Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mabataki ~ Kisah hidup di negara orang

Chapter 14

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba juga, yaitu event hanami. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Hanami adalah event melihat bunga (utamanya bunga sakura) mekar, biasanya dilakukan di tempat-tempat seperti taman yang banyak pohon sakura dan ada tanah lapangnya. Acara ini menjadi semacam acara piknik dan sebagai tempat untuk saling mendekatkan diri dengan yang lain. Kenapa hal ini menjadi sesuatu yang spesial? Karena bunga sakura itu biasanya cuma mekar selama beberapa hari, mungkin cuma seminggu sebelum akhirnya gugur lagi.

Pada hari yang ditentukan, para mahasiswa berkumpul di sekolah pagi-pagi sebelum berangkat ke taman bersama-sama sehingga terasa seperti rombongan pariwisata. Jarak antara sekolah dan taman kota kira-kira setengah jam, jadi tidak terlalu lama dan kami berjalan kaki bersama-sama. Aku dan kawan-kawan seperjuangan masih mencoba untuk menghafal naskah sampai menit-menit terakhir. Walaupun naskahnya sendiri tidak terlalu panjang karena memang cuma pertunjukan pendek, tetap saja untuk kami-kami yang awam soal dunia akting hal ini merupakan sebuah tantangan yang cukup berat.

Taman Kota Kieda tujuan kami ini sangat luas karena merupakan kompleks bekas istana. Jadi masih ada istana yang berdiri megah di sini walaupun sekarang sudah tidak terpakai lagi dan hanya menjadi objek sejarah sekaligus museum. Walaupun sudah ada sejak Sengoku Jidai, kompleks kastil ini masih nampak megah, di sekitar kastil ini ada semacam sungai atau parit, kuil dan juga taman luas yang terbagi-bagi menjadi beberapa bagian.

Untuk acara kali ini, para mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Perwakilan tiap kelompok akan mengambil undian dan mereka akan tampil di hadapan 4-6 kelompok yang lain. Ya, walaupun ini adalah event tingkat sekolah, kita bukan tampil di hadapan seluruh siswa dan guru, melainkan hanya sebagian kecil. Untuk acara yang tampil di hadapan seluruh sekolah nanti akan ada semacam festival di akhir tahun, tapi entah lah ya, itu cerita untuk lain kali.

Singkat cerita, kelompok kami akan tampil di hadapan 5 kelompok yang lain dari berbagai jurusan. Aku melihat ada Roberto di salah satu kelompok. Kelompok kami tampil di urutan nomor dua. Pada saat giliran kami tiba, Toru menjadi MC yang membuka pertunjukan kami dan memperkenalkan anggota kelompok.

Kira-kira beginilah pertunjukan kami berlangsung.
Pemeran:
Toru sebagai Raja Charles
Hana sebagai Putri Lucie
Azmi sebagai Tarquis
Elvi sebagai Pangeran Robert
Mei sebagai Serena

Jaman dahulu kala, di sebuah kerajaan terdengar sebuah cekcok antara ayah dan anak.
Raja Charles: "Lucie, Ayah sudah menjodohkanmu dengan pangeran dari kerajaan tetangga! Sudahilah sikap kekanak-kanakanmu itu dan bersikaplah seperti seharusnya seorang putri bersikap!"
Putri Lucie: "Tidak, Aku tidak mau!"
Raja Charles: "Ayah tidak mau tau Pangeran Robert akan datang ke sini dalam seminggu."
Putri Lucie: "Tapi..."
Namun Sang raja sama sekali tidak mengindahkan kata-kata Sang putri, Ia pun dengan mata berkaca-kaca lari kembali ke kamarnya.

~ Kamar sang putri ~
Serena: "Ada apa, tuan putri, kenapa anda bersedih seperti itu?"
Putri Lucie: "Aku dijodohkan oleh ayahku sendiri, aku tidak mau. Aku lebih baik kabur daripada harus dijodohkan seperti itu"
Benar saja, malam itu, sang putri kabur ke luar istana seorang diri. Namun naas, karena dia tidak terlalu mengerti tentang jalanan kota, dia tersesat dan berakhir di daerah pemukiman kumuh. Mulai kehilangan harapan, Ia duduk sambil menangis, saat itulah seseorang melihatnya. Dia adalah seorang pemburu harta karun, melihat seorang gadis cantik yang menangis seorang diri di tengah jalan, Ia pun menghampirinya.
Tarq: "Hai gadis cantik, ada apakah gerangan?"
Dari situ mereka saling berkenalan, tentu saja Putri Lucie tidak mengaku sebagai seorang keluarga kerajaan, tapi Tarquis masih bersikap baik padanya.
Selama beberapa hari, Putri Lucie mengikuti kemanapun Tarquis pergi, walaupun Tarquis tidak tahu apa maksudnya tapi dia tidak menolak bahkan keduanya semakin dekat dalam waktu yang singkat, sampai hari sang pangeran dari negeri tetangga datang. Tentu saja selama itu pula seluruh istana geger karena sang putri menghilang.

Adegan terakhir
"Wahai tuan putriku, bolekah diri ini memberikan jiwa dan raga ini untuk menjagamu?"
, aku bersimpuh di hadapan Hana, tanganku menggenggam tangannya yang hangat itu. Ia mengangguk pelan dengan sebuah senyuman, Aku pun mencium punggung tangannya sebelum memeluknya erat. Kami berpelukan selama beberapa detik, di hadapan murid-murid yang lain. Wangi buah yuzu yang khas semerbak tercium dari badannya.
Setelah melepasnya, aku sekilas melihat bibirnya yang berkilat itu, tapi tidak! Ciuman tidak ada di skrip, jadi aku langsung menyadarkan diriku dan berjalan ke arah Elvi yang sejak tadi berdiri di sana. Aku langsung menarik pedang yang ada di pinggangku.
"Kemarilah sayangku, pesta pernikahan kita sudah menunggu", kata Elvi dalam perannya sebagai Pangeran Robert.
"Langkahi dulu mayatku!", Ku tarik pedang kayu yang ada di pinggangku. Elvi juga menarik pedang kayu yang ada di pinggangnya.
Kami pun beradu pedang selama beberapa detik sebelum Elvi menusukkan pedang kayunya melalui ketiakku, jadi seolah pedangnya menembus badanku, dan aku pun menjatuhkan diriku ke tanah.
Elvi dengan congkaknya melangkahi tubuhku dan memegang tangan Hana. Menurut naskah, Elvi akan memaksa mencium Hana dengan Toru membawa kertas bertuliskan The End untuk menutupi ciuman pura-pura itu. Dan benar saja semuanya berjalan sesuai rencana dengan Toru keluar membawa tulisan The End begitu wajah Hana dan Elvi sudah sangat dekat.
Tapi aku melihat sesuatu yang lain, dari posisiku sekarang aku bisa melihat Elvi benar-benar mencium bibir Hana, Hana pun sedikit nampak kaget. Terlihat senyuman puas dari wajah Elvi. Dari semua penonton sepertinya hanya aku yang melihat adegan ciuman itu secara jelas, Mei dan Toru pun tidak melihatnya karena mereka menghadap ke arah penonton.
Suara tepuk tangan terdengar riuh, dan dengan cepat wajah Hana kembali dari wajah kaget menjadi wajah tersenyum. Kami semua berbaris dan menunduk ke arah penonton sebelum kembali duduk di antara penonton.
Setelah semua pertunjukkan hari itu berakhir, aku berbisik kepada Hana, "Kamu gapapa?"
Dia sedikit kaget dengan pertanyaanku, tapi dia menjawab "Aku butuh hiburan, kamu datang ya ke rumahku malam nanti"

Tanpa menunggu jawaban, dia langsung pergi meninggalkanku.


Mulustrasi
ME5C1CP_t.jpg

Hana​
ME5GR2A_t.jpg

Elvi​
ME5GR2C_t.jpg

Mei​
ME5GR2E_t.jpg

Toru​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd