Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[SELESAI] Emma dan Foto-fotonya

Izin patok suhuu.. buset dah ini mah high quality story about sex hu.. gk nyesel nongkrong di sf cerita
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
UPDATE FINALE!

Sebelumnya ane mengucapkan mohon maaf lahir batin.

Dikarenakan disibukkan oleh RL yang tak kenal ampun, jadi episode finale Emma tertunda beberapa minggu.



Satu tahun berlalu semenjak farewell threesome antara Emma, Benny dan Edo. Selama satu tahun itu juga kehidupan Emma telah berubah. Benny sudah benar-benar menghilang. Artinya selama satu tahun nggak ada yang menyentuh tubuh Emma kecuali dirinya sendiri namun nggak peduli seberapa agresif ia masturbasi, rasanya berbeda dengan ML. Ricky sudah nggak lagi menyentuhnya karena ia menerima kenaikan jabatan. Makanya ia bisa melunasi hutang-hutangnya pada Benny. Dengan kenaikan jabatan maka ada kenaikan gaji dan tanggung jawab lebih dan artinya jadi lebih sibuk. Edo memutuskan untuk ngekos dan mereka berdua sama sekali nggak membicarakan soal farewell sex itu ataupun bicara tentang sex. Mereka masih sering chat dan ngobrol hanya saja nggak menyinggung soal sex dalam bentuk apapun. Sisi positif dari ini semua adalah Emma bisa menyelesaikan kuliahnya lebih cepat karena untuk menghilangkan rasa horny ia bergelut dengan skripsi. Namun ketika akhirnya skripsi itu selesai, Emma kembali dirundung oleh kegalauan lantaran dirinya nggak lagi bisa menemukan cara untuk mengalihkan hasrat sensualnya.

Sampai suatu hari keluarga Emma memutuskan untuk berlibur. Mereka mengambil jadwal libur semester Edo. 3 hari 2 malam mereka berlibur menyewa sebuah villa dipantai. Villa itu hanya terdapat 2 kamar yang diisi oleh orangtua Emma di kamar utama dan dikamar sebelah diisi oleh Emma dan Edo. Liburan keluarga ini dimanfaatkan oleh Emma yang telah dibutakan oleh rasa horny untuk menjadikannya malam-malam untuk bercinta dengan Edo. Diawali dengan hari pertama Emma menghampiri Edo yang tengah berada didapur dan memberikan sentuhan-sentuhan pada tubuh Edo. Punggung, lengan, bahkan rambut Edo ditambah dngan ekspresi Emma yang sedikit menggoda dengan menggigit bibir.


"Kakak kangen kamu Do" kata Emma

"Aku juga kangen kakak kok" balas Edo

"Kakak 'kangen' kamu Do" kata Emma lagi


Emma memberikan penekanan pada 'kangen' dengan menatap kearah selangkangan Edo. Edo pun langsung mengelak. Emma terus menggoda Edo bahkan dia mencium pipi Edo dan meletakan tangannya pada selangkangan Edo. Emma membisikan desahan-desahan kecil namun Edo berkeras menolak perlakuan kakaknya.


"Kak, ada mama sama papa didepan" kata Edo

"Mereka didepan Do. Kita didalem. Aman, apalagi kalo kamu didalem aku" kata Emma

"Nggak sekarang kak" balas Edo

"Fine. Kita kangen-kangenan nanti malem" bisik Emma


Malam itu sekitar jam 11 malam Emma melihat Edo berjalan menuju kamar mandi didalam kamar mereka. Emma pun langsung mengganti pakaiannya mengenakan jubah mandi tanpa apapun dibaliknya. Ia memulai rencananya dengan memasuki kamar mandi yang kuncinya telah ia sembunyikan. Edo yang tengah mencuci mukanya pun kaget dengan Emma yang masuk kedalam kamar mandi tanpa mengenakan apapun. Emma mengunci pintu dengan kunci yang telah ia genggam dan lantas membuka ikatan pada jubah mandinya hingga kini bagian tubuhnya terlihat. Kedua payudaranya masih tertutup jubah mandi namun vaginanya terpampang jelas.


"Edo, kakak mau kamu" kata Emma sambil mengusap pipi Edo

"Kak, aduh...nggak...threesome sex kita waktu itu adalah suatu kesalahan. Kita nggak seharusnya begitu. Nggak kak. Aku minta maaf" kata Edo

"Ssstt...Edo, Edo, Edo...Kakak kesepian satu tahun terakhir. Benny hilang, Ricky sibuk, kamu tiba-tiba ngekos. Aku cuma mau nanya beberapa hal sama kamu" kata Emma dengan nada berbisik

"Nanya apa kak?" tanya Edo

"Tentang farewell/threesome sex waktu itu. Kamu suka nggak?" tanya Emma

"Ummm...kak...aku suka banget...tapi..." jawab Edo terbata


Emma menghampiri Edo dan mencupang lehernya dengan sensual. Tangan Emma pun menjamah kontol Edo yang mulai ngaceng. Emma mengocok kontol Edo dari balik boxer. Emma terus mendesis dan memberikan desahan di telinga Edo.


"Edo, kita berdua mau ini. Jangan berpura-pura lagi. Kamu ngaceng. Aku basah. Kita tuntasin malam ini yuk" kata Emma


Edo terus mencoba menolak namun sia-sia. Ia nggak bisa berbohong bahwa dirinya memang menginginkan untuk menyetubuhi Emma. Ia ingin menggenjot memek Emma lagi. Namun ia nggak bisa menghilangkan rasa bersalah akibat menyetubuhi kakaknya sendiri seusai farewell/threesome sex itu. Apalagi Emma dengan matanya yang sayu, napasnya memburu, kalimatnya yang menggoda dan suaranya yang pelan disertai desisan dan desahan membuat Edo kesulitan menahan hasrat.


"Aku mikirin kamu setahun terakhir Do. Aku mau chat kita lebih liar dari sekedar pertanyaan tentang kuliah dan tentang rumah. Aku mau kita bahas tentang farewell sex dan kapan kamu akan ngentotin aku lagi. Aku kangen digagahi laki-laki Do" kata Emma disertai desahan kecil

"Please stop kak. Aku nggak mau kita terjebak gini. Kita adik-kakak. Kita nggak seharusnya begini" kata Edo


Namun Emma nggak menggubris karena ia berhasil membuka kancing pada boxer Edo dan mengeluarkan kontolnya dari dalam boxer. Emma menggenggam kontol Edo dan berjongkok dihadapan Edo. Bibir mungilnya mulai menyentuh kepala kontol Edo, memberikan kecupan pada kontol yang ia rindukan. Napas Edo memburu karena Emma melakukan apa yang ia takut-takutkan.


"It's okay" kata Emma

"Kenapa kakak ngotot banget ngelakuin ini?" tanya Edo

"Karena belakangan ini aku membayangkan kontol kamu ketika masturbasi dan selalu puas Edo. Aku mau kepuasan itu bukan berasal dari fantasi, tapi realita" kata Emma


Emma melanjutkan aksinya dengan meludahi kontol Edo dan mengulum kepala kontol Edo. Perlahan dan sensual mulut Emma bergerak di kontol Edo. Lembut dan seksi bibir Emma bergantian dengan lidahnya menyentuh kontol Edo. Dari yang awalnya hanya sebatas kepala kontol, kini mulut Emma menerima seluruh kontol Edo didalamnya. Kini Emma melakukan blowjob dengan selayaknya. Edo pun melepaskan sepongan Emma dan membuka boxer dan bajunya hingga bugil. Melihat itu Emma langsung tersenyum penuh kemenangan dan tambah bersemangat. Emma kembali memasukan kontol yang diarahkan oleh Edo langsung menuju mulut Emma. Dengan nafsu yang bertambah berkat kesuksesan dirinya menaklukan Edo, Emma melanjutkan blowjobnya. Tangan Edo nggak tinggal diam. Ia memegangi samping kepala Emma dan mengarahkan pandangan Emma kepadanya.


"Liat aku kalo lagi nyepong. Liat aku dengan tatapan binal kakak" kata Edo


Emma pun melakukan itu. Ia menatap Edo dengan tatapan yang nakal sambil terus menyedot kontol yang keluar masuk didalam mulutnya. Emma menaikkan temponya dengan lebih cepat menyepong kontol Edo. Ia benar-benar bernafsu. Emma kemudian menekan habis kontol Edo didalam mulutnya, membiarkannya beberapa saat kemudian perlahan mengeluarkan kontol itu.


"Sssshhh...haaahhh...persis seperti yang aku bayangkan Edo. Kontol kamu didalam mulut aku. Deepthroat" kata Emma


Edo nggak sempat berkata apapun karena Emma kembali melancarkan 'serangan' pada kontol Edo dengan melanjutkan blowjobnya diikuti dengan bibirnya yang bergerak menuruni batang kontol Edo dan berakhir dengan menjilati kedua biji Edo sebelum melepaskan mulutnya dan menggunakan tangannya untuk memberikan kocokan pada kontol Edo. Bibir Emma tak luput mengecup kepala kontol Edo dengan tetap memandang Edo secara dalam dan sensual. Edo mengangkat tubuh Emma agar ia berdiri dan mencium bibirnya. Mereka berdua terlibat dalam ciuman yang sensual sebelum Edo menunggingkan tubuh Emma dihadapannya dan langsung mengarahkan torpedonya kedalam vagina Emma. Tubuh Emma yang bertumpu pada wastafel telah bersiap menerima kontol Edo dengan melebarkan kakinya.


"Aaaaaahhhh" desah Emma ketika kontol Edo mempenetrasi vaginanya


Edo pun mulai menggenjot memek Emma dengan pelan namun perlahan mulai meningkatkan tempo goyangannya karena ia tersadar Emma 'protes' genjotannya terlalu pelan kala matanya tertutup. Edo pun mulai menggenjot lebih cepat tubuh Emma dan desahan dari Emma terdengar menggema dikamar mandi itu.


"Aaahh...sshhh...mmmmhhh...aahhaaaaahhhhh...oouuhhhh...yess..Edo...aaahhh" desah Emma


Mendengar namanya disebut oleh Emma ditengah desahan penuh nikmat itu membuat Edo tambah bersemangat. Ia kini mempercepat lagi genjotannya dan kontolnya terasa akan meledakkan pejunya dalam sekejap. Emma juga merasakan itu dan meminta Edo untuk menurunkan genjotannya. Bagi Emma sekarang nggak peduli dientot dengan cepat atau pelan, kasar atau lembut selama ia merasakan disetubuhi oleh laki-laki, ia tetap merasakan nikmat.


"Edo...ssshhh...pelan-pelan...aaahh...aku nggak mau...sssshh...kamu cepet keluar" kata Emma


Edo pun lantas menurunkan temponya. Ia meremas-remas toket Emma dari belakang sambil mengajak kakaknya berciuman sebelum kembali menggoyang pinggulnya. Kali ini Edo nggak langsung bermain dengan tempo cepat melainkan perlahan. Satu sodokan tahan didalam lalu tarik dan ulangi lagi sambil tangannya aktif menggrepe-grepe toket Emma yang menggantung dan mencupangi leher Emma. Edo pun menaikkan tempo genjotannya dan mulai mempercepat permainan mereka. Emma kembali mendesah penuh nikmat. Edo memberikan tamparan pada pantat Emma dan jambakan pada rambut Emma. Tamparan dan jambakan adalah 'bonus' bagi Emma karena berhasil membuatnya semakin merasakan nikmat.


"Uhhhhh..ssshhh...mmmhhaaaaahhh...aku kangen ini...akhhhhhssss...aku kangen kamu...ssshhh" desah Emma disertai sedikit meracau


Emma juga ikut menggerakan pinggulnya maju mundur agar lebih merasakan nikmatnya permainan malam ini. Kontol Edo semakin liar keluar masuk memompa memek kakaknya yang semakin liar malam itu. Edo pun semakin terangsang dengan pantulan wajah Emma dicermin. Sungguh seksi dan menggoda ekspresi Emma yang menikmati setiap hentakan dan sodokan yang ia berikan. Akibatnya Edo semakin menggila dalam menggenjot tubuh kakaknya. Tubuh Emma pun menegang dan bergetar begitupun tubuh Edo. Keduanya mendekati klimaks.


"Aaaaahhh...aahhh...Edo...aku...sshmmmmmhhhhaaahhh...aku keluaaarrr..." desah Emma

"Aku...mmmmmsss...aku juggaaaaa" balas Edo


Edo mencabut kontolnya dan cairan squirt muncrat dari vagina Emma diiringi dengan tubuhnya yang bergetar. Nggak berlama-lama Edo langsung menjambak rambut Emma dan menjongkokkan Emma dihadapannya. Edo bersiap untuk mengocok kontolnya sebelum tangannya ditepis oleh Emma yang memutuskan untuk mengocok dan mengoral kontol Edo hingga klimaks. Tangan Emma bergerak mengocok kontol Edo sementara lidah Emma menjilati bagian bawah kontol Edo hingga ke bijinya memberikan sensasi menggelitik yang mendorong Edo untuk segera mencapai klimaksnya.


"Aaaahhh...aaahhhhh...aaahhhfffffuuuuuuuuccckkkk..." Edo mengerang


Crot...
Crot...
Crot...


Kontol Edo memuncratkan pejunya ke wajah Emma. Kini wajah polos Emma dipenuhi oleh peju kental dan hangat yang selalu ia nanti-nantikan. Keduanya saling tatap dengan senyuman penuh kepuasan. Emma mencuci wajahnya di wastafel sementara Edo mengenakan kembali pakaiannya. Mereka berdua tidur dikasur dengan nyenyak setelah seks yang penuh nikmat.

Keesokan paginya Emma terbangun dengan Edo yang sedang mengintip keluar dari pintu kamar. Emma mencoba memanggil Edo namun nggak direspon. Dengan penuh kebingungan, Emma menghampiri Edo dan memeluk Edo dari belakang. Tangannya pun menggenggam kontol Edo.


"Sssssttt...kakak jangan dulu" kata Edo

"Kenapa sih sayang? Kita cuma sampe besok disini, aku mau full ngewe sama kamu ah" balas Emma

"Ada Ricky didepan" kata Edo


Emma terdiam. Tangannya melepaskan kontol Edo. Ia kaget. Kenapa Ricky bisa ada disini? Darimana dia tau kalo Emma dan keluarganya sedang liburan di villa ini sementara Emma nggak mengabari tentang lokasi villa tempat ia menginap. Emma meminta Edo menyingkir agar ia lebih bisa melihat langsung. Benar saja, ada Ricky diruang tengah villa. Bahkan Ricky nggak sendiri. Dia datang dengan keluarganya. Magdalena, mama Emma, pun menghampiri kamar dan meminta Emma untuk bersiap mandi. 45 menit kemudian Emma keluar dari kamar menemui Ricky dan keluarganya. Apa yang Emma dengar selanjutnya sungguh membuat Emma shock.


"Jadi kedatangan kami kesini untuk melamar Emma" kata papanya Ricky


DHEG! Jantung Emma bagai mau copot lantaran satu tahun Ricky 'menghilang' kini dia datang melamar Emma. Parahnya lagi kedua orang tua mereka sudah menyepakati lebih awal dan pernikahan mereka akan berlangsung dalam 3 bulan kedepan. Emma nggak bisa berkata apa-apa lagi selain menyetujuinya juga. Emma nggak siap. Dia nggak siap menikah dalam waktu mepet. Dia nggak siap menjadi seorang istri dalam waktu dekat.


"Seenggaknya kak Emma bisa ngewe tiap malem kalo mau" kata Edo malam itu ketika Emma curhat


Pendapat Edo didengarkan oleh Emma. Memang betul ia bisa mendapatkan seks kapanpun dia mau ketika dia sudah menikah, namun Emma kembali teringat tentang betapa membosankannya seks dengan Ricky. Apalagi ketika ia sudah disetubuhi oleh Benny, Edo, bahkan 13 petugas hotel itupun jauh lebih nikmat dibanding seks dengan Ricky. Emma galau.


"Huh seandainya kamu tau betapa lemahnya Ricky urusan ranjang Do" kata Emma

"Emang selemah apa dia?" tanya Edo

"Kamu bayangin aja aku sama dia udah berkali-kali ngewe nggak pernah sekalipun dia bikin aku squirt. Bahkan terkadang bikin orgasme aja nggak. Orang yang bisa bikin kakak squirt itu cuma Benny dan kamu" jawab Emma


---
Waktu terus berlalu hingga mendekati hari besar bagi Emma dan Ricky. Hari itu adalah H-2 pernikahan Emma dan Ricky akan diselenggarakan ketika Edo mengirimkan sebuah alamat. Emma diminta datang ke alamat itu pagi-pagi sekali. Emma pun menuruti permintaan dari Edo. H-1, ketika Emma dan Ricky dipingit untuk tidak saling berkomunikasi dalam bentuk apapun, Emma datang ke alamat yang dimaksud oleh Edo. Sebuah apartemen. Emma masuk dan mendapati apartemen yang besar itu kosong. Emma berdiri didepan kursi dan menghubungi Edo. Nggak diangkat. Dari belakang tiba-tiba Edo memeluk tubuh Emma dan mencupang lehernya.


"Aaahhh...mmmhhhh...kamu disitu Edo sayang" kata Emma

"Kita senang-senang ya hari ini sebelum kakak diikat sama Ricky. Kalo semuanya lancar sesuai rencana, kita selesai jam 9 malam" kata Edo

"Ssssshhh...12 jam kamu mau setubuhi aku?" tanya Emma

"Mmmmm...kurang lebih begitu. Kakak nggak boleh nolak apapun yang aku suguhkan hari ini" kata Edo


Emma mengangguk dan menikmati itu semua. Edo membungkukkan tubuh Emma hingga bertumpu dimeja dan mulai melucuti pakaiannya hingga bugil. Edo berjongkok dibelakang Emma dan menjilati memek kakaknya dengan perlahan dan sensual. Lidahnya bergerak naik turun menjilati klitoris Emma memberikan Emma sensasi nikmat yang membuat horny namun nggak sampai kategori liar.


"Mmmmmhhh...sssshhh....aaaahhhh..." desah Emma


Setelah dirasa cukup, Edo berdiri dan melepas seluruh pakaiannya. Ia mulai mempenetrasi kontolnya pada memek Emma. Doggy style. Edo mulai menggenjot Emma dengan tempo yang perlahan sambil tangannya meremas toket Emma yang ikut bergerak maju mundur senada dengan genjotan dari Edo.


"Aaaahhh...aaahhh...Edo...mmmmhhh...yesss..." desah Emma


Edo memalingkan wajah Emma kearahnya dan mereka berciuman sambil Emma terus dipompa oleh kontol Edo. Mereka berdua menikmati ini. Emma sendiri nggak menyangka Edo akan menyiapkan hal seperti ini padanya menjelang hari pernikahan esok. Ia sama sekali nggak akan menolak apapun yang direncanakan oleh Edo hari ini selama itu membawa kenikmatan padanya sebelum ia menjalani boring sex life dengan Ricky.


"Edo...mmmmhhh...aaaahhh...aahhoouuhhh..." desah Emma


Kemudian Edo mencabut kontolnya dari memek Emma dan memindahkan Emma tiduran disofa. Edo langsung melebarkan kaki Emma dan kembali menyodok vagina Emma yang terbuka lebar. Emma kembali menikmati pergumulan dengan adiknya yang terus menggenjot memeknya dan meremas payudaranya sembari bermain dengan puting susu Emma yang telah tegak. Desahan Emma terus keluar dari mulut mungilnya. Ekspresi wajah menggodanya terus membuat Edo semakin bersemangat dalam menggoyang tubuh kakaknya. Alhasil Edo justru semakin cepat memompa kontolnya pada memek Emma namun nggak terlalu cepat hingga ia akan orgasme. Tempo yang pas.


"Aaahhh...aahhh...Edo...mmmmuuaahhh...asssshhh...yess...aaahhhuuuuhhh" desah Emma


Tangan kiri Edo mengusap pipi Emma ketika ia menurunkan tempo goyangannya. Bibir Edo mencium bibir tipis Emma dengan sensual sambil tangan kanan Edo tetap meremas dan bermain di payudara Emma yang terasa lebih keras dari biasanya. Emma tersenyum pada Edo. Senyum penuh makna.


"Kamu udah bisa atur tempo kamu Do. Aaaahhh...Bisa tau kapan harus cepet, kapan harus melambat. Mmmmssshhh...kamu udah jago ngewein cewe" kata Emma


Mendengar ucapan Emma, Edo kembali meningkatkan tempo goyangannya. Perlahan wajah Emma yang rileks kembali menunjukkan ekspresi nikmatnya. Bibir Emma yang tersenyum kembali mengeluarkan desis dan desahan. Edo kembali menikmati tubuh kakaknya yang binal.


"Ahhh...kakak suka kan diginiin? Diewe menjelang pernikahan kakak! You fucking naughty bitch!" Edo meracau

"Uuhhh...yess...yess...aahhh...hhhhaaasshhh...aaaahh" balas Emma

"Talk dirty..." pinta Edo

"Aaahhh...yess...fuck me with your cock Edo...mmmmhhh...aku mau...sshh...dientotin semalaman...aahhh...please fuck me...uuhhh...deeper...ssshhh...faster...aaahh...harder" desah Emma


Ditengah asiknya mereka bersenggama, tiba-tiba seorang laki-laki masuk kedalam apartemen itu. Emma yang pertama kali melihat laki-laki berdiri melihat dirinya sedang disetubuhi oleh Edo pun kaget bukan kepalang. Apalagi kala ia mendengar ucapan dari laki-laki itu yang sungguh nggak sopan.


"EH? Siapa lo?!" kata Emma

"Oh jadi ini kakak lo yang bispak Do? Oke juga ya" kata laki-laki itu

"Anj..." kata Emma lalu terpotong

"Sssstt...dia temen aku. Namanya Rully. Dia juga pengen cicip tubuh kakak. Dia bagian dari rencana aku kok" kata Edo


Bagai disambar petir, Edo rupanya mengajak temannya untuk ngewein dia seperti Benny mengajak karyawan hotel untuk gangbang. Ternyata Edo nggak berbeda dengan Benny. Namun karena Emma sudah berjanji akan menuruti segala rencana Edo, maka ia harus konsekuen dengan omongannya. Bahkan Emma sengaja menggoda Rully dengan memberikan tatapan menggoda padanya.


"Aaahhh...oke, kamu abis ini ya sayang" kata Emma

"Beneran bispak doi Do ternyata" balas Rully

"Nikmatin aja Rul nanti" kata Edo


Edo meminta Emma berdiri dan membiarkan Rully duduk disofa kemudian Edo kembali memerintahkan Emma menungging dengan bertumpu pada paha Rully dan kembali menggenjot memek kakaknya dari belakang. Wajah Emma dan Rully berada begitu dekat. Emma memanfaatkan posisi ini untuk menggoda Rully dengan ekspresi nikmat akibat genjotan Edo.


"Aaahhh...mmmmhhh...yeah...yehaaaahhh...fuuuhhh...aaahhh" desah Emma


Rully beberapa kali menelan ludah menatap ekspresi Emma dihadapannya. Beberapa kali Rully bergerak untuk mencium Emma namun Emma menghindar dan menolak serta berkata bahwa ia hanya mau satu per satu. Maka Rully semakin ngaceng dengan wajah Emma yang penuh nikmat mendesah persis dihadapannya.


"Rul, tukeran. Gw duduk lo berdiri" kata Edo


Rully pun berdiri dari duduknya dan membiarkan Edo dan Emma melakukan posisi reverse cowgirl disofa. Tubuh Emma yang bergerak naik turun menunggangi kontol Edo membuat Rully ngaceng. Dia hanya bisa mengusap-usap kontolnya sambil memandangi Emma yang menatapnya dengan memancing penuh goda. Lirikan Emma padanya, bibirnya yang terbuka dan mendesah penuh nikmat dan gerakannya meliuk kala melakukan grinding pada kontol Edo membuat Rully menggila.


"Sini Rul nikmatin kakak gw. Suruh dia ngocokin kontol lu" kata Edo

"Tapi kata kakak lo dia cuma mau satu per satu" kata Rully

"Persetan lah Rul. Gw yang bikin peraturan, dia harus nurut sama peraturan gw. Ya nggak kak?" balas Edo

"Mmmmhhh...aaahhh...yess...Edo, aku nurutin...aahhh...apa kata kamu...uuhhh" jawab Emma


Rully pun menghampiri Emma dan mencium bibirnya. Tangan Emma langsung bergerak membuka celana Rully dan mengocok kontol Rully dengan semangat. Sesuatu yang membuat Rully begitu senang lantaran Emma benar-benar seliar yang diceritakan Edo. Ciuman antara Rully dan Emma berlangsung cukup lama. Bibir mereka saling kecup dan desahan terselip dari balik ciuman itu.


"Rul gantian nih" kata Edo


Edo melepas kontolnya begitu saja dan meminta Rully untuk menggantikannya. Rully pun mengambil kondom dari meja dan mengenakannya sebelum menunggingkan Emma disofa dan mulai menggenjot tubuh Emma. Nggak sulit bagi Rully untuk mempenetrasi kontolnya ke vagina Emma. Yang sulit bagi Rully adalah menjaga agar kontolnya nggak cepat ejakulasi karena jepitan vagina Emma sungguh luar biasa dirasakan oleh Rully.


"Aaaaahh...aahhh...mmmmsssshh...affff...ssshhaaaahhhh...terus...aahhh" desah Emma


Rully terus menggenjot tubuh Emma sementara Edo yang baru saja mengambil air memberikannya kepada Emma agar ia terus terhidrasi dengan baik. Usai menenggak air, Emma disuguhkan kontol Edo dihadapannya. Langsung saja Emma di-spitroast dengan kontol Rully di memek dan kontol Edo dimulut. Keduanya bergerak secara bersamaan saling memberikan sodokan dari dua sisi. Emma awalnya kewalahan namun ia bisa mengendalikan suasana dengan cepat. Namun Edo nggak lama karena ia lebih memilih mendengarkan desahan dari mulut kakaknya. Rully pun semakin beringas karena merasa Emma menjadi miliknya sendiri setelah Edo mundur. Genjotan Rully semakin dalam dan keras. Tangannya memelintir puting Emma dan pelintiran itu adalah sensasi baru bagi Emma. Sebuah tambahan kenikmatan dari Rully baginya.


"Uuufffhhh...ssmmmmm...yeeess...aaahhhhmsssss...jaaa....jangan berhenti..." desah Emma


Rully 'menggeser' posisinya. Jika tadi Emma menungging bertumpu pada sofa, kini Rully memindahkan Emma ke tempat yang lebih kosong dan ia mengunci tubuh Emma untuk kemudian ia genjot dengan cepat dan dalam. Tangan Emma mencoba meraih apapun untuk digenggam agar ia nggak terjatuh sambil terus mendesah.


"Aahh..ahhh...ahhhh...aaaahhuuuhhhaaaaaa..." desah Emma


Rully terus memberikan combo genjotan disertai remasan hingga tenaganya pun habis. Perlahan Rully mengurangi genjotannya dan menuruni temponya memberikan sedikit waktu bagi Emma untuk bernapas.


"Do" panggil Rully


Edo kembali berdiri dan 'menangkap' tubuh Emma dari depan, mengangkat kaki kanannya dan kembali menghujamkan kontolnya ke memek Emma dari depan. Tubuh mereka saling menempel dan tangan Emma merangkul leher Edo agar nggak terjatuh sementara Edo terus menggenjot tubuh Emma dengan tempo sedang namun konsisten. Edo juga nggak ingin ejakulasi sebelum waktunya.


"Mmmmmhhh...aaahhh...Edo...ssshhh...enak Do...ooouuhhhh..." desah Emma


Edo mengangkat kedua kaki Emma dan refleks tangan Emma memeluk erat leher Edo. Selanjutnya Edo mulai menggenjot Emma lebih cepat dan lebih dalam membuat memek Emma berkedutan dan tubuhnya menegang disertai getaran-getaran mulai terjadi di area vaginanya.


"Aaaahhh...aauuhhhh...Edo...aaahhmmm...aku...assshhh...keluaar...EDOOOOOO..." pekik Emma



Edo mencabut kontolnya dan cairan squirt muncrat dari vagina Emma membasahi lantai apartemen itu. Rully menyaksikan adegan squirt Emma pun hanya bisa terpukau pasalnya ia belum pernah melihat wanita squirt secara langsung. Edo nggak langsung menghujamkan kontolnya lagi, Rully melihat kesempatan itu dan meminta untuk gantian.


"Do gantian Do. Gw mau cobain memek abis squirt" pinta Rully


Edo menurunkan kaki Emma dan Rully pun bersiap dibelakang untuk menghujamkan kontolnya kembali. Dengan mudah kontol Rully masuk kedalam memek Emma dan ia mulai menggenjot Emma. Rully 'mengangkat' tubuh Emma hingga kaki Emma kini bertumpu pada paha Rully dengan tangan Rully berada di pantat Emma menjaga Emma agar nggak terjatuh sekaligus mempermudah Rully untuk terus menggenjot tubuh Emma dengan tempo yang dia suka. Dengan kata lain memberikan kendali pada tubuh Emma.


"Fuuuuhhh...aaahhh...aahhh...sakk...sakiiitt...aaahhhh...tapi enakkk...aaahhh" desah Emma


Rully meminta Emma berbalik menghadapnya. Ia mengangkat satu kaki Emma dan kembali menghujamkan kontolnya pada memek Emma. Posisi mereka yang berhadapan dimanfaatkan Rully untuk mengajak Emma berciuman. Mulut mereka berpagutan dan lidah mereka saling menari dalam balutan tarian erotis. Sodokan demi sodokan terus mewarnai memek Emma. Desahan yang tertahan ciuman pun menjadi bukti nikmatnya pergumulan mereka. Puas dengan mulut, Rully kini menjilati puting Emma yang sudah tegak sedari tadi. Emma semakin kelabakan dengan permainan Rully. Ia juga kagum karena baik Edo maupun Rully belum ada yang menunjukan gejala-gejala ejakulasi. Mereka masih kuat. Usai bermain dengan puting Emma, Rully menidurkan Emma dikasur. Ia mencabut kontolnya dan menyerahkan Emma pada Edo yang sudah bersiap rebahan dikasur. Kini Emma pun langsung menunggangi kontol Edo dengan posisi WOT. Pinggul Emma bergerak naik turun dan tangan Edo meremas toket dan jemarinya sibuk memilin puting Emma.


"Oooohhh...ooouhhh...sssmmmmhhh....aaaaiiiiaaaahhh..." desah Emma

"Rul, lobang pantat bisa lo sodok. Kakak gw udah pernah dianal" kata Edo

"Nggak men. Gw nggak suka anal" tolak Rully

"Hahaha oke men" kata Edo


Edo pun mengubah posisi Emma menjadi reverse cowgirl dan mulai menggerakan pinggulnya memompa Emma dengan cepat dan keras. Emma menikmati genjotan kontol Edo di memeknya dengan cepat dan liar sambil menatap Rully hingga tak terasa tiba-tiba tubuhnya kembali menegang dan vaginanya berkedutan. Edo merasakan getaran dan kedutan itu. Ia semakin mempercepat genjotannya dan akhirnya Emma kembali menegang dan mengerang.


"Hhhaaaahhh...aaahhh...ahhhiiiaaaaafff...AAAAAAAAAAHHHHH" pekik Emma


Edo mencabut kontolnya dan cairan squirt Emma kembali muncrat membasahi bagian atas kontol Edo. Napas mereka saling memburu. Edo mencium bibir Emma dan memintanya untuk mandi. Emma kaget lantaran ia belom membuat Edo bahkan Rully klimaks tapi sudah disuruh mandi. Namun Emma tetap menuruti perintah Edo. Ia mengambil baju mandi dan mengenakannya. Emma langsung menuju kamar mandi dan sesampainya dikamar mandi ia langsung menyalakan shower dan membilas tubuhnya. Ketika ia sedang asik membersihkan tubuhnya, tiba-tiba pintu kamar mandi dibuka. Seorang laki-laki bugil dengan kondom yang sudah terpasang masuk kedalam.


"Kak Emma, namaku Irfan. Kata Edo aku diminta masuk kamar mandi dan ngentotin kak Emma" kata laki-laki itu


Emma pun refleks menutup tubuhnya dan bingung. Ia nampak memproses kondisi yang tengah dialami namun Irfan keburu masuk dan setengah menunggingkan tubuh Emma membuat Emma bertumpu pada dinding lalu mulai menggenjot tubuh Emma. Irfan nampak canggung dalam menyetubuhi Emma. Masih kaku dan gerakannya patah-patah. Emma menyadari itu dan meminta Irfan berhenti.


"Kamu belum pernah ngelakuin ini sebelumnya ya?" tanya Emma


Irfan menggeleng dan dibalas senyuman oleh Emma yang meminta Irfan untuk duduk di kloset. Emma langsung memasukan kontol Irfan ke memeknya. Selanjutnya Emma menggoyang pinggulnya naik turun membuat Irfan blingsatan. Emma pun meletakan tangan Irfan pada payudaranya dan membiarkan Irfan meremas-remas payudara Emma. Bibir Emma pun mendarat pada bibir Irfan dan mereka berciuman.


"Uuuhhh...mmmmhhh...begini cara...aahhh...kamu ngewein cewe ya Irfan" kata Emma


Emma kemudian mempercepat goyangannya pada posisi cowgirl. Emma menyandarkan tubuhnya pada Irfan dan Irfan yang sudah mulai terbiasa meremas toket Emma dari belakang sambil mencupangi Emma. Irfan juga mencoba peruntungan dengan menggerakan pinggulnya 'membantu' Emma yang masih aktif bergerak. Dengan sedikit 'tutorial' dari Emma, kini Irfan sudah lebih baik dalam bersetubuh. Kini bahkan Irfan mengangkat tubuh Emma dan memposisikannya menungging. Tangan Emma kembali bertumpu pada dinding sambil Irfan menggenjot tubuh Emma dari belakang.


"Aaahhh...aahhh...yess...mmmhh...lebih baik Irfan...aahhh...yesss" desah Emma


Ditengah pergumulannya dengan Irfan, seorang laki-laki bugil kembali masuk. Tanpa banyak bicara ia memindahkan kedua tangan Emma menggenggam pinggulnya membuat posisi kepala Emma kini berada tepat dihadapan kontol lelaki itu. Tanpa bicara apapun, lelaki itu mengarahkan torpedonya ke mulut Emma. Tanpa bisa mengelak pun Emma menerima kontol itu menyeruak masuk kedalam mulutnya. Emma bertanya-tanya tentang lelaki ini kemudian Irfan memberitahukan lewat dialog antara mereka.


"Ahhhh...dateng juga lo Denny" kata Irfan

"Enak nggak memeknya Fan? Mulutnya sih asoy banget nih" kata laki-laki bernama Denny itu

"Enak Den. Buset dah" kata Irfan

"Ah lo kan belom pernah ngewe, mana tau memek enak sama yang nggak enak" balas Denny

"Cobain aja sini" kata Irfan


Irfan pun mencabut kontolnya dari memek Emma kemudian Denny menunggingkan Emma hingga kontolnya langsung menuju memek Emma. Setelah kontol Denny menyeruak masuk, ia meminta Irfan berdiri dihadapan Emma agar Emma ada tumpuan. Emma kembali menerima spitroast dari dua laki-laki. Dengan senang hati Emma melakukannya. Genjotan Denny pada memeknya membuat Emma sulit berkonsentrasi pada kontol Irfan dimulutnya. Ditambah tamparan-tamparan kecil pada pantat Emma, semua menghasilkan rasa nikmat luar biasa yang dirasakan oleh Emma.


"Aaahhh...gila beneran enak ternyata Fan. Mantep bener kakaknya Edo. Kualitasnya luar biasa. Bispak!" kata Denny


Irfan nggak menjawab lantaran dia sibuk menahan diri agar nggak ejakulasi. Namun Irfan 'menyerah' dan mengeluarkan kontolnya dari mulut Emma dan meminta Emma mengocok kontolnya. Genjotan demi genjotan diberikan oleh Denny membuat Emma semakin nggak bisa menahan desahan dari mulutnya. Suara desahan Emma pun menggema didalam bilik kamar mandi ini.


"Aaaahhh...ahhmmmm...ssshhh...ooohhhh...yess...aaahhhh...fuck...sssssshhhh..." desah Emma


Denny mencabut kontolnya dan membuka kaki Emma dengan lebar dan mulai mengocok memek Emma. Jemari Denny terus mengusap memek Emma. Perlahan tapi pasti Denny menaikan tempo kocokannya pada memek itu dan Emma pun mulai mencapai titik klimaksnya lagi. Setiap kali Denny mempercepat kocokannya, semakin tubuh Emma menegang hingga vaginanya bergetar hebat menandakan ia akan kembali squirt.


"Aaaahhh...aahhh...aahhhuuuhhh...fffssss...aaaaahhh...AAAAAAAAHHHHH" desah Emma


Cairan squirt kembali muncrat dari memek Emma diiringi oleh tawa bahagia Denny dan Irfan. Denny mengulumkan jemarinya yang basah oleh cairan squirt ke mulut Emma dan membuatnya menjilati cairan squirtnya sendiri. Usai melakukan itu, Denny meminta Emma untuk kembali bersetubuh dengan Irfan. Kali ini Irfan memposisikan Emma berhadapan dengannya kemudian mengangkat satu kaki Emma dan mulai menghunuskan kontolnya pada vagina Emma. Tangan Emma melingkar pada leher Irfan seraya kontol itu semakin dalam menghujam memeknya. Irfan langsung memompa kontolnya pada memek Emma yang banjir akibat squirt sambil mencupangi leher Emma. Desahan Emma terasa semakin intim lantaran mulut Emma nggak jauh dari telinga Irfan.


"Mmmmssshhh...aahhh...ahhh..ooohhh...uuuhhh...aaaayyyhhh...oooouuhhh" desah Emma


Irfan kembali merubah posisi Emma menjadi menungging. Dengan Emma bertumpu pada wastafel, Irfan semakin bernafsu menggenjot Emma dengan posisi ini. Sambil tangannya meremas-remas toket Emma, genjotan Irfan dirasakan Emma lebih terlatih dan hampir seperti pro.


"Sssshhh...yesss...Irfan...aahhh...kamu lebih jago...aaahhh...enak Faaannn..aiiiiihhhhaaaaaa" desah Emma


Mendengar desahan dan pujian dari Emma membuat Irfan kehilangan kendali. Dia menggenjot tubuh Emma lebih cepat dan menyodok lebih dalam sebelum ia merasakan kontolnya seperti ingin meledak. Buru-buru ia mengeluarkan kontolnya dan mengocoknya sambil menggesek-gesekan pada pantat Emma.


"AAAAARRRGGGHHH" Irfan mengerang


Crot...
Crot...
Crot...

Irfan pun ejakulasi dan memuncratkan pejunya pada pantat Emma. Irfan meraih shower dan membersihkan kontolnya kemudian membantu Emma membersihkan pantatnya dari pejunya. Sisanya Emma membersihkan dirinya sendiri. Emma kemudian keluar dari kamar mandi tanpa pakaian sesampainya diruang utama, Emma kembali bertemu dengan para lelaki itu. Edo, Denny, Rully dan Irfan.


"Siapa lagi?" tanya Emma

"Sabar kak. Makan dulu" kata Edo


Denny menyuguhkan makanan dimeja. Mereka berlima makan dimeja dan setelah satu jam mereka duduk disofa. Emma ingin bergabung dengan para lelaki itu tapi ia menerima telpon dari Ricky. Setelah memberikan isyarat untuk diam kepada para lelaki itu, Emma pun menerima telpon itu.


"Halo sayang" kata Emma


Namun ditengah telpon tiba-tiba Edo meremas toket Emma dari belakang dan mendorong tubuh Emma menuju kasur. Emma mencoba menahan Edo namun sia-sia. Emma terjatuh telungkup ke kasur. Edo membangkitkan Emma hingga menungging kemudian kontolnya langsung ditancapkan kedalam vagina Emma yang sedang telponan dengan calon suaminya.


"Aaaahhh" desah Emma

"Kamu kenapa sayang?" tanya Ricky

"Aahmmm...nggak nggak apa-apa. Ini aku lagi tuang air kena air panas" kata Emma

"Oh hati-hati dong" balas Ricky


Edo terus menggenjot tubuh Emma yang kesulitan menahan agar ia nggak mendesah. Tentu Emma nggak menginginkan Ricky tau yang sedang calon istrinya lakukan satu hari menjelang hari pernikahan mereka adalah melayani laki-laki lain, satu diantara mereka adalah adiknya sendiri. Jelas Emma nggak mau Ricky tau semua ini. Maka ia sebisa mungkin menahan desahannya meskipun sulit karena cara Edo menggenjotnya sedikit banyak mengingatkannya pada Benny.


"Mmmmmmhhh...iya Ricky...aaaaammmm...akkkuu...ikut aja..." kata Emma

"Hah? Aaaaahhhmmm...iya itu juga...hhhh...boleh..." lanjut Emma


Edo semakin beringas menggenjot Emma siang ini. Ia bahkan meminta Denny dan Rully untuk bergantian menyetubuhi kakaknya. Dengan senang hati kedua lelaki ini menghampiri Emma yang tengah menungging. Rully masuk duluan. Kontolnya dengan mudah menyeruak masuk kedalam vagina Emma. Selanjutnya Rully menggenjot tubuh Emma tanpa ampun. Tangannya meremas-remas toket Emma yang memantul-mantul saat tubuhnya digenjot.


"Iiiihhh...yaaa...aku...nggak...mmmmm...apa-apa kookk..." kata Emma pada Ricky

"Cuma...aaahhh...sakit yang tad...uuuuffffhhh...tadi itu..." lanjut Emma


Rully pun usai menggenjot Emma dan kini tiba giliran Denny. Namun Denny ingin sesuatu yang berbeda. Dia meminta Emma untuk berjongkok dan memberikan blowjob. Emma menggeleng namun itu bukan respon yang diinginkan Denny. Ia justru menggesek-gesek kontolnya pada mulut Emma sambil mendorong perlahan. Emma berusaha menggelengkan menghindari kontol Denny namun Irfan memegangi kepala Emma. Denny terus mencoba menyelusupkan kontolnya ke mulut Emma dengan menggesek-gesekkannya.


"Mmmmmhhh...yap...hmmmmm...bsa jdi..." Emma berusaha agar mulutnya nggak terbuka


Namun Edo nggak kehilangan akal. Dia menunduk dan menghampiri telinga Emma yang kosong kemudian mulai membisikkan sesuatu yang membuat Emma ketakutan.


"Buka mulut lo atau gw ambil hp lo bilang ke laki lo apa yang sedang lo lakuin bahkan gw video call laki lo biar dia liat ini semua" kata Denny


Emma kaget dan perlahan membuka mulutnya untuk membiarkan kontol Denny masuk. Anehnya begitu kontol Denny masuk, Emma justru merasa 'tertantang' dan mulai aktif memberikan blowjob pada kontol Denny sambil terus menelpon Ricky. Dengan hati-hati Emma memberikan servis mulutnya pada kontol Denny dan ketika ia ditanya tentang suara mencurigakan oleh Ricky, ia menjawab...


"Oh aku lagi makan es krim sayang. Liat kan diluar panas banget. Es krim di cuaca panas begini kan cocok. Nih aku jilatin lagi es krimnya. Aku bakalan sering jilatin es krim ini sebelum bener-bener cair" kata Emma


Baik Denny, Edo, Rully dan Irfan masing-masing saling menahan tawa. Mereka sama sekali nggak menyangka Emma akan seliar ini. Emma terus menjilati kontol Denny seperti ia sedang menjilati es krim. Naik turun batang kontol kemudian berakhir dengan mengulumnya. Pemandangan eksotis bagi Edo melihat kakaknya yang ia kenal seumur hidup sebagai wanita baik-baik ternyata liar dan binal.


"Oh, kamu mau udahan telponnya? Nggak mau tunggu sampe aku abisin es krim? Yaudah, bye darling" kata Emma menutup telponnya dan menggenggam kontol Denny

"You naughty boy" kata Emma pada Denny


Emma melanjutkan blowjobnya pada kontol Denny. Dengan bernafsu Emma menyepong kontol itu membuat Rully nggak tahan. Dia maju dan mengangkat pinggul Emma hingga menungging. Kontol Rully langsung menghujam vagina Emma dari belakang. Lama kelamaan Emma mulai terbiasa dengan spitroast dan justru menikmati ketika dia disodok dari memek dan mulutnya bersamaan. Namun Emma memiliki ide lain. Dia mencabut kedua kontol itu, menarik Rully untuk duduk disofa dan melakukan reverse cowgirl padanya. Emma menggerakan pinggulnya seketika setelah kontol Rully masuk kedalam vaginanya.


"Aaahhh...yeahhh...ssshhh...aaahhh...yesss..yssss...aaauuhhh" desah Emma


Dengan menggoda Emma memanggil Denny untuk melanjutkan sesi blowjob yang sempat tertunda. Emma juga memanggil Edo untuk menghampirinya. Kontol Denny langsung masuk kedalam mulut Emma sementara kontol Edo menerima handjob. Emma nampak bernafsu melayani tiga laki-laki ini. Pinggulnya bergoyang naik turun memompa kontol Rully, mulutnya menyedot kontol Denny yang nggak berhenti keluar masuk dan tangannya mengocok kontol Edo. Namun Emma menginginkan satu hal lagi.


"Irfan sayang, sini dong. Tangan aku satu masih kosong" kata Emma pada Irfan yang tengah mengamati dari kursi

"Ta...tapi kata Edo, kalo udah klimaks nggak boleh ikut lagi" jawab Irfan

"Kamu ngewein aku atau Edo? Sini sayang. Aku mau ngerasain hangatnya peju kamu Irfan" kata Emma menggoda


Edo pun tertawa dan mengizinkan Irfan untuk bergabung. Dengan bersemangat Irfan setengah berlari menuju kearah Emma dan menyodorkan kontolnya. Emma dengan sigap menggenggam kontol Irfan dan mulai mengocoknya. Dengan lihai Emma juga bergantian menyepong kontol Edo, Denny dan Irfan. Tangan Rully pun tak tinggal diam. Toket Emma adalah target bagi tangan Rully untuk digrepe-grepe dan sentuhan-sentuhan itu semakin membuat Emma menikmati ini.


"Mmmmmmhhh...ssshhh..ggllllhhhgkkkk...aaaahhhh...ffsssshhh...yeah...aku suka ini" desah Emma


Emma merasakan kontol Rully bergetar hebat dan Emma pun semakin bersemangat menggoyang pinggulnya. Rully mencoba mencabut kontolnya namun Emma menahannya hingga beberapa menit kemudian Emma merasakan getaran kontol Rully didalam memeknya semakin tak terkendali. Emma pun membisikkan sesuatu pada Rully melepas kontol Rully dari dalam vaginanya. Rully berdiri dan berlari menuju meja untuk mengambil gelas kosong kemudian ia memuncratkan pejunya didalam gelas itu.


"Good boy" kata Emma

"Denny yuk" lanjut Emma


Emma tersenyum dan menunjuk Denny untuk menggantikan posisi Rully. Dengan sekali percobaan kontol Denny langsung melanggeng masuk kedalam memek Emma dan Denny pun nggak membuang waktu. Ia mengontrol pinggul Emma dengan tangannya menggerakan naik turun. Denny nampak sungguh bergairah menyetubuhi Emma yang mulai kelelahan. Goyangan pinggul Emma mulai melemah dan kocokannya nggak lagi sekencang tadi. Namun Denny nggak kehabisan akal. Dia menggerakan pinggulnya sendiri membuat Emma kembali merasakan genjotan cepat pada memeknya.


"Aaahhh...uuuhhh...ffffffssshhhh...sshhhiiittt...aaahhh...aahhh...ooooohhhh" desah Emma


Edo kembali memasukan kontolnya kemulut Emma. Secara bergantian Irfan juga menginginkan servis mulut dari Emma dan kini Emma pun kembali bangkit. Tubuhnya kembali panas dan ia kembali bergairah. Emma kembali menggerakan pinggulnya memompa kontol Denny dan mulutnya menservis kontol Irfan dan Edo.


"Hmmmmm...aaahhh...ssshhh...huuuufff...aku suka ini...oooohhh...aaahhh...uuuuuuhhh...ooouuuhhhhh" desah Emma


Emma terus memompa kontol Denny didalam memeknya hingga ia merasa kontol Denny berkedutan seperti yang ia rasakan pada Rully sebelum ini. Emma kembali membisikkan sesuatu pada Denny dan meminta Rully membawakan gelas berisi spermanya. Beberapa kali pinggul Emma menghentak sebelum ia melepas kontol Denny dari memeknya dan kontol itu memuncratkan pejunya didalam gelas.


"Sekarang giliran kamu adikku sayang" kata Emma pada Edo

"Aku mau yang intim" kata Edo

"Apapun mau kamu" balas Emma


Edo pun duduk dan meminta Emma untuk menunggangi kontolnya sambil menghadap kearahnya. Posisi cowgirl disofa. Dengan mudah Edo menancapkan kontolnya pada memek kakaknya. Pinggul Emma mulai bekerja dipandu tangan Edo yang mengkomandoi gerakan Emma. Tubuh mereka begitu dekat dengan wajah yang nyaris menempel mempermudah mereka berciuman.


"Mmmmmhhh...aahhh...yeah...yess...just like that...aaahhh...kamu suka memek kakak kamu Edo? Hmmm?" Emma meracau

"Yes...mmmmhhh...aku suka banget" jawab Edo

"Make me squirt Do" bisik Emma


Edo pun menggerakan pinggulnya dan pinggul Emma dengan cepat. Bibir mereka terus berpagutan dan tangan Edo berkali-kali menampar pantat Emma memberikan suara mengerang dan merintih yang seksi didengarkan para lelaki disana.


"Yeeaahh...aahhh...aahhh...AAAWWWW...ssshhh...ADUUUHHH...mmmmhhh...aaaahhh" desah Emma


Edo nggak menghentikan genjotannya. Ia terus memberikan segenap tenaganya untuk menggenjot memek kakaknya. Emma terus mengusap pipi Edo dan mencium bibirnya. Emma memberikan keintiman yang diinginkan oleh Edo. Sambil terus bergoyang, memompa dan mendesah dengan seksi dan erotis.


"Aaahhh...yeeessshhh...uuhhh...fuck...aahhhaaahhh...huuuuufff...yeaaahhh...Edooo..." desah Emma


Tubuh Emma pun menegang. Ia meminta Edo untuk menghentikan genjotannya namun Edo menolak. Ia terus menggenjot tubuh kakaknya dan tak bisa dihindari tubuh Emma sesekali bergetar. Edo menyadari itu dan justru semakin cepat memompa memek Emma dengan penuh nafsu. Memek Emma semakin menjepit disertai kedutan-kedutan yang dirasakan oleh Edo. Kini giliran kontol Edo yang berkedutan. Mereka terus mencoba saling memompa sebelum akhirnya mereka pun nggak bisa menahannya lagi...


"Mmmmmhhh...aaahhh...aaaahhh...aahhh...yesss...yesss...OOOOHHH...FFFUUUUUCCCKK" desah Emma sambil mencabut kontol Edo dari memeknya


Emma pun lantas squirt. Cairan squirt yang muncrat dari memeknya pun membasahi sofa dan lantai. Emma kembali menancapkan kontol Edo kedalam memeknya. Edo mengambil cup gelas berisi sperma tadi dan memuncratkan spermanya kedalam gelas itu.

Selanjutnya adalah Irfan yang memutuskan untuk menunggangi Emma dengan posisi doggy. Irfan menggenggam kontolnya dan mengarahkan ke vagina Emma yang terbuka lebar dan basah. Dalam sekali sodok kontol Irfan langsung masuk. Tangan Irfan menggenggam pinggul Emma ketika ia mulai memompa kontolnya keluar masuk memek Emma. Desahan Emma langsung terdengar.


"Aaahhh...mmmmhhh...fuck me Fan...aaahhh...like that...uuhhh" desah Emma


Irfan pun kini meremas toket Emma yang menggantung didadanya sambil mulut Irfan menciumi punggung Emma. Berikutnya Irfan melakukan sesuatu yang nggak diduga siapapun diruangan ini. Ia menjambak rambut Emma, mencekik lehernya dan menggenjot Emma dengan hardcore.


"Aahhh...ahhh...aahhuuhhhfff...shhiiitt...aahhh..ooouuhhhhhhh..." desah Emma


Seisi ruangan pun riuh menyemangati Irfan. Mendengar dukungan dari teman-temannya, Irfan semakin liar dan kini semakin gila menggenjot memek itu. Emma pun semakin kewalahan namun menikmati Irfan yang menggenjotnya dengan kasar sambil menjambak dan mencekiknya.


"Aahhhaaahh...yeah...oooohhh...aaahhh..." desah Emma


Nggak lama kontol Irfan pun berkedutan. Ia mencabut kontolnya dan memuncratkan pejunya kedalam gelas yang sama dengan yang lain. Emma pun kewalahan dan ia merebahkan dirinya disofa. Ia menatap para lelaki yang juga sama-sama kelelahan. Emma melihat jam, baru jam 4 sore. Artinya masih ada sekitar 5 jam bagi mereka untuk bersenang-senang. Emma merasa tenang karena laki-laki ini begitu mudah dikendalikan dan dibuat orgasme.


"Aku mandi dulu ah" kata Emma


Emma pun menuju kamar mandi. Ia memutuskan untuk berendam di bathtub seusai membersihkan dirinya dishower. Setelah 1 jam, Emma beranjak dan keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan pakaian apapun. Betapa kagetnya Emma mendapati empat orang laki-laki baru sudah berada disana. Dari penampakannya, perawakan mereka lebih besar dari Edo dan kawan-kawannya. Dan dari cara mereka memandang Emma, mereka akan menghabisi Emma.


"Kak Emma, kenalin. Ini Aldo, Jeki, Evan dan Anton. Malam ini mereka akan ikut join" kata Edo

"Oh ini Do? Kuat nggak nih ngadepin kontol gw?" kata Anton

"Hah! Kita liat bisa nggak dia ngadepin kita Ton" balas Aldo

"Jangan sampe kaya pacarnya Irfan, baru 5 menit pingsan" kata Jeki

"Ini kakak lo bakal kuat lebih dari 5 menit kan Do?" tanya Evan pada Edo

"Bisa kok bisa. Tenang aja abang-abang sekalian. Kak Emma, layani mereka. Kalo nggak kuat sebut Jingga nanti mereka bakal stop semuanya" jawab Edo


Emma mendadak bergidik. Ia memang pernah merasakan gangbang dengan para petugas hotel tahun lalu, tapi mereka semua ada dibawah kendali Emma dan juga Benny disana menjaganya. Kali ini nampaknya 4 orang ini yang mengendalikan situasi dan Edo berada dibawah kendali mereka. Emma mencoba mengulur waktu untuk mempersiapkan dirinya menghadapi gangbang malam ini.


"Oke, tapi kita mulai jam 7" kata Emma

"No no no babe. Kita mulai saat ini juga" kata Aldo


Aldo langsung menghampiri Emma dan meremas toketnya diikuti permainan jemari Aldo di puting Emma. Bibir Aldo mendarat di bibir Emma dan mereka berciuman dengan mesra dan lembut. Emma mulai terlena. Ia mulai merasa bahwa para lelaki ini hanya menginginkan seks yang biasa. Mungkin hanya akan seperti gangbang dengan petugas hotel dimana Emma melayani mereka satu per satu. Emma mulai membalas ciuman Aldo dengan sedikit lebih bernafsu. Memberikan sensasi 'kick' pada Aldo. Lidah mereka kini bergelut saling menukar kenikmatan. Emma kini benar-benar yakin gangbang ini nggak akan berat. Sampai...

PLAK!!!

Evan menampar pantat Emma dari belakang dan menjambak rambut Emma. Evan kemudian mendudukan Emma disofa. Baik Aldo maupun Evan pun membuka pakaian mereka masing-masing dan berdiri dikiri dan kanan Emma mengarahkan kontol mereka ke wajah Emma. Tangan Emma dengan sigap langsung menggenggam kedua kontol itu dan bergantian memberikan blowjob. Rencana Aldo untuk 'memanasi' Emma dengan ciuman yang romantis dan erotis untuk mengangkat libido Emma nampak berhasil. Kini Emma horny dan langsung agresif memberikan sepongan pada kontol Evan dan Aldo bergantian. Baik Aldo dan Evan nggak membuang waktu mereka dengan boring blowjob, mereka berdua bergantian melakukan sedikit facefuck disertai deepthroat pada mulut Emma. Kontol mereka lebih besar dibandingkan empat kontol yang Emma layani hari ini jadi Emma harus kembali menyesuaikan dirinya.


"Gggllllhhhkkk...uhhhhukkkk...uuhhhkkkkk..." Emma tersedak kala menerima deepthroat


Jeki dan Anton pun nggak kuat jika hanya nonton. Mereka berempat kini mengerubungi Emma yang tengah asik memberikan blowjob pada kontol Evan. Jeki menggenggamkan tangan Emma pada kontolnya, begitupun Anton yang ingin merasakan handjob dari Emma. Aldo berdiri agak dibelakang dan hanya mengocok kontolnya. Emma merotasi dalam memberikan servis pada kontol-kontol itu. Dari Evan kemudian Jeki, dilanjut Anton dan Evan ditutup oleh Aldo kemudian diulang kembali. Tangannya pun bergantian memberikan servis pada kontol yang nggak ia sepong. Emma nggak menolak ini semua. Menurutnya ini sungguh berbeda. Libidonya memuncak. Hasratnya menggebu-gebu. Ia nggak peduli lagi dengan harga diri, yang ia inginkan adalah seks yang luar biasa sebelum hari pernikahannya.


"Nungging disofa" perintah Jeki


Emma pun mengikuti perintah Jeki dan menungging di sofa. Para lelaki itu pun menjamah tubuh Emma dengan leluasa. Evan tetap meminta blowjob, Aldo dan Anton mendapatkan handjob sementara Jeki langsung mengarahkan torpedonya ke lubang Emma. Sebelum memasukan torpedonya, Jeki mengusap-usap memek Emma dan menyadari sesuatu. Lubang pantat Emma sudah dipenetrasi sebelumnya.


"Heh lo udah pernah anal ya?" tanya Jeki


Emma sulit menjawab lantaran mulutnya masih sibuk dengan kontol. Melihat kondisi itu, Edo mengkonfirmasi pertanyaan Jeki bahwa Emma sudah pernah melakukan anal seks. Jeki, Evan, Aldo dan Anton saling tatap dan mereka tersenyum penuh kemenangan.


"Lo dari pagi udah dientot sama kroco-kroco itu. Memek lo capek kan pasti? Makanya gw memutuskan sore ini kita biarin memek lo istirahat. Kita janji nggak akan gunain memek lo. Biar memek lo istirahat karena besok kan lo bakal nikah. Memek lo harus tetep rapet buat suami tercinta" kata Jeki


Mendengar itu Emma sempat berpikir bahwa gangbang ini akan berubah menjadi blowbang dimana ia hanya perlu memberikan blowjob sampai mereka ejakulasi. Namun sedetik kemudian pikiran Emma pupus lantaran Jeki sudah bersiap mengarahkan kontolnya ke lubang pantat Emma. Emma berusaha menolak namun posisinya dikunci oleh Evan yang memegangi kepala dan Aldo serta Anton memegangi tangan Emma. Jeki dengan leluasa mengarahkan kontolnya untuk masuk kedalam lubang pantat Emma membuat Emma harus kembali merasakan anal.


"Mmmmppphhh...ssshhhmmmmhhhh...fffffsss....gglllllghhhkkkk" Emma berusaha mendesah dan mengerang namun mulutnya masih terhalang oleh kontol Evan


Emma menyadari nggak ada yang bisa ia lakukan saat ini selain pasrah mengikuti permainan mereka. Ia juga mulai menyadari bahwa dirinya nggak lebih dari sekedar sextoy bagi keempat lelaki ini. Dan para lelaki ini bukanlah tipe yang bisa ia kendalikan. Maka Emma hanya bisa menutup mata dan menahan perih kala kontol Jeki menyeruak masuk kedalam pantatnya. Emma bisa sedikit lebih tenang karena kontol mereka nggak sebesar milik Benny yang sudah memperawani lubang pantatnya.

BLESSSSSS...

Kontol Jeki telah masuk sempurna kedalam pantat Emma dan kini ia siap menggoyang tubuh Emma dengan anal seks. Emma pun sudah siap menerima perlakuan mereka sore ini. Jeki mulai menggenjot tubuh Emma. Temponya perlahan namun kemudian ia mulai mempercepat kontolnya keluar masuk pantat Emma. Aldo meminta Evan bergantian karena ia juga ingin kontolnya mencicipi mulut Emma. Evan dan Aldo bertukar tempat. Dengan genjotan Jeki yang semakin cepat, Emma kesulitan untuk menahan desahannya.


"Mmmmmppphhh...sshhh...gllllgghhhkkk...aaahhh...aaahhhh..." desah Emma


Emma pun tersadar sesuatu. Anal seks kali ini nggak menyakitkan seperti ketika Benny menghunuskan kontolnya ke pantat Emma untuk pertama kali atau ketika threesome antara dirinya, Benny dan Edo. Bahkan kali ini Emma cenderung menikmati genjotan Jeki dan ketika Jeki mengeluarkan kontolnya, Emma justru melebarkan kakinya memberikan sedikit kelonggaran untuk kontol Jeki kembali menusuk pantatnya. Aldo bertukar dengan Anton. Ditengah proses pertukaran ini, mulut Emma mengeluarkan desahan-desahannya yang sempat tertahan.


"Aaahhh...aahhh...uuhhh...sakkk...aahhh...sakiittt..." desah Emma


Anton langsung memasukan kontolnya ke mulut Emma sementara Jeki dan Evan bertukar tempat. Evan juga ingin mencicipi tubuh Emma. Jeki memperingatkan Evan soal larangan mencoblos memek Emma agar memeknya bisa beristirahat. Evan tertawa dan langsung mengarahkan kontolnya untuk anal. Dengan sekali sodok kontol Evan langsung menghujam dan menggenjot pantat Emma.


"Mmmmhhh...fffsss....sssshhh...mmmpppphhh...gggllllggkkk" desah Emma tertahan

"Ahhh...gw ada ide. Aldo, kita tandem" kata Evan


Evan pun mencabut kontolnya dan mengubah posisi. Kini ia rebahan disofa dan Emma reverse cowgirl diatasnya. Kontol Evan kembali menghunus pantat Emma dan menggenjotnya. Jeki dan Anton bergantian meminta jatah handjob dan blowjob sementara Aldo berada pada posisi missionary bersiap untuk menyodok memek Emma.


"Aldo, inget no pussy Do. Inget pacarnya Irfan Do" kata Jeki


Aldo tertawa dan mengarahkan kontolnya ke lubang pantat Emma dengan kontol Evan yang masih menancap. Evan memeluk Emma dari belakang sementara Anton dan Jeki memegangi tangan Emma agar ia nggak berontak ketika Aldo mencoba menyelipkan kontolnya kedalam lubang pantat Emma. Emma terus mencoba untuk menahan agar Aldo nggak melakukan double anal penetration padanya. Namun nggak berguna karena kontol Aldo perlahan menusuk dan menyodok pantat Emma.


"Jangan...aaahhh...please...jangan gitu...aahhh...fucccckkk...sakkiiiittt...coblos memek aja...sodok memek...aarrggghhh...aakkkkhhh...sama pantat..." Emma mencoba menahan

"Nggak usah ngatur-ngatur lah" kata Aldo


Aldo terus mendorong kontolnya dengan penuh paksaan. Kontol Aldo terus mendobrak masuk membuat Emma terus merintih dan mengerang kesakitan. Air mata Emma menetes akibat perih yang ia rasakan namun para lelaki itu enggan berkompromi dengan Emma. Setiap rintihan perih, dibalas tawa oleh mereka. Bahkan Edo menyaksikan dengan penasaran dan semangat.

BLESSSSSS...


"AAAAAAAAAAAAHHHHHHH" Emma memekik dengan lirih


Dua kontol berhasil 'masuk' pantat Emma. Kini Emma harus menerima DAP dari mereka. Emma sama sekali nggak menyangka bahwa maksud dari mereka ingin mengistirahatkan memeknya berarti ia harus menerima diperlakukan seperti ini. Perlahan Aldo dan Evan menggerakan kontolnya keluar masuk pantat Emma. Awalnya Emma merasakan perih yang luar biasa sampai ketika kedua lelaki itu memacu kontol mereka dengan cepat yang dirasakan Emma justru nikmat. Entah dimana Emma merasakan transisi dari perih menjadi nikmat, tapi yang jelas kini Emma menikmati perlakuan mereka berdua.


"Aaahhh...uuuhhh...uuhhh...ooooohhh...aaauuffffhhh" desah Emma


Emma mendesah menikmati kedua kontol yang sedang menggenjot pantatnya. Kedua tangannya masih memberikan kocokan pada kontol Jeki dan Anton di kiri dan kanannya. Semakin lama para lelaki itu semakin bersemangat menggenjot tubuh Emma yang bersimbah keringat. Desahan, lenguhan bahkan rintihan Emma lah yang membuat mereka bersemangat. Ditengah genjotan itu Anton meminta gilirannya. Evan mencabut kontolnya dan posisinya digantikan oleh Aldo yang kini rebahan disofa dan meminta Emma mengubah posisinya juga menjadi cowgirl. Aldo pun menghunuskan kontolnya di pantat Emma. Anton memposisikan dirinya dibelakang Emma dan mencari jalan menyodokkan kontolnya. Masih DAP, hanya berbeda posisi. Kali ini kontol Anton nggak mengalami kesulitan berarti dalam penetrasi. Jeki dan Evan masing-masing menyodorkan kontolnya untuk diservis oleh tangan dan mulut Emma.


"Mmmmppphhh...aaahhhh...aahhh...uummmppphhh...ooooaaahhhhssshhh...fucckkk...yesss...aaaahhh" desah Emma


Selama hampir 2 jam Emma disetubuhi seperti ini. Mereka saling bergantian menyodok pantat Emma dengan tetap memberlakukan no pussy alias 100% anal dan DAP. Tamparan, remasan, jambakan, facefuck dan deepthroat diterima oleh Emma. Dengan segenap nafsu ia menerima perlakuan para lelaki itu dengan dibalas desahan, erangan, bahkan rintihan penuh nikmat dari mulut Emma.


Tiba-tiba keempat lelaki itu serentak mencabut kontol mereka dan meminta Emma berjongkok. Mereka pun mengelilingi dan menyodorkan kontol mereka pada Emma yang tengah berjongkok. Emma paham apa yang harus ia lakukan. Ia mengocok kontol mereka satu per satu dan mulai menyepong secara bergantian. Kemudian mereka meminta Emma untuk melepaskan sepongannya dan menutup matanya. Para lelaki itu mengantre sambil mengarahkan kontolnya ke wajah Emma. Mereka semua memuncratkan pejunya ke wajah Emma.


Crot...
Crot...
Crot...
Crot...

Seisi ruangan tertawa. Para lelaki itu tak hentinya memuji Emma yang kuat hampir 2 jam diperlakukan seperti itu. Omongan-omongan kotor dan merendahkan menggema.


"Gila Edo kakak lo jauh lebih hebat dibanding pacarnya si Irfan" kata Evan

"Lo jadi pecun terkuat yang pernah kita entotin Emma" kata Aldo

"Hahaha iya bener. Biasanya baru 1 jam udah nyebutin safe word" sahut Jeki

"Anjing iya juga. Hampir 2 jam. Rekor nih. Sayang sekali kita deal cuma sekali doang" sambung Anton


Emma pun tersenyum dan mencoba menahan nyeri kala ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Didalam kamar mandi ia menatap cermin. Dia mempertanyakan kenapa dia bisa melakukan ini semua menjelang pernikahannya. Parahnya lagi adalah ia nggak menyesal, justru menikmati disetubuhi oleh para lelaki itu. Lebih gila lagi ia justru menginginkan sesuatu yang lebih. Selama 15 menit Emma memandangi cermin itu dan ketika sedang bersiap memasuki bilik mandi, seseorang masuk. Emma langsung menoleh dan matanya terbelalak, bibirnya terbuka akibat rasa kaget. Ia sungguh nggak mempercayai ini. Bagai mimpi.


"Benny?" tanya Emma

"Emma" balas Benny

"Kamu ngapain disini?" tanya Emma lagi

"Ngentotin lo lah. Lo pikir gw bakal melewatkan momen ngentotin lo menjelang pernikahan lo sama si pecundang itu?" kata Benny


Benny pun lantas membuka pakaiannya dan Emma langsung menghampiri Benny. Emma mendaratkan bibirnya pada bibir Benny. Mereka berciuman dengan nafsu membara. Emma akhirnya bisa meluapkan rasa rindunya pada Benny. Ciuman Emma begitu panas dan penuh nafsu. Benny membalasnya dengan tak kalah nafsu ditambah tangannya yang menggerayangi tubuh Emma. Rambut, toket, pantat semua dijamah. Benny mengangkat tubuh Emma dan mendudukkannya diwastafel sebelun mulutnya mulai menuruni tubuh Emma. Leher, dada, perut dan berakhir di memek Emma. Lidah Benny pun menjilati memek itu. Emma kembali merasakan betapa nikmatnya jilatan lidah Benny pada memeknya.


"Uuuuhhhh...aaahhhh...mmmmhhhh...yesss...aku kangen ini" desah Emma


Benny nggak menghiraukan dan terus menjilati memek Emma. Klitoris adalah target utama yang dijilati oleh Benny. Jemari Benny pun ikut berpartisipasi dengan menyodok-nyodok memek Emma. Perlahan tapi konsisten Benny memberikan kenikmatan pada Emma.


"Aaahhh...yessshhh...Bennyyyy" Emma terus mendesah


Benny mempercepat jilatan dan kocokan pada memek Emma hingga tubuh Emma menegang. Tangan Emma menggenggam kepala Benny untuk bertumpu kala semuanya semakin nikmat. Ia mendekati klimaks. Benny menyudahi jilatannya dan mengganti dengan mengocok memek Emma menggunakan jemarinya untuk mempercepat Emma mencapai klimaksnya.


"Aaaahhh...aahhh...fuuuu...AAAAAAAAAHHHH" Emma memekik


Baru saja Emma mengalami orgasme dan cairan squirt muncrat dari memeknya. Benny mundur dua langkah. Emma tau apa yang harus ia lakukan. Kini ia yang berjongkok dan mulai memasukkan kontol Benny ke mulutnya. Kontol raksasa yang selalu ia rindukan kini berada didalam mulutnya. Emma sungguh menikmati ini semua. Emma memajumundurkan kepalanya dan dengan inisiatif sendiri memberikan deepthroat pada kontol pujaannya itu. Benny memegangi kepala Emma dan menggerakan pinggulnya dengan cepat membuat Emma beberapa kali tersedak.


"Ggghhhlllgkkkk...uuhhhkkkkk"


Benny menjambak rambut Emma dan menunggingkannya di wastafel. Baik Emma maupun Benny sama-sama menantikan momen ini. Sebuah momen mereka akan bersenggama kembali. Emma menantikan kontol Benny mengacak-acak memeknya seperti setahun yang lalu. Ia sungguh nggak sabar. Benny pun sama nggak sabarnya dan langsung mengarahkan kontolnya pada memek Emma. Kontol Benny langsung menyeruak masuk tanpa kesulitan dan ia langsung menggenjot Emma dengan tempo cepat.


"Yessshhh...aahhh...aahhh...ooohhh...ini dia...uuhhhhh" desah Emma

"Akhirnya lo ngerasain kontol gw lagi setelah setahun dientot kontol-kontol lain ya?" tanya Benny

"Ahhh...nggak...hmmmmm...aku nggak...assshhhh...nggak ngentot sama...fuuuhhh...siapa-siapa selain...uuhhh...kamuuuu..." desah Emma


PLAK!
PLAK!
PLAK!
PLAK!

Benny berulang kali menampar pantat Emma membuat Emma merintih kesakitan dan mendesah nikmat disetiap tamparan. Benny pun menarik puting Emma hingga Emma mengerang kesakitan. Benny melakukan itu lantaran ia tahu Emma berbohong tentang nggak ngentot dengan siapa-siapa.


"Pembohong! Seharian ini aja lo dientot sama banyak laki-laki!" kata Benny

"Ahhhh...uuhhhh...tapi nggak...ssshhh...nggak ada yang seenak kamu Bennyyyyyyy" desah Emma


Benny mencekik leher Emma dan semakin mempercepat tempo goyangannya. Emma merasakan kenikmatan yang hilang selama satu tahun terakhir. Ia kembali merasakannya lagi. Genjotan Benny, tamparan, cekikan semuanya kembali membuat Emma semakin membara hingga tiba-tiba tubuhnya menegang dan mengejang hebat. Benny mencabut kontolnya dan membiarkan Emma squirt untuk kedua kalinya.


"Aaaahhhh...ahhhh..AAAAAAAAAAHHHHHHHH" pekik Emma kala ia kembali squirt


Namun Benny enggan membuang waktunya. Ia kembali menyodok memek Emma dengan kontolnya yang masih keras. Emma pun kembali mendesah dan mengerang penuh nikmat. Ia nggak ingin semuanya berakhir cepat. Jika bisa Emma berharap Benny menyetubuhinya semalaman memberikan endless squirt padanya melalui genjotan yang penuh nikmat.


"Uuhhhh...yeahh...aahhhh...ahhhh...aku....shiiitt...kangen kamu Bennyyyyy" desah Emma


Benny mencabut kontolnya dan menarik Emma menuju bilik mandi. Ia menyalakan shower dan tubuh mereka pun basah oleh kucuran shower. Emma nggak menyangka pergumulannya dengan Benny menjadi lebih erotis berkat shower. Emma menikmati genjotan Benny yang menjadi perlahan namun dalam disertai cupangan pada tengkuknya. Benny pun menyabuni tubuh Emma dengan sentuhan-sentuhan erotisnya.


"Ahhhh...Benny...nikmat banget" desah Emma


Usai sesi shower, Benny mendorong Emma hingga ia bertumpu pada kaca bilik mandi. Benny kembali menggenjotnya dengan full power dan dalam beberapa menit Emma merasakan tubuhnya seperti mendesir. Ia bergetar hebat dan kembali squirt.


"Benny...uuhhh...aku...ahhh...aku...keluar...lagi...AAAAAAAHHHH" desah Emma


Emma kembali memuncratkan cairan squirtnya. Benny menarik tangan Emma dan mereka keluar dari kamar mandi. Apartemen itu kini kosong. Hanya ada mereka berdua. Benny melempar tubuh Emma ke kasur dan kembali menghunuskan kontolnya pada memek Emma. Dengan segenap tenaga Benny kembali memompa kenikmatan kedalam tubuh Emma yang tengah terlentang pasrah menikmati seks ini.


"Uuhhhh...yesshhh...auuhhhhfff...hhhaaaaaaggggkkkk...uuuhhsssss" desah Emma


Benny terus mendorong kontolnya untuk lebih keras menggenjot tubuh Emma sambil jemari Emma mengusap bagian atas memeknya sendiri. Benny melumat bibir tipis Emma dengan sensual dan mengajak lidah Emma menari erotis sembari terus menggenjot memek Emma dengan nafsunya yang masih membara. Usai berciuman, Benny mencabut kontolnya dari memek Emma dan memindahkannya ke pantat Emma. Benny merasakan pantat Emma berbeda. Lebih longgar namun nggak menghalangi Benny untuk terus menggenjot tubuh Emma tanpa henti.


"Aaaaaahhh....yaaaa...hhhhmmmmpppp...eeehhh...uuhhhh...ssshhh...aaaooohhhh" desah Emma


Benny terus menggenjot pantat Emma dengan penuh nafsu sambil meminta Emma untuk mengocok memeknya sendiri dan menatap matanya. Kini mata mereka berdua bertemu dan tatapan mereka yang dalam penuh arti semakin memperpanas hubungan seksual mereka. Tiba-tiba Emma merasakan tubuhnya kembali menegang. Ia akan kembali klimaks.


"Benny...oh...aahhhh...my...god..akkkkhhh...aku...keluar...aaahhhh...LAGIIII...AAAAAAAAHHH" desah Emma


Cairan squirt kembali muncrat dari memek Emma hingga mengenai sedikit tubuh Benny. Benny mencabut kontolnya dari pantat Emma dan memindahkannya ke memek Emma untuk kemudian ia genjot. Benny semakin liar dengan menciumi bibir Emma dan meremas-remas toketnya. Emma tau jika Benny sudah seliar ini tandanya ia akan segera klimaks. Kemudian Benny mencabut kontolnya dan menjambak rambut Emma. Benny terus mengocok kontolnya dihadapan Emma yang menantikan semprotan peju dari kontol pujaannya itu.


"Aaaagggghhh....AAAAARRRGGGHHH" Benny mengerang


Crot...
Crot...
Crot...


Kontol Benny pun memuncratkan peju hangat dan kental ke wajah Emma. Benny berjalan kearah meja dan mengambil gelas yang berisi peju Edo dan kawan-kawannya kemudian meminta Emma untuk menengadah bersiap menerima isi dari gelas tersebut.


"Edo titip ini" kata Benny


Cairan peju membasahi wajah Emma yang tersenyum gembira menerimanya. Kini wajah Emma dipenuhi oleh sperma dari laki-laki yang menyetubuhinya hari ini. Benny mengabadikan wajah Emma dalam balutan peju untuk ia simpan sebagai koleksi pribadi sebelum Emma beranjakk menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahnya. Ketika Emma keluar dari kamar mandi, Benny sudah nggak ada disana. Hanya ada Edo yang membawa sebuah kotak. Jam menunjukan pukul 9. Tandanya ia harus pulang. Emma diantar pulang oleh Edo. Dijalan, Emma membuka kotak itu. Didalamnya terdapat flashdisk dan secarik kertas dari Benny.


"Sampai kita ngentot lagi. Benny"


Sesampainya dirumah, Emma membuka flashdisk itu di laptopnya. Terdapat banyak foto-foto dan video yang Benny abadikan ketika mereka berhubungan seks. Semua tersusun rapi dalam sebuah folder bernama...


Emma dan Foto-fotonya.


-Fin-​


Emma pindah ke SF Cerbung dengan judul Perjalanan Dinas. Yuk temenin Emma di thread barunya.
 
Terakhir diubah:
Congratulation suhu.. Akhirnya tamat dan akan berlanjut lagi..

Di tunggu cerita baru nya.
 
Big congratz, hu....
Akhire TAMAT jg cerita Emme Dan foto²nya...

Looking forward 4 next one, hu...
G sabar nunggu blan Juli....

:beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd