Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tentang Sebuah Rasa

Bimabet
CHAPTER IV

Cinta salah orang


Hana Makaira Sutanto 30 tahun, di usianya yang sudah sangat matang seharusnya dia tidak perlu kuatir dengan kondisi terburuk pun seperti yang dia alami sekarang ini, karena karir dan sekolahnya sudah sangat cukup.

Hanya saja, kebobolan dengan cara yang tidak enak ini membuat semua jadi berantakan. Hubungannya dengan Airlangga Sanjaya yang kini berusia 31 tahun, sendiri sudah berjalan lama semenjak dia kuliah di Australia pertama kali dia mengambil Bachelor degreenya.

Keluarga Airlangga meski tinggal di Jakarta, tapi mereka punya bisnis juga di Australia di bidang property, makanya dia tinggal di Australia lebih seringnya. Hubungan mereka sudah terjalin lama, tetapi mindset ala baratnya Airlangga ini membuat dia seperti enggan untuk menikah, ditambah lagi keluarganya kurang menyetujui hubungannya dengan Hana. Latar belakang orangtua Hana yang dianggap tidak jelas, meski sudah jadi pengusaha sukses, tetap dianggap masih dibawah level bisnis dan dearjat orangtuanya Airlangga.

Setelah Hana menyelesaikan S1nya, dia kembali ke Jakarta, dan hubungan mereka tetap berjalan, dan kadang Airlangga yang ke Jakarta, atau mereka bertemu di Bali, atau Hana yang ke Sidney menyusul Airlangga.

Seringnya Hana berpergian, membuat Irwan menegurnya karena tentu Irwan tidak ingin anaknya memboroskan uang hanya untuk hal-hal yang dirasanya kurang penting. Apalagi dia calon penerusnya di tampuk pimpinan kelak di perusahaan. Hana sendiri menjabat sebagai General Manager untuk Procurement dan Purchasing Division.

Untuk mengakali supaya Papinya tidak marah, Hana lalu mengajukan untuk mengambil s2 di Australia, ini dimaksud supaya dia punya alasan untuk tinggal lama di Australia. Dan meski Irwan kurang setuju, tapi Laura mengijinkan dengan alasan pendidikan juga sangat penting untuk anaknya nanti memegang perusahaan mereka.

Dan Hana sama seperti Airlangga sebetulnya. Lahir dengan kondisi anak orang ada, makanya hura hura dan senang-senang sudah menjadi bagian hidup mereka. Karena uang bukan masalah bagi mereka berdua, dan kehidupan bebas mereka akhirnya berakhir.

Hana hamil.

Hana tidak menyangka jika Airlangga enggan menikahinya meski dia sudah hamil. Alasan Airlangga ialah banyak di komunitas mereka memiliki anak tanpa menikah. Mungkin jika hanya mereka dan komunitas mereka, itu fine-fine saja buat Hana, tapi dia terlahir dari keluarga yang sangat berbeda dan bagi keluarganya tidak ada kamus hamil diluar nikah, jika itu kejadian maka harus tanggung jawab.

Airlangga yang kemudian tidak mengacuhkin dirinya, malah meminta agar kandungannya digugurkan. Namun dokter menyarankan agar jangan digugurkan, karena saat dia tahu hamil itu kondisinya sudah 3 bulan usianya, dan itu beresiko menurut dokter.

Pusing dengan perilaku Airlangga, keluarganya yang juga melemparkan tanggung jawab itu ke dia dan Airlangga, membuat Hana kecewa. Untung kuliahnya sudah selesai, sehingga dia tidak terbebani lagi dengan kuliahnya.

Jalan satu-satunya ialah berterus terang ke maminya dan papinya, meski mereka akan marah besar dan mungkin saja dia diusir, tapi dia memilih melaporkan dan menceritakan itu ke Mami dan Papi, karena dia sudah bingung harus kemana lagi dia mengadu dan mencari jalan keluarnya.

Dan seperti yang dia duga, Papi marah besar.

Menggugurkan pasti tidak bisa lagi, tapi meminta Airlangga bertanggung jawab bahkan hingga anak ini lahir saja pun Airlangga menolak. Opsi dia hanyalah tinggal bersama tanpa pernikahan, atau dia akn menafkahi anak itu, tanpa harus ada kewajiban menikahi Hana.

Bagi Airlangga, dengan Hana memang ada cinta, tapi seks dan hura-hura lah yang dia inginkan dari Hana, dia tidak ingin terikat dengan pernikahan. Jika Hana memaksanya, dia memilih untuk tidak melanjutkan hubungan mereka.

Dan itu membuat Irwan semakin marah, dia merasa dilecehkan sebagai orang tua saat orangtua Airlangga pun tidak ingin bertemu untuk membahas masalah anak mereka. Setiap telpon dan undangan bertemu hanya dijawab oleh personal assistannya dia yang mengatakan bahwa urusan anaknya di tidak ikut campur.

Padahal yang di perut Hana ini adalah cucu mereka juga. Sebagai sesama pengusaha, dan sebagai orangtua, Irwan merasa harga dirinya diinjak. Dia pun kini marah dan memutuskan tidak akan berkomunikasi dengan Teddy Sanjaya dan keluarganya.

Hana merasa bingung dan kalut, dia jadi tidak punya pilhan apa-apa selain mengikuti apa yang menjadi arahan papi dan maminya. Melahirkan anak tanpa ayah? Apa kata orang? Bagaimana anak buahnya dia dikantor melihatnya. Ini Indonesia yang kultur budayanya beda dengan luar negeri seperti Australia.

“kamu diam saja, Papi lagi usahakan untuk setidaknya ada suami buat kamu hingga kamu lahiran...”

Ujar Maminya.

Hana hanya diam saja, dia mengurung diri di kamar, semua kerjaan dia malas untuk sentuh, dia lebih suka tiduran dan dan tiduran, dia keluar rumah apalagi ke kantor membuat dia merasa insecure jadinya. Kamarnya adalah tempat terbaik saat ini.

Dan siang ini Mami membawa berita yang dia bingung dan tidak tahu harus berbuat apa

“ Papi minta Ken untuk menikahi kamu, setidaknya sampai bayi itu lahir”

Hana terkejut bukan kepalang. Dia mengenal Ken karena menurut Papi mereka seperti sepupuan. Dia juga kenal Heru dan Inka, yang suka dipanggilnya Papa Heru dan Mama Inka, karena menurut Papi mereka sudah seperti saudara dekat.

Ken juga sering nginap dirumahnya, juga Heru dan Inka jika ke Jakarta, namun dia sama sekali tidak dekat dengan Ken. Mereka hanya bicara sepintasan saja. Baginya Ken adalah tipikal cowok Kamseupay, dan hanya karena perintah Papi saja dia menghargainya.

“ngga ada yang lain. Please????” ungkap Hana

“Cuma buat selamatin muka kita...terutama muka kamu....” ujar Maminya

“iya tapi kenapa harus dia sih?”

“trus siapa?? Ada teman kamu yang mau nikahin kamu tanpa ada apa-apanya? Belum lagi resiko dibocorin kemana mana??”

Hana terdiam seketika mendengar ucapan Maminya

“lagipula inipun kalo dia mau....”

Oh jadi belum deal? Pasti maulah cowok kampungan itu. Pikir Hana, mana nolak dia rejeki nomplok seperti ini.

Dia ingat sekali terakhir bertemu sekitar 6 tahun yang lalu saat dia baru kembali dari Australia. Kampungan gayanya kalau menurut Hana, apalagi kuliahnya di Seni rupa dan desain, bukan jurusan cowok deh. Ampun deh ini, apa ngga ada yang lain sampai harus minta dia.

Tapi pikir dia lagi, toh masih belum pasti, dan jika pun jadi, ini kan pernikahan bohongan agar bisa menutupi malu dirinya, terutama keluarganya. Dia juga berpikir bahwa kekasihnya yang diharapkan malah seperti ayam sayur kabur dan tidak mau bertanggungjwab.

********************

Ken hanya bisa mematung saat selesai menerima telpon panjang lewat zoom dengan Papa dan Mama. Dia tidak menyangka akan dimintain tolong separah ini, sesuatu yang jauh sekali dari pikirannya malah, dan Mama dan Papa telpon dia untuk itu.

Rumah kontrakan kecilnya ini serasa makin sumpek dirasa oleh Ken....

“papi Irwan secara khusus minta tolong Mas.... Papa dan Mama ngga bisa maksain kamu....semua balik ke kamu....” ucapan Papa di sela obrolan panjang mereka

Dia bingung seketika

Irwan adalah sosok yang sangat baik kepadanya. Dia yang membiayai sekolahnya, sosok yang ramah dan nyaris tidak pernah marah, saat dia wisuda bahkan Irwan sampai membooking rumah makan di Bandung untuk merayakannya bersama Papa dan Mama serta keluarga mereka.

Meski Mami Laura yang dia suka panggil tante agak jutek dan jarang meengurnya, dia tetap memandang Papi Irwan, makanya meski kurang diterima, Ken selama ini selalu berusaha untuk datang kerumah mewah mereka, untuk selalu menjaga silahturahmi.

Dia itu orangtua kamu, ngga usah lihat Tante Laura dan anak-anaknya, lihat Papimu saja. Demikian pesan Papa dan mamanya selama ini. Memang beda jauh sikap Irwan dengan sikap Laura, apalagi anaknya yang bernama Hana, sombongnya luar biasa.

Ketemu negur saja jarang, memandangnya selalu sebelah mata.

Ngga usah dipikirin, mereka tidak tahu perjuangan papa dan papimu Irwan itu dulu, selalu itu yang jadi pesan Papa ke dirinya, jika dia suka malas datang ke rumah mereka, apalagi saat libur panjang. Meski di rumah sana dia tidak ngapa-ngapain, tapi tingal dengan orang yang suka emmandang remeh orang lain meemnag menyebalkan.

Perilaku Hana, adiknya Shuji dan Maminya hampir mirip semua, sombong dan jarang menegur orang, hanya si bontot Gina yang ramah dan suka menegurnya. Dia benar-benar kayak Papi Irwan kelakuannya, manjanya ke Mama di Banyuwangi juga lain dia.

“mereka minta hanya hingga anak lahir, setelah itu kamu boleh cerai...”

Gila... menikah kayak mainan aja buat mereka.

“papimu itu menjaga sekali nama baik, dia juga sekarang sudah aktif di kegiatan amal dan mulai melayani, jadi memang begitulah.....”

“kamu ngga usah sungkan, jika keberatan, Mama ngga mau menekan anak Mama juga....”

Ken benar-benar dibuat bingung.

Dia bisa memahami kondisi Papi Irwan yang kebingungan, masalah harga diri dan malunya pasti luar biasa pertaruhannya. Tapi kenapa tidak cari orang lain? Kenapa ngga cari aktor sewaan aja sih?

“mereka takut jika nanti terbongkar...kalo sama kamu kan mungkin lebih aman rahasianya....”

Papa dan Mama memang tidak memaksanya, tidak menekannya. Dia pun bisa saja menolak, toh tidak ada beban baginya untuk menolak sebenaranya. Tapi dia kembali teringat Papi Irwan, bahkan sampai datang ke Banyuwangi, bertengkar di depan Papa dan Mama dengan istrinya, sambil menangis memohon ke Papa dan mama, rasanya dilematis sekali bagi dirinya untuk menolak atau menerimanya.

Menikah bagi dirinya hanya sekali dan seumur hidup. Dia hingga saat ini menjalani hubungan hanya sebatas pertemanan tanpa ada ikatan, dan dia menikmati itu, karena baginya pernikahan itu agaung dan tidak boleh dipermainkan.

Lalu muncul ide seperti ini? Apa yang harus dia putuskan? Baginya ini memutuskan ini sangatlah tidak mudah dan semua pilihan beresiko.

Apa iya harus jadi duda nantinya? Menikah tanpa cinta lalu bercerai, anak itu khan meski bukan hasil dari dia tetap saja lahir dari pernikahan resminya dia. Tidak mungkin hanya resepsi, pasti akan ada pemberkatan dan bahkan catatan sipil.

Hadeh, mau pecah kepala Ken.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd