Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tentang Sebuah Rasa

CHAPTER XXXI

Hidup yang utuh sebagai istri



Hana membelai dada suaminya, sambil memeluk tubuh seksi suamnya, kakinya menyilang diatas perut Ken. Tanganya dengan lembut menyentuh puting dada Ken. Bibirnya mencium pipi pria itu berkali kali, sambil tersenyum bahagia dan penuh kepuasan.

Dia merasa agak lemas namun sangat senang rasanya. Baru saja dia mencapai orgasmenya yang ke empat, setelah tadi malam dia dihantam sampai harus KO 3 kali, pagi ini kembali dia digoyang lagi Ken, membuat dia merasa agak lemas, namun kebahagiaan yang dia rasa hapir tidak pernah dia dapatkan selama ini.

“ada Gina datang semalam” kata Hana

“ Nyampe jam berapa?”

“jam 5an, tapi biasalah pemeriksaan imigrasi dan lain-lain, makanya dia nyampe rumah jam 10 malam, kita udah pada tidur....”

“oh....”

“barusan wa nanya kalo Dara udah bangun”

Hana bangun mengambil ponselnya, badan mulusnya membelakangi Ken, menunjukkan punggung mulusnya yang indah.

“papa mau sarapan?”

“jam berapa?”

“jam 6.45 “ Hana menjawab sambil melihat jam dinding

Ken lalu bangun, dia kemudian masuk ke kamar mandi, sementara Hana membuat susu untuk anaknya, karena dia yakin sebentar lagi anaknya bangun. Makanya dia membuatkan susu untuk Dara biar dia bangun dia langsung bisa memminun susunya.

Dia tiba-tiba melihat ponsel Ken menyala, bunyi deringnya memang sangat kecil disetel oleh suaminya. Dia lalu mencoba mengintip siapa nama penelponnya, nama Chairani Mira yang muncul di layar ponsel itu.

Dada Hana agak berdebar. Nama itu sama kah dengan Mira yang sering disebut? Dia menelpon jam segini, mungkin dia pikir Ken tidur sendirian seperti biasanya. Badan dan dada Hana agak sedikit naik suhunya melihat nama itu, entah kenapa dia seperti merasa ada sesuatu yang ganjil dengan nama itu.

Ponsel Ken bunyi lagi, dan nama yang sama yang muncul. Hana ingin rasanya mengangkat telpon tersebut, dan menanyakan siapa dan apa urgensinya menelpon sepagi ini. Namun dia memilih menahan diri untuk tidak melakukan tindakan itu.

Hingga kemudian Ken keluar, dan Dara terbangun. Dia langsung menggendong Dara dan memeluk anaknya. Hana lalu menyodorkan susunya untuk diminum oleh Dara, dia kemudian masuk ke kamar mandi, cuci mukanya dan menyikat gigi, lalu keluar dan mengajak suaminya keluar untuk turun.

“ada telpon tadi Pa...”

“oh... dari siapa?” tanya Ken langsung mengambil ponselnya.

“sini Daranya, Pah....”Hana menggendong

“siapa yang telpon Pah....?” tanya Hana kemudian

“oh...wulan....”

Wulan adalah bagian admin di gelari DeKenz

“oh....pasti ada yang penting makanya nelpon pagi...’

“ngga, palingan ngasih tahu orderan....” jawab Ken

Aduh pah, kamu tidak pintar berbohong sayangku, pikir Hana. Dia semakin yakin Mira ini bukan wanita biasa bagi suaminya, sampai harus diumpetin dari hadapannya. Aduh, baru saja dimulai dan dirasakan madu indah sehari, cobaan sudah mulai datang.

Suasana heboh langsung terjadi ketika Dara muncul diruang makan. Tantenya Gina dengan girang menggendongnya dan ajak main. Hadiah dari Tantenya pada dikeluarin untuknya.

“apa kabar Mas?” sapa Gina ke Ken

“baik Ci.....”

“happy birthday kakaku..... sukses dan diberkati selalu...jadi ibu yang baik yah.....” pelukan dan ciuman buat kakaknya yang berulang tahun kemarin.

“makasih ....”

Hana lalu menyiapkan sarapan untuk suaminya

“pah... mau nasi goreng atau roti?”

“ nasi goreng aja....”

Laura dan Inka yang habis dari depan melihat tanaman, kini ikut gabung di ruang makan.

Gina tersenyum melihat Kakanya Hana yang kini begitu fasih melayani suaminya, dia lalu meledek

“wuih, udah pintar nih.....”

“apa sih lu ih...ngeledek aja....”

Mereka yang di ruang makan pada tertawa semua

Hana hanya terdiam sesaat, sambil menyuap makanannya dia memperhatikan suaminya yang sedang makan diseberang mejanya. Pikirannya kembali dihantui oleh sebuah nama yang sedari tadi muncul dalam kepalanya. Nama itu sering diucapkan oleh Mbak Tini, anak-anak di galeri dan cafe Gauri, dan kembali muncul pagi ini di ponsel suaminya. Sikap suaminya yang berbohong siapa yang menelponnya juga menjadi tanda tanya buat dia, kenapa harus tutup nama dia jika memang tidak ada apa-apa?

Begini ternyata rasanya cemburu seorang istri. Dia ingat bagaimana tadi sepanjang malam hingga pagi ini mereka bertempur dengan penuh gairah dan birahi, dia harus mengakui stamina dan perkakas suaminya jelas jauh diatas Angga. Vaginanya saja rasanya penuh sekali saat batang kejantanan itu masuk.

Lalu apa Mira itu pacarnya Ken? Kalau pacarnya apa sudah sampai dimana tahap hubungan mereka? Apa wanita akan menunggu Ken meninggalkan dia untuk kemudian bersama?

Hana menepis semua kekuatiran itu. Dia selalu berharap suaminya akan tetap tinggal dan menyertainya dalam pernikahan mereka. Aku sudah mengikatnya dengan pernikahan, ada Dara yang sangat dia cintai, dan tadi malam kami sudah menjadi suami istri yang hakiki dan sudah menjadi satu tubuh, dia tidak akan membiarkan siapapun merenggut kebahagiaan ini.

“kalian mau pulang sore khan?” tanya Laura

“hmmmmm ngga tau Mi.... terserah Ka Hana aja....”

“kok kakak sih?” tanya Gina

Ken seketika tersadar dan menunduk agak malu....

“maaf.....”

“ehhh...terserah Mamanya Dara aja....” ujar Ken pelan

Hana tersenyum, dia bangkit dari kursinya, lalu memeluk Ken dari belakang

“papah....awas salah sebut lagi yah....” sambil berbisik mesra ke kupingnya Ken

Ken hanya bisa tertunduk malu

“ bentar lagi palingan Mi..... sore kita baru ke gereja”

“ih....baru juga gue main ama Dara udah main pulang aja....” protes Gina

“udah besok lu kerumah....sampe gempor main ama Dara....”



********************

“pah....kita bertiga ke mall yuk....” ajak Hana

“oke....”

“Mbak Tini ama Siti suruh naik grabcar aja dulu pulang”

“ya sudah.....”

“mandi yuk....” ajak Hana

“duluan aja....”

“ngga mau ah....bareng...” ajak Hana

Ken tersenyum, tapi dia sulit menolak ajakan istrinya

Kali ini suasan mandi barengnya memang berbeda, mereka saling bermesraan di kamar mandi. Ken menyabuni badan Hana, dan Hana pun demikian. Ciuman penuh penuh nafsu di balik guyuran shower memang berbeda sensasinya, apalagi ditambah busa sabun yang licin dan berbuih, gesekan badan telanjang mereka yang saling menempel membuat nafsu mereka mulai bangkit lagi.

Batang kejantaan Ken yang mulai tegang, kini tegak sempurna, demikian juga vagina Hana yang kembali gatal dan basah, seakan meminta untuk kembali disentuh oleh Ken, dan sambil berciuman dengan ganasnya, tangan Ken meremas buah dada yang licin dengan sabun itu, dan busa sabun membuat mereka berdua lebih mudah untuk saling meremas dan menyusuri badan pasangannya, sambil bibirnya bertautan

Ken mendorong Hana untuk bertumpu tangannya di wastafel mewah di kamar mandi tersebut, dan bongkahan pantat Hana yang mulus dan putih bersih memaksa tangan Ken untuk meremasnya dengan lembut hingga keras, dan Hana merintih saat pantantnya diremas dengan kedua tangan Ken

Dengan sedikit membuka dan melebarkan kakinya, dia kemudian merasakan kembali batang kemaluan Ken menerobos lewat pantatnya dan masuk ke vaginanya yang basah, seperti biasa kontol jumbo itu menerobos dengan sedikit usaha, meski vagina Hana sudah basah dan sangat siap menerima luncuran urat tegang itu.

Sambil meremas buah dada indah yang menggantung bebas, Ken mencium pundak dan tengkuk Hana yang mulus dan bersih itu, dan sodokan pinggulnya menghantam pantat Hana, yang disambut oleh goyangan erotis Hana, serta rintihan manja tiada henti dari bibirnya.

Keluar masuknya batang kemaluan Ken yang secara teratur denagn gaya doggy style ini membuat Hana tidak kuat menahan orgasmenya, sambil berteriak manja dia lalu menggapai orgasmenya, sambil disertai remasan di tangan suaminya yang memeluk tubuhnya dan meremas dadanya, disusul ciuman ke bibir suaminya yang memeluknya dari belakang.

Ken lalu dengan cepat menggoyangkan lagi dengan cepat panggulnya sambil menikmati jepitan dan basahnya lubang kenikmatan istrinya, sebelum kemudian dia menyemprotkan cairan kenikmatannya kembali ke dalam vagina yang sudah basah itu.

Derasnya shower membahasi tubuh mereka diiringi gairah bercinta yang dahsyat membuat Hana jadi seperti merasakan puber kembali. Dia menjadi jatuh hati lagi dengan suaminya ini, jatuh cinta lagi yang dia rasakan, rasa yang membuat dia semakin yakin dan percaya bahwa rumah tangga nya harus dia selamatkan dan pertahankan.

Dan hari ini dia merasakan menjadi istri yang sesungguhnya, istri yang melayani suaminya dengan penuh kasih sayang, dan utuh sebagai ibu buat anaknya, serta semakin dilengkapi dengan Ken yang akhirnya menggaulinya sebagai istri membuat Hana mersakan betapa bahagianya dia sebagai istri dan ibu dalam keluarga ini.



********************

Melayani dan bermain dengan anaknya dan suaminya siang hari ini di mall membuat Hana sangat bahagia. Selayaknya keluarga, mereka jalan bersama, membawa anaknya jalan ke tempat mainan, membeli baju buat anaknya bersama suaminya, menjadikan kebahagiaan Hana semakin lengkap rasanya.

Meski demikian ada saja gangguan yang Hana rasakan, dia melihat suaminya beberapa kali membalas whatsapp seseorang dan agak menjauhkan ponselnya dari tatapan Hana. Meski terlihat Ken biasa saja, namun Hana bisa merasakan bahwa ada yang berbeda dari suaminya.

Dia mencoba memaklumi, karena hubungan mereka memang baru saja dimulai, tentu Ken harus menyesuaikan diri, dan dia sebagai istri harus memberi ruang dan waktu untuk Ken menyelesaikan semua masalah yang ada, disamping dia harus tetap menunjukan ketulusannya sebagai wanita yang mendampingi suaminya.

Namun tetap saja sebagai wanita biasa, rasa yang tidak pernah dia rasakan selama ini, rasa yang dulunya dia tidak pernah pikir akan timbul, kini mulai memercikan api disudut hatinya. Dia merasa agak sesak dadanya, gemetaran dan juga rasa sedikit panas di hatinya, rasa yang bisa dibilang selalu muncul beriringan dengan hadirnya rasa cinta, yaitu rasa cemburu.

Dia tersenyum dalam hatinya melihat sosok suaminya yang sedang menyuapi anaknya. Sambil mengaduk es cream grass matcha jelly nya, dia melihat betapa memang suaminya yang dulunya cupu kini menjelma sebagai laki-laki yang kuat. Badannya yang atletis, wajahnya yang cute, dan sosoknya yang diam, memang membuat wanita pasti penasaran dengan sosok coolny. Lalu dia tersenyum lagi mengingat bagaimana liarnya pertempuran mereka tadi malam hingga tadi pagi, dia sulit membayangkan bagaimana wanita lain tidak kepincut dengan perkasanya suaminya. Olahraga yang teratur, hidupnya yang serba sehat, ditambah dengan kekuatan orderdilnya yang jumbo, pantas saja sampai pagi-pagi sudah ada yang cari.

“balik?” tanya ken ke Hana

“ayo....”

Dia melihat Dara sudah mulai agak mengantuk dan kemudian diletakkan di strollernya, dan sambil mendorong ke luar, mereka berjalan bersisian. Hana menggandeng tangan suaminya yang sedang mendorong stroller Dara

Sesekali dia membalas chat whatsapp dari Gaby dan juga dari Gina yang mengometari foto-fotomereka bertiga yang dia posting di whatsapp statusnya. Dan tiba-tiba Ken menatapnya dengan tatapan lucu

“kok keras sih....” tanya Ken

Hana tersenyum, karena memang buah dadanya mengeras saat menempel di lengan suaminya yang kekar, membuat tanpa sadar buah dadanya mengeras dan putingnya sedikit menegang

“ih...papa gitu aja merhatiin..” sambil mencubit lengan suaminya

Mereka sambil menunggu mobil yang diparkir di vallet parking, Ken lalu memeluk istrinya dari belakang. Hana senangnya luar biasa, dan kemudian gantian dia yang berkomentar

“papa...nakal ini nyenggol – nyenggol yah.....”

“ngga ah...” Ken agak malu

“ngga mau ngaku khan....” senyum genit Hana saat memandang suaminya yang berdiri di belakangnya dan memeluknya

“nanti yah dirumah....”

“siap...”

“hmmmm.... aku pindah ke atas yah hari ini....” bisiknya penuh harap.

Ken tersenyum, dia menganggukan kepalanya dan kemudian memeluk istrinya dengan pelukan hangat. Hampir setahun mereka tinggal bersama, memang selalu terpisah kamarnya, jadi hari ini mereka kembali ke rumah, dan Hana akan tidur diatas di kamar utama, sekaligus mengambil hak nya dia sebagai istri, meski di hati Ken masih ada dilema besar yang dia pendam tanpa mampu dia bawa dalam lisan, yaitu menyimpan satu nama yang menemaninya selama ini.
 
Terakhir diubah:
CHAPTER XXXII

Cinta di waktu yang salah



Hana kini memutuskan bahwa dia harus menuntaskan rasa penasarannya terhadap sebuah sosok wanita yang membuat dia penasaran dan bertanya tanya selama ini. Mencari nama Mira memang agak banyak, apalagi dia masih bingung dan tidak sempat mengingat jelas jika nama depan Mira itu siapa.

Dia tidak kurang akal, mengingat Ken hanya memiliki account media sosial atas nama galerinya, agak sulit mencarinya. Namun dia tahu bahwa rekannya di Gauri Coffe, yaitu Iksan punya IG yang juga terconnect di Gauri Coffe. Dengan mudah dia menemukan nama Mira, dan bingo, IG nya memang tidak diprivate.

Sebelum di scrolling semua datanya, dia lalu mengecek di medsos lain nama yang sama, Chairani Mira Mustofa, dan dengan cepatnya macbooknya memberi info yang dia perlukan didepan matanya, termasuk kantornya yang sangat jelas terpampang di layarnya.

Hana kembali googling, lalu dengan cekatan dia memencet nomor telpon landline yang muncul

“Eternity Kingdom, Halo selamat pagi”

“selamat pagi Mbak...”

“iya Ibu, ada yang bisa kami bantu?”

“saya mau bicara dengan ibu Chairani Mira....”

“dari mana Bu?”

“saya Cici, sepupunya dia...”

“oke, baik Bu Cici saya sambungkan yah...”

Begitu bunyi nada tunggu berdering, dia langsung menutup telponnya. Yang penting dia sudah tahu bahwa Mira bekerja di kantor tersebut.

Hana lalu mengcsrolling semua foto-foto di IG Mira, kebetulan IG tersebut memang dibuka dan tidak diprivate, sehingga dengan mudah dia membuka dan melihat semua foto-foto yang ada. Kebanyakan foto-foto gadis masa kini, event-event besar yang dia handel, dan juga foto-foto dia sendiri.

Dia mengakui Mira ini memang menarik. Kulitnya eksotis dan memilik wajah menarik yang sangat mengundang, ditambah lagi dengan dandanannya yang kekinian banget, rasanya wajar saja jika menarik hati banyak pria.

Hingga kemudian ada satu foto yang menarik hatinya, foto Mira dengan seorang anak, yaitu Dara di di depan Gauri Coffee. Dengan caption yang dia tulis ‘ sudah pantas belum yah?’. Jantung Hana seperti mau berdentam keras melihatnya, anak kesayangannya digendong oleh wanita lain yang dia yakini ada hubungan dengan suaminya.

Maksudnya apa bilang sudah pantas?

Kembali dia menscroliing foto-foto yang lain, dan kali ini dia menemukan foto yang membuat dia kembali dilanda cemburu yang dahsyat. Ken yang berdiri lalu Mira memeluknya dari samping, dia memberi caption HBD dalam foto itu. Foto itu diposting pada saat Ken berulang tahun 6 bulan yang lalu rupanya. Dan komentar-komentar memberi semangat dan selamat ulang tahun serta mendukung agar segera ke pelaminan juga bertebaran dari teman-temannya dia. Ken dengan wajah coolnya tersenyum sedangkan Mira dengan lebarnya senyuman diwajahnya muncul dalam foto itu.

Mira terlihat membalas komen-komen yang masuk, dan rata-rata dia membalas normatif kecuali ada satu komen dari seorang yang mendoakan hubungan mereka dan masalah yang mereka hadapi, dan dibalas dengan komen yang terlihat serius dari Mira.

Nuhun doanya, Kang. Mohon dukungan dan doanya selalu, dan salam dari Mira dan Ken buat Akang dan keluarga di Dago

Salam dari Mira dan ken? Sepertinya orang ini dekat dan tahu persis hubungan mereka, dan foto itu diposting memang sudah 6 bulan yang lalu, saat dia juga sibuk mengurusi orang lain. Dia bagaikan dilema menghadapinya semua ini.

Ingin dia marah dan mungkin bertanya ke Ken, tapi jika dibalikin juga oleh Ken? Apa yang harus dia jawab? Beberapa hari ini dia merasakan hari terbaiknya sebagai wanita dan sebagai ibu, dia merasa menjadi wanita yang utuh, dan sempurna, bisa melayani anak dan suaminya sekaligus. Dia tidak ingin ada wanita lain yang muncul merusak kebahagiaannya, namun disisi lain dia kuatir nanti tindakannya atau pertanyaannya ke suaminya justru akan merusak apa yang selama ini dia susah payah bangun, dan suaminya marah dan kesal, bisa berbalik arah nantinya.

Hana jadi merasa tersandera dengan kisah lalunya.....

Namun dia bertekad, ini adalah masa kininya dan masa depannya, tidak ada yang boleh mengambilnya. Melihat kedekatan Mira dengan suami dan anaknya, dia yakin hubungan ini bukan hanya hubungan biasa, dan di IG nya Mira hanya foto dia dan Ken yang berduaan yang ada, sisanya jika tidak dengan teman wanita, dia sendiri atau ramai-ramai. Ini membuat dia galau, dia yakin hubungan mereka sudah jauh sekali.

Pah, aku ke mall sebentar yah, mau lihat baju untuk launching di Bekasi nanti

Agak lama dibalasnya, setelah dia selesai bersiap, lalu dilihat ada balasan

OK, hati-hati dijalan

Ken masih agak canggung memanggilnya Mamah, namun Hana memakluminya, dia percaya Ken akan segera fasih dengan panggilan itu kepadanya. Dia lalu bersiap, dan meminta Mbak Tini untuk menjaga Dara, karena dia memang ingin sendirian kesana, sehingga akan sulit jika membawa Dara ikut dengannya.

Dengan mudah Hana menemukan lokasi kantor Eternity Kingdom, ruko 3 lantai dua unit yang dijadikan satu, dan disebelahnya ada coffeeshop sehingga Hana memarkir mobilnya tepat diparkiran yang tidak jauh dari kantor itu, lalu dia berjalan masuk ke dalam ruko tersebut

“siang Bu”

“siang Mbak.... ada Mbak Mira?”

“oh...lagi ke ruko sebelah, tunggu sebentar saja Bu...bentar lagi balik kok...”

“oke....”

“maaf dengan siapa Bu?”

“saya Hana, dari Gauri ....”

“ Oh baik Bu Hana.....duduk dulu yah....”

Hana lalu duduk diruang tunggu sambil melihat lihat foto-foto di ruang tunggu yang dipajang. Rata-rata event-event besar yang dipegang oleh perusahaan ini dipajang semua disitu, termasuk konser artis luar negeri dan bahkan artis lokal di berbagai kota di Indonesia.

Dan tidak lama kemudian

“ka Mira...ada tamunya...”

Dan tatapan dua wanita ini kemudian bertemu

“siang Bu....cari saya?” tanya Mira dengan tatapan menyelidiki siapa tamunya

“ siang Mira.....”

Mira kaget melihat siapa yang datang. Meski belum pernah melihat langsung secara face to face seperti ini, namun saat pernikahan mereka, dia sempat melihat secara langsung wanita ini. Dan ini pertama kalinya dia melihat secara jelas. Seketika hati mereka saling berdebar dan bergetar satu sama lain

“ kita bisa ngobrol sebentar....mungkin sambil ngopi disamping?” tawar Hana dengan lembut

Mira agak terkejut melihat perubahan suara dan tone dari Hana. Meski dia tidak mendengar secara langsung, namun posisi sewaktu mereka menikah, gestur tubuh Hana, dan juga cerita Ken tentang kelakuan Hana, rasanya cukup mewakili apa yang selama ini image dia tentang wanita ini.

“saya cappucino, Mas....”

“saya orange jus aja.....”

“baik ditunggu yah....”

Hana tersenyum melihat Mira. Aslinya wanita ini memang menarik dan ekstotis, rasanya wajar jika Ken tertarik melihatnya. Wajahnya tidak membosankan dilihat.

“ada apa yah Ci.....”

Hana kembali membathin, pasti mereka suka bahas tentang aku

“ngga apa2...pengen ketemu dan bicara sebentar aja....”

“oh.....” senyum kecut muncul di bibir Mira

Mereka terdiam dan bingung harus memulai dari mana

“makasih yah selama ini.....”

“makasih untuk apa yah....” tanya Mira

“iya....sudah sering lihat dan jaga Ken....dan juga Dara....”

Mira hanya tersenyum dalam hati, basa basi apa ini wanita, pikir dia.

“poinnya apa yah Ci.....” Mira berusaha untuk sedikit agak sabar menghadapi basa basi Hana

Hana sedikit menghela nafasnya, lalu dia melanjutkan

“ aku makasih lah...selama ini sudah ikut bantuin jaga Dara.... jaga Ken juga....”

Mira agak kecut mendengarnya

“jika cuma mau bilang itu bisa lewat wa atau sms kali.... khan Cici pasti punya nomor saya....”

“Nggalah....aku pengin ketemu juga....”

“untuk apa? Untuk lihat langsung seperti apa wanita yang dekat dengan Ken?”

“jangan salah paham....aku datang baik-baik kok....”

Mira tersenyum, datang baik-baik dan diam-diam lalu bilang jangan salah paham? Kayak ngga tahu hati perempuan aja nih orang, pikirnya Mira

“lalu? Apa maksud cici datang bertemua saya...”

Minuman mereka datang, sehingga obrolan mereka terputus sesaat

“makasih Mas.....”

Hana bingung harus memulai dari mana

“jadi gini.... saya ingin bilang bahwa saya ingin memulai fase yang baru dalam hidup saya... saya ingin benar-benar jadi istri dan ibu yang baik untuk suami saya dan anak saya....” Hana agak terdiam sejenak

“ jadi, rasanya saya perlu berterima kasih atas semua jasa baik Mira selama ini.....”

Mira tersenyum sinis

“saya ngga punya jasa apa-apa, dan kenapa juga harus berterima aksih ke saya....”

Perasaan marah karena pria yang dicintainya mengalami penindasan oleh wanita ini, ditambah rasa cemburunya yang timbul, memang membuat Mira agak sedikit ketus apalagi kedatangannya ke kantornya tanpa pemberitahuan seperti ini membuat Mira makin kesal.

“gini Ci...maaf yah kalau saya agak ceplas ceplos..... masalah Ci dan rumah tangga cici dengan Ken, silahkan bicarakan berdua....ngga perlu cerita ke saya kali..... dan thanks God kalo memang mau mulai fase hidup baru....” sambar Mira

“congratulation....” sambil senyum kali ini

Hana terdiam sejenak

“iya....mohon bantuan Mira juga....”

“bantuan apa?”

“bantu kami agar bisa menjalani pernikahan ini dengan baik....” Hana merasa jadi seperti wanita yang terlihat bodoh dimata wanita lain saat ini

“saya bantu doa selalu....” tanpa ekspresi Mira menjawab

Hana kembali tersenyum agak kecut kali ini

“ saya rasa bantuan Mira akan sangat lebih bagus jika Mira juga membatasi untuk datang ke galeri, atau tidak menelponnya pagi-pagi.... rasanya akan lebih baik bantuan Mira seperti itu ke keluarga saya....” jelas Hana pelan tapi sedikit menusuk

Mira sedikit kaget kembali mendnengar cetusan Hana.

“oh...itu....” senyumannya sedikit merekah

“ saat ini Ken adalah suami saya... dan saya sudah berjanji didepan Tuhan bahwa saya akan menjaga Ken sampai kapanpun....jadi saya mau tunaikan janji dan sumpah saya itu....”

Mira ingin tertawa mendengar upcapan Hana.

“gini Ci..... sebaiknya Cici bicara dengan ken masalah ini.... jika semua baik-baik saja, dan suami Cici juga sepaham dengan apa yang Cici mau... rasanya larangan seperti ini tidak perlu muncul kali....” ujar Mira santai

“iya sih.....tapi rasanya jika dilakukan oleh orang dengan motif tertentu khan pasti perlu juga kita waspada dari awal....”

Mira tersenyum mendengarnya sambil tertawa kecil

“ maaf yah Ci.... saya itu telpon Ken pagi-pagi karena saya pikir istrinya lagi di apartemen orang lain...... makanya saya telpon nanya sudah makan apa belum..... sehat atau sakit.... Dara sudah minum susu apa belum..... khan kasian tidak terurus mereka berdua..“ sindir Mira dengan sedikit sadis

Hana seketika terdiam dan teriris hatinya mendengar itu, namun dia sadar bahwa itu keslaahan dia, dan dia ingin memperbaiki semua itu dengan membangun rumahtangganya lebih baik lagi dari sebelumnya.

“apapun itu.... itu kesalahan saya yang saat ini saya berusaha tebus.....” Hana sedikit berkaca kaca kini matanya saat diingatkan Mira tentang kelakuannya selama ini.

“oke....silahkan saja dan lakukan saja apa yang jadi kewajiban.....ngga perlu tarik-tarik orang lain kali....” ujar Mira lagi.

Hana menganggukan kepalanya

“saya ingin memperbaiki semuanya...... saya sayang dan cinta dengan keluargaku.....saya sayang sama Dara anakku...dan saya cinta dengan Ken, suamiku.... apa kata orang, yang jelas secara resmi dia suami saya....”

Mira tersenyum dengan sinis kembali

“Ci... lakukan yang terbaik aja.... action louder than words.... “

Hana terdiam

“aku tahu dan kenal baik dengan Ken.... yang aku sayangkan ialah sosok sebaik dan sependiam dia... berusaha menolong orang lain, hanya karena terikat hutang budi yang dia sendiri tidak minta hutang itu awalnya.... lalu orang yang ditolong itu bukannya berterima kasih, malah mempermalukannya dan menginjaknya.... “

Hana terdiam kembail, rasanya hatinya bagai diiris karena diingatkan akan apa yang sudah dia buat pada diri Ken selama ini

“tell me if i am wrong, Cici Hana Makaira......” tanya Mira lagi

“jangan suruh saya untuk bagaimana-bagaimana, lebih baik Cici jaga baik-baik agar suami Cici benar-benar sayang dan tidak kemana mana.... “

Hana mengusap airmatanya sambil terdiam sesaat

“sudah pernah khan merasakan jatuh hati ke orang yang salah dan diwaktu yang salah??’ tandas Mira kembali

Hana terpukau dan diam dibuatnya

“jika sudah pernah.... jangan tanya ke aku bagaimana menyikapinya.....”

Dada Hana bagai dihantam godam mendengarnya

“terima kasih sudah datang menemui saya..... jika sudah tidak ada yang mau dibahas, saya pamit masuk.... maklum kuli, bukan kerja di perusahaan orangtua tinggal suka hati mau masuk kapan saja....”

Mira langsung berdiri, meninggalkan Hana yang masih terdiam dan terpaku. Airmatanya turun pelan di pipinya, dia kini sadar bahwa perjuangannya akan sedikit berliku menghadapi tantangan seperti ini, meski dia larang dan menekan Ken pun, dia takut akan ada arus balik menghantamnya, dan dia bisa kehilngan semuanya jika dia menuruti emosi dan cemburunya semata.

Wanita itu meski terlihat cuek dan bisa mendapatkan siapa saja pria yang dia mau, tapi dari kata-kata, kalimat, dan tatapannya, terlihat kilatan cemburu dan amarah terhadap dirinya, dan pastinya perasaan Mira ke Ken bukan lagi perasaan biasa, tapi mungkin saja perasaan yang sudah sangat dalam dan bisa membutakan mata hati orang.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd