Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tentang Sebuah Rasa

mantul hu :mantap::cendol:


semoga Mira tdk dipertemukan dgn Angga, takutnya mereka bs koalisi utk memisahkan hub Ken Hana.lllllll





semoga sll lancar dlm beraktifitas n jgn lupa bahagia :ampun:
 
Aiish.. TS suhu bisa banget bikin gesekan gesekan kecil ngilu gimana gitu haha
Pagi pagi juga udah bikin rusak konsen puasa, kalau ngaceng dikit gpp ya gak batal kok, gatal iya hahaha

Sehat selalu Suhu @Elkintong
 
Ehem ehem....hemmm... wih enak kali ya siang siang ehem..... ngikutin cwrita suhu El emang selalu menggemaskan dan ngangeni....
Termasuk... baca komen2 suhu2 smua disini... kocak jenaka dan sangat menghibur... apalagi kalo miss Renata ikutan nimbrung gegara di mantion para pembaca... ehem.. wes pokok e crita nih top.markotop joss gandhosss smuanya... termasuk para suhu pembaca nya.... nuhun suhu El updatenya... sehat selalu suhu...
 
Ehem ehem....hemmm... wih enak kali ya siang siang ehem..... ngikutin cwrita suhu El emang selalu menggemaskan dan ngangeni....
Termasuk... baca komen2 suhu2 smua disini... kocak jenaka dan sangat menghibur... apalagi kalo miss Renata ikutan nimbrung gegara di mantion para pembaca... ehem.. wes pokok e crita nih top.markotop joss gandhosss smuanya... termasuk para suhu pembaca nya.... nuhun suhu El updatenya... sehat selalu suhu...
 
CHAPTER XXXIV

MENUAI GELOMBANG



“yes Boss.... apa yang bisa gue bantu...” Bonifacius ini merupakan sahabatnya ketika mereka sering latihan Karate bersama. Dia merupakan salah satu pemegang Godan di klub Karate mereka di Bandung. Jika Ken hanya sampai di Nidan atau Dan II, maka Bonifacius ini sudah di Godan atau Dan V, juga merupakan Sensei dan aktif di Lemkari Bandung ketika itu.

Sekarang? Dia membuka jasa pengamanan dan juga jasa penagihan hutang. Kasarnya menjadi Debt Collectorlah, meski dia menolak bahasa tersebut. Kami membantu mengurus nasabah atau klien yang tidak punya waktu mengurus tunggakan hutang pihak lain, atau kerennya kami ini supporting company, demikian bahasanya dia.

“begini Boss.... anak orang kaya itu gue golongkan ada 3 golongan. Pertama anak mami, kedua anak papi, ketika bossnya papi mami....” ujarnya sambil tertawa ke Ken, setelah mendengar cerita Ken, bahwa mantan pacar istrinya datang mengganggu ke rumahnya

“kalo anak mami, dia sibuk dengan dirinya dan pelajarannya, dia mau sukses secara lurus ngga mau neko-neko”

“anak papi, ini biasanya punya uang dan rasa jagoan.... aslinya penakut tapi pengen dianggap pemberani, dan merasa punya uang untuk bayar orang.....”

“nah yang bossnya papi mami ini yang bajingan... dianya brengsek, dan punya jaringan.... ini yang lu harus agak waspadai... meski gue yakin sih nih bocah ngga di level ini...”

Lanjutnya lagi

“dia datang sendiri, artinya level dia cetek.... tapi khan masalahnya dia punya duit.... lu harus cek dulu dia gimana.... menghadapi anak beginian harus pake strategi.... jangan kayak anak SMA tawuran main samper aja....”

“saran bung gimana?” Ken memang memanggilnya Bung, selain lebih tua, tingkatan dia di dojo dulu juga lebih senior.

“lu ada khan buat operasional anak buah gue? Ngga banyak lah... lu sahabat gue.... bayar ongkos mereka aja untuk intai dia... kemana dia pergi, kebiasaan dia seperti apa, trus dimana tempat nongkrong dia... “

Selanjutnya

“setelah itu tinggal lu atur...mau lu gas sendirian, atau mau lu minta anak buah yang gas dia.... wkwkwkwk....”

“gue ikut Bung aja gimana bagusnya....”

“saran gue sih kita intai dulu....baru kita samperin di tongkrongan dia.... dia macam-macam tinggal lu angkat banting kayak Muchlis dulu....” mereka tertawa ngakak di telpon. Muchlis ialah juara Kumite di dojo yang mereka latihan, selalu suka meremehkan Ken, hingga suatu saat selesai latihan, oleh Bonifacius mereka sengaja diajak latihan kumite, dan karena Muchlisnya memang berlebihan, oleh Ken setelah kena tendangan mae geri, badannya diangkat dan dibanting serta dikunci hingga tidak bisa bergerak. Meski tekhnik kuncian Ken, berbeda dengan tekhnik di dojo mereka, namun Bonifacius mendiamkannya, karena memang dia kesal juga dengan kaya Muchlis.

“semenjak itu dia bae banget ama gue, Bung...”

Mereka tertawa mengingat kejadian saat mereka masih sama-sama di Bandung

Ken setuju dengan usulan Boni, dia ingin anaknya dan keluarganya tenang tanpa diganggu oleh siapapun yang menurutnya tidak boleh lagi masuk ke area keluarganya yang sudah menjadi area privasi. Dara anak nya dia dan tidak ingin ada gangguan yang tidak perlu mereka hadapi lagi, dan Ken akan berdiri menghadapinya jika sudah menyangkut harga diri dan keluarganya.



********************


Bro, telpon gue kalo ngga sibuk

Whatsapp dari Boni masuk ke ponsel Ken.

Mereka lalu bercerita lumayan lama sekitar 15 menitan, dan hanya perlu waktu 3 hari bagi Bony untuk mendapatkan data yang lumayan lengkap dan sangat penting bagi Ken. Menurut Bony, ini bisa ditangani sendiri dan segera, namun tetap saja mereka harus berhati-hati, mengingat Angga ini punya uang dan bapaknya juga punya kuasa dengan uang yang mereka miliki.

Ken sepakat, dia hanya ingin membuktikan dan menyatakan ke hadapan laki-laki itu bahwa dia tidak akan tinggal diam menghadapinya. Mungkin di benak Angga karena selama ini dia mendiamkan dan cenderung tidak bicara selama kasus mereka berjalan dan perselingkuhan dia dengan Hana berlangsung, dianggapnya Ken pria yang lemah.

“aku mau ketemu Bony di Cafe yah....” pamit Ken ke Hana

Jam 21.15, ngga salah janjian jam segini?

“ udah malam ngga bisa besok?”

“ngga lah... Bonynya juga bisanya jam segini....”

Hana yang sudah siap dengan pakaian tempurnya lalu menggodanya

“beneran....?”

Ken tersenyum melihatnya

“balik yah....”

“balik mah warungnya udah tutup....” rengutnya manja

“ kan aku yang punya warungnya.... kapan aja bisa aku buka....” balas Ken lagi

“ih......” Hana memeluk Ken dengan mesra

“yah sudah...jangan malam-malam ..... aku tungguin....”

Ken menganggukan kepalanya. Dia mencium kepala anaknya yang tertidur di kasur boxnya, lalu turun kebawah dan segera naik mobilnya menuju ke galerinya.

Boni sudah menunggunya disana, ada 2 anak buahnya juga yang langsung berdiri menyalaminya. Mereka lalu berbicara panjang lebar dan juga cara menyelesaikannya. Dan laporan terakhir dari pengintaian yang dilakukan Boni, Angga sudah di club 51, dia sedang didalam private karaoke room yang VIP, dan ada 3 orang kawannya dia juga disana dan ada 2 wanita.

“ Yance yang megang disana, kawan gue juga...” ujar Boni

“dia sudah ijinkan kita masuk..... asal jangan pakai sajam... kalo ada barang rusak kita ganti.... begitu sudah...”

Ken menganggukan kepalanya

“kalau dia macam-macam jangan lu yang bantai Bro.... biar Richi yang hajar....” jawab Boni

Ken tersenyum

“ngga lah... gue ajak dia bicara baik-baik kok...”

“iya baik-baik...kalo dia mabuk trus ngeyel khan lu emosi juga Boss.... bisa-bisa lu angkat banting dia nanti... biar Richi yang sikat...”

Ken tertawa ngakak mendengarnya.

“gimana?”

“ayolah...”

“naik mobil gue aja...” ujar Boni

Mereka naik satu mobil di mobil pajeronya Boni. Richi dan Jefri didepan sedangkan Boni dan Ken di kursi tengah, tujuan mereka menuju ke Club 51.

“nanti jangan lupa kasih uang rokok buat Yance....kasih aja 300 dia sudah senang...” bisik Boni ke Ken.

“no problem Bung....”

Hampir sejam mereka berkendara, Ken sempat mengirim wa ke Hana bilang jika dia akan pulang sedikit malam, dan hanya dibalas dengan ucapan hati-hati dan Tuhan jaga Papa selalu. Ken tersenyum sejenak melihat WA istrinya. Foto mereka bertiga Dara selalu jadi display picture nya Hana kini.

Mobil mereka masuk di parkiran, mereka bertiga turun sedikit lewat dari lobby, sedangkan Jefri memarkirkan mobilnya, dan tidak lama ada yang datang menghampiri dan menyalami mereka.

“dia di lantai 3, nama roomnya VIP suite room no 4. Dari pintu itu masuk room ke 4 sebelah kiri”

Ujar orang itu

“oke.... room yang ale pesan di mana?”

“standard no 12, masuk lagi kedalam...”

Mereka memang sengaja pesan room karaoke juga, agar jika ditanya security memang tujuannya akan ke room tersebut . Boni lalu menelpon Yance, dan saat mereka naik ke lantai 3, sosok yang bernama Yance muncul menyapa Boni sesaat, bersalaman sebentar sekaligus ditempel uang rokoknya oleh Ken.

“aman yah...jangan sampe ada kerusakan...” bisiknya sambil tertawa

“aman Bung....”

Boni sebenarnya jarang-jarang turun langsung seperti ini, namun karena kali ini sahabatnya yang ikut berperkara, maka dia memilih ikut mendampingi

“lu kenal orangnya khan?”

“kenal mukanya....”

“lu masuk langsung fokus ama dia....yg lain-lain urusan Jefri sama Richi, kalau mereka bersuara...”

“oke....”

Spy nya Boni diperintahkan untuk berjaga nanti didepan pintu, dia berempat akan masuk.

Mereka berempat lalu masuk ke ruangan VIP yang ditempati oleh Angga dan teman-temannya. Suara musik dan juga nyanyian terdengar dari balik pintu tersebut, dan seketika suara nyanyin terhenti begitu rombongan itu masuk, dan begitu lampu dinyalakan mendadak, semua yang diruangan terkejut, disangkanya ada razia...

“sorry Boss....kita ada urusan sedikit sama Airlangga...”

Angga yang duduk di sofa panjang dan ditengah kawan-kawannya sedang didampingi seorang wanita dibuat kaget melihat beberapa orang dengan wajah tidak bersahabat masuk, dan Ken langsung maju dan masuk ditengah tengah antara temannya dia dan Angga, dia masuk dari sebelah kiri.

Tanpa banyak bicara, dia menginjak kaki Angga, tangan kiri Angga ditarik kebelakang, dan kepala Angga didorong ke sandaran sofa.

“lu Airlangga khan?” bisik Ken

“matiin musiknya...”perintah Boni. Segera dia meraih remote karaoke dan mematikan musiknya, anak buahnya langsung berdiri di kiri dan kanan

“tenang....yg lain jangan ikut campur...ini masalah sama Airlangga.”

Angga terdiam mendapat serangan tiba-tiba seperti ini, meski dia belum tahu siapa yang memitingnya ini, tapi dia bisa menebak siapa pria ini. Teman-temannya yang lain terdiam melihat Angga diserang, mereka mau bergerak membantu jadi kuatir melihat ada yang mengawal di kiri dan kanan.

“iya....iya.....gue Airlangga....” jawabnya agak terbata

“lu ngapain ke rumah gue...” bisik Ken. Kaki kiri Ken tetap menginjak kaki kiri Angga, dengkul kanannya menekan punggung Angga, tangan kanannya lalu menyentil kuping Angga berkali kali. Angga hanya bisa terdiam, begitu juga teman-temannya hanya bisa melongo melihat kawannya dipelintir, dan sepertinya merea sudah bisa menebak siapa pria ini.

“lu mo bicara baik-baik apa mau duel ama gue....” ujar Ken lagi. Dalam situasi ini Ken sudah bukan anak manis yang hanya diam dan tenang, dia sudah bercampur emosi

“jawab fakboy....” bentak Ken lagi

“ii...iya...gue mo bicara baik-baik... gue minta maaf...” suara Angga agak gemetar

Ken lalu melonggarkan pitingannya, namun kakinya masih menginjak kaki Angga. Sesaat begitu Angga membalikan badannya, tiba-tiba dengan cepat Ken memukul menggunakan jab bayangan beruntun di depan wajahnya Angga, tidak kena namun sangat dekat dengan wajah Angga

“auwh...” teriak Angga kaget

Boni dan teman-temannya tertawa melihat gaya Angga yang dari tadi seperti orang ketakutan karena kena piting Ken.

Ken duduk disamping Angga, tangannya kini menepuk nepuk wajah Angga dengan telapak tangannya

“ gue tanya lu sekarang... .ngapain lu kerumah gue....” tanya Ken

Angga terdiam sejenak

“lu mau gue gampar apa mau lu jawab.....” tanya Ken dengan lembut

Angga keder melihat tangan Ken yang menepuk nepuk mukanya. Dia memang bandel, dan modal dari uang bapaknya dipakai untuk kemana mana, tapi bertemu dengan model Ken yang kali ini terlihat emosi dan ingin memukulnya, nyali Angga jelas ciut.

“iya...gue mo jawab....” ujar Angga

Ken menatapnya tajam, kini tangannya ditengkuk leher Angga

“bicaralah, dancuk........”

Dia diam sesaat

“lu ngga bicara gue jedotin kepala lu ke meja......” ancam Ken lagi

“iya.....gue mau ketemu Hana.....” jawabnya dia pelan

“ngga boleh....!!!” potong ken tegas

Angga menggelengkan kepalanya

“gue perlu bicara ama Hana.....”

“ngga boleh....”

Angga terdiam lagi

“tapi khan itu anak gue”

“anak lu??” tanya Ken sambil senyum

“lu bilang lagi dia anak lu sekarang?” tinju Ken kini diacungin di depan hidung Angga. Laki-laki itu langsung keder dibuatnya

“yah....khan emang dia anak gue.....”

Ken tersenyum menyeringai

“ andalan lu apa? Karena lu kaya bisa sewa pengacara dan maksa mau tes dna?”

Angga terdiam

“ngga akan gue ijinkan......”

Yang lain pada terdiam mendengar obrolan mereka yang terdengar agak samar-samar di kuping mereka.

“Dara lahir dari pernikahan yang sah antara gue dan Hana.... dia anak gue, secara hukum dan secara agama.... mau lu klaim pake hukum manapun ngga akan gue tinggal diam meski duit bapak lu bisa beli yang namanya hukum....” tegas Ken

Angga tertunduk diam

“lagian ini ngga perlu terjadi kalo dari awal lu mau tanggungjawab.....” ujarnya lagi

Tatapan Ken kini menusuk ke mata Angga

“gue kasih tau lu.... anak itu lahir gue yang pertama meluk dia.... gue yg tiap malam ngasih dia susu, rawat dia sakit dan senangnya dia... gue yang kasih nama.... dan anak itu Cuma kebetulan aja lu yg buat secara fisik... tapi semuanya sekarang milik gue....”

“lu, jika berani usik keluarga gue.... sebagai laki-laki gue ngga akan tinggal diam.....”

Pitingan tangan kanan Ken kembali meremas tengkuk Angga

“atau lu mau duel ama gue? Mumpung ruangan ini lumayan besar buat kita berdua....??” tantang Ken ke Angga

“ngga lah...gue mo bicara baik-baik.... gue ngga mau ribut...” kilah Angga

Ken masih tidak melepas pitingannya, kakinya masih menginjang sneaker Angga, dan matanya tetap menatap Angga dengan tajam. Semua yang disitu pada diam menunggu.

“masalah Hana ngga mau nemuin lu.... gue rasa lu tahu apa sebabnya... dan itu bukan urusan gue... urusan lu berdua...” ujar Ken lagi

“masalahnya sekarang, Hana istri gue... Dara anak gue... dua orang itu lu atau siapapun berani senggol... gue sebagai laki-laki, ngga akan tinggal diam....”

“ngarti lu, Fakboy??” tandas Ken lagi

Angga terdiam

“tapi lu jangan egois begitu... kasih gue waktu juga ketemu anak gue....” memelas suara Angga pelan

“kasih lu waktu?? Selama ini lu kemana aja, cuk??” bentak Ken kesal

“ngga ada waktu buat lu......”

Ken kembali terpancing emosinya mendengar omongan Angga

“masalah lu mau gugat secara hukum, silahkan aja.... lu banyak duit kan... bisa keluarin lu dari polisi pasti lu bisa gugat gue..... tapi akan gue hadepin... “

“tapi jika lu datang dengan liarnya kayak kemarin, maka gue pun akan barbar kayak sekarang ke lu....”

“ngarti lu....” sambil menepuk kepalanya Angga dari belakang

“atau lu mau cobain sekarang?” tangan Ken yang kanan memegang ujung celana Angga, yang kiri mencengkram kerah kaos polonnya. Dia seperti siap untuk mengangkat dan melempar Angga.

“ngga ngga.... ngga gitu bro....”

Ken menatap tajam ke Angga, kembali dia menepuk nepuk pipi Angga

“gue kiri lu punya nyali segunung... ternyata lu ngga lebih dari anak mami yang rajin ke salon.... modal uang orangtua aja lu.... aslinya lu ayam sayur....”

Angga terdiam, meski rasa malu dan harga dirinya diinjak, dia tidak berani melawan Ken, dia bisa merasakan tadi kekuatan Ken, jadi agak ngeri dia jika mencoba untuk menantang ucapannya apalagi berbuat konyol.

“makanya jangan banya gaya..... jangan sombong mentang-mentang orangtua kaya.... “ timpal Boni

“kau diajak duel ngga berani.....” ledek Boni lagi

“lu berani sekali lagi datang ke rumah gue, atau ganggu hidup gue.... lu lihat akibatnya nanti....” ancam Ken sekali lagi.

Angga terdiam mendengar ancaman Ken. Melihat Ken pertama kalinya hari ini memang membuat dia kaget, karena selama ini yang dia dengar dari Hana bahwa Ken ini sosok yang lebay, katro, dan selalu diam dirumah dan tidak pernah marah. Namun kali ini dia seperti bertemu monster yang berbeda, pahanya masih sakit akibat kena tendangan Ken barusan, tengkuknya juga agak nyeri akibat dipiting Ken.

“ ayo Bung....” ajak Ken ke Boni

“ayam sayur....” ledek Bony ke wajahnya Angga sebelum berlalu keluar dari ruangan.

Angga hanya bisa mematung dan terdiam sesaat, dia malu dengan teman-temannya yang juga yang ada disitu, dia tidak ada persiapan apa-apa sehingga mendapat serangan tiba-tiba seperti ini jelas dia kaget dan tidak mampu bertindak apa-apa. Dan lebih kaget lagi melihat sosok Ken, setahu dia Ken penakut, tapi tadi seolah berubah menjadi predator yang ganas.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd