Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Am I Wrong

Kira-kira bakal berakhir kayak mana?


  • Total voters
    215
  • Poll closed .
Bimabet
ngebut nih ceritanya ....
Udah slow update loh ini
"KAMU BAJINGAN, RICKY!".............
Ikut emosi ya gan?
Ricky emang bajingan, Kimi Marcella.. Aku tidak..!!
Ah masa?
Semangat gan. Makin seru nih.
Ok, siap!
jingan riky jingan bangst qao
Waduh, cukup Kak Kimi aja yang emosi, jangan agan juga
Terimakasih atas update ceritanya suhu @Ichbineinbuch ..
Waduh koq malah jadi marah Kak Kimmy..
Ga sesuai ekspektasiku, hehe..
Gmn neh jadinya,
Mana sekantor, bisa professional ga yak?
Semoga bisa lekas baikan..
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
Kalau agan di posisi Kak Kimi, kira" bakal marah gak kalau tahu cinta sejati agan udah punya pacar lain? Nah kalau soal profesional enggak, tunggu aja update nanti
:mantap: :mantap: :mantap:

terimakasih updetnya suhu @Ichbineinbuch

keep posting dan sehat selalu :beer:
Yoi, makasih gan
 
Kasihan kimy yah....tapi gimana donk sedarah kan ngga boleh nikah....wkwkwkwkwk....halu
 
Bau baunya si kimi ke club malem. Trs mabok, kena rayuan fackboi, di ajak cek in dan terjadilah. Kimi hamil
 
Part 6 (S2)
POV Ricky

"Hello, Claire," sapaku kepada dirinya yang ada di ujung telepon sana.

"Hi, Babe! It's a pleasure to hear your voice again." Dari suaranya, aku bisa merasakan kalau ia amat senang dan antusias ketika mendengar suaraku.

"Ah, I see you are missing me so bad."

"Of course, I do."

"How's your shape in there?"

"There is a hole in my heart after you leaving." Ia sedikit tertawa terkekeh setelah mengucapkan kalimat itu. Aku juga turut tersenyum mendengarnya.

"Damn, that's smooth like hell," pujiku yang bangga karena Claire menggunakan ilmu gombal yang ia serap dariku.

"Yeah, because I'm Claire."

"I won't doubt that you are my Claire Hartmann."

"Oh, hey. I should back to work. My boss is coming. Love you, Babe."

"Yeah, love you too," ucapku sesaat sebelum ia menutup teleponnya.

Aku menutup teleponku dan menaruh kembali ponselku di atas meja. Kemudian aku menghempaskan tubuhku ini di ranjangku. Walau aku telah menghubungi Claire untuk sekadar menanyai kabarnya, tetap saja itu tak mengobati rasa galau dalam diriku.

Aku masih merasa tertekan terhadap kejadian tadi. Ketika Kak Kimi menampar dan membentakku di hadapan khalayak umum, itu adalah hal yang sangat memalukan. Bukan itu saja, kini aku sudah merusak kepercayaan Kak Kimi kepadaku. Aku yakin, Kak Kimi pasti masih akan marah kepadaku sampai waktu yang aku tidak tahu kapan.

Dengan semua rasa stres yang mendera, aku memutuskan untuk mencari hiburan sejenak malam ini. Aku mendapat rekomendasi klub malam dari temanku yang adalah seorang yang hidupnya dihabiskan di dunia gemerlap. Maka aku segera mengambil kunci mobilku dan berangkatlah aku ke sana.

Di sana, aku langsung disambut suasana klub malam yang cukup ramai dan penuh dengan suara hentakan musik EDM. Lampu disko dan cahaya laser berkelap-kelip memenuhi pupil mataku. Para gadis berpakaian minim bergoyang secara gila-gilaan. Bahkan beberapa dari mereka bergoyang dalam kondisi mabuk sehingga tak segan untuk membuat gerakan-gerakan yang jatuhnya ke erotis. Beberapa dari mereka bahkan dengan sukarela menampakkan celana dalam mereka karena terbawa oleh suasana.

Aku sendiri belum ingin mengajak salah satu gadis yang ada di sana ke kamarku. Aku memilih untuk menepi dulu dari lantai dansa dan duduk di sebuah meja sembari memperhatikan suasana gemerlap yang terpancar dari klub yang cukup mewah ini. Menyesap sedikit minuman Whiskey, aku terus mencari-cari target buruan yang kiranya dapat dengan mudah kubawa pulang nantinya.

Di saat aku sedang mencari-cari target yang bisa kubawa pulang, tiba-tiba saja mataku langsung tertuju pada 3 orang gadis cantik yang tampaknya sudah mulai mabuk. Gadis-gadis tersebut mulai didekati oleh 2 orang pria muda yang sepertinya sudah mendapatkan target buruan mereka. Aku terus menyesap whiskey dari gelasku sembari memandang tajam menjaga mereka.

Tiba-tiba, jantungku dibuat berdetak lebih keras dari hentuman musik yang ada di sini. Salah satu gadis yang ada di sana adalah Kak Kimi. Ia mengenakan sebuah mini dress berwarna hitam yang pendeknya hanya menutupi setengah pahanya. Kulihat ia sudah mulai mabuk berat. Saking mabuknya, ia tidak melawan saat selangkangannya itu diremas-remas oleh salah satu pria yang ada di sana. Malahan kulihat wajah Kak Kimi seperti menahan nikmat dan sepertinya mulutnya bergerak-gerak seperti melenguh. Tak lama, Kak Kimi dan kedua gadis lainnya digiring ke pintu belakang.

Sial, mereka akan membawa Kak Kimi! Darahku mendadak menjadi mendesir. Hawa amarahku mulai naik. Rasa tidak terima dalam diriku mulai timbul. Aku tak bisa tinggal diam melihat Kak Kimi dibawa pergi oleh 2 bajingan itu. Aku langsung mengejar mereka hingga ke pintu belakang.

Sekeluarnya dari pintu belakang, kulihat 2 pria itu sedang memasukkan Kak Kimi dan kedua gadis lainnya ke dalam mobilnya. Aku langsung berlari menuju ke arah mereka. Tanpa mereka ketahui, aku sudah berada di belakang mereka dan langsung menghantam tengkuk mereka dengan teknik tangan pedang. Pria yang terhantam tengkuknya langsung tumbang di tempat dan mengagetkan pria yang ada di sebelahnya itu.

"Woi, anjing! Lu mau cari mati ya di sini?"

"How about a reverse card?" tanyaku dengan nada yang sinis.

"Sok bule lu, anjing!"

Ia langsung melayangkan sebuah pukulan depan yang asal-asalan menurutku. Dengan mudahnya aku menangkis pukulan tersebut dan membalikkan serangannya. Aku meninju perutnya secara bertubi-tubi hingga akhirnya ia tumbang memegang perutnya tersebut.

Ia melirik ke arah kananku. Datanglah 4 orang preman bertampang seram yang memegang balok kayu. Aku merasa tidak takut dengan mereka dan mulai memasang kuda-kudaku. Aku tahu perkelahian besar tak akan lagi terelakkan.

"Mampus lu, anjing!"

Seorang preman memaki sembari mengayunkan balok kayu tersebut padaku. Aku langsung mengelak dengan mudah. Dengan sebuah tendangan yang mengarah ke perutnya, ia langsung menjatuhkan balok kayunya tersebut. Kemudian aku meraih kepalanya tersebut dan menghantamnya dengan keras ke spion mobil hingga kacanya pecah. Ia langsung tumbang dengan kepalanya yang mengeluarkan darah.

Aku maju dan menantang preman yang lainnya. Bukannya menyerang diriku, mereka malah mundur sambil bergidik melihatku. Akhirnya aku berinisiatif menyerang duluan dengan menendang buah zakar dari salah satu preman. Ia langsung membungkuk memegangi buah zakarnya yang sangat kesakitan tersebut. Matanya melotot tajam dan akhirnya ia tersungkur ke tanah tak berdaya.

Aku terus maju secara perlahan untuk mengintimidasi mereka. Mereka tak lagi berani untuk melawan diriku. Akhirnya mereka memilih untuk mengambil langkah seribu. Aku agak merasa kecewa dengan keputusan mereka yang pengecut karena niatku malam ini adalah mencari bahan untuk bersenang-senang, apapun itu caranya.

Aku memapah Kak Kimi yang sudah teler itu. Kemudian kubawa ia menuju ke mobilku. Di dalam mobil, aku langsung membaringkannya di jok belakang mobil. Setelahnya aku segera masuk dan membawa mobilku menuju ke apartemen milikku.

Aku berhasil memapah Kak Kimi menuju ke kamarku. Di dalam kamarku, aku langsung membaringkannya di ranjang milikku. Kulihat ia sudah tidak sadar lagi. Aku langsung menutupi tubuhnya itu dengan selimutku.

Rasa bersalah mulai menjalari diriku. Aku yakin Kak Kimi pasti sangat sedih sekali sampai-sampai ia berakhir mabuk di klub malam. Untung saja aku berada di klub dan waktu yang sama dengannya. Kalau tidak, aku tak tahu deh bakal diapain kakakku ini sama 2 bajingan tadi.

Perlahan pula, aku kembali merasa seperti 4 tahun yang lalu. Saat dimana cintaku pada Kak Kimi masih memuncak. Aku kembali merasakan hal itu di dalam dadaku. Gejolak-gejolak yang timbul itu membuatku tak kuasa untuk menahan diriku mendekati wajahnya. Aku menatap wajahnya yang masih sama cantiknya seperti saat terakhir kali aku meninggalkan dirinya. Bahkan kurasa Kak Kimi yang sekarang sudah lebih cantik dengan wajahnya yang semakin dewasa dan anggun di mataku.

Aku semakin mendekati wajah cantiknya tersebut. Bau alkohol jelas dapat kurasakan, namun itu tak menghalangiku untuk semakin mendekatkan hidungku. Aku memajukan bibirku dan kukecup keningnya tersebut. CUP! Ciuman pertamaku setelah sekian lama untuk Kak Kimi telah menempel di keningnya. Aku lalu mengelus pelan rambutnya yang halus tersebut.

"Tidur yang nyenyak, Kakakku sayang," bisikku di telinganya tersebut.
.
.
.
.
.
.
HOEK! HOEK!

Aku terbangun karena suara yang ada di kamar mandiku. Aku melihat jam di ponselku, baru menunjukkan pukul 4 pagi. Berjalan ke kamar mandi, aku melihat kalau Kak Kimi sedang muntah-muntah di kloset karena sedang dalam hangover. Wajahnya kulihat jadi pucat karena kehabisan cairan yang keluar lewat muntahnya.

"Kak…." Aku segera membantunya untuk berdiri dan kembali memapah dirinya. Tak lupa kusiram muntahannya cukup dengan sekali pencet saja. Kembali kubaringkan dirinya di ranjang dengan perlahan. Aku jadi iba melihat kondisi dirinya yang agak lemas.

"Ricky…," panggil Kak Kimi dengan lirih.

"Ini selimutnya, Kak." Aku menutupi tubuhnya lagi dengan selimut. Kemudian kuberikan segelas air putih padanya. Ia dengan lemah menerima sodoran gelasku dan mulai meminum air putihnya.

"Dah baikan, Kak?"

"Lumayan," katanya lembut.

"Kak, aku sedih kalau ngeliat Kakak kayak gini," ungkapku jujur.

Kak Kimi tak menjawab kata-kataku lagi. Kemudian ia mulai meneteskan air matanya. Secara naluriah, aku langsung berbaring di sampingnya dan memeluk dirinya itu.

"Hiks… Ricky, kenapa kamu tega nyakitin aku? Aku gak dekat dengan cowok lain demi kamu seorang hiks… hiks…."

Aku tertegun mendengar penuturan Kak Kimi. Sebegitu setia dan sayangnya kah dirinya padaku? Aku semakin erat memeluk dirinya dan ia menangis semakin keras.

"Maafkan aku, Kak. Aku belum bisa setia seperti Kakak. Maafkan aku."

Kak Kimi terus menangis. Aku hanya bisa mengelus rambutnya perlahan sembari menyesali perbuatanku selama ini. Benar, aku memang cowok yang brengsek. Aku tak bisa menahan diriku hanya demi satu wanita. Aku ingin setiap saatnya selalu ditemani oleh wanita.

Sekitar 10 menit meluapkan kesedihannya, ia mulai tenang sekarang. Tangisannya mulai berhenti walau masih sesenggukan. Aku terus mengelus rambutnya agar ia tetap merasa lebih baik.

"Ricky…."

"Kenapa, Kak?"

"Kamu udah gak sayang sama aku?" tanyanya yang langsung membuat jantungku berdetak kencang seolah seperti jatuh.

"Maafkan aku, Kak. Aku pengen move on dari Kakak waktu itu. Aku gak pengen berlarut-larut terus dalam kesedihan," tuturku penuh penyesalan.

"Kamu jahat, Ricky! Aku menyesal kasih kesucianku buat kamu," katanya dengan penuh kekecewaan padaku.

"Kak, aku benar-benar minta maaf, Kak. Yang penting kan sekarang aku di samping Kakak."

"Apa gunanya kamu di sampingku kalau hatimu masih berada sama gadis lain?" JLEB! Kata-kata dari Kak Kimi benar-benar menusuk sanubariku. Aku tak bisa lagi menjawab pertanyaannya, hanya bisa tertegun sejenak meratapi perkataan Kak Kimi.

"Kak, sejujurnya aku juga masih sayang dengan Kakak. Aku masih ingin mencintai Kakak," ungkapku jujur dan spontan. Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa mengatakan hal ini dalam statusku yang sudah mempunyai seorang kekasih di Amerika sana.

"Ricky… aku kecewa sama kamu."

"Kak, aku benar-benar minta maaf. Aku bakal nebus kesalahanku."

"Gak, aku gak mau percaya lagi sama kamu. Kamu jahat!"

"Kak…."

Ia membalikkan badannya untuk memunggungiku. Aku mengusap wajahku sendiri sembari mengutuk diriku dalam hati. Aku sangat kecewa dan tertekan karena Kak Kimi telah marah kepadaku. Tidak tahu lagi apa yang harus kuperbuat untuk memperbaiki semua ini.

"Kak, jangan marah dong. Aku gak pengen marahan sama Kakak lagi," kataku lembut di telinganya.

"CUKUP, RICKY!" bentaknya padaku.

Aku hanya bisa diam kali ini. Ada baiknya aku membiarkan Kak Kimi untuk merasa baikan dulu. Barulah nanti aku kembali meminta maaf kepada Kak Kimi. Kurasa itu langkah yang lebih tepat dibanding terus memaksa dirinya.

Aku membuka ponselku iseng. Kulihat sudah ada pesan yang tak terbalas dari Claire. Intinya ia bilang kalau ia semakin rindu padaku. Saat aku ingin membalas pesan tersebut, tiba-tiba Kak Kimi merebut ponselku.

Dengan cepat, jarinya langsung memencet profil dari Claire. Aku mencoba merebutnya kembali namun ia berhasil mempertahankan ponselku. Aku berusaha mencegahnya untuk melakukan hal yang ekstrim namun tak dihiraukannya. Ia mengutak-atik profil Claire dan dalam sekali tekan, kini Claire sudah ia hapus dari kontakku.

"Kak…," ucapku lemas.

"Aku gak mau kamu dekat sama cewek Amerika kamu lagi. Kamu milikku seorang sekarang!"

"Kak, nanti gimana kalau dia nyari aku?"

"Gak mau tahu. Aku pengen kamu sayangnya sama aku doang!"

Aku tak bisa lagi berkata-kata lagi terhadap perbuatan kakakku. Kuyakin Claire pasti sedih jika aku tak lagi membalas pesannya. Tapi nasi sudah jadi bubur, aku tak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Kak… aku gak pengen Claire bersedih. Aku takutnya dia jadi depresi di sana."

"Kenapa kamu lebih peduli sama dia? Kamu pikir aku gak sedih pas ditinggalin kamu?"

"Bukan begitu, Kak. Aku merasa bersalah kalau aku meninggalkan dia begitu aja. Setidaknya kasih kesempatan aku buat meminta maaf dan mengucapkan salam perpisahan."

"Gak mau tahu! Kamu cowokku sekarang. Gak ada cewek lain yang boleh dekat lagi sama kamu!"

"Kak, kita ini masih kakak adik loh."

"Kamu pikir aku gak boleh mencintaimu gara-gara aku ini saudara kandung kamu? Cinta itu unik, Ricky. Gak ada yang bisa menghalangi cinta kita."

"Aku juga masih sayang sama Kakak, tapi kalau ketahuan lagi, pasti dampaknya bakal lebih parah."

"Aku gak peduli, Ricky. Aku rela keluar dari perusahaan Papa asalkan aku bisa tinggal bersama kamu selamanya."

"Kakak…."

"Hiks… Sayang, aku cuma pengen kamu biar gak pergi lagi. Aku cuma pengen itu huhu…."

Kak Kimi menangis lagi. Aku langsung mendekap kepalanya dan membelainya secara perlahan. Ia menumpahkan air matanya itu secara drastis sehingga tangisannya memenuhi ruangan apartemenku. Hatiku perlahan menjadi turut merasakan kesedihannya seiring tangisan pilunya semakin merasuk ke dalam nuraniku.

Aku membiarkan tangisannya mereda lagi. Kemudian kuusap pelupuk matanya untuk menghapus air mata yang masih tersisa. Aku menempelkan kepalanya di dadaku agar ia bisa dekat dengan hatiku dan juga mendengar irama jantungku ketika berada dengannya.

"Aku menyesal meninggalkan Kakak. Maafkan aku."

Ia tak menjawab permintaan maafku. Aku hanya tersenyum saja melihat Kak Kimi yang masih ogah untuk menerima diriku. Kukecup kepalanya itu dan kubelai lagi rambutnya yang halus sedari dulu tersebut.

"Aku masih sayang sama Kakak. Aku ingin kembali membangun semuanya dari awal. Tapi kalau Kakak tidak mau, aku tak masalah kok."

Kak Kimi mulai menatapku sekarang. Wajah cantiknya yang sendu membuatku jadi betah untuk memandang wajahnya. Kukecup perlahan keningnya tersebut dan bersiap untuk beranjak dari ranjang untuk memulai hariku. Namun setelah aku keluar dari ranjang, tiba-tiba perutku didekap dari belakang oleh Kak Kimi.

"Aku masih mencintai kamu, Ricky. Jangan tinggalkan aku lagi!" serunya sembari menahan erat perutku ini.
 
Ricky, you suck broooo
*emositingkatkecamatan*
 
Pertamax suhu @Ichbineinbuch

terimakasih updetnya :beer:
Yoi gan, sama-sama
sudah baikan sama kimi, claire nyusul ke indo :lol:
Waduh, tambah repot dong si Ricky
Mantap omm @Ichbineinbuch
Ricky sama kak kimmi comeback
Kimi-Ricky is back hoho....
Aduh ricky cowok kok kayak gitu, tentukan pilihan mu sekarang
Maklum gan, cewek yang nemplok sama Ricky cantik bohay semua. Coba agan di posisi dia, bakal gimana gan?
Kak Kimi ....... :galau: :suhu: :(
........

eh itu ricky nakal gitu, pergaulan amerika atau bakat dari sanannya ya, pake acara cari cewek ke klub malam segala..... :D
Bakat terpendam gan, lalu diasah selama bertahun-tahun di Amerika
Ricky, you suck broooo
*emositingkatkecamatan*
Tarik nafas dalam-dalam gan, kalau emosi cepat beruban loh
 
Nunggu adegan Kimi lebih nekat lagi ahhh...

Siapa tahu pas lagi wik2, sengaja ditahan sama Kimi biar crot didalem bareng dan jadilah Kimi-Ricky junior, trus mereka diusir, pindah negara, jadi pasangan suami istri yg dipalsukan datanya :adek::pandaketawa::Peace:

Btw, nice update hu:beer: Ditunggu lanjutannya:semangat:
 
pertanyaan ane cuma satu, dua temen kimi di kemanain? masa di tinggal di mobil si pk :lol:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd