Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT OKASAN NO HATSU KOI - my mom's first love (racebannon)

Bimabet
Di kepala saya ntah kenapa bentukan Om Epan jadi Dave G foo fighter :)
Hahahaha.. Bisa juga sih, tapi Stefan kan Oriental gitu.. Gue malah ngebayangin model2 Steve Aoki gitu.. Hahaha..
 
Suka update an yg terakhir.... ada yg nyambung antara masa lalu sama "masa sekarang"....

Komen pemanasan setelah lebaran...;)
 
Yuk om, udah waktuntw tayang

Moga-moga ada rapelan karena kepotong lebaran
 
Yuk om, udah waktuntw tayang

Moga-moga ada rapelan karena kepotong lebaran
 
kyokob10.jpg

OKASAN NO HATSU KOI – PART 36
(my mom's first love)
------------------------------

2aa96110.jpg

“Jadi?” tanya Yusuke Kamiya ke Marie Taniguchi. Sang lelaki bisa melihat bagaimana muka tidak nyaman Marie memancarkan aura kekesalan.

“Kenapa kamu tidak kesal dengan semua omongan di internet itu?”
“Itu bukan hal baru” Yusuke mengambil rokok dari kotaknya dan dia membakarnya di smoking area café itu. Merokok.

Semuanya saja merokok, Kyou-Kun kakaknya Kyoko, Okubo, bahkan Yusuke-Kun pun merokok, pikir Marie. Eh, tapi Sakurai tidak… Dan Hiroshi juga tidak. Ah, masa bodo.

“Bukan hal baru bagaimana?”
“Aku rutin membaca forum yang kamu bilang itu, kalau aku ada waktu senggang dan bisa pakai computer di tempat-tempat part time” senyum Yusuke. “Jadi aku sudah hapal mereka bicara apa saja, yang kamu kasih tahu tadi itu aku sudah tahu semua”

“Kenapa kamu tidak kesal?”
“Kesal? Iya, awalnya kesal. Tapi lama-lama, bisa apa sih mereka? Aku malah lebih salut sama orang yang berani meneriakiku langsung di panggung. Mungkin kamu dengar ketika kamu pertama kali nonton aku”

“Tapi..”
“Aku tidak akan bisa menghentikan mereka, dan itu juga berlaku untuk mereka. Mereka tak bisa menghentikan aku bermain musik dan berdandan seperti itu di panggung”

“Kamu pernah kena masalah dengan dandanan kamu tidak? Kenapa mereka begitu bebas meledek kamu?”
“Masalah apa?” senyum Yusuke. Dia mengisap rokoknya dalam-dalam, sambil melihat ke arah lain. Sepertinya ada yang dia sembunyikan.

“Misalnya, selain di ledek, dilecehkan orang?”
“Ah, itu” mendadak dia mengubah tampangnya, menjadi tersenyum lagi. “Kalau yang mengajak kenalan banyak. Mungkin lain kali kalau kita jalan bareng, aku berdandan seperti perempuan dan kita lihat, siapa yang paling banyak diajak kenalan cowok. Tapi pasti, begitu mereka mendengar suaraku dan melihat jakun, pasti mundur”

“Kamu santai sekali menghadapi hal-hal seperti itu” Marie menatap Yusuke dengan tatapan bingung, sambil meminum kopi yang ada di hadapannya. Ah, kopi keluarga Kaede jauh lebih enak dari kopi ini, sayang letaknya tidak dekat dengan apartemen Marie.

“Sudah biasa. It’s a part of the show…. Diledekin juga part of the show” senyum Yusuke. “Ngomong-ngomong, daripada kamu memikirkan hal-hal yang tak penting seperti orang-orang yang bergosip di internet, lebih baik kamu memikirkan Golden Week. Ada weekend yang kena, lebih baik itu dipikirkan, lebih asyik kan?”

“Hmph…” Marie memutar kepalanya. Golden Week ya, akhir bulan nanti. Golden Week adalah rangkaian 4 hari libur di Jepang, yang pertama adalah tanggal 29 April, yakni hari peringatan Kaisar Showa. Dan yang ketiga lagi, datang beruntun, di 3,4 dan 5 Mei. Masing-masing adalah hari peringatan konstitusi, hari lingkungan hidup dan hari anak laki-laki.

“Kalau kamu tidak ada rencana, lebih baik dibuat sekarang. Cocok untuk pulang kampung ke Chiba” senyum Yusuke dengan kalemnya. Dia sudah melupakan jauh-jauh bahasan tentang orang-orang yang bicara asal di internet.

“Hmm…. Terlalu membosankan…”
“Kamu kan datang dari keluarga yang harmonis, masa pulang ke rumah membosankan?” komentar Yusuke.
“Ah aku tahu! Sepertinya aku tahu liburan golden week ini bisa untuk apa!!”
“Apa?”
“Tidak sekarang… Sekarang, kamu habiskan dulu rokok dan kopi kamu, lalu ikut aku”

“Eh?”

------------------------------

b6c7e410.jpg

“Oke, semuanya ada di sini sekarang” Marie Taniguchi berdiri di ruangan tengah apartemennya, menghadapi beberapa orang di depannya.

“Ano…” Kyoko mengangkat tangannya.
“Ya! Kaede!”
“Tidak semuanya ada di sini, Okubo-San tidak ada”

“Atsushi lembur, dan sepertinya dia tidak perlu ada di sini. Apapun yang ada hubungannya dengan dia, bisa kusampaikan nanti” jawab Kana, mewakili Atsushi Okubo, pacarnya.

“Nah…” Marie menghitung kepala yang ada di dalam ruangan itu, sambil melihat Yusuke Kamiya berkenalan dengan Hiroshi Tanabe. Berarti ada lima orang di ruangan ini. Kyoko Kaede, Hiroshi Tanabe, Kana Mitsugi, Yusuke Kamiya, dan dia sendiri.

“Nah apa… Lanjutkan dong” kesal Kana sambil melihat jam.
“Iya, kita mendadak dipanggil ke sini semua, untung Kyoko belum pulang dari apartemenku” kesal Hiroshi.

“Oh maaf kalau aku mengganggu sesi bermesraan kalian” seringai Marie.
“Apa sih, Marie-Chan, kami tida….”

“Ah sudahlah, Kyoko. Kan kita sebagai anak yang mengambil jurusan cafetaria kan tidak ada praktik memasak lagi, tidak mungkin kamu belajar masak di semester ini”
“Aku sekarang suka masak kok… Kadang juga masih belajar”

“Ah sudahlah, pokoknya begini….” Marie menarik napas panjang “Libur golden week. Kebetulan, tanggal 29 April di hari Jumat, jadi, kita punya libur yang sangat panjang! Yang bukan hari libur hanya tanggal 2 Mei saja”

“Lalu?”

“Bagaimana kalau kita group trip? Dan aku sudah punya kandidat tempat yang bagus…. Hakone!!! Kan kemarin sewaktu libur tahun ajaran baru, Kyoko dan Hiro-Tan tidak jadi liburan ke sana bareng karena harus bantu aku pindahan kan? Bagaimana kalau kita ke sana, tapi kali ini, berenam!”

“Hmm” Hiroshi tampak berpikir. “Sebenarnya boleh juga, karena dari trip yang gagal itu, uang yang aku berikan ke perusahaan travel, bisa direfund, hanya dipotong biaya administrasi saja” lanjutnya diiringi oleh senyuman dan anggukkan Kyoko, mengkonfirmasi keterangannya.

“Wah benar?” Marie tampak senang mendengar kenyataan itu.

“Menarik” Kana tampak mengangguk-angguk.
“Berapa lama?” tanya Yusuke sambil mengangkat tangan.

“Entah, selama mungkin?”
“Tidak bisa selama mungkin, aku hanya libur part time di tanggal 29 saja. Sisanya aku kerja di tanggal 3 sampai 5. Malah tanggal 2 nya aku tidak ada kegiatan”

“Sekolah kita pasti libur tidak tanggal 2 nya yang kejepit itu? Pastikan dulu” potong Kana.
“Eh, benar juga ya?” bingung Marie, sambil memutar otaknya.

“Kamiya-San, kamu belum tahu soal ini memangnya, kenapa baru bilang soal jadwal libur kamu ke Marie sekarang?” tanya Kana.
“Iya memang aku baru dengar sekarang sih…”
“Kamu kan pacarnya” sambung Kana.

“Belum” “Bukan” lagi-lagi Yusuke dan Marie menjawab secara berbarengan, tapi kali ini mereka bertukar jawaban. Sekarang Yusuke yang bilang belum dan sekarang Marie yang bilang bukan. Mereka saling melempar senyum dan Marie melanjutkan obrolannya.

“Nah, jadi bagaimana?”

“Ano… Menurutku, aman di tanggal 29 sampai 1 ya? Jadi kita tiga hari dua malam di Hakone” usul Kyoko.
“Setuju” sambung Kana.

“Boleh saja, kebetulan dalam dua minggu ini akan ada sekitar tiga gig, jadi aku bisa dapat uang tambahan dari manggung” senyum Yusuke.
“Sekalian aku nonton boleh?” tanya Marie sambil mengerling dengan nada bercanda ke Yusuke, yang disambut oleh persetujuannya.

“Di Hakone kita apa saja agendanya?” tanya Kyoko.
“Ah, nanti aku saja yang mengatur, pakai rencana trip kita yang gagal itu” senyum Hiroshi tampak kecut dan Kyoko jadi teringat persaan tak enaknya lagi.

“Aku percaya kalau Tanabe yang mengatur” komentar Kana.

“Oke, jadi kita tentukan ya, tanggal 29 sampai tanggal 1 kita group trip ke Hakone!! Berangkat nanti janjiannya di mana? Lalu bagaimana dengan hotelnya?”

“Tenang, kan aku yang mengatur” jawab Hiroshi ke pertanyaan-pertanyaan Marie.
“Oke deh, senang Hiro-Tan bisa diandalkan!”

Kyoko tersenyum mendengarnya dan dia langsung memeluk tangan Hiroshi, yang disambut dengan gerakan sang lelaki mengacak-ngacak rambutnya.

“Lihat, Yusuke-Kun…. Sudah kubilang kan, pasangan itu suka bikin iri?” komentar Marie.
“Kalian pacaran saja kalau memang iri” ledek Kana.
“Nanti” Marie mengeluarkan lidahnya, meledek Kana balik.

Sepertinya, group trip ini akan menyenangkan untuk mereka semua.

------------------------------

“Sayang, aku tidak bisa…..” bisik Atsushi Okubo ke Kana.
“Mnhnavha?”

“Aku sudah ambil cuti untuk tanggal dua, dan aku akan pulang, menikmati golden week yang panjang di Maebashi” jawab Okubo.

“Mnn….” kesal Kana, tapi dia tidak bisa mengekspresikannya dengan jelas, karena dia sedang ada di bawah sana, dengan kelamin Okubo ada di dalam mulutnya.

Kamar tidur Okubo temaram. Okubo duduk di kasurnya tanpa busana, dan Kana sedang bersimpuh di bawahnya, hanya dengan pakaian dalamnya. Dia sedang menggenggam kelamin Okubo, dan dia sedang mengulumnya dengan saksama. Okubo membelai rambut panjang Kana yang hitam legam itu. Dia sedang menikmati mulut pacarnya yang sedang menstimulasinya.

“Nanti kita kapan-kapan pergi berdua saja, kalau ada liburan di tengah minggu, bagaimana?” tanya Okubo. Kana kali ini tidak menjawab, dia fokus mengulum benda vital milik Okubo itu, dengan seksama. Napas Okubo lama-lama semakin berat. Dia menatap wajah peremuan cantik itu dengan penuh nafsu.

“Kamu cantik sekali, Kana-Chan”
“Nnnnn….” Kana tidak suka konsentrasinya di ganggu dan pujian-pujian dari Okubo malah membuatnya malu. Dia sedang melakukan oral seks, malah dipuji, rasanya seperti pelacur yang sedang dipuji oleh pelanggannya.

“Ah!” Okubo kaget, karena sepertinya dia akan mencapai klimaks. “Sudah dulu” Dia mundur, dan Kana menarik mulutnya dari area itu.

“Hhh… Hh…” napas Kana sangatlah berat. Dia menatap mata Okubo di tengah cahaya yang minim itu.

Okubo lantas berdiri, dia menggenggam tangan Kana. Dia menarik tangan Kana ke atas, dan dia memaksa pacarnya itu berdiri. Kana menurut. Okubo langsung memeluk Kana, melumat bibirnya dan menciumnya dengan panas. Setelah puas menciumi Kana, dia lantas membalik badan Kana, dan menyuruhnya untuk bungkuk. Okubo pun menurunkan celana dalam Kana, dan siap untuk menggagahi Kana.

“Atsushi! Jangan! Kondom!” teriak Kana, otomatis, saat dia merasakan akan ada benda tumpul yang masuk ke dalam badannya.
“Ah, kupikir kamu tidak sadar, merusak mood saja…..” kesal pacarnya yang sekarang sedang buru-buru mengeluarkan kondom dari kotaknya, dan memakainya dengan gerakan yang agak asal.

“Aku tidak mau hamil”
“Kalau aku cabut sebelum keluar kan tidak hamil”
“Kemungkinannya ada….. Ah!” Kana kaget saat Okubo menggenggam pinggangnya dan memaksa menghunuskan alat kelaminnya ke dalam badan Kana. Kana meringis, karena dia tidak siap langsung digagahi seperti itu, apalagi dalam posisi berdiri, dan dia tidak ada tempat untuk bertumpu.

“Nnhh… Ah… Ah…” Kana bersuara dengan erotisnya, sesuai dengan irama gerakan badan Okubo.
“Kalau safe day…. Izinkan aku tidak pakai kondom ya?” bisik Okubo. Suara tumbukan paha Okubo dengan pantat Kana jelas-jelas terdengar di ruangan itu. Mereka harus berharap agar suaranya tidak tembus ke sebelah, apalagi ke apartemen Marie.

“Jangan.. Ah!! Tetap, bersiko… nnng… Ah!!”
“Tidak apa-apa, aman kan? Aku bisa keluar di dalam”
“Tidak! Ah!”

“Terlalu banyak syarat…. Kalau begitu malam ini, kubuat kamu susah jalan……”
“AH!”

==================
==================


haruko10.jpg


“Lagi apa, sayang?” tanya Tante Ai yang kebetulan lagi ada di Radio Dalam. Dia habis dari kantor, tadi habis ngobrol sama Eyang, terus sekarang Eyangnya udah tidur. Dia lagi nungguin Om Zul sama Okasan pulang dari Mitaka ke sini. Habis dari situ, baru deh dia sama suaminya pulang ke Bintaro.

“Aku lagi ngelist apa aja yang mesti aku bawa ke Jepang” senyumku.
“Haha, masih lama kan?”
“Iya, tapi excitednya dari sekarang”
“Asik sih… Pasti kamu bakal seneng banget ke Harajuku”

“Hehehehe aku kan gak seneng fashion, Tante”
“Tapi di sana ada toko permen enak banget, kamu pasti suka…. Dulu waktu kamu masih kecil, susah banget diajak keluar dari tempat itu”
“Oh ya? Aku udah banyak lupa” aku nyengir aja sekarang. Soalnya ntar bakal banyak memori baru yang bakal menyenangkan banget pastinya.

“Mau ke mana aja entar?” tanya Tante Ai mendadak.

“Kata Mama sih, mau nunjukkin tempat dia sama Papa pacaran dulu, di mana aja, hahahahaha”
“Hmmm” eh, kenapa Tante Ai senyumnya aneh? “Kamu sendiri dah punya pacar belom sih? Instagram kamu isinya cuma temen-temen kamu sama badminton doang….”

“Ah, ga ada…. Gak kepikiran” jawabku seadanya.
“Gak kepikiran? Masa gak ada gitu cowok yang kamu suka?”

Duh, ini lagi. Kata Okasan dan Mbak Alika… Mereka sih bilang aku suka sama Kak Rendra, tapi kayaknya aku gak tau, suka beneran apa enggak. Beneran suka gitu? Apaan sih. Aku mikir apa sekarang? Aku gak suka mikir kayak gini, gak bisa dikontrol soalnya perasaannya.

“Kok ngelamun terus mukanya jadi merah…. Hayo… Mikirin cowok ya?” goda Tante Ai.
“Enggak…” jawabku kesel sambil manyun.
“Hahaha, Tante pernah ABG kok, jadi tau perasaan kamu kayak gimana…. Coba Tante tebak ya?” senyum Tanteku sambil ngegodain aku terus gini.

“Aduhhh udah dong, aku geli nih” kesalku.
“Kalo pas tante masih ABG dulu, rasanya sulit banget ngebedain sebel sama suka”
“Duh udahhhh” aku manyun nih.

“Iya.. Jadi, kalo ada cowok yang tante suka dulu, rasanya kan standar tuh, deg-degan, terus susah ngomong, gak konsen…. Nah, dulu tante masih bingung, itu sebel apa suka…..”

“Terus ngebedainnya gimana?”

“Lah, penasaran kamu?” Tante Ai lalu ngusap-ngusap kepalaku. Aku manyun. Kayaknya aku butuh hal-hal kayak gini. Kayaknya butuh informasi lain soal hubungan antar manusia di luar ceritanya Okasan sama Papa. Kalau mereka yang cerita, kayaknya semua yang mereka jalanin itu gampang banget. Mereka keliatan begitu luwes dan nyaman satu sama lain. Itu mungkin kali ya, yang bikin aku mikir, kalo kita suka atau sayang sama orang lain, kita jadi bisa gerak dengan nyaman dan jadi diri kita sendiri di depan mereka. Sedangkan kalo aku di depan Kak Rendra, aku jadi tolol, susah ngomong dan deg-degan.

Eh tunggu. Ngapain mikirin Kak Rendra.

“Haruko sayang….. Gimana ya cara ngebedainnya? Kalo kata Tante sih, mendingan kalau cowok yang kamu maksud itu suka sama kamu juga, terus ngajakin buat pacaran atau semacamnya, diterima dulu… Hahah… Kalo kamu lama-lama nyaman dan luwes sama dia, terus ga pengen pisah… itu namanya kamu suka beneran” jawabnya panjang.

“Eng….”
“Kalo gak nyaman, dan malah makin ga enak, ya pisah”
“Tapi kalo nyoba-nyoba kayak gitu aku takut….”
“Takut apa?”
“Gak tau takut apa” jawabku bingung. Mukaku panas. Pasti merah banget kayak kepiting rebus.

“Kamu mungkin takut luka kali ya, atau takut dijahatin cowok, atau yang paling umum buat cewek yang ga pernah pacaran sih, kamu takut soalnya ga tau mau ngelakuin apa hehehehe”

“Mungkin? Aku sendiri ga tau…… Takut apa……” aku narik napas panjang.
“Santai aja, pertanyaan bakal muncul sendiri ntar, pas kamu ngejalanin hidup kamu, dan makin dewasa……..” tawa Tante Ai. Dan lagi-lagi dia ngacak rambutku. Aku senyum malu aja deh. Kayaknya obrolan ini mustik aku cerna banget, bingung gimana nanggepinnya.

“Malem Dek” mendadak ada suara Papa. Dan senyum Tante Ai hilang. Seingetku dari kecil, Tante Ai dan Papa gak pernah get along well. Kata Okasan sih, mereka deket banget. Tapi aku gak tau. Itu mungkin dulu.

“Halo Mas” mereka berdua diem, kayak ada tension yang gak enak di antara mereka.
“Mau kopi?”
“Gak usah”
“Ok. Aku ke studio lagi” Ya, Papa cuma ngisi air banyak-banyak ke dalam tumblernya, untuk minum di studio.

“Ok” jawab Tante Ai ringan. Papa lantas berjalan dengan langkah pasti, keluar dari dapur.

“Nah, gimana….. Aku sih gak sabar liat Haruko yang manis ini punya cowok” mendadak senyumnya ada lagi.
“Engg… Hehehehe”

Aku melongo. Gak enak juga sih kalo emang kondisi papa dan Tante Ai gak rukun. Banyak orang bersaudara kayak gitu. Tapi kata Okasan mereka deket banget. Tapi lagi, kalo pas lagi mereka bareng ramean, Tante Ai pasti mojok sama suaminya, ga berbaur deket-deket Papa. Plus Papa juga ga pernah main ke Bintaro, ngunjungin rumahnya Tante Ai dan Om Zul.

Sumpah heran, ada apa sih di antara mereka berdua? Aku jadi penasaran, ada sejarah apa, ribut-ribut apa, di antara Papa dan Tante Ai.

Aku bingung juga mau nanya siapa, kalo nanya Okasan, dia tau gak ya? Kalo nanya Om Stefan, entar gimana ya?

Bingung.

Tapi satu yang aku yakin banget, kejadian yang bikin mereka gak akrab lagi itu pasti bukan kejadian sepele. Jadi ntar kayaknya, aku mesti nanya sama Om Stefan dan Okasan. Soal ada apa antara Tante Ai dan Papa.

Mudah-mudahan aku ntar tau jawabannya, Amin.

------------------------------

BERSAMBUNG
 
Bimabet
CAST PART 36

- Haruko Aya Rahmania (16) anak semata wayang Arya dan Kyoko, tokoh utama MDT
- Arya / Achmad Ariadi Gunawan (48) Sang Ayah, Suami dari Kyoko

- Ai / Aisyah Ariadi Gunawan (45) Tantenya Haruko, Adiknya Arya, dan Istrinya Zul

Kyoko's Timeline:

438be411.jpg


- Kyoko Kaede (19)
- Marie Taniguchi (19) Teman akrab Kyoko di Senmon Gakkou
- Kana Mitsugi (19) Teman akrab Kyoko di Senmon Gakkou

- Hiroshi Tanabe (19), pacarnya Kyoko, teman di Senmon Gakkou

- Yusuke Kamiya / Maria (21) Vokalis band Rock, Maria's Mantra
- Atsushi Okubo (25) Tetangga Marie, menjalin hubungan khusus dengan Kana, pekerja kantoran.

Glossary :


Okasan : Ibu
Senmon Gakkou : Sekolah Kejuruan (setingkat diploma)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd