Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT OKASAN NO HATSU KOI - my mom's first love (racebannon)

Wuahaha dah apdet aja nih si om
Komeng aja dulu dul

Edit: Jadi nama Haruko pastinya pemberian Kyoko yah.
Hmm....ada apa dengan Kyoko & Hiroshi?
Mgkn si om dah bosan dengarnya tapi tak apalah ngemeng kalau gak sabar nunggu apdetan selanjutnya. Pa lagi kasus Stefan lom ketauan.

Makasih apdetnya om :D
 
Terakhir diubah:
Aseeekkk, makasih updatenya om..
 
Kenapa jadi lebih suka ke timelinenya haruko ya dengan segala ke absurbannya...
Dibanding kyoko yg cenderung kaku... Klo liat dari ceritanya kaya "being a japanese is bore thing"
 
Ini cerita kagak ada SS nya ridho bgt dah gua mah, suhu racebannon emang juara pokonya mah dahhh

Lanjutkan hu, jd ikut2an penasaran sama org jepang soalnya wkwk
 
Ini cerita kagak ada SS nya ridho bgt dah gua mah, suhu racebannon emang juara pokonya mah dahhh

Lanjutkan hu, jd ikut2an penasaran sama org jepang soalnya wkwk
 
Wah ternyata terkuak juga, ternyata diam diam Kana ganas juga ya dibalik kekakuannya itu
Jadi akhirnya Hiroshi setelah putus dari Kyoko nyambung kemana nih?
Ada cerita lucunya tante Tara ngak om @racebannon
 
kyokob10.jpg

OKASAN NO HATSU KOI – PART 29
(my mom's first love)

------------------------------

haruko10.jpg

“Penuh banget ya” bingung banget di sini.
“Namanya juga toyfair” jawab Tania, yang sedang pakai kostum.

image14.jpg

Tania lagi cosplay. Di toyfair. Sedangkan aku bingung, kenapa setuju diajak sama Tania ke toyfair ini. Di kanan kiri aku cuman bisa liat booth-booth jualan komik, game, mainan, action figure, model plastik, patung-patung superhero dan segala macam hal-hal yang serupa.

Sejujurnya, aku gak tau mana yang booth jualan, mana yang booth pameran. Semuanya keliatan sama buatku. Dan karena Tania pakai kostum tokoh anime, jadi dia masuk ke sini gratis. Yang bayar cuma aku. Tapi aku dibayarin sama Tania. Katanya buat upah nemenin dia. Terima aja deh, daripada ribet, aku juga butuh hiburan, setelah kemarin Sabtu kalah di final salah satu kejuaraan badminton lagi. Lama-lama stress, aku kok juaranya cuman di pekan olahraga sekolahan doang, kalo kalah mulu gini, kapan dong bisa dipilih jadi bagian tim PON-nya DKI Jakarta?

“Lho kok ada Haruko?” mendadak ada yang negur aku.
“Om Anin? Halo….” aku senyum ke arah Om Anin. Bassist bandnya Papa yang badannya besar ini senyum balik sambil melambaikan tangannya kepadaku.
“Halo Om” senyum Tania ke arah Om Anin.

“Temennya Haruko ya? Bagus banget cosplaynya… Cocok”
“Sama siapa Om di sini?” tanyaku.
“Sama istriku sih… Di mana ya dia?”
“Anak-anak gak dibawa?”

“Pada males katanya, ada game yang kudu ditamatin, mereka bilang” senyum Om Anin dengan hangatnya. Dari semua anggota band Papa, yang paling sopan dan lembut itu Om Anin. Om Stefan emang baik banget dan deket sama aku, tapi…. Dia gak sopan dan gak lembut sama sekali, hahaha. Kalo Om Bagas, aku gak tau. Gak tau lah pokoknya.

“Eh, gue keliling dulu ya?” Tania nepuk pundakku, dan aku mengangguk. “Keliling bentar ya Om…” Tania meminta izin dengan sopannya dan Om Anin menjawab dengan nada yang enak.

“Monggo…..”
“Belanja ya Om?” tanyaku sambil liat tentengan Om Anin di tangannya.
“Iya hehehehe”
“Banyak ya koleksinya pasti Om Anin….”

“Rumah udah penuh….. Sebenernya aku sih pengen pindah rumah tanah, tapi istri ga mau, mungkin karena dia udah kebiasa tinggal di Singapur dan Jepang yang segala macem sempit kali ya, jadi dia nyaman tinggal di apartemen, mana gampang kalo mau ke mana-mana….” Om Anin mendadak curcol.
“Ooo…” aku ngangguk-ngangguk aja, ga ngerti soalnya.

“Hey… Ada Haruko” mendadak Tante Zee dateng dan dia bawa tentengan juga. Dia senyum dengan mukanya yang judes ke aku. Badannya mungil, fitur mukanya timur tengah banget. Rambutnya panjang, dan ikal cenderung keriting.

“Liat aku dapet apa” Om Anin ngasih liat bingkisan yang dia tenteng ke Tante Zee.
“Not bad”
“Tante belanjanya banyak juga ya” aku meringis ngeliat pasangan ini.

“Auntie… Not Tante, Dear” balasnya dengan nada datar dan senyum yang tipis. Logat singlishnya kentara banget, padahal udah belasan tahun dia tinggal di Indonesia.

“Ah… Aku nyari temenku dulu ya?”
“Oh, boleh-boleh… Ati-ati, ntar tenggelam di lautan wibu” tawa Om Anin. Aku meringis aja, sambil berlalu dari mereka berdua.

Sekarang, rasanya kok malah bingung, ke situ rame, ke sana rame, dan mana Tania? Dari tadi ada beberapa cewek yang dandanannya mirip, terus masa aku ke meja panitia, ngasih tau berita kehilangan? Yah. Namanya juga otaku ya, kalo udah di sini pasti lupa daratan.

Kita cariin terus aja sampe dapet dan mudah-mudahan, cepet ketemu.

==================
==================


ph_0510.jpg

“BERES!!” Marie keluar dari gedung kampus Senmon Gakkou, merasa puas karena semua ujian sudah beres.
“Jangan senang dulu, Marie, kan kita harus tunggu pengumuman dulu” tegur Kyoko.

“Ah, pokoknya aku mau bersenang-senang dulu, kan nanti pas liburan aku pindahan apartemen…. Pokoknya bye-bye ke apartemen lama….. Tapi malas membayangkan bertemu dengan Sakurai lagi…… Temani ya nanti ketika jasa pindahan mengambil barang-barang dari apartemen lama?” pinta Marie ke Kyoko.
“Boleh saja…” jawab Kyoko.

“Nah, ke mana ya Kana….” Marie celingukan, melihat orang-orang yang keluar dari gedung kampus sore itu. Tapi dia tidak menemukan Kana keluar dari gedung.

“Masa bertemu Abe-Sensei?” bingung Kyoko.
“Bisa jadi, mungkin mau berterima kasih atas bimbingannya semester ini… Kan dia mengajar angkatan kita untuk semester genap ini”
“Nanti juga keluar kalau begitu…..”

“Nah, sekarang ayo, doko e iku no?” tanya Marie. Pertanyaan yang lucu sebenarnya, pergi ke mana. Jadi dia tidak ada tujuan yang jelas, pokoknya cuma ingin bersenang-senang bersama teman-temannya.
“Haha, tidak tahu, terserah kamu… Aku ikut saja, yang pasti kan tunggu Kana dulu”
“Apa ya? Ke café? Apa jalan ke Nakano? Di sana banyak bar lucu…. Aku ingin coba sekali-kali… Atau…. Karaoke?”
“Bersemangat sekali kamu”
“Harus!”

“Hei…..” Hiroshi keluar dari gedung dengan muka lelah. Dia menghampiri Kyoko dan langsung membenamkan kepalanya di pundak Kyoko. “Aku capek”
“Kurang tidur, kamu….” Kyoko memegang pipi Hiroshi sambil tersenyum lucu.
“Bikin iri, kalian”

“Iri darimananya, orang kurang tidur karena begadang semalaman belajar, malah iri…..” kesal Hiroshi.
“Hiro-Tan ternyata begitu ya, untuk praktik jagoan, untuk ujian teori….”
“Itu karena aku terlalu fokus berlatih terus”
“Hehehe…. Tapi yang penting bisa kan ujiannya?” tanya Kyoko.
“Bisa, cuma lelah saja”

“Hiro-Tan mau ikut?”
“Ke mana?”
“Entah, mungkin main ke Nakano, mungkin karaoke, aku masih belum bisa menentukan pilihan” balas Marie.

“Mitsugi mana?” tanya Hiroshi, wajahnya masih ada di bahu Kyoko, dan dia tidak melihat sedikitpun ke arah Marie.
“Entah, kami juga menunggu dari tadi” jawab Marie.

“Tapi kalian apa tidak capek langsung main sehabis ujian semua beres….. Bernapas sedikit lah….” bisik Hiroshi dengan nada lelah.
“Tidak apa-apa kok, ya kan Kyoko-Chan?”
“Iya… Hehehe” senyum Kyoko sore itu.

“Taniguchi…” sambung Hiroshi. “Kenapa tidak dicari Mitsugi-nya? Mungkin kalau dia dicari, kalian bisa lebih cepat pergi”
“Oh benar juga…. Sebentar ya…” Marie lantas melangkah dengan riang ke dalam gedung kampus, mencari Kana Mitsugi, yang menghilang.

“Aku ingin pulang, capek sekali” bisik Hiroshi.
“Pulanglah dan istirahat”
“Aku ingin kamu ikut pulang….. Tidak ada yang lebih nyaman, dibanding nonton televisi berdua dan mengobrol dengan kamu…..”

“Tapi… Aku sudah bilang mau ikut ke Marie….” balas Kyoko sambil mengusap-ngusap pipi Hiroshi yang kelelahan.

“Oh… Tapi… Sekarang jam tiga sore… Ada banyak waktu untuk kita berdua, tidak apa-apa sekali-kali tidak bersama mereka kan?”
“Ano…” memutar matanya. “Aku sudah terlanjur mau ikut…. Bagaimana?”
“Hmm…”
“Apa tak apa?”

“Yasudah, tidak apa-apa……” muka Hiroshi agak terlihat makin lelah, tapi dia tetap tersenyum kepada Kyoko. Dia menarik kepalanya dari bahu Kyoko, dan menggenggam tangan Kyoko. “Sayang sekali, padahal aku ingin berduaan dengan kamu….”

“Hmmm….. Bagaimana nanti malam, ketika jam makan malam, aku mampir?” tanya Kyoko.
“Boleh saja”
“Tak apa-apa kan? atau kamu ikut kami bertiga saja?” bujuk Kyoko.
“Aku kan ingin istirahat”

“Hehe…. Yasudah, nanti aku mampir, oke?” Kyoko tersenyum ke arah pacarnya, dan pacarnya itu hanya memberikan senyuman yang paling menenangkan jiwa seharian ini. Hiroshi mengacak-ngacak rambut pacarnya dan mereka menunggu Marie bersama Kana keluar dari gedung kampus mereka. Hiroshi sepertinya akan pulang dan menunggu Kyoko datang malam-malam.

------------------------------

2aa96110.jpg

“Oh ya?” Kyoko mengangguk-angguk sore itu, sambil berandai-andai.
“Iya, semalam dia pulang malam banget…. Aku tanya, habis dari mana, katanya bukan urusanmu… Terus aku tanya, apa sudah belajar belum untuk ujian, katanya sudah, persiapkan ujian dari jauh-jauh hari….. Sekarangpun, dia entah ke mana….” kesal Marie, yang ternyata tidak berhasil menemukan Kana di gedung kampus.

“Ke mana ya…” Kyoko sedang berpikir dan dia mengunyah kue yang ia pesan dengan ragu-ragu.
“Mungkin tidak sih…”
“Aku berpikir soal hal yang sama… Hahaha” tawa Kyoko.

“Iya, pasti deh…”
“Dia pasti bertemu dengan Okubo-San dari gedung apartemen barumu, Marie” senyum Kyoko Kaede ke Marie Taniguchi.

“Tidak salah lagi… Untuk seorang mahasiswi yang rela menunggu di halte bus, sampai Abe-Sensei pulang, hanya untuk memberikan biskuit yang dia buat saat kuliah praktik… Pasti dia juga melakukan hal yang sama ke Okubo-San itu…. Dan siapa ya nama depannya….” Marie malah memikirkan yang lain.

“Memang sulit, menyukai seseorang yang umurnya jauh di atas kita ya? Dan kita pun tak tahu, Abe-Sensei sudah menikah atau belum” senyum Kyoko, meminum sedikit demi sedikit teh hangatnya yang menemani sore mereka. Sore yang masih dingin, tapi hawa-hawa musim semi sudah mulai terasa.

“Kalau sudah menikah, pasti Kana hancur sekali hatinya….”
“Tapi dia, kalau memang sekarang mulai akrab dengan Okubo-San, pasti sudah tidak begitu memikirkan Abe-Sensei lagi bukan?”
“Iya sih…….”

“Doakan yang terbaik saja untuk Kana…. Kalau memang dia cocok dengan Okubo-San, pasti dia bahagia” senyum Kyoko, membayangkan Kana akhirnya menemukan tambatan hati, dibanding dengan berharap tidak jelas kepada dosen mereka itu.

“Pastinya, dan kalau dia punya pacar, pasti dia tidak akan setegang biasanya lagi…. Hahaha”
“Tentunya, Marie-Chan”
“Dan aku malah sekarang jadi iri…. Setelah kasus kemarin dengan Sakurai, aku jadi merasa bodoh sekali”
“Tidak apa-apa, yang penting kan sekarang sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan dia, dan minggu depan, kamu akan pindah…….”

“Nanti bantu aku pindahan ya, seperti yang kuceritakan tadi?” pinta Marie dengan mata manja.
“Pasti”

“Kamu memang selalu bisa diandalkan”
“Hehehe… aku senang membantumu…”
“Nanti, kalau kamu pindahan ketika menikah, aku akan membantumu juga”

“Hahaha, masih jauh mungkin”
“Masih jauh apanya” ledek Marie. “Kamu dan Hiroshi terlihat mesra terus menerus… Lovey dovey….. Taruhan, setelah kalian lulus, pasti menikah”

“Masih terlalu muda di umur 20, hahaha” tawa Kyoko.
“Tidak ada yang tidak mungkin kan? Lagipula, kalian kan di umur segitu, pasti sudah dewasa sekali… Sekarang saja sudah terlihat kok…. Kalian jalan bareng, mengaku sebagai suami istri saja, pasti semua orang percaya” balas Marie, gemas dengan hubungan Kyoko dan Hiroshi yang begitu mesranya.

“Kana, yang terlihat sudah dewasa sekali… Bukan aku” Kyoko membuat muka kesal sambil melahap kue yang ada di hadapannya itu.
“Dia sih…. Office lady sekali auranya hahaha….”

“Ah, kenapa ya, sepertinya waktu berjalan dengan cepat… Tahun lalu kita masih anak SMA, belum berpikir hal yang sulit-sulit seperti pernikahan, pekerjaan, dan segala macam lainnya…..”
“Namanya juga tambah umur, Kyoko-Chan”
“Baru tambah setahun”
“Itu sudah loncatan yang sangat besar, apalagi dari lingkungan SMA ke lingkungan kampus”

“Benar sih…….” Kyoko mengambil napas panjang dan dia segera melihat ke arah jamnya. “Aku harus ke apartemen Hiroshi lagi setelah ini…. Kita tidak akan lama-lama di sini kan?”
“Tidak… Sebentar lagi, setelah makanan ini habis…. Kamu bisa bersenang-senang bersama pacarmu dan mungkin… Berlanjut ke ranjang” canda Marie.

“Ahaha apa sih…. Masa orang pacaran isinya hal seperti itu terus?”
“Siapa tahu… Kalian kan terlihat sangat mesra di depan orang lain, pasti di belakang orang lain lebih mesra lagi….”

“Hehe” Kyoko tersenyum, melanjutkan makannya, dan membayangkan Hiroshi yang sedang menunggunya.

------------------------------

110.jpg

“O-jama Shimasu….” ucap Kyoko dengan manisnya saat dia masuk ke dalam apartemen Hiroshi. Hiroshi Tanabe membukakan pintu dengan muka mengantuk.

“Hoahhmm……. Kalau kamu mau makan, itu aku tadi masak sebelum tidur, tinggal dipanaskan saja” Hiroshi memeluk bahu Kyoko yang baru saja membuka sepatunya.
“Ah, tapi aku baru saja makan, tidak banyak sih, tapi lumayan kenyang”
“Ah..” Hiroshi tampak sedikit kecewa. “Yasudah, nanti saja kalau lapar, dimakan” tapi dia terus berusaha untuk tersenyum dan bersikap manis ke Kyoko.

“Jadi, benar-benar tidak bisa dihubungi?”
“Siapa?”
“Mitsugi”
“Ah… Iya, mail tidak ada yang dibalas, telepon juga tak diangkat… Intinya dia menghilang” jawab Kyoko, sambil menaruh tasnya di pojok ruangan, dan membuka jaketnya.

“Kamu ke mana saja sih…..” Hiroshi mendadak memeluk Kyoko dari belakang, dan mencium wangi tubuh pacarnya itu.
“Hanya makan kue saja di sekitar sini” senyum Kyoko.
“Kok lama sekali….”
“Soalnya kami membicarakan Kana…. Kamu tahu tidak, semalam dia baru pulang larut lho…..”

“Oh ya?”
“Iya”
“Hmmm… Pacaran mungkin, dengan lelaki yang waktu itu… Hahaha” mereka berdua lantas duduk di lantai, dan Hiroshi menyalakan televisi.

“Mungkin haha”
“Oh ya, aku liburan akhir semester ini tidak pulang ke Ibaraki”
“Kenapa?”

“Hehehe…” tawa Hiroshi kecil, dan dia memeluk pinggang Kyoko. “Kali ini aku jujur”
“Apa maksudnya?”
“Aku ingin menghabiskan liburanku dengan kamu kali ini”
“Oh ya?”

“Iya”
“Aku senang mendengarnya… Berarti kamu bakal ikut membantu Marie pindahan”
“Mungkin”
“Dia pasti senang kalau ada lelaki yang membantu, soalnya dia pasti malas bertemu dengan Sakurai, dan kamu bisa bertindak tegas lagi kalau dia berbuat aneh…. Aku kangen sisi tegas dan seram kamu…. Mungkin dulu kalau aku kenal kamu ketika SMA, aku bisa takut sekaligus suka” goda Kyoko, berusaha bersikap mesra ke pacarnya.

“Takut sekaligus suka…. Aneh juga” tawa Hiroshi.
“Hehehe”

“Ngomong-ngomong… Kyoko”
“Ya?”
“Aku ingin sekali jalan-jalan berdua denganmu”
“Hehehe… Aku juga, tapi kan kita sudah sering jalan-jalan bersama….” Kyoko merujuk ke kencan mereka berdua, berkeliling Tokyo, hanya untuk window shopping, makan bersama, dan bersenang-senang di beberapa tempat wisata khas Tokyo.

“Bukan yang seperti itu, aku…. ingin mengajakmu berlibur, menginap di penginapan, pergi ke onsen bersama, misalnya ke Hakone….”
“Wah, Hakone, pasti menyenangkan” Kyoko tampak tersenyum dengan antusiasnya. “Tapi bagaimana ya, dengan Okasan….”

“Harusnya tidak apa-apa bukan? Aku nanti yang akan minta izin ke ibumu, datang langsung ke rumahmu, kalau aku meminta izin dengan baik-baik, pasti ibumu mengizinkan kan?”
“Betul juga sih” senyum Kyoko, terlihat bahagia karena pacarnya begitu gentleman. Berani meminta izin ke orang tua.

“Nah, aku ada kejutan untukmu”
“Ah? Apa itu”
“Aku sudah booking, menginap semalam, di salah satu penginapan yang menarik di Hakone…. Untuk minggu depan, tanggalnya sudah ada” Hiroshi mencari buku catatannya, dan dia menunjukkannya ke Kyoko. Tanggal tepatnya tertera disana.

“Eh?”
“Aku juga sudah membayar setengahnya… Jadi tidak usah khawatir kita akan kehabisan tempat karena musim liburan, kita pasti bisa menginap dengan nyaman, bagaimana?”

“Ano…” Kyoko mendadak tidak berani untuk melihat muka Hiroshi.
“Kenapa? Apa takut, ibumu tidak akan memberi izin…”
“Bukan, bukan itu… dia pasti senang karena dia sangat menyukai kamu, katanya kamu begitu dewasa dan bertanggung jawab, dan dia merasa aman kalau aku bersama kamu”

“Tapi?”

“Tanggalnya sama dengan tanggal pindahan Marie….”
“Ah?”
“Dan aku sudah janji akan membantunya, terutama dengan urusan mengambil barang di apartemen lamanya…… Kamu tentu tahu kan, dia masih tidak ingin bertemu dengan Sakurai, jadi dia butuh pelindung, dan lagipula, untuk seorang Marie, pasti repot pindahan dengan bawaan sebanyak itu……..” balas Kyoko panjang.

“Hmmm….”
“Jadi…. Apakah bisa digeser, Hiroshi?”
“Justru…. Ini karena aku telat pesannya, jadi yang kosong dan sesuai budgetku, hanya yang ini” Hiroshi menunjuk dengan lemasnya ke arah buku catatannya.

“Ah, bagaimana dong?”
“Mungkin…… Kita bisa pergi saja?”
“Bagaimana dengan Marie..”

“Itu…. Entah, bagaimana ya?” Hiroshi melepas tangannya dari tubuh Kyoko dan dia menggaruk-garuk kepalanya yang sama sekali tidak gatal itu.
“Maaf, aku ingin sekali pergi denganmu, tapi…. Aku sudah berjanji, dan kamu tahu kan, Marie butuh sekali bantuan, dan Kana, pasti agak sulit diandalkan”

“Kyoko, kenapa harus kamu terus sih yang membantu Taniguchi?” suara Hiroshi terdengar agak kesal, tapi dia malah tersenyum ke Kyoko.
“Tidak tahu…. Tapi sepertinya dia sangat nyaman sekali denganku….”
“Jadi, tidak bisa pergi nih?” iya, percuma untuk pergi, kalau mencari tempat lain, takutnya budgetnya membengkak. Dan penginapan-penginapan yang lebih murah, sepertinya sudah penuh oleh wisatawan.

“Maafkan aku”
“Sudah, tidak apa-apa” Hiroshi memegang rambut Kyoko dan dia mengusap-ngusap kepala pacarnya itu.

“Kalau tidak bisa direfund uang mukanya bagaimana?”
“Besok aku tanya, mudah-mudahan bisa” senyum Hiroshi, sambil mencium pelipis Kyoko. Padahal, Hiroshi punya banyak alasan untuk marah dan kecewa pada Kyoko hari itu.

“Kalau tidak bisa bagaimana?”
“Kan belum ditanya, makanya besok aku tanya…..”
“Kalau tidak bisa direfund, aku ganti ya, Hiroshi….” bisik Kyoko dengan nada tak enak.

“Sudah, tidak apa-apa…”
“Oh…”

“Hei, sini, aku kangen sekali padamu, walau kita hanya berpisah beberapa jam… Dan jangan cemberut begitu, ada waktu lain untuk kita pergi berdua kan? Mungkin di musim panas” ucap Hiroshi penuh pengertian, berusaha menghibur Kyoko yang tampak merasa berdosa.

“Maaf”
“Tidak apa-apa….”
“Lain kali kita bisa pergi lagi kan?”
“Tentu bisa…. Kalau aku sudah punya banyak uang dari hasil kerjaku nanti, malah akan aku bawa kamu ke luar negeri” bisik Hiroshi.

“Hehe…” tawa Kyoko. “Maafkan ya kali ini” senyumnya, dengan penuh perasaan aman, karena Hiroshi benar-benar menyayanginya dan penuh pengertian.

“Sini, jangan biarkan rasa kangenku makin parah, Kyoko….”
“Eh?”

Hiroshi lantas memeluk Kyoko erat-erat, sambil merasakan kehangatan tubuhnya. Kyoko hanya bisa tersenyum dalam pelukan kekasihnya, dan dia merasa begitu nyaman. Hiroshi, benar-benar pacar yang sempurna. Di saat orang lain mungkin akan marah dalam situasi seperti tadi, tapi Hiroshi benar-benar penyabar dan benar-benar sangat reasonable.

Dalam hati, Kyoko merasa dilindungi.

Dan walaupun mereka tidak bisa pergi bersama di minggu depan, tentu akan ada hari lainnya kan? Dan mungkin di hari lainnya, Kyoko benar-benar bisa pergi.

Setidaknya, kali ini, Kyoko sudah pergi dalam pelukan Hiroshi, yang benar-benar penyabar, pengertian, dan menyayangi Kyoko sepenuh hati.

https://ssl.***********/ui/v1/icons/mail/images/cleardot.gif
Kalau bisa, pelukan kali ini, tidak lepas-lepas sampai nanti. Dan sekarang mereka tenggelam dalam dinginnya malam, menjadi satu.

------------------------------

BERSAMBUNG
 
Bimabet
CAST PART 29

Haruko's Timeline:


- Haruko Aya Rahmania (16) anak semata wayang Arya dan Kyoko, tokoh utama MDT
- Tania (16) teman Haruko di sekolah.

- Anin / Anindito Widyatmo (49) Bassist Hantaman
- Zee (41) istri dari Anin, fotografer dan videografer

Kyoko's Timeline:


438be411.jpg


- Kyoko Kaede (19)
- Marie Taniguchi (19) Teman akrab Kyoko di Senmon Gakkou
- Kana Mitsugi (19) Teman akrab Kyoko di Senmon Gakkou

- Hiroshi Tanabe (19), pacarnya Kyoko, teman di Senmon Gakkou

Glossary :


O-Jama Shimasu : Salam yang diucapkan ketika masuk ke rumah orang lain
Okasan : Ibu
Senmon Gakkou : Sekolah Kejuruan (setingkat diploma)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd