Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Aku "Yasmine"

Part 6. Inagurasi

Sejak kejadian melihat sepasang kekasih berhubungan intim di depanku, nafsu seks ku memang jadi semakin menggebu. Rasa penasaran bagaimana disenggamai sering kulampiaskan dengan bermasturbasi. Walaupun penasaran, aku masih belum berniat untuk mencobanya, selain karena aku masih menjomblo, juga aku berusaha menjaga agar perawan ku dapat ku berikan ke orang yang tepat.

Singkat cerita aku sekarang sudah menjadi mahasiswa baru di salah satu kampus swasta di Jakarta. Sebenarnya aku diterima di kampus negeri, tapi di luar Jakarta yang sengaja kupilh agar lebih bebas di daerah. Orang tuaku melarang aku untuk melanjutkan di daerah orang, mungkin karena aku anak perempuan paling kecil dan akan lebih susah untuk memantau ku. Kecewa karena sifat mengkekang orang tuaku seakan menumpuk, akupun sering membangkang dengan pergi keluar malam dengan teman temanku.

Di awal kuliah aku masuk ke geng kecil yang berisi 4 orang termasuk aku. Gengku bisa dibilang semuanya berparas menarik dan selalu digoda oleh teman seangkatan juga senior semenjak ospek. Ada Fitri mahasiswi rantau dari daerah di pulau sumatera, badannya pendek, kurang lebih tingginya sama denganku, tapi badannya padat berisi, sekal kalo kata orang orang, dan juga dadanya yang cukup besar, dia merupakan primadona di gengku dan juga angkatanku karena wajahnya yang cantik. Aku sangat akrab dengannya, karena dia perantauan dan kost di dekat kampus, aku sering menginap di kostannya saat aku jenuh dirumah.

Dua temanku lainnya ada Angel dan Echa. Angel berparas manis dan oriental karena memang gen Chinese dari ayahnya yang keturunan asli. Badannya tinggi langsing seperti model, dan lekukan tubuhnya yang terbentuk sempurna baik dadanya yang pas dilihat serta bentuk bokongnya akibat rajin dance, sejak SMA sampe sekarang dia menekuni modern dance dan beberapa kali menjadi penari latar artis artis terkenal. Sedangkan Echa berbadan kecil juga sama sepertiku, tapi gaya berpakaiannya sangat modis dan cenderung terbuka menjadi daya tariknya, diantara kita ber empat, dia yang paling banyak pengalaman seksnya menurut ku.

Seperti biasa, setiap tahun , tiga bulan setelah selesai ospek ada acara inagurasi di kampusku. Acara ini di adakan di sebuah club malam daerah jakarta selatan yang terkenal dengan kehidupan pesta di malam hari. Acara ini diwajibkan untuk seluruh mahasiswa baru, selain itu yang hadir adalah senior senior yang cukup populer. Aku ber empat selalu di ingatkan oleh kakak kakak senior, khusunya laki laki untuk hadir. Aku sudah menyiapkan alasan ke orang tuaku untuk bisa datang, karena tidak miungkin diberi izin jika aku jujur. Dan selesai acara aku pasti akan menginap di tempat salah satu temanku.

Hari dimana acara inagurasi berlangsung akhirnya tiba, dari tadi di kampus sudah heboh membahas acara malam ini. Sore hari kami berkumpul di rumah Angel yang tidak jauh dari tempat acaranya. Sambil menunggu waktu, kami berempat mengobrol dan bercanda lali membahas pakaian yang akan kami pakai.
Y: aku, A: Angel, E: Echa, F: Fitri.
A: kalian bawa baju apa buat nanti malem? Pada pake warna putih kan? Echa, kamu gak lupa kaya biasanya kan?
E: nggak dong yang, kan aku yang ngajakin kompakan, aku bawa tuh atasan putih, tapi tanktop
A: ih gila kamu, nanti di cap mureh sama yang lain.
E: tenang, aku pake jaket jeans dulu, kalo acaranya gak seru ya gak usah di buka. Yasmine udah aku bawain Kemeja putih oversized tuh.
Y: thanks ya yang, aku gak ada baju putih yang belum belel, nanti malu maluin, hehehe.
F: kamu pake setelan oversized juga yang? Bawahannya pake apa?
Y: pake jeans aja, gapapa kan?
A: pake hotpants adekku aja, kayaknya pas deh
Y: gak ah, nanti dingin, malu akutuh
F: Coba dulu, masa jeans sih, kaya mau kuliah aja, gak spesial.

Aku pun mencoba menggunakan kemeja oversized yang dibawakan Echa

E: ih yasmine apaan tuh, gayanya biasa banget
A: ya kan, ganti deh pakaian kamu, aku ambilin baju di kamar adekku.

Echa dan Angel langsung komen melihat gayaku, memang aku hanya menggunakan kemeja kedodoran dan celana jeans ketat. Sebenarnya aku ingin tampil lebih feminim dan seksi, tapi memang pakaian di lemari ku hanya bergaya casual. Angel pun kembali membawa kemeja putih dan celana hotpants adeknya. Kamipun akhirnya tidur tiduran sambil menunggu jam 7 malam untuk bersiap siap, karena memang acaranya dimulai jam setengah 9.

Saat jam 7 malam kami pun bersiap siap, kami beganti pakaian dan berdandan yang terbaik. Angel terlihat menggunakan dress putih pendek diatas lutut tanpa lengan. Dressnya membalut ketat tubuh proporsionalnya dengan indah, belahan dadanya yang rendah dan punggungnya yang terbuka memamerkan kulit putih bersihnya. Rambut panjang sepunggung yang di higlight dibiarkan tergerai. Kulihat tadi Angel menggunakan g string bukan celana dalam biasa. "Biar gak keliatan nyeplak", katanya genit saat kutanya. Padahal menurutku malah tidak terlihat dan seperti tidak menggunakan daleman akan mengundang perhatian orang.

Fitri tampil sederhana tapi sangat cantik, dia menggunakan kemeja oversized yang panjangnya sampai pas diatas lutut langsung ke celana dalam sebagai pelindung dibaliknya. Lengan baju digulung sampai pergelangan tangan. Kancing kemejanya dibuka 2, memamerkan belahan dadanya yang sungguh membuat orang penasaran. Diantara kita, Fitri yang paling jago dandan, tapi memang menambah cantik dan tidak terlihat berlebihan. Makeupnya malam ini agak sedikit bold dengan rambut sebahu yang hitam tergerai

Diantara temanku, memang Echa yang paling berani dalam berpakaian. Untuk acara malam ini dia menggunakan tanktop putih dan mini skirt berbahan jeans. Yang membuatnya berani karena dia hanya menggunakan g string dan dadanya tanpa pelindung apapun. Kami semua heboh saat melihat Echa hanya menggunakan hansaplast menutupi putingnya. Dia bilang dadanya kecil, jadi gak akan keliatan, lagian juga masih dilapis jaket jeans.

Dan malam ini pun aku didandani oleh teman temanku. Hotpant hitam milik adiknya Angel membuatku sedikit risih, aku tidak terbiasa mengumbar pahaku ditempat ramai, ditambah lagi baian selangkangannya terasa ngepress dengan bagian luar vaginaku. Atasannya aku menggunakan tanktop hitam yang tadi kupakai kuliah, ditutupi dengan kemeja putih yang bahannya agak menerawang dan bentuknya mengikuti lekuk badanku. Wajahku jadi percobaan makeup oleh Fitri. Setelah kami siap, kami pun pergi bersama menggunakan mobil Echa.

Sampai disana acara sudah dimulai, acaranya sama sekali tidak formal hanya acara dugem diluar perkiraanku yang kukira akan ada sedikit speech. Malam itu kami mendapat table yang khusus disiapkan salah saru senior yang sepertinya menggebet Echa. Disitu aku hanya duduk memperhatikan Fitri dan Angel asik mengobrol di pinggir orang orang yang melantai. Echa sendiri sibuk mengobrol dengan salah satu senior di table kami. Bagai guest star, di meja khusus untuk gengku sudah tersedia beberapa minuman yang sebebasnya bisa kita minum. Aku yang baru pertama kali ke tempat dan acara seperti ini beberapa kali dipaksa meneguknya oleh Echa dan kakak seniorku bernama Arya.

Tidak terasa sudah jam setengah 12 malam, Fitri dan Angel pamit duluan setelah beberapa kali melantai, muka Angel juga tampak agak memerah efek minuman yang beberapa kali di teguk. Aku yang penasaran dengan pergaulan ini memilih untuk stay bersama Echa. Sepeninggal mereka, bergabung bersama aku, Echa dan Arya teman satu angkatanku ang sepertinya kenal dengan Arya. Kuperhatikan mukanya saat bersalaman dan mengobrol dengan Arya, kupikir mukanya tidak asing.

"Kenalin temen gue, angkatan lo juga, dari kemaren ospek katanya sering ngelihatin lo, hahaha", kata Arya sambil meledek temannya itu. "Gue Wahyu, jangan didengerin omongan si anjing, senengnya jodoh jodohin orang emang", Wahyu mengenalkan dirinya sambil cengar cengir. Si Wahyu duduk dan mengobrol dengan Arya yang aku tidak mengerti obrolannya. Echa pun duduk mendekatiku, "lumayan manis juga tuh, siapa tau cocok sama kamu yang", godanya.

Mungkin karena baper, tanpa sadar aku memperhatikan Wahyu yang sedang mengobrol. Manis juga memang, ditambah kacamata berframe hitamnya membuat kesan yang berbeda yang tak bisa ku ungkapkan. Ku akui aku memang sedikit fetish terhadap laki laki berkacamata. Ada satu yang kurang aku suka dari dia, kelopak mata bawahnya terlihat menghitam, dibayanganku seperti ciri ciri pemakai narkoba yang sering dibilang orang. Memang kesannya terlalu menjudge orang, tapi cukup janggal jika diperhatikan.

"Woi, ngeliatin apa?", Aku gak sadar kalau ternyata sekarang Wahyu lagi menatap ku dan akhirnya mengagetkanku. Aku yang kaget hanya bisa cengar cengir. Kulihat Echa sudah melantai bersama Arya, aku yang tinggal berduaan sama Wahyu akhirnya mengobrol intens. Cara mengajakku bicara sungguh menyenangkan, bahasan bahasan ringannya dengan jokes yang pas buatku, sepertinya membuatku baper. Senyumnya juga sanhat manis ditambah lesung pipitnya.

Obrolan kami berhenti saat Arya dan Echa kembali bergabung dengan kami. Mereka berdua tidak banyak bicara saat Arya menuangkan minum untuk kami dan langsung diteguk habis kecuali minumanku. Sehabis minum tiba tiba Echa langsung memeluk Arya walaupun masih dalam posisi duduk, Arya pun menyambutnya dengan mencium cium gemas pipi Echa. Ciuman di pipi itu perlahan bergerak menjadi kecupan di bibir. Aksi mereka semakin panas saat kulihat penis Arya mulai di raba dari luar celana oleh Echa.

"Gak usah diliatin, biarin aja, mereka udah tipsy", ujar Wahyu yang menarik pundakku agar aku mendekat ke dia. Obrolan ku dengan wahyu menjadi tidak fokus, mataku sering melirik ke apa yang dilakukan temanku. Kulihat pagutan di bibir mereka semakin panas, lidah Arya saat ini sudah bergerak masuk ke dalam mulut temanku, suara pergumulan bibir mereka juga bisa kudengar walaupun musik dapat menutupinya dari orang lain.

Arya berhenti melakukan aksinya dan berbicara ke Wahyu sedikit berbisik. "Lo nanti pulang sama gue ya, si Echa mau pergi lagi sama Arya", kata kata Wahyu yang membuat aku bingung. Aku tak mengira kalau Echa dan Arya punya rencana lain, karena aku sudah bilang ke ortu ku akan menginap di rumah Echa. Sekarang aku harus pulang dengan laki laki yang baru aku kenal dan tidak tau harus kemana. "Kok bengong? Mau pulang sekarang? Gue anterin naik mobil Arya, tenang aja", lanjutnya lagi yang ternyata menunggu respond ku.

"Yang maaf ya aku duluan, gapapa kan?", Echa pun langsung berpamitan denganku. Mukanya semakin merah, entah karena horny atau efek minuman. "Yaudah kita pulang juga deh yuk", Ajak ku sambil menarik tangan Wahyu. Kami pun berpisah di parkiran, aku masih duduk di dalam mobil bersama Wahyu bingung mau kemana saat mobil Echa pergi yang sepertinya aku tahu kemana tujuan mereka berikutnya.

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Setelah lama sibuk di RL, semoga update ini masih menarik dibaca

Part 7. Inagurasi 2

POV Echa.

Malam ini saat kami tiba, acara pembukaan sepertinya sudah 15 menit berlangsung. Disana kami sudah disiapkan table khusus, yang kutahu pasti kerjaan Arya. Arya itu sebenarnya senior 2 tahun diatas kami, cuma beberapa kali aku sekelas dengan dia, banyak bolos jadi banyak yang ngulang katanya. Sebelum inagurasi ini aku memang intens sms an dengan senior satu ini (waktu itu BB belum booming). Beberapa kali juga aku ditemani makan di kantin olehnya saat menunggu gengku sampai di kampus.

Secara fisik Arya cukup menarik, badannya atletis karena dia doyan nge gym, tingginya sekitar 170 lebih sedikit dan badannya proporsional. Kulitnya cenderung gelap, karena dia asli Bali dan katanya dari dulu sampai sekarang dia masih doyan surfing. Kalau dari segi muka, menurutku sih dia diatas rata rata ya, bisa dibilang ganteng, banyak juga sepertinya teman seangkatanku yang membicarakan dia. Dari segi fisik yang kujelaskan tadi, lumayanlah kalo dia kujadikan TTM, gak malu maluin kalau diajak jalan.

Saat kami tiba di acara inagurasi itu, memang Arya langsung menyambutku, "Cha, kamu sama temen temen kamu udah ada table disana". "Ih serius? Tadi siang cuma bercanda kok", kataku yang memang siang tadi smsan menjawab gombalannya agar disediakan tempat. "Kan kamu yang bilang, kalo gak bisa jemput princess, sediain singgasana terbaik, hahaha", ucapnya ngasal. Di table kami, ternyata sudah ada beberapa botol minuman yang sepertinya sengaja disiapkan oleh Arya.

Aku dan teman temanku pun duduk di table itu, tak lama Angel dan Fitri pun turun mingle dengan teman teman yang ada di sekitar dj. Aku duduk disini menunggu Arya yang katanya mau mengurus sesuatu, dan juga menemani Yasmine. Yasmine sepertinya agak kikuk, dia mungkin cantik, tapi kekangan keluarganya membuatnya agak kuper, dan akan menjadi mangsa empuk cowok cowok berengsek di tempat ini. Saat aku sedang ngobrol dengan Yasmine, hp ku berbunyi, ada sms dari Arya, "Gak bosen kan? Wait ya, serah terima tugas ke yang lain dulu". "Ditunggu, bawa cowok baik baik ya buat temenin yasmine", balasku.

Arya pun datang bergabung dengan aku dan Yasmine, obrolan kami semakin seru karena ada candaan laki laki yang kadang menjurus ke porno. Aku sendiri tidak sadar sudah berapa gelas yang kuteguk saat Arya menuangkan minuman. Angel juga daritadi bolak balik ke meja hanya untuk menengguk minuman, aku baru tau kalau ternyata dia doyan minum, bahkan jatah Yasmine di ambil juga olehnya. Dan sekarang terlihat jelas muka Angel mulai terlihat merah, tapi di masih enjoy mengobrol di lantai dansa.

Angel dan Fitri pun pamit saat jam sudah menunjukkan setengah 12 lewat, sepertinya Angel akan pulang ke kostan Fitri karena sudah sangat mabuk. Sepamitnya mereka, bergabung dengan kami salah satu teman Arya, aku kenal dia, namanya Wahyu dan masih seangkatan dengan ku. Setelah basa basi mengobrol dengan kami, si Wahyu sekarang intens mengobrol dengan Yasmine, memberikan ruang untukku dan Arya mengobrol berdua.

"Minum lagi nih, sayang udah dibuka botolnya," Arya menyodorkan gelas yang baru dituang isinya kepadaku. "Lo gapapa sama temen temen lo kalo nyangkut disini?, Tanyaku. "Santai aja, sebenernya acara ini emang buat senior senior ngegebet adek tingkat, jadi gak formal banget lah". "Oh gitu, termasuk lo sama Wahyu yang lagi ngegebet kita ya?", Ujarku asal. "Wahyu yang ngegebet temen lo, kalo gue mah udah pasti dapet, hahaha", jawab Arya yang pede banget. "Ih pede banget lo, dapetin gue gak gampang, banyak syaratnya", ucapku sambil mengambil gelas yang isinya.

"Ke depan yuk, mana seru minum tapi duduk doang", tanpa ku iyakan, tanganku sedikit ditarik agar aku bangun. Saat aku berusaha berdiri, efek alkohol sepertinya langsung menyerang kepala dan kakiku. Kepala ku sedikit berat dan kaki terasa lemas. Dengan sigap, Arya memegang pundakku membantu berdiri. "Si cantik udah mulai tipsy nih", ujarnya berbisik di dekat telingaku. "Gak, kelamaan duduk aja, dan lo jangan sok gombal ya", ucapku yang tanpa sadar sambil mengelus pipinya. Arya pun menggandengku turun ke bawah, ku tengok Yasmine masih asik ngobrol dengan Wahyu, jadi kupikir tidak apa apa kalau kutinggal sebentar.

Aku dan Arya mulai menggerakan tubuh kami mengikuti irama musik. Tanpa sadar tubuhku semakin meliuk dengan bebas, walau beberapa kali badanku agak limbung efek alkohol. Arya memeluk tubuhku dari belakang, agak membantuku yang kadang sulit menjaga keseimbangan. Pelukan Arya semakin rapat hingga bisa kurasakan nafasnya di leher belakangku. "I have something that can make you feel more free" bisiknya lembut ditelingaku. "Punya apa? Aku gak mau kalo yang aneh aneh", jawabku menebak apa yang ditawarkannya. "Buka mulut kamu, kalo cuma 1 aman kok".

Aku membalikkan badanku menghadapnya, kulihat dia membuka bungkusan dan menggigit sejenis obat. Mulutku terbuka saat dia tiba tiba menciumku dan memasukkan obat ke mulutku.
Ciuman itu hanya sebentar, aku pun menenggaknya tanpa air. Goyangan tubuhku seakan makin lepas dan Arya masih memegang pinggangku hanya kali ini dari depan. Mulutnya saat ini menciumi leherku dan seolah menghirup semua aroma yang keluar dari badanku. Rangsangan di leherku dan efek obat yang mulai pecah membuatku menikmati semua perlakuan Arya. Perlahan tangan kanannya turun mengusap pantatku sambil tangan kiri nya memeluk ku erat.

Arya sekarang menggandengku untuk kembali ke table, setelah kembali menuangkan minuman, aku yang tak tahan langsung memeluk erat tubuhnya. Arya tak hanya diam, pipiku diciuminya dengan gemas, dan perlahan bergerak mengecup bibirku. Aku yang sudah horny mulai meraba daerah selangkangannya. Kurasakan penisnya sudah bangun, membuatku semakin penasaran mengelusnya walau masih tertutup oleh celana jeans. Pagutan bibir kami semakin ganas, lidah Arya mulai bergerak masuk ke dalam mulutku. "Cha, pindah yuk, kita pamit aja ke Yasmine dan Wahyu", ajak Arya yang kujawab dengan anggukan.

Setelah berpamitan dan masuk ke mobil masing masing, aku yang tidak tahan langsung menciumi leher Arya dan meraba dadanya. "Wait sayang, aku fokus nyetir dulu ya", ujar Arya sambil tangannya meraba pahaku. Sepanjang perjalanan yang tak begitu lama, aku tidak tahan untuk terus meraba dada maupun tonjolan penis Arya. Sesampainya kami di sebuah hotel, Arya langsung buru buru menarik tanganku ke lift setelah proses administrasi beres. Di lift mulutku tidak ada habisnya dicium olehnya yang mungkin sudah tidak tahan.

Dikamar aku langsung dicium tanpa henti dengan posisi di himpit ke tembok setelah pintu terkunci. Ciumannya berpindah pindah dari pipi ke telingaku dan juga leherku. "Ya, dadaku jangan di diemin", ujarku yang sudah sangat tidak tahan. "Kalo kamu jadi pacarku, aku turutin semua yang kamu mau", ucapnya sambil menatapku. "Iya Arya sayang, aku pacar kamu, turutin semua yang aku mau ya pacarku". Situasi ini agak aneh, tidak romantis tapi aku yakin dengan ucapanku itu sambil kubuka jaket jeans ku dan mulut kami kembali berpagutan.

Arya pun tangannya mulai bergerak meremas dadaku yang masih tertutup tanktop. Mulutnya aktif di daerah telingaku dan sekitarnya, membuatku mendesah kecil. "Buka baju kamu Ya", ucapku yang malam ini ingin lebih dominan. Sekarang aku yang aktif menciumi leher Arya dan kadang ku gigit sedikit. Tangan kiriku memainkan putingnya sedangkan tangan kananku mulai meraba selangkangannya yang sudah keras. Kuperlakukan seperti itu, Arya pun inisiatif membuka celananya.

Ciumanku berpindah pindah dari lehernya, turun ke dadanya dan kadang naik lagi ke telinga dan pipinya. Tangan kanan ku sekarang mulai masuk ke dalam celana dalamnya yang menonjol. Ku elus elus lembut, aku masih belum melihatnya secara langsung, tapi mungkin sekitar 13cm dan keras sekali menurutku. Ciuman ku bergerak turun sampai ke pusar Arya, dan sekarang kemaluannya sudah kukeluarkan dari sarangnya dan ku kocok pelan.

Kuturunkan celana dalam pasanganku malam ini, kulihat memang sekitar 13cm panjangnya, mungkin kurang sedikit, tapi sudah sangat keras mengacung didepan mukaku. Kini mulai kuciumi batang penis nya dari samping dan kadang bawah, sesekali kujilat seperti eskrim. Aku sungguh kangen memperlakukan penis laki laki seperti ini, sudah hampir setahun aku tidak berhubungan seks, seolah olah saat inilah waktunya pelampiasan.

Dengan perlahan mulai kukulum kepala penis Arya, tangannya saat ini sedikit menjambak rambutku, mungkin karena kegelian. Kepala penisnya yang sekarang ada di mulutku kumainkan juga dengan lidah. Perlahan lahan mulutku mulai bergerak maju mundur, sungguh nafsuku sudah di ubun ubun untuk bisa mengemut penis lagi. Cukup lama aku memblowjob penis Arya, dan dia tampak mengikuti arus menerima apa yang aku lakukan tanpa memaksaku melakukan deepthroat.

Arya menghentikan aksiku dan mengarahkanku untuk berdiri. Dengan sangat bernafsu, di bukanya semua kain yang ada ditubuhku. Melihatku yang telanjang bulat, terlihat tatapan nanar dari Arya yang sudah sangat bernafsu. Dengan sekali angkat, tiba tiba tubuh mungilku di gendongnya dan sedikit di lempar telentang di atas kasur. Tanpa aba aba langsung di ciumi dada kiriku sambil tangan kananya memilin putingku dengan sedikit kasar.

Bagian dadaku sudah habis di jadikan mainan oleh arya, diremas remas, di hisap dan digigit putingnya, juga ditinggalkan banyak bekas cupangan di dadaku. Aku yang hanya bisa mendesah tak karuan hanya menjambak rambut Arya tanpa berusaha menghentikannya. Sekarang mulut Arya mulai mencium kemaluanku, dikecupnya bibir kemaluanku sambil dihirup dengan hidungnya. Multunya semakin intens di daerah vaginaku, membuatku belingsatan walaupun clitoris ku belum tersentuh sama sekali.

Aku mendesah tak karuan diterjang gelombang orgasme yang tiba tiba datang saat mulut Arya menghisap klitorisku dengan agak kasar. Tubuhku bergelinjang hebat diatas kasur, tapi kurasakan ada benda asing yang berusaha memasuki vaginaku disaat orgasme. Begitu kubuka mataku yang terpejam menikmati orgasme, serangan orgasme berikutnya datang bersamaan dengan penis Arya yang sudah penetrasi sepenuhnya. Pertama kali kurasakan multiple orgasme membuat tubuhku bergetar hebat, tapi biarpun begitu, Arya malah bergerak memompa kemaluannya di dalam vagina ku.

Gerakan pinggul Arya membuatku mendesah tak karuan, selain gelombang orgasme yang baru kurasakan, gerakan pinggulnya membuatku hilang kendali. Gerakan pinggangnya yang perlahan saat mencabut, dan menyentak memasukkan penisnya jika sudah sampai di batas kepala membuatku menggila. Pinggulku reflek ikut menyambut maju sentakan masuk penisnya, dan tidak butuh lama lagi untuk orgasme.

"Ya, aku mau keluar, gila aku gak tahan ya," ujarku merasakan gelombang orgasme yang sebentar lagi datang. "Bareng yang, boleh aku keluarin dalem?". "Iya ya, didalem aja, aku ga kuat", jawabku yang tidak peduli lagi jika hamil, hanya orgasme yang ku kejar. Tak lama Arya menekan dalam dalam penisnya membuat vaginaku terasa penuh dan disambut orgasme ku. Semburan sperma kurasakan hangat didalam rahimku.

Tubuhku yangbbergetar hebat karena orgasme, ridak berdaya dibawah tindihan dan dekapan Arya. Aku seperti melayang tak sadarkan diri, hanya mampu bernapas berat sambil menutup mataku. Tersadar dari orgasme yang baru saja kami nikmati, langsung kukecup bibir arya. Dibawah pelukan Arya, kamipun tertidur lelap dengan posisi kemaluan masih menyatu. Betapa hebatnya seks kami malam itu walaupun hanya posisi misionaris.

POV Yasmine.
Kusibuk dengan handphoneku, berusaha menghubungi Fitri atau Angel. Aku sedikit panik, mau kemana aku harus pulang, sedangkan aku sudah izin menginap kepada ortu ku. Di luar mobil, Wahyu masih menunggu arahanku sambil menikmati rokoknya, terkadang melihat kepadaku. Gak mungkin pikirku untuk pulang ke tempat Wahyu, dan agak takut buatku meminta saran kepada cowo yang baru aku kenal.

"Gimana? Gak ada yang angkat?", ujar Wahyu yang saat ini sudah masuk dan kembali duduk dibalik kemudi. "Iya, sorry ya, lo gak buru buru balik kan?", Ujarku basa basi, tapi berharap dia mau menunggu. "Gini deh, kita tidur di parkiran rest area cibubur aja, tenang gak akan gue macem macemin, gue biasa gitu kalo terlanjur gak ada tempat pulang". Pilihan terakhir memang saran dari Wahyu, tapi mungkin itu yang terbaik. "Iya deh, bingung abisnya", akhirnya ku iyakan saran Wahyu.

Di sepanjang jalan yang tak jauh dan lancar, suara musik menemani kami yang terkadang Wahyu ikut bernyanyi. Konyol juga anak ini, sering lirik yang dinyanyikan salah dan dia pede aja walaupun ku tertawakan. Tanpa sadar aku hanya memperhatikan mukanya, dan ternyata kami sudah sampai. "Lo tidur di belakang aja, enak selonjoran. Nanti sebangunnya kita, semoga temen lo ada yang ngabarin." Ku hanya mengangguk karena memang mataku sudah mengantuk. Ku pindah ke belakang dan sekejap akupin tertidur, saat kulihat Wahyu keluar untuk merokok.

Esok harinya aku terbangun cukup siang, Wahyu kulihat sudah bangun dan lagi lagi sedang merokok. Kulihat hp ku, dan ada pesan dari Fitri. Saat ku ingin keluar mobil, aku tersadar kalau hanya menggunakan hotpants dan ternyata diselimuti oleh Wahyu dengan kemejanya, sweet abis pikirku. Melihat aku yang sudah bangun, Wahyu pun masuk kembali ke mobil. Singkat cerita, aku diantarkan Wahyu ke kost Fitri, setelah meminta nomorku, Wahyu pun berpamitan, katanya mau tidur di kampus dan berpesan kalau mobilnya dicari Echa untuk menelponnya.

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd