Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Wild love????

Bimabet
Makin logis gan, Arya dapat melawan Ayahnya dan Om Nico dengan dimunculkannya karakter balabantuan dari orang2 yang dulu ditolong kakeknya.
makin seru............... :beer:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Buat agan-agan dan suhu-suhu mohon maaf belum bisa update,
masih dalam proses editing

untuk mulustrasinya tante wardani nubie susulkan karena nubie lupa
untuk yang menanyakan indkes sudah ada di halaman 1, setelah cerita awal jadi bisa langsung diklik saja
 
Saya mohon maaf kepada pada agan-agan dan suhu-suhu, untuk post nomer 530 saya hilangkan
karena ternyata saya melakukan double post, mohon maaf sebanyak-banyaknya
 
Terakhir diubah:

AJENG

Di depan rumahku sendiri, mucul sesosok wanita dengan pakaian serba hitamnya membuatnya terlihat sangat putih dibandingkan dengan pakaian yang berwarna lain. Wajahnya yang lembut dan bentuk tubuh layaknya seorang remaja. Tetapi kedewasaanya mulai terlihat ketika melihat rambut yang dikucir sanggul dibelakang kepalanya. Dengan helm tigaperempat warna hitam dia melangkah dan membonceng di belakangku. Sekarang berada di belakangku dan menepuk punggungku untuk menjalankan motorku. Kujalankan motorku dengan pelan, baru beberapa meter berjalan kemudian aku berhenti. Kuraih tanganya untuk memelukku tanpa ada perlawanan sama sekali darinya, terasa mulutnya mencium pundak kananku. Kujalankan motorku kembali hingga mencapai daerah perbukitan yang sepi dan kami berhenti di sebuah taman dipinggiran bukit. Taman itu sangat sepi sekali tak ada satupun orang berada disitu.

Kami kemudian duduk bersebelahan, wanita itu kemudian merebahkan tubuhnya didadaku sambil memelukku. Kupeluk pundaknya denga tangan kiriku dan tangan kananku memluk pinggangnya. Tubuhku ku geser semakin rapat hingga aku bisa mencium rambut wanginya. Tangan kananku memgang dagunya dan kudaratkan ciuman dibibirnya yang berlipstik tipis dengan warna merah jambu. Ciuman kami berbalas, saling menghisap dan melumat satu sama lain. Kuakhiri ciuman itu dengan mencium keningnya, dia kemudian berdiri memandang ke arah luasnya pemandangan itu. Aku kemudian berdiri dan memeluknya dari belakang. Disandarkannya tubuhnya ke tubuhku dan kepalanya bersandar di pundak kananku

"Indah ya... rembulan itu" ucap Ibu

"Iya, Indah..." ucapku membalasnya, aku semakin memeluknya erat dan tak ingin aku lepaskan dan kukecup pipinya

"Kenapa ingin jalan-jalan?" ucapku

"Karena kamu terlalu sering keluar tanpa mengajakku, dan besok Mahesa pulang" ucap Ibu

"Maaf..." ucapku


Ibu maju ke depan lalu berbalik kearahku denga tersenyum, kedua tangannya terbuka sangat lebar. Aku melangkah maju dan memeluknya, dipeluknya leherku dengan kedua tangannya dan kupeluk tubuhnya erat.

"Bagaimana jika aku benar-benar tak ingin melepaskan Ibu?" ucapku lirih

"For Now, i won't but someday you must..." ucap Ibu.

"But... If i cannot let you go..." balasku

"You can, because someday we will be mother and son again not a lover..." ucap Ibu

"Don't make me cry dear..." ucapku

"Kamu akan menangis jika kamu terlalu sering jauh dari Ibu, Ibu ingin kamu selalu disamping Ibu apapun yang terjadi hingga kamu menemukan cintamu"

"before you find you love, please be my lover and i..." ucap Ibu terpotong

"And I will always loving you as lover..." ucapku. Terasa kebahagiaan dihatinya dengan pelukan erat pada tubuhku.

Kupeluk erat tubuhnya, hingga tubuhnya terangkat ke atas dan kuayun-ayunkan. Kadanng aku cium bibirnya sambil aku mengangkatnya. Kurubah posisinya menjadi tertidur di kedua tanganku, tanganya memluk leherku. Aku lalu berlari kesana kemari dengan menggendongnya. Dengan tawa dan candaku serta rasa ketakutan Ibu jika terjatuh aku terus berlari menggendongnya di depan.

"Arya, nanti jatuh nak hati-hati aaaa...." ucap ibu sembari berteriak ketakutan

"Ha ha ha ha tidak... aku ingin menikmati masa sekarang ini" ucapku sambil terus berlari, hingga di sebuah taman yang berumput aku menjatuhkan diriku dan langsung memeluknya. Kuangkat wajahku dan kupandagi wajah cantik nan manis itu, senyumku pun dibalas dengan senyumannya. Kudaratkan ciuman di bibirnya dan dibalasnya. Kami berguling-guling tanpa mempedulikan sekitar kami. Ibu berada di atasku dan memandangku dengan penuh senyuman. Direbahkannya kepalanya didadaku. Lama kami berpelukan hingga gerak Ibu membuyarkan keheningan ini.

"Terima kasih..." ucap Ibu, dipandanginya wajahku dengan tatapan manisnya

"Apa aku sudah tidak menarik lagi?" ucap Ibu dan aku emnegerti maksdunya

"Apa harus disini? Dirumah saja, lebih aman" ucapku kemudian mengencup bibirnya

Kemudian kupeluk tubuhnya erat hingga aku hampir saja terlelap karena lamanya pelukan. Ibu kemudian bangkit dan menarik tanganku. Aku bangkit, kami berdiri berhadapan dan saling berpandangan. Satu sama lain melempar senyum, diariknya tangan kiriku dan kami mulai berjalan bergandengan. Aku kemudian memeluk pinggangnya dan sedikit aku rebahkan kepalanya didadaku, dan kami berjalan menuju sepeda motor yang menjadi saksi bisu perjalanan kami.

Akhirnya kami pulang dengan kebahagiaan kami, kupelankan laju motor agar perjalanan ini menjadi lebih lama. Dipeluknya aku sangat erat, bibir manisnya menciumi bahu kananku. Kekenyalan aku rasakan di bagian punggungku, mungkin jika terlalu lama perjalanan ini punggungku akan berlubang he he he. Dalam perjalanan nan indah ini tak ada seorangpun mengetahui jika kami adalah Ibu dan Anak. Canda tawa dan gurauan saling kami lempar untuk menghangatkan suasana diantara kami berdua.

"Bagaimana dengan Ajeng? Ibu kok tidak kamu kasih tahu" ucap Ibu dari belakang

"Eeee... itu...." ucapku sedikit kebingungan dalam memilih kata-kata

"Hayooo...." ucap Ibu

Akhirnya aku lebih melambatkan motorku dan mulai menceritakan kejadian demi kejadian. Dari awal aku melihat ayah berada dalam mobil BMW hingga rumah tante wardani dan apa yang mereka lakukan terhadap tante wardani selama ini. bahkan sampai kejadian dalam almari dan yang aku lihat beserta pemerkosaan terhadapku.

"Ha ha ha ha ha... Itu benar? Sayang ndak bohongkan sama Ibu? Atau malah sebenarnya yang kamu yang memperkosa?" tawa Ibu pecah dengan pertanyaan memberondong bagai peluru AK-47

"Beneran..." ucapku dengan wajah sedikit bersungut-sunggut

"Iya, iya percaya sama sayang, hi hi hi"

"Tapi lucu juga ya hi hi hi" ucap Ibu. Begitulah Ibu selalu meledekku dalam perjalanan pulang ini. Tak henti-hentinya Ibu mengatakan "Tuan.. Tuan.. tolong saya" hanya untuk meledekku. Mungkin Ibu tahu aku sedikit merasa bersalah kepadanya sehingga dia tidak ingin aku larut didalamnya. Dia terus menghiburku, kadag mencium-ciumi bahuku. Hingga sebuah pelukan sangat erat mendekapku, sangat erat. Motorku pun semakin aku perlambat.

"Please... keep with me until that time arrives hiks"

"Love me..."

"protect me..."

"hold me tight and save me..." ucap Ibuku lirih membuat aku menghentikan motorku

"Of course... and I promise ..."

"until that time comes ... "

"Love..." ucap ku membalas

Dengan tangan kiriku menggenggam tangannya yang memelukku, aku melanjutkan perjalanan hingga sampa dirumah. Ku suruh Ibu tetap diatas motor selama aku memasukan motor hingga sampai pada garasi. Setelah semua aku kunci dengan rapat, Kulepas jaketku dan aku langsung membopong Ibu ke dalam kamarku. Satu persatu sandal Ibu berjatuhan, dengan ciuman hangatnya aku membopong hingga dia rebah di atas tempat tidurku. Aku tindih tubuhnya dengan tubuhku, hanya ada suara tautan bibir kami. Ibu kemudian membalik posisinya, aku dibawah ditindih oleh tubuh Ibu. Perlahan ciuman Ibu semakin turun keleherku, tangannya mengangkat kaosku hingga putingkku terlihat, dijilatinya dan dimainkannya jarinya di masing-masing putingku. Kegelian dan membuat darahku semakin mendidih.

Lidah itu turun sampau pada perutku dan bermain-main disana, menunggu kedua tangannya melepas celana jeans dan celana dalamku. Toeeeng.....! "Nah yang ini aku mau kakak, oh Vaginawatiku, aku kangen kamulah yang terhebat vaginawatiku" begitulah kata dedek arya. Mengeras dan menjulang tinggi bagai mocong tank yang siap untu digunakan menembak.

"hemm... boleh sayang?" ucap Ibuku, aku hanya mengangguk disertai senyum pada bibirku.

"Argghhh... ouwhh.... ehmmmmmm... nikmaaaaaaaathhh bu...." rintihku

Dihjilatinya setiap batang dedek arya dengan sapuan lidah hangatnya. Tampak sekali tubuh kami berdua sedang terbakar dan tak bisa dipadamkan hanya menggunakan air. Lidahnya mulai bermain-main diujung penisku, di lubang pipis dedek arya membuat aku semakin kelojotan merasakan hal ini. Baru aku merasakan nikmat akan sapuan dan permainan lidahnya, tiba-tiba saja dedek arya mulai masuk kedalam lubang hangat. Kuangkat kepalaku untuk menyaksikannya. Kuluman itu semakin membuat tubuhku menjadi sangat panas. Kepalanya maju mundur memompa dan menikmati setiap nano meter batang dedek arya.

"terussshhhh bu... enak sekali kulumanhhh Ibuhhh... ouwhhhh...."

"Arya suka dikulum Ibuhhh... arghhh enakkkkh yahhhh begituhh...." rintihku keenakan

Aku merasakan nafsu membara dari Ibu, begitu semangatnya dia mengulum batang dedek arya. Tampak sekali dedek arya kesulitan untuk bernafas. Pertahananku semakin goyah, kuangkat tubuhku dan duduk sambil mengelus-elus kepalanya. Kutarik kepala Ibu dan langsung kuangkat, kudaratkan ciuman di bibirnya.

"ehmmm.... scluppp.... slurpppp... ehmmm...." desahan kami bercampur menjadi satu. Perlahan tanganku memnarik kaos yang dikenakan oleh Ibu.

"Bu, bolehkah arya membukanya..." ucapku lirih

"Iya..." balas Ibu

"Ehmmm...." Desah Ibu

"Kenapa Bu?" ucapku yang baru saja akan mengangkat kaos yang dipakainya

"Tidak tahu, ketika kamu bilang mau membuka membuat Ibu semakin merasakan kehangatanmu..." ucap Ibu, aku hanya tersenyu kepadanya. Kembali kami berciuman dan ku buka kaosnya hingga terlepas. Perlahan aku buka BH yang menutupi susu itu dan pluup terlepaslah susu itu dari sarangnya. Dengan masih berciuman aku remas-remas susu besar itu dengan kedua tanganku. Jari pada kedua tangankupun tak luput untuk memainkan puting susunya.

"Arrgghhh.... Arya.... kamu janganhhh erghhhh mainanhh terussss" rintih Ibu sambil melepaskan ciumannya

Aku langsung saja menurunkan kepalaku ke arah susunya. Kujilati satu persatu puting susu Ibu, tak lupa pula aku menjilati setia bagian dari susunya. Doronganku ke susu ibu, membuat Ibu duduk bersandar pada ujung ranjang dengan satu tangannya memelukku dan satu tangannya mengelus-elus dan menekan kepalaku agar semakin bergreliya di susunya. Dengan bibir yang masih mengulum puting susunya itu, aku berusaha untuk melepas celana dan celana dalam Ibu. Dengan bantuan Ibu yang sedikit mengangkat pinggulnya akhirnya terlepas semua pakaiannya. "Oh Vaginawati apa kabarmu disana? Sebentar lagi aku akan masuk sayangku" sapa dedek arya pada kekasihnya. Kukangkankan kedua kakinya dan kuturunkan kepalaku ke arah vagina Ibu tapi ditahannya.

"arggghhh.... Ibu sedang ingin dimasuki bukan dipermainkan itunya" ucap Ibu dengan senyum. Kuraih bantal dan aku letakan dibelakang tubuhnya. Dengan posisi siap menembak, dipegangnya batang dedek arya dengan tangannya. Kudaratkan ciumanku di bibir manisnya dan blesss.... masuklah dedel arya di dalam vaginanya. Kugoyang dengan perlahan dan kucoba menikmatinya.

"Arghhh... pelan nakk akittt... ufthhhh... besarr sekalliiihhhh arghhhh..." ucap Ibu. Tanpa mempedulikan rintihanya aku angkat tubuhnya untuk duduk dipahaku. Kupeluk tubuhnya, susunya menempel pada sebagian dada dan leherku. Ciuman didaratkannya di bibirku. Ibu kemudian menaik turunkan tubuhnya memompa dedek arya, tampak rasa sakit dirasakannya.

"Terussshhh bu... Ibu senangghhhh kanhhh arghhhh..." ucapku, sambil ikut menggoyangkan pinggul walau aku kesulitan

"senaghhh se...ka...lih ouwghhhh....masuk sam... pai kerahim Ibu arghhhh... tempik Ibu penuhhhh arhhhhh semua owghhhhh kontolhhhhmuhhhhh aishhhhh....a arghhhhh"

"terus digoyaghhh sayangghhh enakkkkkhhhh tempik ibu keenakannhhhh arghhhhh...." ucap Ibu sambil menengadahkan kepalanya keatas

"Terus nakhhh bu...wathhhh argghhh temhhpikhhh Ibu keenaakkhhkannn orghhhhh..." rintihnya

"Iya buhh... ehmmm... terasa sempithh owhhh buuuhhhh.... hmmmm... Arya keenakan arghhh... tempikh Ibu njepith kontol aryahh... tubuh Ibu hangathhh arghhh... aryah sukaahhh..." ucapku sambil mencoba menggoyang pinggulku

"Iya nakhh Ehmmm... nikmathh sekali kontolmu nakhh ibuhh ibuhh arghhh sukaaahh..." racaunya

Lama kami memacu dalam birahi ciumanku semakin menjelajah diseluruh tubuhnya. Membuat Ibu menggelinjang geli dan kenikmatan. Usapan-usapan pada punggungnya membuat keadaan ini semakin panas.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarghhhh....."

Tubuh Ibu ambruk dan bersandar pada tubuhku, cairan hangat mengalir di batang dedek arya yang masih gagah berani di dalam sana. Kuangkat tubuhnya yang penuh dengan kerungat, wajahnyapun tak luput dari aliran deras keringat itu. Kudaratkan ciuman pada bibir manisnya. Beberapa menit setelahnya Ibu kemudian bangkit dan menungging disampingku.

"Ayo sayang, ini kan kesukaanmu" ucap Ibu

"Ibuku sayang tahu saja" ucapku sambil tersenyum

"Cepetan, Ibu sudah tidak tahan susu Ibu mau jatuh ini lho" ucap Ibu sedikit bercanda. Tanpa berlama-lama bercakap aku langsung memposisikan tubuhku dibelakang tubuhnya. Kulepas kaos yang masih aku kenakan dan kupegang pinggul Ibu. Diarahkannya dedek arya oleh tangan Ibu ke vaginanya. Dan perlahan masuk akhirnya blesss....

"Ayo sayanghhh kuwhhh puaskan dirimuhhh argggh puaskanhh Ibuuhhh jugaahhhhhh..."

"kontolmuwh argghh dalam sekali nakkhh tempik Ibu jadi arghhh keenakan owghh lebih dalam nakhhh arghhh lebih kuat lagihh goyangnya... Ibu sukahhh setubuhi rahimm ibuh nakkhh aisshhhh arghhhh"rintih ibu

"tentu saja, akan arya berika kenikmatan padamu bu" ucap Ibu. Aku mulai menggoyang dan menggoyang pinggulku. Diawali dengan goyangan yang lambat, kemudian aku percepat sedikit demi sedikit.

"Aryaaaaaaaaaahhhh.... tempik Ibu keenakan sayaaanggkuwhhhh.... ehmmmmm aishhhhh aftthhhhhh terus sayangkuh terussshhh erghhhhh goyang lebih kerassshhh ibu mau kamu siram rahim ibu nakhhhh arghhhhhhh" racau Ibu

"Iya bu, arya juga keenakanhhh arghhh... nikmat sekali bu... milik Ibu enak... sempithhh... ufthhh" rintihku

Gesekan antara dinding vaginaya dan batang dedek arya semakin intens. Kutarik kedua tangan Ibu kebelakang agar bisa menambah penetrasi dedek arya ke dalam vaginanya.

"Arrghhh ehmmmm... terussshhhh masukan lebih dalam lagi... Ibu menyukainyaaahhhh arghhhh... lebih dalam lagi tanamkanhhhh kontolmu di tempikh ibu ya arghhh begituu arghhhh"

"ibu sukaahhh aishhh... arghhhh... terusshhh sayang ehmmmm aarghhhhh....." desahan dan rintihan keluar dari mulutnya. Aku semakin bersemangat menggoyang pingguulku dengan kedua tanganku masih memegang kedua tangan Ibu kebelakang dan..

"aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.... " ucap Ibu yang kemudian ambruk tersungkur kedepan. Aku kemudian memeluknya dan kedua tanganku tepat meremas susunya.

"Hash hash hash hash hash hash...." suara nafas Ibu

"kamu hash hash belum keluar hash hash sayang hash hash..." ucap ibu

"Pengen keluar dipelukan hash hash Ibu..." ucapku membalas ucapan Ibu

Ibu yang tahu maksudku kemudian membalikan tubuhnya dan terlepaslah dedek arya dari vagina Ibu. Dikangkan kedua kaki Ibu dihadapanku dan kuletakan di pinggulku. Perlahan aku memajukan dedek arya yang masih tegang dan tegang.

"erggghhhh...pelaaannnnn ufthhhh...." rintih Ibu yang mengrenyitkan dahinya

"iya sayangku..." ucapku yang kemudian memeluknya dan mencium bibir indahnya.

"AKU TENGGELAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAM" teriak dedek arya

Perlahan aku mulai menggoyang pinggulku, kurasakan dekapan kaki Ibu pada pinggulku sedikit erat. Aku kemudian bangkit dan ku letakan kedua tanganku di pinggulnya. Kedua tangan Ibu aku posisikan menyilang diperutnya sehingga susunya tampak sekali menyembul. Aku mulai menggoyang secara perlahan dan perlahan semakin cepat dan cepat. Gesekan dinding vagina dan kulit dedek arya semakin terasa kuat dan mantap. Susu Ibu tampak bergoyang naik turun menambah sensasi tersendiri bagiku.

"Argghh arya... janganhhh...arghhh jangan aishhhhh arghhhh owghhh berhenti... teruss sayang terushhh... kontol ka...mu bu...wat... tempik Ibu enaaaakkkkhhh arghhhhh... terussshhhh sayang...."

"Hentakan lebih kerashhhh arghhhh owhhhhhhh ehmmmm.... Ibu suka... Ibu kangenhhh kamuhhh... aryaku sayanghhhh..." rintih Ibu sambil kedua matanya terpejam

"Iya bu... tempik Ibu enakhhhh hash hash buat kontol arya keenakanhhh arya juga kangenhhh ibuhhh... owghhh... Ibu arya suka sekali tempik Ibu arghhhh....." racauku

Aku kemuian menjatuhkan tubuhku dan memeluk Ibu, kuletakan wajahku di samping kepalanya. Jepitan kedua kakinya semakin erat dan pelukan tangan ibu pada tubuhku juga semakin erat. Goyanganku semakin liar dan semakin membuat aku merasakan gesekan-gesekan itu seperti mengamplas dedek arya.

"terusssh sayangkuh... arghhhhh sirami vagina ibu dengan cairanmuwhh owhhhh nak ibu... suka... ibu cinta kamu nakkhhh arghhhh..." ucap Ibu. aku mengangkat kepalaku dan hanya mampu memandangnya, terukir senyum kebahagiaan dari kami berdua.

"Ibu ingin kamu sirami, ibu ingin merasakn kehangatan pejumu nakkk arghhhh ibu cinta kamuwhhh owghhh..." ucap Ibu

"Iya bu akan ku... siramih... vagina Ibu dengan pejukuh owghhh... arya mau kelaurhh bu..." racauku

"Keluarkan... keluarkan di dalam vaginah Ibu.... Ibu juga hampir sampai aryaahhhhh...." racaunya

"Aku keluaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarr buu..... cintakuuuuuuuwhhhhhhh" teriakku dan langsung dipeluknya erat tubuhku, kedua kakinya mengapit erat pinggulku. Terasa cairan hangat dari vagina Ibu menyatu dengan cairanku.

Lama kami beristirahat dan Tak ada percakapan diantara kami berdua. Aku kemudian bangkit dan mengambil selimut untuk menutupi tubuh kami berdua. Aku peluk tubuh Ibuku yang masuk dalam dekapanku. Aku peluk tubuhnya dan kudaratkan ciuman hangat pada keningnya.

"so warm..." ucap Ibu lirih

"for you...." jawabku

Akhirnya kami tertidur dan terlelap dalam mimpi. Terasa hangat tubuhnya dalam dekapan tubuhku. Jam berdetak menjadi saksi bisu persetubuhan kami. Malam pun mulai lelah dan menjabat tangan pagi untuk menggantikannya. Dua insan manusia masih berada di dalam sini, lelah dengan peluh kenikmatan.

Aku bangun dan tak kudapati Ibu di sampingku, Kulihat jam dinding di kamarku berdetak kencang. Jam dinding itu mengingatkan aku agar segera bangkit dan mengambil kesempatan untuk berkarya pagi itu. Aku kemudian turun hanya menggunakan celana kolor dengan dada tanpa penutup. Kuambil handuk dan segera kekamar mandi, ketika aku sampai dibawah aku terkejut dengan penampilan Ibu. Telanjang dan hanya menggunakan celemek yang menutupi bagian depannya saja.

"sudah mandi dulu sana" ucap Ibu

"Ehh... kalau Ayah tahu bagaimana?" ucapku

"Diakan pulangnya nanti sore..." jawab Ibu

"MANDI!" ucap Ibu seakan-akan tahu isi pikiranku, langkah kaki yang semula menuju kearahnya kemudan berbelok menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi aku kemudian mulai membersihkan tubuhku yang penuh dengan keringat ini dan bau dari asam asetat ini.

Tok tok tok... ketukan pintuk kamar mandi aku langsung membukanya

"Mau Ibu mandikan?" tanya Ibu yang tersenyum dengan tubuh telanjangnya. Aku terkejut tapi langsung sadar dan mengangguk sekencang-kencangnya dengan senyum lebar. Ibu kemudian masuk lalu menyalakan shower dan berdiri dibelakangku. Aku sedikit mundur agar tidak terkena ir dari shower. Disabuninya punggungku dengan kedua tanganya, ketika usapan sampai pada pinggulku tangan Ibu kemudian bergerak maju mengelus dan mengocok dedek arya dengan lembut. Terasa kehangatan susunya menempel pada punggungku.

"Arghhhmmmm... enak sekali bu... ehmmmm" ucapku yang berdiri tegap didepan Ibu sambil merasakan nikmat elusan dan gesekan susunya pada punggungku

"hmmm... ternyata enakan tangan ya daripada empik Ibu?" ucapnya

"argghh... ya enggak gitu bu, enak semua, malah empik Ibu yang paling enak arhhhmm..." ucapku dengan mata terpejam menikmat sensasi mandi sabun ini

Didorongnya maju tubuhku hingga terguyur oleh air shower, dipeluknya tubuhku deng usapan-usapan pada dadaku. Ku arahkan kedua tanganku ke belakang dan memeluknya. Aku akhirnya berbalik dan diusapnya seluruh tubuhku hingga tak ada sabun lagi yang tersisa. Ibu kemudian turun dan semakin turun, diciumnya ujung dedek arya dengan bibir manis yang dihiasi oleh senyumanya. Dijilatinya ujung dedek arya hingga ke pangkal dedek arya, dikulum-kulumnya zakar dedek arya. Aku semakin tidak tahan dengan permainan Ibu, kuangkat tubuhnya dan ku posisikan menungging dengan kedua tangannya bertumpu pada pinggir bak mandi. Kuarahkan dengan tepat dedek arya dan sleebbb masuklah dedek arya ke dalam vaginanya. Aku mulai menggoyang pinggulku secara perlahan.

"Pelan-pelan saja sayang erghhh sabuni tubuh Ibu sekalian arghhh" ucap Ibu, segera kuraih sabun mandi cair dan kutumpahkan kepunggungnya sambil masih menggoyang pelan pinggul.

"Tubuh Ibu bagus... jagan dikasihkan ayah lagi ya bu" ucapku sambil mengusap-usap punggungnya, kemudian tubuhku sedikit membungkuk dan kedua tanganku mengusap serta meremas susu Ibu.

"Kamu suka susu Ibu ya?" ucapnya sambil kepalanya menoleh mencoba melihatku yang ada dibelakangnya

"Iya bu, besar dan kencang" ucapku sambil memainkan puting susunya

"besok istri kamu, Ibu kasih ramuannya biar kamu betah dirumah" ucapnya

"Jangan bilang masalah istri dulu bu, sekarang aku dan Ibu" ucapku tampak senyuman diwajahnya, senyum bahagia atas ucapanku. Setelah semua tubuh Ibu aku sabuni aku arahkan tubuhnya untuk bertumpu pada tembok dibawa shower. Rambut yang di kucir sanggulpun akhirnya terurai. Pemandangan yang jarang sekali aku lihat, karena selama ini rambutnya selalu dalam keadaan digelung kebelakang. Kupegang pinggang Ibu dan aku mulai menggoyang dengan cepat.

"Arrghhh... Ibu aku ingin melihat rambut panjang Ibu, aku suka bu... catikhhh arghhhhh... bu tempik Ibu nyepit arya" ucapku

"iyah nakh erhmmmm... terus goyang nakkhhhh arghhh... buat Ibu keluar nakhhh"

"Buat ibu keluar dengan kontolhh arghhh kamuhhh...aishhhhhh arghhhhh ah ah ah ah ah" racaunya

Akupun semakin mempercepat goyanganku dengan memgang pinggulnya. Ku percepat laju dedek arya dalam vaginanya hingga tubuh ibu melengking bergoyang tak tentu arah. Aku semakin menikmati sensasi ini kubungkukan tubuhku dan kuremas susunya yang menggantung itu.

"Owgghhh bu, aku ingin menyetubuhi ibu selalu arghhhh enakkhhh sekali bu... aku ingin begini terusssh arhhhhh aku ingin keluar dirahim ibu arghhhh... cumahhh Ibu yang bisahhh bikinhh aryah cepathh keluarhhhh arghhhhhh" racauku

"Keluarkanhh keluarkan nakhhh owgh buat ibu juga keluar sirami rahim Ibu dengan pejumu nakhhh owghhh...."

"kontolmuwhh... Ibu suka kontolmuwhhh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh"

Crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot

Bersamaan dengan keluarnya cairan hangat ibu keluar pula cairan hangatku dan bersatu. Segera ibu melepaskan dedek arya di dalam vaginanya dan berbalik ke arahku. Dipeluknya aku, wajahnya menengadah keatas, bibirnya terbuka mengharap sebuah ciuman hangat dari bibirku. Kuhempaskan bibirku di bibirnya hingga lidah kami bertautan. Pelukan hangatnya membuat dinginnya air yang berjatuhan dari shower tak terasa. Akhirnya kami saling memandikan tubuh kami dan mengakhiri permainan kami. Kamar mandi ini menjadi saksi bisu permainan kami.

Aku duduk termenung di pinggir kamarku, pandanganku menyapu seluruh ruang kamarku. Memikirkan tentang semua yang terjadi, hingga kudengar sura yang sudah tak asing lagi membuyarkan lamunanku, Ayah. Aku kemudian turun menyambut kedatangannya, melempar senyum yang tak terbalas olehnya. Ayah langsung berganti pakaian dan duduk santai dipekarangan, kudengar percakapan-percakapanya di sematponnya, tak ada yang menarik. Ibu menyuruhku naik keatas agar tidak kena marah jika saja nanti secara tiba-tiba ayah marah-marah lagi. Aku kemudian melangkah ke atas, Ibu hanya duduk bersantai di depan TV, dilemparnya cium jauhnya kepadaku dan aku langsung menangkapnya.

Berada di dalam kamar, kukunci pintu kamarku. Segera aku menyalakan komputerku, kuhubungkan sematponku dan Flashdiskku. Kupindahkan semua file dokumen-dokumen yang telah aku salin dari laptop om nico. Ku lihat satu persatu dokumen-dokumen hasil pemindaian (scanning) ini, semua mengenai bukti transfer dan beberapa dokumen yang menunjukan penggelapan uang pemerintah. Dari semua dokumen yang aku lihat ternyata semua instansi pemerintah ikut di dalamnya. Dilihat dari tahun dokumen-dokumen ini, sudah sangat lama sejak aku berumur dua tahun. Kemudian aku cocokan dengan tahun dimana kakek warno (kakek Ibuku) menjabat kepala daerah. Dan ternyata semua dokumen-dokumen ini paling lama adalah ketika 3 tahun sebelum kakek pensiun dari kepala daerah. Yang berarti 3 tahun sebelum kakek warno berhenti dari jabatanya, Ayah dan Om nico berserta kroni-kroninya sudah mulai mengambil sesuatu yang bukan haknya. Yang menjadi pertanyaanku, Apakah kakek warno juga terlibat dengan kejadian ini? atau adakah sesuatu yang lainnya?

Kuambil dan Kunyalakan sematpon temuanku milik KS. Beberapa pesan BBM masuk dan beberapa ada yang berasal dari Ayahku. Tapi hanya berupa ancaman-ancaman saja yang tidak aku gubris sama sekali. Aku kemudian membuka grup yang diikuti oleh KS yang sebelumnya belum pernah aku buka. Grup Wonge Dewe, beberapa pesan aku baca dengan seksama, semuanya hanya berisi banyolan dan gurauan dari mereka. Beberapa dari nama anggota grup menggunakan nama samaran. Pesan-pesan itu adalah pesan yang baru, dimuali dari bulan kedua, mungkin mereka sudah membicarakan ini semua sehingga mereka sudah mulai berkomunikasi via BBM lagi. Kuamati beberapa foto yang ada di kontak grup tersebut, tampak begitu familiar. Aku kembali lagi pada komputerku dan ku browsing dan mencari tahu siapa saja kepala instansi didaerahku. Dan setelah semua aku temukan dan kusamakan dengan foto yang berada di grup, sama. Jadi semua kepala instansi pemerintah disini adalah PK (Pelaku Korupsi).

Jantungku berdegup sangat kencang, keringat berkucuran menyaksikan semua foto yang tertampang di komputerku adalah sama dengan foto pada Display Picture anggota gru tersebut. Bagaimana ini? mana mungkin aku bisa menjatuhkan mereka semua? Menjatuhkan dua orang yang sangat dekat denganku saja aku kesulitan. Walaupun ada Pak Wan dan beberapa abdi kakek yang dikota ini, ditambah dengan ucapan wongso saat itu, mustahil bisa menghancurkan kepala-kepala instansi ini. sedikit iseng aku buka file video yang ikut tersalin itu, hadeeeeeh video anjing dan tuan lagi, dan langsung aku tutup.

Aku kemudian membuka email, om nico yang aku ketahui sebelumnya dari permainan seks dengan tante ima. Ku buka satu persatu email yang masuk, dimulai dari bulan kesatu, kemungkinan ini adalah waktu setelah surat Ayah sampai pada om nico. Beberapa email lama tidak ada yang menarik hanya percakapan akan ketakutan mereka mengenai semoatpon KS yang ditemukan oleh seseorang. Hingga pada terbaru, yang baru saja terkirim ada sebuah pesan yang penuh dengan teka-teki.

To : Nicolas rahma <[email protected]>

Aku sudah berbicara kepada Si buku, si aspal, dan si tukang
Mereka mau ketemu, tapi Mereka sekarang sedang di luar negeri selama 9 bulan
Sebisa mungkin kita bertemu denga mereka di buat jarang
Agar tidak mencurigakan, info dari mereka kita sedang di awasi
Agar lebih aman, kita gunakan kode
Ini pesan dari mereka :
Pada saat langit berwarna pelangi
Seribu doa terucap
Di cermin darat untuk sang rembulan

Sial, kenapa juga mereka beremail penuh dengan teka-teki seperti ini. aku benar-benar bingung sekali. Padahal jika mereka diawasi kenapa percakapan mereka tidak menggunakan kode semua, kenapa pada awal sebelum pesan dari si buku, si aspal dan si tukang itu tidak menggunakan kode. Sebenarnya mereka penjahat kelas kakap atau kelas teri sich? Dan siapa mereka?

Ada kabar gembira untuk kita semua, kulit durian sekarang ada ekstraknya... bunyi ringtone sms sematponku. Ajeng

Deg... ajeng? Kenapa dia sms aku? Padahal aku yang ingin menemuinya? Ada apa sebenarnya? Apakah dia sudah mengetahui aku sedang dalam misi?

From : Ajeng
Ar, bisa ketemu sebentar
Di tempat pertama kali kita jalan-jalan,
Aku harap kamu bisa datang
To : Ajeng
Ada apa jeng?
Apakah ada yang serius?
Apa Rahman tahu?
From : Ajeng
Tidak, aku cuma ingin bertemu denganmu saja Ar
Rahman masih camping

Aku pun menyanggupinya, ku simpan file-file itu dalam folder tertentu dan aku hidden. Sematponku KS aku simpan di tempat yang teraman. Segera aku persiapkan diriku dan turun kebawah. Aku kemudian pamit kepada Ayahku, dan Ibuku, sedikit aku ceritakan dengan berbisik di dalam garasi tentang semua yang baru saja aku dapatkan. Ibu menyarankan kepadaku agar berhati-hati pada Ajeng. Wushhhh.... REVIA aku kendarai dengan cepat, karena pertemuan dengan ajeng pukul 16:30. Segera aku pacu lebih cepat lagi menuju tempat yang memang enak untuk nongkrong. Sebuah bibir pantai yang dinormalisasi dengan dinding pembatas. Ku parkir REVIA dan segera aku menuju ke tempat itu. Tampak seorang perempuan berkulit putih, perempuan yang dulu aku dambakan untuk menjadi kekasihku sedang bersandar pada pagar pembatas menungguk kehadiranku. Aku melangkah semakin dekat denganya, jarak antara aku dan dia hanya 5 meter saja. Perempuan yang dulu pertama kali aku mengenalnya tampak begitu culun tetapi sekarang sangat berbeda. Perempuan berdarah tiong hua itu kemudian menoleh ke arahku.

"Masih ingat tempat ini Ar?" ucap perempuan itu, Ajeng
 
Huauh... makin mengasyikkan...
 
terima kasih buat suhu-suhu dan agan-agan semua yang sudah menyempatkan untuk komen,
sambungan 24 sedang dalam pengerjaan :D
 
Bimabet
balas dendamnya kapan nih broo, gak sabar pengen liat kunyuk Mahesa sm Nico hancur
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd