Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tentang Sebuah Rasa

CHAPTER XXXV

Sulitnya berkata MAAF



Untuk sementara hati dan bathin Hana agak tenang belakangan ini, meski dia tidak diceritakan oleh Ken, dan dia juga enggan bertanya ke Ken, namun dia yakin ada sesuatu yang Ken lakukan dibelakangnya, sehingga nyaris Ken tidak membahas lagi masalah keamanan rumah saat dia sedang ke galeri, dan meninggalkan Hana serta Dara dirumah.

Sedikit banyak perilaku dan kebiasaan Ken mulai dipelajari dengan baik oleh Hana, dan dia mulai sadar bahwa jika Ken pamit dan bilang mau kemana, artinya jalannya lurus dan benar. Tapi jika dari galeri dia diam, tidak pamit dan tahu-tahu pulang agak malam, maka Hana bisa mencium ada gejala yang tidak beres dari suaminya.

Apalagi jika Ken datang lalu buru-buru langsung mandi, tidak memeluk dia atau Dara, biasanya dia mungkin habis memeluk wanita lain sehingga takut ketahuan ada bau lain yang menempel di badannya, apalagi jika kemudian dia langsung keluar kamar mandi ganti baju dan memeluk Hana erat, bisa diartikan dia baru selesai melakukan sesuatu di belakang.

Herannya Hana, meski demikian Ken masih sangat perkasa melayaninya. Bangun pagi olahraga, mandi, jika berdua sama-sama ingin, Ken juga tidak ingin mengecewakan Hana, dengan bergairah dia menggocek istrinya.

Jika sudah demikian, maka Hana hanya diam, membathin dan bawa semua dalam doa. Tante Sarah adalah sosok yang dia selalu ajak diskusi dan bahas masalah ini, dan saran Tante Sarah selalu sama, the power of pray. Dia kemudian hanya bisa membawa itu dalam doanya semata. Meski demikian sikap dan perlakuan Ken ke dirinya pun tidak berubah, tetap sama seperti hari-hari biasa, walaupun Hana ingin agar Ken bisa lebih santai dan benar-benar memperlakukan dirinya sebagai istri.

Ken hanya menegur dia sekali hanya karena Dara yang sempat muntah karena makannya mungkin kurang higenis. Selebihnya Ken sangatlah cuek dan tidak ingin berkomentar kecuali jika ditanya pendapatnya. Padahal Hana ingin Ken memberi masukan terhadap cara dia berpakaian, terhadap masalah planning mereka dalam bisnis, termasuk cara mereka bercinta pun dia ingin Ken ada greget lebih bukan hanya greget dalam menggoyangnya. Dia ingin Ken memberi masukan terhadap cara bercinta mereka, apa maunya Ken, kostum apa yang dia mau, lingerie warna apa yang di pengen, tapi Ken hanya diam saja.

Ini sedikit menguras emosi Hana sebenarnya, tapi dia disadarkan bahwa perilakunya dia dulunya yang membuat Ken seperti ini. Namun kan ini bukan jadi pembenaran lalu Ken juga melakukan hal yang sama juga ke dirinya. Ingin dia bicara dengan Ken secara terbuka, tapi ketakutan terbesar selalu menghantuinya. Dia kuatir Ken malah marah, ngambek, dan lebih parah lagi meninggalkan dirinya. Dia takut itu terjadi, makanya Hana membiarkan itu berjalan dengan sendirinya.



********************

Dilema ini bukan hanya Hana yang merasakan sebenarnya, Ken pun demikian juga. Di satu sisi dia merasa berdosa ke keluarganya, namun disatu sisi dia juga berat melepaskan Mira yang sduah sekian tahun ada disampingnya. Meski tanpa komitmen dari awal, tapi secara jelas dan telanjang hubungan mereka memang sesuatu banget rasanya.

Mira sendiri tidak pernah membahas apa-apa, dia hanya sekedar melayani Ken, meluangkan waktu berdua makan malam bersama, atau curi waktu saat dia libur mereka berdua jalan ke mall, makan ke tempat yang mereka berdua suka pergi selama ini, dan lebih sering menghabiskan waktu di kost an Mira berdua, meski Ken sudah tidak bisa lama-lama disana, apalagi menginap kayak jaman dulu.

Perjalanan mereka berdua pun sebenarnya sangatlah aneh, semua saling menggantungkan statusnya. Mira tidak ingin bertanya lebih lanjut, Ken pun demikian. Namun dari tatapan mata, perilaku dan gaya terlihat sekali Mira sering agak berubah wajahnya jika membalas whatsapp istrinya atau agak menjauh saat menerima telpon istrinya.

Ken ingin membahas ini, namun dia juga takut jika ini sudah terbahas, maka akan ada implikasi yang besar untuk kelanjutan hubungannya mereka berdua, sehingga dia memilih diam dan tenang, menikmati setiap indahnya hubungan mereka yang dia tidak tahu kapan akan berakhir, karena memang Mira juga menghindari membahas itu.

You can’t have the whole world, Ken. Bisikan seperti itu sudah sering mampir dikupingnya. Dia tidak bisa makan es cream dan burger secara bersamaan. Namun ketidaktegasan, rasa egois sebagai pria secara tidak langsung sudah mengikat isi hati dan pikiran Ken untuk tidak melangkah jauh menyelesaikan masalah ini.

“she’s beautiful and smart.... you so lucky to have her....” ucap Gaby ke Ken tentang Hana istrinya ketika itu.

Hana memang semakin kesini semakin menunjukan pesonanya sebagai wanita dan istri terutama di depan Ken. Sikapnya yang sudah jauh dari anggapan orang tentang angkuhnya dia sebagai wanita kini sudah tidak muncul lagi. Dia mampu merubah dirinya menjadi wanita yang homey, lembut, sangat sayang suami dan anak, dan selalu tampil mesra di hadapan banyak orang.

Dia juga kini sering bicara dengan banyak orang tentang kesaksian dia bagaimana bertransformasi dari wanita yang ‘amburadul’ hingga menjadi wanita yang saat ini dia berdiri tegak, dan selalu dia sematkan nama Ken dan Dara yang sangat menginspirasinya untuk bisa merubah dirinya dari yang lama menjadi dirinya yang baru sekarang ini.

Cara dia ini sedikit banyak merubah pandangan orang, termasuk merubah isi kepala Ken, bahwa jika selama ini dia cuek dengan perilaku dan kelakuan Hana terhadap dia dan Dara, namun sekarang dia seperti menjadi pendosa, karena sudah menduakan istrinya, sudah membuat istrinya yang dulu ‘menganiayanya’ justru kini jadi pihak lemah yang harus dibela karena suaminya yang zalim dan sudah menduakannya.



********************​


Shallom Hana, kemarin di Ants yah?

Shallom Ka Tere, ngga Ka

Oh soalnya lihat ada Ken, pas mau negur nyapa dia tau-tau sudah hilang

Sore Ka?

Iya, pas jam buka puasa rame sekali soalnya


Whatsapp dari Ka Tere teman dia di gereja sedikit mengganggu dia. Dia tau lokasi Ants Cafe itu dimana, tapi sepertinya kemarin setahu dirinya Ken ada di Galeri dan memang agak malam pulangnya sekitar jam 8.30 malam.

Hana lalu terpikir sebuah ide. Dia membuka instagram, dia lalu mengecek IG milik Mira yang masih open alias belum diprivasi.

Dan betapa kagetnya dia melihat foto Mira dengan latar belakang Ants Cafe. Memang hanya foto selfie dia saja ada 3 buah foto yang dia posting, namun 18 jam yang lalu atau tepatnya sekitar jam 17.30 sore. Dan jam itu tepat Ka Tere melihat Ken disana, meski foto Ken tidak ada, namun rasanya sangat janggal dia berdua ada di tempat yang sama di waktu yang berdekatan tanpa saling bersama.

Dada Hana sakit merasakan perihnya, dia hanya bisa termenung memikirkan bagaimana suaminya masih memberi celah bagi wanita itu untuk tetap ada diantara dia bertiga. Bagaimana mungkin Ken masih meluangkian waktu seperti itu? Padahal dia kemarin meminta Ken pulang cepat, supaya mereka bertiga bisa ikut buka puasa bersama dengan Papi dan Mami di kantor Hagia Shipping. Hana sampai harus berbohong ke Papi bahwa dia tidak bisa datang karena tiba-tiba tidak enak badan rasanya.

Sampai kapan sayangku?

Sampai kapan kamu memelihara situasi ini?

Hana menghapus airmatanya, dia tetap berusaha untuk kuat. Dia pikir ini pasti karena ada hal yang terjadi diluar skenario awal, sehingga Mira dan Ken tidak siap dengan kondisi ini. Mereka mungkin punya rencana lain, tapi pernikahan tetaplah pernikahan. Sah dimata hukum dan dimata Tuhan, itu pegangan aku, pikir Hana tegas

Dia lalu memeluk Dara dan mengajaknya bermain sejenak. Melihat Dara yang sudah mulai bisa memanggil namanya, nama papanya, rasanya semua letih dan lelah terbayar. Inilah kekuatan aku sebenarnya, inilah cinta aku sebenarnya. Hana merasakan bahwa dia saangat bersyukur diberi cinta dan waktu untuk Dara, dan untuk suaminya. Ken memang salah, tapi tentu perasaan tidak bisa dipaksa tiba-tiba harus berubah, namun bagaimanapun perkara hati bukanlah matematika, dia tidak bisa memungkiri jika dia sangat cemburu dengan Mira.

Wanita itu bahkan dengan tenangnya menantang dirinya untuk Ken. Meski dia sduah datang tidak ada rasa takut atau rasa segan dimatanya, mungkin karena dia tahu pernikahan ini settingan awalnya, dan mungkin juga dia tahu perlakuan dia selama ini ke Ken, sehingga saat dia ingin merubah semua itu menjadi rumah tangga yang benar-benar sebuah rumah tangga yang utuh, Mira pun seperti mencibirnya.



********************

Jam 6 sore lewat sedikit Ken pulang, Hana yang diruangan kerja bersama Mbak Tini dan Dara, dan saat Ken naik keatas, dia langsung memeluk Hana, serta menggendong Dara. Dara seperti biasa girang sekali jika sudah bertemu bapaknya. Mereka lalu turun kebawah, Hana mnyiapkan minum untuk suaminya, dan kemudian dia tanya jika mau makan sekarang atau nanti.

“nanti aja, mau mandi dulu..”

Meski agak berat dan suka cengeng jika ada bapaknya, tapi akhirnya Dara mau juga dilepas dengan Mbak Tini

Hana lalu naik keatas dengan Ken menuju kamar mereka, karena dia ingin melayani suaminya yang akan mandi dengan menyiapkan bajunya buat ganti. Ken sudah berkali kali mengingatkan bahwa Hana tidak perlu melakukan itu, karena dia bisa melakukan sendiri, namun Hana tetap bersikeras bahwa dia sebagai istri tidak masalah melakukan kewajiban itu.

Sementara Ken mandi, Hana meletahkan baju kotor suaminya ke kantong pakaian kotor, dan dia lalu melihat ada panggilan di ponsel Ken yang diletakan di meja kamar mereka, dan nama Chairani Mira muncul disitu, Hana hanya bisa mengelus dadanya, ingin rasanya dia mengangkat telpon dan menjawab, atau bertanya apa yang diinginkan Mira sampai menelpon suaminya.

Namun Hana masih menahan diri, karena dia menjaga jangan sampai dia dan Ken malah cekcok karena masalah Mira. Dia ingin baik-baik saja dengan suaminya, karena dia mencintai Ken dan tidak ingin ada keributan karena hal-hal seperti in.

Hana bisa merasakan bahwa begini rasanya rumah tangga yang ada wanita lain atau pria lain, munkin rasa yang sama dulu dirasakan Ken ketika setiap hari dia masih asyik dengan Angga, hingga tengah malam bahkan pagi dia pulang. Namun kan waktu itu hubungan aku dengan suamiku memang juga seperti orang musuhan, pikir Hana sedikit membenarkan apa yang jadi polemik dulu.

“pah.....” buka Hana saat Ken keluar dari kamar mandi, dan memakai celana pendek dan kaos rumahannya dia.

“hmmmmm.... lepas haid nanti aku ngga KB yah....” usulnya dia ke Ken

Ken sedikit kaget, karena baru sebulan lalu mereka sepakat untuk menunda dan menjaga agar jangan sampai kebobolan hingga Dara berusia 1,5 atau 2 tahun.

Meliha Ken hanya terdiam, lalu Hana melanjutkan

“ khan Dara sudah mau setahun, kalau pun nanti aku isi, paslah bedanya tidak terlalu jauh....” ujar Hana lagi

Ken masih terdiam dan belum menjawab

“atau Papa ada planning lain?” selidik Hana

“oh...ngga....ngga apa-apa...”

Dia lalu mengambil ponselnya dan mnegecek

“khan kita sudah sepakat kemarin untuk tunggu Dara agak besar....” kilah Ken

“iya.... tapi ngga apa-apa, aku pengen punya anak aja lagi..... biar capeknya sekalian.... dan dia berdua ngga jauh beda nanti gedenya....” ujar Hana pelan

Ken masih diam mendengar ucapan Hana, dia lalu duduk di tepian tempat tidur

“ kok berubah pikiran sih....”

“ngga apa....emang papa ngga mau punya anak dari aku...” senyum Hana tipis

“kok gitu mikirnya sih....” jawab Ken lembut

“soalnya papa kayak ragu jawabnya....”

“bukan, cuma ingin seperti rencana awal aja....”

Hana termenung sesaat, suaminya masih memegang ponselnya.

Lalu

“Pah, tadi ada yang nelpon kayaknya....”

“oh iya...udah aku wa..”

“ngga papa telp balik?”

“ngga, aku wa aja”

“siapa Pak?”

“siapa apa maksudnya?”

“siapa yang telp?” selidik Hana, kini intonasi suara Hana sudah ada rasa marah dan cemburu disana

“wulan.....” jawab Ken sekenanya

Astaga suamiku, kamu bodoh sekali jika berbohong yah, pikir Hana

“Pah....” panggil Hana lagi dengan lembut, dia mencoba menjaga emosinya, dia duduk di tepian tempat tidur juga agak berjarak dengan Ken

“aku boleh nanya sesuatu ke papa?”

Ken mengangkat wajahnya dan menatap istrinya, dadanya agak bergetar sedikit galau karena dia yakin istrinya mengetahui sesuatu

“tanya aja.....”

Hana menghela nafasnya pelan, lalu

“kemarin Papa sore ada di Ants Cafe?”

Ken terdiam, dia kaget dan hanya terpekur

“jawab sayang....apa papa kesana kemarin?”

Ken terdiam sesaat lalu menganggukan kepalanya

“sama siapa?”

“sama Boni....”

Astaga Ken, bohongmu itu bodoh sekali

“trus kenapa ngga bilang ke aku, Pah?”

Ken sedikit tersudut

“yah....Cuma sebentar aku disana....makanya ngga bilang.....”

Hana menggelengkan kepalanya. Begini ternyata sakitnya mengetahui suami bohong didepan mata.

“trus yang telp tadi siapa?”

“wulan...” jawab Ken pelan

“astaga papah.... mau aku telpon Wulan sekarang nanya ada apa telp papa barusan?” cecar Hana

Aduh, Ken kok bego seklai berbohongnya sih?

Hana mulai merasakan hatinya bagai diiriis sembilu, matanya mulai berair dan emosinya kini mulai menguasai hatinya.

“ini sebabnya Papa ngga mau aku hamil dulu?” tanya Hana tajam

Ken tertunduk diam

“ini sebabnya papa ngga mau aku mama? Ini sebabnya kah? Apa karena ada wanita lain yang dipanggil mamah?” suara Hana mulai tinggi, emosi dan cemburunya kini mulai terusik ndengan sikap diam Ken

“jawab Pak.... jawab....” tangannya menggoyangkan bahu ken, sambil menahan tangisnya yang mulai menyerangnya

“siapa Mira itu? Siapa Khairani Mira yang sering telpon papa ngga malam ngga pagi?”

Tangis Hana kini tumpah, dia tidak mampu menahan lagi emosinya dan cemburunya, hatinya benar-benar seperti diguncang cemburu, setelah dia berusaha menahan untuk tidak marah dan emosi, namun hati kecilnya dan perasaannya tidak bisa dibohongi jika dia sangat kecewa dengan hal yang terjadi di belakangnya.

Ken hanya bisa terdiam melihat istrinya menangis sesunggukan. Dia tahu dia dalam posisi salah, makanya dia tidak ingin menjawab, karena saat ini pun dia bingung jawaban apa yang harus dia beri untuk Hana, semua serba salah dan serba membingungkan.

“sudah lama aku pendam ini.... aku tahu papa suka bohong ke aku.... tapi aku diam karena aku ngga mau ribut....”

Ken masih termenung

“ aku tanya ke papa sekarang.... aku harus bagaimana supaya papa ngga ke perempuan itu lagi? “ desak Hana

“mau aku bagaimana?”

“papa mau gaya apa? Mau bagaimana kita? Aku layani Papa.....” ujarnya sambil berderai airmatanya

“jika sex yang papa cari.... apa kurangnya aku layani papa??”

Ken kembali hanya terdiam. Dia jujur tidak ada komplain apa-apa masalah seks dengan Hana, bagi dia Hana justru luar biasa melayaninya dalam seks, bahkan cenderung Hana yang agresif memimpin dalam percintaan diatas kasur.

Dia hanya bisa terenyuh melihat tangisan istrinya, dia tahu Hana banyak berjuang dan berusaha untuk jadi istri yang seutuhnya, tapi memang meninggalkan Mira yang bertahun tahun mengisi harinya juga bukan perkara gampang dan mudah. Berat sekali bagi dirinya untuk memutuskan ini, makanya dia hanya terdiam melihat Hana tersedu menangis.

“aku minta maaf ngga bisa kasih yang terbaik buat Papa.... mungkin papa mengidamkan istri yang masih single dan masih perawan.... atau perawannya yang papa ambil.... “ isak tangis Hana mengiringi ucapannya “ sedangkan aku yah seperti ini......”

“aku juga salah dulu sudah jahat sama Papa.....” dia kini menangis lebih kencang

Ken hanya terdiam dan bingung

“jika masa lalu aku, atau kesalahan aku dengan angga itu papa anggap sebagai noda dan dosa besar.... aku terima Pah.... biar itu jadi dosa yang harus aku pikul......” pipi dan matanya kini penuh dengan airmata

“kalau itu jadi pembenaran papa untuk tetap menjalin hubungan dengan Mira.... ngga apa-apa.... aku terima semuanya....”

“aku hanya bisa berdoa supaya Tuhan kasih kekuatan buat aku menjalani semua ini..... karena bukan apa hingga aku harus kuat jalani ini.... ini buat anakku.... buat janji pernikahan kita....” tutur Hana dengan nada tersendat

“dan karena aku mencintai Papa......” ujarnya tegas kini

Ken menundukan wajahnya, dia tidak mampu melihat wajah Hana, dia tahu dia bersalah, melakukan hal yang seharusnya tidak dia lakukan lagi karena dia sudah terikat pernikahan, dan dia bingung harus menjawab apa, semua ini semata karena ketidaktegasannya selama ini.

“aku selalu berdoa, biar Papa jadi milik aku dan Dara seutuhnya......” tandas dia lagi

“tidak ada wanita manapun yang mau membagi suaminya dengan siapaun dan dengan alasan apapun.... dan aku masih waras dalam mencintai suamiku......”

Ken tersedak mendengar ucapan itu

“tolong hargai perasaan aku.... jaga juga perasaan anak kita... dia sangat mencintai Papa... apa jadinya jika dia sudah bisa berpikir lalu dia tahu jika papanya juga membagi cintanya ke dia dan mamanya, dengan wanita lain?? Dia anak gadis..... tolong dipikirkan.....”

Jalan pikiran Ken kini mengembara tidak tentu arah, dia tidak mampu berpikir jernih kali ini. Ketidak tegasannya dan juga rasa menikmatinya yang selama ini dia pupuk dan jalani, kini bagai jadi mata pedang buat dirinya kembali, karena hunusan pedang itu kini tertuju kepadanya dan dia yang kini harus bersikap seperti apa, itu yang dituntut.

Hana masih menangis, dan kini dia memeluk bantal guling, tersedu sedan dia dalam tangisan dan kekecewaannya, dia beringsut ke atas ranjang, membelakangi Ken, sambil menangis sedih, air matanya membasahi bantal, dan seraya memeluk guling, dia merasakan betapa hatinya diremas oleh rasa sedih, rasa cemburu dan rasa kecewa, ternyata efek dari pedihnya sebuah cinta dan harapan itu seperti ini rasanya

Suaminya hanya bisa terdiam melihat tangisan istrinya. Roller coster perjalanan perniakhan mereka kurang lebih satu tahun lebih ini memang membuat Ken bagaikan pria yang jadi tidak punya pendirian, diawalnya dia ingin mengakhiri hubungan ini sesuai perjanjian, namun kemudian dia terjebak dengan perasaan ibanya ke Hana yang banyak merubah dirinya, dan terbelenggu dengan ikatan suci pernikahan yang mau tidak mau harus dia ikuti di dalamnya, dan mengorbankan rasa sukanya dan sayangnya ke sosok lain

Hatinya jadi tidak tega melihat wanita cantik ini menangis di depannya, suara tangisannya masih terdengar, badannya masih bergetar menahan sendatan tangis yang melanda kesedihan dan keperihan hatinya.

Ken lalu menghampiri istrinya, menyentuh punggungnya

“mah.....” panggil dia pertama kalinya dengan panggilan yang tulus tapi dengan nada yang berbeda yang sekian lama sebenarnya dirindukan oleh Hana panggilan tersebut.

Badan Hana bergerak melengos seolah masih belum terima dengan sentuhan Ken...

“Mah.... aku minta maaf.....”

Hana malah semakin kencang menangisnya, basah ujung bantal guling dan bantal kepalanya dengan aliran airmatanya, dia sungguh tidak ingin berakhir dengan perginya suaminya ke pelukan wanita lain, dan rasa sedihnya ini meyakinkan hatinya, bahwa betapa tidak kuatnya dirinya jika Ken harus meninggalkan dia.

Pijitan Ken di betis Hana seakan sedikit melegakan pertengkaran kecil ini.

Entah apa di isi hati Ken sebenarnya, hanya dia yang tahu seperti apa jalan hidup yang akan dia pilih, apalagi setelah Hana secara terbuka menyebut nama Mira, artinya memang perselingkuhannya dengan Mira sudah diketahui dan sikap Hana sudah sangat jelas, bahwa dia tidak akan pernah membiarkan pernikahan ini runtuh dengan alasan apapun.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd