Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tentang Sebuah Rasa

CHAPTER XXI

NOW YOU KNOW



“makasih yah Gab...” ujar Hana

“ngga apa2....lu pake aja dulu...”

Hana beru saja ditransfer oleh Gaby sebesar 15 juta, dia meminjam uang di Gaby karena memang dari Papi dananya sudah disetop, Mami juga keseringan minta kesal dengan Hana, dan Ken pun demikian. Bentakan Ken ke Hana membuat Hana agak sedikit keder, dia sadar jika Ken juga akan usir dia maka pasti dia harus balik ke Papi, yang belum tentu mau terima dia.

“lagian lu kenapa sih? Pulang ke rumah, berbaikan ama bokap lu khan ama nasib lu...” nasehat gaby

“dia udah marah ama gue, semua fasilitas gue udah dicabut....udah dipecat juga kali gue...” balas Hana.

“ngga mungkin lah bokap pecat lu....”

Mereka terdiam sesaat

“gue ngga ngerti apa sih yang lu cari sekarang?”

“yah gue ngga mau aja dikekang.....”

Gaby bingung dengan sahabatnya ini

“lu punya orangtua yang sayang ama lu....punya anak yang cantik.....punya suami yang baik....malah lu sia-siain...aneh...”

“dia bukan suami gue.... dia nikahin gue juga karena ada motif lain....”

Gaby mengelengkan kepalanya dia bingung melihat sahabatnya

“Hana, lu dengar yah...nyokap aja ngga berhenti bilang dia jatuh hati ama laki lu.... baik, sopan, ganteng.... lu yang punya laki sendiri malah aneh begini....?”

“yah khan gue ngga cinta ama dia....katro gitu....”

“tapi khan lu nikah sekarang ama dia....”

“ngga akan.... gue malah mau segera selesai ama dia... dan diapun demikian....”

“trus lu?”

“ngga tau gue.... pengen bebas aja dan cari kerjaan lagi....”

Gaby tersenyum melihat sahabatnya ini

“Hana, lu itu sebenarnya sempurna hidup lu... pendidikan lu sukses, jabatan lu bagus dan sebentar lagi kalo lu baik dan manis aja lu udah pegang jabatan hebat....lu mau cara apa lagi sih??”

‘ itu khan yang lu lihat....”

“trus apa yang ngga gue lihat?”

Hana kali ini yang terdiam

Tiba-tiba telp Hana berbunyi, Gaby sempat melihat nama Angga muncul, tapi tidak diangkat oleh Hana.

“kenapa ngga lu angkat....’

“males gue.... cowo mau enaknya aja....”

Gaby tertawa

“itu lu tau.... ngapain juga lu masih berharap....”

Hana diam terpaku

“Hana.... kenapa sih lu ngga berusaha memperbaiki hubungan lu ama suami lu?”

Masih diam dia

“Lu khan suka ngga suka masih terikat pernikahan ama Ken... dia anak baik kok.... kenapa ngga lu coba belajar terima dia?”

“ngga lah... mana bisa gue suka ama dia?? Ini aja nikah bohong-bohongan trus gimana ceritanya gue harus berusaha ? gue aja ngga punay pikiran apa2 ke dia.... masa harus gue paksain?”

“lagian dia bukan tipe gue.....kamseupay gitu....”

Gaby mau tertawa mendengar kata-kata Hana

“trus lu mau berharap ama Angga?”

Hana diam saja

“cowo itu ngga akan pernah punya tanggung jawab begitu?”

Hana membenarkan apa yang disampaikan oleh Gaby. Mereka tinggal lama dan bergaul lama ketika masih sama-sama kuliah di Sidney, Gaby banyak mengenal karakter Angga. Hanya memang tidak mudah bagi Hana untuk lepas dari bayang-bayang Angga. Pria yang jadi ayah untuk anaknya itu sekian tahun bersama dengannya, saling mencintai meski akhir-akhir ini banyak perbedaan yang terjadi.

“ken itu anak baik, Hana.... kalo dia jahat atau seperti yang lu pikirin, pasti dia ngga mau jagain atau rawat anak lu....ini malah dia mau anak lu jadi anak dia bahkan ngga mau lepasin ke lu.... dia juga ngga pernah kasar dan jahat ama lu.... buktinya lu dibeliin mobil ama dia...ngga pernah khan dia usir lu? “ cecar Gaby

“bahkan lu minta jemput dia jemput juga khan? Artinya meski dia juga kesal ama lu, dia menghargai pernikahan lu berdua.... trus lu mau cari yang bagaimana lagi?”

Hana membenarkan semua apa yang dibilang Gaby, tapi entah kenapa sulit bagi dia untuk menerima itu, bahkan mencoba untuk seperti anjuran dari Gaby saja tidak pernah terlintas di kepalanya, bagi dia maslah dia nanti akan dengan siapa, yang penting dia ingin segera selesai dengan Ken.

Namun dia akan kemana? Balik ke rumah lagi? Setelah cerai dari Ken apa Papi mau terima dia?

Hana benar-benar pusing memikirkannya.

Sedangkan bersama Angga dia merasa sudah putus harapan. Baginya karakter dan sikap Angga sudah sulit dirubah, maunya enak sendiri dan tidak mau berkorban, padahal dia sudah meninggalakn semua yang ada didirinya, pernikahanh bohongannya, pepai dan mami, bahkan anaknya yang tidak diinginkan oleh Angga pun dia serahkan ke Ken untuk dirawat, namun pengorbanan yang dia lakukan seperti tidak dianggap oleh Angga.

Hal-hal kecil saja yang dia minta, Angga seratus kali mungkin berpikir akan melakukan itu untuk Hana. Bagaimana mungkin pria seperti dia akan jadi teman hidupnya? Selama ini dia betah dengan Hana karena tidak ada keharusan dia menanggung biaya hidup Hana, dan ketika Hana memeinta dia malkaukan itu, malah dia pergi.

Dia ingat bentakan Ken kepadanya semalam. Dia tidak menyangka kalau Ken berani memebentak dia. Selama ini Ken selalu diam dan banyak mengalah, baru semalam dia berani membentak bahkan menatapnya dengan penuh amarah.

*********************

Ruang karaoke yang VIP room yang biasanya nyaman buat Hana, kali ini entah kenapa dia merasa ngga nyaman dan ingin segera pulang. Angga masih menikmati minumannya, temannya Richard dan pacarnya Sherly juga masih asyik menikmati minuman dan menyanyi, Hana sendiri seperti tidak menikmati suasana malam ini.

Dia memang sudah beberapa hari ini menghindar dengan Angga. Namun kali ini dia tidak bisa menghindar, karena Angga tadi tiba-tiba menjemputnya di cafe saat dia sedang dengan teman-temannya, lalu diajak kesini.

Sudah dua minggu ini dia memang memilih untuk tidak lagi mencari Angga, pria itu mengerti bahwa Hana berusahan menghindarinya. Dia makanya mencari Hana di tempat dia suka nongkrong dengan temannya. Meski dia juga agak kurang suka dengan Hana yang seperti menegjar dia untuk lebih serius, namun menghidupi sendirian Hana dengan segala kebutuhannya, Angga agak keberatan. Mahal dan sadis menurutnya gaya hidup Hana

Hana sudah mulai berpikir untuk hidup tanpa Angga, karena dia bisa menilai bahwa Angga mencarinya hanya karena dia sebagai wanita adalah independent woman, yang secara sexual attraction sangat menarik. Tapi saat dia mulai keluar dari zonanya, dan hendak mengikuti Angga, bagaikan cuaca yang tadinya panas, berubah jadi hujan deras, dan itu dihindari oleh Angga, dia tidak ingin kebanjiran atau hanyut dengan air yang tidak perlu menyeretnya.

Malam ini sengaja dia mencari Hana, karena memang Hana merupakan partner sex yang paling dia sukai, dibandingkan cabe-cabean atau anak yang baru dia kenal, meski secara finansial dia mampu bayar, atau dengan menggunakan fasilitas dan atribut di dirinya dia bisa gaet wanita muda yang baru, tapi chemistry dalam bercinta itu sulit dia dapat dari yang lain.

Saat Hana sedang gundah dan wajahnya terlihat tidak happy dan ingin segera selesai, Angga malah dengan santai masih menengguk minumannya, sambil sesekali bernyanyi mengikuti Richard dan Sherly yang berganti gantian menyanyi.

Tiba-tiba....

“permisi......” lampu yang redup tiba-tiba dinyalain....

Mereka berempat kaget saat banyak petugas tiba-tiba masuk ke dalam ruangan.

“berdiri-berdiri semua....” ujar salah satu petugas

“yang cewe sebelah sini...” tukas petugas wanitanya.

Seketika ruangan yang hanya ada 4 orang dipenuhi belasan orang lain, ada razia gabungan dari polres dan Provost dan juga satpol PP.

Meski tidak menkonsumsi narkoba tapi digerebek atau dirazia seperti ini membuat Hana dan teman-temannya jadi kaget juga. Angga dan Richard dipisahkan, Sherly dan Hana juga demikian. Mereka diperiksa kartu tanda pengenalnya, ditanya tanya oleh petugas yang membuat mereka jadi merasa sangat terganggu.

“eh apa ini.....” ujar salah satu petugas saat menggeledah kantong Richard

“sabu yah.....” dia menemukan dikantong jins kecil Richard. Pria itu langsung kaget dan pucat melihatnya. Situasi langsung ribut seketika

“geledah juga mereka berdua” perintah salah satu petugas ke petugas wanita

Hana dan Sherly lalu dibawa ke kamar mandi, mereka digeledah oleh petugas wanitanya. Memang tidak tidak ditemukan apa-apa, namun mereka segera diminta dites urinenya juga.

Hanna benar-benar syok dan kaget, dia yang tidak minum alkohol dan bahkan hanya duduk menemani Angga, lalu mendapt perlakuan seperti ini membuat dia kaget.

Lalu tiba-tiba petugas wanitanya datang

“sherly.... kamu positif ini.....” sherly langsung menangis mendengarnya, sedangkan Hana kaget bukan kepalang, meski dia tidak menggunakan benda terlarang itu, tapi situasi razia seperti ini membuat dia tertekan dan stress.

Dan akhirnya yang dia kuatirkan pun terjadi

“bawa semua mereka ke polres.... kita periksa semua disana mereka berempat ini...” perintah komandannya mereka.

Diparkiran mobil Hana diperiksa dan digeledah. Dia kesalnya luar biasa melihat kondisi ini, bukan dia yang melakukan tapi dia kena getahnya.

“saya khan tidak ada apa2, Bu...kok saya juga dibawa...” protesnya ke petugas polisi

“ iya... tetap kita harus BAP dan periksa, karena kalian satu ruangan dan dua orang positif ampethamin, jadi kalian semua harus diperiksa, kalau tidak ada apa2, kita pulangkan...”

Hana pasrah, dia lalu naik ke mobilnya, dia diikuti oleh 2 orang polwan dan 1 polisi.



*******************

Sudah 4 jam Hana di Polres, dan belum ada tanda tanda dia akan dipulangkan. Ponselnya sempat diperiksa, karena mereka dicurigai adalah sesama pemakai dan masih didalami oleh polisi keterlibatannya dengan adanya 2 orang kawan mereka yang positif. Dia dengan Angga memang meski sering mencoba alkohol, namun barang terlarang itu nyaris tidak pernah disentuh, terlebih bagi Hana.

Dia sendiri masih bingung bagaimana harus bersikap, dia harus menelpon ke siapa? Ke papi dan mami? Bisa-bisa kena maki dia. Nelpon Ken, ponselnya dia semenjak mereka ribut beberapa hari yang lalu nomor whatsapp Ken dia blokir, dan dibalas oleh Ken dengan memblokir juga nomor dia.

Hana bingung sekali, mau telpon Gaby dia tidak enak merepotkan sahabatnya lagi, apalagi jika Gaby tahu dia sedang di Polres, dengan Angga malahan. Dia dari tadi tidak melihat Angga, padahal saat dibawa kesini dia sempat melihat Angga, yang sedang di BAP namun kini dia tidak terlihat.

Jam 4.30 pagi, dia masih duduk sambil sandaran di ruangan pemeriksaan di satnarkoba polres. Dia menerima kembali ponselnya setelah tadi sempat diperiksa sehubungan dengan adanya dua teman di ruang karaoke yang positif.

Dia sempat bertanya tentang kapan dia bisa balik. Tunggu penyidik yah Bu, jawab petugas yang menjaganya. Dan betapa kagetnya dia saat mendengar bahwa Angga sudah dipulangkan, karena dijemput oleh keluarganya. Dia terkejut Angga kok pulang malah sendirian, dia malah tidak? Bahkan Angga kok tega dia dijemput tapi Hana malah dibiarkan sendiri.

Hana marah dan kecewa sekali.

Dia tidak ada pilihan lain, dia lalu menelpon Gaby. Untung setelah beberapa kali ditelpon Gaby terbangun dan mengangkat telponnya. Dan wanita itu kaget luarbiasa mengetahui kondisi Hana. Gaby menyarankan agar Hana menelpon Ken, namun Hana mengatakan bahwa nomor telpon nya diblokir. Makanya dia minta tolong Gaby untuk menghubungi Ken.

“Dia suami lu, Oon.... biar bagaimanapun....” kata Gaby

Gaby lalu menelpon Ken, namun tidak diangkat. Dia lalu menelpon ke pembantunya Hana, Siti, agar Siti membangunkan Ken. Dan memang Ken baru bangun dan siap-siap untuk saat teduh waktu menerima telpon dari Gaby.

“lu biar marah ama dia....tapi tetaplah dia statusnya dia istri lu....” ujar Gaby

Ken hanya bisa terdiam dan bingung

“dia ngga pakai, Cuma kawannya di karaoke yang positif, Cuma sama polisi belum diijinkan pulang, mungkin nunggu keluarga yang jemput kali....” sambungnya dia lagi

Ken yang akhirnya luluh, kemudian bersiap untuk ke polres menemui Hana. Dia menelpon teman SMAnya yang jebolan Akpol yang kebetulan juga dinas di polres, untung sudah bangun kawannya dia itu. Lalu Ken diarahkan untuk ke satnarkoba, nanti disana ada petugas yang dia sudah kontak juga untuk membantu Ken. Kondisi Hana yang memang hanya sebagai saksi memudahkan proses untuk jemput dia pulang.

Hana yang terdiam malu saat dijemput oleh Ken di polres.

“bapak, istrinya dijagain yah.... malam-malam keluyuran di karaoke....untung lagi ngga pakai, coba kalau lagi pakai terus tertangkap, bisa seleher hukumannya....” ujar petugas polisi

“saya mohon maaf Pak....” jawab Ken

Dia lalu berterimakasih ke petugas kepolisian, mengambil kunci kontak mobil yang sempat ditahan polisi, lalu menganggukan kepala ke Hana, mengajaknya pulang.

Hana malu sekali dengan Ken.

Dia hanya menundukan kepalanya sepanjang perjalanan, demikian juga dengan Ken. Dia tidak keluar sepatah kata pun dari mulutnya, hanya membisu sepanjang jalan dari polres hingga ke rumahnya. Hana yang meringkuk disampingnya diam-diam meneteskan airmata, dia dibuat malu, ketangkap di karaoke dengan pria lain, dibawa ke polisi karena dicurugai terlibat dengan penyalahgunaan obat terlarang, malah sosok lain yaitu suami yang dia tidak anggap yang menolongnya.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
ternyata yang paling sulit dalam hidup adalah menerima kenyataan tanpa dibarengi kata "seandainya".

thanks yah Subes Elkintong.
dari semua goresan pena Subes, banyak bercerita bahwa hidup memang tidak mungkin seperti yang kita inginkan.
tapi yakinlah akan ada jalan, sebagai jawaban dari masalah kita, sebagai bentuk baiknya Tuhan kepada hambanya.



:marah::bye::haha:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd