Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tentang Sebuah Rasa

CHAPTER XXVI

Karena aku ingin rumah tanggaku dipulihkan



Ketukan dan juga bunyi bel beriringan, Hana yang sedang menidurkan Dara di kamarnya melirik keluar, lalu Mbak Tini yang lagi dikamarnya segera turun membuka pintu, diiringi Hana yang mengintip dari ruang keluarga

“Bu....” sapa Tini

Dia lalu mencium tangan wanita yang datang lalu bersalaman dengan wanita yang satu lagi

“dara mana?”

“tidur....” ujar jawab Tini

Hana terkejut melihat siapa yang datang, dia langsung keluar kedepan ruang tamu, lalu menyambut dua orang tamunya

“Shallom Mama....” Hana mencium tangan Inka, lalu memeluk dan mencium pipi kiri dan kanan. Inka kaget melihat Hana

Dia lalu memeluk Ayu, dan mencium pipi kiri dan kanan

“apa kabar, Cici?” panggilan Inka ke Hana dari dulu selalu Cici, karena Laura Maminya Hana memang memiliki darah Tionghoa.

“puji Tuhan baik Ma...”

“pasti Papanya Dara ngga tau Mama ama Ayu datang?”

“iya....kita juga tadinya ngga niat mampir, cuma karena tanggung makanya kita mampir.... sekalian nengok” ujar Inka

“masuk Ma....ayo De....” sapanya ramah

Inka dan Ayu takjub melihat Hana yang berubah 180 derajat sikapnya. Biasanya buru-buru nyapa, menengok saja pun tidak mau, ini dia menyapa, salaman, meluk dan manggil dia Mama, manggil Ayu dengan sebutan adik, dan manggil suaminya dengan panggilan papanya Dara.

Mereka lalu masuk ke kamar belakang melihat Dara yang sedang tidur

“tambah gede, tambah cantik yah Ma...” ujar Ayu

“tambah rewel, tambah pintar De....” timpal Hana dengan antusias menceritakan kondisi anaknya. Mulai dari nakalnya Dara, minum susunya seperti apa, terus hingga tingkah polanya dia yang semakin aktif dan menggemaskan orang serumah.

“Cuma kemarin agak rewel sedikit, giginya mulai numbuh... mungkin gatal gusinya suka gigit-gigit sekarang”

Ayu mengelus elus pipi ponakannya kadang dicubit lembut

“ade....ntar kebangun Daranya...” tegur Mamanya

“biarin ih...gemes...”

Hana tertawa

“nginap makanya, biar lama mainnya ama Dara....”

Ayu tertawa, meski agak janggal dan kaget, namun dia berusaha untuk tidak terlihat aneh dengan perubahan kaka iparnya ini.

“lagi masak?” tanya Inka saat melihat sayur dan rempah-rempah di zink tempat cucian piring dan juga sayuran.

“iya Ma.... tadi mau belajar ama Siti... tapi karena Dara mau bobo agak rewel kita berhenti dulu...” terang Hana.

“ngga ngantor, Cici?”

Hana tersenyum sebentar

“Hana udah resigned Ma....sudah sebulan lebih ini malah...”

“resigned? Perusahaan dewe kok resigned? Piye toh?” gurau Inka

“perusahaan papi itu, Ma....heheheheh.... Hana mau fokus jaga Dara aja... kasian dia kalo Papanya kerja, mamanya juga.... nanti jadi anak Mbak...”

Ayu tersenyum sambil memandang ke mamanya dengan penuh tanya. Kesambet apa nih ipar gue yah? Apa kena hipnotis? Dia dan Inka dari tadi pas mau datang penuh tanya karena memang mereka menghindari bertemu dengan Hana, tapi apa yang mereka lihat jauh berbeda

“mama ajarin dong.... masakan kesukaan Papanya Dara....” rajuk Hana tiba-tiba

“waduh....harus disiapin bahannya, karena dia sukanya itu ayam pedes, harus dibikin santannya dulu....” ujar Inka sambil tertawa “ kalo Papimu suka Sup ayam kesrut.....”

“nanti pas mama kesini lagi yah.....mama ajarin...” kata Inka lagi

Hana tersenyum

“emang ngga nginap?”

“ngga Ci...tadinya mau antar Ayu lihat tempatnya magang, dapatnya di Bekasi, yah sudah sekalian kesini mampir mau lihat Dara.... nanti malam pesawat Mama juga sudah ada tiketnya, Ayu juga besok harus menyelesaikan tugasnya sebelum magang...”

Hana manggut manggut

“sini Mama ajarin buat sambal mentah....” ajak Inka

Inka memang sangat luwes dan cepat membaur, dia selalu bisa menyesuaikan diri dengan keadaan secara cepat. Saat Ayu masih bertanya tanya dalam hati tentang perubahan kakak iparnya ini, Inka malah santai dan membawanya secara ringan, khas seorang Ibu yang bijaksana

“kalau sayur kangkung, bagusnya dimasak pas mau makan. Jadi dipotong-potong semua, lalu simpan di kulkas, pas mau makan langsung dimasak. Karena Kangkung jika sudah dingin, suka layu dan dilihatnya kurang resep gitu... enaknya pas baru selesai dimasak panas-panas... tapi jangan terlalu lama dimasaknya, biar tetap seger..” nasehat Inka ke menantunya.

Tidak lama Dara bangun dan langsung membuat heboh, karena bergantian tantenya Ayu dan juga neneknya Inka menggendongnya. Dia nampak tertawa tawa melihat neneknya dan tantenya. Hana sungguh merasakan kesejukan di hatinya yang tidak pernah dia dapatkan selama ini, kesejukan dimana ada ’keluarga’ dalam sebuah rumah.

“mama mau Hana telponin Papanya Dara biar kesini dulu?”

“ngga usah sayang....biar aja dia juga lagi sibuk kerja...”

Hana mengangguk sambil memperhatikan cara mertuanya meracik sambal mentah

“memang serius sudah resign? Soalnya dek Irwan ngga cerita lho ke kita...” tanya Inka dengan lembut

Hana tersenyum kembali dan mengangguk, setelah selesai buat sambal dia mempersiapkan minuman untuk mertuanya dan iparnya.

“hana mau dirumah aja dengan anak, dan juga bisa melayani suami nanti...” jawab Hana sambil naruh minuman es yang dia buat untuk Inka dan Ayu yang sedang menggendong Dara yang anteng karena lagi nyedot susunya.

“Cuma nanti Hana mau diskusi dengan Papanya Dara... jika dia butuh bantuan hana, maka Hana akan kerja bantu dia aja, kalau ngga yah biar dirumah aja.... apa keputusan dia, Hana ikut...” jelasnya lagi

Hana lalu melanjutkan

“hana ingin rumah tangga Hana dipulihkan Ma.....” bergetar suara Hana saat mengucapkan kata-kata itu.

Inka dan Ayu termenung mendengar kata-kata Hana

“ mungkin Mama dan juga De Ayu.....” Hana agak terbata “mungkin ini saat yang tepat buat Hana minta maaf ke Mama, De Ayu dan juga Papa Heru.... “

Isaknya mulai terdengar pelan, airmatanya mulai bertelaga di pelupuk matanya

“ hana selama ini sudah sangat jahat... ngga pernah menghormati papa dan mama sebagai orangtua, sebagai mertua.... tidak juga respek ke De Ayu sebagai adik... ke Papi dan Mami juga.... terlebih ke Ken sebagai suami..... Hana minta maaf Ma.....”

Tangis nya mulai turun.

Inka terkesiap sesaat, tapi kemudian dengan lembut dia mengelus tangan menantunya

“mama dan papa ngga pernah marah.....ngga pernah juga simpan dendam sayang....”

“Iya Ma.... makanya itu Hana minta maaf sekali.....” dia mengusap airmatanya.

Ayu ternganga mendengar pengakuan Hana saat ini

“mungkin Papanya Dara punya rencana lain... dia mungkin sudah muak dengan pernikahan ini yang awalanya memang settingan....” sambung Hana sambil sedkit tersenyum getir

“Tapi Hana mau rumah tangga Hana dipulihkan Ma....” Dia menatap wajah Inka sambil bercucuran airmata

“Dia mungkin tidak pernah mencintai Hana.... Hana pun awalnya demikian.... tapi perhatian dia, pengorbanan dia buat Hana, buat Dara terutama....itu membuka mata hati Hana selama ini.... bahwa meski dia tidak pernah mencintai Hana secara langsung... tapi apa yang sudah dia buat dan dia tunjukan selama ini... itu yang membuat dampak besar dalam diri hana.... dan Hana ngga mau itu pergi Mama.....”

Inka tertegun, dia terharu melihat perubahan besar di diri Hana, ini sosok wanita yang jauh berbeda dari beberapa bulan lalu yang dia temui.

“doa Hana selalu....keluarga Hana disertai Tuhan dan rumah tangga Hana dipulihkan......” tatapan penuh harap diwajah Hana

“iya sayang...bawa semua dalam doa....” hibur Inka sambil mengelus elus tangan Hana

“mungkin Hana ngga pantas dapatin Ken setelah apa yang Hana buat selama ini.... tapi selama Tuhan ijinkan pernikahan ini ada....Hana akan berjuang mempertahankannya.... karena hanya ini milik Hana yang paling berharga.... Dara dan juga Ken......” ucapnya disela aliran telaga yang membasahi pipinya.

“kalau Hana sebagai anak, sebagai menantu dan juga sebagai kaka ipar yang selama ini banyak salah.... Hana mohon dimaafkan, Ma...” pinta Hana ke Inka....” Hana sangat menyesal atas semua hal buruk yang Hana pernah buat....”

Inka memeluk Hana dan membawanya kedalam pelukannya. Dia terharu mendengar pengakuan menantunya ini, dia tidak menyangka akan berada di situasi yang seperti ini, meski dia mensyukuri adanya sebuah perubahan besar di diri Hana, yang suka tidak suka dan senang tidak senang, adalah menantunya sendiri.

Ayu hanya bisa tercenung melihat Mamanya memeluk Hana. Dia ikut terharu melihat permintaan maaf tulus dari kaka iparnya, meski dia tidak suka dengan kelakuannya di masa lampau, tapi dia melihat ada niatan tulus dari Hana untuk tulus merubah dirinya menjadi lebih baik

“salam buat papa Heru...” ujar Hana saat mertuanya pamitan

“iya sayang...nanti Mama sampaikan”

“pamit yah Ci....”

“iya De....”

“doakan semuanya yah Ma...” pinta Hana

“iya....” balas Inka

Mereka lalu berpelukan erat, dan sambil mencium cucunya yang kemudian nangis melihat Tantenya dan Neneknya naik taksi, mereka tertawa dan membujuknya agar jangan menangis lagi

“Nanti Eyang Putri ama aunti balik lagi yah....” bujuk Ayu.


**********************

Buset, ngga salah lihat gue?

Apaan?

DP lu, Ka...wkwkkwkkwkwkwkw

Ngga lah....apanya yang salah?

Udah rukun dan makmur lu ama laki lu?

I’m working on it

Kaga mau dia ama lu, lu jahat ama dia

Bodo.... gue kejar kemana dia pergi

OMG


Potongan Whatsapp antara Gina adiknya yang lagi di Tokyo dengan dirinya,saat dia whatsapp memberi tahu kalau itu nomor barunya. Komen WAnya Gina memang wajar karena foto DP di WA yang baru ini adalah foto Ken yang sedang menggendong Dara, jadi wajarlah jika Gina meledeknya. Hampir semua dia wa hal yang sama, kecuali ke Papi dan Maminya, dia belum whatsapp lagi jika dia ganti nomornya, dan nomor lamanya sudah tidak dia aktifkan.

“tante Sarah bilang hari minggu ada penyerahan anak di gereja....” ujar Hana ke Ken saat dia menemani Ken sarapan.

Penyerahan anak itu dalam tradisi gereja tempat Ken dan Hana beribadah sangat lazim dilakukan beberapa bulan atau bahkan setahun setelah bayi lahir, ini dilakukan sebagai bentuk penyerahan bayi kepada orangtua yang akan membimbing dan membesarkan anak yang dipercaya sebagai titipan Tuhan.

Sekarang tanpa diminta Hana selalu bangun pagi, dan selesai berdoa dia mandi lalu bersiap membantu Siti menyiapkan sarapan untuk Ken.

Seperti pagi ini juga demikian.

“oh gitu yah....” jawab Ken sekenanya

“Dara khan belum diserahkan tuh....jadi bagusnya minggu ini aja...”

Ken terdiam sesaat

“ngga ada persiapan apa-apa kan?”

“ngga kok, palingan sebelum ibadah kita ketemu pengerja dulu ada konseling..”

“ya sudah...”

Hana menuangkan air putih untuk minuman Ken

“nanti tolong wa ke aku akte lahirnya Dara....” pintanya ke Ken

“oke...”

“kK sama KTP nanti aja....aku harus rubah dulu alamatnya...”

Ken agak mengernyitkan dahinya

“maksudnya?”

“yah aku khan KTP alamat masih di Kemang, mau aku pindahin kesini.... sekaligus buat KK yang baru...”

Kata-kata Hana seperti sedikit menyenggol Ken. Dia bukan tidak tahu apa yang sudah Hana lakukan selama ini dibelakang dia, ataupun terang-terangan di hadapan dia, tapi hati Ken seperti jadi dilematis dan bingung. Dia masih berpikir untuk bisa selesaikan masalah mereka berdua dengan damai, tanpa harus ada drama dan luka.

Tapi dia juga tahu bahwa ada upaya yang Hana lakukan selama ini, dan sepertinya dia berubah dalam banyak hal, yang sepertinya Hana membuka pintu besar untuk Ken balik ke pernikahnnya bukannya keluar dari pernikahannya.

“trus....aku boleh minta uang ngga?” tanya Hana

Ken kaget. Dia memang terakhir mentransfer uang yang 25 juta terakhir yang berakhir pertengkaran.

“ berapa....??” tanya dia agak bodoh

“terserah.....buat beli baju sama sepatu Dara....buat hari minggu nanti....”

Ken terkesiap mendengarnya.

“oh oke....”

“nanti aku pamit siang ke mall palingan ngajak Mbak Siti dan Mbak Tini....kasian mereka ngga pernah refreshing juga...”

Dada ken berdetak kencang jadinya

“ Papa mau dbeliin juga? Mau aku pilihin atau gimana?” kepala Ken seperti kena godam mendengar itu

“ngga usah,,, baju aku masih ada kok....”

Lalu dia melanjutkan

“kalo mau beli.... beli aja... aku sih masih banyak pakaian aku...”

“buat aku?” tanya Hana

“iya.....”

“yah...kalo dikasih budgetnya dan uangnya....trus diijinin yah aku mau sih...” agak malu suara Hana.

‘yah ngga apa2.... beli aja....” jawab Ken” tapi ngga bisa yang di butik yah...”

“ngga lah.... mau beli yang pantas aja....” ujar dia sambil tersenyum malu.

Kemudian

“trus....susunya Dara sama keperluan rumah....boleh ngga aku aja yang belanja ama nanti ditemanin ama Mbak-mbak?” ujarnya lagi

Haduh panjang nih ceritanya, tapi dengan begonya Ken menjawab

“iya...ngga apa2....”

Dia lalu mengambil ponselnya, membuka aplikasi mobile banking dan memencet sejumlah nominal dan kemudian

“sudah yah...’

Dia mengrimi ke whatsapp Hana yang baru, dan yang buat dia kaget ialah ada foto dia dan Hana disana. Ken seketika terdiam dan bingung

“makasih yah Pa...” jawab Hana pelan

“cukup khan?”

“lebih dari cukup...”



********************

Dress motif tenun berwarna bright green membalut tubuh Hana, disampingnya Ken juga dengan kemeja motif tenan yang tanpa kancing, memakai kaos putih dasar, mereka berdua sama-sama menggunaka sneaker putih, dan anak mereka Dara juga dengan pakaian bayi berwarna hijau sage, membuat mereka terlihat kompak saat turun dari mobil di parkiran gereja.

Hana hari ini terlihat sangat cantik dengan dress hijau yang mebalut kulit putihnya, wajahnya terlihat segar dan fresh pagi ini.

Mereka langsung bergegas masuk ke ruang pengerja.

“halo sayang...shallom...” sapa Tante Sarah

Dia memeluk Hana, memeluk Dara dan mencolek pipinya, lalu menyalami Ken.

“nanti kita ada konseling yah sebentar”

“iya Tante....”

“gimana kabar Ken....?”

“puji Tuhan baik Tante...”

Dia lau meledek Ken....

“istrimu cantik sekali khan?”

Hana yang disampingnya hanya tersenyum malu

Ken tersenyum ke Tante Sarah

“dia selalu cantik Tante...” puji Ken

Meski itu mungkin basa basi, tapi pipi Hana yang mulus dan putih berubah menjadi merah

“aduh...istrinya langsung salting...” ledek Tante Sarah

Tidak lama kemudian mereka langsung naik ke atas ke ruangan ibadah raya, untuk ikut beribadah. Dan selesai pendeta memberi khotbah lalu ada pekerja yang kemudian memanggil bebebrapa anak dan orangtua untuk maju kedepan.

Hingga kemudian sebuah nama disebut

“ anak Gauri Adara Zanetta dan orangtuanya agar maju kedepan”

Nama yang familiar ditelinga seorang wanita yang ikut beribada, dia langsung mencolek suaminya

“pih....itu Dara bukan....”

Mereka berdua kaget dan memandang ke depan melihat Dara cucu mereka sedang digendong di depan, dan yang makin membuat kaget ialah yang menggendong cucunya mereka adalah ibunya, anak mereka yang sudah hampir 2 bulan mereka tidak lihat, Hana.

Saat kamera menyorot wajah anaknya hana yang menggendong cucunya, dengan jelas Irwan bisa melihat kalau anaknya menangis haru saat pendeta menumpangkan tangan memberkati mereka, dia pun ikut menahan haru

“diberkatilah anak Gauri Adara Zaneta, dan juga orangtuanya senantiasa diberikan berkat berkelimpahan buat Bapak Askara Kenzie dan juga Ibu Hana Makaira Sutanto....” potongan doa penuh berkat saat diucapkan pendeta sekeita membuat Irwan dan Laura meneteskan airmata haru.

“selamat yah...Oma dan Opa....cucunya sudah diserahkan....” beberapa jemaat dan pengerja memberi salam dan selamat ke dua orang ini.

Selesai ibadah segera Irwan dan Laura bergegas, mereka turun dan berusaha mencari anak dan cucunya.

Tepat di hadapan ruang pengerja, Irwan mencium cucunya dengan penuh kerinduan memeluk anaknya dengan penuh keharuan.

“hana minta maaf sama papi....hana banyak salah sama Papi....” isak Hana dipelukan papinya

“ngga Kaka.... ngga.....papi sudah lupakan semuanya..... papi senang dan bahagia lihat kaka dan ken sudah serahkan Dara....Puji Tuhan Nak....”

Airmata mereka berdua yang kerap bertengkar, tumpah dan saling berpelukan. Ken hanya diam mematung sambil menggendong Dara. Lalu Hana memeluk maminya

“kok kalian ngga bilang mau serahin Dara hari ini?” tanya Laura

“namanya juga dadakan Mi.....” ujar Hana

Irwan memeluk Ken dengan erat.

“makasih yah Ken...”

“iya Pi...” Ken tahu Irwan berterima kasih karena Hana sudah banyak berubah. Kejutan besar memang untuk Irwan.

“kita makan siang bareng dulu yah....”

“makan dimana Pah....?” tanya Hana

“resto Jepang aja...”

“tanya papanya Dara dulu deh....” kata Hana

Laura agak kaget mendengar bahasanya Hana yang kini lain

“pah....diajak papi makan siang...” colek Hana ke Ken

Ken bingung awalannya, namun akhirnya

“ya sudah....ayo aja....”

Hana lalu mengambil Dara dari pelukan Ken, karena Ken harus bersiap menyetir dan ikut dengan mobil Papi dan Mami dari belakang.
 
CHAPTER XXVI

Karena aku ingin rumah tanggaku dipulihkan



Ketukan dan juga bunyi bel beriringan, Hana yang sedang menidurkan Dara di kamarnya melirik keluar, lalu Mbak Tini yang lagi dikamarnya segera turun membuka pintu, diiringi Hana yang mengintip dari ruang keluarga

“Bu....” sapa Tini

Dia lalu mencium tangan wanita yang datang lalu bersalaman dengan wanita yang satu lagi

“dara mana?”

“tidur....” ujar jawab Tini

Hana terkejut melihat siapa yang datang, dia langsung keluar kedepan ruang tamu, lalu menyambut dua orang tamunya

“Shallom Mama....” Hana mencium tangan Inka, lalu memeluk dan mencium pipi kiri dan kanan. Inka kaget melihat Hana

Dia lalu memeluk Ayu, dan mencium pipi kiri dan kanan

“apa kabar, Cici?” panggilan Inka ke Hana dari dulu selalu Cici, karena Laura Maminya Hana memang memiliki darah Tionghoa.

“puji Tuhan baik Ma...”

“pasti Papanya Dara ngga tau Mama ama Ayu datang?”

“iya....kita juga tadinya ngga niat mampir, cuma karena tanggung makanya kita mampir.... sekalian nengok” ujar Inka

“masuk Ma....ayo De....” sapanya ramah

Inka dan Ayu takjub melihat Hana yang berubah 180 derajat sikapnya. Biasanya buru-buru nyapa, menengok saja pun tidak mau, ini dia menyapa, salaman, meluk dan manggil dia Mama, manggil Ayu dengan sebutan adik, dan manggil suaminya dengan panggilan papanya Dara.

Mereka lalu masuk ke kamar belakang melihat Dara yang sedang tidur

“tambah gede, tambah cantik yah Ma...” ujar Ayu

“tambah rewel, tambah pintar De....” timpal Hana dengan antusias menceritakan kondisi anaknya. Mulai dari nakalnya Dara, minum susunya seperti apa, terus hingga tingkah polanya dia yang semakin aktif dan menggemaskan orang serumah.

“Cuma kemarin agak rewel sedikit, giginya mulai numbuh... mungkin gatal gusinya suka gigit-gigit sekarang”

Ayu mengelus elus pipi ponakannya kadang dicubit lembut

“ade....ntar kebangun Daranya...” tegur Mamanya

“biarin ih...gemes...”

Hana tertawa

“nginap makanya, biar lama mainnya ama Dara....”

Ayu tertawa, meski agak janggal dan kaget, namun dia berusaha untuk tidak terlihat aneh dengan perubahan kaka iparnya ini.

“lagi masak?” tanya Inka saat melihat sayur dan rempah-rempah di zink tempat cucian piring dan juga sayuran.

“iya Ma.... tadi mau belajar ama Siti... tapi karena Dara mau bobo agak rewel kita berhenti dulu...” terang Hana.

“ngga ngantor, Cici?”

Hana tersenyum sebentar

“Hana udah resigned Ma....sudah sebulan lebih ini malah...”

“resigned? Perusahaan dewe kok resigned? Piye toh?” gurau Inka

“perusahaan papi itu, Ma....heheheheh.... Hana mau fokus jaga Dara aja... kasian dia kalo Papanya kerja, mamanya juga.... nanti jadi anak Mbak...”

Ayu tersenyum sambil memandang ke mamanya dengan penuh tanya. Kesambet apa nih ipar gue yah? Apa kena hipnotis? Dia dan Inka dari tadi pas mau datang penuh tanya karena memang mereka menghindari bertemu dengan Hana, tapi apa yang mereka lihat jauh berbeda

“mama ajarin dong.... masakan kesukaan Papanya Dara....” rajuk Hana tiba-tiba

“waduh....harus disiapin bahannya, karena dia sukanya itu ayam pedes, harus dibikin santannya dulu....” ujar Inka sambil tertawa “ kalo Papimu suka Sup ayam kesrut.....”

“nanti pas mama kesini lagi yah.....mama ajarin...” kata Inka lagi

Hana tersenyum

“emang ngga nginap?”

“ngga Ci...tadinya mau antar Ayu lihat tempatnya magang, dapatnya di Bekasi, yah sudah sekalian kesini mampir mau lihat Dara.... nanti malam pesawat Mama juga sudah ada tiketnya, Ayu juga besok harus menyelesaikan tugasnya sebelum magang...”

Hana manggut manggut

“sini Mama ajarin buat sambal mentah....” ajak Inka

Inka memang sangat luwes dan cepat membaur, dia selalu bisa menyesuaikan diri dengan keadaan secara cepat. Saat Ayu masih bertanya tanya dalam hati tentang perubahan kakak iparnya ini, Inka malah santai dan membawanya secara ringan, khas seorang Ibu yang bijaksana

“kalau sayur kangkung, bagusnya dimasak pas mau makan. Jadi dipotong-potong semua, lalu simpan di kulkas, pas mau makan langsung dimasak. Karena Kangkung jika sudah dingin, suka layu dan dilihatnya kurang resep gitu... enaknya pas baru selesai dimasak panas-panas... tapi jangan terlalu lama dimasaknya, biar tetap seger..” nasehat Inka ke menantunya.

Tidak lama Dara bangun dan langsung membuat heboh, karena bergantian tantenya Ayu dan juga neneknya Inka menggendongnya. Dia nampak tertawa tawa melihat neneknya dan tantenya. Hana sungguh merasakan kesejukan di hatinya yang tidak pernah dia dapatkan selama ini, kesejukan dimana ada ’keluarga’ dalam sebuah rumah.

“mama mau Hana telponin Papanya Dara biar kesini dulu?”

“ngga usah sayang....biar aja dia juga lagi sibuk kerja...”

Hana mengangguk sambil memperhatikan cara mertuanya meracik sambal mentah

“memang serius sudah resign? Soalnya dek Irwan ngga cerita lho ke kita...” tanya Inka dengan lembut

Hana tersenyum kembali dan mengangguk, setelah selesai buat sambal dia mempersiapkan minuman untuk mertuanya dan iparnya.

“hana mau dirumah aja dengan anak, dan juga bisa melayani suami nanti...” jawab Hana sambil naruh minuman es yang dia buat untuk Inka dan Ayu yang sedang menggendong Dara yang anteng karena lagi nyedot susunya.

“Cuma nanti Hana mau diskusi dengan Papanya Dara... jika dia butuh bantuan hana, maka Hana akan kerja bantu dia aja, kalau ngga yah biar dirumah aja.... apa keputusan dia, Hana ikut...” jelasnya lagi

Hana lalu melanjutkan

“hana ingin rumah tangga Hana dipulihkan Ma.....” bergetar suara Hana saat mengucapkan kata-kata itu.

Inka dan Ayu termenung mendengar kata-kata Hana

“ mungkin Mama dan juga De Ayu.....” Hana agak terbata “mungkin ini saat yang tepat buat Hana minta maaf ke Mama, De Ayu dan juga Papa Heru.... “

Isaknya mulai terdengar pelan, airmatanya mulai bertelaga di pelupuk matanya

“ hana selama ini sudah sangat jahat... ngga pernah menghormati papa dan mama sebagai orangtua, sebagai mertua.... tidak juga respek ke De Ayu sebagai adik... ke Papi dan Mami juga.... terlebih ke Ken sebagai suami..... Hana minta maaf Ma.....”

Tangis nya mulai turun.

Inka terkesiap sesaat, tapi kemudian dengan lembut dia mengelus tangan menantunya

“mama dan papa ngga pernah marah.....ngga pernah juga simpan dendam sayang....”

“Iya Ma.... makanya itu Hana minta maaf sekali.....” dia mengusap airmatanya.

Ayu ternganga mendengar pengakuan Hana saat ini

“mungkin Papanya Dara punya rencana lain... dia mungkin sudah muak dengan pernikahan ini yang awalanya memang settingan....” sambung Hana sambil sedkit tersenyum getir

“Tapi Hana mau rumah tangga Hana dipulihkan Ma....” Dia menatap wajah Inka sambil bercucuran airmata

“Dia mungkin tidak pernah mencintai Hana.... Hana pun awalnya demikian.... tapi perhatian dia, pengorbanan dia buat Hana, buat Dara terutama....itu membuka mata hati Hana selama ini.... bahwa meski dia tidak pernah mencintai Hana secara langsung... tapi apa yang sudah dia buat dan dia tunjukan selama ini... itu yang membuat dampak besar dalam diri hana.... dan Hana ngga mau itu pergi Mama.....”

Inka tertegun, dia terharu melihat perubahan besar di diri Hana, ini sosok wanita yang jauh berbeda dari beberapa bulan lalu yang dia temui.

“doa Hana selalu....keluarga Hana disertai Tuhan dan rumah tangga Hana dipulihkan......” tatapan penuh harap diwajah Hana

“iya sayang...bawa semua dalam doa....” hibur Inka sambil mengelus elus tangan Hana

“mungkin Hana ngga pantas dapatin Ken setelah apa yang Hana buat selama ini.... tapi selama Tuhan ijinkan pernikahan ini ada....Hana akan berjuang mempertahankannya.... karena hanya ini milik Hana yang paling berharga.... Dara dan juga Ken......” ucapnya disela aliran telaga yang membasahi pipinya.

“kalau Hana sebagai anak, sebagai menantu dan juga sebagai kaka ipar yang selama ini banyak salah.... Hana mohon dimaafkan, Ma...” pinta Hana ke Inka....” Hana sangat menyesal atas semua hal buruk yang Hana pernah buat....”

Inka memeluk Hana dan membawanya kedalam pelukannya. Dia terharu mendengar pengakuan menantunya ini, dia tidak menyangka akan berada di situasi yang seperti ini, meski dia mensyukuri adanya sebuah perubahan besar di diri Hana, yang suka tidak suka dan senang tidak senang, adalah menantunya sendiri.

Ayu hanya bisa tercenung melihat Mamanya memeluk Hana. Dia ikut terharu melihat permintaan maaf tulus dari kaka iparnya, meski dia tidak suka dengan kelakuannya di masa lampau, tapi dia melihat ada niatan tulus dari Hana untuk tulus merubah dirinya menjadi lebih baik

“salam buat papa Heru...” ujar Hana saat mertuanya pamitan

“iya sayang...nanti Mama sampaikan”

“pamit yah Ci....”

“iya De....”

“doakan semuanya yah Ma...” pinta Hana

“iya....” balas Inka

Mereka lalu berpelukan erat, dan sambil mencium cucunya yang kemudian nangis melihat Tantenya dan Neneknya naik taksi, mereka tertawa dan membujuknya agar jangan menangis lagi

“Nanti Eyang Putri ama aunti balik lagi yah....” bujuk Ayu.


**********************

Buset, ngga salah lihat gue?

Apaan?

DP lu, Ka...wkwkkwkkwkwkwkw

Ngga lah....apanya yang salah?

Udah rukun dan makmur lu ama laki lu?

I’m working on it

Kaga mau dia ama lu, lu jahat ama dia

Bodo.... gue kejar kemana dia pergi

OMG


Potongan Whatsapp antara Gina adiknya yang lagi di Tokyo dengan dirinya,saat dia whatsapp memberi tahu kalau itu nomor barunya. Hampir semua dia wa hal yang sama, kecuali ke Papi dan Maminya, dia belum whatsapp lagi jika dia ganti nomornya, dan nomor lamanya sudah tidak dia aktifkan.

“tante Sarah bilang hari minggu ada penyerahan anak di gereja....” ujar Hana ke Ken saat dia menemani Ken sarapan.

Penyerahan anak itu dalam tradisi gereja tempat Ken dan Hana beribadah sangat lazim dilakukan beberapa bulan atau bahkan setahun setelah bayi lahir, ini dilakukan sebagai bentuk penyerahan bayi kepada orangtua yang akan membimbing dan membesarkan anak yang dipercaya sebagai titipan Tuhan.

Sekarang tanpa diminta Hana selalu bangun pagi, dan selesai berdoa dia mandi lalu bersiap membantu Siti menyiapkan sarapan untuk Ken.

Seperti pagi ini juga demikian.

“oh gitu yah....” jawab Ken sekenanya

“Dara khan belum diserahkan tuh....jadi bagusnya minggu ini aja...”

Ken terdiam sesaat

“ngga ada persiapan apa-apa kan?”

“ngga kok, palingan sebelum ibadah kita ketemu pengerja dulu ada konseling..”

“ya sudah...”

Hana menuangkan air putih untuk minuman Ken

“nanti tolong wa ke aku akte lahirnya Dara....” pintanya ke Ken

“oke...”

“kK sama KTP nanti aja....aku harus rubah dulu alamatnya...”

Ken agak mengernyitkan dahinya

“maksudnya?”

“yah aku khan KTP alamat masih di Kemang, mau aku pindahin kesini.... sekaligus buat KK yang baru...”

Kata-kata Hana seperti sedikit menyenggol Ken. Dia bukan tidak tahu apa yang sudah Hana lakukan selama ini dibelakang dia, ataupun terang-terangan di hadapan dia, tapi hati Ken seperti jadi dilematis dan bingung. Dia masih berpikir untuk bisa selesaikan masalah mereka berdua dengan damai, tanpa harus ada drama dan luka.

Tapi dia juga tahu bahwa ada upaya yang Hana lakukan selama ini, dan sepertinya dia berubah dalam banyak hal, yang sepertinya Hana membuka pintu besar untuk Ken balik ke pernikahnnya bukannya keluar dari pernikahannya.

“trus....aku boleh minta uang ngga?” tanya Hana

Ken kaget. Dia memang terakhir mentransfer uang yang 25 juta terakhir yang berakhir pertengkaran.

“ berapa....??” tanya dia agak bodoh

“terserah.....buat beli baju sama sepatu Dara....buat hari minggu nanti....”

Ken terkesiap mendengarnya.

“oh oke....”

“nanti aku pamit siang ke mall palingan ngajak Mbak Siti dan Mbak Tini....kasian mereka ngga pernah refreshing juga...”

Dada ken berdetak kencang jadinya

“ Papa mau dbeliin juga? Mau aku pilihin atau gimana?” kepala Ken seperti kena godam mendengar itu

“ngga usah,,, baju aku masih ada kok....”

Lalu dia melanjutkan

“kalo mau beli.... beli aja... aku sih masih banyak pakaian aku...”

“buat aku?” tanya Hana

“iya.....”

“yah...kalo dikasih budgetnya dan uangnya....trus diijinin yah aku mau sih...” agak malu suara Hana.

‘yah ngga apa2.... beli aja....” jawab Ken” tapi ngga bisa yang di butik yah...”

“ngga lah.... mau beli yang pantas aja....” ujar dia sambil tersenyum malu.

Kemudian

“trus....susunya Dara sama keperluan rumah....boleh ngga aku aja yang belanja ama nanti ditemanin ama Mbak-mbak?” ujarnya lagi

Haduh panjang nih ceritanya, tapi dengan begonya Ken menjawab

“iya...ngga apa2....”

Dia lalu mengambil ponselnya, membuka aplikasi mobile banking dan memencet sejumlah nominal dan kemudian

“sudah yah...’

Dia mengrimi ke whatsapp Hana yang baru, dan yang buat dia kaget ialah ada foto dia dan Hana disana. Ken seketika terdiam dan bingung

“makasih yah Pa...” jawab Hana pelan

“cukup khan?”

“lebih dari cukup...”



********************

Dress motif tenun berwarna bright green membalut tubuh Hana, disampingnya Ken juga dengan kemeja motif tenan yang tanpa kancing, memakai kaos putih dasar, mereka berdua sama-sama menggunaka sneaker putih, dan anak mereka Dara juga dengan pakaian bayi berwarna hijau sage, membuat mereka terlihat kompak saat turun dari mobil di parkiran gereja.

Hana hari ini terlihat sangat cantik dengan dress hijau yang mebalut kulit putihnya, wajahnya terlihat segar dan fresh pagi ini.

Mereka langsung bergegas masuk ke ruang pengerja.

“halo sayang...shallom...” sapa Tante Sarah

Dia memeluk Hana, memeluk Dara dan mencolek pipinya, lalu menyalami Ken.

“nanti kita ada konseling yah sebentar”

“iya Tante....”

“gimana kabar Ken....?”

“puji Tuhan baik Tante...”

Dia lau meledek Ken....

“istrimu cantik sekali khan?”

Hana yang disampingnya hanya tersenyum malu

Ken tersenyum ke Tante Sarah

“dia selalu cantik Tante...” puji Ken

Meski itu mungkin basa basi, tapi pipi Hana yang mulus dan putih berubah menjadi merah

“aduh...istrinya langsung salting...” ledek Tante Sarah

Tidak lama kemudian mereka langsung naik ke atas ke ruangan ibadah raya, untuk ikut beribadah. Dan selesai pendeta memberi khotbah lalu ada pekerja yang kemudian memanggil bebebrapa anak dan orangtua untuk maju kedepan.

Hingga kemudian sebuah nama disebut

“ anak Gauri Adara Zanetta dan orangtuanya agar maju kedepan”

Nama yang familiar ditelinga seorang wanita yang ikut beribada, dia langsung mencolek suaminya

“pih....itu Dara bukan....”

Mereka berdua kaget dan memandang ke depan melihat Dara cucu mereka sedang digendong di depan, dan yang makin membuat kaget ialah yang menggendong cucunya mereka adalah ibunya, anak mereka yang sudah hampir 2 bulan mereka tidak lihat, Hana.

Saat kamera menyorot wajah anaknya hana yang menggendong cucunya, dengan jelas Irwan bisa melihat kalau anaknya menangis haru saat pendeta menumpangkan tangan memberkati mereka, dia pun ikut menahan haru

“diberkatilah anak Gauri Adara Zaneta, dan juga orangtuanya senantiasa diberikan berkat berkelimpahan buat Bapak Askara Kenzie dan juga Ibu Hana Makaira Sutanto....” potongan doa penuh berkat saat diucapkan pendeta sekeita membuat Irwan dan Laura meneteskan airmata haru.

“selamat yah...Oma dan Opa....cucunya sudah diserahkan....” beberapa jemaat dan pengerja memberi salam dan selamat ke dua orang ini.

Selesai ibadah segera Irwan dan Laura bergegas, mereka turun dan berusaha mencari anak dan cucunya.

Tepat di hadapan ruang pengerja, Irwan mencium cucunya dengan penuh kerinduan memeluk anaknya dengan penuh keharuan.

“hana minta maaf sama papi....hana banyak salah sama Papi....” isak Hana dipelukan papinya

“ngga Kaka.... ngga.....papi sudah lupakan semuanya..... papi senang dan bahagia lihat kaka dan ken sudah serahkan Dara....Puji Tuhan Nak....”

Airmata mereka berdua yang kerap bertengkar, tumpah dan saling berpelukan. Ken hanya diam mematung sambil menggendong Dara. Lalu Hana memeluk maminya

“kok kalian ngga bilang mau serahin Dara hari ini?” tanya Laura

“namanya juga dadakan Mi.....” ujar Hana

Irwan memeluk Ken dengan erat.

“makasih yah Ken...”

“iya Pi...” Ken tahu Irwan berterima kasih karena Hana sudah banyak berubah. Kejutan besar memang untuk Irwan.

“kita makan siang bareng dulu yah....”

“makan dimana Pah....?” tanya Hana

“resto Jepang aja...”

“tanya papanya Dara dulu deh....” kata Hana

Laura agak kaget mendengar bahasanya Hana yang kini lain

“pah....diajak papi makan siang...” colek Hana ke Ken

Ken bingung awalannya, namun akhirnya

“ya sudah....ayo aja....”

Hana lalu mengambil Dara dari pelukan Ken, karena Ken harus bersiap menyetir dan ikut dengan mobil Papi dan Mami dari belakang.
Pertamax diamankan suhu
 
jadi mewek
CHAPTER XXVI

Karena aku ingin rumah tanggaku dipulihkan



Ketukan dan juga bunyi bel beriringan, Hana yang sedang menidurkan Dara di kamarnya melirik keluar, lalu Mbak Tini yang lagi dikamarnya segera turun membuka pintu, diiringi Hana yang mengintip dari ruang keluarga

“Bu....” sapa Tini

Dia lalu mencium tangan wanita yang datang lalu bersalaman dengan wanita yang satu lagi

“dara mana?”

“tidur....” ujar jawab Tini

Hana terkejut melihat siapa yang datang, dia langsung keluar kedepan ruang tamu, lalu menyambut dua orang tamunya

“Shallom Mama....” Hana mencium tangan Inka, lalu memeluk dan mencium pipi kiri dan kanan. Inka kaget melihat Hana

Dia lalu memeluk Ayu, dan mencium pipi kiri dan kanan

“apa kabar, Cici?” panggilan Inka ke Hana dari dulu selalu Cici, karena Laura Maminya Hana memang memiliki darah Tionghoa.

“puji Tuhan baik Ma...”

“pasti Papanya Dara ngga tau Mama ama Ayu datang?”

“iya....kita juga tadinya ngga niat mampir, cuma karena tanggung makanya kita mampir.... sekalian nengok” ujar Inka

“masuk Ma....ayo De....” sapanya ramah

Inka dan Ayu takjub melihat Hana yang berubah 180 derajat sikapnya. Biasanya buru-buru nyapa, menengok saja pun tidak mau, ini dia menyapa, salaman, meluk dan manggil dia Mama, manggil Ayu dengan sebutan adik, dan manggil suaminya dengan panggilan papanya Dara.

Mereka lalu masuk ke kamar belakang melihat Dara yang sedang tidur

“tambah gede, tambah cantik yah Ma...” ujar Ayu

“tambah rewel, tambah pintar De....” timpal Hana dengan antusias menceritakan kondisi anaknya. Mulai dari nakalnya Dara, minum susunya seperti apa, terus hingga tingkah polanya dia yang semakin aktif dan menggemaskan orang serumah.

“Cuma kemarin agak rewel sedikit, giginya mulai numbuh... mungkin gatal gusinya suka gigit-gigit sekarang”

Ayu mengelus elus pipi ponakannya kadang dicubit lembut

“ade....ntar kebangun Daranya...” tegur Mamanya

“biarin ih...gemes...”

Hana tertawa

“nginap makanya, biar lama mainnya ama Dara....”

Ayu tertawa, meski agak janggal dan kaget, namun dia berusaha untuk tidak terlihat aneh dengan perubahan kaka iparnya ini.

“lagi masak?” tanya Inka saat melihat sayur dan rempah-rempah di zink tempat cucian piring dan juga sayuran.

“iya Ma.... tadi mau belajar ama Siti... tapi karena Dara mau bobo agak rewel kita berhenti dulu...” terang Hana.

“ngga ngantor, Cici?”

Hana tersenyum sebentar

“Hana udah resigned Ma....sudah sebulan lebih ini malah...”

“resigned? Perusahaan dewe kok resigned? Piye toh?” gurau Inka

“perusahaan papi itu, Ma....heheheheh.... Hana mau fokus jaga Dara aja... kasian dia kalo Papanya kerja, mamanya juga.... nanti jadi anak Mbak...”

Ayu tersenyum sambil memandang ke mamanya dengan penuh tanya. Kesambet apa nih ipar gue yah? Apa kena hipnotis? Dia dan Inka dari tadi pas mau datang penuh tanya karena memang mereka menghindari bertemu dengan Hana, tapi apa yang mereka lihat jauh berbeda

“mama ajarin dong.... masakan kesukaan Papanya Dara....” rajuk Hana tiba-tiba

“waduh....harus disiapin bahannya, karena dia sukanya itu ayam pedes, harus dibikin santannya dulu....” ujar Inka sambil tertawa “ kalo Papimu suka Sup ayam kesrut.....”

“nanti pas mama kesini lagi yah.....mama ajarin...” kata Inka lagi

Hana tersenyum

“emang ngga nginap?”

“ngga Ci...tadinya mau antar Ayu lihat tempatnya magang, dapatnya di Bekasi, yah sudah sekalian kesini mampir mau lihat Dara.... nanti malam pesawat Mama juga sudah ada tiketnya, Ayu juga besok harus menyelesaikan tugasnya sebelum magang...”

Hana manggut manggut

“sini Mama ajarin buat sambal mentah....” ajak Inka

Inka memang sangat luwes dan cepat membaur, dia selalu bisa menyesuaikan diri dengan keadaan secara cepat. Saat Ayu masih bertanya tanya dalam hati tentang perubahan kakak iparnya ini, Inka malah santai dan membawanya secara ringan, khas seorang Ibu yang bijaksana

“kalau sayur kangkung, bagusnya dimasak pas mau makan. Jadi dipotong-potong semua, lalu simpan di kulkas, pas mau makan langsung dimasak. Karena Kangkung jika sudah dingin, suka layu dan dilihatnya kurang resep gitu... enaknya pas baru selesai dimasak panas-panas... tapi jangan terlalu lama dimasaknya, biar tetap seger..” nasehat Inka ke menantunya.

Tidak lama Dara bangun dan langsung membuat heboh, karena bergantian tantenya Ayu dan juga neneknya Inka menggendongnya. Dia nampak tertawa tawa melihat neneknya dan tantenya. Hana sungguh merasakan kesejukan di hatinya yang tidak pernah dia dapatkan selama ini, kesejukan dimana ada ’keluarga’ dalam sebuah rumah.

“mama mau Hana telponin Papanya Dara biar kesini dulu?”

“ngga usah sayang....biar aja dia juga lagi sibuk kerja...”

Hana mengangguk sambil memperhatikan cara mertuanya meracik sambal mentah

“memang serius sudah resign? Soalnya dek Irwan ngga cerita lho ke kita...” tanya Inka dengan lembut

Hana tersenyum kembali dan mengangguk, setelah selesai buat sambal dia mempersiapkan minuman untuk mertuanya dan iparnya.

“hana mau dirumah aja dengan anak, dan juga bisa melayani suami nanti...” jawab Hana sambil naruh minuman es yang dia buat untuk Inka dan Ayu yang sedang menggendong Dara yang anteng karena lagi nyedot susunya.

“Cuma nanti Hana mau diskusi dengan Papanya Dara... jika dia butuh bantuan hana, maka Hana akan kerja bantu dia aja, kalau ngga yah biar dirumah aja.... apa keputusan dia, Hana ikut...” jelasnya lagi

Hana lalu melanjutkan

“hana ingin rumah tangga Hana dipulihkan Ma.....” bergetar suara Hana saat mengucapkan kata-kata itu.

Inka dan Ayu termenung mendengar kata-kata Hana

“ mungkin Mama dan juga De Ayu.....” Hana agak terbata “mungkin ini saat yang tepat buat Hana minta maaf ke Mama, De Ayu dan juga Papa Heru.... “

Isaknya mulai terdengar pelan, airmatanya mulai bertelaga di pelupuk matanya

“ hana selama ini sudah sangat jahat... ngga pernah menghormati papa dan mama sebagai orangtua, sebagai mertua.... tidak juga respek ke De Ayu sebagai adik... ke Papi dan Mami juga.... terlebih ke Ken sebagai suami..... Hana minta maaf Ma.....”

Tangis nya mulai turun.

Inka terkesiap sesaat, tapi kemudian dengan lembut dia mengelus tangan menantunya

“mama dan papa ngga pernah marah.....ngga pernah juga simpan dendam sayang....”

“Iya Ma.... makanya itu Hana minta maaf sekali.....” dia mengusap airmatanya.

Ayu ternganga mendengar pengakuan Hana saat ini

“mungkin Papanya Dara punya rencana lain... dia mungkin sudah muak dengan pernikahan ini yang awalanya memang settingan....” sambung Hana sambil sedkit tersenyum getir

“Tapi Hana mau rumah tangga Hana dipulihkan Ma....” Dia menatap wajah Inka sambil bercucuran airmata

“Dia mungkin tidak pernah mencintai Hana.... Hana pun awalnya demikian.... tapi perhatian dia, pengorbanan dia buat Hana, buat Dara terutama....itu membuka mata hati Hana selama ini.... bahwa meski dia tidak pernah mencintai Hana secara langsung... tapi apa yang sudah dia buat dan dia tunjukan selama ini... itu yang membuat dampak besar dalam diri hana.... dan Hana ngga mau itu pergi Mama.....”

Inka tertegun, dia terharu melihat perubahan besar di diri Hana, ini sosok wanita yang jauh berbeda dari beberapa bulan lalu yang dia temui.

“doa Hana selalu....keluarga Hana disertai Tuhan dan rumah tangga Hana dipulihkan......” tatapan penuh harap diwajah Hana

“iya sayang...bawa semua dalam doa....” hibur Inka sambil mengelus elus tangan Hana

“mungkin Hana ngga pantas dapatin Ken setelah apa yang Hana buat selama ini.... tapi selama Tuhan ijinkan pernikahan ini ada....Hana akan berjuang mempertahankannya.... karena hanya ini milik Hana yang paling berharga.... Dara dan juga Ken......” ucapnya disela aliran telaga yang membasahi pipinya.

“kalau Hana sebagai anak, sebagai menantu dan juga sebagai kaka ipar yang selama ini banyak salah.... Hana mohon dimaafkan, Ma...” pinta Hana ke Inka....” Hana sangat menyesal atas semua hal buruk yang Hana pernah buat....”

Inka memeluk Hana dan membawanya kedalam pelukannya. Dia terharu mendengar pengakuan menantunya ini, dia tidak menyangka akan berada di situasi yang seperti ini, meski dia mensyukuri adanya sebuah perubahan besar di diri Hana, yang suka tidak suka dan senang tidak senang, adalah menantunya sendiri.

Ayu hanya bisa tercenung melihat Mamanya memeluk Hana. Dia ikut terharu melihat permintaan maaf tulus dari kaka iparnya, meski dia tidak suka dengan kelakuannya di masa lampau, tapi dia melihat ada niatan tulus dari Hana untuk tulus merubah dirinya menjadi lebih baik

“salam buat papa Heru...” ujar Hana saat mertuanya pamitan

“iya sayang...nanti Mama sampaikan”

“pamit yah Ci....”

“iya De....”

“doakan semuanya yah Ma...” pinta Hana

“iya....” balas Inka

Mereka lalu berpelukan erat, dan sambil mencium cucunya yang kemudian nangis melihat Tantenya dan Neneknya naik taksi, mereka tertawa dan membujuknya agar jangan menangis lagi

“Nanti Eyang Putri ama aunti balik lagi yah....” bujuk Ayu.


**********************

Buset, ngga salah lihat gue?

Apaan?

DP lu, Ka...wkwkkwkkwkwkwkw

Ngga lah....apanya yang salah?

Udah rukun dan makmur lu ama laki lu?

I’m working on it

Kaga mau dia ama lu, lu jahat ama dia

Bodo.... gue kejar kemana dia pergi

OMG


Potongan Whatsapp antara Gina adiknya yang lagi di Tokyo dengan dirinya,saat dia whatsapp memberi tahu kalau itu nomor barunya. Komen WAnya Gina memang wajar karena foto DP di WA yang baru ini adalah foto Ken yang sedang menggendong Dara, jadi wajarlah jika Gina meledeknya. Hampir semua dia wa hal yang sama, kecuali ke Papi dan Maminya, dia belum whatsapp lagi jika dia ganti nomornya, dan nomor lamanya sudah tidak dia aktifkan.

“tante Sarah bilang hari minggu ada penyerahan anak di gereja....” ujar Hana ke Ken saat dia menemani Ken sarapan.

Penyerahan anak itu dalam tradisi gereja tempat Ken dan Hana beribadah sangat lazim dilakukan beberapa bulan atau bahkan setahun setelah bayi lahir, ini dilakukan sebagai bentuk penyerahan bayi kepada orangtua yang akan membimbing dan membesarkan anak yang dipercaya sebagai titipan Tuhan.

Sekarang tanpa diminta Hana selalu bangun pagi, dan selesai berdoa dia mandi lalu bersiap membantu Siti menyiapkan sarapan untuk Ken.

Seperti pagi ini juga demikian.

“oh gitu yah....” jawab Ken sekenanya

“Dara khan belum diserahkan tuh....jadi bagusnya minggu ini aja...”

Ken terdiam sesaat

“ngga ada persiapan apa-apa kan?”

“ngga kok, palingan sebelum ibadah kita ketemu pengerja dulu ada konseling..”

“ya sudah...”

Hana menuangkan air putih untuk minuman Ken

“nanti tolong wa ke aku akte lahirnya Dara....” pintanya ke Ken

“oke...”

“kK sama KTP nanti aja....aku harus rubah dulu alamatnya...”

Ken agak mengernyitkan dahinya

“maksudnya?”

“yah aku khan KTP alamat masih di Kemang, mau aku pindahin kesini.... sekaligus buat KK yang baru...”

Kata-kata Hana seperti sedikit menyenggol Ken. Dia bukan tidak tahu apa yang sudah Hana lakukan selama ini dibelakang dia, ataupun terang-terangan di hadapan dia, tapi hati Ken seperti jadi dilematis dan bingung. Dia masih berpikir untuk bisa selesaikan masalah mereka berdua dengan damai, tanpa harus ada drama dan luka.

Tapi dia juga tahu bahwa ada upaya yang Hana lakukan selama ini, dan sepertinya dia berubah dalam banyak hal, yang sepertinya Hana membuka pintu besar untuk Ken balik ke pernikahnnya bukannya keluar dari pernikahannya.

“trus....aku boleh minta uang ngga?” tanya Hana

Ken kaget. Dia memang terakhir mentransfer uang yang 25 juta terakhir yang berakhir pertengkaran.

“ berapa....??” tanya dia agak bodoh

“terserah.....buat beli baju sama sepatu Dara....buat hari minggu nanti....”

Ken terkesiap mendengarnya.

“oh oke....”

“nanti aku pamit siang ke mall palingan ngajak Mbak Siti dan Mbak Tini....kasian mereka ngga pernah refreshing juga...”

Dada ken berdetak kencang jadinya

“ Papa mau dbeliin juga? Mau aku pilihin atau gimana?” kepala Ken seperti kena godam mendengar itu

“ngga usah,,, baju aku masih ada kok....”

Lalu dia melanjutkan

“kalo mau beli.... beli aja... aku sih masih banyak pakaian aku...”

“buat aku?” tanya Hana

“iya.....”

“yah...kalo dikasih budgetnya dan uangnya....trus diijinin yah aku mau sih...” agak malu suara Hana.

‘yah ngga apa2.... beli aja....” jawab Ken” tapi ngga bisa yang di butik yah...”

“ngga lah.... mau beli yang pantas aja....” ujar dia sambil tersenyum malu.

Kemudian

“trus....susunya Dara sama keperluan rumah....boleh ngga aku aja yang belanja ama nanti ditemanin ama Mbak-mbak?” ujarnya lagi

Haduh panjang nih ceritanya, tapi dengan begonya Ken menjawab

“iya...ngga apa2....”

Dia lalu mengambil ponselnya, membuka aplikasi mobile banking dan memencet sejumlah nominal dan kemudian

“sudah yah...’

Dia mengrimi ke whatsapp Hana yang baru, dan yang buat dia kaget ialah ada foto dia dan Hana disana. Ken seketika terdiam dan bingung

“makasih yah Pa...” jawab Hana pelan

“cukup khan?”

“lebih dari cukup...”



********************

Dress motif tenun berwarna bright green membalut tubuh Hana, disampingnya Ken juga dengan kemeja motif tenan yang tanpa kancing, memakai kaos putih dasar, mereka berdua sama-sama menggunaka sneaker putih, dan anak mereka Dara juga dengan pakaian bayi berwarna hijau sage, membuat mereka terlihat kompak saat turun dari mobil di parkiran gereja.

Hana hari ini terlihat sangat cantik dengan dress hijau yang mebalut kulit putihnya, wajahnya terlihat segar dan fresh pagi ini.

Mereka langsung bergegas masuk ke ruang pengerja.

“halo sayang...shallom...” sapa Tante Sarah

Dia memeluk Hana, memeluk Dara dan mencolek pipinya, lalu menyalami Ken.

“nanti kita ada konseling yah sebentar”

“iya Tante....”

“gimana kabar Ken....?”

“puji Tuhan baik Tante...”

Dia lau meledek Ken....

“istrimu cantik sekali khan?”

Hana yang disampingnya hanya tersenyum malu

Ken tersenyum ke Tante Sarah

“dia selalu cantik Tante...” puji Ken

Meski itu mungkin basa basi, tapi pipi Hana yang mulus dan putih berubah menjadi merah

“aduh...istrinya langsung salting...” ledek Tante Sarah

Tidak lama kemudian mereka langsung naik ke atas ke ruangan ibadah raya, untuk ikut beribadah. Dan selesai pendeta memberi khotbah lalu ada pekerja yang kemudian memanggil bebebrapa anak dan orangtua untuk maju kedepan.

Hingga kemudian sebuah nama disebut

“ anak Gauri Adara Zanetta dan orangtuanya agar maju kedepan”

Nama yang familiar ditelinga seorang wanita yang ikut beribada, dia langsung mencolek suaminya

“pih....itu Dara bukan....”

Mereka berdua kaget dan memandang ke depan melihat Dara cucu mereka sedang digendong di depan, dan yang makin membuat kaget ialah yang menggendong cucunya mereka adalah ibunya, anak mereka yang sudah hampir 2 bulan mereka tidak lihat, Hana.

Saat kamera menyorot wajah anaknya hana yang menggendong cucunya, dengan jelas Irwan bisa melihat kalau anaknya menangis haru saat pendeta menumpangkan tangan memberkati mereka, dia pun ikut menahan haru

“diberkatilah anak Gauri Adara Zaneta, dan juga orangtuanya senantiasa diberikan berkat berkelimpahan buat Bapak Askara Kenzie dan juga Ibu Hana Makaira Sutanto....” potongan doa penuh berkat saat diucapkan pendeta sekeita membuat Irwan dan Laura meneteskan airmata haru.

“selamat yah...Oma dan Opa....cucunya sudah diserahkan....” beberapa jemaat dan pengerja memberi salam dan selamat ke dua orang ini.

Selesai ibadah segera Irwan dan Laura bergegas, mereka turun dan berusaha mencari anak dan cucunya.

Tepat di hadapan ruang pengerja, Irwan mencium cucunya dengan penuh kerinduan memeluk anaknya dengan penuh keharuan.

“hana minta maaf sama papi....hana banyak salah sama Papi....” isak Hana dipelukan papinya

“ngga Kaka.... ngga.....papi sudah lupakan semuanya..... papi senang dan bahagia lihat kaka dan ken sudah serahkan Dara....Puji Tuhan Nak....”

Airmata mereka berdua yang kerap bertengkar, tumpah dan saling berpelukan. Ken hanya diam mematung sambil menggendong Dara. Lalu Hana memeluk maminya

“kok kalian ngga bilang mau serahin Dara hari ini?” tanya Laura

“namanya juga dadakan Mi.....” ujar Hana

Irwan memeluk Ken dengan erat.

“makasih yah Ken...”

“iya Pi...” Ken tahu Irwan berterima kasih karena Hana sudah banyak berubah. Kejutan besar memang untuk Irwan.

“kita makan siang bareng dulu yah....”

“makan dimana Pah....?” tanya Hana

“resto Jepang aja...”

“tanya papanya Dara dulu deh....” kata Hana

Laura agak kaget mendengar bahasanya Hana yang kini lain

“pah....diajak papi makan siang...” colek Hana ke Ken

Ken bingung awalannya, namun akhirnya

“ya sudah....ayo aja....”

Hana lalu mengambil Dara dari pelukan Ken, karena Ken harus bersiap menyetir dan ikut dengan mobil Papi dan Mami dari belakang.
jadi mewek baca nya hu...:((
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd