyum malu. Pria itu ikut malu. Mina tertawa kecil. Pria itu mengira ia sudah salah bicara. Mereka sama-sama malu. Mina pun salah mengerti ajakan pria itu. Ia mengira pria itu ingin sesuatu. Dengan semangat Mina tidak membuang kesempatan itu.
“ boleh”
Jawab Mina dengan jelas dan tegas. Mina salah mengerti maksud pria itu. Derry tersenyum. Mina menjulurkan tangannya dan langsung menggandeng Derry. Mereka pun langsung dekat.
Kos-kosan itu benar-benar tidak jauh dari restoran cepat saji itu. Derry bahkan tidak bawa mobil. Ia masuk ke gang yang sempit lalu berjalan sedikit ke dalam menuju kosan Derry. Mereka tiba di deretan bedeng berdinding triplek. Bedeng itu persis seperti rumah Mina. Hanya saja lebih kecil.
“ masuk dulu mbak”
Mina tertawa malu. Ia buka pakaiannya, memeluk Derry dengan tubuh bugilnya dari belakang
“ panggil Mina aja mulai sekarang”
Jawab Mina manis. Derry terkejut. Mina melepas pakaiannya dan tersenyum genit di depan Derry. Pria itu terdiam. Mina pun tersenyum. Derry melihat tubuh Mina dari rambut hingga ke kaki. Ia ikut tersenyum. Ia suka yang ia lihat. Mina terlihat lebih PD dari biasanya. Derry meletakkan dompet dan menghidupkan kipas angin.
“ ginilah kosan saya, kecil, kotor”
Ucap Derry malu. Mina kembali memeluknya.
“ tapi ada kamu”
Goda Mina. Pria itu semakin malu. Mina tersenyum genit. Ia usap punggung pria itu dan menyandarkan kepalanya dengan manja di dadanya. Mina memeluknya makin erat. Ia merasakan kemaluan pria itu semakin membesar dan menekan perutnya
“ kamu lucu”
Bisik Mina. Derry kehabisan kata. Mina menatapnya manja dan mereka pun bercumbu mesra. Mina sengaja tidak pernah mencium pria lain lagi sejak pertemuannya dengan Derry. Ia ingin cumbuan itu berkesan. Mina mendorong pria itu ke kasur lalu menindihnya. Mereka pun bercumbu liar di atas kasur busa itu. Mina membuka seluruh pakaian pria itu satu persatu.
Pria itu hanya pasrah. Ia membalas ciuman Mina yang semakin liar. Lidah mereka saling melilit liar. Bibir mereka saling mengecup nafsu. Mina melepas ciumannya lalu mengelus pelan kontol Derry. Pria itu mengangkat kedua tangannya dan mulai meremas pelan toket Mina. Sudah lama sekali ia tidak melihat dan merasakan keindahan seperti itu. Ia mainkan putingnya dan Mina mendesah pelan.
Hujan turun dengan lebat. Mina memasukkan kontol itu ke dalam memeknya. Kontol itu tenggelam seluruhnya dan Mina menggoyang pelan pinggulnya. Pria itu mendesah pelan. Mina ikut mendesah. Ia percepat genjotan pinggulnya dan kedua selangkangan mereka bertepuk kencang.
Mina merasakan siraman yang sangat deras di dalam memeknya. Kontol itu berkedut hebat memuntahkan seluruh sperma dari dalam biji pelirnya. Sex itu sangat singkat namun Mina masih menggoyang pinggulnya kencang. Derry mendesah kencang menahan genjotan Mina yang keras dan tanpa ampun. Mina terus bergoyang, menampung sperma sebanyak-banyaknya di dalam memeknya. Mina tersenyum nakal seraya berbisik
“ cepet banget keluarnya? Puas?”
Bisik Mina genit. Derry mengangguk. Mina kembali tertawa genit
“ ohhh ahhh yahhh ohhh”
Mina mendesah keras. Pria itu menjilati memeknya dengan nafsu. Mina meremas kasur, menjepit kepala Derry, menikmati setiap detik jilatan lidahnya di memek Mina. Kepalanya bergeleng-geleng. Pinggulnya bergoyang liar. Tubuh Mina menggelinjang hebat. Mina cukup lama keluar namun pria itu menjilati ya dengan sabar.
“ ohhhhh”
Mina mencapai puncak kenikmatannya. Ia orgasme hebat. Cairan orgasme memuncrat deras. Tubuhnya gemetar dan seluruh kasur seketika basah. Wajah Mina memerah dan ia terus mendesah panjang.
Hujan semakin deras. Derry berdiri di atas kasur. Mina berlutut pasrah dan mulai mengulumi kontolnya. Mina melahap kontol itu, menjilati kepalanya dengan lidahnya lalu mulai memompa bibirnya dengan kencang. Derry meremas kepala Mina. Dengan nafsu Mina mengulumi kontol Derry tanpa ampun
Derry bertahan lebih lama. Mina melepas kulumannya, dan terus mengocok nafsu kontol itu. Ia arahkan kontol itu ke wajahnya dan mengocoknya lebih kencang. Ia kocok kontol itu dengan kedua tangannya hingga tak lama kontol itu berkedut dan memuncrat lebih deras dari sebelumnya
Derry merasakan kenikmatan ejakulasi yang belum pernah ia rasakan selama dengan Nina. Spermanya memuncrat dan membanjiri wajah, rambut, hingga toket Mina. Mina tersenyum puas. Ia kocok kontol itu dengan kedua tangannya, mengeluarkan sisa-sisa sperma itu ke sekujur tubuhnya.
“ nggghhh banyak banget”
Gumam Mina genit saat Derry mencabut kontolnya. Mereka pun berpelukan mesra di atas kasur
“ masih hujan”
Bisik Mina manja. Derry mengangguk. Ia memeluk Mina erat dan Mina memeluk pria itu dengan manja. Mereka sesekali bercumbu. Keduanya sudah sama-sama dimabuk cinta.
“ belakangan, aku ngerasa ga cantik lagi. Aku ngerasa udah ga sesexy dulu. Tiap kali lihat kaca, aku kayak udah tua”
Bisik Mina. Derry lalu menatapnya serius
“ kamu selalu cantik Mina. Saya selalu menahan nafsu saya saat melihat kamu”
Jawab Derry
“ boong, waktu itu, di mobil dengan Indah. Kamu kayak ga tertarik sama aku”
Sahut Mina.
“ ah, itu mungkin cara pandangmu saja. Kamu juga sexy hari itu”
Jawab Derry tenang. Mina tersenyum lebar. Ia cumbu pria itu mesra
“ mas mau gimana lagi setelah ini?”
Tanya Mina manja. Derry menggeleng kepala
“ aku mau keluargaku balik tapi aku ga punya apa-apa. Kalau aku mau kamu pun aku ga punya apa-apa. Aku bingung”
Jawabnya. Mina tersenyum senang
“ mas mau aku?”
Pria itu mengangguk
“ munafik kalau aku jawab ga.”
Mina lalu mencumbunya dengan liar
“ aku jamin mas ga kan pernah kecewa dan selalu puas”
Mina pun menungging. Derry menusukkan kontolnya yang sudah berdiri kembali dari belakang. Ia menikmati nikmatnya jepitan memek Mina sekaligus pinggulnya. Ia mulai mengimpoi Mina keras dari belakang sambil meremas gemas pinggulnya
“ ohhhh massss Ohh”
Kilat menyambar hebat. Suara desahan Mina bersahut-sahutan dengan suara kilat dan hujan. Derry semakin nafsu dan terus mengimpoi Mina dari belakang. Kontol itu makin keras. Mereka sama-sama menikmati adegan sex di tengah hujan itu.
Mina lalu duduk dipangkuan Derry. Pria itu meremas toketnya dari belakang. Mina seketika lemas. Memeknya seketika basah dan ia pun orgasme hebat. Mina semakin pasrah. Pipinya memerah dan ia menikmati setiap detik sodokan kontol Derry di dalam memeknya. Derry terus menggenjot Mina melampiaskan seluruh nafsu di dalam dirinya. Ia semakin gagah dan liar. Mina tersenyum puas hingga tak lama, kontol Derry kembali memuncrat di dalam memeknya.
Mina terbangun dari tidurnya. Entah berapa kali Mina dan Derry bercinta siang dan sore itu. Derry selalu minta tambah, seperti sudah bertahun-tahun tidak ngentot dengan wanita. Tapi Mina menyukainya. Hujan sudah berhenti. Jam menunjukkan pukul 8 malam. Ia terbangun di kasur dan Derry tidak di sana. Mina pun kecewa. Ia tertawa. Ia berdiri dan melihat bayangan tubuhnya.
“ sudah kuduga”
Gumam Mina. Ia mengambil bra, celana dalam dan pakaiannya. Dan saat ia baru hendak mengenakan pakaian, Derry lalu tiba-tiba kembali
“ aku bawa makan malam”
Ucapnya. Mina pun tersenyum. Dengan masih bugil tanpa busana, ia berdiri dan memeluk Derry. Mina tidak pernah terdengar lagi setelah malam itu.
“ mas mau jatah lagi?”
Mina tidak pernah kembali ke Hotel Imperium. Ia berhenti. Hanya saja bedanya, ia lari begitu saja. Derry pun menghilang
Nina terbangun di kondomonium barunya. Ia melirik Dino dan pria muda itu masih tertidur. Saat itu sudah berbulan-bulan sejak menghilangnya Derry dan Mina. Nina mengirim dana cukup banyak kepada Adiknya lalu membaca pesan chat terakhir yang tertulis
“ aku dah hubungi terus mas Derry tapi tetep ga ada kabar. Chat conteng satu, telepon ga aktif, sorry, aku ga tahu gimana mau hubungi Papa Noval lagi”
Nina pun kecewa. Derry sudah lama menghilang namun ia baru dapat kabar dari adiknya. Adiknya pun baru sadar Derry menghilang setelah dua minggu lebih tidak membalas chat dan nomor tak aktif. Salah satu teman kerja Derry mengatakan kalau Derry sebenarnya tidak pernah kerja ke luar kota dan tinggal sendirian di kos-kosan kecil. Nina meneteskan air mata ketika mendengarnya. Entah bagaimana ia sadar kalau Derry mungkin sudah tahu pekerjaannya.
“ mas aku ngaku salah. Jangan pergi dulu”
Adik Nina sempat mengatakan Derry mungkin selingkuh dan lari dengan simpanannya. Nina tahu Derry bukan pria seperti itu. Jika ia seperti itu, pasti ada yang mengubahnya. Seketika saja terbesit di pikirannya Derry mungkin tahu apa yang selama ini ia lakukan.
Nina mengira ia sudah siap. Ia kira ia tidak butuh suaminya lagi. Ternyata tak semudah itu. Ia mengambil tasnya dan malam itu juga hanya dengan jaket, kaos dan celana pendek, ia berkendara ke kos-kosan di mana Derry tinggal selama ini. Ia sampai setengah jam kemudian dan mengetuk pintu pemilik kosan. Pemilik itu pun keluar dan Nina segera menanyakan tentang Derry
“ Loh, mbak ini istrinya”
Tanya sang pemilik terkejut
“ iya, saya istrinya. Suami saya itu mengaku kerja di kota lain, terus ternyata dia ngekos di sini”
Jawab Nina. Ia bahkan membawa surat nikahnya. Sang pemilik Kosan itu serta istri dan anaknya terkejut bukan main.
“ waduh Pak E, rusak nama baik kosan kita”
Ucap Istrinya”
“ waduh, saya ga tahu ya mbak. Saya ga deket dengan Dik Derry ini. Dia tahu-tahu pergi malam-malam sama cewek cantik, namanya Mina. Saya kira istrinya. Si cewek ini yang bayar tunggakan kos-kosannya”
Nina terkejut bukan main. Ia sampai diam membatu. Bapak tua itu menutup pintu dan Nina terduduk di depan pintu itu. Ia pun menangis. Suaminya kini hilang, dan sahabatnya mengkhianatinya. Nina mengambil handphonenya lalu mencoba menelpon suaminya sekali lagi. Ia makin menangis, ia mengambil handphonenya dan mengirimkan sesuatu
“ mas, aku salah.”
Nina mengirimkan uang cukup banyak kepada suaminya. Dimana pun ia berada dengan Mina, ia ingin mereka bahagia. Nina lalu berjalan kembali ke mobilnya. Sebuah pesan lalu datang. Uang tersebut ditransfer kembali ke rekeningnya. Mina meneteskan air mata dan menangis sejadi-jadinya. Tanpa sadar ia ternyata belum siap kehilangan suaminya. Nina kembali ke apartemennya. Dino masih tidur. Ia terduduk di sofa dan terjaga sampai pagi.
“ udah bangun sayang?”
Dino bangun jam delapan malam. Ia hendak memeluk Nina namun dia menepis tangan Dino
“ kamu kenapa?”
Dino melihat wajah Nina sembab dan ia seketika bingung
“ kamu nangis?”
Tanya Dino heran. Nina membuka handphonenya lalu menunjukkan fotonya dengan mantan suaminya. Dino terdiam. Ia seketika bingung
“ siapa itu?”
Tanya Dino lagi
“ itu suamiku.”
Dino panik bukan main. Tangannya gemetar. Ia genggam tangannya dan seketika kesal. Amarahnya seketika naik ke ubun-ubun
“ suami?! Jadi selama ini kamu udah nikah?”
Nina mengangguk. Dino hendak memukulnya namun Nina menangkisnya
“ aku ngaku salah”
Ucap Nina. Pikirannya campur aduk saat itu. Ia memutuskan memberitahu siapa dia sebenarnya tanpa peduli bagaimana perasaan Dino
“ tapi kenapa?! Aku udah keluar uang miliaran buat kamu. Aku beliin kamu Lamborghini, aku beliin kamu apartemen ini, aku bantu modalin kamu usaha butik, tapi ternyata, kamu istri orang!”
Nina hanya menundukkan wajahnya. Dino mengambil gelas lalu membantingnya
“ LONTE!”
Bentuknya
“ maafin aku Dino. Aku kasihan sama kamu. Waktu kita ketemu, kamu sangat polos dan haus akan cinta. Kamu sering cerita ga ada yang peduli kamu di rumah, kamu selalu sendiri. Bahkan kamu ga punya banyak temen. Dan aku manfaatin itu. Aku sudah lama ingin kehidupan kayak ini. Tapi, buat aku, keluarga aku tetap selamanya. Maafin aku. Aku memang puas setiap kali kita ngentot. Aku seneng dengan semua yang kamu kasih. Tapi kalo harus milih, aku cuma manfaatin peluang besar buat masa depan anak dan suami aku”
Jawab Nina enteng. Dino tak percaya apa yang ia dengar. Ia maju dan hampir melempar Nina dengan kursi.
“ enteng sekali kamu ngomong? Kamu ga peduli ama perasaan aku? Apa kamu….. apa sebenarnya kamu pernah cinta aku?”
Nina kembali menggeleng
“ sama seperti cowok di hotel, aku cuma layanan kamu dan kontol kamu. Puas? Iya. Tapi cinta? Maaf itu hal yang beda Dino.”
Dino menamparnya lalu mendorongnya hingga terjatuh ke lantai
“ arrgggggh! Memek!”
Nina terduduk. Dino naik ke lift lalu turun meninggalkan apartemen Nina. Ia sudah kehilangan akal. Ia malu, sekaligus sedih dan putus asa. Kehilangan Dino dan apa yang ia punya sekarang tidak seberapa baginya. Nina mengambil jaketnya, meraih kunci mobil lalu turun meninggalkan apartemennya ke suatu tempat.
Nina berkendara satu jam lebih ke rumah lamanya. Tidak ada orang di sana. Ia duduk di teras rumahnya dan bersaudara di sana. Seseorang datang. Nina seketika berdiri. Ia mengenal orang itu
“ Nina?”
Ucapnya.
“ Mina”
Mina berdiri di sana, tepat di depannya
“ maafin aku Nin”
Ucap Mina.
“ di mana mas?”
Mina menunjuk ke sebuah warung. Nina lalu melihat suaminya.
“ aku tinggalin kalian berdua”
Mina hendak pergi namun Nina menggenggam tangannya.
“ aku nitip salam aja buat mas”
Nina memberikan kunci mobil itu sambil tersenyum. Mina hanya diam termangu. Sambil menundukkan wajah. Mina berjalan meninggalkan mereka berdua