Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tentang Sebuah Rasa

Bimabet
spoiler alert....


“iya gue tahu...lu mo bilang formalitas, dia ngga sekamar ama lu lah..... bla bla bla.... tapi khan intinya tetap serumah ama lu....”

Ken menghela nafasnya

“nanti gue akan undang pria lain ke kamar gue.... ngga perlu kasih tau lu khan? Gue bukan siapa2 lu ini...” tandas dia lagi

“biar lu tahu rasanya gimana....”

Mira lalu turun dengan cepat..
Sambil menangis dia mengenakan jaketnya
Mengambil helmnya....
Memasangkan di kepalanya.....
Lalu menstarter motor varionya dan langsung keluar dari parkiran galerinya Ken
Airmata jatuh tidak terbendung mengalir di pipinya, rasanya sakit sekali......
Mohon segera direalisasikan ceritanya mas bro @Elkintong
 
Ada salah satu Suhu yang PM ke hamba, menanyakan masalah link prem (mungkin maksud beliau ialah link premium)

hamba sekedar memberitahukan bahwa hamba tidak punya link premium.... at least saat ini....
mungkin akan nantinya dengan kisah yang berbeda dan lebih soft.... di link yg sifatnya berbayar... (mungkin yah....)

tapi bukan kisah yang hamba tulis disini, lalu di link premium juga ditulis yah.... misalnya di link premium lebih cepat terbitnya.... tidak akan demikian. itupun masih belum terpikir untuk membuat link premium yang berbayar....

Saat ini,semua kisah yang hamba tulis sifatnya gratis untuk para suhu di forum tercinta ini....

jadi silahkan dinikmati dengan tenang.... hamba janji akan diupdate secara berkala kok.... hamba rasa di forum ini kecepatan update karya hamba masih lumayan cepatlah.... hanya memang masih kalah cepat dengan rasa penasaran suhu2 sekalian...heheheheh


mohon ditunggu updaten nya.... terima kasih semuanya Suhu2.....
 
Ada salah satu Suhu yang PM ke hamba, menanyakan masalah link prem (mungkin maksud beliau ialah link premium)

hamba sekedar memberitahukan bahwa hamba tidak punya link premium.... at least saat ini....
mungkin akan nantinya dengan kisah yang berbeda dan lebih soft.... di link yg sifatnya berbayar... (mungkin yah....)

tapi bukan kisah yang hamba tulis disini, lalu di link premium juga ditulis yah.... misalnya di link premium lebih cepat terbitnya.... tidak akan demikian. itupun masih belum terpikir untuk membuat link premium yang berbayar....

Saat ini,semua kisah yang hamba tulis sifatnya gratis untuk para suhu di forum tercinta ini....

jadi silahkan dinikmati dengan tenang.... hamba janji akan diupdate secara berkala kok.... hamba rasa di forum ini kecepatan update karya hamba masih lumayan cepatlah.... hanya memang masih kalah cepat dengan rasa penasaran suhu2 sekalian...heheheheh


mohon ditunggu updaten nya.... terima kasih semuanya Suhu2.....
terima kasih Suhu salam sehat selalu semoga karya2nya lancar demi kami para hamba2 pecinta hasil imajinasi Suhu
 
Terima kasih gan untuk berbagi pengalaman menulisnya, semoga bermanfaat buat kita semua buat menulis dan membaca
 
Ada salah satu Suhu yang PM ke hamba, menanyakan masalah link prem (mungkin maksud beliau ialah link premium)

hamba sekedar memberitahukan bahwa hamba tidak punya link premium.... at least saat ini....
mungkin akan nantinya dengan kisah yang berbeda dan lebih soft.... di link yg sifatnya berbayar... (mungkin yah....)

tapi bukan kisah yang hamba tulis disini, lalu di link premium juga ditulis yah.... misalnya di link premium lebih cepat terbitnya.... tidak akan demikian. itupun masih belum terpikir untuk membuat link premium yang berbayar....

Saat ini,semua kisah yang hamba tulis sifatnya gratis untuk para suhu di forum tercinta ini....

jadi silahkan dinikmati dengan tenang.... hamba janji akan diupdate secara berkala kok.... hamba rasa di forum ini kecepatan update karya hamba masih lumayan cepatlah.... hanya memang masih kalah cepat dengan rasa penasaran suhu2 sekalian...heheheheh


mohon ditunggu updaten nya.... terima kasih semuanya Suhu2.....
Setuju suhu. Luar biasa
 
Kisah Ken dan Hana mengajarkan kita bahwa istri yg tak bisa menghargai suami, siap2 lah dipoligami...😁😂
 
hana mesti dikasih pelajaran inimah.. songong amat jadi bini.. belum ngerasain jd ika sama ratna yg diperkosa di cerita sebelah 😂😂😂..
 
CHAPTER XII

Kegilaan dalam sebuah pernikahan


“kamu dari mana?” tanya Irwan ke Hana, saat dia masuk dan tanpa dia sangka Irwan sedang di ruang keluarga.

“dari ketemu Gaby tadi...” kilah Hana

“sampe jam segini?” jam memang sudah jam 00.50 atau sepuluh menit lagi jam 1 pagi.

“yah ngga apa-apa khan Pi..... namanya juga ketemu teman....”

“iya ngga apa2.... tapi kamu mikir ngga kandungan kamu yang sudah semakin membesar?”

Hana merasa papinya belakangan ini suka mencari cari kesalahannya, baik dirumah maupun di kantor.

“papi kenapa sih belakangan ini kayaknya suka cari kesalahan aku?” agak kesal nadanya.

“ kesalahan kamu?”

“iyalah, aku kayak anak kecil aja.....”

Irwan gusar melihat gaya Hana seperti ini

“ kalo kamu merasa dewasa tunjukan ke papi gimana dewasanya kamu....”

Hana tidak mengerti akan apa maunya Irwan.

“ kamu itu datang ke kantor sudah siang, semua menunggu tanda tangan kamu dan approval kamu sampe bertumpuk.... pulang ke rumah malam.... kondisi lagi hamil.... dimana dewasanya kamu?”

“salahnya dimana sih Pak? Aku khan bukan staff yang harus 8 to 5 waktunya.....”

“ampun deh kamu yah.....hidup suka suka hati kamu....dewasa tapi ngga dewasa dewasa kamu...”

“ya lagian papi ngapain sih masih ngurusin juga.....??”

Irwan kembali diuji kesabaran oleh putri tertuanya ini. Di kantor saja dia banyak menerima keluhan yang tersirat dari staff-staff dan sesama direksi dengan kelakuan anaknya yang tidak mencerminkan kedewasaan seorang calon pemimpin.

“jadi ngga mau diurusin kamunya? mau suka-suka hati?”

Ada nanda ancaman sepertinya di nada Irwan

“di kantor, kamu masih bawahan papi...disini kamu numpang di rumah Papi... kalau masih belum bisa mandiri harus ikut aturan Papi....jangan seenak enaknya kamu....”

Hana terdiam

“beresin kerjaan kamu.... jaga kandungan kamu....dan satu lagi, papi tidak akan sign approval jika kredit card kamu lebih dari batas pemakaian normal kamu, atau ngga akan papi tutup....” ancam Irwan

“selama kamu ngga bisa atur diri kamu, jangan harap Papi akan kasih tanggung jawab besar buat kamu...”

Irwan segera naik ke kamarnya, meninggalkan Hana yang mangkel hatinya karena semua berjalan tidak sesuai dengan keinginannya. Dia merasa bahwa kerjaan dia oke saja, dan rasanya wajar jika dia masih nongkrong dengan teman-temannya, masalah dia datang telat rasanya wajar sebagai anak pemilik perusahaan dan juga sebagai general manager. Kenapa juga Papi mempermasalahkannya?

Sedangkan Irwan merasakan kekecewaan yang sangat besar untuk Hana. Rasa tanggungjawabnya yang kurang dan hobbinya hura-hura dan belanja yang aneh-aneh, sementara pekerjaannya malah seperti dibiarkan terbengkalai dan tidak ada rasa memiliki. Dia merasa dirinya dan Laura terlalu memanjakan Hana dari jaman kecil, masa kecilnya yang susah sepertinya membuat dia trauma dan tidak ingin anaknya mengalami masa yang sama, tanpa dia sadari bahwa inilah yang membuat anaknya malah jadi seperti sekarang, karena semua serba gampang dan mudah. Di usia 30 tahun, diberi jabatan yang instan dan cepat, sekolah yang serba mudah memang bisa diselesaikan oleh Hana, tapi tanggungjawab dan sikap hura huranya masih tidak hilang, kehamilannya malah membuat dia seperti harus dimaklumkan dan dimengerti apa maunya dia.


*********************

Ruangan tunggu dokter kandungan sore hari ini masih sedikit lengang, biasanya sebentar lagi pasti ramai ungkap suster yang jaga di depan ruang prakteknya. Untuk pertama kalinya setelah 7 bulan kehamilan Hana dan kurang lebih 3 bulanan mereka menikah, Ken akhirnya hari ini menemani istrinya untuk kontrol dan cek up.

Konyol rasanya memang.

Ini karena kedatangan para Pelayan sebuah Ministry yang sering disupport juga oleh Irwan, saat ke rumah dan ikut mendoakan Hana yang sedang hamil, mereka bertanya tentang suaminya yang mereka lihat di pernikahan tapi sampai sekarang tidak mereka lihat lagi, meski saat mereka datang itu hari sabtu atau minggu di setiap acara doa rutin ke rumah Irwan.

Hal ini memicu Irwan untuk memanggil Ken dan berbicara dengan mereka berdua secara pribadi.

“ papi sering ditanya masalah kalian berdua....dan kalian berdua tahu bahwa Papi dan mami sekarang aktif juga dalam pelayanan.... dan kamu Hana, kamu bisa lihat bagaimana baiknya Tuhan buat kita semua dalam tahun-tahun terakhir ini.... usaha kita maju pesat, bahkan dalam waktu dekat kita sudah pesan 4 set lagi tug and barge.... jadi jangan buat apa yang sudah jadi berkat kita ini diambil lagi oleh karena tingkah aneh kalian berdua.....”

Hana yang merasa disudutkan lalu bicara

“khan memang ini pernikahan hanya status aja, Pi...”

“ya status..... tapi tetap saja ini pernikahan dan itu sah dimata negara dan gereja....”

Hana dan Ken jadi bingung dengan maunya Irwan

“kalian hormati pernikahan kalian selama kalian masih terikat dalam ikatan itu” tandas Irwan lagi

“ Dan ingat, pernikahan ini bukan berarti kalian jadi bebas dan liar.... Papi ngga mau turut campur, tapi kalian berdua dewasa dan bisa bersikap manis, maka papi akan diam....tapi kalau kalian berdua bertindak suka hati dan ngga ada aturan, papi harus bicara....” ujar dia lagi

“orang-orang itu bicara ke Papi dan mami, bukan ke kalian....dan itu ngga enak dikuping....”

Hana terdiam, dia memang tahu persis tingkah lakunya banyak diprotes sama Papi dan bahkan Mami, meski dia ngga terima karena diperlakukan seperti anak kecil, namun saat ini pilihan terbaik baginya ialah mengikuti apa yang sduah orangtuanya inginkan. Kakinya dan pondasinya masih belum memungkinkan dia untuk bisa berbuat banyak.

Saat Hana sedang bersiap untuk ke dokter, Irwan lalu menegur Ken

“kamu punya pacar?”

Ken menggelengkan kepalanya

“ada yang kasih tau papi kamu jalan dengan wanita lain....”

Ken bagaikan disengat listrik mendengarnya. Pasti ada memergokinya dengan Mira, makanya melaporkan ke Papi

“ itu masalah pribadi kamu sebenarnya.... tapi saran papi agar kamu menahan diri.... setidaknya hingga pernikahan ini usai dan anak Hana lahir....”

Ucapan Irwan membuat Ken tertunduk

“papi ngga enak dengarnya ada yang cerita....” sambil menepuk bahu Ken

Ken menganggukan kepalanya.

“rumah kamu sudah selesai direnovasi?”

“sudah kamu tempati?”

“belum Pih...”

“sudah didoakan?”

“belum juga Pi...”

“papi minta tim doa untuk doakan kesana yah....”

Ken selalu punya rasa hormat yang tinggi untuk orangtuanya ini, sama seperti ke papanya sendiri, ke Irwan pun dia sangat menghormati, baginya Irwan adalah sosok yang penuh tanggungjawab, berhasil dalam usaha dan sangat mencintai keluarganya, panutan baginya.

“ibu Hana Makaira” teriak suster yang jaga

Hana yang duduk di bangku tunggu sebelahnya Ken segera berdiri dan masuk keruangan periksa

“halo Bu Hana..”

“halo dok...”

“”kita USG yah biar dilihat kondisi bayinya....”

“Iya dok....”

Suster asistennya dokter lalu mempersiapkan peralatan dan juga menggeser tirai tempat tidur pasien, agar Hana bisa berbaring disitu

“sendiri?”

Hana bingung menjawabnya

“ama suami...”

“oh...akhirnya... panggil dong biar dia lihat anaknya...”

Hana makin bingung...

“biar aja dok...lagi didepan sih duduk dia..”

“panggil saja.....biar dia tahu gimana sulitnya seorang ibu...biar dia lihat juga anaknya di dalam perut ibunya...”

Anaknya? Hana ingin tertawa dalam hatinya

“ panggil sus....” ujar dokter

“suaminya Ibu Hana...” teriak suster dari depan pintu

Ken kaget, meski dia asing dengan panggilan tersebut tapi dia segera sadar. Dia lalu bangun dari duduknya dan kemudian merapat ke ruangan pemeriksaan.

“halo...saya dr. Hermawan....” sapa sang dokter

“halo Dok...saya Ken...”

“nah gitu dong, dampingi istrinya kalau lagi pemeriksaan seperti ini yah...” tutur dokter

“jangan bikinnya aja bareng, periksanya juga harus bareng....”

Shit, kata Ken dalam hatinya. Bukan perbuatan saya dok, ucap ken dalam hati.

“kita periksa bayinya yah....”

Baju Hana diangkat keatas, dan karena dia memakai celana karet, ditrurnkan sedikit kebawah. Ini pertama kalinya Ken melihat perut istrinya. Untungnya dokter tidak membaca raut wajah suami istri ini, malah dia sibuk mengolesi perut Hana dengan gel agar memudahkan proses ultrasonografinya.

Perut mulus Hana nampak membesar dan urat-urat merah, hijau dan biru terlihat membentang di seluruh perutnya, mungkin demikian jika wanita sedang hami, semua kulit perutnya jadi tertarik dengan membesarnya perutnya dia.

“normal yah....kepalanya dibawah, posisinya bagus kok....bokongnya diatas situ...” terang dokter sambil mengarahkan alat perekam USG di perut dan membaca hasilnya di monitor.

“ ini kehamilannya sudah 7 mau kedelapan yah...30 mingguan....sekitar 9 minggu lagi lahiran... bobotnya 1 kilo 4 ons” terangnya lagi..

“ini denyut jantungnya...” suara detak jantung bayi terdengar

“itu sekilas yah mukanya terlihat....diliputi ari-arinya....”

“itu wajahnya...mata dan hidungnya......”

Lalu.....

“cewe yah....hehehehe....kelihatan kelaminnya tuh....” ujar dokter lagi

“kayaknya sehat semuanya....”

Perut Hana lalu dilap dengan tisu, dia menurunkan bajunya kembali, lalu bangun dan duduk di depan dokter

“ nanti sudah bisa disiapkan calon namanya yah.... cewek anak bapak dan ibu....” ujar dokter lagi

“makan silahkan apa saja, tapi kalo bisa seafood kayak kepiting, tuna agak dikurangin jangan banyak banyak”

“hidup sehat yah....jangan merokok atau minum alkohol... biar bayinya sehat....”

Hana hanya tersenyum

“kaki saya kok kayak bengkak yah, dok..”

“normal kok, yang penting kandungan kalium dijaga tetap bagus, dan badan tetap terhidrasi dengan baik.... suami boleh lah pijit2 kaki istrinya.... khan ini harus jadi bahagia bersama dan menderitanya juga sama2....demi anak kok....” senyum lebar dokter Hermawan

“nanti dari sini bisa lihat-lihat ruang bersalinnya....biar familiar karena ini khan persalinan pertama, jadi sebaiknya boleh dicek dulu yah....” nasehat dokternya lagi.

Mereka lalu pamitan, Ken membayar tagihan check up hari ini, lalu turun dengan lift ke lobby. Ken mengambil mobil yang diparkir, dan kemudian menjemput Hana. Melihat Hana agak kesulitan naik, mau tidak mau dia turun dan membantu Hana agar bisa naik ke mobil, maklum pajero Shuji ini lumayan tinggi untuk dinaiki oleh ibu hamil.

Hana sendiri belum memutuskan untuk cuti, dan setiap harinya dia menggunakan sopir Laura untuk antar jemput dia ke kantor. Atau kemana dia maunya pergi. Badannya yang sakit-sakitan karena usian kehamilan yang semakin emmbesar membuat dia sedikit membatasi nongrong malamnya dengan teman-temannya. Ditambah lagi Irwan yang agak keras terhadapnya selama belakangan ini, Hana jadi lebih banyak menuruti apa kata papinya.

Sepanjang jalan mereka ibarat sedang bermusuhan, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka masing-masing, dari rumah sakit hingga tiba di rumah. Dan setiba di rumah, Irwan dan Laura sudah menunggu mereka.

“sebaiknya kamu tinggal dengan suami kamu, Hana....” usul Irwan

Hana kaget bukan kepalang mendengar usulan itu

“ngga ah Pi.... khan kita nikahnya juga cuma pura2 kok....kenapa harus tinggal bareng?”

Irwan kali ini tidak membalas emosi anaknya

“kalian sudah resmi menikah....sebaiknya tinggal bersama.... lagian kehamilan kamu sudah semakin mendekati bulannya.... Ken harus bantuin kamu...”

Alasan yang aneh dari Papinya membuat dia meradang

“ngga mau aku pokoknya.... nikahnya dipaksa... sekarang masa aku dipaksa harus tinggal bareng juga...”

Laura dan Ken hanya terdiam mendengar percikan pertengkaran anak dan ayah itu

“kamu dengar baik-baik dulu...” suara Irwan tetap merendah

“ kalian itu jadi pertanyaan banyak orang selama ini.... papi dan mami ditanya sama teman-teman pelayanan, ke gereja nga pernah bareng, mereka kesini ngga pernah lihat kalian berdua... “

“ kecuali kamu mau hidup sendiri tanpa ada orang lain...silahkan saja... “ sambung Irwan lagi

“ya sudah, dia aja suruh pindah kesini... banyak kamar kosong itu...”

Ken hanya tersenyum mendengarnya. Dari awal Irwan sudah tahu kalau Ken tidak akan mau tinggal disini.

“ aku ngga mau pokoknya pindah dan tinggal dengan dia....” ujar Hana sambil berdiri dan masuk ke kamarnya

Ken lalu pamit dari rumah Irwan, dia mncium tangan Irwan dan Laura lalu berpamitan

“kamu yang sabar yah....” bisik Irwan ke Ken


********************


“gila ngga...masa gue disuruh tinggal ama dia? Udak pikun kali otaknya dia....” ujar Hana lewat telpon ke Gaby

“lah, khan bagus lu tinggal ama dia...”

“ngga ah...ntar dipake lagi gue...”

“hahahha...dipake juga lu bininya kok....”

“ngga ah....dekat dia aja gue mual....”

“mual-mual tapi bolak balik juga lu ke rumah sakit ama dia”

“terpaksa.....”

Tawa kembali berderai

“saran gue sih pindah aja tinggal ama dia...”

“kok gitu?”

“bokap lu kira-kira gimana ama dia?”

“buset....sayang banget ama dia....lebih sayang ke dia kali dibanding ama gue anaknya sendiri....”

“nah.... justru itu....”

“aneh lu ah....”

“lu dengar dulu... lu sekarang khan kemana mana dipantau kan?”

“iye...”

“lu tinggal ama dia ngga mungkin bokap pantau lu kan?”

“ngga tau deh”

“dia juga pasti kan baik ama lu....maksdud gue ngga akan aneh2 khan ama lu jika lu tinggal ama dia?”

“sejauh ini sih dia oke2 aja....ngga berani macam-macam...manggil gue kakak malah...”

“nah...itu...kalo lu disana khan lu bebas.... yg penting lu bikin perjanjian ama dia...dan dia khan ngga akan lapor ke bokap lu... dia juga khan pengen segera selesai pernikahan lu ini....”

Saran Gaby dipikir pikir oleh Hana ada betulnya juga....

Papi pasti percaya 100 persen jika dia disana, dan ngga akan ditungguin malam-malam, atau diomelin, yang penting dia pastikan Ken setuju, dan dia yakin Ken juga ingin segera mengakhiri pernikahan ini segera anaknya lahir. Bagus juga sih idenya, kok ngga kepikiran yah, pikir Hana.

Papi pasti percaya karena dia tinggal dengan Ken, dan dia bisa kemana mana tanpa harus takut papi cegat dia malam-malam. Tinggal sendiri akan berat buat dia, apalagi tanpa bantuan fasilitas dari Papi dan Mami, meski gajinya dia sudah termasuk besar, pengeluarannya dia sangat besar tiap bulan dan masih dibantu supply dari Papi dan Mami.


*****************

Ken sendiri setelah menerima bantuan dari Irwan lewat Menara Ventura, dengan cepat bergerak memanfaatkan bantuan tersebut dengan membangun lini usahanya agar semakin berkembang dengan pesat.

Gudang dengan luas 750 m2 itu disewanya dengan durasi 3 tahun. Kondisi gudang yang bobrok membuat dia mendapat harga yang sangat terjangkau, dengan syarat dia sendiri yang merapihkan dan membuat interiornya. Harga normal diangka 125-150 juta pertahun berhasil dinegosiasikan hanya diangka 85 juta pertahun, namun semua perbaikan dan renovasi ditanggung oleh Ken.

Bagian depan direnovasi total menjadi galeri dan kantornya, disampingnya dia membuka cafe dan tempat nongkrong berkolaborasi dengan sahabtanya sesama pegiat seni dari Bandung, lalu bagian belakangnya dirombak menjadi workshop dan perakitan setiap pesanan yang masuk.

Alat-alat dan perlangkapan yang semakin besar dan lebih modern mambuat dia kini mulai memperluas pasarnya, ditambah dengan berdirinya galerinya seakan semakin bersemangat bagi Ken untuk berkreasi. Dia semakin rajin dan membara kreatifitasnya kali ini.

Macam-macam karya uniknya kini banyak dipajang di galerinya, mulai dari lampu meja, gantungan pakainan, hingga tempat tidur, kursi, meja dan juga pesanan untuk lemari bahkan pesanan perkantoran atau rumah pribadi. Perlengkapan makin banyak, karyawan juga ditambah, dan kini dia Ken makin mengibarkan namanya DeKenz Gallery, secara masif ke semua platform medsos dan komuntas interior design.

Rumahnya juga sudah selesai direnovasi. Layaknya orang seni, dia kali ini membuat kesan industrialis dan menyatu dengan alam untuk konsep rumahnya. Rumah tua yang tadinya terbengkalai kini sudah selesai dikerjakan dengan sangat cepat oleh tukangnya yang memang handal. Konsep industrialis membuat pengerjaannya juga tidak memakan waktu lama. Ken menghabiskan uang tabungannya yang tadinya dia kumpulkan untuk membeli lahan atau gudang untuk galerinya, dialihkan semua kesini.

4 kamar ditambah 2 kamar pembantu di lantai roof topnya, kini sudah siap untuk ditempati. Rumah untuk ditempati lama, makanya Ken membangunnya dengan tidak tanggung-tanggung, lahan sebsar 120 m2 itu dimanfaatkan dengan baik.

Saat Irwan meminta untuk mengirimkan tim doa ke rumahnya, dia dengan senang hati menerima, sekalian ada acara syukuran kecil-kecilan, dia meminta Papa, Mamah dan Ayu untuk datang juga, baginya cukup keluarga.

Ternyata Irwan juga ikut hadir dengan tim doanya, untung istrinya tidak ikut. Sehingga acara doa dan reuni keluarga itu tidak terganggu dengan muka masamnya Laura. Irwan sangat gembira melihat abangnya ternyata ada, dia memeluk abangnya dengan penuh kerinduan.

Irwan kagum melihat rumah Ken, dia suka penataannya dan konsepnya. Meski rumah dia sendiri seperti istana besarnya. Kebanggaan dia terhadap Ken memang tidak pernah salah, anak ini tidak pernah mengecewakan orangtuanya.

“Ajak Hana tinggal disini..... dia istri kamu....” bisik Irwan yang hanya ditanggapi dengan senyuman oleh Ken.


**********************


“halo...”

Ken kaget karena untuk pertama kalinya dalam sejarah, Hana menelponnya.

Sejumlah syarat diajukan olehnya jika dia mau pindah
  • Tidur sendiri dan kamarnya harus ada kamar mandi pribadi, kasurnya dia yang bawah sendiri
  • Dia butuh privasi dan tidak ingin diganggu oleh siapapun jika dia di kamarnya
  • Koneksi internetnya harus bagus dan stabil karena dia ingin kerja dari rumah menjelang lahiran
  • Dia harus disediakan pembantu untuk memasak dan pekerjaan rumah lain dan dia tidak akan mengerjakan pekerjaan rumahan sama sekali
  • Dia bebas keluar tanpa dihalangi oleh siapapun, termasuk bebas menerima tamu atau kawannya jika datang.
Ken dengan santainya mengiyakan. Bagi Ken hal ini cuma berlangsung beberapa bulan saja dan setelah bayi lahir Hana segera bercerai dan pindah dari rumahnya.

Dan beberapa hari kemudian mobil box besar datang dan parkir di rumah Ken, mulai dari kasur hingga beeberapa perlengkapan dan baju-bajunya Hana ikut diangkut dari Kemang ke rumah Ken yang baru ini, bahkan salah satu pembantu di rumah Irwan juga ditugaskan untuk membantu Hana disana.

Akhirnya rumah baru Ken lengkap berpenghuni, Hana tidur di kamar tamu di lantai 1, Ken di kamar utama di lantai 2, dan Siti pembantunya Hana di lantai 3. Dan seperti yang sudah ada dalam perjanjian, Ken cuek dan tidak perduli dengan Hana, baginya Hana tidak lebih dari sekedar menumpang di rumahnya.

Hana pulang jam berapa bukan urusan dia, dia sibuk dengan galerinya, pekerjaannya dia, dan jika dia agak santai, dia menghabiskan waktunya dengan Mira di kost an Mira. Hanya saja dia tidak bilang ke Mira jika Hana kini tinggal bersamanya, dia memilih menyimpan itu untuk tidak disampaikan ke Mira.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd