Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mia, Istri mudaku :sekuel kasih sayang seorang pembantu (versi saya.)

Apa teman-teman bersedia saya tuliskan repost dulu itu memperjelas cerita ? (di thread ini)

  • Ya

    Votes: 29 87,9%
  • Tidak

    Votes: 4 12,1%

  • Total voters
    33
  • Poll closed .
Ampun dah Mia, bukannya update, malah rujakan
 
Dua tahun sudah berlalu, aku sudah menjadi direktur keuangan di Perusahaan Wirdan. Perusahaan kami cukup sukses bahkan sering kali kami memenangkan proyek di Singapore maupun di Indonesia. Bahkan kami juga melakukan investasi terhadap pembangunan Villa dan Perumahaan Elite di Indonesia untuk sekedar menabung. Sedangkan kehidupanku berjalan baik, Ninda dan Mia saling membantu dalam mengurus rumah dan keluarga. Aku menjadi orang yang beruntung dapat memiliki dua istri yang mau membantu dan mengurus aku, ditambah tiga anak perempuan yang mencintaiku dan menyayangiku. Raya, dan sikecil Intan melengkapi hidupku. Sedangkan Wirdan, Ia dan Tamara sudah memiliki anak yang berumur 1 tahun lebih, Tamara lebih memilih menjadi ibu rumah tangga.

Pernikahaan dengan Wirdan membuatnya ia menolak untuk kembali, meski awalnya bersedia. Tamara sudah hamil besar waktu itu, beruntung sekertaris sebelumnya mau untuk mengisi kembali posisi Tamara. “Wir, kamu langsung pulang ke Singapore? Kamu gak jadi ambil liburan nih ?” kataku pada Wirdan. Kami baru saja menyelesaikan pekerjaan kami di Bangkok. Aku berencana berlibur 5 hari dengan kedua istriku, karena ketiga anakku sedang dibawa adik istriku Ninda berlibur ke Luar Negeri. “Aku libur 5 hari, biasa kami mau mengunjungi Papa dan Mama Tamara. Semua proyek sampai 5 bulan kedepan udah jalan, makanya aku liburan.” ujarnya. “Oh gitunya, okay sampai jumpa Senin depan ya.” kataku menyalaminya.

Aku pergi ke flatku, menyiapkan pakaian dengan kedua istriku, besoknya kami berangkat ke Lombok untuk menghabiskan waktu bertiga. Kami sengaja memesan kamar besar untuk menghabiskan liburan kami. Setelah sampai kamar, Ninda dan Mia merapihkan pakaian, tiba-tiba aku muncul ide untuk menyetubuhi Ninda. Aku memberikan kode kepada Mia, iya tersenyum. Ia meninggal Ninda dengan alasan ingin istirahat ranjang lain. Setelah Mia pergi dari, Aku menyiapkan wine dan menuang ke gelas dan akan memberikan pada Ninda. Ketika menuju tempat Ninda, Ninda berbalik. Ia terkejut melihatku ada dekatnya. “Mas, ngapain kamu?” tanya sambil menyiritkan keningnya. “Udah gak papa, tadi Mia udah mau kok. Dia belakangan.” ucapku singkat.

Ninda mengambil gelas dan meminumnya, “Enak mas. Dari Wirdan ya?” tanyanya, aku menganggukan kepala. Kemudian kami meminum lagi, Ninda sudah menghabiskan satu gelas dan memberikan gelasnya padaku. Aku meletakan gelasku dan gelasnya di meja rias, kemudian mendekatinya. “Sekarang, Mas maunya apa nih?” tanyanya. “Aku mau main sama kamu, emang gak boleh?” kataku. Ninda tersenyum, ia mencoba menghindariku. Aku memengang tangannya, dan memeluknya. Ninda menyambut pelukan dengan memagutanku. Kami berpagutan dengan sangat mesra, bahkan tanganku nakal masuk ke dalam roknya dan mengelus elus vaginanya dari luar celana dalamnya. Tetapi Ninda mencegah tanganku namun tetap saja kami berpagutan dengan mesra pelan pelan. Kami menikmatan setiap detik pagutan kami.

“Hhhhssssss…. Maaaas .. hhhhsssssss… “ desis Ninda di sela sela kami menarik bibir kami kemudian kami kembali berpagutan lagi. “Sudah…. Mas .. sudah .. “ tolak Ninda dengan mendorong dadaku.“Ayo Nin,.. sudah lama aku nggak bercinta dengan Kamu.“ kataku, Ninda dan aku jarang bertemu akhir-akhir ini ia sibuk dengan perusahaannya. “Nggak aaaaaaah .. Aku belum siap.” katanya. Aku mendorong, hingga terlentang diatas ranjang. Aku berada disamping kanannya, aku kembali menciumnya. Ninda membalasnya Aku langsung menghujani dengan lumatan ganas. Ninda membalas lumatanku dengan tak kalah ganas, tangannya semakin nakal meremas Penisku yang mulai bereaksi. “Haaaaaaaan ..oooooooooooh ..aaaaaaaaaaaaaah ..hhhhhhsssssss “ dengus Ninda ketika tidak tahan akan serbuan lumatanku.

Aku mencium leher dan pipi Kanan Ninda kemudian leher dan pipi Kiri Ninda. “Oooh Mas..… teruuus….yaaa....elus.eluuus..rangsang..aduuh,Mas..kamu….ah…hebat…banget....kamu..buaaaat…aku… bertekuk lutut padamuuu.“ ucap Ninda dengan mata terpejam rangsangan yang aku berikan. Sejenak aku menghentikan, ia membuka matanya. Kami bertatapan mata, muka mulai memerah. Aku tersenyum karena ia juga menginginkannya. “Mas, aku mau kamu apain sih? Baru sampai aja udah mau main aja.” kata Ninda. Kami saling memandang, agak lama. Aku memikirkan bagimana membuat ini begitu romantis. Entah bagaimana kami lalu saling berpelukan diranjang, Kucium Ninda sampai terenga-engah. Lidahku bermain didalam mulutnya. Ninda tidak kalah garang, dia memelukku erat-erat dan membalas ciuman buasku. Kami mulai terhubung, kami siap bersetubuh.

Tangan kiriku menyusup kedalam kaus hitamnya mencari pengait bra yang digunakannya. Tangan kanan menyususp ke Celana Pendek bagian belakang, mengusapusap pantatnya yang masih mengunakan Celana Dalam. Aku masih melanjutkan mencium Ninda dengan penuh nafsu. Bibir yang tebal dan sensualnya kulumat habis. Permainan bibirku d disambut dengan kelincahan lidahnya. Lalu turun ke leher. Kembali aku mencium dan menjilati lehernya, Ninda. memejamkan matanya terus menikmati rangsanganku. Tangannya terus mengosok celanaku, tempat dibagian penis yang masih rapi dalam sarangnya. Kubiarkan Ninda yang mulai dilanda birahi itu memegang penisku. Aku bangun dan duduk diranjang, ia juga membangkit badannya. Sehingga kami menjadi sama terduduk. Ninda tangannya mulai gemas memegang Penisku.

Hal ini membuatku sampai menggeleng geleng kepalaku. Kemudian aku mulai melepaskan pakaian Ninda demikian Ninda mulai melepaskan pakaianku. Dalam sekejap kami telanjang, aku tersenyum melihat kami sudah siap bersetubuh. Aku kembali menikmati pemandangan seindah dan seeksotik ini. Menggairahkan, menakjubkan. Aku bengong, terpana, terpesona. Tinggi, kakinya panjang dan jenjang, pinggangnya kecil, tapi pinggulnya cukup besar, sangat sempurna. Aku mendorong Ninda hingga terlentang. Kuusap usap pahanya sebelah kiri itu, kurasakan kemulusan dan kehalusan kulitnya, kutatap Ninda yang terpejam merasakan belaianku. “Sssssssssssssssssshh sssssssssssshh hhhh .. sayaaaang .. ooh .. teruus yaaaaang .. teruus … aku .. sukaaa digituin .. teruuus yaaaang “ desah Ninda Olla Ramlan dengan suara mendesah dan merintih.

Ia juga mengenggam sprei dengan kencang. sambil mengelus paha mulusnya itu. aku membungkukan badanku, kemudian menciumi memeknya yang basah itu, sontak Olla Ramlan langsung terbuka matanya. Aku berdiri di samping tempat tidur. Kupandangi Ninda yang bugil tanpa selimut. Indah, sempurna. Berkulit putih bersih tanpa ada cacat atau bekas goresan dan luka setitik pun. Kedua tangannya ditarik ke belakang kepala. Rambutnya tergerai di kedua sisi bantal. Matanya terpejam seperti menikmati orgasme yang baru kuberikan. Vaginanya mengeluarkan cairan. Aku naik menuju ke Vaginanya dan mejilatinya. “Aduuh, sayaaaang .. geli aaaaaaaaaaaaah … “ ucap Ninda yang kepalanya kemudian terangkat melihatku menciumi Vaginanya itu. Kemudian itu aku kemudian menjilati bagian tepat di selakangannya, kemudian menyusuri kemulusan kulitnya dengan lidahku.

“Ooh…noo..sayaaaaaaang..rasanya..aaaaaaah..teruus yaaang..teruus..rangsaang..“ desah Ninda semakin tak karuan. Ia mendesah sambil merapatkan pahanya sehingga ruang gerakku menjadi terbatas. Aku menjilati pahanya perlahan lahan, sampai di dengkulnya itu, kemudian kembali lagi ke atas menciumi kulit paha sampai di perutnya, pusarnya aku jilati sampai membuat tangan Ninda memegangi kepalaku, kuciumi kemudian aku naik sampai ke bongkahan Payudaraanya itu, puntingnya yang tidak begitu besar aku jilati. Kuisap puntingnya itu sambil tanganku mengelus elus pahanya, Ninda sampai berusaha melihat apa yang kulakukan. Jariku menusuk ke Vagina itu, selakangannya langsung menaik ketika aku memainkan jariku. Sehingga jariku lebih dalam terbenam, kurasakan kehangatan memeknya, kemudian kucongkel jariku dalam Vaginanya yang basah itu.

“Say … puaskan aku .. aku sudah nggak tahan … please .. setubuhi akuuu “ rengek Ninda yang sudah tidak tahan nafsu syahwatnya itu. Rupanya nafsu sudah menguasai Ninda, aku merasa menang telah membuat Ninda dilanda nafsu untuk berhubungan denganku. Ninda memundurkan bandannya dan Kepala dialasi bantal dan tangannya mengengam ujung bantal. Kaki direnggangkan. Tangannya memegang penisku. Aku maju perlahan, mengarahkan penisnya ke Vaginanya. Perlahan mulai kutusukkan penisku ke Vagina Ninda, Ia mengerti. “Jlebss”, Penisku mulai masuk. Aku memainkan Penisku dengan perlahan. Makin lama makin cepat, “Plol plok plok plok plok plok plok plok plok” bunyi Penis dan Vagina Ninda beradu.Permainan membuat Ninda merasakan kenikmatan, mata terpejam.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ Desah kami dengan nafas tak karuan, kurasakan Penisku melesak lebih dalam lewat kepala Penisku. Tangan Ninda memeluk kedua pantatku ikut menekan. Nikmat sekali. Badannya menjadi licin, karena keringat persetubuhan ini. Terus kuayun pantatku dan penisku menghujani vagina Ninda berulang-ulang.“aaaaaaaaaaaaaaaaaaah..ayolah..Maaas.. masukin lebih dalaaaaaaaaaam .. ohhhh“ ucap Ninda dengan mata membeliak padaku karena kontolku kutarik dan kutekan kuat, aku sampai berdedup tak karuan merasakan jepitan ketat memeknya itu. “Teruus .. tarik….dorong…….lagi……..yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh….ooooooooooh..aaaaaaauh….Hhhhhhhhhhhhhhhh…..aaaaaaaaaaaaaaaaah..rasanya..aaaaaaaaah....aduuh..nik…mat….jadi….nggak…..karuaaaaaaan aaaaaaaaah “ ucap Ninda dengan menggeliat tak karuan. Vagina Ninda yang basah dan becek serta hangat itu, memberikan kenyamanan pada kontolku yang ingin mendapatkan sarang kehangatan. “Ck…ck..ck..ck.. luar biasa kam .. uuuh.. rasanya…aaaaaaaaaah “ erangku dengan naik turun menggenjot tubuh Ninda yang kini melingkarkan kedua kakinya menjepit pinggangku namun memberikan ruang pada genjotanku.

“Terruuuuuuuuuuus.. terus…yaaan .. aaah…uuuh…aaah....uuuh .. aaaaah ..uuuh ..teruuuuuuuuuus aaaaaaaaaaauh ..” ucap Ninda yang diakhir dengan lenguhan lebih panjang karena aku menghujamkan penisku lebih dalam itu, kemudian aku menggenjot perlahan lagi. “Enaak ya Nin ?” tanyaku disela sela aku menggenjot Vaginanya itu, kuremas Payudaraanya sehingga mulut itu baru membuka matanya. “Iyaa aaaaaaaah .. enaaaaak .. uuuh .. remesanmu jangan keras sayaaaang “ ucap Ninda dengan menahan tanganku. “Rasaaaaaaaakaaaaaaaan “ ucapku dengan setengah berteriak kemudian melakukan genjotan lebih cepat dan remasan di Payudaraanya lebih kuat, Ninda sampai menggeliat bak cacing kepanasan. “Aaaaaayo...aku…nggak….taaaahaaaaaaaaan……..aduuuh,” erang Ninda sesaat kemudian berhenti sebelum kembali mengerang.

Genjotan demi genjotan itu membuat Ninda tak karuan, merapatkan kedua kakinya pertanda akan mencapai puncak pendakian ke lembah birahi meninggalkan aku yang masih gencar mengawini dengan naik turun menindih tubuh penuh peluh birahi itu.“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh“lenguh Ninda panjang ketika kontolku terbenam lebih dalam. Aku kemudian mengangkat kedua kaki Ninda dan kumajukan sehingga kedua kakinya berada di atas dadanya. “Tahaan ya Nin..aku genjot.. “ ucapku dengan penuh Nafsu, Ninda hanya hanya menganggukKugenjot terus dengan memegang kakinya itu, Olla Ramlan hanya bisa merem melek, memeknya semakin sempit. Namun kontolku tetap lancar keluar masuk memeknya “Sleep…Sleep…Sleep…Sleep…Sleep,” Terdengar suara gesekan Penisku keluar masuk Vagina Nunda. Kurasakan Ninda mulai tak karuan, tubuhnya kian tak karuan, kurasakan memeknya menyempit.

Kutarik kakinya ke belakang lagi, aku kembali menindihnya dan kuremas Payudaraanyas sebelah kirinya, sambil kembali menggenjot cepat, memeknya sudah tidak tahan tahan, Ninda tegang tak karuan “Sayaaaaaang aaaaah ,,.. maaaaaaaaaaaau…aaaaaaah “Desah Ninda tak karuan tanpa membuka matanya, tubuhnya akhirnya tegang dengan membusungkan dadanya ke atas, kuremas Payudaraanya sekuatku sambil membenamkan Penis dalam-dalam.“Aaaaaaaaaah “ erang Ninda panjang yang tegang membusung, tubuhnya kemudian berdebam dengan berkelonjotan tak karuan, tubuhnya melemas dengan cepat setelah menyiram penisku dengan cairan hangatnya, air keringat membanjir ditubuh kami. Disaat yang sama Spermaku keluar memenuhi Vaginanya. Kami tersenyum kenikmatan. Setelah nafas kami teratur, aku minta Ninda mengoralku.

Ninda tidak memainkan lidahnya dengan batang penisku. Penisku keluar masuk mulut Fafa yang terus mengocok. “akkhh.., akkhh.., eemm..,” keluh aku kenikmatan saat Ninda memainkan Penisku. 10 menit spermaku muncrat dalam mulut Fafa. Namun Fafa tetap saja mengocok. Aku merasa diperas sampai habis spermaku. Agak lama penisku dalam mulut Fafa. Ketika sudah loyo, Fafa mengeluarkan penisku. Ia menelanya, kami kemudian tidur, aku bangun Ninda sedang mandi. “Puas mas, main sama mbak Ninda? Aku dengernya sampai masturbasi sendiri,” ujar Mia sedang dandan. Tidak berapa lama, Ninda keluar. “Mas, nanti kamu main sama Mia ya. Aku kecapean nih, mau istirahat aja disini. Kalian pakai ranjang yang satu lagi.

Kami makan malam, dengan cukup romatis dengan lampu yang berwarna-warni dan panorama pantai yang membuat suasana kian hangat. Singkat cerita, Kami kembali kekamar. Kami bertiga ngobrol. “Nin, kita udah dua tahun di Singapore. Anak-anak udah cukup gede. Raya dan Ayu udah mulai sekolah. Kamu cukup senang dengan keadaan kita?” tanyaku kepada Ninda. Kami ngobrol sambil minum Vodka, “Iya mas, aku gak nyangka bisa naik ekonomi kita. Oh iya, mulai Senin depan. Aku kerja dirumah, karena ambil job Penasehat Keuangan kerja lebih fleksibel. Karena aku mau lebih dari sekedar wanita karier saja mas,” kata Ninda. “Maksudmu, apa Ninda?” kataku padanya. Aku tidak mengerti dengan perkataannya, keuangan kami cukup baik bahkan kami memiliki tabungan pendidikan untuk ketiga anak kami sampai kuliah.

“Aku pengen hamil lagi, tapi barengan sama Mia.” kata Ninda. Aku terkejut, dengan pernyataan Ninda. “Nin, kamu serius?” kataku padanya. “Kalo mau dua lagi, aku gak punya banyak uang buat biayain semuanya.” kataku. “Justru itu mas, kamu gak perlu khawatir. Kita bakal ngurus anak ini. Lagian kamu gak pernah mau pakai uang kita berdua. Jadi gak ada salahnya kan?” kata Ninda. “Aku juga pengen hamil lagi mas. Lagian aku udah jadi istri mas juga. Jadi gak perlu takut hamil.” kata Ninda. Aku diam saja, aku mengira semuanya hanya bercanda. “Okay Mia, kamu main sana mas. Aku udah puas tadi sore.” kata Ninda. Mia membawa ku ke kamar dengan menaiki tangga. Ranjang dengan lebar yang sama. Kamar yang dipilih Mia. Dia yang mengatur liburan ini, aku hanya menyiapkan uang saja.

Kami berhadapan muka, “Kau cantik Mia,kau luar biasa seksi. Kamu bisa,membuatku lupa daratan, “ kataku dengan langsung maju dan memeluknya. Mia langsung memeluk lagi, aku terus mendesaknya dengan mendoronganya ke ranjang. Kutindihnya “Oh Mas,Terusinn please. “ kata Mia mulai menikmati, rupanya dia sudah mendambakannya. Mia kini memahami persetubuhan, bukan hanya sebagai kewajiban namun juga kebutuhan dirinya. “Apa Mas siap?“ tanya Mia suara yang lirih, Mia memakai Gaun tanpa lengan. “Mas” ujar Mia, aku pun bereaksi menduduk dipinggir ranjang. Aku menciumnya sambil tanganku terus merogoh ke dalam roknya dan kutarik celana dalamnya. Hal membuat Mia terkejut, keelus elus bagian vaginanya yang tipis jembutnya itu, membuat Mia menjadi mendesah tak karuan.

“Tunggu ..aaaah.. “ tolak Mia, namun tidak mencegah tanganku yang sudah mengelus dan menekan bagian vaginanya itu, mendadak bagian vaginanya itu membasah dengan semakin membajir. Aku langsung mengarahkan kepalaku menjilati Vagina Mia, aku senang Mia tidak menahan kepalaku, kujilati vaginanya yang sempit itu, Ibu dari anakku. “oh….ahh....ah…..ahh.. mas..jangaaa.. jangaaan berhenti “ kata Mia sambil mendesah. Ia yang tak mulai terangsang, mendadak aku langsung ditarik kepalanya dan Mia langsung melumat bibirku dengan rakus, kubalas lumatan itu tak kalah rakus. Kutahan kepalanya dan dengan nafas tersendat Mia menatapku. “Puasi aku Mas, Jangan Mbak Ninda aja.” Kata Mia dengan lirih. Rupanya ada rasa cemburu setiap aku bersetubuh dengan Ninda.


“Buka seluruh bajumu, Mia sayang “ rayuku yang disambut dengan dorongan tubuhku kemudian keluar dari ranjang. Dibuangnya pakaian yang minim itu satu persatu, aku sampai berdegup kencang akan menyaksikan kemulusan tubuh penyanyi ini. Payudaraanya besar dan padat serta kenyal. Lepas membuang rok dan pakaian atas kini aku menyaksikan Payudaraa yang tertutup bra, pertama tidak membuka bra namun membuka celana dalamnya yang sudah melorot dan menampakan jembutnya. Barulah kemudian membuka bra, aku hampir coot jantungnya, Payudaraanya benar benar ranum, puntingnya kecil meski sudah menyusui.Perkembangan tubuh Mia luar biasa, kulitnya semakin mulus dan indah. Kulitnya angat halus dan masih kencang, Payudaranya sangat ranum dan segar.


Payudaranya membulat dengan indahnya, belum lagi dengan vaginanya yang berjembut tipis itu, vaginanya masih rapat, berarti aku akan kesulitan memasukan batangku ke dalam vaginanya, tubuhnya tinggi, rambutnya dipirang menambah keelokan dan kecantikannya. Luar biasa sempurnanya cewek ini. Kakinya yang yang jenjang sungguh sangat terisi, mulus bak pualam tanpa cacat. Tidak tampak luka operasi dua tahun silam. Wajahnya menyunggingkan senyum padaku yang mengagumi kemulusan tubuhnya. Belum lagi dengan nakal mengedipkan matanya untuk menggoda. Aku sudah tidak sabra untuk menyetubuhinya. “Mas, kok diam saja, ayo kita main,“tegur Mia dengan senyum manisnya. . Aku masih belum menjawab dan tetap menatap tubuhnya dari kepala sampai di vaginanya dengan menurunkan kepalaku pelan pelan sampai di vaginanya yang membasah itu.

Entah mengapa kali ini aku lebih sabaran dibanding awalnya pengin menggeluti Mia. Rambutnya yang sepunggung itu sungguh membuatku semakin tidak tahan akan kecantikannya. Luar biasa sempurna bagiku, memang kedua istriku cantik. Mia memiliki sesuatu yang berbeda ia mampu memahami keinginanku tanpa aku memintanya atau mengarahkanya. Aku melepaskan semua pakaianku, hingga telanjang. Aku siap untuk menetubuhinya. Mia memegang Penisku, ia ingin mengoral Penisku. Ia memasukan Penisnya kemulutnya, kemudian kepalanya digerakan maju –mundur.“Uuuuuuuuuuuuh.. pelaaan.. ngocoknya.. saaaaaaaaakit aaaaaaaaaaah .. bisa cepat muncraaaaaaaat “ desahku pura-pura. Padahal aku merasakan agresifnya Mia mengocok penisku itu. “Hmmm….Maaf,sayaaang…..Mia bernafsu banget sih “ ucap Mia dan melanjutkan aksinya.

Mia mainkan Penisku dengan mulutnya, ia mempercepat tempo. Aku dibuatnya kenikmatan, “Ohh .. iyaaaaaaa aaaaaaaaah .. enaaak Ma. Oh…aduuh…Mia..kocokin….enaaak,” erang aku kenikmatan. Penisku beraksi, batangnya mulai menengang. Akibatnya mulut Mia seperti kepenuhan Penisku. Setelah 20 menit mengoral penisku. Aku klimaks dan akhirnya menembakkan Spermaku kedalam mulutnya. “crott..croot…crot…” Mia langsung menelannya. Akibat dioral, kini akau dilanda nafsu. Mia kutidurkan diranjang. Kini aku ingin menyetubuhinya. Kaki Mia terbuka, Penisku kuarahkan kearah Vaginanya. Perlahan-lahan mulai terbenam di lubang memek Olla Ramlan yang hangat itu.”Jbless…” Penisku masuk kedalam Vaginanya. Luar biasa indahnya tubuh wanita ini, dengan balutan terpaan cahaya kamar itu, tubuh mulus putih penuh keringat itu indah sekali, aku sampai kagum menyaksikan satu wanita ini. Walau sudah beranak namun vaginanya tetap sempit dan meremas remas Penisku dengan manja.

Otot dinding memeknya nakal sekali memijati kontolku pelan pelan, kurasakan nikmatnya seks itu, kurasakan nikmatnya memek Mia. Kupejamkan mataku merasakan kontolku luar biasa mulai diremas remas gemas oleh Vaginanya itu, kehangatannya luar biasa nikmat.“Gimaanaa Mia, ..uuh ..... kita….diaaam.. uu .. rasanyaa ….tarik nafas..tarik nafaaaaaas..uuuuuuuh aaaaaaaaah..rasanyaaa aaaaaaaaaah “ ucapku merasakan kenikmatan dalam Vagina Mia yang aku kagumi kemulusan tubuhnya itu.“Iyaa….aaah....mas…Vagina…….Mia…..rasanya…..aaaaaaaaah..nikmaat…sekali....oooooooooh....sssssssssssssssshh ssssssssshhh hhhh ..” ujar Mia juga kenikmataan. Kami berdua diam sejenak menikmat persatuan tubuh kami, menikmati ketika kami jadi satu dengan cara kawin itu. Entah apa yang akan terjadi, saat Penisku dan Vagina Mia menjadi satu.Entah apakah niat Ninda dan Mia terjadi, aku hanya ingin mendapatkan kenikmatan dari Mia dan Ninda juga sebaliknya.

Aku mencoba memompa Penisku dalam Vagina Mia, “Aaaaaaaaaaaaaaauh aaaaaaaaaaaaaaaaaah ..aaaaaaaaaaaauh ..aaaaaaaaah “ keluh Mia. “ooh nikmaaat .. teruus sayaaang .. Mia….jadi Keenakan nih,” lanjut Mia. “oh….Mia…ah..ah…ah..,” ujarku mendesah menikmati persetubuhan ini. “Aduuh sayaaang … ayoo lumat bibir aku….yaaa .. sambil remes-remes ....oooooh,” ujar Mia. Kami berdua saling melumat, kuremas Payudaranya sepuasku sampai Mia menggelinjang, namun selakangan kami saling maju mundur menikmati persetubuhan. Genjotan demi genjotan kami lakukan dengan intonasi yang tetap, setiap Penisku masuk membentur dinding buntu kami melenguh bersamaan. Ketika Penisku hendak keluar kami saling menghela nafas. Tidak ada jeda kami kembali maju membenamkan Penisku dalam Vagina Mia itu

“Cleep…Cleep…Cleep…Cleep…Cleep…Cleep,” bunyi Penisku dan Vagina Mia beradu. Kami saling menikmati gesekan kulit dan ciuman kami. Udara AC menghadirkan hawa dingin, namun kami merasakan kehangatan. Kami terus saling memacu dengan tubuh bercucuran keringat, Mia sampai menggeleng geleng tak karuan menikmati dirinya digenjot vaginanya oleh penisku. Dua jam kami bersetubuh, Mia.. akuu maaau ..keluuaaar ..aaaaaaaaaauh..Mia .. cepetaan yuuk .. “ ajakku yang disambut dengan genjotan pantat Mia maju mundur lebih cepat. Sehingga suara nyaring kembali terdengar sangat merangsang itu.Menit demi menit berlalu, memek Olla Ramlan menyempit dengan cepat, aku menyodok nyodok lebih keras dan dalam serta lebih cepat sampai akhirnya, wanita itu membuka matanya dan menekan ke pundakku sambil menepuk nepuk bahuku. Mia ternyata ingin klimaks, “aku juga mas…oh….ahhh..” ujarnya. Lima menit kemudian, aku dan Mia megeluarkan cairan kenikatan kami.“Crot…. Crot.. Crot .. Crot ,“ Spremaku dan cairan Mia menjadi satu.

Sisanya tumpah disprei, selama kami liburan, kami menikmati hubungan seks, Ninda dan Mia melayani ku dengan baik. Pada waktu kami pulang, “Mas, aku dan Mbak Ninda mau kasih tahu. Aku sama Mbak Ninda udah lepas IUD sejak seminggu lalu. Jadi kami siap,” kata Mia. Aku terkejut, jadi keduanya merencanakan liburan untuk memperbesar kemungkinan hamil. Aku awalnya menganggap kecil kemungkinan kedua istriku hamil bersamaan. Berberapa bulan kemudian Mia dan Ninda hamil, aku terkejut ketika mengetahui keduanya memiliki hari kesuburan yang sama. Akhirnya Ninda dan Mia melahirkan dan memutuskan untuk tinggal di Indonesia. Akhirnya kami hidup bahagia, dengan anak-anak kami.

Tamat.
 
Selamat atas tamat cerita ny gan, cerita yg menarik tentang poligami, berharap bisa panjang dan ada peluang nambah bini lagi, tapi apapun itu sekali lagi selamat atas tamat cerita ny, di tunggu next ceritanya yg lain..
 
Hadeewwww ruarrrrrrrrrr biaszaaaaaaa Suhu... ksmsia thanks xie xie xie.... jempol seribuuu deh... heibaaatttt.. sangat suka cerita ini.....
 
mantab crita lama yg luar binasa
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd