Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tentang Sebuah Rasa

Semangat suhu @Elkintong untuk update an berikutnya
Pengen liat reaksi hana yg kayak dulu "strong" dan seperti tak terkalahkan, tp kok skrg baca surat somasi dr org yg dia benci malah sprti "takut" hehe
i hope hana will do the best by her way, face angga cukardeleng itu haha
 
menurut saya siihh... ikutin aja somasinya.. kalo memang mau bertanggaung jawab bikin minta uang sekalian biaya hamil, melahirkan sampe sebesar sekarang... kan ada banyak saksinya yang melihat dia menelantarkan... selanjutnya minta biaya hidup anaknya sampe besar kekolah, kuliah dll... kalo untuk minta menikah lain lagi... yang dituntut kan anak...
hahahaaa..... palingan juga kabur lagi... karena tujuan utamanya kan cuma balas dendam alis gak suka liat mantan bahagia....
Kan Harta bukan masalah dari pihak Hana karena dari keluarga kaya juga ...
... Apa mungkin nih Alvin jadi mandul setelah putus dari Hana , makanya niat mengambil Dara yang tujuan asli sih Hana ...
 
CHAPTER XLI

Harapan tak bertepi


Meledak emosi Irwan Sutanto mendengar laporan dari putrinya bahwa ada somasi dari Angga. Pengusaha perkapalan ini tidak habis pikir dengan perlakuan Airlangga terhadap keluarga dia, bahkan kini berani untuk somasi Hana putrinya.

“bajingan dia…. siapa dia?”

“udahlah Pih… kita cuekin saja…”

“ngga bisa…kalau dia sudah pakai pengecara begitu ngga bisa kita diamkan…”

Hana hanya terdiam. Dia sebenarnya malas mengurusi hal ini lagi. Dia sudah sangat bahagia dengan apa yang dia miliki saat ini. Keluarga kecil dan suami serta anak dan calon bayinya. Dia bahkan pernah berpikir kenapa masa ini baru sekarang dia rasakan? Jika tahu sebahagia ini berumah tangga dengan Ken, sudah lama dia ajak Ken menikaj

Respon berbeda dengan Ken yang agak kalem menanggapinya.

“kita bicara aja apa maunya dia…..”

Hana merasa terharu melihat suaminya berbicara demikian

“papah ngga marah?”

“marah? Untuk apa?? tidak akan merubah keadaan juga….sepanjang dia tidak mengganggu Dara dan Mamah, ngga akan kuanggap dia….” ujarnya sambil tertawa

Hana tadinya berpikir Ken akan marah dan mungkin kesal dengan adanya surat ini. Namun dia malah santai saja menanggapinya. Suami yang aneh, kata hati Hana.

“kalian kesinilah besok…. kita bicara di kantor besok masalah ini….” perintah Irwan.

“Baik Pih…”



*****************


Irwan sangat senang melihat cucunya datang. Laura juga yang datang ke kantor suaminya kini sedikit berbeda. Dia bahkan tidak mempu menyembunyikan rasa harunya saat Dara mau dipeluknya. Mereka yang bertemu di ruang meeting, kini Dara digendong ke ruangan suaminya. Dan Dara juga senang - senang saja digendong neneknya.

“gimana kabarmu, Ken?” tanya Irwan

“baik Pih….”

Pelukan Irwan sangat erat ke Ken. Dia juga memeluk anaknya sambil menanyakan kondisi kehamilannya. Rasanya ini situasi yang benar-benar diidamkan Irwan untuk anaknya. Mereka kini sangat diberkati, usaha Irwan juga kini sangat maju pesat, dalam setahun terakhir mereka menanda tangani kontrak besar untuk pengadaan kapal, bahkan saking bahagianya dia, nama kapal Tug dan Barge terbesar miliknya diabadikan nama cucunya, TB Adara dan Barge Gauri.

“kali ini Papih ngga akan tinggal diam jika ada yang mencoba mengganggu kehidupan anak dan cucu Papi….”

Hana dan Ken hanya termangu.

Tidak lama muncul satu sosok yang sudah sangat familiar dan sering mereka lihat dan muncul di media massa. Pengacara kondang Rahardi Nasution SH. Ken dan Hana sampai kaget melihat sosok ini. Mereka tidak menyangka untuk menghadapi ini saja Papi Irwan sampai menyewa pengacara sehebat ini.

“ini sudah enam bulan Papi sign agreement untuk jadi pengacara perusahaan…. makanya ada masalah ini sekalian Papi minta dibantu….. supaya kalian tenang dan tidak perlu repot-repot” ujar Irwan ke kedua anaknya.

“makasih yah Pih….” terharu Hana melihatnya

“ini sih berlebihan lah Pih….” bisik Ken…

“ngga apa-apa, biar sekalian mereka tahu kalau kita tidak bisa dipermainkan…” tandas Irwan.

Sakit hati dan amarahnya masih membekas ketika mereka datang dan coba menghubungi Angga, dan orangtuanya waktu itu, dan tanggapan mereka sama seklai seperti tidak menganggapnya. Kini dengan kondisi yang berbeda, dan mendengar anaknya diganggu, emosinya menggelegak seketika.

“Ini biar saya pelajari dulu, nanti serahkan semua kesaya untuk selesaikannya……” ujar Rahardi.

Hana lalu menjelaskan semuanya. Meski dia agak segan dan enggan karena malu dengan Ken, namun Ken sangat terbuka dan meminta agar Hana menceritakan, sehingga proses pembelaannya nanti lebih mudah dan bisa segera dicounter oleh Rahardi.

“sudah Ci…ini biar saya yang mainkan…..” ujar Rahardi dengan tenang. Pengalamannya menangani berbagai macam kasus membuat dia sangat optimis dan percaya diri, bahwa hal ini dengan mudah dihadapi olehnya. Dia meminta asistennya untuk mencatat serta mencari bukti yang ada sebagai bahan awal.

“ini segera saya selesaikan…” janji dia menjelang dia keluar dari ruangan itu.

Sementara Laura sangat senang bisa bermain dengan cucunya, dia sampai berat hati melepas cucunya pulang. Ada rasa bahagia sebagai Oma melihat cucunya yang cantik itu sehat dan incah. Dia jadi ingat Hana ketika masih kecil dulu, dijaman mereka masih susah dan baru merintis usaha mereka, saat Hana lahir.

“nanti Oma main ke rumah yah sayang…..” air mata terlihat menetes saat cucunya ngga mau lepas dari pelukannya. Diciumi wajah cucunya itu dengan gemes.

Irwan pun demikian. Melihat Dara yang semakin pintar dan lincah, dia merasa bahwa inilah jawaban doa dari Tuhan untuk diirnya. Meskipun dia sedih saat Hana tetap keukeuh untuk tidak kembali mengurus Hagia Shipping lagi.

“biar Gina saja Pih…..” hibur Hana lagi.

Dan tentu yang lebih heboh adalah para karyawan. Mereka kaget melihat perubahan mantan boss mereka yang kini sangat ramah dan menyapa dengan penuh senyuman ke mereka. Jauh bertolak belakang dengan gayanya yang arogan dan sombong ketika masih ngantor dulu.

“Bu…kami ke Gauri yang di Bekasi kemarin lho…endes bener rasanya….” ujar sekretarisnya Irwan, Nova ke Hana.

“wah…..makasih yah….”

“sama-sama Bu… semakin sukses yah……”

“amin…makasih yah Nova….”

********************

Hari sabtu siang di Royale Golf Club, Halim.

Sosok yang masih terlihat muda dengan kulit putih kemerahan, karena baru menyelesaikan permainan golfnya, nampak menenteng tas golfnya. Dia lalu berjalan ke parkiran di depan memasukan tas dan perlengkapan golfnya ke dalam bagasi mobil mewahnya, lalu dia kembali masuk untuk menikmati santapan siang di Royal Resto yang viewnya meghadap ke lapangan golf.

Sambil menunggu pesanannya datang, dia menghirup nikmatnya coffee hitam yang datang duluan. Rasa nikmat kopi tersebut memang membuat dia merasa nyaman, dan sambil membuka ponselnya, menegcek pesan yang masuk, dia duduk menikmati kopinya sendiri, diantara lalu lalang orang-orang.

Tiba tiba ada sosok pria menyapanya…

“Pak Angga yah?”

Pria itu kaget, dia mengangkat wajahnya dan sepertinya wajah itu familiar di matanya

“Pak Angga khan? Airlangga Sanjaya??” tanya sosok itu memastikan lagi sambil tersenyum

“oh…iya….” jawabnya sambil tertegun

“Boleh saya duduk disini?” tanya orang itu lagi

Angga agak ragu, namun akhirnya

“silahkan Bang…..”

Sosok itu lalu duduk, dan kemudian berteriak pelan ke arah pelayan, sambl memesan minuman

“biasa main disini?” tanya sosok itu lagi

“suka sih….”

“bagus tempatnya….saya juga suka…”

Angga tersenyum mendengar jawaban yang dia rasa dia tidak menanyakannya

“sendiri?”

“seperti yang abang lihat….” jawab Angga sambil setengah meneylidiki

“abang……..?”

“oh iya……saya Rahardi Nasution…..salam kenal Pak Angga….”

Iya ini pengacara yang suka masuk tivi itu rupanya, ujar Angga dalam hatinya

“siap Bang….”

Mereka diam sejenak

“sudah pesan makan?”

“sudah Bang….”

“iya disini restonya juga bagus…. apalagi makannya ….”

Angga tersenyum

“ngga duduk di VIP room saja?”

“ngga Bang….saya suka disini….”

“oh oke….”

“disini juga enak kok……”

“betul juga….” Rahardi tersenyum, kini dia melepas kacamatanya

Angga kini agak waspada, dia tahu sosok ini datang bukan suatu kebetulan pastinya. Setelah berbicara luamyan panjang dan berbasa basi tentang kondisi golf club ini dibanding tempat lain, hingga bicara masalah kondisi jalan yang mulai macet parah, lalu kemudian Angga bertanya sedikit serius ke Rahardi.

“kok abang bisa langsung kenal saya?”

Rahardi tersenyum dan tertawa lepas

“sosok anak orang kaya dan berhasil gampang diidentifikasi……”

“wah….saya jadi tersanjung…..” ujar Angga

Lalu pesanan makanan Angga datang.

“silahkan…..” Rahardi mepersilahkan Angga untuk makan

Angga hanya tersenyum sambil mengangguk.

Lalu….

“pasti ada gula yang menuntun semut datang……” Angga menjawab sambil menatap ke lantai

Rahardi tertawa mendengarnya

“gula yang manis memang sulit dilupakan rasanya…..” ujar Rahardi lagi

Angga sepertinya segera bisa menangkap arah pembicaraan ini.

“tergantung mau dicampur kemana…..” tukasnya sedikit tajam

Rahardi tertawa kembali, sambil melihat para pemain golf yang sedang mengayunkan stick golf mereka di area practising.

“to the point aja Bang…..”

“wah….. kita ngobrol yang indah-indah dulu lah…..” gurau Rahardi

“maaf…. no time untuk itu….” balasnya angga agak sedikit tegang

“ kayaknya saya salah cari teman makan nih…..”

Angga tersenyum sinis

“ pointnya apa Bang…..”

Rahardi membetulkan posisi duduknya

“Honey…. done??” sosok wanita cantik menyapa Angga

“oh….belum Babe…. kebetulan ada kawan datang…..”

“oh gitu……”

Rahardi berdiri dan menyodorkan tangannya ke wanita itu

“Rahardi Nasution….”

“oh…saya Alika….”

Rahardi lalu mengeluarkan kartu namanya dan menyodorkan ke Alika.

“jika butuh bantuan hukum…. jangan segan-segan hubungin saya…”

“oh oke….makasih yah Bang…. sering lihat abang di tv…”

“wah…. saya kebetulan saja masuk tivi… maklum sering menang dalam banyak perkara….” sentil Rahardi sambil tersenyum

“ih…abang sombong yah…..” Alika tersenyum lepas

Lalu Angga segera memotong

“ Babe…. boleh tunggu aku di ruang VIP?”

Alika kaget, namun segera dia sadar

“oh…oke Honey…. “

Dia lalu mencium pipi Angga, lalu pamitan ke Rahardi

“bye abang….”

Dia segera berlalu ke ruang VIP

“wow…. mobil baru biasanya lebih enak dari mobil lama…… kecuali buat orang yang serakah….” sindir Rahardi

Angga tersenyum kecut

“ aku suka menyimpan mobil baru dan mobil lama di garasi….. “

“hahahaha…. sepertinya mobil baru akan minta dijual jika pemiliknya masih suka dengan mobil yang lama……”

Angga terlihat kesal…..

“what do you want, counselor?”

“what I want??”

Rahardi tersenyum sedikit sengak

“apa yah….. mungkin ingin kasih nasehat kali yah…..”

“nasehat apa?”

Rahardi kembali tertawa mendengarnya.

Dia kini melipat tangannya dan bertumpu di meja, kini pandangannya tertuju ke arah Angga, wajahnya kini sangat serius.

“ saran saya, anggap saja surat somasi kemarin salah alamat, anda bisa melanjutkan hidup, dan saya pun bisa fokus ke perkara yang lain….”

Angga tertawa, kini dia jelas sudah maksud pria itu datang menghampirinya

“takut? “

Rahardi tertawa mendengarnya

“setahu saya abang pengacara hebat…. kenapa jadi takut…..”

Rahardi geleng kepala mendengar kata-kata Angga

“justru karena saya pengacara hebat, makanya saya sampaikan itu ke anda…. anda hanya buang waktu dan uang saja, untuk hal yang anda tidak mungkin bisa dapatkan…..”

Angga tersenyum sinis kembali

“tidak mungkin?? dengan test DNA saja sudah ambyar semuanya…. gimana ngga mungkin….”

Rahardi tertawa

‘sudah saya duga anda akan ajak kesana…. memang hukum kita bisa dibengkokan ke kiri dan ke kanan… tapi saya sampaikan saja, karena saya sudah baca semua dan lihat…. saya bilang sih anda cuma kasih uang gratis buat Insan…..”

“mau gratis atau tidak….itu uang saya…..apa peduli abang?”

“yah memang itu uang anda…. saya cuma kasih nasehat saja… anda mau maju pun saya tetap hadapi….” tegas Rahardi

“kita lihat nanti arenanya…..” senyum misterius Angga kini

Rahardi tidak terpengaruh

“semua bukti dan tracking yang kita punya itu sangat kuat, dan anda salah dari awal…..”

“baru jadi kuasa hukum sudah mengvonis orang salah, gimana kalo jadi hakim….” sindir Angga

“boss….kita sudah bisa prediksi…..”

“itu urusan saya…. mau somasi atau mau apa……”

Rahardi hanya tertawa kecil

“dengar Bos… entah Insan kasih anda nasehat atau malah menjerumuskan anda… tapi saya mau sampaikan bahwa anak itu lahir dalam pernikahan resmi, dan secara hukum dia punya orangtua….”

“tapi bibitnya khan dari gue….” ucapan Angga memotong

“sepakat….. tapi yang dilihat dari kacamata hukum ialah bukti tertulisnya……”

“yah makanya kita bawa test dna…..”

Rahardi tertawa…..

“dasarnya apa anda memerintahkan orang lain melakukan test DNA?? orang yang terikat pernikahan dengan orang lain kok…. dan jika dia menolak anda mau apa…..”

“makanya kita ajukan somasi….masa begitu saja anda harus gue ajarin…..”

Rahardi tertawa mendengar pemahaman Angga

“saya tahu….anda dan kuass hukum anda akan menggunakan celah hukum apapun untuk melakukan itu…. tapi saya harap sih anda hentikan…. karena hanya kan menggarami laut… uang anda terbuang percuma….”

Angga tersenyum

“uang saya khan? Bukan uang anda?”

Rahardi merasa sudah cukup menasehati anak ini

“ semua bukti, penolakan anda…. penolakan orangtua anda…. sampai whatsapp anda untuk meminta anak itu digugurkan ada di kita semua…. makanya saya bilang anda hanya menggarami laut…..”

Angga hanya terdiam

“tingkah laku anda mengzinahi istri orang pun harusnya bisa dituntut…….”

“yah silahkan saja jika dituntut…..”

Rahardi tertawa ngakak.

“yang pasti akan kami proses tindakan anda masuk ke rumah orang dan berteriak teriak menggangu orang lain dengan pasal perbuatan tidak menyenangkan….. CCTVnya juga ada… termasuk saat anda merusak pagar rumah orang…..”

“merusak pagar?”

“apalah itu…biar penyidik yang memutuskannya jika kita sudah lapor…..” jawab Rahardi tenang

“silahkan saja……”

Rahardi lalu dengan lembut berkata

“ego kamu lebih baik sudahi…. wanita itu sudah melupakan kamu…. dia juga sedang mengandung anak suaminya sekarang….. kamu mau kejar apa?? anak itu juga tidak akan mau mengakui kamu sebagai bapaknya…..”

Angga terdiam

“lebih baik kamu lanjutin hidup dengan pasangan kamu yang baru…… sudahilah egois kamu karena Hana tidak mau lagi dihubungi sama kamu……”

Masih terdiam dengan tatapan tajam ke arah lapangan

“aku ngga mau menasehatimu…. tapi jika ini bergulir terus….vwaktu kamu, harga diri kamu juga… uang kamu terkuras… pengacara anda senang-senang saja karena anda bayar…. tapi jika kalah lalu apa yang tersisa?”

Tidak ada jawaban apapun dari Angga

“saya tahu anda mungkin malu karena teman-teman anda mungkin mengangap anda kalah….. tapi jika anda lanjut….saya bilang percuma…..”

Hening

“tapi jika tetap ngotot saya pasti hadapi…….”

Tatapannya masih belum beranjak

“saya tidak perlu anda kuliahi…..”akhirnya wajah dingin dan angkuh itu mengeluarkan kata-kata

“atau apa anda sakit hati karena dulu perusahaan kami tidak memakai jasa anda sebagai pengacara perusahaan…??’ tanya Angga balik

Rahardi tertawa ngakak emndengarnya

“betul khan? Kenapa anda tertawa? Baru ingat?” serangan balik dari Angga

Rahardi masih tertawa, lalu dia kemudian mencoba menguasai diri….

“betul….ayah anda menolak saya……”

“ Nah itu ingat….”

Rahardi kembali tersenyum

“tapi ingat…. waktu itu perusahaan kalian kalah melawan Capital Development, makanya hotel di Serpong itu tidak bisa kalian kuasai…..” tawa kencang kembali terdengar….

“Airlangga….. saya hargai orang tua anda…karena dia mungkin merasa rugi membayar jasa saya yang mahal…karena dia memang pintar berhitung….. meskipun orang perhitungan dan pelit itu tipis bedanya….”

Angga terdiam

“saya yakin…. orangtua anda tidak akan bantu jika ini bergulir ke pengadilan…..” tandas Rahardi lagi

“dan daripada anda buang uang untuk hal yang anda sulit menangkan, lebih baik mundur dari sekarang….”

Masih terdiam

“ anda juga tidak menginginkan anak itu dari awal khan?” tuding Rahardi

Airlangga hanya mengarahkan matanya ke padang golf

“saya sudah puluhan tahun bertarung di pengadilan….. ini nasehat saya buat anda…. urungkan lah niat anda… ngga akan anda menang…. dan kami sangat siap menghadapi anda…” ujar Rahardi “dan bahkan kami siap tuntut anda…..materiil dan imateriil….”

Angga mengangkat wajahnya

“ jika kelak anak itu besar dan mau tahu siapa ayah biologisnya, mungkin dia akan cari anda…. meski saya ragu…. toh itu baik buat anda juga…. karena saya yakin anda punya sasaran bukan anak itu… anda mengejar Hana saja …..” hambur Rahardi tenang

“tapi jika anda mau dan kebetulan punya uang berlebihan, saya sangat senang menunggu anda dan Insan baik di kepolisian, maupun di persidangan……”

Rahardi lalu mengambil ponsel dan tas kecilnya yang diletakan dimeja

“selamat siang….. dan kami siap tunggu apa tindakan anda nanti….”

Rahardi berdiri dan berjalan keluar. Meninggalkan Angga yang hanya bisa terdiam dan kaget. Pesanan makanan yang dia pesan belum disentuhnya sama sekali karena hadirnya sosok pengacara itu. Dia hanya diam dan bergolak dengan perasaannya sendiri, dan memang dia seperti membenarkan apa yang disampaikan pengacara itu tadi. Namun keegoisannya memang membuat dia gelap mata dan emosi.

Emosinya emang mengelegar saat tahu Hana benar-benar meninggalkannya. Dia selama ini berpikir bahwa Hana tidak akan mungkin bisa hidup tanpa dirinya, ternyata malah jatuh cinta beneran dengan suaminya yang cupu. Sedangkan dirinya yang masih berharap memiliki Hana, malah ditinggalkan begitu saja.

Mencari sosok lain selain Hana memang gampang bagi dirinya. Namun yang cocok dan tepat dan menegerti apa maunya dia, hanya Hana yang bisa. Hana tahu semua tentang dirinya, menegrti apa maunya dia dan rasa serta cara dalam bercinta memang Hana sulit dicari tandingannya. Makanya dia cemburu membara saat tahu Hana sudah melupakannya dan serius dengan kehidupan pernikahannya.

Meskipun dia kini serius dan ingin mengambil Hana kembali, namun Hana sudah menutup pintu dan akses untuk dirinya. Apalagi setelah dia tahu dari teman-temannya, jika kini Hana sudah hamil anak kedua dan dari suaminya Ken, ini membuat dia gelap mata dan mengambil langkah pendek menuntut Hana secara hukum, karena dia seperti terhina dengan cara Hana meninggalkannya dulu.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd