Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

The Office

rxrx

Semprot Kecil
Daftar
15 Oct 2010
Post
78
Like diterima
961
Bimabet
The Office

CONTENT:

Chapter 1: Vira Chang - The Underdesk
Chapter 2: Vira Chang - The Execution
Chapter 3: Vira Chang - The Final Report
Chapter 4: The Shanghai Meeting – The Hidden Secret
Chapter 5: The Shanghai Meeting – The Mathematic Lady
Chapter 6: The Shanghai Meeting - The Punishment
Chapter 7: The Shanghai Meeting - It All Make Sense

Chapter 1: Vira Chang - The Underdesk

"Riki, Mr. Andrew complaint mengenai laporanmu semalam, lead time production kita tidak mungkin mencapai 45 hari jika proses produksi masih berantakan seperti kemarin. Tolong perbaiki datanya dan kirim ke emailku siang ini ya…”

“Iya mbak, aku kerjakan”

Ya, lagi-lagi atasanku sudah ribut-ribut dipagi hari. Maklum, dia satu-satunya leader di kantor ini yang mampu menjawab pertanyaan setiap buyer dengan memuaskan, dan itu berarti terwujudnya deal-deal business yang besar pula untuk kami. Dan aku sebagai bawahannya harus tunggang langgang membuat data yang benar-benar presisi. Perfeksionis, itu mungkin kata yang paling tepat untuk menggambarkan sosok atasanku, Ibu Vira Chang.

Namaku Riki, karyawan perusahaan manufaktur asesoris jaringan listrik tegangan tinggi di Tangerang. Divisi tempatku bekerja adalah Divisi Market Quality Control, bertugas untuk menerima keluhan dari pembeli, serta meyakinkan calon pembeli baru untuk memproduksi produknya di pabrik kami.

Aku bertanggung jawab sebagai market analyst, mencari dan mengolah data untuk di presentasikan ke pembeli/calon pembeli. Aku sendiri tidak begitu betah bekerja di sini, karena ilmu ekonomi manajemen yang aku pelajari di bangku kuliah tidak teraplikasikan dengan baik di sini, apalagi produknya adalah asesoris jaringan listrik tegangan tinggi. Akan lain ceritanya jika produknya adalah sikat gigi atau sabun, minimal aku bisa dengan lancar menjelaskan produknya ke konsumen.

Atasanku bernama Vira Taniasari, seorang wanita berusia 34 tahun keturunan Cina kelahiran Solo, akan tetapi besar di Jakarta. Orang-orang di sini menambahkan nama “Chang” untuk membedakan atasanku dengan seorang wanita dari divisi lain yang kebetulan bernama sama. Atasanku ini sangat pandai berbahasa Inggris, Jepang, dan Mandarin. Bisa berbahasa Inggris sangat normal saat ini, dan tidak mengherankan dia bisa berbahasa Mandarin karena dia wanita keturunan Cina, akan tetapi kemampuannya berbahasa Jepang didapat saat bekerja selama 5 tahun di perusahaan Jepang.

Aku kurang tahu tentang ukuran tubuh wanita (34B atau D dan sebagainya), akan tetapi menurutku tubuh atasanku ini seksi, mirip tubuh artis Vina Panduwinata, dengan rambut pendek sebahu dan kacamata tipis yang semakin menunjukkan tingkat intelegensinya. Dia selalu mengenakan blazer, dengan warna hitam, merah, dan terkadang putih, dipadu dengan rok selutut. Aku selalu teringat wajah Shannon Tweed (pemeran film dewasa) yang bertubuh seksi akan tetapi tidak pernah mengenakan baju seksi, dan justru selalu membuatku penasaran :o

“Riki, you know I’m single and so many stupid dumb ass men insulting me out there, could you please support me?” Mbak Vira chat ke akun Yahoo Messengerku, mengenai orang Filipina yang suka menggodanya, dan siang ini kami akan rapat bersama mereka.

“I’ll stand by you, mbak..” jawabku

“Thanks ki, I’m tired dealing with them”

Aku tidak membalas chatnya lagi, karena dikejar data yang harus aku selesaikan.

“Ki, kamu tahu kan, orang Filipina kuat minum”

“Iya mbak”

“Kamu kuat minum engga?”

“Engga mbak, dua gelas aja sudah pusing”, jawabku lugu.

“Nanti malam setelah meeting mereka mau mengajak kita makan malam, kamu ikut ya, aku malas melayani ajakan minum-minum mereka” pinta Mbak Vira.

“Hmm, kalo lain kali boleh mbak, semalem saya sudah lembur sampai jam 11”

“Ki, this will earn us big money”

Aku sudah sangat malas menemani tamu untuk makan malam, karena biasanya mereka mabuk dan berlaku liar, membuat malu tuan rumah.

“Hmm… Tapi besok senin saya boleh cuti kan mbak? Capek banget mbak, lembur tiap malam seminggu ini” pintaku ke Mbak Vira.

“That’s your right to have a day off” tegas Mbak Vira.

“Ok” jawabku.

Rapat siang ini bersama tamu dari Filipina benar-benar sangat membosankan dan membuang waktu. Aku akan jauh lebih produktif jika di belakang komputer dan mengerjakan report. Untuk mengusir rasa bosanku, aku memainkan hapeku. Satu-satunya game yang ada hanyalah game billiard, sekali bermain dan langsung bosan. Paket data internet pun sudah habis, jadi benar-benar tidak ada yang bisa dilakukan. Aku kemudian teringat ke istilah yang semalam aku temukan, yaitu “under desk”, teknik hidden cam yang dipasang di bawah meja untuk mengintip celana dalam sekretaris atau karyawan wanita. Seru juga jika melihat hasil video-videonya yang diupload, akan tetapi aku kecewa karena ingat bahwa meja tempat aku meeting sekarang ini memiliki papan penutup dari kayu di bagian bawahnya, untuk mencegah orang-orang yang iseng mengintip celana dalam rok wanita di hadapannya, sehingga aku malas untuk menengok ke bawah. Kebetulan sekali mbak Vira ada di depanku, dan meja rapat yang digunakan lumayan kecil, sehingga kami berjarak kurang dari 1 meter.

“Ki, tolong ambil laptopmu sebentar, kemungkinan besar si Pinoy ini hendak melihat data kita” tiba-tiba Mbak Vira memecahkan otak kotorku yang sedang bekerja.

Mbak Vira sering memanggil orang-orang Filipina itu dengan sebutan “Pinoy”. Aku dengan malas dan tanpa menjawab, langsung bergerak ke mejaku dan 7 menit kemudian sampai ke ruang rapat lagi. Aku menancapkan charger laptop ke laptop tua nan berat ini (seharusnya laptop memiliki berat yang ringan, kecuali laptopku ini, yang sepertinya sama beratnya dengan PC), kemudian aku mencari colokan listrik di bawah meja. Saat menengok ke bawah, aku benar-benar terkejut, ternyata papan penutup di bagian bawah meja untuk meeting ini dicopot tepat di depan kursiku (mungkin sedang diperbaiki oleh tim maintenance atau apalah), dan aku bisa melihat jelas kaki Mbak Vira yang tidak disilangkan, dan tentu saja, celana dalamnya yang berwarna putih berenda yang berlubang di tengahnya!

Jantungku berdetak kencang, dan aku mencoba duduk kembali dengan tampang biasa, Mbak Vira juga tidak curiga dengan perilaku yang agak lama mencari colokan listrik untuk laptop di bawah meja. Sebentar aku ingat2 film2 JAV yang biasa aku download, beberapa memang mengenakan celana dalam yang berlubang di tengahnya, sehingga si pemakai tidak perlu mencopot celana dalamnya untuk melakukan hubungan seks. Akan tetapi, celana dalam jenis itu, dipakai mbak Vira, di kantor? Aku benar-benar tidak habis pikir. Perlahan kukeluarkan hapeku, kumatikan blitznya, dan coba kurekam dari bagian bawah meja. Aku merekamnya sekitar 3 menit (ternyata lama juga 3 menit untuk video under desk). Tak sabar ku angkat hapeku, dan ku silent suaranya, sehingga tak ada yang tahu aku sedang memutar video. Saat kuputar videonya, aku benar-benar terkejut. Pemandangan yang begitu indah, paha yang putih mulus, kemudian di pangkal paha terlihat celana dalam putih berlubang itu yang ternyata memiliki renda-renda di tepinya. Rupanya Mbak Vira sedikit menarik roknya ke belakang saat duduk, sehingga segalanya terlihat jelas dari depan di videoku. Aku merasa tidak puas, dan kurekam sekali lagi dengan videoku, kali ini aku melakukan zoom (tentu saja sulit untuk menekan tombol zoom tanpa melihat kamera, karena semuanya dilakukan di bawah meja).

“No sir, that’s not the business model we apply here. We can’t have a good quality control if we don’t have detail product requirement. Our quality control department must have rule to judge whether the product is good or bad”, Mbak Vira tiba2 memotong dengan tegas presentasi si Pinoy. Aku cukup terkejut juga saat itu, untung hapeku tidak terlepas dari genggamanku.

Si Pinoy kemudian berbicara dengan bahasa tagalog kepada rekan-rekan mereka selama beberapa waktu, dan Mbak Vira terkesan tidak suka dengan pembicaraan mereka, meskipun dia tidak tahu bahasanya. Setelah sekitar 15 menit, si Pinoy tersebut memahami permintaan Mbak Vira, dan akan memberikan product requirement yang diminta. Aku segera mematikan rekaman video di hapeku begitu mereka memulai berbicara.

“Ki, please show them our data about quality control rule we have for Australia buyer” Mbak Vira tiba-tiba memberi perintah kepadaku. Aku segera mengantongi hapeku dan memulai menunjukkan data yang diinginkan.

Setelah satu jam, rapat akhirnya selesai. Wajah Mbak Vira sudah merah padam karena beberapa kali terlihat marah dengan orang-orang Filipina yang menurutku memang menjengkelkan. Baru kali ini aku tahu ada calon pembeli yang bahkan tidak tahu apa rincian data teknis dari produk yang diinginkannya.

“Ki, I need some fresh air, mail me the minute meeting, ok?”

“Ok boss” candaku ke Mbak Vira, supaya dia sedikit rileks.

Aku tahu dia pasti ingin merokok sebentar di tempat merokok, untuk meredam amarahnya. Aku kembali ke mejaku, dan mengirim catatan hasil rapat tadi ke Mbak Vira. Tiba-tiba ada dering sms dari hapeku.

“Ki, prep your self for today’s dinner at 6.30. I’ll meet you there”.

Jiiaah, Mbak Vira ternyata berniat untuk bolos kerja setelah rapat, entah akan pergi kemana, dan langsung datang ke dinner nanti malam bersama orang-orang Filipina tadi.
Setelah sampai di mejaku, aku memandangi hapeku sebentar, kemudian teringat hasil video tadi. Kebetulan posisi dudukku berada di sebelah dinding, dan jauh dari meja di kiri dan kanan, sehingga aku lumayan “terlindungi” di kubikelku. Segera kupasang kabel data, dan mentransfer hasil video under desk buatanku sendiri ke komputer. Tidak lupa earphone kupasang supaya bisa lebih “menghayati” :o

File video pertama adalah video yang sudah kulihat, sehingga aku tidak terlalu tertarik. Aku sudah tidak sabar melihat video kedua yang pastinya akan lebih hebat karena keajaiban feature “zoom” :army:

Saat pertama melihatnya, aku langsung kecewa, karena kedua paha Mbak Vira menutup erat, sehingga hanya segaris hitam bayangan kedua paha yang tertutup rapat yang terlihat. Aku hendak menutup video player di komputerku, dan tiba-tiba jantungku berdegup kencang.

Video tadi tiba-tiba bersuara seperti hentakan yang keras, dan ternyata itu adalah saat Mbak Vira marah-marah ke Pinoy, dan saat marah tersebut, kedua paha Mbak Vira terbuka!

Kedua paha yang sangat mulus dan putih tersebut membuka dengan lumayan lebar, dan tampaklah celana dalam putih berlubang yang di video pertama sempat aku lihat secara samar-samar. Akan tetapi kali ini dengan zoom 4x! Garis-garis yang kulihat di pangkal paha menunjukkan lekuk bibir vaginanya, dan satu-dua helai rambut vagina muncul dari balik kain berenda putih itu. Kain celana dalam Mbak Vira rupanya tidak begitu tebal, sehingga sedikit terlihat bayangan hitam rambut yang tumbuh di vaginanya. Sungguh pemandangan yang membuat pusing atas bawah :D

Dari earphone terdengar lagi suara Mbak Vira yang marah-marah, dan kini badan Mbak Vira berguncang (mungkin reaksi tubuh saat sedang marah) sehingga makin lebarlah kedua pahanya terbuka. Aku benar-benar tidak tahan melihatnya dan mengambil screenshot sebanyak-banyaknya untuk disimpan di hapeku.

Sesaat kemudian terlihat badan Mbak Vira terengah-engah, mungkin energinya habis setelah marah-marah tadi. Aku tersadar pada saat itu badan mbak Vira bersandar pada sandaran kursi, sehingga cahaya dari lampu diatas makin menerangi videoku. Posisi badan yang seperti itu membuat liang kemaluan Mbak Vira benar-benar terlihat jelas. Merah muda, rumit, tetapi begitu indah!.

Aku benar-benar tidak dapat menahan diri melihat video itu, dan kuambil tissue dan gelas plastik di mejaku, dan terjadilah apa yang seharusnya terjadi :p

Tunggu episode berikutnya:
Chapter 2: Vira Chang - The Execution

BACK TO INDEX
 
Terakhir diubah oleh moderator:
Bakalan asyik nih, kayaknya...

Buat kopi, aaaah...
 
Chapter 2: Vira Chang - The Execution

"Riki, could you please do me a favor? I left my doctor's prescription in my left drawer, could you please take it with you? Tomorrow is Saturday and I don't wanna go to office just for taking that simple thing" dering sms dari Mbak Vira di hapeku tiba-tiba berbunyi, membangunkanku dari lamunan panjang video underdesk buatanku sendiri.

"Piece of cake" jawabku.

Tak sadar sudah pukul 4.30 sore, dan dua jam lagi dinner dengan si Pinoy sudah di mulai di Rolling Stone Café, Kemang. Aku baru sekali pergi ke kafe itu, dan waktu itupun sound system untuk band sedang bermasalah, sehingga kunjungan kedua kali ini tidak terlalu membuat bersemangat bagiku. Apalagi suasana kafe itu agak gelap, jadi tidak mungkin untuk membuat video underdesk.

Mobil genio civic ku meluncur ke Rolling Stone Café, Kemang. Aku lebih suka lewat Pejaten Village untuk pergi ke daerah ini, karena biasanya tidak terlalu macet. Kali ini aku berangkat sendiri ke kafe, karena Mbak Vira pergi entah kemana sejak selesai meeting siang tadi. Mbak Vira ternyata sangat suka dengan mobilku, walaupun sudah tua, tetapi masih bernuansa muda, dengan dua pintu di kiri dan kanan, Mbak Vira suka diantar pakai mobilku ke daerah Kemang, padahal mobilnya sendiri jauh lebih keren, CX-9!!!

"Hai Riki, selamaat mallaann... " sambut si Pinoy dan satu temannya yang ternyata sudah berada di halaman parkir kafe. Mereka mencoba untuk akrab, dengan cara mengucapkan salam, walaupun salah pengucapannya.

"Hi, Mr. Tim, it's selamat malam, not malan... how's the traffic?" balasku singkat kepada salah satu Pinoy itu.

"Ah, Jakarta is no different from Manila, every car's honking their damned horn all the time. By the way, where's your sexy boss?"

"She's on the way."

"Oh, so she's on the way... I hope she's not going to bring his monkey, hahahaha"
Si Pinoy ini menyebut pacar dengan istilah "monkey".

"Well, who knows?" jawabku cepat, padahal aku tahu Mbak Vira tidak punya pacar, meskipun usianya sudah 34 tahun. Mungkin waktunya sudah habis di kantor dan tempat gym.

Kami melangkah ke dalam kafe, langsung menuju ke lantai atas, di meja dekat jendela kaca. Orang-orang Filipina ini langsung memesan Bir Bintang, bir khas Indonesia (best beer in the world, I said), dan menurutku itu pilihan yang tepat, daripada bir San Miguel khas Filipina yang rasanya mirip kencing kelinci (rasa kencing kelinci aja ga tahu kayak apaan). Mereka berdua sepertinya hendak mabuk-mabukan sampai teler, terlihat dari daftar pesanan minuman yang ditambahkan kemudian, yaitu Tequila 1 botol, Grey Goose Vodka 1 botol, dan Bols rasa lemon 1 botol. (Anjiiir, aku minum dua gelas aja udah mual..)

Malam itu sound system untuk band ternyata tidak ada masalah. Home band mulai menghidupkan dan setting alat2nya, kemudian mulai memainkan lagu pertama, "About a Girl", lagunya Nirvana. Aku lebih suka melamun dan terbawa suasana lagu daripada berbincang dengan si Pinoy.

"Hi guys... " tiba-tiba suara Mbak Vira mengagetkanku.

Bau wangi dan segar, berarti dia dari setelah meeting sempat pergi ke rumah untuk mandi dulu. Baju yang dikenakan mbak Vira agak berbeda kali ini, serba putih! Blouse putihnya agak rendah (seperti yang biasa dipakai Agnes Monika saat jadi juri Indonesian Idol 7) sehingga belahan dadanya sedikit terlihat. Bra nya yang berenda juga tercetak samar-samar dibalik blouse yang tipi situ. Rok putih yang dia pakai tetap rok selutut (ga pernah sekalipun Mbak Vira pakai rok mini), dan high heels putih makin menambah tinggi tubuhnya. Mbak Vira termasuk wanita yang tidak suka make up berlebihan, dia bahkan jarang menggunakan lipstick, meskipun begitu bibirnya sudah berwarna merah muda.

"Ah, my lady.... Where's the lucky guy" si Pinoy menanyakan pacar Mbak Vira.

"He's not that into activities like this" mbak Vira menjawab seakan-akan dia punya pacar.

"Oh well, so this night we are now the lucky bastards, hahahahaha" si Pinoy ngakak sangat keras, benar2 memalukan saja.

"Come on, sit next to me" pinta si Pinoy, yang di iyakan oleh Mbak Vira.

Diam-diam aku merasa iri, karena pasti mereka ingin bersentuh-sentuhan dengan Mbak Vira saat kami semua sudah mabuk.

Aku tidak tahu kapan si Pinoy memesan makanan, tiba-tiba saja makanan pilihan mereka sudah terhidang di meja untuk kami. Dan astaga, semuanya escargotttt!!! Buset ini orang, kita disuruh makan bekicot, padahal sama-sama pemakan nasi. Akhirnya aku tetap makan juga, walaupun dengan hati yang tidak bersemangat, dan tentunya juga tidak berasa kenyang kalau tidak ada nasi.

"Riki, come on, one shot whit us, hahaha" pinta Pinoy.

Aku langsung mengangkat gelas kecil untuk minum tequila, dan melakukan toss dengan si Pinoy, kemudian toss dengan mbak Vira, dan langsung minum satu shot.

"Tim, Riki would drive me home, so he would not have many shots" Mbak Vira mengingatkan kepada si Pinoy.

"Aaaah, too bad... you should celebrate this night with us..." si Pinoy yang bernama Tim mulai meracau karena dia menambahkan sendiri tequila ke dalam gelasnya, sehingga dia lebih mabuk daripada yang lain.

Gelas demi gelas mengalir, aku hanya melihat saja tanpa berani minum. Mbak Vira terkesan memaksakan diri untuk minum, tetapi kali ini dia lebih kuat dari biasanya.

"My dear Viraa... I have a game for you... take 10 shots with your hands tied off on your back, and I'll guarantee you our order for your company for 14 months!!!! Hahahaha, come on, I know you can do it" tiba-tiba si Pinoy bernama Tim yang duduk di sebelah Mbak Vira menantangnya untuk minum di gelas dengan kondisi tangan diikat ke belakang (mbak Vira harus menunduk, menggigit gelas, dan menengadah ke atas untuk meminumnya).

"Ah, no no, I'm not that strong.." Mbak Vira secara halus menolak, meskipun dia tahu, keputusan rapat siang tadi adalah jaminan order produksi selama 5 bulan, dan 14 bulan berarti bonus besar, cuti tambahan 20 hari, dan kenaikan pangkat.

"Ah come on, I know you can do it... hahahahaha, come on".. paksa si Pinoy.

Mbak Vira sejenak memandangku dengan ragu.

"No cheating, OK?" Mbak Vira menuntut si Pinoy utuk tidak ingkar janji.

"I'm a man of my word" si Pinoy menepuk-nepuk dadanya, kemudian memberikan kartu kreditnya kepadaku sebagai jaminan.

"Look, I give Riki my MasterCard, if I cheat, then you can steal my money. Tomorrow I'll sign the deal for 14 months order" janji si Pinoy.

Si Pinoy kemudian memesan 10 gelas baru yang diberi sedikit garam, kemudian menyusunnya berjejer di meja, dan mengisikannya dengan tequila (4 gelas terakhir di isi dengan grey goose vodka, karena tequilanya sudah habis). Mbak vira sedikit memajukan posisi duduknya dan menyilangkan kedua tangannya ke belakang, kemudian si Pinoy menggenggam kedua tangan mbak Vira, seperti polisi yang sedang menahan penjahat wanita, pikirku.

Mbak vira menundukkan kepalanya untuk menggigit gelas pertama, kemudian perlahan-lahan menengadah dan meminum tequila yang sedikit tumpah mengalir lewat samping bibirnya, dan menetes langsung ke payudara kirinya. Aku terkesima melihat pemandangan itu. Renda Bra mbak Vira sedikit tercetak dari blouse yang terkena tetesan tequila.

"hahaha, first shot, good start, come on honey... "si Pinoy mulai memanas manasi.

Mbak Vira kemudian menunduk dan menggigit gelas kedua, kemudian menengadah lagi dengan cepat untuk meminumnya. Sepertinya Mbak Vira ingin agar cepat selesai.

"Hey hey... slow down.. baby... take it easy... " si Pinoy gila itu mulai menikmati permainannya.

Gelas ketiga mulai digigit mbak vira, akan tetapi saat dia menengadah, gelas itu tidak tepat berada di tengah-tengah mulutnya, dan setengahnya tumpah ke payudara kirinya. Si Pinoy memelototi payudara Mbak Vira dari dekat penuh nafsu. Tangan Mbak vira hendak berontak untuk membasuh badannya yang sedikit basah, tetapi si Pinoy makin menggenggam dengan kencang.

Mbak Vira mulai berhati-hati dengan gelas keempat, dia meminumnya dengan pelan-pelan. Si pinoy yang satunya tertawa sangat keras dan bertepuk tangan, dan si Tim yang bertugas memegangi tangan Mbak Vira tetap memelototi payudara kiri Mbak Vira.
Sebelum mbak Vira menunduk untuk gelas kelima, si pinoy yang satunya beranjak dari tempat duduknya dan berpindah ke sisi kanan mbak Vira, sementara si Tim makin mengencangkan pegangannya. Si pinoy yang satunya itu memegang kepala Mbak Vira dan membimbingnya untuk menunduk dan menggigit gelas kelima, kemudian menjaga supaya semua tequila di gelas itu tidak ada yang tumpah. Aku melihat leher mbak Vira yang menelan semua minuman itu sambil terengah engah, sementara keringat mulai muncul di keningnya.

"Oh shit!!!" teriak Mbak Vira saat gelas keenam diminum.

Mbak Vira tersentak kaget, karena kali ini bukan tequila, tetapi greygoose vodka. Meskipun kadar alkoholnya tidak jauh berbeda, tetapi Mbak Vira sepertinya kaget dengan rasa yang berbeda. Gelas keenam itu lepas dari gigitannya dan jatuh menumpahi payudara kirinya. Kali ini payudara sebelah kiri Mbak Vira benar-benar basah, renda-renda bra nya tercetak dengan jelas. Mata Mbak Vira mulai memerah. Si Tim kemudian mengambil tissue dan tiba-tiba membasuh payudara Mbak Vira yang basah. Mbak Vira sama sekali tidak berontak.

"Easy honey... it's ok... come on, you can do it..." bujuk si Tim orang Pinoy berotak kotor itu.

Aku benar-benar terkesima dengan pemandangan itu, si Tim memegangi payudara kiri Mbak Vira dengan tissue, dibasuhnya dengan pelan-pelan, jelas telihat dia tidak bermaksud membasuh, tetapi membuat supaya bra mbak vira semakin tercetak di blousenya yang basah. Dan bra mbak vira memang lama-lama makin tampak dibalik blouse tipisnya.

Mbak Vira segera menggigit gelas ketujuh, dan meminumnya. Jelas terlihat mbak Vira ingin segera menyelesaikannya. Tim masih belum melepaskan tangannya dari payudara kiri Mbak Vira, sementara tangan satunya tetap menggenggam tangan Mbak Vira dengan kencang. Tiba-tiba Tim mencium leher Mbak Vira. Mbak Vira memejamkan mata, sama sekali tidak membuka matanya saat lehernya dicium Tim, sementara tangan Tim sudah tidak hanya memegang, tetapi mulai meremas remas payudaranya.

Mbak Vira mulai merebahkan badannya ke sandaran kursi di belakang sambil terengah-engah. Matanya memerah, bibirnya gemetar. Masih ada tiga gelas lagi di hadapannya. Tiba-tiba si Pinoy yang duduk di sebelah kanan Mbak Vira memandang kebawah dan tangan kanannya membuka kedua paha Mbak Vira, dan mulai mengelus-elus paha di balik roknya. Mata Mbak Vira terpejam lagi, bibirnya sedikit terbuka, dan mengerang-erang halus, seakan-akan menikmati sentuhan-sentuhan di payudara dan pahanya.
Sejurus kemudian saat Mbak Vira akan menunduk lagi untuk gelas kedelapan, pinoy yang satunya itu mencegahnya.
"Not that fast, sweetheart... enjoy the game..." ucap si pinoy yang satunya itu tadi, yang entah siapa namanya aku tidak tahu.
Si pinoy itu menunduk sedikit, tangannya seakan hendak merengkuh sesuatu yang jauh, kemudian pinggul Mbak Vira terangkat sedikit, dan kembali bersandar lagi beberapa saat kemudian. Si pinoy itu ternyata menarik celana dalam Mbak Vira dan melepasnya! Celana dalam itu dilemparkannya di meja di hadapanku. Putih, berenda-renda, hanya kali ini tidak berlubang di tengahnya. Aku cepat-cepat mengambilnya dan menyimpannya di saku celanaku supaya tidak terlihat orang dari jauh.

Mbak Vira mulai membuka matanya, dan menunduk untuk menggigit gelas ke delapan. Saat dia menengadah, si Pinoy yang di sebelah kanan Mbak Vira mulai merogoh lebih dalam lagi. Mbak Vira terkejut, dan tidak sempat terminum semuanya... gelas ke delapan itu tumpah ke samping. Si Tim sudah mulai masuk ke dalam blouse untuk meraba-raba isi payudara Mbak Vira, sedangkan si Pinoy satu lagi sudah menjamah kemaluan Mbak Vira yang sudah tak terlindungi celana dalam. Mbak Vira mulai terengah-engah sambil memejamkan matanya. Bibirnya semakin bergetar hebat. Aku sedikit melihat kebawah, dari situ hanya terlihat ujung high heel Mbak Vira. Dari situ aku dapat menyimpulkan, kedua kaki Mbak Vira benar-benar membuka lebar. Aku lumayan terkejut, seharunya jika Mbak Vira tidak menikmati permainan itu, dia menutup rapat kedua kakinya, tapi saat ini kedua kakinya benar-benar membuka lebar!

"Two more shots... two more shots ... and I will get 14 months order... okay?" tiba-tiba Mbak Vira berbicara sambil memejamkan matanya.

"Go on honeey.... Take your shot, hahahaha" timpal Tim.

Tangannya sudah masuk ke blouse putih Mbak Vira dan mengelus-elus putingnya. Sementara si Pinoy satu lagi mulai menggetarkan tangannya di dalam rok Mbak Vira. Mbak Vira membuka matanya, bibirnya bergetar, tangannya tersilang kebelakang tak berdaya. Dia mulai membungkukkan badan, menggigit gelas kesembilan, dan mulai menengadah. Saat gelas kesembilan itu terminum semuanya, dia kemudian melihat ke depan, ya kearahku! Matanya sudah sangat merah, bibirnya bergetar. Sejurus kemudian, Mbak Vira tersenyum kepadaku, dan mengedipkan mata!
Aku benar-benar tak tahu kode apa yang diberikan Mbak Vira kepadaku. Aku benar-benar terdiam terpaku, sementara di depanku, atasanku yang cantik sedang digarap oleh dua pinoy. Kemaluanku sudah berdiri dan mengeras sedari tadi.
"Oke... this is the last shot, alright? If you lie, then you're dealing with the wrong woman!" ucap Mbak Vira tiba-tiba kepada Tim.
"told you before... I'm a man of my word, honey, hahahaha" balas si Tim.
Kemudian Mbak Vira menunduk untuk menggigit gelas terakhir, sementara si Pinoy yang satunya makin menggetarkan tangannya di dalam alat kemaluan Mbak Vira.
Saat alkohol mulai melewati bibirnya, tiba-tiba mbak Vira mengerang hebat... badannya menegang ke depan, tubuhnnya kaku selama 2 detik, kemudian menggelinjang hebat. Gelas yang dia minum terjatuh, Mbak Vira memejamkan mata, wajahnya menoleh jauh ke kiri belakang, bibirnya sedikit tergigit, menunjukkan rasa nikmat mencapai titik orgasme

"Aaaaaaaahhhhhhhhh..... oooohh mmmyyyyyyy......" Mbak Vira mulai meracau... napasnya memburu dan mulai tersengal-sengal.... Orgasmenya tercapai diiringi pengaruh alkohol dan sentuhan-sentuhan pada payudara dan liang kemaluannya.

Mbak Vira terduduk lemas. Tim melepaskan tangannya, dan si Pinoy yang satu lagi mengangkat jarinya yang basah. Mereka kemudian langsung pergi meninggalkan Mbak Vira yang terduduk lemas di kursi, dengan menyisakan satu botol Bols rasa lemon yang belum sempat diminum.

"Riki... take me home"... pinta Mbak Vira memelas.

Tunggu episode berikutnya:
Chapter 3: Vira Chang - The Final Report

BACK TO INDEX
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Tandain dulu :taimacan:
 
Keren bgt ceritanya...bahasa nya enak...dan gayanya ga kasar..keren...
 
Ditunggu kelanjutannya... Asik nih kyk ny kelanjuutannya...
 
Bimabet
walaupun udah pernah baca, tapi ni cerita emang menarik untuk dibaca dan dihayati,,, bikin otong ngaceng muluuu
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd