Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kalau dibikin season 2, kira - kira pada??? (Bahan cerita udah ada semua)

  • Setuju

    Votes: 9 90,0%
  • Enggak setuju

    Votes: 0 0,0%
  • B aja

    Votes: 1 10,0%

  • Total voters
    10
  • Poll closed .
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Part 7,2 (Final)

LkSVSMpl_o.png


Aku kejam...??? Bisa dibilang iya maupun tidak. Karena yang aku lakukan tadi itu merupakan luapan emosi atas kejadian sebelumnya dan aku sudah tidak dapat menahan lagi. Kalau dibilang kaget, aku kaget karena surat – surat yang berbicara kalau Sinka bersama seorang bapak – bapak memang benar adanya.

-----XXX-----

Setelah sampai di depan bengkel, aku pun membayar ongkos taksi online.

“Ambil aja kembaliannya, bang” kataku yang memberikan sejumlah uang

“Makasih ya, mas...”

Setelah memberikan uang ongkos, aku langsung bertemu dengan mekanik pribadiku dan bertanya – tanya tentang project SV650 terbaruku.

“Gimana projectnya, bang?”

“Sesuai kata lu...”
“Gw tahan di 90% biar lu bisa kerjain juga sampai 100%”

“Mantap, bang...”

Setelah berbicara, aku dan sebagian mekanik mulai melanjutkan project SV650 terbaru. Mulai dari memasang kembali mesin yang sudah diupgrade cukup banyak ke rangka motor dan pemasangan kabel – kabel kelistrikan, pemasangan knalpot, dan setting ECU di mesin dyno. Cukup lama hingga membutuhkan waktu sampai pukul dua belas siang.

“Bang Coy, langsung ke dyno aja...”

“Iya, No”


Setelah pemasangan body selesai, aku pun membawa SV650 ke mesin dyno untuk di cek hasil dari setting ECU. Beberapa kali mencoba dan akhirnya, target pribadi yang aku targetkan telah tercapai. SV650 yang sudah dikerjakan selama beberapa bulan, dapat menyentuh diangka 96hp@8000rpm untuk tenaga tertinggi dan topspeed di dyno bisa mencapai 269km/h.

“Wahhhhh...”
“Mantep banget ini”

“Hasil dari beberapa bulan belakang, No...”

Setelah turun dari motor, aku dan beberapa mekanik pun menurunkan SV650 dari mesin dyno dan memarkirkannya di dekat pintu kantor bengkel.

“Bang Coy, keruangan sebentar”

Setelah memanggil mekanik dan masuk ke kantor bengkel, aku dan mekanik berbicara untuk next project.

“Gila lu, No???”

“Serius gw, bang”
“Nantinya SV650 mau gw pasang turbo...”

“Kalo ini, gw enggak bisa sendiri ngerjainnya”
“Harus ada yang ahli soal turbo...”
“Kalo enggak ada yang ahli turbo, bisa gagal”

“Kalo itu, gw ada kenalan yang bisa...”
“Jadinya lu tinggal kerjain bagian mesinnya aja”

“Ok, No...”

“Ini bayaran buat ngerjain SV650” kataku yang memberikan uang di dalam amplop

“Thanks, No...”

Setelah berbicara dengan mekanik, tiba – tiba notifikasi chat whatsapp dari temanku berbunyi dan aku melihat pesan dari temanku.

“No, ada temen gw yang minat sama GSX-R1000R punya lu”
“Gw udah kasih spek sama pict motornya...”
“Nanti temen gw telpon lu nanti malem”

Aku pun cukup gembira karena GSX-R1000R punyaku ada yang minat. GSX-R1000R ku jual untuk next project SV650.

-----POV Author-----

“Rino kenapa bisa tau???” kata Sinka dalam pikiran

Sinka pun terdiam dalam kamarnya dan menangis karena kejadian tadi pagi. Sinka kaget karena Rino mengetaui hubungan Sinka dengan seorang bapak – bapak pengguna mobil Aston Martin.

-----POV Author End-----

Waktu di smartwatchku sudah menunjukan pukul lima sore dan aku pulang menuju rumah dengan menggunakan SV650 punyaku. Tidak terlalu lama menuju rumahku dan disaat dekat pos satpam komplek perumahan, aku berhenti untuk menyalakan sebatang rokok yang diberikan oleh mekanik ku, sebelum aku balik menuju rumah.

“No, bagi lah sebatang...” kata seorang satpam penjaga

“Nih, pak” kataku yang memberikan sebatang rokok

“Thank you, No”

Setelah itu, aku kembali melanjutkan perjalanan dengan perlahan. Disaat aku melintasi dekat rumah Sinka, aku melihat dia ingin membuka gerbang rumahnya.

-----POV Author-----

Disaat Sinka ingin membuka gerbang rumahnya, tiba – tiba terhenti karena melihat Rino sedang menaiki motor yang menuju rumahnya.

“Aku harus kasih penjelasan ke dia” kata Sinka dalam pikiran

Sinka pun langsung menghampiri Rino setelah Sinka melihat Rino.

-----POV Author End-----

Langkah motor ku terhenti karena tiba – tiba Sinka langsung menghampiriku.

“Rino, kasih aku penjelasan...” katanya yang menggenggam erat lenganku

“Mau kasih penjelasan apa lagi?”

“Maaf sebelumnya kalo aku salah...”
“Maaf kalo bikin kamu kecewa...”
“Maaf kalo aku bukan yang terbaik”

“Maaf kamu, enggak aku terima...” kataku yang langsung menarik lenganku dari genggamannya dan langsung menuju rumahku

“RINOOOOO!!!!!!!”

Setelah aku meninggalkannya, aku tiba di rumah dan setelah memasukan motorku, aku melihat dia yang terdiam dipinggir jalan dengan meneteskan air mata.

“Maaf...”
“Resiko kamu itu, Sinka” kataku dalam pikiran

Setelah masuk kedalam rumah, aku pun tidak melihat kedua orang tua aku dan aku bertanya ke salah satu pembantu rumah tangga.

“Bi, ibu sama bapak... Kemana?”

“Kurang tau, Den Rino...”

“Ok, bi”
“Ngomong – ngomong nanti masakin indomie double ya”

“Siap, den”

Setelah mandi dan menuju meja makan untuk makan indomie buatan salah satu pembantu rumah tangga, tiba – tiba suara notifikasi telpon di smartphoneku berbunyi dan aku langsung menjawabnya.

“Halo?”
“Ini siapa ya?”

“Bapak yang bernama Rino?”

“Iya, saya sendiri”
“Ada apa ya, pak?”

Aku pun merasakan hal yang tidak enak ketika seseorang ini menelponku dan benar dugaanku.

“Sebelumnya saya mengucapkan turut berduka cita...”

“Kenapa emangnya, pak?”

“Kedua orang tua bapak, meninggal karena kecelakaan di Antasari...”

“APAAAA...!?!?!?” kataku yang berteriak dan membuat semua pembantu rumah tangga kaget
“Sekarang dibawa kemana jenazah orang tua saya???”

“Dibawa menuju RS.Fatmawati...”

“Saya langsung kesana, pak”

“Saya tunggu di depan lobby rumah sakit, Pak Rino...”

Setelah mengakhiri pembicaraan lewat telpon, aku langsung menangis karena kedua orang tua aku meninggal karena kecelakaan. Sebagian pembantu rumah tangga rumahku cukup kaget mendengar kabar ini dan aku langusng bersiap – siap menuju RS.Fatmawati. Setelah tiba di RS.Fatmawati, aku langsung bertemu dengan orang yang menelponku tadi dan aku langsung mengurus semuanya dan menelpon ketua RT agar meminta ijin untuk menutup sebagian jalan di komplek perumahan dan menelpon saudara serta keponakan aku untuk memberikan kabar duka ini. Setelah diurus semuanya, aku langsung mengawal jenazah kedua orang tua aku menuju rumah dan setibanya di rumah, sebagian tetangga, pembantu rumah tangga rumahku, dan sebagian saudara keponakan aku yang tiba di rumah.

-----XXX-----

Dua minggu semenjak kabar duka itu tiba, aku masih tidak menyangka karena kedua orang tua aku pergi untuk selamanya. Aku pun belum bisa memberikan yang terbaik untuk kedua orang tua aku.

“Udah, No...”
“Jangan sedih lagi”
“Orang tua lu sedih kalo lu sedih terus” kata mekanik pribadiku yang memberikan semangat

“Ya gimana, bang?”
“Gw enggak bisa kasih yang terbaik buat orang tua gw”
“Dan orang tua gw, meninggal pas gw begitu...”

“Namanya juga takdir, No...”
“Udah lah...”
“Enggak usah sedih lagi...”

Pukul dua belas siang di bengkel, pada hari jumat. Aku masih melanjutkan setting ulang SV650 punyaku karena sedikit ada masalah dibagian kelistrikan.

“Bang Coy, gw mau ada project lagi”

“Project apaan, No?”

“Bukan modif motor”
“Tapi gw pengen jadi yang tercepat di Jakarta untuk motor 600cc”
“Nanti tiap menang balapan, gw selalu tunjukin di web”

“Boleh itu ide lu, No...”

“Tunggu SV650 dipasang turbo selesai aja”
“Baru project itu dimulai”

Setelah itupun aku kembali menuju kantor bengkel dan tertidur di sofa hingga waktu jam dinding menunjukan pukul lima sore. Aku pun terbangun dan bersiap – siap menuju rumah. Aku meninggalkan SV650 di bengkel karena ingin mempersiapkan project yang sudah aku bilang tadi. Setibanya aku didepan gerbang rumah dan ingin membuka gerbang rumah, tiba – tiba Sinka langsung memanggilku.

“Mau apa lagi kamu?”

“Kasih aku waktu buat ngejelasin, Rino...”

“Mau ngejelasin apa?”

“Aku mau bilang, turut berduka soal kedua orang tua kamu”

“Trus, apa lagi?”

“Aku udah enggak sama bapak – bapak itu...”
“Sehari setelah kejadian aku ketemu sama kamu diseberang rumah aku”

“Hmm...”

Aku pun menghiraukannya dan setelah menutup gerbang rumah, aku langsung masuk ke rumah. Didalam rumah, ada beberapa saudara aku yang menginap agar dapat menghiburku karena kedua orang tua aku telah meninggal.

“Tadi siapa, Rino?”
“Kok gw denger itu suara cewek?”

“Enggak apa – apa, kak”

“Sini lah cerita sama gw”

Cukup lama aku bercerita tentang Sinka dan salah satu saudara aku memberikan saran.

“Maafin aja lah...”
“Kan dia udah ngaku kalau dia salah...”

“Ya gimana ya, kak?”
“Gw ngeliat sendiri itu...”
“Kalau dibilang masih suka, ya masih...”

“Kalau masih suka, maafin aja”

Setelah bercerita panjang lebar, aku dan sebagian saudaraku makan bersama di meja makan dan bercanda ria hingga larut malam.

-----POV Author-----

“Hati – hati ya, Sinka...”

Setelah berpamitan pada teman, Sinka pun berjalan menuju rumahnya dan dia bingung karena ada sebuah mobil Aston Martin berada didepan rumahnya dan setelah tiba didepan rumah Sinka, seseorang turun dari mobil Aston Martin.

“Sinka?”
“Bapak kangen sekali sama kamu”

“Sinka udah enggak mau sama bapak”
“Sinka udah ada yang Sinka sukai...”

“Kalo begitu, kamu masuk ke mobil bapak...”

“Enggak mau...”

Disaat Sinka ingin masuk menuju halaman rumahnya, tiba – tiba bapak dari pemilik mobil Aston Martin itu menarik Sinka dan memaksanya untuk masuk kedalam mobil dan langsung pergi meninggalkan rumah Sinka.

“Tolong...”
“Sinka enggak mau sama bapak...”

Sinka pun mengeluarkan smartphonenya dan mencoba meminta bantuan ke Rino untuk menolongnya.

-----POV Author End-----

Disaat aku sedang bercanda gurau dengan beberapa saudaraku, tiba – tiba smartphoneku berbunyi dan aku melihat itu merupakan notifikasi telepon dari Sinka.

“Halo?”

“Rino...”
“Tolong!!!!”
“Perumahan Pondok Pinang” katanya dan langsung mematikan smartphonenya

“Halo???”
“Sinka?”
“Halo???”

Karena khawatir dengan keadaannya, aku pun langsung bersiap – siap dengan menaiki mobil projectku dan langsung menuju Perumahan Pondok Pinang untuk mencari keberadaan Sinka. Setibanya aku di daerah Perumahan Pondok Pinang, aku langsung mencarinya dan tiba – tiba aku melihat mobil Aston Martin sedang melaju cukup kencang. Aku pun langsung mengejarnya dan menghadang mobil itu.

“Sinka!!!”
“Masuk cepetan!!!” kataku yang membukakan pintu penumpang

Ku lihat Sinka langsung keluar dari mobil itu dan langusng masuk menuju mobilku. Setelah masuk, aku langsung pergi meninggalkan mobil Aston Martin itu.

“Makasih ya, Rino...”

Setelah cukup aman dari mobil Aston Martin, aku mengantarkannya untuk kembali ke rumahnya dan tiba di rumahnya pukul sebelas malam.

“Udah sampai dirumah...”

“Aku mau jelasin ke kamu lagi, Rino...”
“Aku...”

Disaat Sinka ingin menjelaskan sesuatu, aku langsung mencium bibirnya dengan lembut dan dia cukup kaget dengan ciuman yang kuberikan ini.

“Enggak usah kamu jelasin lagi...”
“Aku tau kamu mau ngomong apa” kataku setelah ciuman

“Maafin aku, Rino...” katanya yang mulai mengeluarkan air mata

“Udah...”
“Enggak perlu minta maaf lagi”
“Enggak perlu nangis lagi” kataku yang mengelap air mata di mukanya

“Aku emang salah, semenjak enggak kerja di Starbucks...”

“Enggak apa – apa...”
“Aku mau ngomong juga ke kamu...”

“Ngomong apa, Rino?”

“Aku masih suka sama kamu, Sinka...” kataku yang lalu mencium bibirnya lagi

Sinka pun langsung merespon ciumanku dengan lembut. Kedua bibir kami pun saling bersentuhan dan lidahku langsung masuk kedalam rongga mulutnya untuk berdansa dengan lidahnya. Suara kecupan bibir, begitu terdengar didalam mobil hingga tali air liur menetesi handle persneling mobilku.

“Lanjut di rumah aku, Rino...” katanya yang tersenyum ke aku

jPMELPZE_o.jpg


Setelah keluar dari mobil dan masuk kedalam rumah Sinka, dia pun langsung meloncat kearahku dan mencium lagi bibirku. Aku pun langsung menahannya dengan memegang pantatnya yang makin seksi menurutku. Terus – menerus kami berdua berciuman hingga aku menjatuhkannya di sofa ruang tamunya.

“Orang rumah pada pergi semua ya?”

“Iya...”
“Malam ini jadi malam kita, Rino” katanya yang tersenyum kearahku

Cn2ETCTX_o.png


Aku pun langsung melepaskan seluruh pakaianku dan melepaskan sweater putih yang dipakainya serta celana jeans hitam yang dipakainya hingga ku lihat Sinka tidak memakai apa – apa ditubuhnya.

“Badan kamu masih bagus aja...”

Aku langusng memainkan kedua payudaranya dan meremasnya. Sesekali aku juga memutar – mutarkan puting payudaranya.

“Ahhhhhhh.... Enakkkkkk..... Mmmmmhhhhhh....”

“Udah lama aku enggak mainin payudara kamu, Sinka...”

“Terusssss.... Rinoooo.... Ahhhhhhhhh.... Disituuuuuuuu.....”

Suara desahannya begitu terdengar di telingaku dan aku menghentikannya dan mulai mencium bibirnya lagi dan mengelus – elus vaginanya. Jari dari tangan kiriku memasuk – keluarkan ke vaginanya dan memainkan klitorisnya.

“Rinoooo.... Sssshhhhhh.... Aaahhhhhhhh....”
“Lagiiiiii..... Lagiiiii.... Yeeeessssss.......”

Suara desahannya semakin terdengar di telingaku dan tiba – tiba tubuhnya bergetar cukup hebat yang menandakan Sinka orgasm pertamanya. Suara kecapeannya langsung terdengar ditelingaku dan aku langsung memeluknya agar badannya tidak bergetar lagi.

“Rinooo...”
“Giliran aku yaaa...”

Aku pun tiduran di sofa dan Sinka langsung mengulum penisku cukup lama. Suara kuluman dari mulutnya pun tidak kalah terdengar dari suara desahannya karena orgasm pertamanya tadi.

“Sssllluuuurrpppp.... Punya kamu makin gede.....”

Terus – menerus aku menikmati kulumannya itu sekitar lima menit dan dia tiba – tiba menghentikan kulumannya itu dan langsung mengarahkan penisku ke vaginanya.

“Sekarang?” tanyaku

“Aku kangen sama rasanya penis kamu di vagina aku...” katanya yang tersenyum

zI4WNWJ4_o.png


Badannya langsung turun dan penisku masuk kedalam vaginanya. Sinka pun mulai menggerakan pinggulnya keatas – kebawah. Rasa ini yang sudah lama tidak aku rasakan, yaitu pijatan dinding vaginanya yang memijat penisku secara halus. Ruang vaginanya yang masih sempit, membuat penisku menikmati pijatan dari vaginanya.

“Sinka.... Enakkkkkk...”

“Aaahhhhhhh..... Oooohhhhhhh... Mmmmmhhhh.....”
“Punyaaaa..... Kamuuuuuu.... Mmmmhhhhh.... Enakkkkk...”

Suara desahannya pun terdengar lagi ditelingaku dan kedua tanganku langsung meremas kedua payudaranya disaat ia menggerakan pinggulnya keatas – kebawah. Terus – menerus Sinka melakukannya hingga dia orgasm untuk kedua kalinya. Tubuhnya pun jatuh ke badanku dan aku langsung memeluknya setelah tubuhnya jatuh ke badanku.

“Giliran aku...”
“Kamu pasti udah capek”

“Ehemmm...” katanya yang lalu tersenyum kearahku

Setelah itu pun, aku mulai menggerakan pinggulku dan ku pegang pantatnya yang cukup seksi itu.

“Rinooo... AHHHHHHHHHHH.... Pelan – pelan......”
“OHHHHHHHHH.... Mmmmmhhhhhhh...... Ahhhhhhhhh....”

Sinka sangat menikmati apa yang aku berikan sekarang dan disaat aku terus – menerus menggerakan pinggulku, dia dengan sengaja mencium bibirku terus – menerus agar aku dapat mencapai klimaks.

Cukup lama aku melakukannya sekitar sepuluh menit dan giliran aku merasakan akan mengeluarkan spermaku dan rasa gatal diujung penisku semakin menjadi – jadi.

“Sinkaaaa.... Aku..... Mauuuuu... Keluaarrrrr...”

“Didalammmmmm...... Rinooooooo..... Mmmmhhhhh.....”
“Akuuuuu jugaaaaa....... Mau keluarrrrr.......... Sssshhhhhhh.....”

Karena rasa gatal diujung penisku semakin menjadi – jadi, aku langsung mempercepat gerakan pinggulku dan kami berdua orgasm bersama – sama.

“SINKAAAAAAAAAAAAAA......”

“RINOOOOOO....... AHHHHHHHHHHHHH........”

Satu hingga delapan kali aku meledakan spermaku di dalam vaginanya itu. Setelah mengeluarkan spermaku, tubuh kami berdua benar – benar capek.

“Thank you, Rino...” katanya yang tersenyum dan mengelus pipiku
“Ini yang aku suka dari kamu.....”

“Tapi nanti kamu???”

“Enggak apa – apa...”
“Aku selalu pake pil kb biar aman...”

“Aman kalo begitu...”

Setelah itu pun, Sinka mengucapkan kalimat yang membuat aku tenang.

“Aku sayang sama kamu, Rino...”

“Aku juga...”

Setelah itupun, kami berdua berciuman hingga tertidur di sofa meja keluarga dan penisku belum keluar dari vagina Sinka. Aku pun memeluknya dengan erat disaat kami berdua tertidur dan tiba – tiba smartphoneku berbunyi dan ku lihat itu adalah notifikasi chat whatsapp dari saudaraku untuk menanyakan keberadaanku. Aku pun membangunkan Sinka karena tubuhnya masih berada diatas tubuhku.

“Sinka, bangun...”

“Hmmm.... Ada apa?”

“Aku mau pulang...”
“Ditanyain sama sodara aku...”

Setelah Sinka terbangun dari tidurnya, kami berdua pun membersihkan diri dan setelah membersihkan diri, aku pun pamit untuk kembali ke rumah.

-----XXX-----

Satu minggu semenjak kejadian itu, hubungan aku dengan Sinka kini membaik dan aku pun menceritakan project yang akan aku lakukan dua minggu lagi. Beberapa kali kami berdua melakukan hubungan badan di kantor bengkelku ketika aku mengajaknya untuk mampir ke bengkel disaat Sinka tidak ada kegiatan.

-----XXX-----

Itulah kisah singkat dari aku. Memang disaat menjalin hubungan dengannya, banyak sekali rintangan yang aku hadapi. Tetapi aku mencoba untuk tetap mencintainya sehingga aku benar – benar bisa memilikinya dan seperti lirik lagu dari Budi Doremi yang berjudul 123456.

“Satu kali ku bertemu dualam sudah rasaku”
“Tiga kata yang ku tahu aku cinta padamu”
“Empat malam ku menunggu jawaban cinta darimu”
“Lima tanda yang kau beri enampaknya kau cinta padaku”





Tamat...
 
terima kasih buat yang udah meluangkan waktunya buat baca cerita ane yang ndak bagus ini
.
dan sesuai janji ane yang kemarin, ane tunjukin tampang wajahnya rino seperti apa
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Sayang naomi disini dieksekusi nya sedikit, tapi semuanya gue kasih nilai 9. Ditunggu season 2 nya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd