Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Episode 2: Siapa itu? (Bagian 1)


"Sumpah kak aku nggak pernah kontak lagi sama dia" kata Edo dirumah Emma

"Bohong kamu ya? Sini kakak liat hp kamu" kata Emma ngotot


Emma meraih handphone Edo dan mulai menggerilya. Ia mencari chat antara Edo dan Benny. Emma dilanda kebingungan akibat cipratan sperma diperutnya semalam. Emma mendapati chat antara Edo dan Benny terjadi hampir 1 tahun lalu. Isinya adalah Edo menanyakan kabar namun nggak dibalas. Emma pun langsung mencoba menghubungi Benny melalui handphone Edo karena Emma sudah menghapus nomor Benny.


"Maaf nomor yang anda tuju tidak aktif" suara operator diujung sana


Emma mematikan telepon itu. Ia semakin bingung. Tadinya ia berpikir semalam Benny yang menyetubuhinya. Ia yakin betul semalam ada lelaki yang menyetubuhinya. Pertama karena ketika Emma terbangun tubuhnya lelah luar biasa, kedua karena memeknya berkedutan, dan ketiga adalah yang paling jelas bekas sperma diperutnya. Ia berpikir Benny karena yang ia ingat adalah Benny. Namun bagi Benny mengetahui rumah tinggalnya yang baru adalah mustahil. Apalagi Benny telah mengganti nomornya dan benar-benar menghilang.


"Bang Ricky kali kak" kata Edo

"Nggak mungkin ah Do. Dia pasti bangunin aku. Lagian kan aku ngajak aja ditolak sama dia" jawab Emma


Edo nggak berlama-lama dirumah Emma karena ia harus kuliah. Ia pun pamit meninggalkan Emma berdua dengan Erwin yang sedang berada dikamar. Nggak lama kemudian Erwin membuka pintu kamar dan menghampiri Emma dan mengatakan ia ingin pipis. Emma mengangguk dan beranjak dari kursinya kemudian mengantar Erwin menuju kamar mandi. Emma kembali menggenggam kontol milik Erwin seperti kemarin. Emma memberikan sedikit kocokan seperti kemarin dan kini Erwin dengan cepat mengeluarkan air seninya.


"Oooohhh" desah Erwin

"Kalo kak Emma yang pegangin lebih cepet keluar dibanding Papa yang pegangin" lanjut Erwin

"Ah kamu bisa aja. Mungkin sekarang karena kamu udah kebelet banget kali" balas Emma


Dada Emma kembali berdegup kala ia menggenggm kontol itu. Bayangan-bayangan liar menghantui pikirannya. Keinginan untuk mendudukan Erwin dikloset kemudian menunggangi kontol adik iparnya hingga mereka berdua klimaks terus membayangi dirinya. Paling minim ia menyepong kontol Erwin sambil mengocok memeknya. Hal-hal liar muncul silih berganti hanya dalam waktu singkat ketika Erwin pipis.


"Kak Emma, boleh distop kocokinnya nanti keluar yang lain" kata Erwin menghentikan pikiran Emma

"Eh? Aduh maaf Win hehehe" jawab Emma malu


Emma kemudian mengenakan celana Erwin dan mendorong kursi roda Erwin kembali ke kamar. Didalam kamar Erwin berpesan pada Emma ia ingin tidur siang jadi jangan diganggu. Emma mengangguk tanda setuju dan kembali ke ruang keluarga untuk nonton TV. Namun ketika Emma tengah asik nonton TV, ia mendengar suara pintu rumah Emma diketok dari luar. Emma beranjak dari duduknya dan membuka pintu.


"Eh Pak Supri. Ada apa pak?" tanya Emma

"Ini mbak Emma, ada paket buat mbak Emma. Kurirnya bingung karena namanya Emma tapi alamatnya nggak lengkap. Kurang nomer rumahnya. Untung saya langsung sigap karena nama Emma cuma 1 dikomplek ini" kata Pak Supri

"Perasaan saya nggak beli apa-apa deh. Mungkin mas Ricky kali ya. Yaudah deh makasih ya Pak Supri" kata Emma sambil menyelipkan uang dua puluh ribu

"Duh makasih mbak Emma" kata Pak Supri meninggalkan rumah


Emma pun langsung menuju kamarnya karena ia sungguh bingung dengan paket yang baru saja datang. Sebuah kardus berwarna coklat yang ukurannya sedang. Emma melangkahkan kakinya sambil terus menerka-nerka siapa pengirim paket itu dan apa isinya. Kaki Emma menapaki anak tangga hingga ia tiba didepan pintu kamar. Langsung saja ia masuk kedalam kamar dan Emma membuka isinya. Satu per satu ia keluarkan kotak-kotak dan plastik dari dalam kardus itu.


"Hah???!!!" kata Emma kaget


Emma mendapati ada 3 benda didalam kardus itu. Sebuah vibrator bullet, dildo silikon dan sebuah butt plug set yang berisi 3 ukuran. Emma mencari informasi mengenai pengirim benda ini. Hanya ada alamat dan nama penerima di kardus itu tanpa ada pengirim. Emma meletakkan ketiga benda itu dikasur. Tangannya menggenggam handphone bersiap menelpon Ricky untuk melaporkan ada kiriman aneh kepadanya namun Emma membatalkan karena ini mungkin adalah caranya untuk mencapai kepuasan. Emma meletakan handphonenya dan mengambil vibrator untuk diisi dayanya meninggalkan dirinya dengan dildo dan buttplug. Tubuh Emma memposisikan diri dikasur dan bersiap. Dibuka seluruh pakaiannya dan ia kini bugil. Emma membuka kakinya hingga mengangkang. Jemarinya membuka bibir vagina yang dihiasi jembut tipis.


"Nggak...nggak. Aku udah janji nggak akan punya affair" kata Emma meragu

"Ah tapi kalo mainnya sendiri kan nggak masuk affair" lanjut Emma


Emma mulai mengusap dan mengocok dildo tersebut. Bibirnya bergetar membayangkan itu adalah kontol asli. Dalam sekejap Emma pun langsung mengulum dildo tersebut. Emma membayangkan sedang mengoral kontol dengan dildo tersebut. Bagaimana ia ingin diperlakukan. Emma menggerakan dildo tersebut keluar masuk mulutnya dengan cepat diselingi dengan deepthroat. Ia sungguh menikmati dildo itu dalam mulutnya setelah Ricky yang enggan diberikan blowjob.


"Uuuuhhhkkkk...sssshhhh...aaahhh" desah Emma setelah tersedak deepthroat


Selanjutnya Emma mengarahkan dildo itu ke vaginanya yang sudah basah. Dildo itu digerakan memutar dibibir vagina Emma. Perlahan tapi pasti Emma merasakan nikmat yang ia rindukan. Sedikit demi sedikit Emma mendorong dildo itu masuk kedalam vaginanya. Emma sungguh menikmati ketika dildo itu menyeruak masuk kedalam vaginanya. Matanya terpejam dan mulutnya menganga menikmati dildo itu dalam memeknya.


"Aaaaaaaahhhhh" desah Emma


Tangan kanan Emma terus beraksi menggerakan dildo itu keluar masuk memeknya dengan tempo yang nggak pernah bisa diberikan oleh Ricky sementara tangan kirinya meremas-remas payudara dengan sesekali memilin putingnya sendiri. Siang itu Emma seperti kembali ke masa lalu menikmati seks yang ia selalu inginkan. Kontol dalam bentuk dildo keluar masuk memeknya seakan sedang disetubuhi oleh lelaki lain, payudara dan puting yang diremas dan dirangsang oleh pasangan dalam seksnya.


"Uuuhhh...mmmmhhhsss...aaaaahhh...aahhh...oooohhh" desah Emma


Suara desahan Emma menggema diseisi kamar membuat Emma semakin menikmati sesi solo hari ini. Permainan dildo itu pada memeknya semakin liar dan tubuhnya semakin tak terkendali. Keringat membasahi tubuh Emma dan desahan disertai lenguhan terus keluar dari mulut Emma yang nggak bisa menutup akibat nikmat yang ia rasakan. Matanya pun merem melek setiap kali dildo itu mengocok-ngocok vaginanya.


"Oooohhh...aaahhh...aaahhh...yesss...aaauuhhhh...fffffssshhhh..." desah Emma


Semakin Emma mempercepat kocokannya, semakin nikmat yang ia rasakan. Tangan yang tadinya meremas-remas payudara kini meremas sprei kasurnya. Tubuhnya berkeringat, mulutnya terus mendesah. Matanya terpejam menikmati sensasi pada dirinya yang telah lama tak ia rasakan. Nikmatnya permainan solo siang ini melebihi seks terbaik dengan Ricky semenjak mereka menikah. Emma terus mengocok vaginanya dengan dildo itu bahkan ia menekannya hingga dalam. Keringat mengucur membasahi tubuh Emma yang sedang dilanda kenikmatan tiada tara.


"Uuhhhh...mmmmhhhh...ssssaaaaaaaaffff....sssshhh...aaaaahhhh...ooohhh" desah Emma


Emma kemudian merasakan memeknya berkedutan. Ia akan mencapai orgasmenya. Tangan kanannya semakin mempercepat kocokan pada memeknya, tangan kirinya meraih klitoris dan mulai memberikan kocokannya pada klitoris membuat Emma merasa semakin nikmat. Satu kontol mengacak-acak vaginanya dan satu kontol mengocok mulutnya. Kedutan memek Emma diikuti oleh tubuhnya yang menegang dan akhirnya Emma mengejang...


"Mmmmmhhh...mmmmmhhh....AAAAAAAAAAHHH"


Emma pun orgasme. Ia mencapai klimaksnya meskipun nggak sampai squirt. Namun begitu Emma merasa puas. Napas Emma yang masih nggak beraturan dengan keringat yang masih membasahi tubuhnya membuktikan bahwa siang ini sebuah kiriman dari orang tak dikenal telah membawanya menuju satu titik yang nggak pernah bisa dicapai bersama Ricky. Emma pun menatap dildo itu dan tersenyum kemudian mencium, menjilati dan mengulumnya. Kemudian ia mengambil vibrator yang tengah diisi dayanya dan menyembunyikan ketiga barang itu ditempat yang nggak bisa ditemukan Ricky. Emma kemudian mengenakan kembali pakaiannya dan memejamkan matanya sambil mengatur napas akibat kelelahan.


--||--

Emma mendengar langkah kaki menaiki tangga sebelum ia mendengar pintu terbuka. Awalnya Emma nggak mempedulikan dan tetap sibuk dengan handphonenya karena ia berpikir itu adalah suara langkah kaki Ricky yang baru pulang kantor. Namun Emma heran karena setelah pintu terbuka Ricky nggak menghampirinya. Biasanya Ricky pasti menghampiri Emma dan mencium kening atau bibirnya. Emma menoleh dan mendapati sosok Edo berdiri di pintu. Bugil. Emma menatap Edo dengan heran.


"Edo? Ngapain kamu bugil disitu?" tanya Emma


Edo tak menjawab namun secepat kilat menghampiri Emma dan mengunci tubuh kakanya itu dikasur. Tiba-tiba Emma menyadari bahwa dirinya juga tengah bugil tanpa busana sedikitpun. Emma berusaha berontak dan menolak perlakuan Edo kepadanya namun Edo melancarkan beberapa rangsangan. Satu tangan Edo mencekik leher Emma, satu tangan milik Edo berhasil meraih vagina Emma dan mulai mengusap. Emma mulai gugup karena Edo bukanlah tipe orang yang akan menyetubuhinya seperti ini. Dia nggak mungkin menyakiti kakaknya.


"Mmmmmhhh...jangan Edo...gglllhhhhgggkkk" kata Emma mencoba menolak


Namun Edo nggak menggubris kakaknya yang berusaha sekeras tenaga menghalau langkahnya lebih jauh untuk menyetubuhi Emma. Bahkan kini jemari Edo telah berhasil masuk dan mengocok memek Emma. Rangsangan demi rangsangan dilancarkan oleh Edo meskipun Emma terus berusaha menolak.


"Sssssshhh...Edo sadar...aaaahhh...jangan gini Do..." protes Emma


Edo masih nggak menggubris. Ia justru kini lebih leluasa melahap payudara Emma yang putingnya sudah mengeras. Edo menjilati dan mengulum puting kakaknya sebelum kembali melumat bibir Emma yang tipis menggoda. Barulah kemudian Edo mengarahkan torpedonya yang sudah full ngaceng ke memek yang telah basah akibat rangsangan Edo. Emma mencoba menahan Edo dengan merapatkan kakinya menutup akses kontol Edo memasuki vaginanya. Namun dengan mudah Edo kembali membuka akses kontolnya menuju vagina kakaknya.


"Aaaaaaahhh" desah Emma


Edo mulai menggenjot Emma. Tanpa berkata apapun. Ia hanya diam dan terus memompa kontolnya. Emma masih berusaha untuk menyadarkan Edo dan menepati janjinya untuk nggak melakukan affair dengan lelaki lain. Namun Edo nggak bergeming. Apapun yang dilakukan Emma dapat dengan mudah ia patahkan. Genjotan Edo semakin cepat dan semakin dalam membuat Emma perlahan melunak.


"Ssssshhh...oooohhh...Edo...aaahhh...kamu brengsek...aaaahhh" desah Emma


Edo masih nggak merespon. Ia terus menggenjot memek Emma yang kini semakin melunak lagi. Emma nggak lagi melawan. Ia kini pasrah dengan genjotan kontol Edo pada memeknya. Hal itu membuat Edo tampak bersemangat. Wajahnya terlihat sumringah dan ia semakin kencang memompa memek kakaknya. Tangan Edo meremas-remas toket Emma dan bibirnya menjilati serta mengulum puting Emma.


"Aaaaaaahhh...oooouuhhhh...cepet keluar Do sebelum Ricky pulaaaang" kata Emma


Edo mempercepat genjotannya pada memek Emma. Setiap detiknya ia semakin liar menggenjot memek Emma dan akibat terlalu bernafsu tangannya dengan keras meremas toket Emma hingga Emma memekik kesakitan.


"AAAAAAAAAAHHHH SAKIIIIITTTT" pekik Emma


Namun Edo nggak berhenti. Ia terus menggauli tubuh kakaknya dengan liar juga Edo menyodok kontolnya pada memek Emma dengan keras dan dalam. Remasan pada toket Emma pun semakin keras hingga tiba-tiba kontol Edo bergetar. Buru-buru Edo mencabut kontolnya dan ia menjambak rambut Emma hingga duduk bersandar dikepala ranjang. Edo membuka mulut Emma dan mengocok serta mengarahkan kontolnya ke mulut Emma.

Crot...
Crot...
Crot...


Kontol Edo memuntahkan spermanya kedalam mulut Emma. Ketika Emma mencoba untuk mengeluarkan sperma itu, tangan Edo menutup mulut Emma dan membisikkan sesuatu.


"Jangan dikeluarin dan jangan ditelan sampai Ricky pulang. Kalo sampe aku tau sperma itu ditelan apalagi dibuang, aku kasih tau Ricky tentang kamu lebih nikmatin masturbasi dengan dildo daripada ngentot sama Ricky" kata Edo


Emma terbelalak. Bagaimana Edo tau tentang dildo dan masturbasinya? Emma kemudian menaruh curiga. Tapi belum sempat ia utarakan, Edo keburu beranjak keluar kamar meninggalkannya dengan mulut penuh sperma. Emma kemudian memejamkan matanya...

Lalu Emma terbangun dari tidurnya. Ia mengambil handphone disisinya dan menyadari bahwa ia tertidur selama 2 jam setelah masturbasi dengan dildonya tadi. Berarti seks dengan Edo barusan hanyalah mimpi sampai beberapa detik kemudian Emma menyadari satu hal lagi. Ada sesuatu dimulutnya. Emma menuju kamar mandi dan mengeluarkan apa yang ada dimulutnya dan ternyata itu adalah...sperma.


"Edo?" tanya Emma dalam hati kala menatap cermin dihadapannya

--> Episode 3 <--​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd