Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tentang Sebuah Rasa

CHAPTER XXIX

Awal sebuah musim yang baru


Meeting dengan rekanan dari outsourcing PT Telkom yang akan mereka persiapkan inetrior design agak sedikit blur bagi Ken siang ini, dia meski bisa mengikutinya kemudian secara pelan-pelan, namun tak pelak konsentrasinya tidak disitu.

Mira tadi siang mengajaknya makan siang bersama, karena Mira baru kembali dari event di Jogja, sehingga mereka sempat makan siang bareng, dan Mira juga bilang malam ini ditunggu di kostnya. Biasalah mereka jika sudah beberapa hari tidak bertemu Mira suka menagih jatah bercintanya.

Namun belakangan ini entah kenapa dilema besar terjadi di diri Ken. Dia dibuat galau dengan perubahan yang terjadi pada diri Hana. Dia tidak meyangka jika ini akan berputar jauh dari apa yang sudah diplanningkan selama ini, dia tidak menyangka jika Hana kemudian justru sekarang tidak ingin bercerai dan malah berdoa dan meminta agar rumah tangganya dengan Ken dipulihkan.

Panggilan ke Ken juga berubah total, dia memanggil seperti Dara memanggilnya, Papah. Meski dia masih belum memanggil dengan sebutan Mamah ke Hana, tapi gaya dan sikap Hana yang sudah seperti menganggap dia sebagai suaminya, bahkan ke saudara-saudara juga dia membahasakan Ken sebagai Papanya Dara. ini artinay dia tidak main-main dengan tekatnya dia untuk mepertahankan rumah tangga ini.

Ken benar-benar dilema.

Dia disisi lain merasa tidak adil dengan Mira yang selama ini mendampinginya with no condition at all, mendukungnya dengan luarbiasa. Meski tidak ada kata cinta, tapi apa perlu ungkapan cinta? Saat mereka berdua sudah melewati batas-batas yang jaraknya jauh lebih dari sekedar bicara sebuah lisan tentang cinta? Meski tidak diungkapkan, tapi rasa sayang dan saling melengkapi diantara mereka jauh melebihi yang namanya sekedar ucapan cinta.

Mira bahkan secara rutin suntik KB untuk lebih menjaga rasa saling sayang dan kualitas bercinta mereka lebih intim lagi. Dia tidak ingin Ken buru-buru harus mencabutnya saat mereka bercinta dan hendak orgasme, dia ingin Ken nyaman dan menikmati setiap detik orgasme tanpa harus terputus dengan menariknya keluar.

Dia juga tulus merawat Dara, bahkan secara rutin mereka bertemu bertiga sebelum Hana berubah tingkah lakunya belakangan ini. Dan ini menjadikan kepala Ken benar-benar pusing memikirkannya, karena dia dihadpakan dengan situasi yang pelik, dan ini karena buah dari ketidaktegasannya selama ini sebetulnya.

Dan Hana hari ini benar-benar sangat menggodanya. Ken tahu apa maksud Hana dengan berpakaian sexy seperti itu, dan dia yakin hari-hari kedepan pasti dia akan seperti itu, dan seperti memancingnya untuk menjamahnya, karena dia menganggap Ken adalah suami sah nya dia.

Lagian kenapa juga ngga lu sikat aja sih? Pikir otak Ken. Dia istri kamu dan juga sah untuk kamu gauli. Tapi khan ini pernikahan settingan? Semua pikiran dan tanggapan berseliweran di kepala Ken mengenai hal tersebut.

Dan penampilan Hana memang luarbiasa terutama tadi pagi, buah dadanya yang besar dan putih, lehernya yang mulus dan pundaknya yang nyaris tanpa celah. Perutnya rata, dan pahanya mulus kemerahan, rasanya perfect sekali dan itu kecantikan yang menurun ke anaknya. Dan itu sudah menanti Ken untuk meminta dijamah.

Lalu sampai kapan Ken harus menahan diri? Mereka serumah dan akan selalu bertemu, apa dia bisa menahan diri untuk tidak menyentuhnya? Jika setiap hari Hana akan berpakaian seperti tadi? Memang seperti tinggal menunggu waktu untuk kejeblos. Apalagi tadi dia memang berjuang menahan sange nya saat Hana menekan badannya dan buah dada indah itu menekan badannya. Batangnya benar-benar sangat liar dan dia berusaha menahan mati-matian agar tidak ketahuan dia juga bergairah tadi pagi.

Selesai rapat bersama, dia mengecek ada dua pesan penting masuk di wanya

Pah, jam berapa mau pulang? Baju dan perlengkapan mandi udah dibawa semua, nanti papa mandi disini aja. Papi minta kita nginap disini

Lalu

Sayang, mau pake choki2 atau susu coklat apa susu putih nanti malam?

Ken galau menjawabnya yang mana

Akhirnya

Sayang, papa dan mama dari Banyuwangi lagi datang, aku pulang dulu yah nemuin

Dan dijawab pendek

OK. Take care

Ken langsung merasa sangat tidak enak hati dengan ini. Dia merasa sudah melukai hati Mira yang sudah sangat baik kepadanya, dan sudah membuat hati gadis sebaik dia terluka dan rasanya tidak pantas menerima perlakuan ini.

Sementara itu ibadah ucapan syukur hari ulang tahun Hana sekaligus mensyukuri cucunya yang sudah diserahkan ke gereja , berlangsung di rumah mewah Irwan. Sumringah sekali Irwan apalagi anaknya dan cucunya hadir, bahkan abangnya Heru dan Inka juga sengaja didatangkan dari Banyuwangi.

Ada sukacita besar bagi dia, karena anak sulungnya kini berubah total. Hana nyang angkuh dan sombong itu kini sudah menjadi Hana yang baru, ramah, penuh hormat kepada orangtuanya, dan ke hadirin semua yang datang pun dia sudah tidak menampakkan lagi sikap angkuhnya, malah sikap penuh ketulusan dan persahabtan yang muncul.

Dalam kesaksiannya, sambil bercucuran airmata, Irwan mengucap syukur bagaimana Tuhan mengubah anaknya yang tadinya dia anggap sudah hilang, namun kini kembali. Anak yang tadinya dicapnya memboroskan uang dan fasilitasnya, malah kini menolak semua bantuan fasilitas dari dirinya sekarang ini dan memilih untuk jalan sendiri.

Ken lalu tiba di rumah di Kemang pukul 7 malam, karena rapatnya jam 5.30 baru selesai. Dan dia langsung disambut oleh Hana, wanita itu mencium tangannya, memeluk suaminya dan mencium pipinya kiri dan kanan.

“tasnya mana?”

“di mobil...”

“ngga dibawah turun?”

“biarlah....nanti abis ibadah diambil”

“masuk yuk....udah pada ditunggu....”

“ Bukannya udah selesai ibadahnya?”

“iya, tapi papa ditungguin didalam.....”

Ken masuk, dia menyapa Papanya Heru, yang sudah lama dia tidak lihat, memeluk papanya dengan penuh rasa rindu, Mamanya Inka, lalu menyalami Papi Irwan yang memeluknya juga, dan terakhir dia mencium tangan ibu mertuanya, Laura. Lalu menyapa yang pada hadir disitu semua termasuk bapak pendeta yang hadir.

“nah...karena sudah hadir....kita dengarkan kesaksian dari keluarga muda ini....” ujar MC acara tersebut, meski hanya ibadah kecil, namun yang hadir rata-rata dari pengerja dan teman-teman pelayanan Irwan.

Hana lalu berdiri, dan meminta Ken agar berdiri disampingnya dia juga. Ken yang sedang menggendong Dara, akhirnya berdiri disamping Hana sambil menggendong anaknya yang memeluk erat leher papanya

Lalu Hana mulai berbicara

“shallom semunya.... terimakasih atas kehadiran dan doa dari bapa ibu sekalian, dan tentu saya hari ini sangat bersyukur, karena Tuhan tambahkan usia saya sehingga boleh berada di bilangan angka 3”

“tentu ini bukan karena kuat dan gagah saya, orangtua saya...tapi karena memang berkat dari Tuhan yang sudah mampukan saya menjalani semua ini hingga berada di usia yang baru ini. Tentu banyak hal yang saya alami dan saksikan bagimana kemurahan Tuhan bagi saya...dan saya sangat mensyukurinya...”

“saya jujur selama ini saya sangat jahat dimata orang tua, dimata anak saya, dimata suami... dan di Mata Tuhan terutama....” suara Hana mulai bergetar

“ada momen dimana saya merasa saya bisa semuanya.... saya lawan orangtua.... saya juga menyepelekan mertua saya.... bahkan saya sering bentak suami saya.... saya juga jahat kepada anak saya.... saat dia butuh saya, butuh hangatnya kasih sayang seorang ibu, saya malah di tempat lain....” isak suara Hana mulai terdengar, semua yang hadir juga diam

“saya bahkan tidak pernah berdoa sama sekali dalam masa-masa tersebut.....”

Hana lalu menghapus isak airmatanya dengan tisu yang disodorkan oleh Inka

“sampai suatu saat...saya ditegur Tuhan dengan luarbiasa.... papi dan mami juga mungkin tidak tahu hal ini.....karena saya berontak dari rumah ini, tidak masuk kantor...melawan Papi...padahal maksud papi baik...saya harus patuh ke suami...malah saya kerjaannya ngajak suami berantem terus... minta uang dari dia, tapi kewajban saya tidak saya jalankan sebagai ibu dan sebagai istri.....”

Hana sedikit menenangkan diri, lalu kembali melanjutkan

“saya sempat ditangkap polisi dalam razia narkoba, dan meski saya tidak menkonsumsinya, dan hanya kawan yang bersama saya yang menggunakan, namun saya dibawa ke kantor, diperiksa dan diperlakukan dengan kasar seperti saya dicurigai ikut dalam komplotan itu....”

“Mau menelpon papi dan mami saya malu....mau telpon suami apalagi....malu karena saya blok dia, dia juga balas blokir saya.....” suara orang-orang sedikit tertawa mendengar cerita blokiran itu

“saya telp Gaby....***by yang telp Papanya Dara......” Hana kembali berkaca kaca matanya

“saya pikir, suami saya tidak akan datang....saya pikir dia tidak akan datang, malah mungkin senang dengan apa yang saya alami.... “

“tapi ternyata saya keliru..... dia datang pagi-pagi jemput saya.....” Hana memandang suaminya yang berdiri di sampingnya

“dia bantu semua selesaikan..... saya tahu dia malu sekali melihat istrinya ketangkap razia.... dia pun diomelin polisi karena membiarkan istrinya keluar malam....padahal bukan dia membiarkan, sayanya yang marah jika dia melarang.....”

“saya malu sekali.... saya seperti disadarkan bahwa apa yang saya cari selama ini sebenarnya ada disamping saya.....”

Hana masih terisak pelan

“saya tahu....saat dia datang jemput saya....dia juga tidak meladeni semua kelakuan buruk saya ke dia.... bukan karena dia takut dengan saya, dengan papi atau mami.... tapi karena dia takut akan Tuhan yang sudah memberkati pernikahan ini.....’

“saya lalu dibantu oleh sahabat saya Gaby...ibu rohani saya Tante Sarah...mulai saya berbenah.... saya ingin berubah.... saya ingin jadi anak Tuhan yang benar-benar takut akan Dia, anak Tuhan yang patuh ke pada orangtua...dan anak Tuhan yang sayang kepada anak saya....dan cinta ke suami dan imam saya...” wajahnya yang tertelaga di matanya kini berbinar saat menatap suaminya.

“ papi minta saya untuk kembali ke perusahaan.... tapi saya mohon maaf, bukan saya menolak...tapi saya mau menebus kesalahan saya....saya tidak pernah dekat dengan anak saya...sekarang Dara mulai mau dekat dengan saya....saya ngga mau kehilangan momen itu lagi....”

Dia lalu meneruskan

“saya dan papanya Dara juga sedang merintis usaha kami.... cafe dan beverages yang kami rintis, tepatnya saya ikut masuk kurang lebih sebulan lalu, Puji Tuhan akan segera launching dalam waktu dekat 2 cabang baru..... jadi saya minta doanya....karena kalau ini saya bisa kerja dari rumah memantaunya.... jadi saya rasa tidak akan mengurangi waktu saya dengan anak saya....”

“jadi ini kesaksian saya.... saya cuma minta satu hal sama Tuhan, pulihkan keluarga saya.... karena saya tidak mau kehilangan apa yang ada disaya sekarang ini......”

“saya juga didepan orangtua dan bapak ibu pelayan Tuhan semua.... saya minta ke suami saya.... saya mohon maaf atas semua kesalahan saya selama ini..... saya belum pernah secara langsung minta maaf..... malam ini saya minta maaf.....” linangan airmata kembali turun di pipi Hana....

“aku minta.... kasih aku waktu untuk jadi istri dan pendamping yang baik..... jangan tinggalin aku.... bimbing aku jadi istri yang layak.....” airmata Hana kini tumpah, dia tidak mampu melanjutkan ucapannya, tangis dan isakannya kini yang terdengar....

Ken lalu memeluknya dengan penuh kasih...dengan erat dia memeluk istrinya... dan semua yang hadir bertepuk tangan....

Pak Pendeta lalu berdiri dan mendoakan pasangan ini. Hana merasa sangat bahagia malam ini, dia tidak henti hentinya bersyukur karena anugerah yang Tuhan beri untuk dirinya, dan keluarganya. Dia merasa ini ulang tahun terindah dalam hari-hari di hidupnya.
 
Terakhir diubah:
CHAPTER XXVIII

Awal sebuah musim yang baru


Meeting dengan rekanan dari outsourcing PT Telkom yang akan mereka persiapkan inetrior design agak sedikit blur bagi Ken siang ini, dia meski bisa mengikutinya kemudian secara pelan-pelan, namun tak pelak konsentrasinya tidak disitu.

Mira tadi siang mengajaknya makan siang bersama, karena Mira baru kembali dari event di Jogja, sehingga mereka sempat makan siang bareng, dan Mira juga bilang malam ini ditunggu di kostnya. Biasalah mereka jika sudah beberapa hari tidak bertemu Mira suka menagih jatah bercintanya.

Namun belakangan ini entah kenapa dilema besar terjadi di diri Ken. Dia dibuat galau dengan perubahan yang terjadi pada diri Hana. Dia tidak meyangka jika ini akan berputar jauh dari apa yang sudah diplanningkan selama ini, dia tidak menyangka jika Hana kemudian justru sekarang tidak ingin bercerai dan malah berdoa dan meminta agar rumah tangganya dengan Ken dipulihkan.

Panggilan ke Ken juga berubah total, dia memanggil seperti Dara memanggilnya, Papah. Meski dia masih belum memanggil dengan sebutan Mamah ke Hana, tapi gaya dan sikap Hana yang sudah seperti menganggap dia sebagai suaminya, bahkan ke saudara-saudara juga dia membahasakan Ken sebagai Papanya Dara. ini artinay dia tidak main-main dengan tekatnya dia untuk mepertahankan rumah tangga ini.

Ken benar-benar dilema.

Dia disisi lain merasa tidak adil dengan Mira yang selama ini mendampinginya with no condition at all, mendukungnya dengan luarbiasa. Meski tidak ada kata cinta, tapi apa perlu ungkapan cinta? Saat mereka berdua sudah melewati batas-batas yang jaraknya jauh lebih dari sekedar bicara sebuah lisan tentang cinta? Meski tidak diungkapkan, tapi rasa sayang dan saling melengkapi diantara mereka jauh melebihi yang namanya sekedar ucapan cinta.

Mira bahkan secara rutin suntik KB untuk lebih menjaga rasa saling sayang dan kualitas bercinta mereka lebih intim lagi. Dia tidak ingin Ken buru-buru harus mencabutnya saat mereka bercinta dan hendak orgasme, dia ingin Ken nyaman dan menikmati setiap detik orgasme tanpa harus terputus dengan menariknya keluar.

Dia juga tulus merawat Dara, bahkan secara rutin mereka bertemu bertiga sebelum Hana berubah tingkah lakunya belakangan ini. Dan ini menjadikan kepala Ken benar-benar pusing memikirkannya, karena dia dihadpakan dengan situasi yang pelik, dan ini karena buah dari ketidaktegasannya selama ini sebetulnya.

Dan Hana hari ini benar-benar sangat menggodanya. Ken tahu apa maksud Hana dengan berpakaian sexy seperti itu, dan dia yakin hari-hari kedepan pasti dia akan seperti itu, dan seperti memancingnya untuk menjamahnya, karena dia menganggap Ken adalah suami sah nya dia.

Lagian kenapa juga ngga lu sikat aja sih? Pikir otak Ken. Dia istri kamu dan juga sah untuk kamu gauli. Tapi khan ini pernikahan settingan? Semua pikiran dan tanggapan berseliweran di kepala Ken mengenai hal tersebut.

Dan penampilan Hana memang luarbiasa terutama tadi pagi, buah dadanya yang besar dan putih, lehernya yang mulus dan pundaknya yang nyaris tanpa celah. Perutnya rata, dan pahanya mulus kemerahan, rasanya perfect sekali dan itu kecantikan yang menurun ke anaknya. Dan itu sudah menanti Ken untuk meminta dijamah.

Lalu sampai kapan Ken harus menahan diri? Mereka serumah dan akan selalu bertemu, apa dia bisa menahan diri untuk tidak menyentuhnya? Jika setiap hari Hana akan berpakaian seperti tadi? Memang seperti tinggal menunggu waktu untuk kejeblos. Apalagi tadi dia memang berjuang menahan sange nya saat Hana menekan badannya dan buah dada indah itu menekan badannya. Batangnya benar-benar sangat liar dan dia berusaha menahan mati-matian agar tidak ketahuan dia juga bergairah tadi pagi.

Selesai rapat bersama, dia mengecek ada dua pesan penting masuk di wanya

Pah, jam berapa mau pulang? Baju dan perlengkapan mandi udah dibawa semua, nanti papa mandi disini aja. Papi minta kita nginap disini

Lalu

Sayang, mau pake choki2 atau susu coklat apa susu putih nanti malam?

Ken galau menjawabnya yang mana

Akhirnya

Sayang, papa dan mama dari Banyuwangi lagi datang, aku pulang dulu yah nemuin

Dan dijawab pendek

OK. Take care

Ken langsung merasa sangat tidak enak hati dengan ini. Dia merasa sudah melukai hati Mira yang sudah sangat baik kepadanya, dan sudah membuat hati gadis sebaik dia terluka dan rasanya tidak pantas menerima perlakuan ini.

Sementara itu ibadah ucapan syukur hari ulang tahun Hana sekaligus mensyukuri cucunya yang sudah diserahkan ke gereja , berlangsung di rumah mewah Irwan. Sumringah sekali Irwan apalagi anaknya dan cucunya hadir, bahkan abangnya Heru dan Inka juga sengaja didatangkan dari Banyuwangi.

Ada sukacita besar bagi dia, karena anak sulungnya kini berubah total. Hana nyang angkuh dan sombong itu kini sudah menjadi Hana yang baru, ramah, penuh hormat kepada orangtuanya, dan ke hadirin semua yang datang pun dia sudah tidak menampakkan lagi sikap angkuhnya, malah sikap penuh ketulusan dan persahabtan yang muncul.

Dalam kesaksiannya, sambil bercucuran airmata, Irwan mengucap syukur bagaimana Tuhan mengubah anaknya yang tadinya dia anggap sudah hilang, namun kini kembali. Anak yang tadinya dicapnya memboroskan uang dan fasilitasnya, malah kini menolak semua bantuan fasilitas dari dirinya sekarang ini dan memilih untuk jalan sendiri.

Ken lalu tiba di rumah di Kemang pukul 7 malam, karena rapatnya jam 5.30 baru selesai. Dan dia langsung disambut oleh Hana, wanita itu mencium tangannya, memeluk suaminya dan mencium pipinya kiri dan kanan.

“tasnya mana?”

“di mobil...”

“ngga dibawah turun?”

“biarlah....nanti abis ibadah diambil”

“masuk yuk....udah pada ditunggu....”

“ Bukannya udah selesai ibadahnya?”

“iya, tapi papa ditungguin didalam.....”

Ken masuk, dia menyapa Papanya Heru, yang sudah lama dia tidak lihat, memeluk papanya dengan penuh rasa rindu, Mamanya Inka, lalu menyalami Papi Irwan yang memeluknya juga, dan terakhir dia mencium tangan ibu mertuanya, Laura. Lalu menyapa yang pada hadir disitu semua termasuk bapak pendeta yang hadir.

“nah...karena sudah hadir....kita dengarkan kesaksian dari keluarga muda ini....” ujar MC acara tersebut, meski hanya ibadah kecil, namun yang hadir rata-rata dari pengerja dan teman-teman pelayanan Irwan.

Hana lalu berdiri, dan meminta Ken agar berdiri disampingnya dia juga. Ken yang sedang menggendong Dara, akhirnya berdiri disamping Hana sambil menggendong anaknya yang memeluk erat leher papanya

Lalu Hana mulai berbicara

“shallom semunya.... terimakasih atas kehadiran dan doa dari bapa ibu sekalian, dan tentu saya hari ini sangat bersyukur, karena Tuhan tambahkan usia saya sehingga boleh berada di bilangan angka 3”

“tentu ini bukan karena kuat dan gagah saya, orangtua saya...tapi karena memang berkat dari Tuhan yang sudah mampukan saya menjalani semua ini hingga berada di usia yang baru ini. Tentu banyak hal yang saya alami dan saksikan bagimana kemurahan Tuhan bagi saya...dan saya sangat mensyukurinya...”

“saya jujur selama ini saya sangat jahat dimata orang tua, dimata anak saya, dimata suami... dan di Mata Tuhan terutama....” suara Hana mulai bergetar

“ada momen dimana saya merasa saya bisa semuanya.... saya lawan orangtua.... saya juga menyepelekan mertua saya.... bahkan saya sering bentak suami saya.... saya juga jahat kepada anak saya.... saat dia butuh saya, butuh hangatnya kasih sayang seorang ibu, saya malah di tempat lain....” isak suara Hana mulai terdengar, semua yang hadir juga diam

“saya bahkan tidak pernah berdoa sama sekali dalam masa-masa tersebut.....”

Hana lalu menghapus isak airmatanya dengan tisu yang disodorkan oleh Inka

“sampai suatu saat...saya ditegur Tuhan dengan luarbiasa.... papi dan mami juga mungkin tidak tahu hal ini.....karena saya berontak dari rumah ini, tidak masuk kantor...melawan Papi...padahal maksud papi baik...saya harus patuh ke suami...malah saya kerjaannya ngajak suami berantem terus... minta uang dari dia, tapi kewajban saya tidak saya jalankan sebagai ibu dan sebagai istri.....”

Hana sedikit menenangkan diri, lalu kembali melanjutkan

“saya sempat ditangkap polisi dalam razia narkoba, dan meski saya tidak menkonsumsinya, dan hanya kawan yang bersama saya yang menggunakan, namun saya dibawa ke kantor, diperiksa dan diperlakukan dengan kasar seperti saya dicurigai ikut dalam komplotan itu....”

“Mau menelpon papi dan mami saya malu....mau telpon suami apalagi....malu karena saya blok dia, dia juga balas blokir saya.....” suara orang-orang sedikit tertawa mendengar cerita blokiran itu

“saya telp Gaby....***by yang telp Papanya Dara......” Hana kembali berkaca kaca matanya

“saya pikir, suami saya tidak akan datang....saya pikir dia tidak akan datang, malah mungkin senang dengan apa yang saya alami.... “

“tapi ternyata saya keliru..... dia datang pagi-pagi jemput saya.....” Hana memandang suaminya yang berdiri di sampingnya

“dia bantu semua selesaikan..... saya tahu dia malu sekali melihat istrinya ketangkap razia.... dia pun diomelin polisi karena membiarkan istrinya keluar malam....padahal bukan dia membiarkan, sayanya yang marah jika dia melarang.....”

“saya malu sekali.... saya seperti disadarkan bahwa apa yang saya cari selama ini sebenarnya ada disamping saya.....”

Hana masih terisak pelan

“saya tahu....saat dia datang jemput saya....dia juga tidak meladeni semua kelakuan buruk saya ke dia.... bukan karena dia takut dengan saya, dengan papi atau mami.... tapi karena dia takut akan Tuhan yang sudah memberkati pernikahan ini.....’

“saya lalu dibantu oleh sahabat saya Gaby...ibu rohani saya Tante Sarah...mulai saya berbenah.... saya ingin berubah.... saya ingin jadi anak Tuhan yang benar-benar takut akan Dia, anak Tuhan yang patuh ke pada orangtua...dan anak Tuhan yang sayang kepada anak saya....dan cinta ke suami dan imam saya...” wajahnya yang tertelaga di matanya kini berbinar saat menatap suaminya.

“ papi minta saya untuk kembali ke perusahaan.... tapi saya mohon maaf, bukan saya menolak...tapi saya mau menebus kesalahan saya....saya tidak pernah dekat dengan anak saya...sekarang Dara mulai mau dekat dengan saya....saya ngga mau kehilangan momen itu lagi....”

Dia lalu meneruskan

“saya dan papanya Dara juga sedang merintis usaha kami.... cafe dan beverages yang kami rintis, tepatnya saya ikut masuk kurang lebih sebulan lalu, Puji Tuhan akan segera launching dalam waktu dekat 2 cabang baru..... jadi saya minta doanya....karena kalau ini saya bisa kerja dari rumah memantaunya.... jadi saya rasa tidak akan mengurangi waktu saya dengan anak saya....”

“jadi ini kesaksian saya.... saya cuma minta satu hal sama Tuhan, pulihkan keluarga saya.... karena saya tidak mau kehilangan apa yang ada disaya sekarang ini......”

“saya juga didepan orangtua dan bapak ibu pelayan Tuhan semua.... saya minta ke suami saya.... saya mohon maaf atas semua kesalahan saya selama ini..... saya belum pernah secara langsung minta maaf..... malam ini saya minta maaf.....” linangan airmata kembali turun di pipi Hana....

“aku minta.... kasih aku waktu untuk jadi istri dan pendamping yang baik..... jangan tinggalin aku.... bimbing aku jadi istri yang layak.....” airmata Hana kini tumpah, dia tidak mampu melanjutkan ucapannya, tangis dan isakannya kini yang terdengar....

Ken lalu memeluknya dengan penuh kasih...dengan erat dia memeluk istrinya... dan semua yang hadir bertepuk tangan....

Pak Pendeta lalu berdiri dan mendoakan pasangan ini. Hana merasa sangat bahagia malam ini, dia tidak henti hentinya bersyukur karena anugerah yang Tuhan beri untuk dirinya, dan keluarganya. Dia merasa ini ualng tahun terindah dalam hari-hari di hidupnya.
Makasih hu…
 
CHAPTER XXX

Kiss me, here



“sini Pah...” ujar Hana ke Ken saat mereka naik ke lantai 2.

“itu kamar tamu....”

“eh.... biasanya khan aku disitu....”

“emang papa tamu sekarang?” senyum Hana

Ken tersenyum

Mereka masuk ke kamar Hana yang di lantai 2 pojokan. Kamar besar dan mewah, Hana meletakan tas kerja Ken di mejanya, Ken juga meletakan Dara di tempat tidur kecil yang disiapkan untuk dia, Dara sempat bergerak sebentar lalu anak itu tertidur kembali.

Hana masuk ke kamar mandi, sepertinya dia sedang buang air kecil.

“papa mo mandi?” tanya Hana

“eh......” agak ragu dia

“aku bawa semua nya kok...celana pendek sama kolornya, kaos juga. Baju ganti buat besok juga....” Hana lalu membuka tas travel kecil, dan mengeluarkan semuanya, termasuk perlengkapan mandi dan sikat giginya buat suaminya.

“aku ambil dari kamar tadi..... ngga apa2 khan?” tanya Hana saat melihat wajah Ken yang agak bingung.

“ngga apa2...” agak galau Ken

Hana lalu menyerahkan handuknya ke Ken “ mandilah Pah”

Ken lalu masuk dan mulai membuka semua bajunya, dan mulai mandi dengan perasaan yang aneh, dia bingung dengan apa yang dia rasakan. Mandi di kamar Hana istri sah secara surat tapi masih ilegal secara hati.

Selesai mandi, dia teringat dia tidak bawa celana dalam dan celana pandeknya kedalam kamar mandi, dia lalu keluar dengan handukan, setengah mengintip dia lalu bertanya

“celana saya mana yah....”

Hana tersenyum

“itu diluar....sama celana pendeknya

Dia kaget melihat Hana sudah mengganti gaunnya dengan lingerie tidur warna coklat.

Dia lalu mengambil celana dalamnya dan celana pendek dan masuk ke kamar mandi lagi, untuk memakainya di kamar mandi. Lalu keluar lagi dengan bertelanjang dada, dan bertanya ke Hana

“pakaian kotor sama handuk?”

Hana tersenyum mengambil pakaian kotor suaminya, meletakan ke kantong yang sudah dia siapkan, lalu menggantung handuknya di gantungan handuk di depan walk in closetnya.

“kaos aku?”

‘kaos? Bukannya kalo bobo ngga pernah pake kaos?”

Ken kaget, dia langsung ngerti pasti Hana pernah masuk ngintip pagi-pagi dia masih tidur sampai tahu dia kalau tidur selalu telanjang dada.

Ken lalu untuk menghilangkan gugupnya dia merapat ke ranjang kecil anaknya

“itu sengaja dibeli Papi, jika kita nginap disini buat Dara katanya...” ujarnya

Ken tersenyum melihat wajah anaknya.

Hana lalu mendekati suaminya, yang sedang memandang anaknya. Tanpa malu dan ragu lagi, dia memeluk suaminya dari belakang




Ken bagaikan tersetrum, bagaimana tidak, Hana hanya mengenakan lingerie coklat tipis, membuat badannya terlihat membayang dibalik kain tipis itu. Buah dada indahnya terlihat jelas belahannya yang mengintip, kini menempel erat di punggungnya. Tangan Hana melingkar di perutnya yang six pack dan kekar itu.

Hana mencium punggung suaminya dengan mesra. Dia kini tidak malu lagi memeluk dan mencium suaminya, bahkan dia sudah menyiapkan gaun tidur seindah ini khusus untuk malam ini, dia ingin malam “pengantinnya” ini dengan suaminya berlangsung dengan indah dan sempurna, dan awalnya sudah terbuka dengan pelukannya dan ciumannya.

Ken yang mendapati punggungnya ditempelin kenyalnya buah dada dan payudara yang tadi pagi membayang dan menggodanya, membuat dia naik suhu badannya, dan membuat dia tidak mampu menahan rangsangan yang kini mulai menggodanya dengan sapaan indah menempelnya tubuh indah istrinya.

Wajah cantik dan sensual Hana, ditambah dengan montoknya buah dadanya, wajah cantiknya yang mulus dan bibir merekahnya, membuat Ken jadi salah tingkah, dan pelukan dari belakang itu sudah mulai berubah manjadi gesekan, gesekan kenyalnya susu yang mengeras dibalik lingerie seksinya, dan membuat Ken tidak mampu menahan diri.

Ken berputar balik, dia lalu menghadap ke arah Hana, menatap wajah yang tersenyum manis, bibirnya merekah, tatapan sendunya mengundang Ken, dan badannya yang terlihat siluet dari transparannya lingerie coklat itu, membuat paduan keindahan tubuh wanita ini sulit ditolak oleh Ken

“pah.......” bibir indah itu menyapa, mendekat ke wajah Ken

Tangan Hana melingkar di leher Ken, badannya merapat dan tangan Ken merangkul badan Hana, pinggul istrinya ditarik merapat dan lalu bibirnya Ken menyapa bibir Hana, untuk pertama kalinya, dia mencium pelan dan lembut, membuat Hana seperti terbang ke langit mendapat ciuman selembut itu

Bibir Ken lalu mulai bertemu dengan bibir Hana, dan saling melumat dengan lembut

“pah.....oh sayang.....” rintihan Hana lembut terdengar manja di telinga Ken

Kini wajah mereke saling miring namun bibir mereka bertaut dengan panasnya, sentuhan dan saling melumat dan mempermainkan lidahnya, sedangkan tangan Hana melinggkar di lehar, tangan Ken melingkar di pinggul dan sambil meremas pantat montok Hana, dia menekan pantat Hana membuat badan istrinya menekan ke bagian selangkangannya, dan batang kemaluannya kini mulai menunjukan keperkasaannya, menegang meski masih terbungkus celana.

Ciuman mereka terlepas sesaat, saling berpandangan penuh makna, dan kembali Hana merenggut bibir suaminya dengan ciuman yang panas dan membara yang disambut dengan luamatan bibir Ken dengan tidak kalah nafsunya.

Kini tidak ada lagi saling gengsi, tidak saling jaga image, tidak saling menyimpan rasa kesal dan jaga jarak, yang ada ialah rasa saling ingin mencumbu dan saling memberi kenikmatan, saling menumpahkan rasa penasaran dan rasa ingin bercinta yang selama ini hanya ditunjukan lewat isyarat yang muncul terbaca tapi tidak terlaksanakan

Tutup luar linggerie Hana kini sudah jatuh ke lantai berkarpet di kamar Hana, punggung mulusnya yang licin dan putih, kini muncul menyapa Ken, dan kini bibir Ken lalu menyeruput lidah Hana, mambuat Hana merintih penuh kenikmatan saat wajahnya terdongak keatas, dan ciuman Ken kini turun di lehernya yang putih mulus, hingga ke bagian belakang telinganya, dan kembali ke bibirnya.

Tangan Ken lalu mulai meremas buah dada yang besar itu dari balik lingeria, sambil bibir mereka bertaut. Lidah saling berpilin, tangan Ken yang kanan meremas buah dada besar dan kenyal milik Hana. Lenguhan dan rintihan Hana membuat cumbuan mereka semakin panas dan ganas

Batang kemaluan yang kini memberontak, semakin mengencang saat tangan Hana yang lembut, menelusuri dada Ken, meraba kerasnya otot dada suaminya, turun ke otot abdominalnya yang seksi itu, lalu kini turun meremas dengan lembut batang kemaluan yang kini menegang keras.

“oh sayang.....sudah keras.....” sambil meremas dari balik celana pendek

Ken tersenyum dan sambil mencium punggung istrinya yang mulus, dia menggigitnya lembut, lalu tangannya bergerak membuka lingerie coklatnya dan menurunkannya hingga jatuh ke lantai menyisakan celana dalam kecil coklat senda dengan lingerinya yang menutupi vaginanya.

Decak kagum akan indahnya tubuh istrinya keluar dari tatapan mata Ken, badan mulus dari istrinya, buah dada besar yang putingnya masih kecil pink kemerahan, penuh dan putih mulus, membuat Ken tidak mampu menahan diri, dengan buasnya dia lalu membuka mulutnya, dan melumat buah adda sebelah kanan milik Hana.

Hana berorak girang dan mendesah kencang saat suaminya melumat buah dadanya, dia bagaikan mendapat siraman dan gurran air pengahpous dahaga birahi, saat bibir Ken dengan nakal menjepit buah adadnya, melumat dan sedikit mengemut dan menggigit lembut setengah buah addanya, lalau emmainkan pentilnya dengan lidahnya

“papah.......” rintih Hana semakin tidak kuat

Badannya Hana kini menggeliat bagaikan ularm, lumatan dan jilatan dari Ken membuat dia semakin terdesak ke jurang birahi, tangannya meremas rambut Ken, buah dadanya semkin mengeras dan dia mendesakan dadanya ke mulut suaminya, sementara dia meremas rambut dan menekan kepala Ken agar menempel di dadanya.

Hana merasa bagian bawahnya kini semakin basah, semakin becek dan dia semakin lupa diri, yang dia inginkan saat ini hanyalah Ken, suaminya yang kini dengan ganas melumat buat dadanya berganti gantiannya, seperti bayi yang sedang kehausan, dan ini membuat Hana sangat senang dan bangga, karena buah dadanya disukai suaminya, dilumat hingga dia semakin dalam tenggelam dalam birahinya.

Kini Hana lalu melangkah ke tempat tidurnya, dia lalu berbaring menelentang pasrah, sambil tangannya meremas batang kemaluan suaminya yang masih terbungkus celana pendeknya.

Hana lalu bangkit dan duduk dipinggir ranjang

Dia lalu membuka celana pendek sekaligus celana dalam suaminya, menurunkan hingga dibawah lutut, lalu dengan bantuan kakinya dia melepas hingga ke lantai karpet kamarnya. Dan betapa takjubnya dia melihat ukuran jumbo paralon milik Ken yang keluar setelah celananya dicopot.

“pah.....gila....gede banget sayang.....” sambil menggenggam dengan kedua tangannya, dia meremas dengan lembut dan hati-hati.

Kena hanya terpaku dan menatap wajah istrinya yang menengadahkan wajahnya menatap sendu dan manja ke suaminya, sambil meremas dan mengocok batang kejantannya yang kini tegang dan siap tempur.

Hana lalu mebuka mulutnya, dia mencium kepala topi bajanya dengan ciuman perkenalan, lalu dia mulai menjlat dengan lidahnya menyapu topi baja yang besar dan mengangguk angguk, menerima serangan lidah istrinya yang ganas.

Kini mulut Hana terbuka lebar dan bibir sexynya itu mulai melumat batang kemaluan yang berukuran jumbo, berurat dan sangat seksi dimata Hana. Dia mengakui batang ini memang jumbo dan besar sehingga pasti penuh vaginanya jika masuk dan bergoyang didalamnya.

Kepala Hana naik turun dan dibarengi oleh lidahnya, tangan Ken membelai rambut istrinya yang tergerai, dia merem melek menikmati lumatan bibir istrinya, dan kelitikan lidah di batang paralon jumbonya, dan itu membuat Ken gemetar menerima serangan dahsyat ini.

Dia lalu menarik wajah istrinya untuk menyudahi cumbuan di batang kesayangannya, lalu dia melumat bibir istrinya yang menengadah dan basah, mereka saling berpleukan erat dan saling melumat bibirnya dengan penuh nafsu

Ken mendoronag pelan tubuh Hana untuk terlentang. Hana menelentang dan mengangkat tangannya ke atas, pasrah. Ketiak indah milik hana langsung diserbu bibir Ken kiri dan kanan, sambil tangannya meremas buah dadanya dengan perasanan penuh kegemasan.

Saat bibirnya kembali turun melumat buah dadanya, tangan Ken lalu turun membuka celana dalam mini yang tertinggal di tubuh Hana. Dan perut rata dan mulus, pusar indahnya menggoda, lalu vagina dengan rambut tipis rapih muncul disana menyapanya. Ken dibuat semkin tidak kuat melihatnya.

Hana mengelinjang hebat saat perutnya diciumin oleh bibir Ken, lidah Ken bermain di pusarnya, tangannya meremas buah dadanya dengan lembut, dan kemudian lidah itu mulai menjulur ke bulu-bulu hitam tipis di atas belahan vaginanya yang merah dan mekar, dan kini kedua paha Hana membuka membentang, menunjukan indahnya belahan vaginanya ke Ken, dan ini disambut oleh ciuman oleh bibir ken ke bagian atasnya, lalu hidungnya mendengus di belahan vaginanya seakan membaui khasnya aroma vagina indah ini.

“papa......auh....” teriak Hana saat lidah Ken masuk kedalam belahan vaginanya

“enak banget Pah....oh....nakal banget sih lidahnya....”teriak Hana seakan tidak peduli lagi

Lidah Ken mulai dengan nakalnya menysuuri semua sudut dan juga bibir vaginanya yang berbentuk elips itu, dengan ganas dan kemudian dia berhenti di satu titik tepat dibagian atas vaginanya, dan itu membuat Hana berteriak kisteris kembali.

Dengan lincahanya lidah itu menjulur dan menyapu kacang kecil itu, dan membuat Hana merintih, badannya menggelinjang hebat dan birahinya semakin memuncak. Dia lalu menarik badan suaminya, dia ingin menuntaskan dengan cara yang berbeda, namun lidah Ken masih disana, membuat dia kesulitan memutuskan harus bagaimana

Dan kemudian gelombang yang sudah dua bulan lebih tidak dia rasakan kini hadir mulai menyapa, mulai menuju pantai orgasme, lewat slurpian indah dan lincah lidah Ken, dia merasakan pantatnya tidak berhenti bergerak liar, tangannya lalu menekan kepala suaminya agar semakin menekan dan lidahnya menempel terus disitu, dan hebatnya Ken tahu persis lokasi dimana Hana tidak mampu menahan getaran itu, lalu

“papa....papah...auh oug......” suaranya semakin tidak jelas

“papa aku keluar sayang....aku keluar papah...oh...ough....ah......” dengan liar Hana menekan kepala Ken agar menempelkan lidahnya ke vadinanya sementara dia menggapai orgasmenya dengan sangat hebat lewat sentuhan lidah suaminya.....

“Papah....” tersengal nafasnya.....’ enak banget sayangku......” dia terkapar....sambil menatap wajah suaminya yang tersenyum didepan vaginanya

“nikmat Pah....jago banget sih lidahnya sayang......”

Dia lalu menarik suaminya, dengan penuh cinta dan gemas, dia mencium bibir suaminya berulang ulang.....” enak Pah.....rasanya lidah papa masih nempel...” ujarnya sambil menggelinjang geli dan pundaknya seperti semberiwing akibat nikmatnya oral sex yang diberikan suaminya

Hana lalu mengatur posisinya, dia ingin segera bercinta yang benar-benar utuh, bercinta dengan bersetubuh atau bersatu tubuh

Dia membuka vaginanya lebar-lebar, memperlihatkan indahnya vagina basah dan baru saja mendapat orgasmenya. Sengaja dia tidak lap kering lagi , biar pelumasnya bagus dan berfungsi saat batang jumbo itu masuk.

Ken lalu bersiap untuk menembakan tembakan sakti lewat uratnya yang mengangguk angguk minta dijepit oleh vagina istrinya.

Dan pelan tapi pasti, batang kemauluan yang kepalanya digesek sebentar di mulut dan bibir vagina Hana, lalu masuk pelan-pelan membela rapatnya vagina Hana yang meski sudah basah, tapi perlu penyesuaian dengan masuknya batang kemaluan jumbo itu.

Dan akhirnya batang itu masuk semua. Hana menahan panta Ken dalam - dalam, bibir mereka bertautan lagi dengan penuh nafsu sambil batang kemluannya beradaptsi dengan jepitan vagina Hana dibawah.

“papah...gede bangets sayang.....”

“sakit?”

Hana menggelangkan kepalanya

“enak papah sayang....”

Ken mencium bibirnya lagi.

Ken kemudian mulai menggoyang dengan pelan naik turun, sambil menikmati jepitan urat vagina yang kini semakin banjir lewat dinding vaginanya Hana. Vagina yang bersih dan merah, dan aroma khasnya membuat nafsu Ken semakin memuncak, dan goyangan yang tadinya pelan, kini semakin cepat dan berirama.

Mata Hana berkejap kejap menikmati sodokan batang Ken, penuhnya vaginanya membuat urat-urat vagina dan dindingnya bekerja dengan baik menjepit, sekaligus terstimulus dengan banjirnya isi lubang indha itu dengan cairan pelumas, dan gairahnya yang tadi sudah tuntas diawal dengan jilatannya Ken, kini mulai membara kembali.

Ken tidak ingin cepat meneyelesaikan pertempuran ini, meski dia juga sudah berada di ujung pertempuran, ciumannya di bibir Hana , kadang dia turun ke buah dada Hana, membuat dia ingin menaklukan wanita itu lewat keperkasaaannya.

Ken tiba-tiba menghentikan goyangnya, dia lalu mencabut batangnya.

Dia lalu tidur disamping Hana, lalu berbisik

“gantian sayang....” sapaan sayang ditelinga Hana, serasa mengirim signal yang begitu mesar dan menyentuh hatinya, suaminya yang sedang dia gilai memberi pangilan sayang buat dirinya. Dan segera dia bergerak mengganti posisinya.

Hana lalu memegang kontol tegang itu, diarahkan ke lubangnya, dan kemudian dia menurunkan pantatnya, hingga kemudian vaginanya yang becek itu menelan habis semua isi batang jumbo itu. Hana mendiamkan sejenak, dia menggigit bibirnya yang sexy, tangannya meraih pentil suaminya, mengusapnya dengan lembut, sambil dia menggigit bibrinya, lalu dia mulai menggoyang dengan pelan, pelan dan kemudian makin cepat.

Posisi menunggang kuda, dan buah dadanya yang bergoyang membuat keindahan tubuhnya terlihat sangat menggoda

Ken tidak menyia nyiakan untuk kemudian meremas buah dada indah yang menggantung indah, lalu dia meletakan batal di punggung dan lehernya, dia lalu bangun dan dengan posisi setengah duduk, bersandar di bantal, kini mulutnya dengan leluasa melumat buah dada indah milik Hana, yang bergoyangan menggoda seirama dengan bergeraknya pantat Hana.

Dan situasi ini membuat aliran arus birahi di diri Hana sulit dikendalikan, karena dia yang memegang peranan untuk digesekan kemana enaknya dan nikmatnya sudut yang dia perlu sentuih dengan batang jumbo ini.

Lalu dia pun menyerah dengan arus nikmatnya ini

“papah,....aku mau keluar lagi sayangku....” rintihnya tanpa peduli lagi

“ngga kuat papah.....”

“ ngga kuat sayang...” bisik Ken

“iya papah....bolah aku keluarin lagi Pah....”

“Boleh sayang....”

“Oh.....papa....papah sayang....aku keluar lagi pah....keluar lagi syaang....oughhhhh...ahhhhh....papaphhhhhhh....” teriak Hana histeris saat lontaran kenikmatan yang kedua kalinya mengantar dia ke puncak kenikmatan.

Hana dengan wajah kelelahan, meringis menahan nikmatnya, dan ngilu....saat batang kemaluan yang masih perkasa dan terasa sekali seperti mengangguk angguk di dalam vaginanya.

“enak banget Pah.....” desisnya lagi

Hana lalu pelan-pelan mencabut dan mengangkat pantatnya dari atas kemaluan Ken, badannya ambruk disamping suaminya.

Ken yang masih tegang dan ingin menyelesaikan tugasnya, dengan segera membalikan badan Hana agar terlentang lagi.

Hana pasrah, dia membuka lebar-lebar pahanya agar suaminya bisa dengan mudah memasukinya kembali.

Buah dada putih montok, ketiak yang putih mulus dan agak basah dengan ludah dan keringat hana, perut mulus dan rata, serta vagina indah terbentang, membuat Ken segera membenamkan kembali batangnya ke lembah basah dan becek itu.

“pah......gila....gede banget sayang....suka banget Pah.....” desis Hana saat batang itu masuk lagi kedalam vaginanya

Ken lalu memeluk dan melumat bibir Hana, bibir seksi yang enak dilumat, lalu dia mencium ketiak Hana, membuat hana berteriak geli bercampur nikmat dengan cumbuan suaminya, dan saat mulut suaminya singgah di pentil buah dadanya, wajahnya terdongak keatas menahan nikmatnya cumbuan itu

“sayang......”

“iya Pah....”

“buang dimana sayang...?”

“di dalam papa.....buang didalam pah....”

“bener sayang...

“iya pah,,,,,buang didalam pah....”

Ken lalu dengan cepatnya menggoyangkan pinggulnya, dan puncak kemesraan yang dia tunggu dari tadi, yang dinanti Hana juga, akhirnya tiba

Kena memeluk erat, menggigit pundak Hana dan sambil menggeram dia lalu merasakan ada hentakan dan semburan dari ujung kemalunanya dan membanjiri vagina istrinya yang juga sudah basah

“sayang.....arrrrgggghhhh.....ouchhhhhhhh” teriak lirih dan badannya bergetar hebat, sambil memeluk badan Hana erat erat, dia mencium bibir Hana dengan yang penuh dan m,enggoda, sedangkan Hana menjepit erat batang kemaluan Ken dengan vaginanya, tangannya melingkar di punggungnya, dan kakinya melingkar di pinggang Ken, agar sodokan terakhir Ken terkunci dengan baik.

Ken mengecup bibir Hana dengan mesra

Dia memandang wajah istri yang berkeringat meski di ac, dan ada linangan air mata disudut matanya

Hana memeluk erat Ken, dia bahagia dan terharu sekali

“enak sayang?” tanya Ken

“enak banget pah....” telaga itu muncul disana

“kenapa sayang...” disela sela mengatur nafasnya yang masih tersengal dia bertanya

“ngga apa2 Pah....” dia memeluk Ken, menyembunyikan wajahnya di balik leher Ken, yang baru saja mengeluarkan batangnya yang mulai lemas dari sumur indah milik Hana

“minta maaf yah Pah...” bisiknya lirih

“minta maaf apa?” tanya ken heran

“maaf....karena ngga bisa kasih yang terbaik buat papa...” suara Hana bercampur tangis

Ken langsung memeluk istrinya dengan eratnya

“jangan bahas itu lagi yah.....” dia lalu mencium istrinya, memberi kekuatan bagi wanita itu, bahwa dia tidak mepersoalkan masalah itu lagi

“makasih Pah....makasih buat cinta dan sayang papah” dia masih terharu

Ken memeluk Han dengan erat, mereka saling berpelukan, Ken yang terlentang, memeluk Hana dari sampingnya, kaki Hana melintang diatas perut Ken, wajahnya disusupkan ke leher Ken, tangannya memeluk dada suaminya

“enak banget Pah....gila......”

Ken hanya tersenyum

“dari pagi aku pengen.....tapi Papa meluk doang...”

Ken memeluk dan mencium istrinya dengan mesra dikepalanya

“papa ngga kepengen apa tadi pagi...” godanya lagi.

Ken tertawa malu, dia lalu memeluk erat menarik selimut agar menutupi badan mereka, dan disamping mereka di ranjang kecil, Dara tidur dengan nyenyaknya tanpa terpengaruh oleh pertempuran papa dan mamanya yang sangat berisik sebenarnya, dia seperti mengerti dan memberi waktu kepada orangtuanya untuk bercinta dengan leluasa.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd