Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tentang Sebuah Rasa

CHAPTER XI

MARRIAGE LIFE


Tidak banyak yang berubah dalam hidup dan keseharian mereka setelah penikahan kontroversial itu. Ken tetap tinggal dirumah kontrakannya yang sederhana, tipe 36 dengan dua kamar, sedangkan Hana tetap di Kemang di rumah orangtuanya, di istana lamanya.

Ken tetap menjalani usahanya sebagai pengusaha kecil di bidang interior desain dan juga furniture, dan Hana kembail aktif di kantor dengan kesibukannya sebagai GM di Hagia Shipping.

Sebenarnya Irwan akan lebih senang jika Ken pindah dan tinggal bersama dia di Kemang. Rumah megahnya yang memiliki total 12 kamar itu memang masih sangat bisa menampung satu orang atau lebih, namun Ken terang-terangan menolak. Dan Irwan menghormati itu.

Dia sempat menawarkan jika Ken ingin kerja dengan dirinya di Hagia, dia yakin dengan cepat Ken akan bisa belajar dan menguasai semua jalur bisnisnya jika dimentori dengan baik dan tepat, tapi sepertinya passion Ken memanglah bukan disini. Dia lebih suka dunia seni dan kerja tanpa ada kekangan waktu.

Hana sebaliknya tetap berjalan seperti biasa, meski jujur Irwan suka tidak puas dengan pekerjaan anaknya itu. Walau cerdas dan berbakat, serta agak keras ke anak buah, tapi jiwa memiliki dan jiwa untuk mengembangkan usaha masih sangat kurang dari Hana. Dia lebih suka menjalani pekerjaan yang sudah digariskan di divisi dia, untuk hal-hal lain dia akan melimpahkan itu ke divisi lain. Padahal Irwan ingin Hana lebih proaktif karena kelak dia akan menjadi pimpinan tertinggi di perusahaan ini.

Belum lagi kelakuan Hana yang suka hura-hura dengan temannya. Dia paling tidak bisa terima itu. Dia seperti tidak memiliki tanggungjawab sama sekali, sikap hura-huranya, dan hobi belanjanya yang dia suka marah, karena tagihan kartu kredit Hana termasuk tinggi pemakaiannya, dan itu dibayar oleh bagian finance lewat account keluarga, yang tentu Irwan tahu persis karena final signature untuk approval di dirinya.

Ini sangat berbeda dengan Gina yang sangat bertanggungjawab. Dia kuliah di University Of Tokyo di Jepang. Da sangat bertanggungjawab, humble, dan sangat mencintai Papi dan Maminya. Berbeda dengan Shuji yang pendiam dan hanya fokus dengan dirinya. Shuji yang kini masih bersekolah di Melbourne, termasuk yang tidak mau ikut campur urusan orang dan sangat pendiam cenderung angkuh. Hidupnya dia adalah yang terpenting baginya, itu prinsipnya. Dia hanya akan menelpon papinya jika perlu uang. Hari-hari biasa, jangan harap dia akan menelpon atau kirim pesan.

Entah kenapa dia hari ini ingin bertemu Ken, lalu dia menelpon Ken dan janjian untuk makan siang bersama. Sebagai anak pasti Ken tidak akan menolak, dan dengan patuh dia menyetujui untuk bertemu paman sekaligus ayah mertuanya itu.

“usaha kamu gimana?” sesaat setelah mereka selesai berdoa dan mulai makan

“lancar sih Pi...”

“produksinya masih kecil atau sudah banyak?”

“masih kecil Pih, karena kapasitas bengkel, alatnya dan tim saya juga masih belum banyak”

Mereka lalu menikmati sajian restoran Manado itu dengan lahapnya. Ken meski tahu pasti ada yang akan dibicarakan oleh Irwan kepadanya

“kamu dengan Hana sering bicara selama ini?” tanya Irwan serius

“Ngga pernah Pi..” jawab Ken pelan

“gimana sih kalian?”

Ken hanya terdiam, dia sedikit berhenti makannya

“gini lho Ken.... suka ngga suka kalian itu sudah menikah meski dibilang setingan atau apalah, tapi setidak nya selama durasi pernikahan ini kalian hormati pernikahan itu sendiri...”

Irwan sedkit tersadar dengan kata-katanya, lalu

“sesekali kamu temenin Hana cek kandungannya....”

“iya Pi...” jawab Ken pendek

Dia mengerti dia tidak bisa menekan Ken seorang

“jangan anggap papi tekan kamu masalah ini...Cuma papi harap kalian rukun....” ucapnya lagi

Ken menganggukan kepalanya

“kemarin ada ibadah di rumah, teman-teman sepelayanan pada nanya kalian berdua, hanya Hana yang keluar, kamu ngga ada. Kalau ini terus-terus ditanya dan kamu ngga ada khan papi bingung jawabnya.... at least sampai Hana lahiranlah....”

Sambungnya lagi....

“Hana memang egois, dia anak pertama dan sudah agak gede baru dapat adik lagi Shuji, jadi wajarlah dia agak egois....kamu sebagai suami juga harus memaklumi... sama Ayu kamu bisa ngalah dan sayang...masa sama kakak kamu yang sekarang jadi istri kamu ngga bisa?”

Ken tidak bisa bicara apa-apa. Dia memang sangat menghormati Irwan, dia pun tahu bagaimana sayangnya Irwan ke keluarganya termasuk ke dirinya. Makanya dia memilih untuk diam dan tidak menjawab atau menyanggah semua apa yang Irwan sampaikan.

“kuenya enak...” komentar Irwan lagi “nih...namanya Balapis...cobain”

Ken mencoba kue lapis lembut asli manado itu. Lezat memang.

Lalu Irwan bicara lagi

“masalah usaha kamu...apa yang papi bisa bantu?”

Ken menggeleng

“Ngga apa2 Pih...kita lagi progress untuk jalan cepat kok...”

Irwan tersenyum, dia sudah bisa menebak jawaban Ken

“ken... kamu sebut usaha apa di dunia ini yang tidak perlu investor?”

Ken terdiam

“ada banyak, tapi perlu waktu lama dan prosesnya akan berjalan lambat....”

Irwan mengelap tangannya dengan tisu

“usaha kamu tadi kamu bilang masih kecil produksi karena keterbatasan alat, man power juga mungkin, dan sarana promosi.... makanya kamu perlu investor... bisa direct investor atau via lembaga peminjaman....kamu tinggal pilih....”

“ papi saat ini sedang ada dan bisa bantu kamu.... cukup papi dan papa kamu yang di awal-awal menderita bangun usaha... jaman kalian ini beda...tantangan dan masa nya juga berbeda... percayalah, Papi bukan mau intervensi atau paksa kamu... tapi demi kebaikan kamu sebaiknya kamu terima investasi dari luar....karena dengan income kamu saat ini perlu waktu lama untuk develop sendiri...”

Ken membenarkan dalam hati omongan Irwan, meski dia sedikit gengsi

“dengan usaha dan idealisme kamu, akan maju tetap usaha kamu...tapi jika ada jalan supaya lebih cepat, kenapa nunggu lama sih?”

“ingat...Cuma ada 3 hal yang ngga bisa diulang, Waktu, Ucapan dan Kesempatan”

“saat waktu kamu dengan cara kamu sekarang ini tiba, bisa saja kompetitor kamu sudah 3-4 langkah didepan kamu, karena kamu ngga manfaatkan kesempatan dan ucapan baik yang datang ke kamu....”

Ken merenung dalam dalam

“kasih tau Papi kalau kamu berubah pikiran”

Dibalas oleh anggukan Ken.


3 hari kemudian.....

“sign disini Pak...” ujar Paulina, assisten pribadi Irwan, didampingi oleh perwakilan dari Menara Ventura, selaku pihak kreditur.

Ken lalu menandatangi surat perjanjian peminjaman modal usaha, sebesar 700 juta dengan tenor 3 tahun pengembalian bunga yang sangat kecil. Irwan senang akhirnya Ken mau terima bantuannya meski dia harus meminjam tangan pihak lain, karena Ken tidak ingin menerima bantuan langsung dari dia, dan setelah membaca proposal peminjaman dan planning pengembangan usahanya, Irwan yakin Ken akan berbicara dengan baik dalam beberapa bulan kedepan.

Dia sempat meminta Paulina mengecek profil toko furniture Eka di beberapa platform dan medsos, reviewnya bagus-bagus. Makanya itu yang membuat dia yakin menantunya ini akan bisa berhasil dengan cepat.

“makasih Pi....’

“sama – sama yah....” Irwan memeluk Ken

Ken lalu berbisik lirih ke Irwan...

“semoga bisa sesuai dan cepat mengembalikan dana Papi....”

Irwan tertawa lebar

“costumer kamu pernah kecewa ngga sama layanan dan product kamu?”

“setahu saya sih belum...kalaupun ada segera kita tanggulangi dengan cepat....”

Irwan menepuk bahunya Ken...

“pasti kamu ngga akan mengecewakan investor kamu juga khan?”

Ken menganggukan kepalanya

Tidak lama kemudian

“ Pi, saya pmit yah...”

“Oke Ken...kamu ngga mampir ke istri kamu?” tanya Irwan membuat Ken bingung

“nanti ketemu di rumah aja Pi....”gugup jawaban Ken

“sana temuinlah....” anjur Irwan “ Paulina, antar Ken ke ruangannya Hana...”

“siap Pak....”

“ Oh iya Ken....” kata Irwan menahan Ken sejenak

“Iya Pi?’

“kamu ada simpanan kan?”

Ken bingung ditanya demikian

“ada sih Pi....”

“papi itu pengen sekali kali nginap dirumah kamu....”

Ken seperti bisa membaca arah pertanyaan Irwan

“kata Mas Heru kamu sudah beli rumah juga....kenapa belum ditempati?”

“masih belum direnovasi Pi....”

“yah.... renovasilah.... biar Mas Heru datang dan Papi bisa nginap disana....”

Ken mengerti arah pembicaraan Irwan.

“baik Pi.... segera saya rapihkan....”

“Oke...makasih.... tuh Paulina sudah nunggu...”

Dengan Jasket coklat tua, kemeja putih dan celana coklat muda berbahan nilon dan sneaker putihnya, penampilan Ken kali ini terlihat keren dan ditambah rambut gondrongnya menambah pesonanya. Beberapa karyawan Hagia apalagi yang cewe pada melirik, meski kemudian saling bertatapan penuh arti setelah tahu siapa yang datang.

Hana yang sedang duduk diruangannya kaget melihat kedatangan Ken, setelah satu bulan lalu mereka menikah. Sedikit terperangah dia melihat Ken kali ini. Dia sebenarnya malas bertemu dengan Ken, tapi dia tahu akan jadi perhatian seisi kantor, makanya dia se dikit manis kali ini.

“duduk...”

Ken lalu duduk di kursi di depan meja Hana...

“ada perlu apa?”

“oh...ngga... diminta Papi datang aja...”

“oh....”

Diam sejenak, lalu...

“aku pamit dulu yah...”

“oh oke...”

Ken berdiri dari kurisnya

“aku antarin ke depan...”

“ngga usah....”

“ngga usah GR yah... gue antar lu karena seisi kantor lagi ngeliat kita berdua....” ucap Hana dengan judesnya

Mereka lalu berjalan bersisian ke luar ruangan dan bertemu dengan seorang expatriat

“Hi....what a lovely couple we have here...” sapanya dengan akses India

“hi Capt Sanjit, this is my husband, Ken...” Hana berbasa basi

“Honey, this is our Marine Manager Capt Sanjit”

“Hi, sir....sorry as while your wedding day I was on business trip....nice to see you, Sir..” dia menjabat tangan Ken

“Nice to see you also, Captain...”

“both of you such a fantastic couple....will be a very wonderfull baby you have few months later ” puji dia

“see you again sometimes, Captain....” pamit Ken ke Sanjit.

“my pleasure Sir...”

Ken lalu berjalan keluar hingga lobby. Mereka berdiri sejenak di depan lift, dan begitu lift datang, Ken langsung masuk ke dalam lift, dan Hana juga segera masuk berbalik ke ruangannya kembali.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd