Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tentang Sebuah Rasa

CHAPTER XXXIX

Matahari di Bentala yang berbeda



Tidak terasa Mira kini memasuki bulan yang keempat di Bali. Dia semakin sibuk dengan pekerjaannya sebagai Manager di Hotel di Bali membuat dia semakin betah dengan pekerjaan barunya, pengalaman baru dan mulai bisa menata hidupnya yang baru disini.

Hari demi hari dilalui dengan kerja keras. Work work and work. Dia hanya ingin segera melupakan masa lalunya, dan memulai masa depannya dengan fase baru yang tidak ada kaitannya dengan fase lama dia, termasuk dengan kenangan yang ada di fase lama, karena hidup harus berjalan terus kedepan.

Life must go on, don’t look back, Bestie…… kata hatinya dia menguatkan.

Mulai membanjirnya turis lokal dan mancanegara di Bali, membuat pekerjaannya dan inovasi baru yang dia mulai sentuh dan bawa ke dalam management hotel ini sedikit demi sedikit membawa hasil. Mira semakin sibuk dengan terjun langsung bahkan untuk meyakinkan agar tidak meleset, dia ikut membantu dan mengelola langsung, termasuk ikut mengawasi kondisi hotel, dan memantau marketing dan pelayanannya.

Makanan hotel, kecepatan internet yang jadi masalah yang suka dikeluhkan tamu kini dirombak total oleh Mira, dan demikian juga dengan kondisi kamar, kebersihan dan hospitality staf hotel, meski bukan dari bidang perhotelan, namun pengalaman di dunia event organizer banyak membantunya untuk mengelola semua hal-hal terkait detail untuk kepuasan pelanggan.

Om Rama bahagia melihat kepercayaannya mulai terbayar dengan baik, Mama dan Papa serta Teh Sinta juga senang dan akan datang saat libur nanti mengunjunginya ke Bali. Dan sosok pemilik hotel juga sangat suka dengan perkembangan significant ini, termasuk sosok perwakilan dari keluarga pemilik Hotel, yaitu anak muda bernama Indra Prayuda.



***********************

Hi Mira, after office dinner yuk

Whatsapp dari Indra muncul dari tepian atas layar ponselnya.

Mira membaca sejenak pop up tersebut, tanpa membuka isi pesannya, dia melanjutkan pekerjaannya di atas laptopnya dia. Keluar makan bersama sebenarnya bukan kali ini, sudah beberapa kali Indra dan Mira jalan meski hanya sekedar makan, atau ke undangan partner bisnis sesama pelaku usaha hotel, namun Mira tetap menjaga jarak antara mereka berdua untuk tetap sebagai sesama rekan kerja atau tepatnya manager dengan owner.

Indra sendiri sosok lajang berusia 27 tahun atau setahun lebih tua dari Mira yang menginjak 26 tahun. Meski tidak setampan Kenzie, namun pembawaan matang khas anak muda yang sudah terjun ke Management Perusahaan, dan ditambah gayanya sebagai pria berduit pastilah memikat, apalagi dengan kendaraan berkelas yang selalu menemaninya setiap hari lalu lalang dari satu hotel ke hotel lain yang dibawah jaringan usaha keluarganya.

Dan hari ini dia kembali mengajak Mira untuk makan malam.

Hai Ndra, dimana?

Tamarind Nusa Dua.

Pulang kantor?

Yes. Jam 6.30 kita jalan

OK



****************


Mercy GLC Coupe milik Indra melaju dengan kecepatan sedang menuju kawasan Nusa Dua, dan dibalik setang stir mobil tersebut, sosok pria bernama Indra nampak berkonsentrasi menyetir mobi mewah tersebut, dan disampingnya wajah eksotis milik Mira duduk tenang. Tidak ada percakapan diantara mereka berdua dan masing-masing sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Mereka lalu tidak lama kemudian tiba di kawasan BTDC Nusa Dua, letak restoran itu berada. Setelah memarkir kendaraannya, mereka lalu masuk ke dalam restoran yang terkenal dengan model anyaman bambu yang terletak di tepian pantai.

Diantar pelayan untuk memilih tempat duduk, mereka sejenak melihat menu, lalu memesan masing-masing makanan yang akan mereka santap.

Indra kali ini merasa sangat senang karena bisa kembali mengajak Mira makan malam bareng. Dia seakan semakin terpesona dengan kecantikan wajah eksotis khas Sunda yang ada di diri Mira. Wajah menarik yang sering dipergokinya dulu suka murung dan berkaca matanya di awal-awal pindah ke Bali, kini sudah terlihat mulai mampu bisa menghalau awan kelabu dari tepian wajahnya.

“keren yah….”

“yup…. aku suka makan disini…. lokasi dan rasa nya pas banget…”

Mira hanya tersenyum mendengar alasan Indra

“aku pernah juga makan di resto ayunan bambu….tapi di Sanur kalo ngga salah…”

“oh…iya ada….Bambu Bar…di Prama Sanur…”

“iya.. itu itu…enak juga disana…”Mira seketika ingat namanya

“kapan kesana? Kok ngga ajak aku….” tanya Indra

Mira terkejut sejenak

“itu udah lama… sebelum covid kok…..”

“pas liburan ke Bali?”

“iya…..”

“i see…..”

Mira tersenyum…..

“different life?” tanya Indra sambil tersenyum

Mira kembali dibuatnya jengah

“eh……..”

Indra makin lebar senyumannya

“could be….” jawab Mira

“different life with different person…..”

Mira makin merah mukanya

“no…..”

Indra hanya tertunduk dan sambil tersenyum simpul

Mira seakan dibuat tersedak akibat pembicaraan ini. Dia ingat memang saat itu dia bersama Ken yang datang ke Bali. Ken yang di Banyuwangi menyusul dirinya ke Bali, saat tahu Mira datang ke Bali. Dan selama 4 hari mereka berdua di Bali, mereka seperti sepasang kekasih yang dimabuk asmara ketika itu, awal-awal mereka memulai HTS (Hubungan tanpa status) mereka. Dia ingat betapa ganasnya Kenzie dalam bercinta dengan dirinya saat itu. What a stallion….

Senyum Mira seakan berubah menjadi senyum kelabu saat kenangan itu muncul kembali. Menguburnya dengan susah payah sekalinya datang malah bikin dia jadi teringat sosok Kenzie yang begitu dia cintai.

Untungnya makanan dan minuman mereka segera hadir, sehingga kenangan dengan Kenzie sedikit tergeser dan teralihkan dengan menu andalan yang mereka pesan.

“wow…excellent food…..”

“yup…. Beautiful girl, lovely place and excellent taste…” gurau Indra sambil menatap ke wajah Mira.

Mira yang ditatap dengan tatapan seperti itu sedikit malu dibuatnya.

“good appetite….”

“Bon apppetite….”

Malam mulai merangkak dan lezatnya makanan yang mereka pesan mulai berpindah dari piring ke dalam perut mereka.

“how’s the taste?” tanya Indra

“keren banget…..enak…”

Senyuman Mira membuat Indra semakin sumringah.

Sambil memesan makanan penutup, dan ditemani wine, Indra kini agak mulai sedikit menapak agak kedepan

“ boleh aku tanya…?”

Lontaran pertanyaaan yang agak serius sepertinya, karena dari tadi pembicaraan mereka diwarnai tanya jawab dan senda gurau ringan, dan rasanya tidak perlu ada ijin untuk bertanya, dan jika ada muncul kalimat seperti ini, Mira segera mengerti bahwa ada yang sedikit privasi dan penting yang akan Indra sampaikan.

“sure…..” senyum Mira muncul seperti biasa

Indra menarik nafas agak dalam, lalu…..

“aku kemarin sempat lihat medsos kamu…..” buka Indra

“Instagram?”

“no…..”

“so?”

“Facebook…..”

Mira ingat account FBnya dia sudah lama tidak dibuka dan bahkan dia sudah lupa no telp atau email mana dan password FB yang dia daftarkan, karena dia lebih suka dan kini hanya punya instagram yang dia kerap pakai untuk share info dan post foto-fotonya.

“aku lupa passwordnya…..” ujar Mira sambil tertawa kecil

Indra ikutan tertawa juga…

“trus? Mau tanya apa terkait medsos aku….”

Dia sejenak…..

“ Kenzie siapa?”

Mira terdiam dan senyumannya seketika memudar dari wajahnya medengar tembakan langsung dari pria didepannya ini. Indra jadi serba salah melihatnya

“kalau kamu keberatan menjawab….it’s oke…”

Mira seketika sadar bahwa Indra membaca raut wajahnya. Dia segera mengalihkannya dengan cepat

“just a friend…..”

“from the past…..” lanjutnya lagi

Kebohongan Mira jelas dengan mudah terlihat oleh Indra

“cara paling tepat untuk mengatakan tidak bagi pertanyaan berikut….” derai tawa Indra terdengar

“tidak ada yang larang kalau mau nanya lagi kok…..” timpal Mira

“really??”

Mira mengangguk sambil mengulum senyuman

“ no pressure lho……” jawab Indra

“ kalau aku bilang jangan nanya lagi ngga pengaruh ke KPI aku khan??” tanya Mira dengan jenaka yang disambut oleh tertawa lebar oleh Indra.

Tegukan wine ke tenggorokan Mira sedikit banyak membuat dia seperti mengalihkan sedikit kekesalan hati karena masih harus terjebak di suasana yang sama, yaitu harus menghadirkan kembali ingatannya terhadap Kenzie, yang sudah berusaha keras untuk dia lupakan.

“ dari sekian banyak foto kamu disitu, dia pria yang paling banyak muncul….. dan satu-satunya pria yang berfoto berdua dengan kamu….dibanyak foto yang afda “ tembak Indra ke ulu hati Mira

“ dan jujur, he’s kind of very beautiful man…..”

Mira seketika terdiam mendengar itu.

Mereka lalu menyelesaikan makan malam itu dengan diam. Begitu juga saat di mobil arah pulang kembali. Mereka hanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, terutama Indra yang sepertinya merasa bersalah karena sudah menyeret rasa ingin tahunya ke makan malam mereka.

Dia entah kenapa dibuat ingin tahu, ingin kenal dengan situasi misterius dari diri Mira. Pesona Mira membuatnya melupakan beberapa wanita yang dekat dengannya, pesona eksotis penuh misteri dari lembutnya tatapan matanya yang memang membuat mata pria ini dan perhatiannya jadi teralihkan dari yang lain

“Mira…..”

Diam…..

“Mir….”

Wajah itu menoleh ke kanan

“maafin aku kalo salah nanya yah…..”

Ungkapan tulus dari Indra, membuat suasana hati Mira memang jadi kacau balau. Ada kaca muncul di tepian matanya. Dia lalu hanya menggelengkan kepalanya.

“ngga kok……”

Mira merasa tidak adil ke Indra yang sudah begitu baik kepadanya selama kurang lebih mau masuk bulan ke lima dia di Bali. Pria itu selalu lembut dan baik, tidak pernah menunjukan jika dia dalah boss atau pemilik entitas usaha, dia selalu dengan penuh hormat dan sopan ke Mira, meski tanggapan dingin dan dalih profesionalisme yang suka dikedepankan Mira untuk mengalihkan saat perhatian atau gaya Indra sudah mulai masuk ke tahapan yang langkahnya dan tatapannya berbeda.

“salah satu alasan aku ke Bali memang dia…..” jujur hati Kira kini

Indra terdiam sesaat, lalu

“kalau kamu ngga mau cerita ngga apa-apa kok….”

“it’s oke….. aku rasa kamu perlu tahu kok….” jawab Mira

Indra tertegun

“why?”

Mira terdiam sambil menarik nafas panjang

“ akhidah….. dinding tebal yang bernama keyakinan…. dan sebuah kekeliruan memilih jalan ….. yang membuat dia harus memilih jalan lain….”

Indra kali ini kaget mendengarnya

“siapa?”

“aku…aku yang salah awalnya memilih langkah….dan akhirnya dia memilih jalan lain….” sambung Mira lagi….

“ jalan lain yang membuat aku tidak punya pilihan selain harus mengambil jalanku sendiri…..”

Nafas berat dan sedikit tetesan airmata membuat Indra jadi tidak enak hati dan menyesali karena sudah masuk ke ranah yang harusnya di hindari bertanya di momen yang awalnya dia inginkan akan membuat warna hubungan mereka akan berubah jadi lebih indah.

“maafin aku yah…..”

“untuk…..??”

“membuat dirimu harus menceritakan hal terberat dalam hidupmu…”

Mira tersenyum kembali

“now or someday…. pasti akan keluar juga cerita ini…..”

Indra membenarkan ungkapan itu.

“pasti menyakitkan dan tidak adil buat kamu….”

Mira tertunduk

“hidup memang sering tidak adil bagi banyak orang…..”

Diam, sambil memandang lampu merah yang membuat mobil mereka terdiam sejenak

Kini Mercy mewah itu melaju dengan pelan, kompleks tempat Mira kost sudah terlihat didepan mata, artinya mereka harus menyudahi kebersamaan mereka malam ini, dan sedikit masgul perasaan Indra jadinya. Dan perasaan Mira juga pun sama, dia merasa dia juga sudah bersalah mengajak dan membawa sosok baru untuk ikut menyelami masa lalunya yang harusnya bukan untuk jadi beban orang lain.

“mira……” pelan suara Indra saat mobilnya berhenti di bangunan kost Mira

Mira membuka sabuk pengamannya

“ya…?”

“hmmmmmmm…. aku cuma mau bilang………..”

Indra terpatah ucapannyanya

“hmmm… aku mau bilang bahwa kalau kamu perlu sesuatu….. atau apapun itu….. telpon aku selalu aktif…..” tatapan Indra kini menghujam mata Mira…. ” 24 hours for you…..”

Ucapan Indra membuat Mira tertegun

“indra…. you are my boss…. aku ngga pengen hubungan profesional kita jadi berantakan gara-gara perkara hati…..”

“no…..” sanggah Indra cepat

“ tidak ada pasal hukum yang harus aku langgar khan?”

Mira tersenyum mendengarnya

“ kisah Secretary Kim hanya ada di Korea….. sukses disana…. belum tentu di Bali….”

Indra terpukau mendengar kisah itu dijadikan penggalan kata untuk menyanggahnya

“tentu saja…. tapi bersyukurnya di Bali ada Indra Prayuda yang bukan fiksi…. “ timpal Indra cepat.

Mira tertawa…..

“ Sekretaris Kim Mi So sangat mencintai Lee Young Joon….. di Bali kisahnya mungkin berbeda…..”

Indra terdiam mendengarnya

“Mira….. menyebrangi selat Bali harus ada boat yang bagus, dan mesin yang kuat…..”

Indra lalu melanjutkannya

“ kamu juga perlu tangan yang kokoh, untuk bantu kamu jalan kedepan….. dan selalu tarik kamu saat kamu ingin menoleh kebelakang….”

Ungkapan Indra membuat Mira hanya bisa terdiam, lalu tersenyum sedikit dan tipis

“ Jangan masuk ke lautan yang kamu tidak tahu kedalamannya….” nasehat Mira

Indra kembali tersenyum

“sebaiknya kamu jangan ajari ikan berenang….” wajah itu penuh senyuman namun serius, membuat Mira hanya geleng-geleng kepala. Dia segera disadarkan bahwa pria jika sudah ada maunya, biasanya paling sulit untuk disadarkan bahwa hujan itu bisa bikin adem, tapi juga bisa bikin banjir jika turunnya tidak terkontrol oleh langit.

“dan aku Indra, bukan Lee Young Joon, meski aku ingin kisahku sesukses kisahnya…..” timpalnya lagi dengan tatapan serius ke wajah Mira.

Mira tidak mampu berkata apa-apa lagi. Dia lalu segera memeluk leher Indra dengan erat, menepuk punggungnya dengan lebut, Indra pun demikian, dia merangkul Mira dengan lembut, dia merasa bahagia meski dia belum tahu apa arti rangkulan Mira ini terhadapnya

“good night Indra……”

“Night, Mira….”

Mira lalu turun dari mobilnya…. berdiri di depan pintu pagar kost an nya, sambil melambai ke arah Indra

“safe drive home, yah…. thanks for dinner….” senyum manisnya tersungging di bibir wanita itu

Indra lalu melambaikan tangannya, menurunkan kaca mobilnya, lalu GLC nya segera bergerak melintasi jalan untuk balik kembali ke rumahnya. Dia merasa sangat bahagia malam ini, dia yakin bahwa usahanya untuk mendekati Mira, pasti akan berbuah hasil yang indah kelak.

Sedangkan Mira hanya bisa tertegus sambil masuk kedalam kostnya, dia menjadi sangat bingung dan galau. Membuka hati untuk pria lain masih sangat jauh dari pikirannya. Mengganti sosok Kenzie dengan sosok lain rasanya masih berat untuk dia lakukan. Namun, membiarkan Kenzie juga tetap ada dan hadir, sedangkan sosok itu mustahil dia miliki, hanya akan menghambat langkah majunya dia kedepannya.

Kepedihan dan sakit hati karena cinta, ternyata berat sekali untuk disembuhkan dan dilangkahi begitu saja. Waktu, pengorbanan, dan juga fokusnya dia harus segera alihkan untuk memutar fase barunya ke jalur yang berbeda, yang berat diawal namun akan baik untuknya dimasa depannya dia, dan semua langkah untuk mendukung itu memang rasanya dia wajib untuk pertimbangkan agar dia bisa menjalaninya.

Fuck Kenzie…. separah itukah cinta yang lu tanam untuk diri gue??? sampai gue harus perlu sosok baru untuk bantu gue lepas dari diri lu?? Bathin Mira kembali meraung dengan keras, mengutuk sebuah kata yang yang membuat dia harus tertatih dan porak poranda, yaitu Cinta.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd