Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tentang Sebuah Rasa

CHAPTER XXIV

Jangan tanya Mengapa



Air mata Hana mengalir tiada henti, sesi konseling kali ini di rumahnya, membuat dia menangis tanpa henti. Tante Sarah dan Gaby yang kebetulan juga hadir, sampai ikut terharu melihatnya, Gaby bahkan seperti tidak mengenal Hana lagi. Hana yang arogan dan sombong kini bagaikan wanita lemah yang hanya bisa berpasrah diri.

“ Hana, engkau berharga dimata Tuhan.....” ucap Tante Sarah berkali kali menyemangatinya

“orang boleh bilang apa saja, mengintimidasi kamu dengan perkataan yang melemahkan kamu, tapi saat kamu datang dan berpegang sama Tuhan, maka kamu berharga di mataNya”

Hana menganggukan kepalanya, lalu sambil didoakan, dia lalu agak sedikit tenang.

“gimana? Sudah agak tenang?”

“iya Tante..” dia menganggukan kepalanya

Mereka lalu minum dan makan cemilan yang disediakan oleh Siti.

“rumah kamu ini bagus, Hana... tante suka dekorasinya, semua ruangan ada jendela keluar, ngga ada ruangan mati....tamannya juga bagus...”

“makasih Tante....Ken yang atur....”

“iya...ada taman indoornya juga....”

“Dara tidur?’ Tanya Gaby

“iya...kalo bangun pasti udah berisik suaranya.... makin nakal sekarang...” ujar Hana sambil senyum

“makin berat yah ditinggalin...” ledek Gaby

Hana tertawa pahit mendengarnya

“tante, dia bingung saya tanya maslah ini....” ujar Gaby lagi ke Tante Sarah

“Bingungnya?”

“kan saya bilang, perbaiki saja hubungan dia sama suaminya.... kalau hubungan kalian bagus khan ngga mungkin dia pisah dengan anaknya....”

Tante sarah tersenyum manggut mangut

“bagaimana Hana?”

Hana bingung ditanya demikian

“bingung saya Tante...’

“karena kalian semua sayang dengan Dara, Ken apalagi jika dengar cerita kamu bahkan dia sampai minta kamu tanda tangan surat seperti itu, artinya dia pasti ngga mau pisah dengan anaknya, kamu juga demikian... “

Lanjutnya lagi

“jika demikian kenapa harus pisah sih?”

Hana bingung karena memang awalnya hubungan mereka hanya disetting untuk menutup malu keluarga dan malunya Hana

“ hubungan kamu ama Ken bagaimana sebenarnya?”

Hana kembali diam.

“baik sebenarnya Tante....Cuma dulu khan nih wanita ini bengal banget ama laki... jahat mulut ama kelakuannya...jadinya Ken juga pasang kuda-kuda....” terang Gaby ke tante Sarah.

Hana hanya diam dan tidak membantah, memang benar apa yang dibilang Gaby

Tante Sarah sepertinya mengerti suasana hati Hana, dia dengan lembut membelai pundak Hana, menepuknya dan memberi nasehat lagi

“saran Tante, kamu bawa dalam doa, perbaiki hubungan kamu dengan Tuhan... jika hubungan kamu dengan Tuhan baik....pasti hubungan kamu dengan suami kamu akan baik juga...”

Hana terdiam kembali. Dia berpikir Ken kan sudah benci banget pada dirinya, apa mungkin ini terjadi?

Kerusakan yang dia timbulkan mulai dari awal, dari tidak respeknya dia ke Ken dan orangtuanya, lalu kelakuannya selama mereka menjalani pernikahan, hingga perselingkuhannya dengan Angga yang jelas-jelas sudah menyakitinya dari awal, mempermalukan Papi dan Mami, malah tetap dia teruskan, hingga akhirnya dia tiba di satu titik kapoknya dia.

Dan ini yang membuat dia hilang percaya dirinya. Dia tidak yakin Ken akan bisa terima semua ini

“tapi Tante, rasanya Ken ngga akan mungkin deh.....” dia tertahan ucapannya

“ngga mungkin kenapa?”

“yah....ngga mungkin kali dia berbalik untuk.....” agak ragu bahasanya Hana

“udah lu coba belum?” potong Gaby

“coba gimana?”

“yah coba perbaikilah hubungan lu....”

Tante Sarah lalu menengahinya

“kamu tahu dari mana Ken tidak akan mungkin?”

Hana diam sejenak

“yah khan dia awalnya Cuma mau bantu.... sekarang juga dia rasa dia sudah bantu pasti dia ingin kembali ke hidup dia awalnya...” urai Hana

Gaby tersenyum melihat Hana. Dia geregetan sebetulnya melihat wanita ini

“ lu kepikiran ngga sih kalau Ken akan sangat mencintai Dara?? yang bukan anak kandung dia??” tanya Gaby

Hana seketika terpana, pertanyaan Gaby memang menusuk hatinya

“kalau dia bisa berubah hatinya ke Dara, dan menganggap Dara anak kandungnya dia.... trus kenapa ngga bisa ke lu?” cerocos Gaby

Hana menundukan kepalanya terdiam

“semua balik ke lu pribadi....”

Tante Sarah menepuk dan mengelus bahu Hana

“perlakuan Ken ke kamu gimana selama ini?”

Hana mengangkat wajahnya

“baik sih Tan.... baik banget....”

“hmmmmm.... trus..???”

“yah tapi khan baiknya bukan berarti dia gimana-gimana ke saya...” pelan suara Hana

Tante Sarah dan Gaby saling berpandangan. Mereka sama-sama tersenyum melihat wajah Hana yang terlihat sedih. Mereka bisa membaca arah bahwa ada angin yang berubah dari sikap dan harapan Hana selama ini.

“kamu mau ngga mau kehilangan Dara, trus kamu mau kehilangan Ken ngga?” tanya Tante Sarah lagi lebih mendetail

“aku ngga tau Tante....” dia menundukan wajahnya, airmatanya kembali mulai merebak.

Hana memang belakangan ini galau berat, dia pun mulai diliputi rasa yang aneh dan yang dia tidak pernah pikirkan selama ini. Dia sendiri merasa heran kenapa Ken tidak membentaknya saat menjemputnya di Polres? Apa dia menikmati balas dendam ini? Apa karena dia tidak punya perasaan sama sekali sehingga seperti dipermalukan demikian dia diam saja? Atau apa yang di pikirannya selama ini?

Dia memang tidak bertanya, meminta maaf ke Ken masalah itu. Dia hanya bisa diam dan menyesali diri atas apa yang sudah dia buat sehingga membuat situasi jadi seperti ini. Namun sikap diam Ken memang membuat dia bertanya tanya, dia bereaksi hanya saat dia mengetahui bahwa Dara kini dekat dengan ibunya, mungkin itu ketakutan terbesarnya, Dara akan diambil oleh ibunya.

Dia sendiri memang merasa bersalah sudah mempermalukan Ken yang sudah demikian baik kepadanya. Ken yang selalu diam meski Hana sering membentaknya, sering mencuekin dirinya, menganggap dirinya kampungan. Tapi Ken tetap berdiri tegak, bahkan saat dia berada di titik yang sudah mempermalukan dirinya pun, Ken datang dengan kepala tegak.

“oke...coba Tante ganti pertanyaan Tante....” sela Tante Sarah

“menurut kamu Ken itu suami yang baik ngga? Selama kalian berumah tangga lah...”

Hana diam kembali, lalu

“baik sih Tan...terlalu baik malah kadang.....” dia kembali meneteskan airmatanya mengingat kejahatannya ke Ken selama ini “ aku yang jahat banget sama dia......”

Dada Hana sesak seketika, airmatanya tumpah kembali seperti diingatkan bagaimana dia memperlakukan suaminya. Jahatnya dia mengata-ngatai suaminya dengan kasar, bahkan dengan tega dia meninggalkan suami dan anaknya disaat harusnya anaknya mendapat hak istimewanya sebagai anak dalam bentuk ASI.

“aku jahat Tan.... aku bukan ibu yang baik.....” tangis Hana terdengar

“mungkin ngga pantas aku buat Ken......” dia menutup wajahnya dengan telapak tangannya. Gaby yang terharu melihat sahabatnya, memeluk bahu Hana dengan erat, dia merasa tersentuh melihat sahabatnya kini seperti masuk dalam tahap pemulihan menjadi wanita yang jauh lebih baik.

“sudah sadar jika kamu jahat sama suami dan anak?” bisik Tante Sarah dengan lembut

“iya Tan...” masih sesenggukan dia

“hana, keterbukaan adalah awal pemulihan.....” ucap Tante Sarah dengan lembut

Hana masih terisak

“tante yakin...***mah tangga kamu akan dipulihkan.... asal kamu minta sungguh-sungguh dalam doa kamu....” ucap tante Sarah dengan penuh keyakinan

“tapi apa Ken..... apa ken mau terima....” dia berbisik pelan

Tante Sarah tersenyum

“menurut kamu?”

“ngga tau Tan.... aku merasa udah banyak bikin dia kesal, aku juga bukan wanita yang baik... mungkin ngga akan cocok buat pria sebaik dia....” Hana sedikit meratap saat mengucapkan itu.

“kamu sudah coba?”

“coba apa, tan....” tanya dia pelan

“bahas ini dengan Ken secara pribadi...”

“belum Tan..... takut aku....”

Gaby tersenyum mendengarnya

“bukannya Ken yang takut ama lu?”

Hana tersenyum jengah disela tangisnya

“ih....itu khan dulu...sekarang kan beda situasinya.....’

“makanya lu coba cong....” serobot Gaby agak kesal melihat gaya Hana

“ini yah Tan.... suaminya dia aja, Nyokap di rumah yang feodalnya setengah mati, diibikin jatuh ama ama si Ken.... sampe dipeluk peluk, nyanyi bareng....kata Mami, nasibnya si Hana bagus sekali dapat suami sebaik Ken....tapi yang punya laki nih yang ngga tau diri....” cerocos Gaby

Hana terdiam mendengarnya, manyun

Tante Sarah tersenyum mendengarnya

“perbaiki....belum terlambat.....”

Hana masih diam.

“kamu ngga mau khan anak kamu dirawat wanita lain? Ngga mau khan suami kamu juga dipeluk wanita lain?”

“Ngga mau...” jawab Hana cepat

“ Dara dia bawa ke galeri aja saya nangis sekarang-sekarang ini....”

Gaby mendengus

“iya, kemarin saya telpon omelin aja si Ken... masa dia takut anaknya dirawat ama mamanya....”

“iya?”

“iya Tan.... dia ketawa ketawa aja.... saya bilang kasih waktu dong, kan Hana juga ibunya....”

“trus Ken bilang apa...”

“iya katanya.... “

Hana memeluk sahabatnya “makasih yah Ge.....lu memang sahabat terbaik gue....”

Gaby balas memeluk sahabatnya

“yah sudah jika demikian Hana..... Tante bantu doa selalu agar kalian bisa menemukan jalan terbaik untuk tetap bersama...” ucap Tante Sarah

“ kira-kira ken gimana yah Tan...??” ragu di wajahnya

“ Kamu pulihkan hubungan kamu dengan Tuhan... bawa semua dalam doa apa yang kamu gumuli... intim dengan Tuhan.... sambil jalan pasti akan selalu ada jalan....”

“memang jawabanNya ngga langsung saat kamu minta.... tapi pasti jalan yang diberikan selalu yang terbaik....”

Hana menganggukan kepalanya

“pelan- pelan kamu juga mulai bangun hubungan emosional dengan suami kamu... “

“ Aku takut dia ngga suka....”

“udah kamu coba?”

“belum Tan.....”

“cobalah.... bangun komunikasi.... kenali suami kamu, sayang... “ Tante Sarah menyemangati Hana “ siapa lagi yang akan mengenali kita kalau bukan pasangan kita sendiri....”

Hana menganggukan kepalanya

“kalau kamu ragu, khan ada Dara.... sambil kamu bangun kedekatan dengan anak kamu, kamu juga bangun hubungan yang lebih intim dengan suami....”

Hana menyeka airmatanya sambil menganggukan kepalanya

“tanya Ken, apa makanan yang dia sukai...luangkan waktu memasak buat suami... ajak dia bersekutu dalam Tuhan.... perhatikan keperluan dan kebutuhan dia jika berangkat kerja... pantau dia selama lagi kerja, biar dia tahu kalau ada istri yang memperhatikannya dari rumah.... ajak dia bicara tentang masalah kerjaan dia.... pastikan bahwa kamu ada buat dia....”

Hana diam dan menelaah semua kata-kata Tante Sarah

“buat suami kamu jatuh cinta sama kamu.... jika anak kamu bisa kamu rebut hatinya...masa suami kami ngga bisa?”

Gaby tersenyum

“ jangan lupa puasin suami juga lu.....ntar dia nyari yg lain....”ledek Gaby

Hana mencubit lengan Gaby “ apa sih lu ah...”

“betul kata Gaby...” ujar Tante Sarah

Gaby ngakak mendengarnya

“gimana mo begitu Tan? Tidurnya aja ngga pernah bareng....”

Tante Sarah terkejut

“hahh....beneran?”

Hana malu mendengarnya

“iya Tan...namanya khan dulu settingan....”

Tante sarah tersenyum

“sekarang perbaikin yah....semuanya kamu perbaiki...itu halal kok... kamu tidur aja disampingnya dia...khan suami ini....” ledeknya sedikit ke Hana.

Hana mengangguk

“ingat, jangan terintimidasi oleh apapun...kamu berharga di mata Tuhan ....dan kamu adalah istri sah Ken... kamu pertahankan itu...bangun semuanya dengan dasar ketulusan hati.... pasti akan dijawab dan indah pada waktunya....”

“iya Tan...makasih banyak yah....”

“yah sudah....kamu kalau bisa semua nomor lama kamu ganti dengan yang baru.... blokir semua akses yang kamu rasa akan menghalangi masa depan kamu.....dan bangun rumah tangga kamu dengan pondasi baru....oke??”

“oke Tan...”

“ada apa2, jangan sungkan telpon dan konsultasi dengan tante”

“iya Tante....’

Dia memeluk Tante Sarah, memeluk Gaby juga. Hana merasa ada semangat baru buat dirinya dalam berjalan lagi. Dia kini bertekad kalau dia harus bisa mempertahankan apa yang jadi haknya dia, suaminya dia, anaknya dia, semua adalah milik dia yang sah, meski berat dan mungkin Ken menolak dan berupaya meninggalkannya, tapi dia tidak akan menyerah mempertahankan rumah tangganya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd