CHAPTER XIX
Player will be player
Hana kesalnya luar biasa ke Airlangga, semua apa yang dia minta hingga hari ini tidak ada satupun yang dia lakukan. Hanya mentransfer uang sebesar 20 juta, lalu yang lain yang dia bilang akan lakukan malah tidak dilaksanakan sama sekali.
Mobil yang diminta oleh dirinya pun seperti ngga ada tanggapan sama sekali, bahkan seakn dia selalu memotong pembicaraan setiap Hana menanyakan hal tersebut, padahal dia perlu sekali utnuk mobilitasnya dia.
Kartu Kreditnya sudah ditutup oleh Irwan, sehingga dia kesulitan selama seminggu ini untuk bergerak kemana mana, untung Laura masih mau berbaik hati mentransfer meski dibelakang Irwan. Kebutuhan besarnya membuat dia kesulitan dibuat dengan kondisi seperti ini.
Sudah seminggu lebih juga dia tidak masuk masuk ke kantor, dan dia masih tinggal di rumah Ken. Tadinya dia berharap bisa tinggal dengan Angga di apartemennya dia, tapi kesalnya dia ke Angga membuat dia kembali balik ke rumah Ken. Karena baginya Angga seperti hanya membutuhkan badannya saja, tidak dengan seutuhnya dia sebagai pasangan hidup.
Sempat dia menanyakan masalah pengacara untuk bisa segera menuntaskan masalah pernikahannya dengan Ken, tapi lagi-lagi Angga dengan sedikit membelokan bahwa sedang diurus nanti akan di sampaikan siapa pengacaranya yang akan siap ditunjuk jika sudah konfirmasi
Dan siang ini kembali mereka berdebat
โsusah sekali yah menyediakan aku kendaraan 1 saja?โ
โbukan susah, tapi mobil yang kamu ingnkan kan ngga yang biasa saja ...โ
โya iyalah.... masa aku yang biasa naik evoque trus kamu suruh naik Avanza? Ngga malu kamu ama teman-teman kamu?โ
โkamu kali yang malu....โ
Hana mendengus kesal
โya sudah kalo ngga bisa, ngga apa2.... โ
โLagian kenapa kamu ngga ambil aja sih mobil kamu di Kemang?โ
โih.... aku udah ribut sama papi lalu ujug-ujug kesana ambil mobil?โ
Angga terlihat wajah kesalnya
โ maksud aku, kamu lanjut aja sih kerja di Hagia. Kan kita sudah sepakat untuk tetap melanjutkan karir kita masing-masing, jalan bersama dan karir juga demikian. Usaha aku jalan juga. Bukan nya kamu keluar dari sana.....โ
โaku juga ngga mau keluar dari sana, tapi khan Papi marah-marah dan ngomelin aku...sekarang aku tanya emangnya aku diomelin demi siapa?? Karena siapa aku diomelin?? โ
Emosi Hana kini meninggi
โkarena belain hubungan ama kamu....!!โ
Angga masih masam mukanya
โmarahnya orang tua segimana sih? Aku juga sering diomelin ama bokap...santai aja ....โ kilah Angga
Hana merasa Angga memang tidak banyak berubah. Sikapnya memohon agar Hana balik lagi ke dia itu hanya kerena dia perlu Hana sebagai status pacar, dan teman bercinta saja, untuk diajak lebih serius anak ini masih jauh panggang dari api.
Dia memutuskan untuk pulang kembali ke rumah Ken, toh di rumah Ken juga dia tetap dilayani dengan baik dan dan tidak diperdulikan juga meski dia mau pulang jam berapa. Daripada makan hati dengan kelakuan Angga.
Dia sungguh kecewa dengan Angga, padahal dia sampai sudah meninggalkan semua demi dia. Ribut dengan papi, setiap pulang kantor hampir setiap hari dia bertemu dan ke apartement Angga, mengikuti kemana maunya Angga, tapi saat dia sudah siap untuk total dengan Angga, malah dia yang sepertinya tidak siap dengan itu.
*******************
Pagi hari saat Ken sedang sarapan sebelum berangkat ke galeri, Hana keluar dari kamarnya dan menyapanya
โ gue mo bicara dong....โ
Ken sedikit kaget namun lalu dia mempersilahkan
โbicara lah....โ
Hana menarik kursi dan duduk di depan Ken
โGue perlu mobil....โ
Ken tidak mengerti maksudnya apa, dia menghentikan makannya, lalu memandang ke depannya
โlu dengar ngga?โ tanya Hana lagi
โiya dengar...trus gimana maksudnya...?โ
โkok gimana maksudnya?โ
Ken makin tidak mengerti
โ mau pakai mobil saya?โ
โngga mau....โ
โtrus?โ
โya cariin mobil lain kek.... terserah gimana caranya....yg penting hari ini gue ada mobil... matic dan nyaman....โ
Ken bingung, ini orang minta mobil kayak minta beliin silver queen kali yah
โmobil gue ditahan ama bokap... gara-gara laporan lu.....โ
โsaya ngga pernah laporan apa-apa ke Papi...โ
โbodoh....ngga mau tahu....โ
Ken makin tidak mengerti apa maunya ini wanita
โmobil saya Cuma satu...โ
โmakanya cariin.....buat gue...โ masam wajahnya Hana
โusaha lu khan maju sekarang, sampai bisa maju khan bokap yang bantu lu..... jadi pengertian aja...toh nanti kita selesai lu bisa jual lagi tuh mobil...โ
โpinjaman dari Papi bukan saya yang minta yah....โ kesal juga Ken selalu disebut sebut masalah itu.
โiya, tapi khan sudah bikin maju...sudah membantu.... berterimakasihlah....โ cecar Hana lagi
Ken terdiam sesaat
โnanti saya pikirkan dan coba lihat.....โ
โjangan pakai lama....gue perlu banget...kalo bisa hari ini.... yang nyaman dan tanya dulu jangan main ambil aja tanpa tanya....โ
Ken rasanya geram sekali melihat kelakuan Hana, meski dia tetap menahan diri, hingga cerai resmi dia coba ikutin apa maunya wanita ini, sebab jika dia berubah pikiran tentang Dara, semua bisa panjang dan bakal ramai nanti masalah anak.
โ satu lagi....gue lagi ngga ada uang...mo bayar arisan dan buat hari-hari gue.... tolong transferin 30 juta ke rekening gue... nanti gue wa....โ
Ken menatap tajam ke Hana
โingat.... gue istri lu secara hukum.... lu wajib menafkahi gue.....โ
Hana berdiri langsung masuk ke kamarnya, Ken sungguh emosi mendengar ocehan wanita ini. Namun kembali dia disadarkan untuk tetap menahan diri. Dia pikir uang segitu cuma mungut dari pasir di pantai apa? Emosinya masih ditahan oleh Ken, dia teringat wajah anaknya, meski dia marah namun dia harus bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik.
Menafkahi kamu? Kamu sendiri sudah menjalankan tugas kamu sebagai istri belum??
Dia membandingkan dengan Mira, yang sering menolak pemberian Ken, bahkan saat membeli mobilnya dia beberapa bulan lalu, Mira menolak bantuan Ken meski hanya untuk membantu down paymentnya. Pantang bagi dia meminta dari pria, kecuali suaminya kelak.
Ken memilih mengalah kali ini, dia berharap dalam waktu 1-2 bulan kedepan masalah ini bisa segera selesai dan dia bisa bebas dan melanjutkan hidupnya. Dia mentransfer sebesar 25 juta rupiah ke rekening Hana, dan itu memicu amarah Hana yang meminta 30 juta sebelumnya.
Tidak ada perjanjian berapa uang yang harus saya kasih, demikian balas whatsapp Ken ke Hana saat wanita itu memberondongnya dengan berbagai kalimat โmanisโ. Alih alih berterima kasih malah dia sibuk mengomel karena nominal yang diserahkan tidak sesuai dengan permintaannya.
Demikian juga siangnya saat Ken menyampaikan bahwa mobil yang ada itu CX-5 keluaran tahun 2016, Hana kembali meledak marahnya. Dia menginginkan mobil keluaran Eropa. Tapi lagi-lagi Ken tidak memperdulikannya. Tidak ada keharusan baginya untuk memberikan mobil jenis tertentu bagi Hana, dan menurutnya mobil pilihannya itu sudah sangat layak dan bagus.
Hana akhirnya karena tidak ada pilihan menyetujui dan menerima mobil tersebut. Dibanding dia harus naik taksi online kemana mana, atau minta lagi ke orangtuanya mobil yang sudah dikembalikan, menerima mobil yang dia minta sediakan dari Ken adalah pilihan terbaik. Apalagi Angga sama sekali tidak mempedulikan permintaannya.
Hanya Ken yang rasanya miris sekali melihat tabungannya yang dia simpan dengan kerja kerasnya, hari ini tergerus Rp 125 juta, 100 juta untuk DP mobilnya, yang 25 juta untuk permintaan Hana. Selesai dia dengan Hana maka mobil tersebut dia bisa over kredit nantinya, pikirnya Ken demikian. Dia ingin segera selesai hubungan yang melelahkan ini.
Meski sakit hati dan kecewa, Ken merahasiakan semua yang terjadi hari ini dari siapapun, dan untungnya Galerinya masih dia kelola dengan management pribadi, jadi semua uang masuk dan keluar, itu hanya dia yang tahu. Bagian administrasinya hanya mencatat dan memonitor saja, tapi semua arus masuk dan keluar, dirinya yang mengelola dan tahu persis.
********************
Land Cruiser mewah memasuki halaman parkir DeKenz Gallery, sosok paruh baya turun dari mobil tersebut. Dia memandang sekeliling galeri, coffe shop yang di bagian depan galeri juga tidak luput dari pengamatannya, dan dia menuju ke coffe shop dulu
โada black cofee?โ
โada Pak..โ
โsatu dong..โ
โminum disini?โ
โsaya take away aja, sekalian mau kedalamโ
โbaik Pakโ
Sambil menunggu kopinya siap, dia melihat lihat sekelilingnya, nampak ada beberapa tamu dan pembeli sedang melihat lihat didalam galeri tersebut. Setelah kopinya siap, dia membayar lalu masuk ke dalam galeri.
Dia disambut dengan ramah oleh staff marketingnya, lalu diajak keliling melihat apa barang yang dia butuhkan. Pria itu dengan teliti melihats etiap produk yang dibuat, termasuk yang handmade dimana harganya sedikit berbeda.
Dia lalu memborong muali dari meja kecil tempat penyimpanan, lampu hias, hingga satu set kursi kayu yang dipajang, juga dia angkut untuk dibeli.
โini gratis pengantaran khan?โ
โbetul Pak, Jabodetabek gratis ongkir untuk furnitur, Pakโ jawab staff nya.
Dia lalu melihat lihat sekelilingnya, dan kemudian ke kasir untuk membayar semua yang sudah dia beli.
โini ramainya hari apa?โ
โsabtu minggu biasanya Pak.... tapi hari biasa juga ramai, tapi online yang ramainyaโ
Dia melihat di belakang sepertinya sedang dilakukan pengepakan barang-barang yang sudah terjual. Dia kagum melihat perkembangan galeri ini, apalagi baru kali ini dia berkunjung ke tempat ini meski sudah berdiri nyaris setahun.
โboss kamu mana?โ
โboss saya?โ
โiya..โ
โ Mas Ken?โ
โiya....โ
โoh di belakang Pak....โ
โbelakang ini?โ tunjuk dia ke arah pintu belakang
โiya Pak.... mau saya panggil?โ tanya kasirnya sambil menyerahkan kartu debit nya.
โngga usah, biar saya kesana....โ
Dia langsung jalan ke belakang dan diikuti oleh staff marketingnya, karena biasanya memang tamu tidak perbolehkan ke workshop.
Ken yang sedang ikut mengawasi pengerjaan pesanan milik salah satu bank swasta untuk pengadaan interiornya desainnya, kaget melihat mertuanya datang
โpapi....โ dia segera mencuci tangannya lalu menyalami Irwan
โbagus...โ ujar Irwan
โsendirian?โ
โiya, abis meeting tadi di TB Simatupang, lalu kesini...โ
Ken hanya menganggukan kepalanya
Irwan lalu melihat lihat kondisi workshopnya, bertanya dan bicara dengan beberapa karyawan disitu, lalu masuk kembali ke dalam galeri, dan mereka berdua naik ke atas ke ruangan Ken di lantai II.
Foto-foto Dara banyak terlihat menghiasi dinding kantornya Ken, Irwan hanya tersenyum melihat wajah cucunya yang dengan berbagai pose dan gaya.
โudah makin gede yah....โ
โiya Pih....makin pintar dia sekarang...โ
Irwan tertunduk sambil duduk di sofa
โtadinya Papi mau ke rumah, Cuma papi putuskan kesini dulu, kalo kamu ngga ada baru papi ke rumah...โ
Pembicaraan mereka lalu bergulir lancar tentang bisnis Ken, serta bagaimana tantangan dan cara ken mengatasi tantangan itu, juga planning dia kedepan dengan makin meningkatnya pesanan yang ada. Sesekali Ken menceritakan lucunya Adara ke Opanya.
Lalu Irwan bertanya lagi ke Ken
โHana gimana?โ
Ken terdiam sesaat
โbaik โbaik aja Pi...โ
โ ada dimana dia sekarang?โ
โtadi pagi kayaknya ada dirumah Pi...โ
Irwan bingung harus bicara apa
โrencana kamu gimana jadinya?โ
Ken hanya tersenyum kecil
โsaya tunggu saja apa maunya Ka Hana.....โ
โpapi malu sebenarnya dengan kelakuan Hana.... apalagi perlakuan dia ke kamu....โ wajah sedih Irwan terlihat
โpapi mohon maaf jika sudah seret kamu ke masalah ini....โ
Ken tersenyum, dia tahu bagaimana hati Irwan selama ini
โngga apa-apa Pi... sudah jalan semuanya, ngga jadi masalah buat saya...โ
Irwan masih senyum dengan pahitnya
โ kemarin itu Papi tegur dia, malah lebih galak dia.... mobil ditinggalin begitu saja...sudah dua minggu ini dia tidak masuk kantor sama sekali.... benar-benar malu Papi dengan kelakuannya dia....โ tutur Irwan lagi โ mami mu terlalu memanjakan Hana.....inilah buahnya....โ
Mereka tenggelam dalam pikiran mereka amsing-masing
โdia ada bicara dengan kamu?โ
Ken menganggukan kepalanya
โApa katanya...?โ
โiya....dia cerita katanya dimarahin papi.....โ
โgimana papi ngga marah dengan kelakuannya.... kamu saja yang terlalu sabar jadi suami....โ
Ken hanya tertunduk dan tertawa kecil. Suami? Suami apaan? Suami jadi jadian kok.
โpapi setop semua credit cardnya dia, tunjangan kenierjanya jugaโ
Ken hanya bisa diam mendengar itu
โlalu gimana kalian selanjutnya?โ tanya Irwan lagi
โdia minta selesai sih Pih....โ akhirnya Ken buka suara
Meski sudah menduga, namun apa yang dikatakan Ken tidak pelak cukup menohok hati Irwan.
โdia minta cerai maksudnya...?โ
โiya Pi...โ
โTrus kamu?โ
โyah ngga apa-apa Pih....yang penting kan tugas saya yang diminta Papi sudah saya laksanakan....โ ujar Ken pelan.
โNamun saya minta Dara dibawah asuhan saya....โ ujar Ken lagi dengan tegas
Irwan tercenung, memang benar ternyata apa yang dia dengar dari orang-orang selama ini, Dara memang dekat dan tidak mau dilepas oleh Ken.
โsebenarnya papi tadinya berpikir bahwa Hana akan berubah setelah menikah dengan kamu, karena karakter kamu yang cenderung lembut dan ngalahan bisa imbangin dia.... tapi ternyata malah semakin menjadi....โ keluh Irwan โ lagipula gereja pasti tidak akan merestui perceraian kalian....โ
Irwan lalu melirik ke arah Ken
โpapi mau ke rumah, mau lihat cucu papi.... kamu mau ikut?โ
โboleh aja Pi....โ
Mereka lalu turun dari lantai II, kasirnya lalu menghampiri Irwan dan memberi tanda mata karena sudah berbelanja banyak
โpapi habis belanja?โ
โBapak ini borong banyak hari ini Mas...โ laporan kasirnya
Irwan tersenyum
โbagus-bagus produk kamu....papi belilah....โ
Ken hanya tersenyum
โayok, naik mobil papi aja, nanti balik diantar lagi kamu kesini...โ