Hari-hari berlalu, sehari sebelum penampilan, para penari akan dimandikan dengan kembang tujuh rupa oleh para tetua adat. Saat Kaia keluar dari kamarnya, Kaia menjadi pusat perhatian oleh para tetua.
Bagaimana tidak, setelah hampir 2 minggu di sanggar, efek dari ramuan dan pijatan Ibu Ambar pada payudara Kaia, membuat perubahan signifikan yang terjadi pada dada Kaia. Payudara Kaia juga sudah memproduksi ASI secara berlimpah. Oleh karena itu, sekarang payudara Kaia berukuran jumbo seperti semangka, bahkan jauh lebih besar dari dada Bu Ambar yang bertubuh gemuk. Dengan tubuh Kaia yang langsing tapi payudaranya menggantung sebesar semangka, terlihat sangat tidak ideal dipandang.
*ilustrasi Potret Kaia
Namun pandangan lelaki berbeda, melihat tubuh yang seperti itu ditambah wajah yang cantik merupakan kombinasi yang sangat menggoda. Karena payudara jumbo walaupun memakai kain, belahan dada Kaia tetap terlihat jelas. Kaia terlihat kesal dan malu melihat tubuhnya yang sekarang, dan tak jarang ia merasakan punggungnya pegal dan nyeri.
Setelah sesi siraman, Kaia pun bertemu Kakeknya yang merupakan tetua adat juga. Kaia pun berbincang dengan kakeknya, dan posisi berseberangan dari mereka terdapat para tetua lainnya, mbah Sukun dan Bu Ambar terlihat tertawa bersama saat sedang mengobrol dan sering melirik ke arah Kaia. Kakek Kaia pun heran perubahan yang terlihat dari tubuh Kaia. Mbah Sukun berbincang dengan Bu Ambar
"Bu, Buset gede bener teteknya Kaia, berarti manjur ya ramuannya, Bu?" Ucap Mbah Sukun.
"Iya mbah, manjur, ASInya juga banyak tuh Pak" Ucap Bu Ambar.
"Bagus Bu" Ucap Mbah Sukun
"Kerja bagus Bu, itu udah ukuran super, ga sabar nyicipin tuh susu haha" Ucap Mbah Joko
"Mana upahnya Pak?" Ucap Bu Ambar
"Tenang, nih dapat bonus sekalian" Ucap Pak Subri sembari memberikan segepok uang ke Bu Ambar.
"Nahh gitu dong, kan enak, saya enak, Bapak juga bakal keenakan besok haha" Ucap Bu Ambar.
Tak lama setelah acara, para tetua adat pun meninggalkan sanggar. Dari dalam ruangan lain, tak sengaja Yanti mendengarkan percakapan Bu Ambar dan para tetua adat, ia langsung bergegas menyampaikan itu ke Rita dan Lena yang sedang di dapur. Mendengar itu mereka iri dan ditambah saat kembali ke ruang tengah, mereka tak sengaja melihat Bu Ambar memeluk Kaia sambil memberikan beberapa lembar uang ke Kaia. Mereka bertiga menjadi iri dan dengki kepada Kaia.
...
Apa yang akan terjadi pada Kaia saat malam ritual??
Tunggu cerita selanjutnya besok malam.
*Jika ada kritik dan saran, silakan komen atau kirim pesan personal, terima kasih. -Atok