Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT OKASAN NO HATSU KOI - my mom's first love (racebannon)

kyokob10.jpg

OKASAN NO HATSU KOI – PART 37
(my mom's first love)

------------------------------

hakone10.jpg

Hakone.

Kota di kaki gunung Fuji. Hakone terkenal sebagai tempat wisata alam yang sangat populer untuk turis. Apalagi di musim liburan seperti Golden Week ini. Yang populer di Hakone, selain wisata alam di Danau Ashi dan suasana pegunungan yang nyamannya adalah penginapan ala Jepang dan onsennya.

Kelima orang itu sudah menginjakkan kaki di Hakone setelah perjalanan yang melelahkan dengan bus malam.

“Sampai!” teriak Marie ceria saat turun dari bus pagi itu.
“Jangan teriak-teriak” tegur Kana. “Seperti anak kecil saja”

“Nah, sekarang, kita naik bus lokal yang menuju ke penginapan…. Setelah istirahat sebentar, kita makan siang di sana, lalu kita bisa jalan-jalan”

“Pertama ke mana sih?” tanya Marie dengan cerianya. Dia terlihat agak-agak manic, seperti anak kecil yang baru masuk taman bermain. Dia pasti excited karena untuk pertama kalinya dia berlibur dengan teman-temannya dan juga dengan Yusuke Kamiya.

“Kita ke Danau Ashi, bisa ke kuil juga di sana…”
“Yang Toori nya ada di air itu ya?” tanya Kyoko.
“Iya”

“Oke, kita ke halte sekarang berarti” mereka berbondong-bondong, berjalan beriringan menuju halte bus yang dituju, untuk kemudian menaiki bus yang akan membawa mereka ke penginapan yang sudah dipesan.

“Senang jadi kalian” bisik Yusuke ke Marie.
“Kenapa memangnya?”
“Dulu waktu jaman aku kuliah, tidak ada waktu untuk berlibur seperti ini” senyumnya.
“Karena dulu pasti sibuk dengan part time ya?”
“Iya, tanpa dukungan finansial dari orang tua, tentu waktuku selain kuliah habis dengan part time”

Marie tersenyum ke arah Yusuke. Dia sampai sekarang belum tahu kenapa Yusuke Kamiya tidak pernah berhubungan lagi dengan orang tuanya. Sudah dua tahun katanya, dia tidak pernah pulang ke rumah. Entah kenapa. Mungkin orang tuanya tidak setuju dengan jalan hidup yang diambil oleh anaknya. Setahu Marie, sampai sekarang, walau masih hidup dari kerja part time disana sini dan bermain musik, Yusuke berharap ingin menjadi mangaka.

Memang persaingan jadi mangaka berat, dan mungkin di mata orang tua Yusuke, karier itu kurang menjanjikan. Sulit dengan orang tua yang kaku memang. Jadi Marie berusaha untuk tidak banyak bicara soal itu, karena dia tidak enak kepada Yusuke. Lagipula, ini urusan keluarga. Toh, kalau mereka suatu saat berpacaran atau jadi makin akrab, lama-lama mereka akan tahu soal masalah pribadi masing-masing.

“Aku tak sabar berendam di Onsen” Kana menatap ke arah jalanan, di dalam antrean bersama para turis lain yang ada di sana.
“Sayang Okubo tidak ikut ya” senyum Kyoko ke arah Kana.
“Yah, dia kan orang Gunma, jadi kalau ada libur panjang sekali seperti ini, pasti dia pulang ke daerahnya….. Dia pasti ingin bertemu keluarganya” jawab Kana.

“Agak aneh tidak sih, untuk ukuran salaryman yang usianya segitu, masih pulang pergi untuk menemui orang tua? Bukannya bisa di hari-hari libur panjang saja? Dia setiap weekend kan pulang ke Gunma” potong Marie.

“Itu bukan urusanmu sepertinya”
“Haha, aku juga kalau Ibaraki dekat seperti Gunma mau kok pergi bolak-balik sesering itu” komentar Hiroshi.

“Orang daerah sepertinya lebih nyaman dekat-dekat keluarga” balas Kana.
“Aku orang daerah”
“Kamu? Chiba itu kota besar” kesal Kana, mendengar omongan Marie.

“Hahaha… Dari kota mana Okubo-San?” tanya Hiroshi.
“Maebashi”

“Ya, orang seperti Okubo dan aku kan bukan dari kota besar. Di daerah kami, kami lebih santai dan lebih dekat dengan keluarga, jadi bisa dimengerti… Kalau orang Tokyo, Osaka, Chiba, atau Nagoya pasti tidak senang berlama-lama bersama keluarga”

“Aku tidak” komentar Kyoko.
“Kalau Kaede-Sama kan tuan putri, jadi beda” ledek Marie.
“Apa sih….” kesal Kyoko.

“Busnya sudah terlihat” Yusuke memotong acara saling bercanda lingkaran pertemanan itu, sambil tersenyum, karena merasa lingkungan ini nyaman untuknya. Marie, Kana dan Kyoko, benar-benar pertemanan yang lucu untuk orang seperti Yusuke Kamiya.

“Ah… Onsen” Kana tersenyum sambil menutup matanya, mendengarkan suara angin musim semi dan suara mesin bus yang semakin mendekat. Liburan yang indah ini, tampaknya akan berjalan dengan nyamannya.

------------------------------

asdafa10.jpg

“Aku tidak percaya, ryokan ini semurah yang kamu bilang” Marie menekuk jidatnya sambil menaruh barang-barangnya di tempat yang mudah dijangkau.

“Memang segitu harganya, Marie” jawab Kyoko.
“Jangan-jangan ada apa-apanya”
“Bicara apa kamu” potong Kana.

“Murah karena dia tidak dapat pemandangan yang bagus” Hiroshi duduk di lantai tatami, menatap ke arah kaleng bir yang ada di tangannya.

Mereka menyewa dua kamar yang bersebelahan. Dua kamar tersebut bisa digabung menjadi satu, sehingga jadi cukup luas. Formasi tidurnya dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Kana, Kyoko dan Marie bareng. Sedangkan Yusuke dan Hiroshi berbagi kamar. Yusuke bersandar di dinding, sambil merokok, menatap ke pepohonan di luar kamar mereka.

Di belakang penginapan tradisional ini, ada Onsen. Onsen yang diidam-idamkan oleh Kana. Dia sudah membayangkan akan seperti apa nyamannya saat kulitnya direndam dengan air hangat.

“Ah Sumimasen” mendadak pintu terbuka dan seorang perempuan setengah baya muncul. Dia mengenakan kimono yang berwarna kalem. Badannya kecil dan walaupun wajahnya terlihat lelah, auranya sangat ramah.

“Ah halo” para tamu menundukkan kepala mereka, menghormati perempuan tersebut.
“Selamat datang, saya Kawajima, saya yang akan melayani kamar di area ini… Untuk makan siangnya, sudah bisa dihidangkan, kalau berkenan, akan kami bawa sebentar lagi”

“Ah, salam kenal Kawajima-San, saya Tanabe… Saya yang reservasi… Dozo Yoroshiku Onegaishimasu…”
“Ano.. Mungkin bisa dibawakan sekarang?” senyum Marie yang memang sudah lapar.

“Ah, baiklah.. Mohon tunggu ya…. Dozo Yoroshiku.. Mudah-mudahan nyaman menginap di sini” senyumnya. Dia kemudian menutup pintunya dan kemudian berlalu.

“Kaget aku” tawa Marie.
“Kamu tidak pernah fokus, jadi selalu kaget” ledek Kana.

“Nah, sehabis makan siang, kita langsung ke Hakone Shrine ya!” potong Hiroshi, sambil menatap ke arah Kana dan Marie yang sepertinya, jika tidak dipotong, akan lanjut bertengkar sambil makan.

------------------------------

5a3add10.jpg

“Cheese!” teriak Hiroshi ke Kana, Marie, dan Kyoko yang sedang berpose di gerbang Toori Hakone Shrine yang berada di danau. Yusuke memperhatikan mereka, sambil menikmati udara di tepi danau yang segar itu.

“Bagaimana fotonya, Hiro-Tan?” tanya Marie yang mendatangi Hiroshi, untuk memeriksa hasil jepretan di kamera digital itu.

“Nih”

“Oke juga.. Nah, sekarang kamu berdua dengan Kyoko, sini…” Tanpa ragu lagi, Kyoko dan Hiroshi lalu berpose. Kyoko menggandeng lengan Hiroshi dan membentuk tanda V dengan tangannya yang bebas. Hiroshi tersenyum dan dia menempelkan kepalanya ke Kyoko. Tak berapa lama kemudian, Marie selesai mengambil foto mereka, dan dia tampak puas dengan jepretannya.

“Keren ini.. Sepertinya aku berbakat jadi fotografer” Marie memuji dirinya sendiri.
“Mana coba lihat” Yusuke mencoba mengintip dari balik bahu Marie.
“Iya kan?”

“Haha… Boleh deh, aku bilang bagus saja ya, biar kamu senang” senyum Yusuke.

“Benar bagus apa tidak?”
“Bagus-bagus saja kok”

“Lucu ya mereka” bisik Kyoko ke Hiroshi. Mereka berdua bergandengan tangan dan menikmati suasana sore itu di pinggir danau Ashi. Pilihan untuk datang ke Hakone di liburan ini tidak salah. Udara Hakone dan suasana kaki gunung yang tenang, walaupun sedang ramai karena musim liburan, membuat pikiran Hiroshi dan Kyoko jadi segar kembali.

“Lucu memang”
“Mudah-mudahan mereka cocok” bisik Kyoko lagi.
“Kasihan ya, Marie harus ketemu dengan Sakurai dulu tapi sebelum bertemu dengan Kamiya-San”
“Iya” Kyoko dan Hiroshi sudah menjauh, mencari tempat yang cocok untuk bersantai.

“Nyaman sekali di sini” Hiroshi mengajak Kyoko untuk mendekati Gerbang Toori Kuil tersebut, yang setengah badannya berada di dalam danau.

“Senang tidak, Hiroshi akhirnya bisa ke sini dengan aku?” tanya Kyoko, saat mereka sudah menjauh dari teman-teman mereka.
“Senang sekali… Walau aku inginnya berdua saja sih, tapi begini juga menyenangkan”
“Hehehe”

“Kapan-kapan ya, kita berdua, ke mana tapi aku bingung” tawa Hiroshi. “Aku suka sekali suasana pegunungan seperti ini, mungkin karena aku anak pantai ya?”
“Di sini juga lumayan dekat ke pantai sih ya? Dekat laut Izu” balas Kyoko, sambil terus menggenggam tangan pacarnya itu.

“Tapi serius, Kyoko… Kita rencanakan berlibur berdua ya? Mungkin nanti setelah lulus, merayakan kelulusan kita”

“Boleh saja”
“Tapi aku bingung mau ke mana……”

“Aku belum pernah ke area Kansai sih, mau ke sana kapan-kapan?” bisik Kyoko.
“Boleh saja”
“Kyoto, Osaka, sepertinya akan menarik jika bersama denganmu” senyum Kyoko dengan manisnya.
“Kalau begitu menabung dari sekarang….. Sayang salah satu pekerjaan part timeku harus dilepas semester depan ya”

“Karena ada kuliah praktik lapangan ya?”
“Iya”

“Mudah-mudahan semester itu, shiftku sama dengan Hiroshi… Jadi kita bisa beraktivitas bersama ketika praktik lapangan”
“Jangan bicara soal perkuliahan dulu mungkin ya, mendengarnya kok jadi malas” tawa Hiroshi. “Kita kan sedang liburan”

“Ahahahah”

Mereka berdua lantas diam, saling menatap. Sayang, suasana di sini ramai, jadi mereka tidak begitu bebas menunjukkan kemesraan mereka. Buat Hiroshi, tidak ada waktu yang lebih menyenangkan daripada di apartemen berdua dengan Kyoko, mengobrol, bermesraan, bahkan mungkin hanya menonton TV ngalor ngidul tanpa arah, dia sangat menikmatinya.

Andai saja, tidak ada orang-orang lain yang sedang liburan disini, mungkin Hiroshi sudah berani mencium Kyoko di pinggir danau itu. Mereka berdua memang sedang dimabuk cinta terus-terusan, walau setiap hari bertemu.

Di dalam hati Kyoko, karena suasana yang sangat menyenangkan seperti sekarang, dia menyesali keputusannya dulu, yang lebih memilih untuk membantu Marie pindahan. Kalau tidak, mungkin dia akan menikmati suasana Hakone yang nyaman seperti ini berdua saja dengan Hiroshi.

Tapi, walaupun begitu, sekarang pun tidak buruk-buruk amat kan? Setidaknya mereka bersenang-senang bersama. Dan Kyoko berjanji, suatu saat nanti, saat Hiroshi mengajaknya untuk pergi ke satu tempat yang jauh, dia tidak akan ragu-ragu lagi untuk berkata iya.

------------------------------

12543710.jpg

“Ahhh…….” Kana menghela napas panjang, setelah seharian berkeliling Hakone Shrine, menikmati tepian Danau Ashi yang menenangkan. Kini dia, bertiga dengan Kyoko dan Marie, sedang berendam di Onsen. Ada beberapa perempuan lagi yang berendam bersama mereka, tapi suasana malam ini relatif sepi. Mereka bertiga mengambil tempat agak di pojok, agar bisa mengobrol sedikit bebas.

“Senang ya?” senyum Marie sambil meluruskan kakinya.
“Iya”
“Hmm….” Marie tampak memperhatikan bentuk badan Kyoko.

“Kamu lihat apa sih” potong Kana yang rambut panjangnya diikat agar tidak mengganggu kegiatannya berendam malam itu.

“Apa yang ada di pikiran Hiro-Tan ya, setiap kali mereka berdua melakukannya” Marie menatap ke organ seks sekunder Kyoko, yang memang bentuknya sangat indah dan ukurannya juga di atas rata-rata.

“Bicara apa sih, Marie-Chan” Kyoko berusaha menghindar dari obrolan yang menjurus ke arah seks.

“Iya, kamu bicara apa”
“Kana, kamu tahu kan, dinding apartemenku itu tipis” senyum Marie.
“Hmm”

“Jadi kalau kamu sedang melakukannya, aku bisa mengetahuinya”

“Bohong”

“Kok bohong, bisa tahu aku bohong dari mana?” ledek Marie. Marie sebenarnya sedang menggoda Kana, karena memang, selama ini Kana jika menginap di tempat Okubo, dia tidak pernah berisik. Dia tahu dindingnya tipis, dan dia melakukannya bersama dengan Okubo dalam diam, mau seliar apapun permainannya.

“Karena….”
“Karena apa?”

“Oke.. Karena aku tidak berisik kalau melakukannya” dengus Kana, terpaksa membocorkan info pribadinya.

“Ahahahaha” Marie tertawa sambil memeluk lututnya sendiri. Mukanya memerah karena hawa panas air alami pegunungan.

“Di sebrang sana, Hiroshi dan Kamiya-San bisa mengobrol seperti ini juga tidak ya?” senyum Kyoko, membayangkan dan ingin agar pacarnya akrab dengan Yusuke Kamiya.

“Mungkin” jawab Kana pelan.

“Coba Okubo bisa ikut ya, jadi pas, triple date” potong Marie.
“Kamu sendiri, dengan Kamiya, bagaimana…. Pasti sudah pernah kan?” selidik Kana.

“Tumben Mitsugi Kana mau tahu urusan orang lain?”
“Aku menebak saja. Kamu bebas mau jawab iya atau tidak”

“Belum sih…. Dia orangnya sopan dan gentle sekali. Main ke apartemenku pun tidak membuat gerakan-gerakan yang suggestive, dia lebih senang mengobrol, bertukar pikiran, dan membicarakan hal-hal yang menyenangkan, atau bahkan dia lebih suka menggambarku…..” jawab Marie panjang lebar.

“Serius?” bingung Kana.
“Serius apanya”
“Serius kalian tidak pernah ngapa-ngapain?”
“Iya, belum pernah, kenapa memangnya?” bingung Marie.

“Tidak terdengar seperti Marie sewaktu di apartemen sebelumnya…….”
“Tergantung laki-lakinya”

“Tapi Marie, memang Kamiya-San terlihat begitu lembut dan menurutku, dia mempunyai aura keibuan hahaha… aku jadi ingat Okasan” tawa Kyoko.

“Iya ya? Mungkin pesona Maria-nya sedikit-sedikit muncul sehari-hari, tidak cuma di panggung saja hahaha” balas Marie sambil tersenyum, mengingat-ngingat semua kencan dan percakapannya dengan Yusuke. Walaupun mereka berdua sudah sering sekali kencan dan sudah sangat dekat, status mereka masih teman sampai sekarang.

“Kenapa tidak pacaran saja kalian cepat-cepat” komentar Kana.
“Mungkin mereka masih menunggu waktu yang tepat” bisik Kyoko.
“100 untuk Kaede-Sama!” senyum Marie.

“Hehehehe… Kupikir Kamiya-San adalah orang yang tidak buru-buru, dan dia terlihat sangat berhati-hati…. Pasti cepat atau lambat mereka akan pacaran, aku yakin, tapi pasti Kamiya-San hanya menunggu momen yang tepat untuk mengatakannya ke Marie” sambung Kyoko panjang.

“Ah… Tidak heran kamu suka dianggap ibunya kelompok ini, bicaramu seperti sudah didesain untuk jadi ibu yang baik untuk anak-anaknya” tawa Kana.

“Didikan keluarga Kaede” bisik Marie. “Tapi kenapa kakaknya seperti preman ya?”
“Nah, itu juga yang jadi pertanyaanku. Kyoko mirip sekali dengan ibunya, tapi kakaknya? Apa seperti almarhum ayahnya Kyoko?”

“Ano… Nii-San tidak seperti dua-duanya, aku juga bingung kenapa dia tidak seperti umurnya kelakuannya…. Dia seperti sudah berumur 40 tahunan walau dia baru 22” komentar Kyoko.

“Orang seperti itu akan sulit cari pacar sepertinya” Marie berkesimpulan.
“Lagi-lagi Taniguchi-Sama asal bicara” ledek Kana.

“Tidak salah sih, Marie-Chan… Walau ada teman SMA-ku yang suka kepada kakakku” tawa Kyoko.
“APA? Siapa?”

“Ingat Kiyomi tidak?... Asahina Kiyomi?”
“Yang pakai kacamata?”

“Iya”
“Hah!! Dia seimut itu… Suka sama Om-om yang mirip anggota bosozoku???”
“Dia kan main musik juga, main piano, jadi dia suka dengan Nii-San dari sisi musiknya”

“Kamu kok lihat lelaki dari tampang sih, Marie…. Mentang-mentang si Kamiya itu bishonen” komentar Kana.
https://ssl.***********/ui/v1/icons/mail/images/cleardot.gif
“Iya sih ya, kalao dipikir-pikir lagi Yusuke-Kun itu Bishonen….”
“Tapi kamu panggil dia nama depan, dia panggil kamu Taniguchi, kebiasaan….. Harusnya nanti saja panggil nama depannya setelah sudah pacaran” komentar Kana lagi.

“Kamu kok seperti mencari-cari kesalahanku begitu sih”
“Ya memang salah, mungkin si Sakurai dulu itu juga salah sangka, karena kamu panggil nama depannya mungkin?” ledek Kana.

“Sial”

“Yang penting sudah tidak ada lelaki itu lagi ya, tapi justru untung, kan jadi bisa bertemu dengan Kamiya-San sekarang” Kyoko bersandar ke pinggir kolam, sambil menatap ke dua orang temannya yang telanjang bulat di depannya itu.

“Aku jadi ingin nonton lagi deh, dia manggung… Dia kalau jadi perempuan cantik sekali ya, seperti orang lain” komentar Marie.

“Iya, aku setuju” balas Kana.
“Aku juga setuju”

“Jadi, kapan?”
“Entah, kamu kan calon pacarnya, cari tahu sana”

“Calon pacar…. Aku suka kata-kata itu…. Hahaha”
“Kenapa tidak kamu dulu yang menyatakan, Marie-Chan?” tanya Kyoko mendadak.

“Aku? Ahahah.. Iya ya? Tapi entah kenapa, seperti ada firasat, kalau aku harus menunggu, tidak buru-buru. Iya memang aku kesepian, dan sudah lama ingin punya pacar. Tapi kalau orangnya sesopan, sebaik, selembut Yusuke-Kun sih, aku menunggu pun tidak apa-apa…. Aku kadang suka berpikir, kalau sedang bicara berdua dengannya, baik di café maupun di apartemenku, rasanya ingin bicara terus…. Gelombang bicaranya sama, dan rasanya sungguh-sungguh lega setiap bicara soal apapun dengan dia” balas Marie panjang.

“Taniguchi Marie in love” komentar Kana sambil senyum kecil.
“Iya, sangat-sangat in love”

“Haha… Bisa jadi…”

“Yang penting, kita sebentar lagi sudah harus selesai, makan malam sepertinya akan dihidangkan sebentar lagi” Kyoko memperingatkan mereka. Sebagai pacar Hiroshi, dia seperti punya tanggung jawab tambahan sebagai time keeper, karena Hiroshi yang bertindak sebagai “tour leader” mereka.

“Oke”

Dan mereka melanjutkan percakapan mereka, dalam nada-nada bercanda dan saling meledek seperti biasa.

Sepertinya, tiga hari ini akan menjadi kenangan yang indah dalam memori mereka bertiga sebagai teman.

------------------------------

BERSAMBUNG
 
CAST PART 37

Kyoko's Timeline:

438be411.jpg


- Kyoko Kaede (19)
- Marie Taniguchi (19) Teman akrab Kyoko di Senmon Gakkou
- Kana Mitsugi (19) Teman akrab Kyoko di Senmon Gakkou

- Hiroshi Tanabe (19), pacarnya Kyoko, teman di Senmon Gakkou

- Yusuke Kamiya / Maria (21) Vokalis band Rock, Maria's Mantra

Glossary :


Onsen : Pemandian Air Panas
Mangaka: Komikus / Penulis Manga
Ryokan : Penginapan Ala Jepang
Sumimasen : Permisi
Dozo Yoroshiku Onegaishimasu : Salam Kenal
Torii : Gerbang Kuil
Oniisan / Nii-San : Kakak Laki-laki
Bosozoku : Geng Motor
Bishonen : Cowok Cantik (karena terlalu ganteng)
Okasan : Ibu
Senmon Gakkou : Sekolah Kejuruan (setingkat diploma)
 
Dear all. Sy sedang memikirkan untuk rilis ulang mdt s2 yang dulu bermasalah.

Tapi tentunya dengan heavy tweaking. Doain mudah2 an niatnya ga kendor lagi.

Ditunggu MDT2 nya. Penasaran kok bisa Ai dengan Zul

Bingung lagi ane mo komeng apa om
Memang tulisan om ini cucoknya dnikmati bkn dkomengi :D

So makasih apdetnya om. Dah tu aja :beer:

Setuju banget, memang asyiknya dinikmati saja
 
Dear all. Sy sedang memikirkan untuk rilis ulang mdt s2 yang dulu bermasalah.

Tapi tentunya dengan heavy tweaking. Doain mudah2 an niatnya ga kendor lagi.

Okeh no offense, tapi pesan suhu RB yg ini lebih bikin excited ketimbang update terbarunya! Haha! Sekali lagi, no offense.
 
semoga haruko bisa menyelesaikan konflik yg berlarut belasan tahun ini... sedih ngerasain blunder papa aya :(
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd