Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Miskin Vs. Kaya

Menurut pembaca disini, Asep cocoknya berpasangan dengan siapa?


  • Total voters
    484
Status
Please reply by conversation.
Kisah2nya kayak di FTV ya si Kaya dan Si Miskin, kalau di dunia nyata, mungkin ada tapi ga banyak, karna circle pertemanan meraka kan biasanya sesuai kasta.
Yap kenyatannya memang begitu. Niatnya jelasin panjang lebar soal circle orang kaya dan miskin. Tapi kurasa ga bakal cukup, jadi aku selingin erotis2 dlu. Sembari tak jelasin pelan2.
 
Sinister

9cfeba1376029968.jpg

Joanne
-----
Memang sialan si SUGE itu, bisa-bisanya dia bersikap sok manis didepan Asep. Aku sendiri muak melihatnya. Awas saja ya, kubuat kempes tuh susu. Nyebelin banget jadi orang. Asep juga nanggepinnya seolah ngarep gitu. Menjijikkan.


Ih kenapa sih aku kayak gini? Kenapa aku malah cemburu soal beginian? Lagian apa sih spesialnya si Asep ini. Masak gara-gara dia peka ngasik aku jaket karena pakaianku terbuka sudah buat aku klepek-klepek? Apa jangan-jangan gara-gara aku liat kon.. Aaah kayak Lonte aja kalau aku sampek mikir kesana.


Engga, aku gak ada perasaan apa-apa ke Asep, aku hanya ingin membalas perlakuan SUGE itu. Aku harus buat dia merasakan apa yang aku rasakan saat ini. Aku tidak langsung pulang, melainkan mampir ke ruangan dr. Budi. Hubungan keluargaku dengan dr. budi sangat baik, karena sudah beberapa tahun dr. budi menjadi dokter pribadi di keluargaku dan yang merekom dia untuk praktek di RS ini ya berkat keluargaku juga. Jadi ya gitu deh.


“Loh Anne, ada apa kok kesini?” aku yang langsung masuk ke ruangannya tanpa mengetok pintu.


“disini ada CCTV.nya gak dok?”


“Ada tapi bukan disini, tapi di tempat admin atau di pos satpam”


“pindahin kesini dok, aku mau liat”


“Loh ada apa. Kok mintanya aneh gitu” dr. budi kaget bukan kepalang


“Pindahin dulu kesini, atau ku telpon ayahku biar dokter dipindah ke RS lain?” ancamku


“I-Iya B-baik ne”


Dr. Budi terlihat ketakutan dan segera menelpon seseorang. Dia berbicara dengan nada yang cukup panik dan meminta semua CCTV dipindah ke ruangannya. Aku juga bingung kenapa dia bisa menyuruh orang juga, apa jabatannya dia disini sudah tinngi? Ah Persetan lah, aku sudah tidak ada urusan dengan jabatan dia disini. Yang penting mauku harus terlaksana.


“Ne, b-bentar lagi satpam kesini. Tapi CCTVnya berupa laptop ya. ga mungkin kan mindahin komputer kesini”


“Iya tidak apa-apa” aku mulai duduk santai di sofa yang tersedia diruangan ini. Sepertinya jabatan dr. budi disini sudah tinggi. Baguslah, aku tidak salah orang untuk meminta bantuan.


Tidak sampai 5 menit, seorang satpam masuk dan memberikan laptop yang sudah tersambung dengan CCTV disetiap sudut RS ini. Aku yang dijelaskan sebentar sudah paham dengan pengoperasian CCTV ini.


“A-ada lagi Ne? kalau tidak ada saya pergi dulu untuk memeriksa pasien”


“Sudah gak ada, saya pinjem ruangannya saja. Nanti kalau sudah selesai, laptopnya saya taruk disini” kataku yang sambil memandang CCTV di RS ini.


“Oke. Kalau gitu saya pamit dulu”


Ada dimana kau SUGE! Jangan sampek kamu nginep disini ya, bisa-bisa aku tutup nih Rumah sakit. Enak saja memalukan diriku didepan Asep. Kubuat menyesal dengan tindakanmu itu.


Aku terus memantau CCTV yang ada di laptop, hingga 10 menit berselang. Asep dan Nuri keluar dari ruangan Ayah Asep dan berjalan ke parkiran. Nampak mereka sedang ingin keluar menaiki sepeda motor. Aku berharap Asep tidak pulang, tapi prediksiku dia tidak akan pulang, karena tidak mungkin dia meninggalkan ibunya sendirian disini.


Aku tunggu lagi mereka balik ke RS, tapi belum juga datang. Pas aku pencet sisi sudut lain dari CCTV itu membuat aku terkejut. Ternyata Asep di basement bersama SUGE dan Si SUGE menciumnya sebelum pulang. Brengsek!!


Aku langsung menutup laptopnya dan beranjak pergi dari ruangan dr. budi dan berlari kecil kearah ruangan dimana Ayah Asep dirawat. Dan akhirnya aku sampai.


“Loh nak Anne? Kata Asep tadi kamu pulang?” tanya Ibu Asep saat melihatku yang akan masuk ke ruangan


“Iya, tadi mau pulang, tapi ada satu hal yang kelupaan buk” jawabku tersenyum tipis


“lupa apa nak?”


“Saya lagi ada masalah, boleh gak saya ajak Asep keluar sama saya buat bantuin saya buk” Ya tentu saja aku berbohong


“Loh masalah apa to nak? Kok bawa-bawa Asep”


“Ya pokoknya ada la buk. Tapi gak ada sangkut pautnya dengan Asep kok. Anne hanya pengen ngajak Asep ke suatu tempat”


“Oh gitu, ya terserah sih Nak”


“Jangan terserah buk, Ibuk suruh Asep biar dia mau” kataku memaksa


“B-Baik Nak”


Aku duduk diam di sofa ruangan Ayah Asep dirawat. Aku lagi mikir mau melakukan apa enaknya biar aku puas membalas perlakuan si Suge itu.


“Loh.. Kapan datang Ne, kok balik lagi? ada yang ketinggalan?”


Cih akhirnya datang juga si KOGE ini. Mana sok manis lagi. Aku sengaja diam dan tidak mau melihat wajahnya. Rasanya muak liat mukanya, DASAR KOGE – KONTOL GEDE. Sialan, Batinku yang sangat kesal


Ibunya Asep langsung menarik Asep keluar untuk mengajaknya berbicara sebentar. Aku yang pasti tau akan berhasil segera mengambil tas dan ikut keluar. Kamu kira kamu bisa merendahkan harga diriku seperti tadi, aku kubalas kau SUGE, akan kubuat pasanganmu yang KOGE ini tidak bisa melupakanku.


Aku langsung melenggak keluar dan meninggalkan mereka berdua, kudengar sayup-sayup suara ibunya asep menyuruhnya untuk mengikutiku di belakang. Aku tersenyum kecil dengan apa yang aku rencanakan. Akhirnya aku merasa menang sekarang.


Aku menuju kedalam mobilku, dan nampaknya Asep masih bingung dirinya mau dibawa kemana. Aku yang sudah masuk ke dalam mobil melihat Asep masih bengong di luar. Kubuka kaca mobilku dan


“Masuk!” kataku dengan nada agak tinggi


“Eh iya ini mau masuk” katanya kaget


“Kita mau kemana sih?”


“Diem gausah banyak bacot. Enak tadi dicium perempuan!?”


Duh sialan, sampek keceplosan lagi. kamu kok keliatan tolol banget dihadapan Asep sih Ann. Tolol banget.


“Haah. Kok bisa?”


Aku tidak menjawabnya dan menginjak pegal gas mobilku agar keluar dari RS. Praktis aku dan Asep tidak bicara sepatah kata pun dan aku kembali cuek dengan kondisi yang ada.


“Aku tidak suka kamu deket-deket dengan Nuri” Masa bodohlah aku dibilang tolol oleh diriku sendiri, yang penting perasaanku plong setelah jujur ke dia.


“Lah kok gitu, kan kita gak ada hubungan apa-apa? Kok main ngelarang gitu”


“Hah? Aku yang bayarin semua biaya perawatan Ayahmu? Dikira itu murah? Puluhan juta kau bayarnya”


“Lah kamu yang menabrak kami, ya kamu juga yang tanggung jawab. Kamu kok parah gitu jadi orang. Kalau tidak ikhlas, aku balikin uangnya nanti. Aku janji”


Dia tampak kesal juga. Aku berhenti bicara untuk menenangkan suasana, aku tidak mau gegabah biar dia tidak illfeel padaku.


“sekarang kita kemana? Kamu mau bawa aku kemana”


“Dasar, diman-mana orang kaya sukanya menindas yang miskin”


“Eh bukan…” kataku yang merasa keadaan sekarang berbalik menyerangku


“Udahlah, kamu mau uangmu balik kan? Aku balikin besok. Sekarang turunin aku disini.”


“engga” kataku mencoba tenang


“aku buka nih pintunya”


“Buka saja” dasar ******, ya aku kunci lah pintunya. Aah kadang dagelan nih orang


“Ih kok gabisa. Hek hekk” kulihat dia berusaha membuka paksa pintunya


Aku yang melihatnya tertawa cekikian karena merasa itu adalah hal konyol sekali. Aku sudah mantap membawanya ke suatu tempat yang hanya kita berdua saja disana. Iya aku harus lakukan itu.


Terserah apa mau dikata, kalau aku ingin sesuatu, sesuatu tersebut tidak boleh jauh dariku. Aku ingin sesuatu itu datang kepadaku meskipun aku mengorbankan hal yang paling berharga di dalam diriku, kunamakan itu sebuah harga diri.


“kamu mau bawa aku kemana?” tanya asep dengan putus asa


“aku hanya pengen ngobrol sama kamu, kamu gausah khawatir”


“iya ngobrol dimana? Ini udah jauh lo dari kota. Nanti aku dicari ibuku”


“aku sudah ngomong ke beliau. Kamu santai aja”


Kubawa dia ke Villa milikku di pinggir kota. Aku lama tidak kesana, jadi sekalian aku melihat-lihat propertiku disana. Mungkin si Asep ini bisa bantu-bantu aku angkat barang, dan nantu kuhadiahkan sesuatu.


Menempuh waktu hamper satu jam, akhirnya aku sampai dikawasan Villa yang kumaksud, aku keluar dari mobilku dan meminta kunci ke mamang yang menjaga villa ini dan sekaligus pesan kalau aku gabisa diganggu dan kalau misal ada apa-apa aku yang bakal hub mamang ini. Dia pun paham dan mengiyakan mauku.


Kami sampai ke Villa tujuan, aku ajak Asep turun dan kubuka kunci pintu villa ini. Terlihat villanya sudah mulai berdebu, vila dengan ukuran yang sangat luas ini dilengkapi dengan kolam renang.


“aku minta bantuanmu, beresin dan bersihin villa ini. Setelah selesai aku kasik upah, lumayan buat nambah uang jajan” kataku ke Asep


“Haah, katanya mau ngobrol. Kok?” Si Asep makin tak karuan bingungnya


Aku tidak menjawab dan langsung ke lantai dua untuk istirahat sejenak. Biarin dah dia bersihin seisi vila, sapa suruh buat aku sebel hari ini. Sialnya aku tidak bisa istirahat dengan tenang. Aku masih kembali mengkaji niatku ini, benar apa engga. Soalnya hal yang aku korbankan sangat berharga. Bahkan ini mahkotaku.


Masa bodo, pikir belakangan, yang penting mauku harus kesampaian. Aku segera bangkit, membuka bajuku dan juga celanaku. Aku buka semua hingga telanjang bulat. Kucoba buka lemari di kamarku itu, kalau tidak salah disini ada pakaian kimono buat berenang gitu. Pas aku buka ternyata memang ada.


Anne, ingat kamu sudah melakukan hal bodoh dan beresiko. Jadi aku harap semuanya tidak kacau kedepannya. Aku menghela nafas panjang, mengenakan kimono itu tanpa daleman dan perlahan membuka pintu berjalan pelan kebawah menuju Asep.

- Bersambung

Maaf atas kekentangan yang terjadi, ngetiknya sudah capek hu :sendirian:
Semoga terhibur ya hu :pandaketawa:
Top updet te
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd