Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tentang Sebuah Rasa

CHAPTER VI

Gairah di sore hari


Pelukan Mira langsung menyambut Ken begitu dia muncul di depan kamar kostannya. Ciuman penuh nafsu didaratkan ke bibir Ken, bibir mereka saling bertemu dan dengan penuh gairah Mira melompat memeluk erat sambil dia melingkari kedua kakinya diatas pinggang Ken.

Kini keduanya rebah di kasur queen size yang tanpa ranjang, Mira membalikan badan Ken, dia diatasnya pria itu, lalu membuka kaos Ken hingga dia bertelanjang dada, dan kemudian dia rebah memeluk dan mencium bibir Ken.

Ciuman penuh nafsu disertai rasa ingin menuntaskan birahi, membuat Mira kali ini agak ganas dan memonopoli permainan, dia dengan penuh birahi mencium bibirnya Ken, lalu melumat belakang kupingnya, dan menghisap puting rata Ken, tangannya turun meremas tonjolan di celana Ken yang mulai menegang.

Ken dibuat gemas oleh serangan ganas Mira, dia membalas ciuman Mira, ditariknya wajah Mira, Kens meladeni ciuman Mira dengan saling bertukar lidah, bibrinya sesekali menggigit bibir Mira, dan lidahnya menyapu permukaan bibir sexy itu.

Tangan Ken menyentuh dan mulai meremas buah dada yang berukuran 34B itu dari balik dasternya yang tipis, dari luar sudah bisa ditebak bahwa wanita ini tidak mengenakan bra sama sekali, dan buah dada yang kini semakin mengeras menandakan bahwa dia sedang sangat bergairah.

Ciuman bibir Mira kini menyentuh perut Ken, dengan lincahnya dia bergerak menyapu perut rata six pack Ken, lidahnya mencucuk pusar itu, dan tangannya dengan cekatan membuka retsluiting jeans yang dikenakan Ken, dengan bantuan tangannya dan tangan Ken, jeans itu kemudian copot dan menyusul celana boxer yang tersisa juga meluncur turun.

Batang kemaluan yang malu-malu keluar dan dalam posisi tegang 75%, langsung disambut oleh mulut Mira yang dengan lahapnya menelan urat tegang itu. Bibir sexy yang lembut lalu mengemut batang yang keras, membuat sentuhan itu semakin menaikan tensi dan suhu tubuh Ken, jilatan lidah dan emutan bibir memang kombinasi yang sempurna yang membuat dia semakin menegang dan semakin mengencang, ditambah lagi mulut dan hisapan deepthroat ala Mira, pantat Ken dibuat bergerak tidak tentu.

Keindahan batang kemaluan Ken memang jadi kenikmatan tersendiri bagi Mira dalam melumatnya, dia suka dan sangat menikmati batang indah yang bersih, dengan bulu yang rajin dicukur sehingga menyisahkan sedikit dibagian atasnya, membuat dia suka sekali dengan menu blowjob ini, dan semakin kencang batang kemaluan ini, vaginanya juga semakin banjir.

“oh sayang.......enak banget sih....” rintih Ken

“suka sayangku.....” ujar Mira disela emutannya

Dan kini Mira yang tidak kuat, dia lalu bangun, membuka dasternya, dan dibalik daster itu sudah tidak ada lagi kain yang tersisa, kecuali kalung emas yang melingkar di lehernya, dan gelang etnik yang tersisa di tangannya, sisanya sudah bugil.

Tubuh indahnya memang mempesona mata Kens, buah dadanya yang bulat indah dengan ukuran bra 34B, dilengkapi pentil yang kecoklatan kecil karena belum pernah diisap mulut bayi, perutnya rata dan mulus, dan vaginanya yang ditumbuhi bulu halus yang rajin dicukur terbentang diantara paha mulusnya, membuat Ken selalu dibuat mabuk birahi olehnya.

Mira menolak saat Ken ingin menjilat lembah basahnya, dia sedang dalam birahi yang tinggi, dia ingin menuntaskannya dulu, sebelum melanjutkan ke babak selanjutnya, menuntunnya untuk meraih batang kemaluan Ken, lalu mengarahkannya ke vaginanya yang basah dan sudah sangat siap menyongsong masuknya batangnya Ken.

Mata Mira setengah setengah terpejam, dia menggigit bibirnya sendiri, batang kemaluan Ken digosok ke bibir luar vaginanya, dengan lembut dan sedikit rata diusapnya, agar cairan vaginannya menempel di kepala kontol Ken, dan mudah masuk ke dalam gua lembabnya itu.

Dia meringis saat batang kemaluan masuk pelan tapi pasti ke dalam vaginanya. Gesekan dan cengkraman vaginanya membuat mereka sama-sama merasakan kenikatan yang luar biasa dahsyat, kerasnya kontol Ken dan eratnya jepitan memek Mira, membuat tangan Ken tanpa sadar meremas pantat montok Mira.

Pinggul Mira kini mulai menggoyang dengan pelan, dia menyesuaikan dengan ritme dan perasaan nikmatnya saat sentuhan urat vaginanya yang menempel ketat di urat kontolnya Ken, dan setelah dia merasakan adanya lelehan cairan yang membuat sentuhan itu lebih licin, maka dengan irama yang lebih cepat lagi dia menggoyangkannya.

Dia berhenti sejenak, menarik bantal yang banyak dia siapkan di kamarnya, disusun hingga empat dibawah kepala Ken, lalu setelah Ken meletakkan kepalanya dengan nyaman, pinggul Mira kembali bergoyang dengan cepat.

Merasakan persetubuhan yang penuh nafsu seperti ini, ditambah kerasnya urat Ken yang memang agak jumbo ukurannya, membuat gairah Mira semakin tambah dan tambah ganas, apalagi memang hampir dua minggu mereka tidak bertemu, lelehan vaginanya semakin membasahi lereng gua nya yang kini semakin licin.

Goyangan Mira semakin cepat dan kencang, dia dibuat tidak mampu menahan birahinya, apalagi saat buah dadanya dilumat secara bergantian oleh Ken, dia dibuat tidak berkutik menahannya derasnya arus orgasme, arus birahi yang kini mengantarkan ke sungai penuh keinkmatan.

Dan rasa indah itu akhirnya datang. Dia menggigit bibirnya sejadi jadinya, dia menekan dalaam – dalam vaginanya hingga menancap di batang kemaluan yang berdiri bak tower yang kokoh, dan tangannya meremas dada Ken dengan kerasnya, matanya terpejam dan teriakannya menggema di kamar kost an nya yang berukuran 4 x 4 meter itu

“gila....enak banget.....” badan yang agak berkeringat itu tumbang diatas badan Ken, yang memeluknya dengan erat.

Mira mengatur nafasnya sejenak, sambil terengah engah dia membelai wajah Ken yang sedang tersenyum melihatnya. Wajah yang selalu tersenyum saat dia tumbang atau finish duluan.

“sange banget....susah nahannya....” bisiknya sambil mencium bibir Ken.

“gue cuci dulu yah....” ujarnya sambil bangun dari tidurnya, menyambar handuk lalu masuk ke kamar mandi.

“yuk sayang....” ujarnya setelah keluar dari kamar mandi.

Mira terlentang kini, membuka pahanya selebar mungkin

“masukin sayang”

Batang kemaluan yang agak turun, kini digesek ke bibir vagina Mira, dan setelah mulai penuh dan tegang, lalu dia menusukan dengan sedikit bantuan tekanan ke depan, sehingga batang itu masuk penuh ke vagiannya.

Ken menundukan wajahnya, dia mencium bibir Mira dengan penuh nafsu, sambil melumat bibir Mira, pantatnya naik turun membombardir rudalnya ke vagina Mira yang dengan cekatan bergoyang menyambut sodokan Ken.

Dalam kondisi biasa, dengan cepat biasanya setelah Mira mencapai titik orgasmenya, Ken juga akan segera menuju ke titik itu, namun dengan kondisi yang galau seperti ini, konsentrasi Ken seperti terpisah. Batangnya memang keras, tapi untuk mencapai orgasmenya dia sedikit sulut berkonsentrasi.

“kenapa sayang?” tanya Mira agak heran

Ken mencabut batang kemaluannya

“ngga apa2....lagi capek aja kali....”

Mira tersenyum lebar

Dia lalu mengambil handuk, melap kontol yang berkilap karena baru saja masuk dan menerobos ke lubang beceknya, dia menyeka dengan lembut, hingga sedikit kering, lalu dia merubah posisinya kembali, untuk diatas tubuhnya Ken yang kini telentang.

Mulutnya kembali melahap batang kemaluan Ken, dia mencoba kembali membuat otot keras itu bergeliat dengan sedotan dan jilatannya. Sentuhan lidah lembut dan erotisnya bibir sambil diiringan tatapan mata sayu, membuat kontol itu kembali bereaksi dan menegang.

Mira tersenyum, dan kembali dia mejilati batang kemaluan itu dengan lidahnya, seperti sedang menikmati es kirm yang mulai meleleh, dia dengan penuh nafsu menyapu semua batangnya hingga ke bijinya dengan lidahnya. Dan kontol itu kini bereaksi maksimal.

Inisiatifnya lalu muncul untuk naik lagi ke pangkuan Ken, dia merasa kembali rasanya memeknya berkedut minta diisi, dan dia kembali naik, lalu mengarahkan kontol jumbo itu untuk masuk ke vaginanya. Pelan tapi pasti kontol itu tenggelam.

Posisi yang dia memegang kontrol dan juga dia yang mengatur irama, memang sangat disukai oleh Mira. Apalagi saat buah dadanya diremas, atau bahkan dilumat oleh bibir dan jilatan Ken menyapu putingnya, dia sungguh dibuat tidak kuat dan semakin memerah wajahnya menahan birahi.

Dengan cepat dia menggoyang pinggulnya, memaju dan memundurkan seirama dan terasa jepitannya menahan erat batang kemaluan Ken, menjepitnya dengan urat-urat vagina yang basah dan lembab, serta merintih saat kelentitnya tersentuh urat kemaluan Ken.

Posis seperti ini membuat dia sulit membendung orgasmenya yang kedua, dan ini tidak mampu menahan apalagi mengontrol, rasa itu semakin keras dan kuat untuk bisa ditahan, dan dengan penuh nafsu dia lalu berteriak untuk kedua kalinya, menahan bibir, berhenti sejenak saat remasan di pantatnya serasa mencengkramnya, dan gigitan lembut terasa menghantar getaran di ujung dadanya, dan semua bermuara ke suatu rasa indah yang membuat Mira terbang kembali ke langit puncak kenikmatan.

Dia terkapar lagi dengan nafas terengah engah, dan senyum kepuasan terpancar dari bibirnya.

“sayang.... gue udah dua kali.....” ujarnya lirih sambil menahan ngilu dan nikmat yang datang.

Ken tersenyum manis melihatnya

“ayo sayang...” pintanya ke Ken untuk kembali berpacu

Ken lalu naik ke badannya Mira, tanpa menghiraukan ribuan pikiran yang muncul di kepalanya, dia mencoba berkonsentrasi untuk mencapai orgasmenya sore ini. Tatapan sayu penuh kepuasan dari Mira memandangnya seakan memintanya untuk ikut bersama ke pulau kenikmatan. Buah dada yang bergoyang indah juga memanggilnya untuk meminta dicomot dengan bibirnya, dan vagina yang lezat itu terbuka lebar dibawah menanti masuknya sang pangeran ke sarangnya.

Dengan sedikit tekanan, lalu masuklah batang kemaluan Ken kedalam vaginanya, dan dengan kecepatan penuh Ken menggoyangkan, dia tidak peduli dengan rintihan penuh birahi dari bibir Mira, dia dengan ganasnya menggoyang dengan cepat.

Kamar itu menjadi saksi suara rintihan dan dengusan dari dua insan yang sedang berpacu dalam birahi, serta liarnya gerak tubuh telanjang yang saling bertatapan penuh birahi, kadang bibir mereka saling bertautan, kadang buah dada Mirah yang menjadi sasaran jilatan mulut Ken, sementara batangnya yang menempel di lubang basah itu dengan cepat keluar masuk mengejar puncak asmara yang sudah mendekati.

“buang didalam aja sayang....” ujar Mira lirih sambil menahan sodokan yang kencang menhujam di memeknya

“ngga apa2?’ tanay Ken memastikan

“Ngga apa2 sayang....”

Sujurus kemudian pria itu melenguh seperti sapi yang sedang hendak dipotong, dia berteriak dan dengan cepat dia mengeluarkan batangnya yang mengkilap karena berbalut cairan vagina, lalu menumpahkan semua isi kemaluannya yang merupakan cairan kenikmatan ke perut Mira, yang seketika penuh jadi tumpahan peju.

Ken memeluk Mira dengan eratnya, badannnya menegang seketika. Lalu dengan penuh nafsu dia melumat bibir Mira yang membalas dengan tidak kalah sengitnya. Mereka berciuman penuh kemesraan, dan saling memeluk dengan eratnya.

“kok buang diluar?” protes Mira “khan aku bentar lagi haid, jadi aman lah....”

“ngga lah sayang...diluar lebih aman..” jawab Ken sambil mencium pundak Mira.

Mira sedikit manyun dibuatnya

Saat Mira hendak bangun, Ken menahannya dan memeluknya dari belakang. Dia lalu mencium leher dan pundak Mira yang menggeliat kegelian karena ciuman yang tetap di daerah sensitifnya itu.

“cuci dulu yuk....”

Ken malah memeluknya

“ngga ah... pengen ciuman dan pelukan aja....”

Mira lalu mengambil handuk, melap cairan yang tumpah di perutnya, lalu membiarkan Ken memeluknya dari belakang. Dia menarik selimut karena dinginnya ac di kamar pasti segera menerjang kulit mereka sesaat lagi.

“ngga kemana mana khan sore ini?” tanya Ken

“ngga.....”

“kita disini aja yah...” bisik Ken

Mira tersenyum mendengarnya

“boleh khan aku meluk sambil tiduran kita?” tanya Ken

Meski agak heran, tapi Mira senang aja dengan situasi ini, berpelukan setelah bercinta rasanya memang sesuatu banget deh

“ih... lu mah aneh....dipake aja gue doyan... masa dipeluk dan dicium ngga mau...” sambil mencolek hidung Ken mesra

“lu kenapa sih? Agak aneh.....” tanya Mira

“tadi juga gue ampe mau 3 kali baru deh keluar.... lagi ada masalah?”

Ken tersenyum dan memeluk Mira dengan eratnya, entah kenapa dia agak melankolis perasaannya hari ini ke Mira.

“ngga ada.....”

Ada rasa bingung dan ragu, yang membuat dia tidak tahu harus bagaimana menyampaikan ini kepada Mira. Meski hubungan mereka tidak ada ikatan dan hanya asas manfaat, lebih tepatnya sex partner, tapi dia masgul untuk menceritakan apa yang sedang dan akan dia alami selama beberapa waktu kedepan.

Dia benar-benar dilema, dan hanya dengan memeluk erat Mira, dia sedikit melepas rasa galau di hatinya dan juga di kepalanya. Yang jadi pertanyaan dia ke dirinya sendiri, apa yang akan Mira bilang jika dia tahu bahwa Ken akan menikah?
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd