--------
Berikutnya adalah bagian ketiga Scene 3 ini.
Kami berdua berdiri di tengah gazebo kayu ini. Berdiri berhadap-hadapan. Satu persatu pakaian yang kami kenakan jatuh ke lantai kayu sampai kami berdua sudah sama-sama telanjang bulat. Tanpa halangan apapun.
Velinda menyilangkan sebelah tangan di dadanya dan selangkangannya. Kusingkirkan kedua tangan itu sampai terkulai kembali di sisi tubuhnya. Kuangkat dagunya agar mata kami dapat saling tatap.
You gotta have confidence
We should do this
(Kau harus percaya diri. Kita harus melakukan ini) kataku menatap wajahnya.
I know
Be gentle with me
(Aku tau. Pelan-pelan aja) mintanya lalu memejamkan matanya.
Yang pertama kali kulakukan adalah mengecup keningnya. Kukecup perlahan sekujur keningnya lalu turun sedikit ke alis mata. Kedua alis mata tipisnya kukecup dan berlanjut ke kelopak matanya yang terpejam. Nafas Velinda terasa berat.
Batang hidungnya kini jadi sasaran kecupanku lalu kedua pipinya kemudian dagunya menjalar ke rahangnya. Bibirnya adalah puncak cumbuanku pada daerah muka. Bibir kami beradu dan saling pagut. Bergantian kami mengulum bibir masing-masing. Juga saling hisap lidah. Lidahnya menyapu-nyapu lidahku dan menyeruak masuk dan mengaduk mulutku.
Tubuh kami sudah rapat berpelukan dengan tangan Velinda merangkul leherku dengan erat saat kami terus berciuman dan memadu kasih lewat mulut. Dadanya rapat menekan dadaku yang sudah telanjang seperti juga dirinya.
Setelah bibir kami berpisah, aku lanjut menciumi pipinya dan bergeser hingga mencapai telinga kirinya. Sekarang aku mengulum telinganya dan lidahku bermain dan mengorek bagian dalam telinganya.
Velinda bergidik geli dan tubuhnya menggeliat. Apalagi kedua tanganku di punggungnya mengelus-elus leher dan baris tulang belakangnya. Ia mengeluh geli dan tubuhnya bergetar.
Lalu cumbuanku beralih pada lehernya. Kujilat-jilat kulit lehernya apalagi pada bagian kuduknya yang pasti lebih sensitif. Karena tubuhku sedikit membungkuk untuk melakukan ini, tubuh kami agak merenggang. Tinggi tubuh Velinda hanya 160 cm dan tingginya itu hanya sebatas telingaku saja.
Di posisi ini, aku bisa menjangkau dadanya. Kuremas lembut dadanya dengan tangan kanan sementara tangan kiriku masih mengelus punggungnya.
Velinda masih melenguh-lenguh keenakan sampai kulit tubuhnya meremang karena kegelian leher dan cuping telinganya kupermainkan bergantian dengan lidah,
Lepas dari lehernya, aku turun semakin turun dan menjilati kulit dadanya. Velinda sampai harus melengkungkan punggungnya karena nikmat yang dirasakannya. Sementara mulutku sama sekali belum menyentuh payudaranya.
Kuarahkan Velinda agar berbaring perlahan-lahan ke lantai kayu. Pakaian kami semua kukumpulkan untuk menjadi alas kepalanya saat berbaring. Kini Velinda berbaring di lantai kayu gazebo dengan manisnya.
Payudaranya kini jadi sasaran permainan mulutku. Aku bersimpuh di sisi kirinya, meremas dada kanannya dan lidahku di kulit dada kirinya. Lidahku berputar-putar di dada kirinya. Berputar-putar dari bagian luar ke arah puting. Tidak sempat menyentuh aerolanya, kembali kuputar kembali ke arah luar. Begitu terus.
Sampai-sampai Velinda penasaran karena kenakalanku bermain-main dengan dadanya. Ia sampai menggerakkan badannya agar lidahku bisa menyentuh putingnya segera.
Tiba-tiba kucaplok putingnya dan kupilin dengan lidah. Dada kanannya juga begitu, dengan jari tentunya. Velinda melengkungkan punggungnya tanda keenakan dan ia mendesis seperti ular.
Bibir dan lidahku bergantian mempermainkan putingnya. Tubuh Velinda bergerak-gerak liar apalagi putingnya yang kanan juga kupermainkan dengan jari. Gerakannya sinkron, mirip dengan perlakuan mulutku.
Kembali lidahku menyisir kulit tubuhnya. Selesai dengan dadanya, aku beralih ke perutnya. Lidahku berputar-putar ke sekujur perutnya yang rata dan berkulit halus. Dari iga turun terus ke abdomen dan berhenti di pusar-nya. Lidahku menari-nari di sekitar pusarnya dan sesekali masuk. Velinda menggeliat-geliat geli karenanya.
Turun kembali, melewati pangkal paha terus ke pahanya yang padat dan lembut. Konsentrasi jilatanku awalnya di bagian luar lalu menuju bagian dalam yang lebih sensitif. Kemaluannya sama sekali kuabaikan
Lidah dan bibirku menyisiri tiap jengkal kulit paha kanan dan kirinya. Meninggalkan jejak liur di tiap kelembutan kulitnya yang halus. Seperti jejak bekicot di atas permukaan tanah, berkilauan terkena sinar matahari.
Terus turun sampai tiba di lututnya. Velinda menggelinjang geli saat aku menjilati lututnya. Kutekuk lututnya dan kujilati pada bagian belakang lipatannya yang berkulit lebih halus.
Aku berkonsentrasi lebih lama pada bagian tungkai Velinda karena aku sangat menyukai kakinya yang jenjang dan padat. Penuh dengan kekuatan yang dapat menopang tubuh indah di atasnya. Kuat dan indah sekaligus bersamaan.
Betisnya yang padat menjadi fokusku sekarang. Jilatan-jilatan berputar kembali kuperagakan. Kecupan-kecupan ringan juga kutinggalkan di kulitnya yang lembut.
Kubersihkan pasir-pasir yang menempel di sekujur kakinya agar tidak mengotori keindahan ini. Kuciumi kulit bekas pasir yang sudah kubersihkan tadi dengan mesra. Pergelangan kaki, mata kaki, punggung kaki, jari-jemari dan telapak kakinya.
Lalu aku semakin fokus untuk membersihkan semua jari kakinya. Dimulai dari jari kaki kelingking, jari manis, jari tengah, jari telunjuk dan jempol. Selesai dengan yang kanan beralih yang kiri. Semua kujilat dan kuhisap dengan cara dikulum. Lalu berlanjut pada ruang diantara jari-jari itu.
Velinda menggelinjang-gelinjang seperti cacing kepanasan. Berbalik sana, melengkung sini, menggapai sana, menengadah sini. Ia menjerit-jerit dengan seksinya. Jeritan kepuasan.
Apalagi saat tapak kakinya kemudian kujilat dan kubersihkan. Masih dengan lidah dan mulutku. Ia mengeliat kegelian karenanya.
--------
Jilatanku kembali naik. Berawal dari terakhir kali kujilat telapak kakinya, mata kaki, betis, lipatan lutut, paha bagian dalam. Tertuju pada satu tempat. Belahan indah yang sudah becek oleh cairan cintanya. Ia mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar segera. Menyambutku dengan suka cita
Uuummmpphh
mmpphh
Kembali Velinda melengkungkan punggungnya ketika mulutku mencaplok vaginanya yang belum mendapat sentuhan mulutku dari tadi. Mulutku langsung terbenam dan menari-nari dengan lincahnya. Lidahku menyentil-sentil klitoris dan isi labia minora-nya yang sudah licin. Menusuk masuk kedalam liang senggamanya dan mengaduk-aduk di dalam dengan berputar.
Otot tubuh Velinda mengejat dan menegang. Seluruh otot tubuhnya mengejang saat ia menyambut rasa terindah itu. Kelojotan tubuhnya berguncang-guncang masih dengan mulutku di vaginanya.
Lalu ia berbaring lemas dan kaki mengangkang lebar tak berdaya. Kedua tangannya terbentang bagai elang yang jatuh dari langit. Rambutnya acak-acakkan. Nafasnya tersengal
--------
My turn
(Giliranku) katanya pelan. Lalu perlahan bangkit dari posisinya itu dan mendorong tubuhku agar gantian aku yang berbaring di lantai gazebo ini. Kuturuti maunya dan aku berbaring dengan senyamannya. Ia berada di sisi kananku. Beringsut mendekat
Yang pertama kali dilakukan Velinda adalah menciumi bibirku dengan lembut. Tangannya tidak diam, menjelajah dan menjamah kulit tubuhku. Jarinya bermain di puting dadaku dan mempermainkannya perlahan. Terasa sangat geli apalagi kala lidahnya bermain dengan lidahku. Mengusap-usap langit-langit mulutku dengan ujung lidahnya. Dihisap-hisapnya lidahku lalu mengulum bibirku atas dan bawah bergantian.
Puas bermain dengan mulutku, ia turun langsung ke dadaku. Meremas-remasnya dengan gemas dan bermain dengan putingku. Dipilin-pilinnya lalu merendahkan kepalanya.
Velinda mengulum puting kecilku bergantian kanan dan kiri lalu tangannya menjangkau jauh dan menangkap penisku yang menegang dari tadi. Dielus-elusnya kepala penisku perlahan. Rasanya sangat enak dengan telapak tangannya yang halus lagi profesional.
Dikocok-kocoknya perlahan hingga batang kemaluanku menegang sangat keras dan mulai memerah karena terangsang habis. Konak tingkat tinggi!
Velinda mengangkat tubuhku hingga aku duduk di atas lantai kayu gazebo ini. Ia memposisikan dirinya di belakangku dan duduk rapat sampai aku bisa merasakan dadanya gepeng di punggungku. Kulit lembut dan dagingnya yang kenyal terasa enak sekali di punggungku.
Velinda tidak melepas tangannya dari penisku. Ia tetap mengocoknya perlahan sambil ia menjilati kudukku. Rasanya sangat nyaman sekali. Nafasnya yang hangat membuat tengkukku merinding geli. Bulu-bulu romaku mendadak meremang.
Apalagi saat ia mengulum telinga kiriku. Lidahnya yang hangat melata liar di dalam cuping telingaku. Ludahnya terasa membasahi bagian dalamku dan dijilati kembali sampai bersih.
Sudah tidak terperi lagi rasa nikmat yang diberikan Velinda padaku. Gesekan kulit kami berdua sudah sangat erotis apalagi permainan lidahnya di leher dan telingaku menambahnya berlipat-lipat plus kocokan lembutnya di penisku
Spluuurrtt
splluuurrttt
splluuurrtt
--------
Now we are even
(Sekarang kita seimbang) bisiknya dengan desahan nafas berat. Ternyata Velinda mau menyamakan kedudukan setelah aku telah membuatnya orgasme tadi.
Kubalik tubuhku dan menatapnya. And I want for more
(Dan aku menginginkannya lebih)
My body want more too
as my heart also cries for even more
Were really meant to meet here
(Tubuku meminta lebih juga sebagaimana hatiku menjerit minta lebih-lebih lagi) katanya.
Kuraih bagian bokongnya dan kuangkat hingga ia bisa duduk di pangkuanku. Kakinya bertopang di belakang punggungku. Dinaikkannya tubuhnya sedikit dan meraih penisku yang mengacung di belahan pantatnya. Velinda mengarahkan ujung penisku ke belahan vaginanya. Terasa kalau kepala penisku memasuki liang lembut, hangat dan bergerinjal basah
.
Uummhh
keluh Velinda saat merasakan batang penisku menyumbat penuh liang senggamanya. You filled me up to the hilt
Oouuhh
Its so good
Mmm
Im gonna go crazy like this
Oouusshh
Sooo niceee
Ehhhmmm
ssshhttt
(Kau mentok sampai ke dalam. Enak banget. Aku bisa gila begini. Enak banget) desahnya saat ia bergerak menaik turunkan tubuhnya perlahan saja. Penisku terpompa dengan sangat maksimal di dalam liang senggamanya.
Velinda
Ooohh
Ehhmmm
keep pumpin it.. Pumpin
(Velinda. Terus pompa. Pompa) seruku merasakan nikmat seperti yang juga dirasakannya. Kusambar dada kanannya dan kukenyot putingnya sampai Velinda semakin menggelinjang. Dada kirinya kupilin dengan jari.
Max
Youre getting bigger in my pussy
It get even good now
Ummm
Ooouuhhh
Aahh!
(Max. Kontolmu semakin besar saja di pepekku. Semakin nikmat) seru Velinda mendekap kepalaku yang masih mempermainkan dadanya.
I feel it too
My dick is keep getting bigger in your pussy
(Aku merasakannya juga. Kontolku semakin besar di pepekmu) sahutku merasakan pembesaran kemaluanku di dalam kemaluan Velinda.
Should I take it out then?
(Haruskah kucabut?) tanyaku.
Noo
Let it be
Just keep fuckin me
Ooh
Oohh
Im almost there
Ohh
Ohhh
Ooouuuuhhsss
. Oohh!
(Jangan. Biarin aja. Terus entot aku. Aku hampir sampe) serunya mencegahku. Malah ia orgasme kembali merasakan kenikmatan itu.
Dihentikannya gerakannya naik turun merasakan getaran tubuhnya merasakan nikmat puncak kesenangan hubungan seksual ini. Ia tetap mendekap kepalaku dan menciumi rambutku.
Mmpphh
desahnya saat melepaskan penisku dari liang vaginanya dan duduk memperhatikan.
Sure its getting bigger
(Benar tambah gede) kata Velinda melihat perubahan ukuran penisku yang perlahan-lahan semakin membesar.
No way
Its used to be 16 centimeter
Now it is at least 20 centimeter
(Benar. Biasanya hanya 16 cm. Sekarang setidaknya 20 cm) kataku takjub pada perubahan ukuranku.
Its still growing
Mpphh
(Masih terus membesar) kata Velinda yang awalnya hanya menggenggamnya kini mulai mengulumnya. Tak perduli dengan cairan vaginanya yang berlumuran di penisku. Kini sudah bercampur dengan liurnya sendiri.
Kepalanya mengangguk-angguk menelan seluruh penisku. Mulutnya yang hangat dengan tekstur yang lembut apalagi dengan posisi lidahnya terasa sangat enak. Seperti tenggelam dalam satu liang senggama baru.
It keep growing
At first I can take it a whole deepthroat and then theres a few centimeter left unswallow
(Ini terus membesar. Awalnya aku bisa menelannya semua dan sekarang ada beberapa senti lagi yang tak tertelan) kata Velinda berkomentar tentang pembesaran konstan penisku.
Its a good 30 centimeter now
Will it fit you, sweetie?
(Sekarang 30 cm. Apakah bisa muat, manis?) tanyaku menggenggam batang penisku sendiri dengan takjub. Ukurannya sudah sangat panjang dan besar. 30 cm totalnya!
Lets give it a shot
(Mari kita cobain) kata Velinda menungging membelakangiku. Tangannya bertopang di depan dan ia menoleh padaku untuk segera mencoba ukuran penisku ini.
Be gentle
Max
Its still way too big
(Pelan-pelan, Max. Ini masih kegedean) kata Velinda begitu kutempelkan kepala penisku di bukaan liang senggamanya yang basah berlendir. Setelah kugesek-gesek, setengah bagian kepalanya sudah terbenam.
Oohhkk
Be gentle
Push it really slow
Its sooo big
Ehmm
(Pelan-pelan. Tekan perlahan. Ini gede banget) keluh Velinda merasakan desakan penis besarku ke dalam liang senggamanya. Membuat bibir vaginanya gepeng karena tertekan ukuran besar penisku.
Oooaahh
seru Velinda mendongakkan kepalanya merasakan perih.
Should I take it out?
Its hurtin you
I cant do this
(Kucabut, ya? Sakit, kan? Aku gak bisa terus) kataku menyesal.
Dont
(Jangan) cegahnya memegang tanganku yang memegangi pinggangnya. I can take it
This shell keep telling me to be with you
I think this shell that cause your engorgement
I can live it
Trust me
Just be gentle
(Aku bisa. Kerang ini bilang untuk tetap bersamamu. Kurasa kerang ini yang menyebabkan pertumbuhanmu. Aku bisa tahan. Percaya padaku. Hanya saja pelan-pelan) katanya meyakinkanku.
Are you sure
My dick is way too big for your pussy
Is itt really that shell that make engorge my dick?
(Kau yakin? Kontolku terlalu besar untuk pepekmu. Apakah benar kerang itu memperbesar kontolku?) tanyaku.
Im not sure
But Im certain that I can bear it
Just be gentle, okay?
(Aku gak yakin itu. Tapi aku yakin bisa tahan. Pelan-pelan aja, ya?) ulangnya dan tetap menungging. Kali ini ia menunduk dan menahankan rasa sakit itu.
Penisku terjepit erat di mulut vaginanya. Padahal baru sebatas leher saja yang terbenam di sana. Kedutan mulut liang senggama Velinda terasa bagai deguban jantung.
Kuikuti permintaan Velinda dan kudorong pelan-pelan saja pinggangku ke depan. Karena sedianya liang vagina memang fleksibel, tidak berapa lama, seluruh batang penisku sudah bisa masuk sampai mentok dan menekan mulut rahimnya dan menyisakan jarak sekitar 10 cm lagi dari pangkal pahaku.
Pump it gently still
Mmmgghh
uuhmm
(Kocok perlahan lagi) keluhnya memberi instruksi lagi.
Kutarik sedikit saja lalu kudorong lagi dan kuulangi berkali-kali sampai tarikanku jadi lebih panjang dan dorongan sudah menjadi satu kesatuan genjotan yang utuh. Tetapi masih tetap menyisakan pangkal penisku yang tidak bisa masuk seluruhnya.
Aahh
ahh
aahhh
desah Velinda merasakan senggama kami yang sudah sangat sempurna. Its good
Its so good
Mmm
oohh
(Enak banget. Enak banget) desahnya merasakan keenakan.
Vel
Velinda
Im gonna cum again
Where should it be?
(Velinda, aku mau ngecrot. Dimana?) tanyaku dimana aku harus menembakkan spermaku. Ini ejakulasiku kedua saat bercinta dengannya.
Cum in me
Just cum in me
I should have it in my pussy
Hmm
Im gonna cum too
Oohh
oohh
(Di dalam. Di dalam saja. Aku harus menampungnya di pepekku. Aku juga mau...) jawabnya. Ternyata kami mungkin bisa orgasme bersamaan.
Sudah terasa gelitik geli di penisku yang akan menyemprotkan lahar cinta kental lagi. Berkedut-kedut dan terasa jepitan vagina Velinda semakin ketat dan panas.
Here it cooommme
(Ini dia) seruku dan menekankan pangkal pahaku pada bokong Velinda kuat-kuat. Pantatnya sampai gepeng tertekan perutku. Penisku menyemprotkan spermanya kencang-kencang ke dalam liang cinta Velinda dan memasuki rahimnya dan bercokol di sana. Memenuhi rahimnya
Spluuurrtt
splluuurrtt
spluuurrttt
Kami berdua menjerit bersama-sama merasakan kenikmatan surgawi ini. Kami berdua ambruk ke lantai dalam posisi menyamping masih dengan aku memeluk pinggangnya dengan erat.
--------
Hey
Look
The fog is gone
(Hei. Liat. Kabutnya sudah hilang) sadar Velinda melihat sekeliling kami. Kabut sudah hilang.
A new path is rising
Up
and up to that Light house
(Jalur baru terbentuk. Terus menuju Mercusuar itu) tunjukku pada jalan pasir baru yang muncul di atas air laut. Jalan yang menuju sebuah Mercusuar di kejauhan.
We should go there
Thats our future!
(Kita harus kesana. Itu masa depan kita!) sadar Velinda.
Our future? You and me?
(Masa depan kita? Kau dan aku?) tanyaku.
Dont you realize it? We are meant to be together
Together we made that path appear out of nowhere towards that Light House
(Kau tidak menyadarinya? Kita memang ditakdirkan bersama. Bersama kita membuat jalur itu muncul begitu saja dan menuju Mercusuar itu) jelas Velinda.
Are you sure
?
(Kau yakin?) tanyaku.
Very sure
(Sangat yakin) jawabnya.
Kugandeng tangannya lalu menuruni tangga kayu. Menuruni gazebo kayu yang banyak ditumbuhi tanaman merambat berbunga kecil.
Kami berjalan bergandengan tangan menuju jalan pasir yang bisa dilewati dua orang sekaligus yang berjalan berdampingan. Menuju Mercusuar di kejauhan sana. Bunga-bunga kecil berwarna biru dan kuning itu tumbuh membesar dan mekar semerbak
CUT! seru Pablo mengakhiri scene 3 bagian ketiga yang juga merupakan akhir dari rangkaian shooting pagi hari ini.
Its a wrap! Thank you everybody
(Selesai! Makasih semuanya) kata Pablo lagi dan bertepuk tangan dengan map tebalnya. Yang lain juga ikut bertepuk tangan ditingkahi suitan dan suara senang karena shooting sudah selesai dengan baik.
Kami berdua masih berdiri di depan backdrop dengan lukisan mercuar dan pemandangan langit cerah. Pablo mendekati kami berdua bersama Esteban. Beberapa cameraman yang selesai merekam menjauh untuk mengumpulkan hasil rekaman mereka untuk dapat segera di-edit.
Your act is astounding, Max
I cant believe that youre a beginner
We dont do any re-take at all the whole scene
Yet this is the hardest part but you rolled it through like pro
Excellent
(Aktingmu mengesankan, Max. Aku gak percaya kau masih pemula. Kita tidak harus ambil ulang di sepanjang scene. Ini bagian yang tersulit tapi kau melaluinya seperti profesional. Hebat) kata Pablo.
Thanks to Velinda, mister Pablo
I cant do this without her help
Shes the real pro here
She made me naturally act like it was a real one
(Makasihnya pada Velinda, Mr. Pablo. Aku gak akan bisa tanpa bantuannya. Dia yang profesional sebenarnya. Dia membuatku akting biasa seperti beneran) kataku merendah.
Ahh
Of course
What would I do without her?
Shes been my most favorite star for these last six years
We can only expect the best from her
(Ah. Tentu saja. Apa yang bisa kulakukan tanpanya? Dia selalu bintang terfavoritku selama 6 tahun ini. Kita hanya dapat yang terbaik darinya) katanya menepuk bahu Velinda dan aku.
Seorang krew memberikan sebuah jubah mandi untuk menutupi tubuh kami yang telanjang sebelum berganti pakaian kembali.
Dont forget
Right after luch-break
Well take another shoot in Velindas show
We will rock Fireday TV on next Wednesday edition
(Jangan lupa. Setelah istirahat makan siang, Akan ada syuting di acaranya Velinda. Kita akan mengguncang Fireday TV di edisi Rabu nanti) kata Pablo lalu cabut pergi untuk acaranya yang lain pagi ini.
Ini sudah 11:34 waktu setempat.
Velinda sedang berbicara dengan seorang krew rekaman untuk melihat hasil shooting tadi di sebuah layar TV kecil.
Gimana hasilnya? Bagus, gak? tanyaku.
Bagus
jawab Velinda pendek saja.
Gimana acting-ku tadi? Lumayan? tanyaku lagi.
Lumayan
jawabnya. Lagi-lagi ia hanya menjawab pendek saja. Lalu sekilas aku melihat caranya melirikku dan gerakan ekor matanya.
Aku ganti pakaian dulu, ya? Sampai jumpa nanti siang di atas
kataku lalu berlalu dari Studio 3 itu dan menghilang.
Aku kembali ke kamarku dan menonton TV kembali. Menikmati berbagai acara di berbagai channel FTV yang menawarkan banyak suguhan pornografi yang sangat menggoda. Kira-kira channel-nya apa sampai ke Indonesia, ya?
Velinda pura-pura tidak mempedulikanku saat kusapa setelah shooting barusan. Ini sudah menjadi pribadinya yang tidak mencampur adukkan masalah pekerjaan dan masalah pribadi. Jadi ia sangat merangsang dan dekat saat shooting dengan bintang pria manapun tetapi berubah dingin setelah usai.
Ia hanya terlihat akrab dengan teman-teman sesama wanita saja di lingkungan Fireday Productions dan jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Itupun kebanyakan orang senegaranya saja.
========
QUEST#10
========
Di luar Estate Paradiso Errare sudah turun hujan dengan lebatnya disertai hembusan angin kencang. Badai itu menyapu dengan kencang pulau Christmas ini. Langit sangat gelap dan petir menyambar silih berganti.
Pohon-pohon kelapa yang tumbuh di tepi pantai meliuk-liuk berusaha bertahan menahan terjangan badai sekuat akarnya yang saling tumpuk merekat erat ke bumi. Ombak di lautan juga berderu-deru deras membanjiri pantai.
Daun-daunan pohon terbang melewati jendela. Beberapa lengket lalu terlepas lagi ditiup angin. Untungnya insulasi semua jendela Estate ini menggunakan kualitas terbaik hingga suara petir dan angin hanya terdengar lamat-lamat saja.
--------
Wawancaraku di acara V-Intimate: Intimate Disclosure with Velinda Shaw berlangsung lancar. Dalam wawancara yang berlangsung selama satu jam itu, berlangsung di Suite Room nomor 12 di lantai 4, kami hanya berdua saja berbincang dengan akrab.
Velinda menanyakan beberapa informasi pribadiku. Seperti nama, tempat dan tanggal lahir, tinggi dan berat badan, dan lain-lainnya.
(Tentu saja semua data itu adalah rekaanku semata)
Beberapa pernyataanku saat audisi beberapa hari lalu juga menjadi pertanyaan Velinda saat itu. Seperti tentang pengaplikasian rasa cinta di dalam hubungan intim. Perbedaan seks dan juga bercinta. Tanggapanku tentang seks bebas dan lain-lain.
Tentu saja yang paling seru adalah pertanyaan tentang kemampuanku untuk mengatur ukuran kemaluanku yang menurut banyak orang sangat luar biasa.
Aku memperagakannya secara langsung sambil tetap duduk di sofa ini. Velinda membawa sebuah pita meteran untuk mengukur panjang perubahan yang kulakukan.
Bertahap aku melakukan perubahan panjang penis di depan pita meteran Velinda. Dari 16 cm,18 cm, 20 cm sampai 30 cm. Velinda menanyakan apa aku bisa melampaui angka 30 cm?
Aku menyanggupinya dan menambah lagi sampai 35 cm
Velinda tidak meminta penambahan lagi karena mungkin itu akan merusak image-ku. Monster dengan penis sepanjang 35 cm lebih. Ia hanya bertepuk tangan dan memuji-muji kehebatanku itu.
Karena aku menyinggungnya tentang shooting kami tadi pagi, Velinda memberi sedikit bocoran tentang video terbaru itu. Double Unisex yang pastinya akan menggemparkan para pecinta film dewasa. Berikut tanggal peluncurannya secara umum beberapa hari ke depan.
Akhir acara disudahi dengan aku menggagahi Velinda kembali. Setelah ia menikmati penis 30 cm-ku
(kuperkecil kembali dari 35 cm tadi) di mulutnya, aku memuaskannya kembali di atas sofa di Suite Room ini.
--------
Move all your stuff to this room
Its yours from now on
(Pindahkan semua barangmu ke kamar ini. Mulai sekarang ini kamarmu) kata seorang krew setelah semua shooting berakhir. Kunci kamar ini diserahkan padaku.
Wow? Thanks
(Wow? Makasih) kataku langsung menyambar kunci elektronik itu. Kamar mewah setara kamar hotel mewah ini sekarang menjadi milikku. Velinda yang sudah dikontrak selama 6 tahun saja tidak mendapat fasilitas seperti ini
Howd you like your new room? Fancy, heh?
(Kau suka kamar barumu? Nyaman, kan?) tanya Esteban yang melihatku cengengesan sendiri.
Im fully grateful
Say my best regard to mister Pablo
(Aku sangat berterimakasih. Sampaikan salamku pada Mr. Pablo) kataku berterima kasih.
Only selected indivi
duals are
Hold on?
(Hanya orang pilihan yang... Sebentar?) berhenti pria homo itu melihat seorang pria mendekat.
So
Youre that Max, right?
(Jadi. Kau si Max itu, kan?) kata orang itu. Nadanya tidak enak. Sepertinya ia marah padaku.
Mikael Studrod
Thats right
Youre Mikael Studrod
Am I right?
(Benar. Kau Mikael Studrod. Aku tidak salah, kan?) kataku. Ia memang Mikael Studrod. Aku mengenalinya karena saat menjadi Satria di atas kapal pesiar St. Luccia, aku melihatnya di pesta itu.
Correct
I just wondering
whos this new guy playing in Unisex and taking my role in the nick of time
? So there he is
Some regular Asian guy with his freakiness
(Benar. Aku hanya bertanya-tanya siapa orang baru yang bermain di Unisex dan mengambil peranku di saat terakhir? Ini ternyata. Cowo Asia biasa dengan keanehannya) katanya ketus.
So?
(Jadi?) jawabku dengan nada menantang. Ini kepribadian liar Max yang ku-kurang mengerti. Ini kepribadianku yang tersembunyi dan muncul pada alter-ego-ku yang bernama Max?
Tinggi Mikael dan Max sebanding. Kami berdiri berhadap-hadapan. Dada ketemu dada. Beberapa kilatan lampu flash light pertanda kejadian ini diabadikan beberapa cameraman dan fotografer.
Mukanya sengit sekali memandangku. Tapi aku tidak kalah sengit.
Feud! Feud! Feud!
(Tarung! Tarung! Tarung!) seru beberapa orang kemudian memanas-manasi suasana yang sudah panas.
I know what you want to say
But I precede you by challenging you in a full week of fuck
I can beat your record of five days thatve been held four years in a row
Game?
(Aku tau apa yang akan kau katakan. Tapi aku akan mendahului menantangku di permainan ngentot seminggu itu. Aku bisa mengalahkan rekor lima harimu yang telah kau pertahankan selama 4 tahun berturut-turut. Berani?) tantangku.
Game!
What if you loose?
(Berani! Gimana kalau kau kalah?) tanya Mikael.
If you loose
you have to quit your position in this Productions
I do the same
Deal?
(Jika kau yang kalah, kau harus berhenti dari posisimu di Productions ini. Aku lakukan yang sama. Deal?) jawabku cepat.
Deal
Esteban?
Mark his statement
As usual
this challenge start tomorrow morning at 6:00 AM
The regulations are simple
Fuck all day long
Five hours break each day for sleep, dine and toilet
No drugs taken
The broads will be provided by the Productions
Understood?
(Deal. Esteban? Catat ucapannya. Seperti biasa, tantangan ini dimulai besok pagi jam 6. Peraturannya sederhana. Ngentot sepanjang hari. Istirahat 5 jam perhari untuk tidur makan dan toilet. Gak pake obat. Cewenya akan disiapkan oleh Productions. Mengerti?) katanya masih ketus.
Understood
(Mengerti) jawabku enteng.
Well start tomorrow
No backing up tolerated
Just giving up is taken
(Kita mulai besok. Mundur tidak diterima. Menyerah dibolehkan) katanya lalu balik badan dan pergi dari kamar suite baru-ku ini. Semua ini direkam oleh kamera bekas rekamanku barusan dengan Velinda.
Are you out of your mind?
(Kau sudah sinting?) sergah Esteban begitu Mikael tidak terlihat lagi.
Better be me whos challenging
Hes about to challenge me
I can make it!
(Lebih baik aku yang menantang. Dia hampir menantanku. Aku sanggup, kok!) kataku yakin.
Do you know how many hours you have to fuck to stay in Fireday, heh? More than 95 hours
you hear? How many people have perished from this challenge
Most people only make it for two days
Not more
(Kau tau berap jam kau harus ngentot untuk bertahan di Productions, hah? Lebih dari 95 jam, kau dengar? Sudah berapa banyak yang keluar dari tantangan ini? Kebanyakan hanya bertahan selama 2 hari saja. Tidak lebih) kata Esteban.
Then I do it six days, then
Just bring me those chicks and Ill fuck em like crazy
for six days
(Aku akan 6 hari kalau begitu. Bawakan saja cewek-ceweknya dan akan kuentot gila-gilaan, selama 6 hari) jawabku enteng.