Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Am I Wrong

Kira-kira bakal berakhir kayak mana?


  • Total voters
    215
  • Poll closed .
Kak kimi sama kakak.sepupunu udah, abis itu siapa.ya?.ibunya trus tantenya??? mntep dah wlwkwk
 
Thanx upnya Hu....:beer:
Yoi gan
Wah bakal ketemu kak kimmi ni pulang ke indon
Kira" bakal ada api-api yang masih membara gak ya?
Wahh Ricky jadi petualang akhir. Apakah Kimmi juga sama2 petualang...
Kita tidak tahu hehe....
thanks for Update Mister @Ichbineinbuch ..

But ,I can't translate all words.because I Can'nt Speaking English.Is Story Very Amazing,Don't be Long Mister @Ichbineinbuch ..

Thanks Alot For Update.
Keep healthy
And be happy..

:beer:
Thanks a lot, bro. Your support means so well to me
waduh, penjahat kelamin nih Ricky :)
eh, tapi sapa yang bisa nolak juga :D

makin pusing dah lu Ricky :bata:
Ente kalau disodorin cewek blasteran kayak Elle juga mau kan?
 
kakak sudah sepupu sudah, tinggal hana nih yang juga sepupu belum dieksekusi
Ditunggu aja gan, kali" ada rejeki lewat buat si Ricky
:mantap: :mantap: :mantap:

terimakasih updetnya suhu @Ichbineinbuch
keep posting dan sehat selalu :beer:
Yoi, makasih gan
Karakter elle bener2 amerika banget.... Mangstab suhu... :tepuktangan:
Thanks gan, padahal ane gak expect dia bakal :beer:
Makin menarik Om @Ichbineinbuch, ceritanya bikin penasaran.
Makasih gan
Ricky ga nyobain milf gitu :pandajahat:
Kayaknya selera Ricky daun muda gan hehe....
 
Makasi apdetnya suhu....
Yoi gan, sama-sama
Nongkrong dimari ah :pandaketawa:
Taruh batakonya dulu gan
Keren ini ceritaaaa
Makasih gan
Keren suhu ceritanya.. baru kelar marathon baca dr awal smpe update trakhir... lanjutkan trus suhu
Wah, terhura ane ada yang rela marathon
Mantap cerita nya suhu
Makasih banyak gan
Kak kimi sama kakak.sepupunu udah, abis itu siapa.ya?.ibunya trus tantenya??? mntep dah wlwkwk
Kita lihat deh, siapa target Ricky selanjutnya
 
PART 4 (S2)​
POV 3rd

"Kimi, sini," panggil seorang wanita paruh baya kepada putrinya. Putrinya yang bernama Kimi Marcella itu kemudian duduk di samping ibundanya yang sedang memerhatikan eloknya kuntum bunga yang ia rawat selama ini di pekarangannya.

"Kenapa, Ma?"

"Jadi gini, Kimi. Kamu kan udah dapat posisi yang stabil di perusahaannya Papa. Udah gitu perusahaan Papa juga makin berkembang aja berkat kerja keras kalian semua. Tidak maukah kamu mulai mikir nyari pasangan?" tanya wanita tersebut penuh pengharapan.

"Maaf, Ma. Aku belum mau menjalin hubungan saat ini, aku pengen fokus kerja dulu." Kimi turut memperhatikan kuntum bunga yang ada di sana. Indahnya kelopak bunga yang sudah mekar dan berwarna-warni dapat membuat Kimi merasa tentram.

"Kimi, kamu itu hitungannya udah mapan loh. Mobil baru aja kebeli sama tabungan gajimu. Masak kamu gak mau sedikit kendor dulu?" tanya ibundanya sembari memetik sekuncup bunga anggrek yang berwarna ungu muda.

"Aku belum bisa menerima cowok di hidupku sekarang, Ma. Untuk kemapananku, kurasa itu masih jauh di bawah target aku."

"Mama tahu kamu masih sakit hati karena kepergian Ricky. Tapi janganlah sampai itu jadi penghalang kamu buat mempunyai hidup yang seutuhnya."

"Maaf, Ma. Mungkin lain kali saja."

"Pesan Mama cuma satu. Kamu jangan terus mengharapkan adikmu itu. Kalian itu saudara kandung, kalian gak ditakdirkan buat hidup berumah tangga bersama."

"Kenapa tidak, Ma? Apa salahnya kalau aku masih mencintai Ricky? Kalian semua sudah merenggut satu-satunya cowok yang mengerti dan menyayangi diriku sepenuhnya. Sementara cowok lain di luar sana cuma menginginkan kecantikan dan kemolekan tubuhku ini," papar Kimi dengan nada yang sedikit meninggi.

"Bukankah Ricky juga mengincar kemolekan tubuhmu? Buktinya dia yang mengambil keperawananmu."

"Ma, aku menyerahkan semuanya kepada Ricky karena aku percaya pada dirinya. Aku percaya kalau dia adalah cowok yang tepat buat aku, naluriku soal cowok gak mungkin salah, Ma." Kimi berusaha meyakinkan ibundanya itu dengan argumennya. Tapi tetap saja, ibundanya masih belum menerima perkataan Kimi.

"Kamu masih belum benar-benar dewasa waktu itu, Kimi. Kamu masih berpikiran pendek seperti remaja lain. Sampai sekarang pun, kamu masih belum berpikiran jernih dengan masih mengharapkan adik kandungmu itu."

"Udah ah, aku capek debat sama Mama. Pokoknya aku belum mau mencari cowok lain. Aku pengen mengejar karirku dulu!" Kimi beranjak meninggalkan ibundanya yang masih duduk di pekarangan tersebut. Sementara ibundanya tidak bisa mencegah kepergian putrinya itu yang kesal dengan perkataan dirinya.

"Kimi…."

~~~~~​

POV Ricky

Kini aku sudah berada di Cleveland Hopkins International Airport. Aku akan menaiki penerbangan ke Bandara John F. Kennedy di New York sebelum bertolak ke Bandara Soekarno Hatta di Jakarta. Dari Jakarta, aku akan berangkat lagi menuju kotaku sehingga ini bakal menjadi perjalanan yang panjang.

"Hey, take care, Buddy." Paman Josh memeluk dan menepuk punggungku. Aku turut membalas pelukan dan menepuk punggungnya. Bagiku, Paman Josh sudah seperti sosok yang menggantikan ayahku selama ada di sini sehingga berat hatiku ingin meninggalkannya.

"Tante, aku bakal sampaikan salam dari Tante ke Papa," ujarku sembari memeluk Tante Reina.

"Iya, bilang kalau kami sempat, kami bakal ngunjungin kalian ke Indonesia."

"Kalau kami sempat, kami yang bakal bertandang ke sini."

"Ya udah, semoga selamat sampai tujuan ya." Ia menyalami diriku dan mengusap sekilas rambutku ini.

"Amin, Tante."

Aku beralih ke kakak sepupuku. Kulihat Elle berdiri mematung melihat diriku. Matanya berkaca-kaca dan wajahnya mulai berubah. Tak lama, suara sesengukannya mulai keluar dan ia langsung memeluk diriku. Tangisannya pun pecah membasahi bagian bahu kaosku ini.

"Huhu… Ricky!"

"Elle, please don't cry. I will be sad if you are crying like this."

"Huhu… I will miss you so bad."

Kutatap kedua orang tua dari Elle. Mereka awalnya agak sedikit terkejut dengan apa yang terjadi. Tapi melihat putri mereka yang terus menangis di pelukanku, barulah mereka menyadari jika Elle mempunyai perasaan padaku.

Elle melepaskan pelukannya. Tangisannya perlahan mereda. Aku memandangi kedua orang tuanya dengan rasa yang amat canggung. Bagaimana tidak, kami nyaris saja berpacaran tadi malam jika aku tak mampu untuk memikirkan kata-kata yang tepat. Kutolak dengan halus pernyataan cinta dari kakak sepupuku itu karena aku sudah mempunyai Claire. Lagipula sepertinya, aku lagi tidak ingin menjalani cinta dengan saudara sedarahku lagi.

"It's ok, Elle. People tends to fall in love with someone who can comfort them." Paman Josh akhirnya membuka suaranya untuk menenangkan putri semata wayangnya tersebut.

Tante Reina tampak mengangguk mengamini perkataan suaminya. Kemudian Elle segera memeluk ibunya. Ia kembali menangis di dekapan beliau. Tante Reina menatapku dan tersenyum. Aku jadi merasa bersalah karena membuat kakak sepupuku ini merasa bersedih dengan kepergianku.

"Kamu gak salah kok, Ricky. Elle termakan oleh perasaannya sendiri. Maafkan Elle ya kalau dia udah ngerepotin kamu selama ini."

"Gak apa kok, Tan. Elle kan juga butuh perhatian dari cowok."

Tak berapa lama kemudian, datanglah Claire dan Sensei Hartmann. Mereka langsung menghampiri kami. Terutama Claire, ia langsung berlari dan memelukku. Dengan penuh kasih sayang, aku mengelus rambut kekasih resmiku ini. Tak lama, Claire melepaskan pelukannya dan mencium pipi kiriku.

Kulihat sekilas kalau Elle tampak begitu cemburu melihat kemesraanku dengan Claire. Aku memilih tak memedulikannya dan hanya fokus pada Claire yang ada di depanku. SLURP! Aku langsung melumat bibirnya tanpa peduli lagi kalau ini adalah tempat publik.

"I will miss you, Ricky."

"Me too, Claire."

"I will always miss yourself in dojo. I feel sad whenever I can't hit your head anymore."

"Haha… you can hit me as hard as you can when we'll meet again in dojo."

"Or maybe I will kick your ass in your homeland."

"Damn, don't you dare haha…."

Setelah Claire melepaskan pelukannya, aku menghadap ke Sensei Hartmann. Alih-alih membungkukkan badanku seperti biasa, aku menjabat tangannya dan ia membalasnya. Senyumannya yang ramah namun tegas tampak di rahangnya yang kokoh.

"Safe flight, Senpai. Send my regards to all of your family."

"Yeah, I will."

Aku pun melambaikan tangan kepada mereka semua. Kulihat jika Claire mulai menangis saat aku melangkah masuk ke ruang pemeriksaan bandara. Begitupun dengan kakak sepupuku Elle yang juga tampak sedih dengan kepergianku.

Sepanjang diriku menunggu di ruang tunggu, aku masih tidak habis pikir dengan yang terjadi padaku. Aku datang ke sini setelah berpisah dengan Kak Kimi dan pulang dari sini meninggalkan seorang kekasihku serta kakak sepupu yang menginginkan cintaku. Aku tak tahu bila aku bisa disebut beruntung atau justru sebaliknya menderita.

"Claire, Elle, kalian membuatku gila sekarang," batinku.

~~~~~​

POV Kimi

Huh… gini aja terus setiap hari. Mama nyuruh aku terus ah buat nyari pasangan. Padahal kan aku masih nyaman sendiri. Enak tahu jadi cewek single, bebas banget mau ngapa-ngapain. Udah gitu aku bisa fokus lagi sama pekerjaanku.

Oh ya, sekarang umurku sudah 24 tahun loh. Aku sudah lulus dengan titel Sarjana Ekonomi 3 tahun yang lalu. Untung saja Papa langsung menawarkanku pekerjaan di perusahaan tasnya sehingga aku tak berakhir menjadi pengangguran seperti kebanyakan teman-teman seangkatanku.

Setelah 3 tahun bekerja, akhirnya aku sekarang bisa mencapai posisiku sebagai kepala bagian SDM atau istilah kerennya sih HRD. Gajiku lumayan deh, aku bisa menabung dan membeli sebuah mobil baru lagi. Ngomong-ngomong soal pekerjaanku, nyaris saja aku merangkap jabatan sebagai kepala bagian pergudangan bila Papa tidak melarangku untuk merangkap jabatan. Padahal kurasa, aku mampu loh buat rangkap jabatan karena aku tak begitu peduli dengan kehidupan pribadi lagi.

Makanya belakangan ini, Papa dipusingkan dengan mencari kandidat yang tepat untuk mengisi posisi ini. Keputusan kepala gudang untuk mundur secara mendadak, sedikit banyak mengguncang perusahaan. Produksi menjadi sedikit lebih lambat karena arus logistik yang kurang lancar. Tapi syukurnya, Papa bilang udah ada seorang yang bakal mengisi posisi ini walaupun ia enggan membeberkan siapa orang tersebut.

"Kakak!" panggil Billy yang ada di belakangku.

"Kenapa, Bill?" tanyaku dengan lembut.

"Aku mau beli buku buat tugas portofolioku nih. Tapi Mama suruh Kakak buat nganterin aku ke toko buku."

" Ya udah, yuk!"

Sekarang aku membawa Billy ke toko buku. Di dalam mobil, adikku yang berumur 14 tahun ini sibuk dengan ponselnya saja. Iseng-iseng, aku sedikit mengintip isi percakapan adikku dengan seseorang yang bernama Gabriela.

"Ciee, adik kecil Kakak udah punya cewek nih sekarang."

"Apaan ah, Kak. Dia cuma temanku kok. Kami lagi ngebahas tugas portofolio ini."

"Hihi… masak bahas tugas sampai pakai emot lope-lope sih?"

"Ihh, Kakak!"

"Gak apa kok, Billy. Suka sama seseorang kan manusiawi. Emang apa salahnya?"

"Benar banget, Kak. Cinta gak bisa ditebak kan, Kak?"

Percakapan kami ini malah membuat pikiranku melayang jauh. Aku kembali teringat dengan kisah cintaku bersama Ricky. Huh… gara-gara ngebahas cinta malah jadi gini akunya.

"Kak, Kakak kenapa?" tanya Billy membuyarkan lamunanku.

"Gak kok, Bill," kilahku.

"Kakak mikirin mantannya Kakak ya?" tanya Billy langsung ke intinya.

"Ishh… apaan kamu ah. Mana ada Kakak mikirin mantan sekarang," kilahku lagi.

"Kirain, Kak."

Tak berapa lama, sampailah kami ke toko buku yang ada di mall. Aku mengikuti kemanapun Billy mencari bukunya. Satu per satu lorong rak buku kami jelajahi. Billy terus mengawasi apabila buku itu ada di salah satu rak.

"Kak, Kakak gak kangen ya sama Kak Ricky?" tanya Billy yang tak ada angin tak ada hujan sehingga membuatku jantungku berdegup keras.

"Emangnya kenapa, Bill?"

"Masak selama beberapa bulan tinggal bersama, Kakak gak ada ikatan batin sama Kak Ricky?"

"Ya enggak lah. Si Ricky mah nyebelin, pelit lagi," ujarku berpura-pura.

"Perasaan aku, Kakak tiap hari minggu akur deh sama Kak Ricky. Masak Kakak benci banget sama Kak Ricky?"

"Yang bilang benci siapa, Bill? Kan Kakak cuma bilang dia nyebelin sama pelit."

"Gak ada apa yang disukai dari Kak Ricky?"

Billy, andai aja kamu tahu. Aku suka banget dengan semua yang dari Ricky. Gak ada yang aku benci darinya. Dia itu cowok yang sempurna. Aku suka banget sama Ricky, AKU SUKA!

"Kak, melamun lagi kan."

"Udah ah, cepetan nyari bukunya. Kakak masih sibuk nanti nih."

"Iya-iya, bawel ah Kakakku."

Setelah membayar bukunya, maka aku mengantarkannya pulang ke rumah orang tuaku. Tak lupa ia berterima kasih padaku atas bantuanku. Aku pun tersenyum dan mengelus rambutnya tersebut.

"Bye, Kakak cantik," ujarnya sembari melambaikan tangan.

"Makasih, Billy ganteng. Sukses ya sama Gabriela."

"Sip, Kak," ucapnya sembari mengacungkan jempolnya.

"Tuh kan betul hihi…."

Aku pun ikut masuk ke dalam rumah orang tuaku sekadar untuk berpamitan kepada Mama. Aku masih mempunyai pekerjaan di kantor, jadi aku harus bergegas menuju ke sana. Ya gitu deh hidupku, kerja kerja dan kerja terus.
 
Kimmeeeehhhh
 
Terimakasih atas update ceritanya suhu @Ichbineinbuch ..
Wah Ricky yak yg jd kepala gudang, bakalan CLBK lg dunk sama Kak Kimmy..
Btw Gila yak si Ricky, dmn2 bisa bikin cewek klepek2, trus di crootin dech, hehe ..
Ditunggu update cerita berikutnya suhu...
 
ternyata kak kimi setia :kk:
gimana reaksinya setelah tau ricky berpacaran diamerika dan sekarang juga belum putus :fiuh:

eh, kenapa pada ga kepo yah, intip sosial media masing2 :)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd