"Naah gitu dong" Ivan menjawab dengan senyum enteng. "Kalo lu emang mau ikutin saran gue" lanjutnya lagi. Aku merasa Ivan memang ingin membantuku, tapi aku sendiri ga tahu niatan asli dia gimana. Mungkin ini jebakan? Tapi mana mungkin? Dia mau ngejebak aku darimana? Bingung aku mikirnya. Mungkin Ivan memang berpengalaman soal-soal beginian, dia aja asalnya Jakarta, Kota selangkangan Indonesia. Di sekolahnya dulu mungkin Ivan pernah ngentot dengan belasan cewe,bisa jadi puluhan. Saran dari dia bakal berguna banget buatku.
"Ok, terus aku harus gimana pan?" Tanyaku antusias. Meskipun memang antusias tetep aja aku tidak mau dianggap oleh Ivan sebagai cowo culun yang gapernah deket sama siapa-siapa. Aku tetep pasang tampang tenang, dengan nada yang datar.
"Bentar dar, lu mau sama cewe itu dapet nyamannya atau ngentotnya?" Bagaikan pembaca pikiran, Ivan dengan jelas tau keinginanku. Aku kaget dengan pertanyaannya, apalagi suaranya yang masih enteng itu membuatku hampir tersedak, Ivan seakan-akan tidak memiliki beban. Buat apa dia nanya begitu? Aku makin heran, mungkin Ivan ini psikopat handal. "Kalo lu mau ngentotnya aja, gampang kok" Ivan melanjutkan tanpa menunggu jawabanku. Fix, aku harus belajar dari dia. Pembawaan Ivan selalu enteng dan tenang, seakan-akan yang dia katakan itu bisa dilakukan. "Jadi gini,lu dengerin gue dulu, sekarang strategi mainnya begini" Ivan mulai menjelaskan. Aku merasa aku harus mengeluarkan buku catatanku dan mulai mencatat kata-kata Ivan. Bodohnya, aku tidak oernah bawa buku catatan.
"Lu ajak aja dia makan ke kantin,ntar gue duduk bareng ama lu pada, abis itu gue bisa ngatur alur ngobrolnya, biar lu bisa ngikutin juga dan lu bakal dianggep cowo asik ama dia"
ALERT! ALERT! Yang diminta Ivan kebanyakan! Gilaaaa aku aja gak pernah ngajak ngobrol cowo dikelas, apalagi ngajak cewe kaya Marsha buat makan bareng! Emang aku bisa? Aku harus bilang apa ke Marsha biar dia mau? Alasan apa yang harus aku pakai biar bisa ngajak dia? Apa nanti aku bakal ditolak? Kalau ditolak aku harus apa? Emang aku bisa ngajak dia? Pertanyaan-pertanyaan kaya gini nih yang harusnya masuk ke Ujian Nasional SMA.
"Bentar-bentar, aku harus ngomong apa cuk ke Marsha? Aku mulai bertanya dengan cepat dan gugup. Aku tidak peduli jika identitasku sebagai cowo yang hobinya coli sendiri terkuak oleh Ivan. Keringat dingin mulai muncul di jidatku. Aku yakin, Ivan sekarang enggan untuk mengajariku, dia pasti menanggap aku ini Fake, Sellout, Cowo yang gabisa apa-apa.
"Ya, gini deh, lu dateng ke arah dia, lu guyon dulu biar dia tertarik ngobrol ama lu, abis gitu lu tanyain tugas kek ato apa, setelah itu lu bahas masalah lain, kayak aktivitasnya dia di sekolah gimana"
Ivan menjelaskan dengan gampang. Aku sendiri mulai memahami, tapi tetep aja bagiku lebih enak coli daripada melalui gugupnya ngobrol sama orang lain.
"Naaah, abis itu lu jelasin kalo lu laper, otomatis lu ngajak dia ke kantin biar lu bisa ngelanjutin ngobrol sama dia, ye kan? Intinya ye Dar,lu bikin dia tertarik ngobrol ama lu, udah itu aja"
Ok,ok. Dari kata-kata ivan aku bisa menyimpulkan:
1. Dekati Marsha
2. Berikan guyonan lucu biar dia ketawa dan tertarik sama aku
3. Ajak ngobrol
4. ?????
5. Profit
FAK! Tetep aja ini sulit. Bagiku mendekati cewe aja udah sulit, Apalagi ngasih Guyonan! Asal kalian tahu, guyonanku sebatas meme receh di timeline! Aku bukan pelawak, aku ga se asik Ivan!
"Tuh, udah bel tanda istirahat, buruan gih". Bel memang berbunyi, tapi aku tidak mendengarnya. Suara deg-degkanku lebih keras daripada bel. Aku harus apa? Oke, aku harus jalan ke deret tengah. Dari sini aku berdiri, kulihat teman-teman yang lain juga mulai berdiri meninggalkan kelas. Marsha masih duduk di bangkunya,sedang mencatat tulisan di papan yang mungkin berguna.
Dari belakang aku berjalan ke deret tengah. Tiap langkah terasa berat, aku merasa kakiku gemetaran. Aku berusaha untuk tegak, tapi badanku membungkuk. Aku mencoba untuk menatap ke arah Marsha, tapi wajahku terpaku ke lantai. Seakan-akan tubuhku ini malu jika dilihat oleh orang-orang. Iya, harus ku akui, aku tidak percaya diri.
Walaupun hanya beberapa langkah saja untuk mencapai bangkunya Marsha, bagiku itu perjalanan panjang. Sesampainya di depan bangkunya Marsha melihatku dengan heran, mungkin dia berpikir buat apa aku kesini? Apakah aku ingin mencabuli dia? Aku semakin takut.
"Kamu Darto kan? Ada apa dar? Marsha bertanya, sambil menghadap ke aku. Aku sendiri tidak mampu untuk menatap matanya. "Iya mar" jawabku kaku,mirip transformer kehabisan aki.
BODOH! kesalahan pertama sudah kubuat, Marsha tanya aku mau apa,malah kujawab iya. Adrenalin mulai memacu tubuhku, ingin ku teriak. Aku harus apa? Apa yang tadi kupelajari dari Ivan? Ok, aku harus guyon. Tapi guyon apa?
"Mar"
Aku memanggilnya lagi, sekarang aku kelihatan ingin sekali untuk mendapatkan perhatiannya.
"Apa daaaar"
Marsha menjawab dengan nada agak kesal. Mungkin karena aku datangnya mirip orang bodoh minta sumbangan. Aku dianggapnya ga jelas.
"Mar, kura-kura ninja itu kodok atau katak?"
"Ha?"
BODOOOOOH! PERTANYAAN MACAM APA ITU? Kata-kata itu terlontar begitu saja. Entah apa hubungan kura-kura ninja dengan kodok, apalagi katak! Salah apa mereka? Kenapa aku harus membawa kodok dan katak bersama kura-kura ninja?
Ok, Dar! Berpikir. Kamu harus apa sekarang? Marsha jelas tidak ketawa. Yang ada dia melihatku kayak aku ini orang paling Absurd yang pernah ada. Iya, sekarang aku harus ngobrol dengan dia!
"Jadi mar, kamu habis ini ngapain?"
"Mau ke kantin sama doni, duluan ya dar"
Percakapan tadi berjalan terlalu cepat. Otakku tidak bisa memprosesnya. Marsha langsung berdiri meninggalkanku. Aku merasa seluruh kelas sedang membicarakan kebodohanku. Aku langsung berjalan kebangku belakang semula dan menaruh kepalaku diatas meja.
"Lu, kok, LUCU BANGET ANJEEER" Tawa Ivan membuatku makin tidak nyaman. Yang benar aja,mungkin Ivan memang ingin menjebakku. Aku mulai tidak percaya ke dia. Aku bodoh!
"Udah udah, usaha lu udah bagus kok Dar,kurang dikit aja. Ntar gue ajarin lagi" Ivan mencoba menenangkanku. Mungkin Ivan memang teman yang baik. "Ayo kita ke kantin aja, disitu gue bisa jelasin kesalahanlu apa. Anggep aja gue mau nge-evaluasi lu" canda Ivan dengan gampang. Ivan lalu berjalan keluar kelas, aku? Apa aku harus ikut? Mau tidak mau akhirnya aku menuruti apa kata Ivan. Memangnya apa yang salah dariku? Jawabannya bisa kuketahui di Kantin nanti.
Bersambung.
Ingat agan-agan! Kura-kura ninja itu Kodok atau Katak?
