Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tentang Sebuah Rasa

CHAPTER XIV

Gauri Adara Zanetta


Suara teriakan bayi yang baru lahir terdengar di ruangan bersalin VIP di RS Elisabeth memenuhi ruangan, suaranya mengagetkan Ken yang sedang menunggu di luar, dan dia baru sadar saat suster yang ikut membantu persalinan itu keluar dan memanggilnya.

Doket dan suster memandangnya, lalu berkata

“ Perempuan...”

“ Bapak, anaknya perempuan”

Hana yang masih tergolek lemah, sepintas menolak anaknya hendak disandarkan ke pelukannya. Akhirnya mereka menyodorkan ke Ken.

“Mau digendong dulu? Supaya Skin to skin dengan bapaknya?”

Ken tanpa sadar, lalu menggendong bayi itu..... dia meletakan dan memeluk anak itu ke dadanya, matanya dengan penuh binar memandang anak yang baru beberapa menit muncul ke dunia ini.

“she’s beautiful....” anak itu makin kencang suaranya. Ken tersenyum melihat bayi itu, dia merapatkan badan anak yang baru lahir itu ke dadanya, kulit mereka saling bersentuhan, skin to skin pertama antara anak dan ‘bapaknya’

“Udah punya nama....?”

Ken linglung sejenak

“ Udah Ses.....”

“Siapa namanya”

“ Gauri......”

Gauri Adara Zanetta..... hadiah dari Tuhan yang memiliki hidup yang penuh ketenangan......

“3 kg pas, panjangnya 52 cm yah Pak....” beberapa saat setelah anaknya dibersihkan dari lendir, diadakan pemeriksaan lanjutan, serta ditimbang dan diukur panjangnya.

*******************

Hari ini banyak tamu yang datang ke ruangan VIP perawatan pasca melahirkan, dan teman-teman Irwan, keluarga besar Irwan dan Laura, serta teman-teman Hana juga pada datang. Memberi selamat dan juga mengunjungi bayi perempuan yang baru lahir.

Dari keluarga Ken yang datang hanya Papa dan Mamanya, Heru dan Inka. Ayu nanti akan datang minggu depan saat dia libur agak panjang dari kampus.

Irwan sempat sedikit lama berada di rumah saklit, kebetulan abangnya Heru juga datang, maka dia sedikit berlama lama di ruang perawatan bayi, berbeda dengan Laura yang hanya datang tidak lama dan langsung pulang. Dia beralasan ada kerjaan penting yang harus dia selesaikan sehingga harus pulang lebih awal.

Dan satu hal yang membuat mereka heran ialah Hana yang tidak sama sekali peduli dengan bayinya. Seorang ibu yang sama sekali cuek dengan bayinya sendiri. Dia malah sibuk dengan ponselnya, meski perutnya dan kondisinya masih dalam tahap pemulihan.

“ngga netek dia?” bisik Inka, ruangan maternity dan nursery yang terpisah, membuat mereka tidak disatukan dengan Hana.

Ken hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum

“matanya indah....” bisik Inka sambil memeluk sang cucu” dia ngeliat oma yah....iya yah...”

Mereka semua sibuk bercanda dengan sang bayi, dan anak itu dengan tenangnya di pelukan ayahnya, opa dan omanya yang ganti-gantian menggendongnya dengan hati-hati sekali. Inka lalu meletakan di tempat tidurnya lagi, lalu memberi susu formula yang baru saja dia buat, dan menyodorkan ke mulut anak itu.

“ Mas... kita suruh Mbak Tini kesini yah... biar bantuin Mas untuk jaga anak....” usul Inka

“ mau dia?”

“mau lah...dia malah nanyain kemarin jika Mas Ken butuh babysitter, karena di rumah Mbak Yani kan ngga mungkin kita suruh keluar biar dia bisa masuk....”

Ken dia memikirkan itu sebentar

“ anak ini ngga ada dosanya.... dia lahir juga di dalam pernikahan yang sah... sambil menunggu status pernikahan kalian jelas, sebaiknya biar dia kita rawat dulu....”

Dilema sekali di hati Ken mendengar itu. Dia tadinya berharap setelah kelahiran bayi ini, dia bisa segera menyelesaikan nereka kecil ini yang sudah dia alami dalam beberapa bulan terakhir, dan memulai hidup baru yang lebih tenang.

Tapi saat melihat bayi lugu dan mungil tanpa dosa, bathin Ken jadi bergejolak. Anak itu pun seperti mengerti kondisi Ken dan mamanya. Dia menangis dan jika sudah didekati oleh Ken, diberi minum susu lalu perlahan dia tenang dan kembali tidur.

Ken dibuat jatuh hati dengan anak itu. Matanya yang sering berkejap, kulit mulusnya yang masih polos, membuat Ken rasanya tidak ingin berjauhan dengan dia.

“panggilannya apa Mas?” tanya Inka lagi

“Dara, Ma....”

Mereka berdua Heru seperti sedang menemukan mainan baru dan menikmati memiliki cucu yang baru saja lahir.

“cantik yah Ma....” Ujar Heru

“ Matanya bagus....”

“iya Eyang.... matanya bagus....”


****************

3 bulan sudah usianya Dara.

“sudah siap dia mbak?” tanya Ken ke Mbak Tini

“sudah Mas....baru selesai nyusu dia...”

“oke...”

Sore ini Ken sengaja pulang lebih awal dari galerinya, hari ini jadwal imunisasi bagi Dara. dia segera mandi dengan cepat dan siap-siap untuk ke kamar Dara dan ke rumah sakit.

Dara yang sudah selesai dimandikan, nampak cantik sekali, dengan mantel yang sudah membalut badannya. Matanya nampak berbinar melihat papanya masuk, dia menggoyang goyang tangannya dan kakinya dan bersuara seakan meminta digendong

“ouh...sayangnya papa yah....” dengan cepat Ken memeluk dan menggendongnya.

“ayo Mbak....”

Mereka segera keluar dan turun dari lantai atas, Mbak Tini duduk di bangku belakang, sambil membawa perlengkapan Dara, lalu dia mengencangkan baby car carrier seat di jok depan, sehingga Dara nyaman jika dia menyetir mobil, dan ada disamping papanya.

“ngga rewel dia hari Mbak?”

“ngga Mas... manis dia sekarang sih....”

Seminggu lalu Ken sempat dibuat panik karena anaknya agak panas dan susah buang air besar, sampai dia harus ke dokter tengah malam karena kuatirnya dia akan kondisi Dara, dan seminggu ini kondisi Dara sudah semakin membaik, dan berat badannya kini meningkat pesat.

Mata indah sang bayi, suaranya yang setiap pagi membangunkan Ken, membuat Ken semakin bersemangat menjalani hidupnya. Dia seperti sedang jatuh hati dengan ‘anaknya’ ini. Setiap siang dia selalu kembali ke rumah yang memang tidak begitu jauh dari galerinya, hanya untuk melihat kondisi Dara, sorenya pun demikian.

Hadirnya Dara merubah seluruh hidupnya. Foto Dara menghiasi layar ponselnya, laptopnya, hingga dinding kantornya. Anak itu sehari-harinya tidur di kamarnya yang sudah Ken siapkan, tapi malam hari dia akan tidur di kamar Ken, karena di kamar Ken ada box bayi khusus untuk Dara. Dia sekarang berubah, jadi ayah sekaligus ibu untuk Dara.

Kehidupan pernikahannya sendiri seperti kereta otomatis, berjalan sendiri di relnya tanpa ada yang mengemudikan. Mereka sibuk dengan diri masing-masing, dan meski tinggal bersama, mereka saling tidak bertegur sapa sama sekali.

Hana sendiri kembali sibuk dengan pekerjaannya dan kegiatannya, dia kembali menjadi Hana yang lama, Hana yang seperti belum menikah. Bebas dan mandiri. Bentuk badannya segera dia lakukan perawatan dan tindakan agar kembali ke bentuk semula, dia seperti wanita yang tidak terlihat selelsai melahirkan 3 bulan lalu.

Dara baginya adalah beban, dia tidak ingin disibukkan dengan anak. Tadinya dia sempat berpikir mencari babysitter atau memberikan ke ibunya agar dipikirkan cara merawat anaknya, karena dia masih belum mau disibukkan dengan merawat anaknya, malah situasi berbalik sekarang. Ken dan keluarganya yang dia pikir akan segera menyelesaikan pernikahan ini malah yang sibuk mengurus Dara.

Blessing in disguise bagi Hana.

Dia tidak perlu repot lagi memikirkan merawat Dara, mencari babysiter atau pembantu baru lagi, malah sudah ada babysitter dari kampung yang dikirim Inka untuk membantu Ken merawat Dara. Dan semenjak Dara lahir, memang Hana tidak memberi ASI eksklusif ke anaknya. Dia bahkan sangat jarang memeluk dan menggendong anaknya, malah bisa dibilang tidak sama sekali.

Kerepotan dan rasa memiliki Ken yang tinggi terhadap Dara, dianggapnya bagus untuknya yang memang tidak ingin disibukkan oleh merawat bayinya. Anak saat ini bukan prioritas dia , tapi kerja dan kondisi dia yang dulu itulah yang jadi konsen dia sekarang.

Dan tanpa diketahu banyak orang, Hana kembali menjalin hubungan dengan Airlangga. Mereka kembali akrab setelah Angga lebih sering ada di Jakarta, dibanding di Australia. Ini membuat mereka kembali sering bertemu. Dan bisa ditebak bahwa secara mereka memang tidak menginginkan anak, maka Dara bukanlah pritotas mereka, malah jarang Angga menanyakan anaknya, bagi mereka Dara sudah jadi anaknya Ken, bukan hasil buah cinta mereka.

Ken sendiri tidak peduli dengan itu. Baginya Hana hanyalah seperti menumpang tidur di rumahnya. Dara adalah hal yang utama baginya saat ini. Kedekatan emosinya membuat dia menjadi merasa bahwa Dara itu anak kandungnya sendiri. Dia sangat mencintai Dara.

Satu-satunya alasan kenapa dia tidak menendang Hana dari rumahnya ialah Dara. Dia kuatir jika mereka bercerai, hak perwalian akan jatuh ke Hana karena status Dara masih bayi. Ken ngga mau pisah dari anaknya itu. Dia memilih membiarkan dulu, menunggu Hana meminta cerai, lalu dia akan meminta hak asuh Dara dari darinya.

“secara hukum Dara itu anak kamu Mas....” ucap Inka waktu itu. Karena memang Dara lahir dari pernikahan yang sah dari mereka berdua, meski bukan anak dia secara biologis, tapi di akte kelahiran, di kartu keluarga, Gauri Adara Zanetta adalah anak kandung dari Astha Askara Kenzie.

Setiap hari jika menggendong anak yang semenjak lahir memang selalu didekapannya itu, Ken dibuat semakin jatuh cinta, dan entah kenapa Dara pun demikian. Jika sudah dalam dekapan Ken, dia seperti tahu bahwa itulah papanya dia, sosok yang sangat menginginkan dan mencintai dia setiap saat.

Dilain sisi ada ketakutan juga bagi Hana jika dia minta cerai dari Ken, karena dia akan disibukkan dengan mengurus Dara. Dia takut jika Dara lalu diserahkan ke dia, karena anak masih balita dan bisa jadi hak asuh akan diserahkan ke dirinya, dan akan menyulitkan dia nanti. Bagi dia situasi saat ini adalah yang terbaik buat dia. Dia bisa tinggal dengan tenang disini, tanpa harus ada penyidikan dari papanya, toh dia juga bebas keluar masuk, Ken tidak berani mengusiknya. Dia punya segalanya dirumah ini, dia pun bebas bisa nongrkong dengan teman-temannya, dan jika bertemu Angga juga tidak ada yang melarang.

Irwan sendiri memang jarang lagi menegurnya semenjak dia tinggal dengan Ken, mungkin Irwan berpikir rumah tangga anaknya baik-baik saja, at least mereka ada anak dan nampak baik-baik saja. Dia percaya Hana ada dirumah Ken, dan baginya setidaknya tidak ada gejolak yang timbul saat ini.

Ditambah Laura juga jarang menengok cucunya, maka kedekatan mereka dengan cucu yang dari awal mereka tidak harapkan jadi semakin jauh, malah keluarga Ken yang secara garis darah tidak memiliki ikatan justru yang lebih sering interaksi dengan Dara.

Ken merasa hidupnya banyak berubah, dan semakin diberkati. Usahanya dalam beberapa bulan ini naik significant, galerinya makin ramai, kedai kopinya juga lumayan ramai, dan pesanan untuk interior desin serta produk lain mulai lancar dan membanjiri workshopnya dia, baginya ini adalah berkat dari Tuhan lewat anaknya.

Sebulan yang lalu dia kemudian melaunching produk kerajinan kayu yang dia beri brand Adara, kerajinan berupa pot bunga, tempat sepatu, jam dinding, hingga lampu hias. Dan produk mereka lumayan diterima di pasar, selain karena kualitas kerja yang bagus, Ken yakin ada berkat Tuhan lewat anaknya Dara.

Tidak jarang dia mengajak Dara ke Galerinya, jika tidak ada yang menjaga maka Mbak Tini disuruh datang, namun jika Mira sedang libur, maka Mira yang gantian menjaga anaknya. Mira pun sama dengan Ken, mereka tahu anak ini bukan siapa-siapa dan tidak ada ikatan darah dengan mereka, namun tubuh mungil, mata polos dan ketawa bayi yang renyah itu membuat bukan hanya Ken yang jatuh hati, Mira pun demikian dibuatnya.
Ken payah, cemen banget
 
salam hormat para Suhu

mohon maaf baru bisa diupdate lagi, setelah kemarin kosong dan tidak ada update sama sekali di semua cerita Hamba.

Jujur, kemarin itu Hamba sempat hilang mood untuk menulis dan menyelesaikan beberapa kerangka cerita, memang sedikit ada rasa kurang enak di hati.... manusiawi lah hamba rasa.

tapi hari ini Hamba sangat tersanjung, tadi siang semua thread hamba yang aktif berurutan di no 1-3 di page 1 terupdate, ini buat hamba sedikit terharu.... ternyata banyak yang menunggu hamba untuk update, bahkan thread yang satu lagi juga ada di halaman 1, sehingga semua thread hamba ada di halaman depan, yang hamba rasa sangat jarang terjadi di forum kita ini.

itu sebabnya Hamba memutuskan untuk mulai kembali menyelesaikan updetan yang ada.... dan semoga cerita Hamba bisa diterima dengan baik oleh para suhu sekalian.....

terima kasih semuanya.....
Semangat bos ceritanya banyak YG nungguin nih
 
CHAPTER XV

Sebuah Hati tanpa Nurani


Lift di apartment mewah bergerak kencang ke atas dari lantai bawah parkiran, hingga tepat di lantai 29, lalu sepasang pria dan wanita yang di dalam lift keluar menuju ke salah satu unit yang letaknya tidak jauh dari lift, begitu pintu terbuka masuklah keduanya kedalam unit tersebut.

Sang pria seperti tidak sabar, dengan cekatan dia menarik wanita itu kedalam pelukannya, lalu bibirnya mendarat mencium bibir wanita tersebut dengan penuh nafsu. 3 bulan setelah melahirkan anaknya, kini bentuk badannya sudah kembali seperti semula, lansing dan seperti masih gadis

Ciuman bernafsu dari Angga dibalas dengan ganas juga oleh Hana, dia merindukan pria ganteng yang sebelumnya sempat dia benci setengah mati akibat meninggalkannya saat dia dalam keadaan hamil. Namun kini setelah dia kembali ke Jakarta, dia merasa seperti sulit untuk lepas dari jeratan pria ini.

Pelukan hangat membara yang selama ini dia rasakan saat mereka sering bersama, kembali hadir di apartemen malam hari ini, remasan dan sentuhan jemari serta bibir Angga, membuat Hana kembali terbakar nafsunya.

Ciuman bibir Angga kini turun dari bibir ke lehernya, inchi demi inchi disusur oleh bibir pria itu, kadang diimbangi dengan sapuan lidahnya, sambil tangannya meremas buah dada besar yang membusung dibalik dress hitam Hana.

Remasan tangan Angga di buah dadanya, membuat Hana mulai membara. Tas nya jatuh ke lantai, dia pasrah ketika Angga mulai membuka dressnya. Tepian dress dari bawah diangkat keatas oleh Angga, Hana juga mengangkat tangannya keatas, sehingga dress itu dengan mudah dibuka.

Hana mencopot satu persatu kancing kemeja Angga, sambil bibir mereka saling bertautan dan lidah saling membelit, dan disela ciuman panas itu kemeja Angga copot semua kancingnya, dia lalu membuka kemejanya, kaos dalamnya hingga dadanya yang sedikit berbulu terbuka jadinya.

Tangan Hana menyentuh bulu dada yang dia rindukan itu, bibir mereka kembali bertemua, saling menghisap dan melumat dengan penuh nafsu. Tangan Angga meremas buah dada yang kini sedikit membesar paska melahirkan anak itu, namun masih keras dan kenyal untuk diremas.

Mereka sambil berciuman, kaki mereka saling beriringan dan saling tuntun menuju ke kamar. Pintu kamar ditutup, ciuman dan lumatan saling beraksi kembali, badan Hana bersandar di dinding, kamar, bibirnya terbuka merintih keenakan saat lidah dan bibir Angga mendarat dan menyapu lehernya yang jenjang dan putih mulus.

Beha dan celana dalam putih senada yang membalut tubuh Hana, membuat dia semakin seksi terlihat, perutnya mulus setelah lahiran dia menjalani terapi laser untuk menghilangkan scratch di perutnya, dan tangan Angga lalu turun membuka branya, begitu bra nya turun ke lantai, mulutnya dengan rakus melumat buah dada yang putingnya sedikit membesar dibandingkan saat masih gadis.

Hana menggelinjang sehingga kepalanya terdongak saat buah dadanya dilumat dengan rakusnya oleh mulut Angga.

“Ngga ada susunya, Hon....”

“ngga ada Sweetie.... udah sebulan ngga keluar lagi...”

Angga makin rakus melumat buah dada besar itu

“i miss them, so much....” racaunya sambil melumat buah dada itu dengan mempermainkan dengan bibir dan lidahnya

“really, Sweetie...?”

“Yes Hon....”

“ouch.......” Hana menggigit bibirnya sendiri karena semakin dirangsang oleh jilatan dan lumatan itu

“it’s your Sweetie....”

“only for me, Hon...”

“yes Sweetie....’

Angga lalu mengangkat tubuh Hana, membaringkan di tempat tidurnya, lalu menurunkan celana panjang dan celana dalamnya sekaligus hingga dia kini bugil. Hana bangun sesaat melihat Angga sudah telanjang, dia lalu membelai batang kemaluan Angga dengan lembut

“is my torpedo ready?” sambiul menatap genit ke wajah Angga

Dia lalu membuka mulutnya dan memasukan batang kemaluan Angga ke mulutnya, dengan gemas dan penuh nafsu dia melumat urat itu sambil memainkan lidahnya dan bibirnya untuk menstimulasi agar batang itu makin tegang, dan benar batang itu makin tegang, sampai tangan Angga meremas rambut dan kepala Hana.

Angga mendorong Hana agar telentang

Setelah menelentang, Angga menarik celana dalam mungil dari pinggang Hana, dan vagina indah yang rambutnya dicukur rapih sehinggah belahannya terlihat dengan jelas, membuat Angga semakin tergoda untuk menyentuhnya.

Sambil menggunakan jari tengahnya, dia menyentuh itil yang sedikit keluar dari belahan vaginanya tersebut.

“ouh....sweetie......geli....” teriak Hana saat jari itu menyentuh kacang itu

Tangan Angga semakin nakal masuk dan menyentuhnya dengan gerakan yang nakal, sambil dia merangkak naik dan kembali bibir melumat buah dada besar yang begitu menggoda.

Mendapat rangsangan secara marathon dengan dua titik intimnya diserang, rintihan dan suara desahan Hana semakin tidak beraturan, dia merintih penuh kenikmatan dan badannya menggelinjang tidak tentu arah, dadanya membusung , matanya terpejam, dan bibirnya tidak henti mendesah.

Lidah Angga kini menyapu bibir vagina Hana, rambutnya yang dicukur pendek membuat vagina itu indah untuk ditelusuri dengan lidahnya, dan semenjak hamil dan melahirkan, baru ini lagi Angga mendapat kesempatan menengoknya lagi.

Makanya dia begitu bernafsu dan liar kali ini, lidahnya dengan liar menyapu semua isi vaginanya itu, sehingga yang dirangaang berteriak histeris mendapat jilatan di titik rangsang utamanya.

Vaginanya makin basah, buah dadanya juga semakin mengencang.

Angga lalu membalikan tubuh Hana, dia ingin menyetubui Hana dengan posisi favoritnya, doggy style

Hana bangun dengan susah payah, dia lalu membelakangi Angga, bertumpuh di lututnya, kepalanya disandarkan di bantal, pantatnya menungging ke arah Angga, dan saat melihat belahan vagina yang membentang dari ujung dekat lubang pantang hingga keatas, nafsu Angga semakin memuncak.

Dengan pelan, dia memposisikan dirinya di belakang Hana, lalu dengan pelan dia mulai memasukan kontolnya.

“shit..... rapat banget Hon....”

“suka Sweetie...?”

”gila...enak banget ... ngegigit Hon....”

Hana tersenyum. Program Laser Vagina Tightning yang dia lakukan ternyata membuahkan hasil yang sangat memuaskan, buktinya jepitannya masih mencengkram dengan baik, dan Angga mengakui bahwa vagina masih selegit dulu sebelum ada anaknya.

Dia lalu memainkan otot vaginanya dengan menjepit batang kemaluan Angga, kembali Angga berteriak keenakan setelah batangnya masukd an kembali dijepit.

“shit Baby..... enak banget....”

Hana meringis sedikit perih, namun vaginanya yang basah membuat semua yang masuk lebih mudah, dan Angga mulai menggoyangkan pinggulnya maju mundur.

Pinggang Angga berdentam saat menghantam pantat Hana, irama nya teratur saat batangnya keluar masuk ke vagina Hana, suara desahan dan rintihan serta dengus nafas saling bersahutan di kamar mewah apartement ini, saling berjuang mencapai puncaknya.

Tangan Angga meremas buah dada yang menggantung bebas di dada Hana, kadang jarinya menjepit pentilnya yang menegang itu, sedangkan batang terjepit erat oleh memek basah Hana, diimbangin oleh gerakan maju mundur pinggulnya, membuat bara nafsu diantara mereka semakin meningkat.

Angga menyadari bahwa dia sudah mendekati ujungnya, tapi dia menolak kalah dari Hana, dia lalu mencabut batang kemaluannya. Membalikan badan Hana, merengtangkan kakinya sambil membuka lebar, lalu lidahnya kembali menyerang vagina itu.

Menadapat serangan di kacang intimnya, membuat Hana tidak mampu menahan dirinya lagi, ujung kenikmatan melandanya dengan hebatnya.

Dia tiba di orgasmenya yang pertama kali lagi

“oooooooohhhhhh...ahhhhhhhhh....ohhhhhh....sweetue......i come....i come baby....oh...”

Teriakan Hana histeris sambil dia menenggelamkan wajah Angga ke belahan vagina yang berkedut saat orgasmenya melandanya dengan dahsyat. Nafasnya terengah engah, matanya terpejam menikmati puncak kenikmatan.

Angga tidak membuang waktu lagi, dia menaiki badan Hana, lalu dia menusukan batang tumpulnya ke dalam vagina yang basah. Hana meringis, masih geli tapi sudah disodok lagi, tapi cairannya yang tumpah dari dindingnya yang basah memudahkan dia untuk menerima batang tegang itu.

Pompaan cepat dan penuh energi dikerahkan oleh Angga untuk segera mencapai puncaknya, dan kemudian

“buang dimana Hon...”

“outside Sweetie, aku belum steril...” bisiknya sempat berpikir

Dan kemudian Angga berteriak

“oooohhhhhhhhh.....uch........keluar sayang......”

Crot, croooot dan croooottttt.... cairan bertebaran di perut mulus Hana. Membentu semacam pulau putih di atas perut dan pusar indah itu.

Angga lalu tumbang disamping Hana sambil terpelungkup, penuh kenikmatan.

Mereka terdiam dan saling menikmati puncak kenikmatan yang baru saja mereka gapai. Indah sekali rasanya, rasa yang sama yang sudah berkali kali mereka rasakan sejak pertama kali menjalin hubungan, dan intimasi hubungan cinta mereka ini yang membuat mereka selalu saling mencari, meski sering ribu dan putus sambung, kecocokan dalam bercinta membuat Hana berpikir berkali kali meninggalkan Angga.

Dia tidak terpikir bagaimana kondisi anaknya.

Dia bahkan memberikan waktunya lebih banyak ke Angga dibanding ke anaknya yang harusnya mendapat perhatian lebih. Dia bahkan senang saat bulan kedua air susunya berhenti total, karena memang dari awal dia tidak memberi ASI eksklusif ke Dara. Malah buah dadanya diserahkan ke pria yang harusnya bersama dirinya merawat anak itu.
Sepx hana perlu di beri pelajaran bukan nafsu duniawi....dan mohon jngn ken yg nihani hana...malas banget bacax klo ken sep bencong saja...
 
Gegara cerita2 Suhu Elkintong dan Topi Jerami, gw kaga pernah lagi liat cerbung laen....MAKDIKIPE..!!

Gw akui kalo suhu Elkintong memang hebat menulis dan membuat cerita yg menyentuh perasaan.....(Ga cuma cerita NGENTOT doank)

Level suhu Elkintong sudah SEJAJAR dengan mpok Prof Dr ENNY ARROW, SE, MM, MBA, MSi, dll....(Guru Besar Kampus Stensil/Cerita Seks se Indonesiah)

SALUT...Lanjut Suhu..
 
Terakhir diubah:
salam hormat para Suhu

mohon maaf baru bisa diupdate lagi, setelah kemarin kosong dan tidak ada update sama sekali di semua cerita Hamba.

Jujur, kemarin itu Hamba sempat hilang mood untuk menulis dan menyelesaikan beberapa kerangka cerita, memang sedikit ada rasa kurang enak di hati.... manusiawi lah hamba rasa.

tapi hari ini Hamba sangat tersanjung, tadi siang semua thread hamba yang aktif berurutan di no 1-3 di page 1 terupdate, ini buat hamba sedikit terharu.... ternyata banyak yang menunggu hamba untuk update, bahkan thread yang satu lagi juga ada di halaman 1, sehingga semua thread hamba ada di halaman depan, yang hamba rasa sangat jarang terjadi di forum kita ini.

itu sebabnya Hamba memutuskan untuk mulai kembali menyelesaikan updetan yang ada.... dan semoga cerita Hamba bisa diterima dengan baik oleh para suhu sekalian.....

terima kasih semuanya.....
Terimakasih om, selalu menghadirkan cerita yang bagus... Semoga sehat selalu :beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd