Berhubung sudah disindir sama TS
@brokenqueen, maka saya urun diskusi ya..
Obsesi dan cinta susah dibedakan karena sama-sama mendatangkan kebahagiaan. Kebahagiaan atas rasa memiliki seseorang yg berharga. Yang membedakan adalah asal datangnya kebahagiaan tersebut.
Datangnya kebahagiaan orang obsesif dari kebanggaan. Bangga memiliki dia, dan terkadang muncul rasa sombong. "Nih, gw bisa dapetin dia, bisa memiliki dia'.
Obsesi dan kesombongan ini terkadang memang menimbulkan pengekangan. Karena orang itu dianggap sebagai sebuah trofi yang tidak boleh dimiliki orang lain, dan susah dimiliki orang lain.
Tentunya "dia" tentu memiliki kualitas/potensi tertentu yg bisa dibanggakan. Kualitas ini tidak boleh hilang, potensi ini tidak boleh turun bahkan harus naik, muncullah tuntutan. Sederhana nya, obsesif itu cenderung egois, kebahagiaan orang obsesif sendiri, "dia" bahagia or tidak, nanti dulu.
Cinta, kata ini tidak egois. Kata ini berbicara mengenai dua orang. Dimana makna kebahagiaannya pun harus berdua. Dia bahagia, maka saya bahagia, jk saya bahagia, maka dia akan bahagia. Orang bilang "cinta itu buta, cinta itu butuh pengorbanan" Semua benar. Karena orang pecinta, akan dapat kebahagiaan ketika melihat yg dicintainya bahagia. Meski orang lain memandang pengorbanannya berlebihan/menyusahkan, tapi dia tidak merasakan itu. Yang dia rasakan adalah bahagia melihat yg dicintai bahagia. Itulah kenapa ada ungkapan "cinta itu buta, cinta itu memabukkan". Memang kenyataannya, cinta itu bikin orang jadi g*bl*k/bego. Bahkan melepas dia pun rela, asalkan dia bahagia. Ah elaaah...
Oiya, Bedanya dgn obsesi lagi, adalah tidak ada tuntutan. Mereka menyukai apa adanya. Kbahagiaan nya tidak tercampur dgn kesombongan dan kebanggaan.
Jadi, jika ada keinginan anda agar orang lain menjadi sesuatu, melakukan sesuatu. Maka pertanyaanlah pada diri sendiri. Ini untuk kebahagiaan siapa? Apakah ini untuk kebanggaan saya? Supaya saya bisa sombongkan? Atau ini kemauan dia, kebahagiaan dia? Semuanya untuk siapa aku, dia atau keduanya?