Lidause
Semprot Holic
- Daftar
- 30 Jan 2020
- Post
- 321
- Like diterima
- 4.295
PERTENGAHAN 1998
----------------------------------
Untuk yang kesekian kalinya pagi ini Ambar cuma bisa menggosok gigi dan mencuci muka.
Setengah ember air dihadapannya tentu saja tak cukup untuk dipakai mandi.
Sudah hampir satu bulan tak turun hujan di Desa Rahayu. Desa transmigran yang tak jauh dari sebuah sungai besar di perbatasan Lampung-Sumatra selatan.
Tiga buah drum plastik berwarna biru jatah pemerintah yang dibagikan kepada seluruh warga desa sudah tinggal satu saja yang masih terisi air.
Dua drum lainnya sudah kosong sejak seminggu yang lalu.
Ambar melangkah keluar bilik mandi disamping sumur. sekilas gadis berusia 19 tahun ini sempat melihat air sumur yang cukup jernih. tapi sayang pada musim kemarau ini air sumur sama sekali tidak bisa dikonsumsi. bahkan untuk dipakai mandi pun sudah tak layak.
Desa Rahayu terletak tak jauh dari pantai timur Sumatera. kontur tanah yang berlahan gambut karena daerah itu dulunya bekas rawa rawa membuat resapan air asin mudah sekali mencapai sumur sumur warga.
Alhasil selama delapan tahun semenjak Desa mulai dihuni, hanya air hujanlah yang menjadi sumber utama kebutuhan air warga desa.
Truk milik pemerintah yang biasanya rutin masuk ke desa setiap setengah bulan sekali untuk menyuplai air bersih sudah hampir dua tahun ini tak pernah datang lagi.
Pak Dahlan ayah Ambar dulunya adalah penduduk sebuah desa besar yang cukup padat di daerah Jawa Timur. Di desa itu Pak Dahlan cuma buruh tani biasa .
penghasilan pak Dahlan muda mulai terasa tidak mencukupi untuk menghidupi keluarganya semenjak anak ketiganya lahir. sehingga pada awal tahun 1990
pak Dahlan memutuskan memboyong anak istrinya untuk mengadu nasib di tanah sumatera.
Ambar saat itu berusia 11 tahun. baru duduk di bangku Sekolah Dasar kelas V. Sementara Ardi anak tertua pak Dahlan baru saja lulus SMP.
Anin anak ketiga pak Dahlan baru berusia 3 tahun ketika untuk yang pertama kalinya keluarga pak Dahlan menginjakkan kaki ditanah Andalas.
Di lahan desa yang baru dibuka itu setiap kepala keluarga mendapatkan jatah masing-masing satu hektar lahan sawah dan tiga perempat hektar tanah yang bisa ditanami singkong dan beberapa jenis sayur mayur.
Untuk berteduh dari panas matahari dan hujan, pak Dahlan dan rekan rekan sesama transmigran mendapat satu unit rumah papan sederhana beratap seng. Rumah kecil berukuran 5x7 meter berdiri diatas lahan pekarangan seluas 25x100 meter.
Desa Rahayu berjarak 5 kilometer dari desa terdekat. Desa transmigran juga tapi lima tahun lebih dahulu dihuni.
___________
Malam gelap mulai menyelimuti Desa. Suara Adzan magrib baru saja hilang dari pendengaran. meski desa Rahayu belum dialiri listrik, tapi beberapa rumah warga terang benderang oleh lampu yang mendapat tenaga listrik dari mesin genset kecil.
Itu sebabnya Musholah di gang sebelah bisa memakai speaker untuk mengumandangkan Adzan.
.
Ambar dan adiknya Anin tengah duduk santai dibangku kayu teras rumah ketika Ratmi anak gadis tetangga sebelah yang seusia Ambar terlihat berjalan mendekat.
"Nanti nonton tipi yuk".
ajaknya ketika baru saja duduk disamping Ambar.
Ambar lantas menyadari ini malam senin.
malam yang ditunggu tunggu karena pukul setengah delapan nanti di salah satu channel tipi akan tayang film seri mak Lampir.
" Ya udah. nanti kamu jemput aku ".
Di Desa ini warga yang memiliki pesawat televisi hanya beberapa orang saja.
Rumah warga terdekat dari rumah Ambar yang memiliki benda mewah itu adalah pakde Karyo. dua gang dari rumah pak Dahlan ayah Ambar.
__________
Pukul 19.15....
Ambar dan Ratmi berboncengan sepeda jengki berdua.
Ratmi yang bertubuh sedikit pendek dan gempal mengayuh pedal sepeda didepan sementara Ambar yang jauh lebih langsing duduk menyamping di boncengan.
Sepeda yang mereka kendarai sudah mulai keluar dari gang dan berbelok kekiri sesampainya di jalan utama Desa yang dilapisi batu.
Jalan desa ini terkesan gelap karena tidak ada listrik yang menerangi.
hanya lampu lampu teplok yang dipasang oleh warga desa untuk sekedar penerangan kecil agar jalan yang cukup lebar ini tidak terlalu gelap gulita diwaktu malam.
jarak antar lampu sekitar 25 meter.
lampu teplok ini bisa bertahan dari hempasan angin karena dilindungi semacam toples kaca. dan rumah rumahan kecil yang bagian sampingnya terbuka membuat lampu ini tidak tersiram air ketika turun hujan.
Rumah rumahan pelindung lampu bertiang sebatang kayu setinggi kurang lebih satu meter setengah.
Untuk ukuran desa, keberadaan lampu lampu ini membuat suasana terasa cukup indah.
Ambar berwajah cantik jelita. hanya karna gadis ini tinggal di desa terpencil maka kecantikan wajahnya tidak se glamour wajah wajah para artis yang bersliweran di layar televisi.
Beberapa teman Ambar bahkan seringkali membanding bandingkan raut wajah Ambar dengan wajah cantik Desy Ratnasari.
Perawakan badan Ambar pun nyaris serupa dengan artis itu. hanya saya rambut Ambar lurus sepinggang, sedangkan rambut artis yang jadi bahan perbandingan itu lebih terlihat mekar bercahaya dan tebal.
Mungkin pengaruh perawatan yang mahal, sedangkan Ambar selama ini hanya merawat rambut hitamnya dengan shampoo sachetan.
Ambar sedikit memicingkan mata ketika sorot lampu sebuah mobil sangat menyilaukan berhenti didepan nya. sedangkan Ratmi nampak grogi mengendalikan sepeda nya karena mobil jenis pick up itu berhenti agak ketengah jalan.
Ratmi terpaksa berhenti dan kemudian turun menuntun sepedanya. sedangkan Ambar tidak lagi di boncengan.
Kedua gadis desa itu melangkah pelan melewati mobil.
Mobil angkutan barang memang tidak asing didesa ini. ada beberapa mobil milik para pedagang dari luar desa yang rutin keluar masuk.
Mobil pak Wahyu juragan sayur mayur yang berwarna putih.
Ada juga mobil pak Doni yang rutin setiap 3 hari sekali datang ke desa Rahayu mengangkut buah kelapa para penduduk.
Tadinya Ambar maupun Ratmi mengira sopir mobil itu adalah salah satu dari para bos itu.
Tapi lampu di kabin mobil yang cukup terang membuat kedua gadis itu sedikit bertanya-tanya.
Ambar tak mengenali dua pria didalam mobil.
"Hai cantik. ikut abang yuk". goda sang sopir ketika Ambar yang berjalan agak jauh di belakang sepeda tepat berada di samping pintu mobil.
Sementara lelaki satunya yang sekilas tadi sempat dilihat Ambar berbicara pelan dan dibalas anggukan si sopir, membuka pintu mobil sebelah kanan dan keluar menuju tempat Ambar berdiri.
Firasat Ambar tak bagus. dengan tergesa-gesa gadis manis kembang Desa ini melangkah menyusul Ratmi yang sudah cukup jauh menuntun Sepedanya.
Tapi langkah kakinya mendadak terhenti dan badan rampingnya tersentak kebelakang ketika tangan laki laki berjaket jeans biru itu menangkap pergelangan tangannya dan dengan kasar menyeret Ambar menuju mobil.
Ambar membuka mulut hendak berteriak. tapi mulut mungilnya terkunci dan wajahnya seketika memucat ketika matanya melihat suatu benda hitam ditangan lelaki itu.
Gadis itu tercekat.
sebilah golok yang cukup besar dan kelihatan berkilat terkena sinar lampu teplok di pinggir jalan terasa dingin menempel di lehernya.
Sementara Ratmi temannya sama sekali belum menyadari apa yang terjadi.
Gadis bertubuh pendek dan gempal itu justru malah sedikit pun tidak menoleh.
Dia mengira lelaki dalam mobil salam mobil itu teman Ambar. dan sejujurnya gadis ini sedikit cemburu..
Ambar sahabat nya sejak awal mendiami Desa ini sangat banyak lelaki yang menyukainya. sementara sampai saat ini Ratmi yang berusia 20 tahun belum pernah sekalipun ada pemuda yang mau bertandang kerumah nya.
Tapi keacuhan Ratmi berakhir ketika dia mendengar suara pintu mobil yang ditutup dengan keras. sontak gadis ini menoleh kebelakang.
dia tercekat..
mobil mulai berjalan berlahan dan Ambar sama sekali tak terlihat.
Dengan cepat gadis hitam manis itu menaiki sepedanya dan mengayuh cepat berusaha menyusul mobil yang mulai melaju.
Ratmi jelas panik.
tak mungkin Ambar bersedia ikut naik kemobil itu dengan sukarela.
Dan dugaan nya tepat. dia melihat tangan Ambar melambai meminta pertolongan ketika sepeda jengki nya berhasil mensejajari pintu mobil.
Seketika Ratmi berteriak keras meminta pertolongan warga. Tapi sebelum ada warga yang sempat keluar rumah, mobil itu melaju kencang menyisakan debu debu yang berterbangan.
"TOLOOONG...
AMBAR DI CULIK....!!! ".
____________
Anin berteriak histeris dan menangis setelah bisa mengartikan penjelasan Ratmi yang terbata bata.
Dalam tangis, hatinya sedikit kesal kenapa tadi tidak mau diajak kakaknya Ambar menonton TV dirumah pakde Karyo.
Sebab jika saja tadi dia ikut, bisa saja pengendara mobil itu tidak jadi kepikiran untuk menculik kakaknya karena jumlah mereka yang bertiga.
Pak Dahlan dan Ardi ditemani beberapa tetangga baru saja berangkat ke kantor polisi terdekat menumpang mobil milik pak Doni yang sejatinya besok pagi akan mengangkut buah kelapa warga desa termasuk juga kelapa milik pak Dahlan.
Pak Doni berasal dari desa sebelah. Tapi memang sudah terbiasa datang ke desa Rahayu sore sore untuk kemudian mulai memetiki buah kelapa keesokan harinya.
Biasanya malam hari pak Doni menginap dirumah pak kades, dan seperti saat kejadian tadi, beliau sedang bersenda gurau diteras rumah bersama pak kades dan istrinya saat beberapa warga dari erte 5 tiba tiba datang ke rumah pak kades dan melaporkan peristiwa penculikan yang baru saja terjadi.
________________
Ratmi yang sangat syok tampak sedang ditenangkan oleh beberapa ibu ibu yang datang, sementara bu Utari ibunya Ambar tergeletak lemah diruang tengah ditemani dua orang wanita sebayanya yang sedang memijiti kaki dan pundaknya.
Bu Utari baru saja sadar dari pingsan. Suara isaknya masih terdengar jelas.
Wanita tua ini tak menyangka hal buruk akan menimpa anak gadisnya .
Selama 8 tahun ini desa Rahayu aman aman saja. Jangankan kasus penculikan, bahkan seekor ayam pun tak pernah terdengar dicuri orang.
Seorang pemuda bernama Danang yang diam diam menyukai Ambar terlihat mondar mandir di halaman. Pemuda tanggung ini sedang berfikir keras, siapa gerangan yang membawa kabur pujaan hatinya.
Menurut informasi yang diketahuinya dari temannya yang tinggal di sebelah barat kali kecil yang membelah desa Rahayu, tadi sore memang ada sebuah mobil pick up hitam yang masuk ke desa mereka.
Tapi tak ada seorang pun yang mencurigai maksud dan tujuan pengendara mobil itu karena meski desa kecil ini jauh dari mana mana, tapi jalan penghubung antar desa sudah cukup halus dan lebar, hingga cukup banyak mobil mobil yang keluar masuk desa Rahayu.
_______________
Berjarak kurang lebih 70 km dari titik lokasi penculikan.......
Sebuah pick up hitam berlogo tiga berlian melaju kencang dijalan aspal mulus.
Terlihat 3 orang berada di kabin mobil pengangkut barang itu. Dua pria disisi kiri dan kanan, serta seorang gadis muda terhimpit ditengah tengah.
Tak ada suara pria yang terdengar. Hanya isakan kecil yang sesekali ditingkahi jeritan suara wanita yang terlihat tegang. Tangan wanita ini sibuk mendorong badan dan menahan tangan pria di samping kirinya yang sedari tadi menyelusuri setiap lekuk lekuk tubuhnya.
Wanita muda ini mendadak menegakkan tubuhnya ketika dirasakan area kewanitaan nya disentuh tangan pria untuk yang pertama kalinya. Geli bercampur perih.
Dia menjerit tertahan tapi suara jeritan nya lantas tenggelam ditimpa suara tertawa si sopir yang membahana dimalam sepi itu...
Sopir mobil bertampang jelek dan gendut itu tiba tiba menghentikan mobil di tepi jalan sedikit masuk gang kecil ditengah perkebunan karet.
Tangan kekarnya yang tadi fokus memegang setir mobil mendadak direntangkan untuk memeluk erat tubuh langsing si gadis cantik.
Tak ayal sigadis terpekik kencang. Mulut si gadis lantas menggigit kuat kuat jari tangan pria gendut yang hendak mengelus pipinya.
Kesakitan si pria kemudian membuka pintu mobil dan turun ke jalan tanah gang sempit itu, temanya lantas ikut turun dari sebelah kiri.
Tubuh sigadis yang ternyata adalah Ambar tertarik keluar dengan kasar. Kakinya tertekuk ketika turun dari mobil membuat seketika gadis ini ambruk ketanah.
Jalal si pria gendut jelek secepat kilat merangkul pinggang Ambar dari belakang. Sedikit mendorong tubuh Ambar memasuki areal kebun karet, disusul teman Jalal yang lantas memegangi dua tangan Ambar nyang masih tertelungkup.
Melihat itu Jalal kemudian mengangkat dua kaki Ambar dan dua pria bertampang jelek dan sangar itu menggotong tumbuh Ambar semakin masuk ke tengah kebun.
Ambar menjerit jerit histeris. Kaki jenjangnya yang terbungkus rok panjang melejang lejang berusaha melepaskan cekalan tangan Jalal.
Setelah masuk sekitar 30 meter ke tengah kebun, Jalal dan temannya melepaskan Ambar yang tentu saja membuat gadis ini jatuh bergedebug di tanah.
Hanya sedikit rumput kecil yang tumbuh diantara rapatnya pohon karet. Daun daun kering menutupi permukaan tanah membuat Ambar tak terlalu kesakitan ketika wajahnya membentur bumi terlebih dahulu.
Dengan posisi badan masih tertelungkup Ambar merasakan rok panjangnya disingkapkan keatas. Kakinya tak berhenti menerjang kian kemari. Celana pendek jenis short ketat yang dia pakai untuk dalaman direnggut kasar. Berikut celana dalam ikut terenggut juga.
Gadis tercantik di desa Rahayu itu panik luar biasa.
Di suatu kesempatan Ambar kembali berhasil menggigit tangan teman Jalal, kali ini gigitan gadis ini sangat kuat,
Ambar merasakan asin darah di mulutnya.
Menyadari ini kedua kaki Ambar yang tadinya mulai lemas kembali menerjang membabi buta sehingga salah satu terjangan kakinya berhasil menghantam selangkangan Jalal...
Pria gendut ini spontan terjungkal kebelakang sementara rekannya yang berhasil melepas gigitan Ambar termundur mundur sampai tersandar dipohon karet menahan sakit bekas gigitan Ambar dilengannya.
Ambar melihat kesempatan ini. Secepat kilat sang gadis bangkit dan berlari kencang. Sayangnya dalam kegelapan kebun karet yang cukup rapat Ambar tak tahu kemana arah jalan besar.
Dia hanya berlari sekencang yang ia bisa. Rok panjangnya sempat menyangkut disebuah tonggak kayu tapi Ambar tak perduli. Direnggut nya keras rok kesayangan hingga robek memanjang ke atas sampai ke paha.
Kondisi rok panjang yang terbelah membuat langkah lari Ambar sedikit terhalang. Benar saja, lima meter kedepan Ambar jatuh karena kakinya keserimpet kain roknya sendiri.
Didalam panik gadis ini tak sempat berfikir panjang. Demi bisa melanjutkan lari dilepaskan nya rok panjang yang telah robek itu sehingga kini sang gadis hanya memakai celana ketat pendek diatas paha, dengan kain sejenis kaos yang tipis pula.
Baju berwarna coklat muda berjenis sweater tipis bertuliskan nama sebuah band rock luar negeri telah basah kuyup oleh keringat.
Tapi putri pak Dahlan tak perduli, jangankan baju yang basah oleh keringat, betis putihnya yang terasa perih tergores ranting semak semak dan duri tumbuhan putri malu pun tak ia perdulikan.
Tenggorokan Ambar terasa kering. Telah hampir seperempat jam dia berlari.
Sejenak ditolehkan Pandangannya kebelakang. Gadis ini sedikit lega ketika tak melihat ada bayangan orang yang mengejarnya.
Ambar tak menyadari pohon pohon disekelilingnya bukan lagi didominasi jenis pohon penghasil getah. Jalan setapak yang dilalui pun semakin mengecil dan dipenuhi rumput. Terlihat jelas jalan ini sangat jarang dilaui orang.
Tapi sang gadis yang masih dilanda kepanikan luar biasa terlalu takut untuk sekedar berhenti sejenak untuk memperhatikan perubahan suasana sekelilingnya.
15 menit lagi berlalu. Telah setengah jam Ambar berlari kencang menerobos kegelapan.
Berlahan larinya melambat. Dan tubuhnya ambruk di rerumputan.Pandangan nya berkunang kunang. Rasa haus luar biasa membuat Tenggorokan Ambar terasa sangat kering dan lengket.
Seandainya saja Jalal dan teman nya terus mengejar, mungkin Ambar tak lagi sanggup untuk berlari.
Tubuh gadis ini sudah terlalu lelah. Seperti telah mencapai ambang batas daya tahannya.
Tarikan nafasnya menimbulkan bunyi seperti orang menderita asma. Cukup lama gadis ini duduk menjelepok.
Disandarkan tubuhnya di sebuah pohon yang kemudian disadarinya pohon ini bukan pohon karet.
Ini gelam. Dan sebagai gadis desa Ambar tahu pasti pohon gelam hanya tumbuh diluar lokasi perkebunan.
Tarikan nafas kakak kandung Anin dan Asty ini mulai terasa lancar. Meski haus yang teramat sangat masih terasa, tapi setidaknya tak terasa lagi sesak didalam dada.
Ambar memperhatikan dengan seksama kedua kakinya dikeremangan malam. Kaki jenjang yang tak terlindungi apa apa itu terasa sangat perih.
Cahaya bulan separuh dilangit sebelah barat menyadarkan Ambar bahwa kakinya penuh goresan dan berdarah.
Berlahan sang gadis pun beranjak bangkit dari duduknya.
Baru dia menyadari keadaan sekeliling. Pohon pohon gelam hanya tumbuh sebatang sebatang dan berjauhan.
Sepanjang jangkauan pandangannya, hanya rumput rumput liar yang menyemak dan tumbuhan sejenis prumpung yang tumbuh sangat rapat.
Matanya menyipit memandang kebelakang. Ke tempat asal dia berlari.
Garis horison hanya menampilkan bayangan hitam memanjang dari kiri ke kanan. Mungkin itu jejeran pohon karet yang terlihat dari kejauhan.
Sangat jauh Ambar telah berlari. Dan Ambar menyadari dia berlari semakin jauh dari jalan raya. Dia telah keluar dari lokasi perkebunan karet. Ambar tak tau dimana dia berada , tapi gadis ini sadar dia sangat jauh dari pemukiman...
Bersambung....
----------------------------------
Untuk yang kesekian kalinya pagi ini Ambar cuma bisa menggosok gigi dan mencuci muka.
Setengah ember air dihadapannya tentu saja tak cukup untuk dipakai mandi.
Sudah hampir satu bulan tak turun hujan di Desa Rahayu. Desa transmigran yang tak jauh dari sebuah sungai besar di perbatasan Lampung-Sumatra selatan.
Tiga buah drum plastik berwarna biru jatah pemerintah yang dibagikan kepada seluruh warga desa sudah tinggal satu saja yang masih terisi air.
Dua drum lainnya sudah kosong sejak seminggu yang lalu.
Ambar melangkah keluar bilik mandi disamping sumur. sekilas gadis berusia 19 tahun ini sempat melihat air sumur yang cukup jernih. tapi sayang pada musim kemarau ini air sumur sama sekali tidak bisa dikonsumsi. bahkan untuk dipakai mandi pun sudah tak layak.
Desa Rahayu terletak tak jauh dari pantai timur Sumatera. kontur tanah yang berlahan gambut karena daerah itu dulunya bekas rawa rawa membuat resapan air asin mudah sekali mencapai sumur sumur warga.
Alhasil selama delapan tahun semenjak Desa mulai dihuni, hanya air hujanlah yang menjadi sumber utama kebutuhan air warga desa.
Truk milik pemerintah yang biasanya rutin masuk ke desa setiap setengah bulan sekali untuk menyuplai air bersih sudah hampir dua tahun ini tak pernah datang lagi.
Pak Dahlan ayah Ambar dulunya adalah penduduk sebuah desa besar yang cukup padat di daerah Jawa Timur. Di desa itu Pak Dahlan cuma buruh tani biasa .
penghasilan pak Dahlan muda mulai terasa tidak mencukupi untuk menghidupi keluarganya semenjak anak ketiganya lahir. sehingga pada awal tahun 1990
pak Dahlan memutuskan memboyong anak istrinya untuk mengadu nasib di tanah sumatera.
Ambar saat itu berusia 11 tahun. baru duduk di bangku Sekolah Dasar kelas V. Sementara Ardi anak tertua pak Dahlan baru saja lulus SMP.
Anin anak ketiga pak Dahlan baru berusia 3 tahun ketika untuk yang pertama kalinya keluarga pak Dahlan menginjakkan kaki ditanah Andalas.
Di lahan desa yang baru dibuka itu setiap kepala keluarga mendapatkan jatah masing-masing satu hektar lahan sawah dan tiga perempat hektar tanah yang bisa ditanami singkong dan beberapa jenis sayur mayur.
Untuk berteduh dari panas matahari dan hujan, pak Dahlan dan rekan rekan sesama transmigran mendapat satu unit rumah papan sederhana beratap seng. Rumah kecil berukuran 5x7 meter berdiri diatas lahan pekarangan seluas 25x100 meter.
Desa Rahayu berjarak 5 kilometer dari desa terdekat. Desa transmigran juga tapi lima tahun lebih dahulu dihuni.
___________
Malam gelap mulai menyelimuti Desa. Suara Adzan magrib baru saja hilang dari pendengaran. meski desa Rahayu belum dialiri listrik, tapi beberapa rumah warga terang benderang oleh lampu yang mendapat tenaga listrik dari mesin genset kecil.
Itu sebabnya Musholah di gang sebelah bisa memakai speaker untuk mengumandangkan Adzan.
.
Ambar dan adiknya Anin tengah duduk santai dibangku kayu teras rumah ketika Ratmi anak gadis tetangga sebelah yang seusia Ambar terlihat berjalan mendekat.
"Nanti nonton tipi yuk".
ajaknya ketika baru saja duduk disamping Ambar.
Ambar lantas menyadari ini malam senin.
malam yang ditunggu tunggu karena pukul setengah delapan nanti di salah satu channel tipi akan tayang film seri mak Lampir.
" Ya udah. nanti kamu jemput aku ".
Di Desa ini warga yang memiliki pesawat televisi hanya beberapa orang saja.
Rumah warga terdekat dari rumah Ambar yang memiliki benda mewah itu adalah pakde Karyo. dua gang dari rumah pak Dahlan ayah Ambar.
__________
Pukul 19.15....
Ambar dan Ratmi berboncengan sepeda jengki berdua.
Ratmi yang bertubuh sedikit pendek dan gempal mengayuh pedal sepeda didepan sementara Ambar yang jauh lebih langsing duduk menyamping di boncengan.
Sepeda yang mereka kendarai sudah mulai keluar dari gang dan berbelok kekiri sesampainya di jalan utama Desa yang dilapisi batu.
Jalan desa ini terkesan gelap karena tidak ada listrik yang menerangi.
hanya lampu lampu teplok yang dipasang oleh warga desa untuk sekedar penerangan kecil agar jalan yang cukup lebar ini tidak terlalu gelap gulita diwaktu malam.
jarak antar lampu sekitar 25 meter.
lampu teplok ini bisa bertahan dari hempasan angin karena dilindungi semacam toples kaca. dan rumah rumahan kecil yang bagian sampingnya terbuka membuat lampu ini tidak tersiram air ketika turun hujan.
Rumah rumahan pelindung lampu bertiang sebatang kayu setinggi kurang lebih satu meter setengah.
Untuk ukuran desa, keberadaan lampu lampu ini membuat suasana terasa cukup indah.
Ambar berwajah cantik jelita. hanya karna gadis ini tinggal di desa terpencil maka kecantikan wajahnya tidak se glamour wajah wajah para artis yang bersliweran di layar televisi.
Beberapa teman Ambar bahkan seringkali membanding bandingkan raut wajah Ambar dengan wajah cantik Desy Ratnasari.
Perawakan badan Ambar pun nyaris serupa dengan artis itu. hanya saya rambut Ambar lurus sepinggang, sedangkan rambut artis yang jadi bahan perbandingan itu lebih terlihat mekar bercahaya dan tebal.
Mungkin pengaruh perawatan yang mahal, sedangkan Ambar selama ini hanya merawat rambut hitamnya dengan shampoo sachetan.
Ambar sedikit memicingkan mata ketika sorot lampu sebuah mobil sangat menyilaukan berhenti didepan nya. sedangkan Ratmi nampak grogi mengendalikan sepeda nya karena mobil jenis pick up itu berhenti agak ketengah jalan.
Ratmi terpaksa berhenti dan kemudian turun menuntun sepedanya. sedangkan Ambar tidak lagi di boncengan.
Kedua gadis desa itu melangkah pelan melewati mobil.
Mobil angkutan barang memang tidak asing didesa ini. ada beberapa mobil milik para pedagang dari luar desa yang rutin keluar masuk.
Mobil pak Wahyu juragan sayur mayur yang berwarna putih.
Ada juga mobil pak Doni yang rutin setiap 3 hari sekali datang ke desa Rahayu mengangkut buah kelapa para penduduk.
Tadinya Ambar maupun Ratmi mengira sopir mobil itu adalah salah satu dari para bos itu.
Tapi lampu di kabin mobil yang cukup terang membuat kedua gadis itu sedikit bertanya-tanya.
Ambar tak mengenali dua pria didalam mobil.
"Hai cantik. ikut abang yuk". goda sang sopir ketika Ambar yang berjalan agak jauh di belakang sepeda tepat berada di samping pintu mobil.
Sementara lelaki satunya yang sekilas tadi sempat dilihat Ambar berbicara pelan dan dibalas anggukan si sopir, membuka pintu mobil sebelah kanan dan keluar menuju tempat Ambar berdiri.
Firasat Ambar tak bagus. dengan tergesa-gesa gadis manis kembang Desa ini melangkah menyusul Ratmi yang sudah cukup jauh menuntun Sepedanya.
Tapi langkah kakinya mendadak terhenti dan badan rampingnya tersentak kebelakang ketika tangan laki laki berjaket jeans biru itu menangkap pergelangan tangannya dan dengan kasar menyeret Ambar menuju mobil.
Ambar membuka mulut hendak berteriak. tapi mulut mungilnya terkunci dan wajahnya seketika memucat ketika matanya melihat suatu benda hitam ditangan lelaki itu.
Gadis itu tercekat.
sebilah golok yang cukup besar dan kelihatan berkilat terkena sinar lampu teplok di pinggir jalan terasa dingin menempel di lehernya.
Sementara Ratmi temannya sama sekali belum menyadari apa yang terjadi.
Gadis bertubuh pendek dan gempal itu justru malah sedikit pun tidak menoleh.
Dia mengira lelaki dalam mobil salam mobil itu teman Ambar. dan sejujurnya gadis ini sedikit cemburu..
Ambar sahabat nya sejak awal mendiami Desa ini sangat banyak lelaki yang menyukainya. sementara sampai saat ini Ratmi yang berusia 20 tahun belum pernah sekalipun ada pemuda yang mau bertandang kerumah nya.
Tapi keacuhan Ratmi berakhir ketika dia mendengar suara pintu mobil yang ditutup dengan keras. sontak gadis ini menoleh kebelakang.
dia tercekat..
mobil mulai berjalan berlahan dan Ambar sama sekali tak terlihat.
Dengan cepat gadis hitam manis itu menaiki sepedanya dan mengayuh cepat berusaha menyusul mobil yang mulai melaju.
Ratmi jelas panik.
tak mungkin Ambar bersedia ikut naik kemobil itu dengan sukarela.
Dan dugaan nya tepat. dia melihat tangan Ambar melambai meminta pertolongan ketika sepeda jengki nya berhasil mensejajari pintu mobil.
Seketika Ratmi berteriak keras meminta pertolongan warga. Tapi sebelum ada warga yang sempat keluar rumah, mobil itu melaju kencang menyisakan debu debu yang berterbangan.
"TOLOOONG...
AMBAR DI CULIK....!!! ".
____________
Anin berteriak histeris dan menangis setelah bisa mengartikan penjelasan Ratmi yang terbata bata.
Dalam tangis, hatinya sedikit kesal kenapa tadi tidak mau diajak kakaknya Ambar menonton TV dirumah pakde Karyo.
Sebab jika saja tadi dia ikut, bisa saja pengendara mobil itu tidak jadi kepikiran untuk menculik kakaknya karena jumlah mereka yang bertiga.
Pak Dahlan dan Ardi ditemani beberapa tetangga baru saja berangkat ke kantor polisi terdekat menumpang mobil milik pak Doni yang sejatinya besok pagi akan mengangkut buah kelapa warga desa termasuk juga kelapa milik pak Dahlan.
Pak Doni berasal dari desa sebelah. Tapi memang sudah terbiasa datang ke desa Rahayu sore sore untuk kemudian mulai memetiki buah kelapa keesokan harinya.
Biasanya malam hari pak Doni menginap dirumah pak kades, dan seperti saat kejadian tadi, beliau sedang bersenda gurau diteras rumah bersama pak kades dan istrinya saat beberapa warga dari erte 5 tiba tiba datang ke rumah pak kades dan melaporkan peristiwa penculikan yang baru saja terjadi.
________________
Ratmi yang sangat syok tampak sedang ditenangkan oleh beberapa ibu ibu yang datang, sementara bu Utari ibunya Ambar tergeletak lemah diruang tengah ditemani dua orang wanita sebayanya yang sedang memijiti kaki dan pundaknya.
Bu Utari baru saja sadar dari pingsan. Suara isaknya masih terdengar jelas.
Wanita tua ini tak menyangka hal buruk akan menimpa anak gadisnya .
Selama 8 tahun ini desa Rahayu aman aman saja. Jangankan kasus penculikan, bahkan seekor ayam pun tak pernah terdengar dicuri orang.
Seorang pemuda bernama Danang yang diam diam menyukai Ambar terlihat mondar mandir di halaman. Pemuda tanggung ini sedang berfikir keras, siapa gerangan yang membawa kabur pujaan hatinya.
Menurut informasi yang diketahuinya dari temannya yang tinggal di sebelah barat kali kecil yang membelah desa Rahayu, tadi sore memang ada sebuah mobil pick up hitam yang masuk ke desa mereka.
Tapi tak ada seorang pun yang mencurigai maksud dan tujuan pengendara mobil itu karena meski desa kecil ini jauh dari mana mana, tapi jalan penghubung antar desa sudah cukup halus dan lebar, hingga cukup banyak mobil mobil yang keluar masuk desa Rahayu.
_______________
Berjarak kurang lebih 70 km dari titik lokasi penculikan.......
Sebuah pick up hitam berlogo tiga berlian melaju kencang dijalan aspal mulus.
Terlihat 3 orang berada di kabin mobil pengangkut barang itu. Dua pria disisi kiri dan kanan, serta seorang gadis muda terhimpit ditengah tengah.
Tak ada suara pria yang terdengar. Hanya isakan kecil yang sesekali ditingkahi jeritan suara wanita yang terlihat tegang. Tangan wanita ini sibuk mendorong badan dan menahan tangan pria di samping kirinya yang sedari tadi menyelusuri setiap lekuk lekuk tubuhnya.
Wanita muda ini mendadak menegakkan tubuhnya ketika dirasakan area kewanitaan nya disentuh tangan pria untuk yang pertama kalinya. Geli bercampur perih.
Dia menjerit tertahan tapi suara jeritan nya lantas tenggelam ditimpa suara tertawa si sopir yang membahana dimalam sepi itu...
Sopir mobil bertampang jelek dan gendut itu tiba tiba menghentikan mobil di tepi jalan sedikit masuk gang kecil ditengah perkebunan karet.
Tangan kekarnya yang tadi fokus memegang setir mobil mendadak direntangkan untuk memeluk erat tubuh langsing si gadis cantik.
Tak ayal sigadis terpekik kencang. Mulut si gadis lantas menggigit kuat kuat jari tangan pria gendut yang hendak mengelus pipinya.
Kesakitan si pria kemudian membuka pintu mobil dan turun ke jalan tanah gang sempit itu, temanya lantas ikut turun dari sebelah kiri.
Tubuh sigadis yang ternyata adalah Ambar tertarik keluar dengan kasar. Kakinya tertekuk ketika turun dari mobil membuat seketika gadis ini ambruk ketanah.
Jalal si pria gendut jelek secepat kilat merangkul pinggang Ambar dari belakang. Sedikit mendorong tubuh Ambar memasuki areal kebun karet, disusul teman Jalal yang lantas memegangi dua tangan Ambar nyang masih tertelungkup.
Melihat itu Jalal kemudian mengangkat dua kaki Ambar dan dua pria bertampang jelek dan sangar itu menggotong tumbuh Ambar semakin masuk ke tengah kebun.
Ambar menjerit jerit histeris. Kaki jenjangnya yang terbungkus rok panjang melejang lejang berusaha melepaskan cekalan tangan Jalal.
Setelah masuk sekitar 30 meter ke tengah kebun, Jalal dan temannya melepaskan Ambar yang tentu saja membuat gadis ini jatuh bergedebug di tanah.
Hanya sedikit rumput kecil yang tumbuh diantara rapatnya pohon karet. Daun daun kering menutupi permukaan tanah membuat Ambar tak terlalu kesakitan ketika wajahnya membentur bumi terlebih dahulu.
Dengan posisi badan masih tertelungkup Ambar merasakan rok panjangnya disingkapkan keatas. Kakinya tak berhenti menerjang kian kemari. Celana pendek jenis short ketat yang dia pakai untuk dalaman direnggut kasar. Berikut celana dalam ikut terenggut juga.
Gadis tercantik di desa Rahayu itu panik luar biasa.
Di suatu kesempatan Ambar kembali berhasil menggigit tangan teman Jalal, kali ini gigitan gadis ini sangat kuat,
Ambar merasakan asin darah di mulutnya.
Menyadari ini kedua kaki Ambar yang tadinya mulai lemas kembali menerjang membabi buta sehingga salah satu terjangan kakinya berhasil menghantam selangkangan Jalal...
Pria gendut ini spontan terjungkal kebelakang sementara rekannya yang berhasil melepas gigitan Ambar termundur mundur sampai tersandar dipohon karet menahan sakit bekas gigitan Ambar dilengannya.
Ambar melihat kesempatan ini. Secepat kilat sang gadis bangkit dan berlari kencang. Sayangnya dalam kegelapan kebun karet yang cukup rapat Ambar tak tahu kemana arah jalan besar.
Dia hanya berlari sekencang yang ia bisa. Rok panjangnya sempat menyangkut disebuah tonggak kayu tapi Ambar tak perduli. Direnggut nya keras rok kesayangan hingga robek memanjang ke atas sampai ke paha.
Kondisi rok panjang yang terbelah membuat langkah lari Ambar sedikit terhalang. Benar saja, lima meter kedepan Ambar jatuh karena kakinya keserimpet kain roknya sendiri.
Didalam panik gadis ini tak sempat berfikir panjang. Demi bisa melanjutkan lari dilepaskan nya rok panjang yang telah robek itu sehingga kini sang gadis hanya memakai celana ketat pendek diatas paha, dengan kain sejenis kaos yang tipis pula.
Baju berwarna coklat muda berjenis sweater tipis bertuliskan nama sebuah band rock luar negeri telah basah kuyup oleh keringat.
Tapi putri pak Dahlan tak perduli, jangankan baju yang basah oleh keringat, betis putihnya yang terasa perih tergores ranting semak semak dan duri tumbuhan putri malu pun tak ia perdulikan.
Tenggorokan Ambar terasa kering. Telah hampir seperempat jam dia berlari.
Sejenak ditolehkan Pandangannya kebelakang. Gadis ini sedikit lega ketika tak melihat ada bayangan orang yang mengejarnya.
Ambar tak menyadari pohon pohon disekelilingnya bukan lagi didominasi jenis pohon penghasil getah. Jalan setapak yang dilalui pun semakin mengecil dan dipenuhi rumput. Terlihat jelas jalan ini sangat jarang dilaui orang.
Tapi sang gadis yang masih dilanda kepanikan luar biasa terlalu takut untuk sekedar berhenti sejenak untuk memperhatikan perubahan suasana sekelilingnya.
15 menit lagi berlalu. Telah setengah jam Ambar berlari kencang menerobos kegelapan.
Berlahan larinya melambat. Dan tubuhnya ambruk di rerumputan.Pandangan nya berkunang kunang. Rasa haus luar biasa membuat Tenggorokan Ambar terasa sangat kering dan lengket.
Seandainya saja Jalal dan teman nya terus mengejar, mungkin Ambar tak lagi sanggup untuk berlari.
Tubuh gadis ini sudah terlalu lelah. Seperti telah mencapai ambang batas daya tahannya.
Tarikan nafasnya menimbulkan bunyi seperti orang menderita asma. Cukup lama gadis ini duduk menjelepok.
Disandarkan tubuhnya di sebuah pohon yang kemudian disadarinya pohon ini bukan pohon karet.
Ini gelam. Dan sebagai gadis desa Ambar tahu pasti pohon gelam hanya tumbuh diluar lokasi perkebunan.
Tarikan nafas kakak kandung Anin dan Asty ini mulai terasa lancar. Meski haus yang teramat sangat masih terasa, tapi setidaknya tak terasa lagi sesak didalam dada.
Ambar memperhatikan dengan seksama kedua kakinya dikeremangan malam. Kaki jenjang yang tak terlindungi apa apa itu terasa sangat perih.
Cahaya bulan separuh dilangit sebelah barat menyadarkan Ambar bahwa kakinya penuh goresan dan berdarah.
Berlahan sang gadis pun beranjak bangkit dari duduknya.
Baru dia menyadari keadaan sekeliling. Pohon pohon gelam hanya tumbuh sebatang sebatang dan berjauhan.
Sepanjang jangkauan pandangannya, hanya rumput rumput liar yang menyemak dan tumbuhan sejenis prumpung yang tumbuh sangat rapat.
Matanya menyipit memandang kebelakang. Ke tempat asal dia berlari.
Garis horison hanya menampilkan bayangan hitam memanjang dari kiri ke kanan. Mungkin itu jejeran pohon karet yang terlihat dari kejauhan.
Sangat jauh Ambar telah berlari. Dan Ambar menyadari dia berlari semakin jauh dari jalan raya. Dia telah keluar dari lokasi perkebunan karet. Ambar tak tau dimana dia berada , tapi gadis ini sadar dia sangat jauh dari pemukiman...
Bersambung....