Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Episode 3: Siapa itu? (bagian 2)


Emma keluar dari kamar mandi mengenakan jubah mandi dan mengambil handphone. Ia menghubungi Edo. Nggak diangkat. Ia curiga jangan-jangan Edo benar-benar datang dan menyetubuhinya kemudian pergi lagi. Empat kali telepon Emma nggak diangkat, baru pada telepon kelima Edo menjawabnya.


"Halo kenapa kak?" tanya Edo

"Kamu dimana?" tanya Emma balik

"Dikampus. Aku ada kelas" jawab Edo

"Bohong! Kalo lagi ada kelas kok kamu bisa jawab telepon kakak?" nada Emma mulai meninggi

"Loh kakak nelpon sampe 4 kali. Aku kira ada hal penting makanya aku izin keluar sama dosen" balas Edo

"Video call! Sekarang!" pinta Emma


Emma mengganti ke mode video call dan betapa kagetnya Emma ketika Edo menyalakan kameranya ia benar-benar sedang berada dikampus. Suasana kampus yang ramai. Emma mendadak lemas dan terduduk dilantai lalu mematikan telepon setelah Edo berjanji besok ia akan mampir.


"Apa yang terjadi?" tanya Emma


Pertanyaan itu berputar-putar dikepalanya mengenai apa yang terjadi belakangan ini. Pertama ia mimpi Benny datang menyetubuhinya dan ada bekas sperma persis ditempat Benny muncrat dalam mimpinya. Kedua kardus berisi sex toy tiba tanpa pengirim. Ketiga ia bermimpi disetubuhi Edo dan ketika Emma kembali mendapatkan sperma persis ditempat yang sama Edo memuncratkan sperma dalam mimpinya.


"Sejujurnya kak, aku nggak tau apa yang terjadi. Waktu sperma muncrat dibadan itu mungkin bang Ricky, tapi sperma dimulut nggak mungkin bang Ricky karena dia kerja" kata Edo keesokan hari

"Makanya itu Do. Kakak bingung"


Ditengah obrolan mereka, tiba-tiba Pak Supri kembali datang. Ia membawa kardus dan seorang kurir. Emma dan Edo menghampiri mereka berdua dengan penuh heran.


"Permisi mbak Emma. Ini kurir yang kemaren anter paket buat mbak Emma mau anter paket lagi. Daripada dia ke saya terus, baiknya saya langsung arahkan ke mbak Emma aja" kata Pak Supri

"Oh iya Pak. Makasih ya" kata Emma


Pak Supri pun berlalu diikuti oleh kurir yang memberikan paket untuk Emma. Sial bagi Emma ketika kurir itu ditanya asal muasal paket, ia nggak bisa menjawab. Emma pun akhirnya menerima paket itu. Berdua dengan Edo ia membuka isi dari paket tersebut. Paket kali ini berisi vibrator berjenis rabbit, dildo yang berukuran lebih besar, butt plug dari bahan kaca dan sebuah lingerie berwarna hitam.


"Udah dua kali ada yang ngirimin aku paket isinya sex toy" kata Emma

"Sebelumnya ada juga yang ngirimin?" tanya Edo

"Ada. Kemaren. Vibrator bullet, dildo yang ukurannya lebih kecil dari ini dan butt plug dari karet" jawab Emma

"Kakak tau siapa yang ngirim?" tanya Edo lagi

"Jangan bilang ini dari kamu?" tanya Emma

"Bukan lah! Buat apa aku kirimin sex toy buat kakak? Aku juga nggak bisa liat kakak mainin alatnya kan?" tanya Edo


Edo kemudian mengambil kotaknya dan menyadari ada nama toko dan nomor order. Setelah mendapatkan nomor telepon toko itu dari internet, Edo inisiatif menghubungi toko sex toy tersebut dengan tujuan mendapatkan nama pemesan dari benda-benda itu. Namun kening Edo mengkerut mendengar jawaban dari toko tersebut. Wajahnya menjadi bingung menatap Emma yang nggak kalah bingung setelah menutup telepon.


"Jadi? Siapa yang pesan itu?" tanya Emma

"Nama yang pesan...Emma" jawab Edo


Emma kaget. Ia nggak pernah merasa memesan alat-alat itu. Emma semakin kacau. Edo mencoba meyakinkan kakaknya. Mungkin Emma khilaf. Mungkin Emma lupa pernah memesan. Namun Emma yakin nggak pernah memesan alat seperti itu bahkan Emma menunjukan mutasi rekeningnya.


"Ada apa sih?" suara Erwin menghentikan diskusi mereka

"Ah nggak Win. Ini Edo emang kalo ngomong kenceng banget" jawab Emma

"Hm? Oh gw ganggu ya Win? Sorry sorry" kata Edo

"Oh aku kira ada apa. Kak Emma, aku mau pipis" kata Erwin


Emma pun beranjak dari duduknya dan Edo juga bangkit untuk pulang. Erwin diantar Emma menuju kamar mandi dan seperti biasa Emma melakukan ritualnya. Dia menggenggam kontol Erwin dan mulai memberikan kocokan yang gentle dan seperti kemarin Emma mulai terangsang. Secara tidak sadar Emma mengocok kontol Erwin dengan cepat. Niatan Emma bukan lagi agar Erwin pipis, tapi lebih dari itu. Pikiran Emma melayang-layang bahkan membayangkan dirinya dan Erwin bugil. Ia berada dibelakang Erwin sambil mengocok kontol Erwin dan mereka berciuman dengan nafsu. Liar dan sensual



"Aaaaahhh...Kak Emma...pelan...pelan" Erwin terbata-bata


Namun Emma seakan nggak mendengar perkataan Erwin. Ia masih larut dalam fantasinya sendiri dan terus mengocok kontol itu sambil terus berusaha menjaga dirinya untuk nggak tiba-tiba mengoral kontol itu. Bahkan Emma mempercepat kocokannya dan senyum-senyum sendiri.


Fantasi Emma telah hampir menguasai dirinya. Semua dilakukan Emma yang sedang kalut namun terangsang jadi dia nggak bisa berpikir lurus. Bahkan Emma memposisikan dirinya dihadapan Erwin tanpa mempedulikan larangan Erwin. Tangan Emma semakin erotis memberikan kocokan pada kemaluan adik iparnya tersebut akibat pikirannya yang sedang kacau ditambah horny yang muncul, jadilah...


"Ooohh...Kak Emma...Kak Emma...AAAAAARRRGGGHHH" Erwin mengerang


Crot...
Crot...
Crot...


"AAAAAAAHHH" Emma memekik kaget


Baik Emma dan Erwin terdiam. Ricky baru saja memuncratkan spermanya ke dada kakak iparnya. Emma melotot menatap kearah bajunya yang dibasahi oleh sperma Erwin sementara adik iparnya tersebut sibuk mengatur napasnya nggak menyangka apa yang dilakukan oleh kakak iparnya sendiri. Keduanya nggak tau harus berkata apa. Keduanya sama-sama nggak menyangka akan seperti ini jadinya.


"Erwin...maafin aku. Jangan bilang-bilang Ricky ya Win..." pinta Emma


Erwin hanya mengangguk sambil terus mengatur napasnya. Emma dengan sigap membersihkan kemaluan Erwin dan membiarkan Erwin pipis. Kemudian ia mengantar Erwin kembali ke kamar sementara Emma juga menuju kamarnya.


"Bodoh! Emma bodoh! Kenapa bisa lepas kendali gitu sih? Aduuuuuhhh" katanya pada diri sendiri


Emma sungguh menyesali perbuatannya. Kenapa dia bisa seceroboh itu? Kenapa dia bisa kelepasan. Entah apa yang akan dia lakukan setelah ini karena nampaknya Emma nggak akan bisa melihat sosok adik iparnya seperti biasa lagi. Pikiran yang sedang kacau, ditambah apa yang dilakukan hanya memperburuk semuanya. Kini dia semakin nggak bisa berpikir jernih hingga ia pun tertidur sampai Ricky membangunkannya ketika ia sudah pulang.


"Jam berapa ini?" tanya Emma

"Jam 9 malem" jawab Ricky

"AH! Aku belum masak! Duh papa belum makan! Aku minta maaf banget ya sayang" kata Emma

"Nggak perlu minta maaf kok. Aku udah pesen makanan. Barusan banget sampe makanannya. Aku juga udah makan sama Erwin" balas Ricky


Emma pun tersenyum sementara Ricky menuju kamar mandi. Pikiran Emma kembali kepada insiden tadi siang dan untuk menghilangkannya Emma memutuskan untuk meminta jatah pada suaminya malam ini. Ia menanggalkan pakaiannya dan masuk kedalam kamar mandi menghampiri Ricky. Didalam Emma memeluk tubuh Ricky dari belakang dan menciuminya dengan lembut. Bibir Emma menyentuh setiap inci tubuh Ricky hingga ia membalik tubuh suaminya dan Ricky melumat bibir Emma. Dengan lembut mereka berciuman dibawah pancuran shower. Semua terasa lebih seksi dibawah pancuran shower. Tangan Emma menyentuh kemaluan Ricky dan mulai memberikan kocokan yang lembut dan perlahan sambil bibir mereka saling bertemu ketika tangan Ricky meraih pantat Emma.


"Aaaaaahhh...." desah Ricky

"Suka mas?" tanya Emma


Ricky hanya mengangguk. Dari wajahnya Emma tau kalo Ricky sedang menikmati ini semua. Emma menggigit bibirnya mencoba untuk terus menggoda Ricky dan ia berhasil. Ricky membalik posisinya hingga kini Emma menungging dan bertumpu pada dinding. Ricky mengarahkan kontolnya menuju vagina istrinya merasakan kehangatan area kewanitaan istrinya yang sudah horny. Perlahan Ricky mendorong kontolnya masuk kedalam liang senggama milik istrinya. Emma menutup matanya menikmati Ricky yang perlahan mendorong penisnya masuk.


"Mmmmmmmhhh....aaaaaaahhhh..." desah mereka berdua


Kemaluan Ricky terus merangsek masuk. Ia menikmati sensasi kehangatan yang diberikan oleh kemaluan istrinya tersebut. Ricky menariknya keluar lagi dan mengulangi prosesi itu beberapa kali. Emma menatap Ricky dan memberikan tatapan menggoda penuh nikmat pada suaminya. Emma benar-benar menikmati apa yang dilakukan Ricky malam ini. Ketika kontol Ricky perlahan merangsek masuk namun ketika sudah 2/3 Ricky dengan cepat menarik kembali kontolnya hingga keluar. Begitu terus yang dilakukan Ricky hingga membuat Emma merasakan nikmat.


"Sssshhh...mmmaaaaahh...mass....masuuukkiiinn...aku nggak tahaaann..." desah Emma


Mendengar permintaan istrinya, Ricky pun langsung menghujam kontolnya hingga mentok dan menggenjot memek istrinya. Keras dan cepat. Ricky menggenggam pinggul Emma dan mengagumi lekuk tubuh istrinya dari belakang. Fantasinya semakin liar. Dia semakin cepat menggenjot tubuh Emma dan tentu saja Emma khawatir. Ia menoleh dan meminta suaminya untuk pelan-pelan.


"Aaahh...aahhh...uuhhhh...pelan-pelan mas...aaaahh" desah Emma


Ricky mengangguk dan menurunkan tempo permainannya. Emma tersenyum karena mungkin kali ini akan menjadi kali pertama ia merasakan orgasme saat bersetubuh dengan suaminya. Ricky menarik tubuh Emma hingga berdiri dan mereka berciuman sambil Ricky pelan-pelan menggerakan pinggulnya dan meremas payudara dari belakang agar istrinya tetap merasakan nikmat seks malam ini.


"Mmmmmaaahhh...uuhhhh...enak banget mas...ooohhh" desah Emma

"Ssssshhh...aaahhhh...memek kamu masih ngejepit" desah Ricky


Genjotan Ricky perlahan semakin cepat. Emma kembali menungging dan bertumpu pada dinding menikmati kontol Ricky di memeknya. Emma merasakan tubuhnya sedikit lagi akan mencapai klimaks. Emma meminta Ricky untuk mengatur temponya agar mereka bisa orgasme bersamaan. Mendengar itu, Ricky semakin bernafsu dan memompa tubuh Emma dengan lebih cepat. Ia berpikir semakin cepat ia menggenjot istrinya, semakin cepat juga Emma akan orgasme.


"Aaahhh...pelan-pelan...aaahhh...mas..masss...tempomu...aaahhh...pelanin mas..." desah Emma


Ricky nggak menggubris dan tiba-tiba ia mencabut kontolnya kemudian mengerang hebat. Emma merasakan sesuatu yang hangat dipunggungnya. Emma nggak ingin menebak cairan kental dan hangat apa yang tiba-tiba menetes dan mengalir dipunggungnya karena ia tau itu adalah sperma suaminya. Emma memejamkan matanya. Ia kecewa. Satu langkah lagi. Ia sudah hampir mencapai klimaks namun lagi-lagi Ricky mengacaukannya. Ia membuka matanya dan melihat Ricky yang tengah bersandar didinding mengatur napas dengan wajah yang sangat puas. Emma pun mengubah sudut pandangnya akan seks malam ini. Emma berpikir setidaknya Ricky udah maju satu langkah membawanya menuju klimaks. Belum sampe klimaks, tapi seenggaknya kali ini Emma lebih deket klimaks dibanding sebelum-sebelumnya. Dan malam ini Emma nggak menyusupkan obat kuat. Emma menghampiri Ricky dan mencium bibirnya.


"Kamu hebat mas" kata Emma

"Kamu klimaks juga?" tanya Emma

"Aku selalu klimaks setiap seks sama kamu" kata Emma berbohong


Ricky pun membilas tubuhnya dan keluar dari kamar mandi sementara Emma membersihkan punggungnya dari peju suaminya. Butuh waktu lama bagi Emma didalam kamar mandi. Selain membersihkan tubuhnya, ia juga membersihkan pikirannya dari masalah-masalah yang ia lalui. Barulah setelah itu ia keluar dari kamar mandi menemui suaminya yang tengah bersiap dengan koper.


"Loh mas mau kemana? Kok siapin koper?" tanya Emma

"Oh aku belum bilang ya? Besok aku dinas ke kantor cabang diluar kota. Aku kan kandidat satu-satunya buat gantiin Pak Martin yang 3 minggu lalu pensiun. Jadi aku akan sering nih ngelakuin perjalanan dinas gini. Bisa seminggu sekali bahkan" kata Ricky

"Seminggu sekali? Berapa lama setiap dinas mas?" tanya Emma

"Nggak lama. Sekali dinas cuma 3 hari kok" jawab Ricky

"Ini hari Kamis, berarti kamu pulang hari..."

"Minggu aku pulang. Tapi karena Minggu juga aku selesai sore dan flight jam 9 malem, jadi paling aku nggak kerumah. Si Oka nawarin nginep dikontrakannya. Kan deket kantor. Jadi Senin aku langsung kekantor. Baru deh sorenya pulang kerumah" terang Ricky

"Besok flight jam berapa?" tanya Emma

"Jam 5 sore. Aku berangkat dari rumah jadi bisa seharian dirumah nemenin kamu dulu" kata Ricky


Emma mengangguk sambil membantu Ricky merapikan barang-barangnya kedalam koper. Ini adalah kali pertama Ricky melakukan perjalanan dinas keluar kota. Sebentar lagi ia akan dipromosikan untuk menggantikan atasannya yang sudah pensiun, makanya Ricky mulai memperkenalkan diri ke kantor cabang dibeberapa daerah di Indonesia. Usai membereskan koper, Emma dan Ricky beranjak tidur.


Keesokan harinya Emma bangun pagi seperti biasanya namun Ricky masih tertidur pulas. Emma memilih untuk membiarkan suaminya dan ia beranjak dari kasur langsung menuju dapur untuk mempersiapkan sarapan. Dibawah Emma bertemu dengan Erwin. Masih canggung, Emma memutuskan untuk diam namun itu tidak berarti kewajiban yang sudah dijanjikan oleh Emma kepada Papa Ricky menjadi hilang. Erwin menghampiri Emma yang telah selesai memasak.


"Kak Emma, mau pipis" kata Erwin


Emma pun tersenyum dan mengantar Erwin menuju kamar mandinya. Seperti biasanya, Emma membantu Erwin berdiri dan ketika Emma membuka celana Erwin ternyata Erwin kecil juga sudah berdiri dengan tegak dan keras. Urat-uratnya menyembul keluar. Emma kembali teringat akan insiden kemarin dan kali ini ia menjaga dirinya agar nggak mengulangi kesalahan itu. Namun kontol yang besar dan berurat itu sungguh menggoda birahi Emma.


"Nggak, Emma. Jangan bodoh lagi!" kata Emma pada dirinya sendiri


Emma pun memposisikan dirinya seperti biasa dan mulai memberikan kocokan kecil. Nggak lama kontol Erwin mengeluarkan air seninya dan seperti biasa pula Emma membersihkan kontol Erwin. Emma kembali terangsang melihat kemaluan yang besar berurat dan mengkilap persis dihadapan wajahnya. Buru-buru Emma memasangkan celana Erwin dan mengantarnya ke meja untuk sarapan. Suasana dimeja begitu canggung sampai ketika Ricky turun dan mereka berbincang. Emma buru-buru menghabiskan sarapannya.


"Aku mandi duluan ya mas" kata Emma

"Iya aku nyusul" balas Ricky


Emma pun berjalan menyusuri tangga dan masuk kamar menuju kamar mandi. Didalam kamar mandi Emma mulai membasahi tubuhnya dengan air dari shower. Air yang dingin menyegarkan tubuhnya dan berharap ia akan segera melupakan insiden kemarin antara dirinya dan Erwin. Tiba-tiba ada sepasang tangan memeluk Emma dari belakang, meremas payudaranya dan mengusap vaginanya. Dengan sigap Emma langsung mencari kontol dibelakangnya dan mulai memberikan handjob




"Ahhhhh...mas...ngagetin aja" kata Emma

"Empat hari kedepan kamu nggak akan dapet seks, jadi sebelum berangkat aku mau puasin kamu dulu" kata Ricky


Emma membalik tubuhnya menghadap Ricky dan mereka berciuman. French kiss dengan lidah mereka yang menari erotis dibawah pancuran shower pagi itu sungguh membuat Emma bernafsu. Apalagi Emma memang sudah terangsang semenjak Erwin pipis tadi pagi. Hanya diperlukan satu sentuhan untuk membuat Emma terangsang kembali. Tangan Emma masih mengocok kontol Ricky dan tangan Ricky juga masih menjamah vagina Emma.




"Mmmmmhhhhsss....aaaahhh..." desah Emma


Tangan dan mulut Ricky bergerak menuju payudara Emma dan mulai beraksi disana. Mulut Ricky menjilati dan mengulum puting sementara tangannya bergantian meremas dan memilin puting yang lainnya. Begitu panas dan liar. Emma akhirnya merasakan foreplay yang nikmat dari suaminya ini. Emma tiba-tiba ingin mengulum kontol Ricky saking menikmatinya ia dalam sesi foreplay ini.


"Mas...ssshhh...aku mau kulum...aaahhh...kontol kamu" pinta Emma


Ricky nggak menjawab justru ia mendorong tubuh istrinya hingga bersandar ke dinding. Kemudian Ricky mengangkat kaki kanan Emma dan mulai menghunus kemaluannya kedalam liang senggama istrinya dan menggenjotnya. Gerakan tak terduga ini membuat Emma kaget dan justru memberikan sensasi nikmat. Ricky belum pernah seagresif ini sebelumnya. Emma senang dengan cara bersetubuh Ricky pagi ini.


"Aaaaaaaahhh...massssshhhhh..." desah Emma


Ricky semakin bersemangat melihat wajah istrinya yang nampak menikmati setiap kali memeknya disodok oleh kontolnya. Genjotan Ricky semakin cepat namun terkontrol. Emma benar-benar menikmati setiap sodokan kontol suaminya. Desahannya menggema dikamar mandi ini. Suara seksinya mengisi bilik mandi menemani suara pancuran air shower. Ricky kemudian meminta Emma menungging. Doggy style. Memek Emma nggak dibiarkan menganggur terlalu lama karena Ricky langsung menyodoknya dengan kemaluannya. Emma merasa seks yang berbeda kali ini dengan suaminya. Begitu seksi dan nikmat.


"Aaahhhh...mhhhh...uuhhhh...ooohhh...ooohhh...aaaahhh" desah Emma


Genjotan demi genjotan dilancarkan oleh Ricky pagi ini dan belum ada tanda-tanda ia akan klimaks. Emma nggak percaya dengan seks Ricky pagi ini. Sungguh berbeda. Jauh lebih nikmat dengan genjotan yang sangat maksimal. Terkontrol dan membuat Emma merasakan nikmat yang konsisten. Bahkan jemari Emma 'membantu' dengan mengusap klitorisnya sendiri


"Hhhssss....mmmmmhhhh...ooooooaaaahhh...aaahhh...aahhh...uuhhhh" desah Emma

"Hhhhhh...aku...sssshhh...capek berdiri" kata Ricky


Ricky mencabut kontolnya dan mereka berbaring untuk melanjutkan persenggamaan mereka. Desahan Emma kembali terdengar kala Ricky menyodok memek istrinya dari belakang dan kembali dengan tempo yang sama. Emma merasa Ricky lebih perkasa pagi ini. Seks dengannya terasa jauh berbeda. Lebih nikmat, lebih sensual dan lebih kuat.


"Asssshhhh....mass....aaahhh...aaahhh...enak banget genjotan kamu massss...aaaahhh" desah Emma


Tiba-tiba Ricky berhenti. Emma nggak ingin Ricky berhenti kala dirinya sedang dilanda kenikmatan yang luar biasa dari suaminya setelah satu tahun. Seks yang berbeda dan jauh lebih nikmat nggak mungkin Emma lewatkan. Emma meminta Ricky untuk duduk dan membiarkannya bergoyang untuk suami tercinta. Ricky setuju. Ia duduk dengan kaki diluruskan sementara istrinya mulai menunggangi kontolnya dan menggerakkan pinggulnya. Ricky menikmati posisi the lazy man. Napas mereka sama-sama memburu. Wajah Emma yang teramat dekat dengan Ricky membuat Ricky nggak tahan.


"Oooohh...oohhh...tahan...mas...aaahhh...aku...sedikit lagi...aaaahhh" desah Emma


Emma menikmati performa seks Ricky pagi ini hingga ia sudah dekat untuk orgasme. Ia bisa merasakannya. Hanya butuh beberapa menit baginya untuk tiba pada saat yang ia tunggu-tunggu semenjak malam pertamanya dengan Ricky. Emma bersemangat menggoyangkan pinggulnya. Namun Ricky nampaknya nggak bisa menahan lebih lama lagi meskipun Emma terus memintanya untuk menahan. Kontol Ricky berkedutan, ia mencabut kontolnya dari memek Emma dan meminta Emma untuk berjongkok kemudian mengocok kontolnya dihadapan wajah Emma.


"Aaaaahhh...ooohhh..AAAAAAAARRRGGGHHH" Ricky mengerang


Crot...
Crot...
Crot...
Crot...

Sperma Ricky muncrat membasahi wajah istrinya. Emma hanya bisa pasrah meskipun sesungguhnya ia berharap pagi ini akan bersejarah karena akhirnya ia bisa merasakan orgasme dengan suaminya. Hampir. Emma hampir merasakan orgasme itu. Sedikit lagi jika suaminya bisa menahan, Emma akan orgasme. Namun tak apa. Emma berpikir ini sudah merupakan peningkatan dibandingkan sebelum-sebelumnya. Seks yang hampir membawanya pada klimaks.


"Kamu hebat mas" kata Emma


Ricky nggak menjawab. Ia hanya tersenyum, membersihkan kontolnya dan beranjak keluar kamar mandi. Emma membersihkan tubuhnya selama hampir satu jam. Selama ia membersihkan tubuhnya itu Emma menunggu kapan Ricky akan masuk dan bergabung untuk mandi. Namun Ricky tak kunjung masuk. Emma lantas keluar dari kamar mandi dan mendapati Ricky sudah rapi dengan setelan kemeja hijau dipadukan celana bahan hitam sedang sibuk dengan handphonenya.


"Loh mas udah rapi?" tanya Emma

"Iya aku tadi mandi dikamar mandi Erwin. Abis kamu mandinya lama" kata Ricky

"Kenapa nggak masuk aja mandi bareng? Udah keburu lemes ya? Kamu hebat banget sih mas urusan seks. Aku sampe puas loh sama seks terakhir kita tadi itu" tanya Emma


Ricky nggak menjawab. Raut wajahnya tersenyum tapi ada sedikit ekspresi bingung. Emma kemudian menuju lemari untuk mengambil pakaian yang akan ia kenakan untuk mengantar suaminya kebandara. Ketika sedang memilih baju itulah Emma bingung mendengar kalimat dari Ricky.


"Semalam seks kita emang enak banget beb. Kerasa enaknya sampe sekarang. Seandainya tadi aku mandi bareng sama kamu aja ya biar bisa dapet seks terakhir sebelum aku berangkat. Ah, aku nggak kepikiran kesitu. Maaf ya sayang seks terakhir sebelum aku berangkat justru semalam aja. Harusnya pagi ini. Shit." kata Ricky


Tiba-tiba Emma terdiam. Jantungnya seperti berhenti berdetak. Apa maksud Ricky? Emma ingat betul seksnya dengan Ricky dikamar mandi pagi ini. Betapa suaminya hampir membuatnya orgasme dan betapa perkasanya Ricky pagi ini. Keringat dingin mengucur dan pertanyaan kembali muncul namun Emma buru-buru memakai pakaiannya. Ia akan memikirkan itu nanti. Sekarang ia hanya ingin mengantar suaminya berangkat ke bandara. Mereka berangkat setelah memastikan Erwin aman ditinggal dirumah sendirian. Emma dan Ricky berangkat menuju bandara menggunakan taksi.


"Safe flight mas" kata Emma dibandara

"Kamu nggak apa-apa dirumah sendirian? Minta tolong Edo temenin kamu aja kalo butuh bantuan apa-apa" kata Ricky

"Nggak kok mas. Kan ada Erwin" balas Emma

"Tapi kan Erwin-" kata Ricky

"Udah deh mas. Kamu tuh terlalu khawatir. Aku bisa jaga diri kok" potong Emma


Ricky tersenyum. Mungkin ia juga menyadari dirinya terlalu khawatir. Toh ia cuma meninggalkan istrinya selama 4 hari. Apa hal yang akan terjadi dalam 4 hari? Ricky sudah bersama rekan kantornya ketika Emma memutuskan untuk pulang. Jalan dari bandara kerumah sama sekali nggak macet dan taksi yang mengantar Emma juga lumayan ngebut membuat Emma tiba dirumah lebih cepat dari rencana. Emma berniat untuk memikirkan apa yang terjadi denganya beberapa hari belakangan ini. Ketika Emma membuka pintu rumahnya, matanya terbelalak menyaksikan apa yang ada dihadapannya. Mulutnya terngaga, tubuhnya membatu dan hanya ada satu kata yang terucap dari mulutnya...


"Erwin..." kata Emma


 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd