Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 160 – Namaku Citra..!!

Episode Hansip yang Kesepian

Kisah ini terjadi ketika aku masih SMA.. ketika itu umurku masih 18 tahun.
Waktu itu rambutku masih sepanjang sedada dan hitam.. –sekarang sebahu lebih dan sedikit merah..–

Semasa di SMA aku termasuk sebagai anak yang menjadi incaran para cowok.
Tubuhku cukup proporsional untuk seusiaku dengan buah dada yang sedang tapi kencang.

Serta pinggul yang membentuk.. pinggang dan perutku pun ukurannya pas karena rajin olahraga.
Ditambah lagi kulitku yang putih mulus ini.
-----oOo-----

Kurang lebih 2 bulan sejak bang Tohir supirku..
–Baca: Kenangan Bersama Supirku dan Kenangan Lain Bersama Supirku..–
mengundurkan diri untuk menemani istrinya yang menjadi TKW di Timur Tengah.

Pagi hari itu aku bangun pagi sekali. Saat itu aku tengah disibukkan belajar untuk persiapan UMPTN.
–Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri..–

Nah.. karena nggak bisa tidur lagi.. aku memutuskan untuk olahraga pagi.
Biasa.. untuk menjaga stamina tubuhku.. aku selalu senam sendiri di rumahku..
selain halaman belakang rumahku yang luas.. papa juga menyediakan satu ruangan yang dilengkapi peralatan fitness.

Aku mengenakan kausku yang paling enak dipakai dan yang dapat menyerap keringat.
Kausku santai sekali.. berlengan pendek sebatas pangkal lengan.. dengan belahan dada yang rendah.

Sampai-sampai gumpalan buah dadaku yang gempal itu nampak tersembul keluar..
meski pun bila aku sedang berdiri tegak.. apalagi kalo menunduk..!! Hihihi..

Meski pun tanpa disanggah oleh BH pun.. bentuk buah dadaku tetap indah dan menantang.
Untung kausku tidak ketat.. karena kalau ketat bakal malah menonjolkan buah dadaku ini.

Aku nggak memakai BH.. karena aku agak gerah dengan BH ku yang mulai terasa kekecilan itu.
Juga aku belum sempat untuk membeli BH baru dengan ukuran yang pas..
Sementara buah dadaku udah semakin besar.. hanya dalam beberapa bulan saja.. entah kenapa.

Kupakai celana pendek yang agak ketat.
Saking pendeknya.. sampai-sampai pada saat aku berdiri tegak pun..
buah pantatku yang bulat itu nampak tersembul indah dan sexy. Bisa membayangkan..? He..he..he..

Selesai olahraga di ruang gym.. aku ambil sepedaku dan mulai bersepeda di kompleksku yang masih sepi itu.
Saat itu kurang lebih pukul 05.10 pagi.. suasana masih agak dingin.

Masih gelap.. hanya diterangi dengan penerangan lampu jalan saja.
Di tikungan jalan.. beberapa blok dari rumahku.. ada pos Hansip yang agak gelap..
Karena bola lampunya yang mungkin hanya 20 watt saja.

Di sana ada seorang Hansip yang sedang tidur-tidur an.
Hansip itu terlihat masih muda sekali.. menurutku kurang lebih baru berusia 19 tahun.. mungkin.

Tubuhnya yang kurus itu terbungkus pakaian seragam Hansip hijau dan terbalut sarung aja.
Wajahnya jelek sekali.. dengan giginya yang agak tongos.. matanya bundar besar tapi agak ngantuk.

Tuing.. tuing..!! Tiba-tiba Timbul niat isengku untuk menggodanya.
Sambil bersepeda.. dari jauh kutarik kausku agar lebih ke depan.. agar susuku lebih nampak jelas.

Karena sepedaku adalah sepeda balap.. jadi aku harus menunduk apabila aku memegang stangnya.
Jadi .. ya bayangin sendiri gimana tampaknya. Hihihihih..

Kuhentikan sepedaku di depan pos-nya dan berpura-pura kecapaian.
”Pagi bang. Koq tiduran bang..? Hayooo.. nggak jaga yaa..?” Sapaku.
”Eh.. pagi non..” sahutnya sambil menguap.

Dia lantas bangkit duduk dan mengarahkan pandangannya kepadaku.
Matanya tertumbuk pada susuku yang nampak jelas sekali disela-sela belahan kausku yang lebar itu.

Seketika dia langsung terbelalak. ”Ehh.. anu non.. ketiduran.. capek..” katanya tergagap karena kaget..
dan matanya yang membelalak tetap tertuju pada dua gumpalan susuku itu.

Buah dadaku tergantung dan putingnya yang mungil indah itu mencuat indah.
“Ya.. kenapa non..? Ada yang bisa dibantu..?” Tanyanya sambil menelan ludah.

Aku menjawab.. ”Anu bang.. aku tadi terjatuh dan punggungku serta pantatku sakit sekali sekarang.
Ngg.. bisa bantu pijit nggak bang..?” Godaku.

Dia memperhatikan aku dengan seksama.. seperti orang yang sedang menilai-nilai.
Aku yakin.. belum pernah dalam hidupnya dimintai tolong cewek cantik kayak aku.

Wajah cantik.. bahkan bisa dibilang cantik sekali.. kulitnya juga putih bersih.. mulus.. keturunan chinese.
Tubuhnya masih kecil.. tapi pinggulnya udah membentuk indah sekali.. seperti gadis umur 20-an.

Pantatnya bulat sempurna. Waah.. apalagi susunya itu..!!
Daritadi dia memperhatikan susuku.
Itu susu bukan main indahnya.. bergelantung dan putingnya mendongak dengan pongahnya.

Begitu mungkin dia berpikir dan menilai-nilai penampilan diriku saat itu.. hihihihi..
Apalagi kulihat dia tak lepas memandang dan memperhatikan susuku terus.

Sambil menengok ke sekelilingnya.. untuk melihat keadaan.. dia lalu berkata..
”Mari non.. duduk di dalam sini.. biar aku pijitin..”

Maka tanpa ragu kuletakkan sepedaku di pinggir pos lalu aku masuk ke dalam pos ukuran 2 x 2 meter itu.
Saat berdiri.. kuperhatikan dia melihat puting susuku menonjol dari balik kausku..
semakin menampakkan keindahan susuku.

Susuku yang gempal.. bonggolnya yang besar.. putih mulus. Kulihat saat itu penisnya udah ngaceng berat.
Wuaahh.. asyikk..!! Pikirku mesum. Aku mulai memikirkan penis itu dalam genggamanku.. dan..

Di dalam pos.. aku duduk di sampingnya sambil membelakanginya. Kuarahkan punggungku.
Dia dengan terampil mulai memijiti punggungku.. tapi tidak lama.

Dia mulai mengarahkan pijitannya ke bongkahan pantatku.
Katanya.. ”Agak nungging dikit non.. aku nggak bisa mijit kalo non duduk..”

Aku lantas mengubah posisiku. Kutunggingkan pantatku ke arahnya.
Tapi dia bukannya memijit.. malah melorotkan celanaku.. plus celana dalamku juga.

Tanpa ba-bi-bu.. dia mulai menciumi pantatku.. diciuminya vaginaku yang terbuka itu dengan mulutnya.
'Non pengen aku begini kan .. mmmhhh..?” Katanya berani..

Aku cuman mendesis-desis nikmat..
”Aauuuhh.. emmmh.. ehhh, mmhhh.. iya baanng.. jilatin vaginaku bang.. aku lagi pengen banget niihhh..”

Dia semakin berani memasukkan lidahnya ke vaginaku. Aku semakin geli dibuatnya.
Dia bangkit sebentar.. lalu.. dengan sekali putar.. dia padamkan satu-satunya lampu di dalam pos itu.
Khawatir ada yang lewat dan melihat kami di dalam pos itu.

Dia melanjutkan aksinya. Sekarang dia mulai meremas-remas susuku yang dari tadi diincarnya.
Kausku dilepasnya dengan cepat. Aku menjadi telanjang bulat.. tanpa sehelai benang pun.
Ya.. di dalam pos Hansip.. di pinggir jalan kompleks rumahku sendiri.

Dia mulai melepasi pakaiannya sendiri. Ternyata dia hanya memakai kemeja seragam.
Di balik sarungnya dia tidak mengenakan apa pun.

Di keremangan cahaya lampu jalan.. terlihat olehku penisnya yang udah ngaceng keras sekali.
Hitam.. mengacung ke atas.. dengan otot-ototnya yang melingkar-lingkar.
Ughhhh..!! Aku terkesima melihat penis yang hitam itu.

Dia membalik tubuhku kemudian ditelentangkan di atas dipan.
Lalu dia berbaring miring di dipan.. dan penisnya diarahkan ke wajahku..
Sambil wajahnya sendiri mengarah ke vaginaku. Lantas ia menyuruhku menggengam penisnya..

”Ayo non.. kamu masukkan penisku ke dalam mulutmu itu.. jilati dan isap.. cicipi kontolku ini..”
Katanya sembari dia sendiri kembali mengaduk-aduk vaginaku dan lubangnya dengan lidahnya.

Clapp..!! Sambil kugenggam.. perlahan kumasukkan batang penisnya ke dalam mulutku..
Lalu mulai mengemotnya.. sementara tanganku mengocok-ngocok penisnya yang tidak terjilat.

”Aaahhh.. ahhhahhhh.. ennaaakkk..” dia menikmati permainan lidahku.
Sementara vaginaku juga kurasa geli karena lidahnya.

Namun kelihatannya dia nggak mau lama-lama.. dia ingin permainan yang lebih dalam.
Tubuhku kemudian digendongnya.. diangkat dan ditempelkan ke dinding pos.

Kedua lengannya menyanggah kedua kakiku dengan kedua lututku terlipat.
Otomatis kedua paha dan vaginaku jadi terbuka lebar.

Lantas.. dengan posisi tubuhku digendongnya seperti itu.. beberapakali digesekkannya ujung penisnya.
Setelah itu dia pun mulai menancapkan penisnya ke vaginaku.. Ssslluuuppphhh.. Jlebbb..!!

'Adduhh.. aduuhh baaaanng.. enaak sekaliiii.. terusss baaaang.. terusssiinn.. lebih dalaaaammm..
Lebih dalaam lagii..!!” Teriakku nikmat.. sambil menjepit pinggangnya dengan kakiku.

Ughhhh..!! Penisnya terasa menancap dalam sekali dengan posisiku seperti itu.

”Aakkhhh.. aduuh.. memekmu enaak sekali nnooonnn..!! Oughh..!! Seemmmpiiit.. bangeetthh..!!”
Serunya sambil menambah kekuatan hujaman penisnya.

Sementara penisnya keluar masuk dengan keras mantabnya.. tanganku memeluk kepalanya.
Kupeluk erat dan kusodorkan susuku untuk dilumatnya.

Ohhh.. Indah sekali pemandangan di dalam pos itu.
Tubuhku terus didesaknya ke dinding pos itu sambil penisnya menancap di vaginaku..

Mulutnya mengulum puting susuku sampai kemerah-merahan.
–Itu baru kuketahui saat aku mandi dan bebersih di rumah..–

“Assppp.. ssppphh..!!” Seluruh buah dadaku dijilatinya.. putingku dilumatnya.. digigiti dengan gemasnya.
Kelihatannya dia benar-benar mengagumi buah dadaku.. mulutnya bergantian mengulum kedua susuku.

Tidak lama kemudian dia mendesis di telingaku..
”Aduuh.. adduuhh.. aakkuu .. mm ..aauu.. keluarrrr nnnnooooo..oonn..”

Aku juga tak mau ketinggalan.. ”Hhhkkh.. mmhh.. sssshhh.. aakkuu juggaa baangg..
Jangan keluarin di..dalamm.. yaa.. banng.. jangaan.. di..d-dalam yyaaaaaa .. aaaaakkkhhhhh..!!”

Tubuhku menegang..!! Srrr.. srrrrr.. srrrrr..!! Aku mengeluarkan cairanku dengan kenikmatan yang luar biasa.
Tapi kelihatannya dia nggak ada niatan untuk mencabut penisnya dari vaginaku.

Crutt.. cruutt.. cruttt.. crutt..!! Sebab aku merasakan semburan pejuhnya di dalam vaginaku.
Aaakkkhhh.. aakkkhhh.. nnnhhh.. hhkkk.. udaahh keeluuaarr.. nooonn..!!”

Aku melihat si Hansip itu menikmati sekali semburan pejuhnya di dalam vaginaku.
Dia kelihatan sangat menikmati setiap lekuk tubuhku..
Dia tak henti-hentinya meremas-remas buah dadaku yang gempal itu.

“M-maapin abang ya non.. tadi abang nggak sempat ngeluarin.. nggak apa-apa ya..?”
Tanyanya sambil mesem-mesem dan cengengesan.

Sial..!! Kupikir. Enak aja bilang nggak sempat. Dasar..!!
”Iya udah deh.. kan udah telanjur juga..” sahutku agak dongkol.

Setelah itu dia terbaring lemas.. tanpa sehelai benang pun di tubuhnya..
sambil tangannya tetap menggenggan buah dadaku. Penisnya udah terjulai lemas..

Katanya.. ”Eeemmhhh.. non.. enak sekali memekmu itu.
Aku belum pernah ngerasain memek anak gedongan yang kaya.. keturunan lagi.
Hmm.. Kapan non bakal bersepeda pagi lagi..?”

Jawabku.. ”Hhmm.. enak yah..? Penismu itu juga enak bang.. tapi aku nggak mau sering-sering beginian.
Ntar aku bisa hamil kalo pejuhmu selalu keluar di dalam vaginaku ini.
Gini aja.. kalo aku pengen ngerasain penismu lagi.. aku akan datang ke sini lagi.
Tapi lain kali kalo keluarin pejuhmu jangan di dalam yah..!!” Ketusku tegas.

“Baik deh non.. tapi keluarinnya di mana dong..?
Habis lebih enak kalo keluarnya di dalam.. sambil goyang gitu..” tanyanya tolol.

'Ya udah.. lain kali keluarin pejuhmu di dalam mulutku aja.. biar aku nggak hamil.
Lagian aku suka ngerasain pejuh di dalam mulutku koq..” jawabku enteng.

Si Hansip muda itu hanya terbelalak dan kulihat penisnya mulai ngaceng lagi.
Setelah beres-beres dan bebenah.. aku cepat-cepat keluar dari pos itu.

Pikirku.. lebih baik aku cepat-cepat angkat kaki dari sini.. sebelum aku digarapnya lagi.
Bisa hamil gue kalo gini caranya. Hihihihi..

Aku pun lantas mengenakan kembali pakaianku dan melanjutkan bersepeda lagi.
Seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

Dalam hati aku berpikir..
Andaikata dihitung.. udah berapa penis yang pernah masuk ke vaginaku ini..?

Udah berapa orang yang telah menikmati tubuhku ini..?
Hmmm.. aku makin pengen mencoba penis-penis yang lain.

Aku menikmati sekali ngentot dengan orang yang belum pernah aku kenal sebelumnya.
Bahkan yang namanya pun aku tidak tau. (. ) ( .)
------------------------------------------oOo----------------------------------------
 
Terakhir diubah:
:perang: Serangan Hajarrrrr.. eh.. Fajaarrrrrr..!!

Ntuh Nubi posting 'sedikt' Episode Cerita 160..

Sialkan dikenyot .. :nenen: n KEEP SEMPROT..!!
 
------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 160 – Namaku Citra..!!

Episode Hansip yang Kesepian

Kisah ini terjadi ketika aku masih SMA.. ketika itu umurku masih 18 tahun.
Waktu itu rambutku masih sepanjang sedada dan hitam.. –sekarang sebahu lebih dan sedikit merah..–

Semasa di SMA aku termasuk sebagai anak yang menjadi incaran para cowok.
Tubuhku cukup proporsional untuk seusiaku dengan buah dada yang sedang tapi kencang.

Serta pinggul yang membentuk.. pinggang dan perutku pun ukurannya pas karena rajin olahraga.
Ditambah lagi kulitku yang putih mulus ini.
-----oOo-----

Kurang lebih 2 bulan sejak bang Tohir supirku..
–Baca: Kenangan Bersama Supirku dan Kenangan Lain Bersama Supirku..–
mengundurkan diri untuk menemani istrinya yang menjadi TKW di Timur Tengah.

Pagi hari itu aku bangun pagi sekali. Saat itu aku tengah disibukkan belajar untuk persiapan UMPTN.
–Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri..–

Nah.. karena nggak bisa tidur lagi.. aku memutuskan untuk olahraga pagi.
Biasa.. untuk menjaga stamina tubuhku.. aku selalu senam sendiri di rumahku..
selain halaman belakang rumahku yang luas.. papa juga menyediakan satu ruangan yang dilengkapi peralatan fitness.

Aku mengenakan kausku yang paling enak dipakai dan yang dapat menyerap keringat.
Kausku santai sekali.. berlengan pendek sebatas pangkal lengan.. dengan belahan dada yang rendah.

Sampai-sampai gumpalan buah dadaku yang gempal itu nampak tersembul keluar..
meski pun bila aku sedang berdiri tegak.. apalagi kalo menunduk..!! Hihihi..

Meski pun tanpa disanggah oleh BH pun.. bentuk buah dadaku tetap indah dan menantang.
Untung kausku tidak ketat.. karena kalau ketat bakal malah menonjolkan buah dadaku ini.

Aku nggak memakai BH.. karena aku agak gerah dengan BH ku yang mulai terasa kekecilan itu.
Juga aku belum sempat untuk membeli BH baru dengan ukuran yang pas..
Sementara buah dadaku udah semakin besar.. hanya dalam beberapa bulan saja.. entah kenapa.

Kupakai celana pendek yang agak ketat.
Saking pendeknya.. sampai-sampai pada saat aku berdiri tegak pun..
buah pantatku yang bulat itu nampak tersembul indah dan sexy. Bisa membayangkan..? He..he..he..

Selesai olahraga di ruang gym.. aku ambil sepedaku dan mulai bersepeda di kompleksku yang masih sepi itu.
Saat itu kurang lebih pukul 05.10 pagi.. suasana masih agak dingin.

Masih gelap.. hanya diterangi dengan penerangan lampu jalan saja.
Di tikungan jalan.. beberapa blok dari rumahku.. ada pos Hansip yang agak gelap..
Karena bola lampunya yang mungkin hanya 20 watt saja.

Di sana ada seorang Hansip yang sedang tidur-tidur an.
Hansip itu terlihat masih muda sekali.. menurutku kurang lebih baru berusia 19 tahun.. mungkin.

Tubuhnya yang kurus itu terbungkus pakaian seragam Hansip hijau dan terbalut sarung aja.
Wajahnya jelek sekali.. dengan giginya yang agak tongos.. matanya bundar besar tapi agak ngantuk.

Tuing.. tuing..!! Tiba-tiba Timbul niat isengku untuk menggodanya.
Sambil bersepeda.. dari jauh kutarik kausku agar lebih ke depan.. agar susuku lebih nampak jelas.

Karena sepedaku adalah sepeda balap.. jadi aku harus menunduk apabila aku memegang stangnya.
Jadi .. ya bayangin sendiri gimana tampaknya. Hihihihih..

Kuhentikan sepedaku di depan pos-nya dan berpura-pura kecapaian.
”Pagi bang. Koq tiduran bang..? Hayooo.. nggak jaga yaa..?” Sapaku.
”Eh.. pagi non..” sahutnya sambil menguap.

Dia lantas bangkit duduk dan mengarahkan pandangannya kepadaku.
Matanya tertumbuk pada susuku yang nampak jelas sekali disela-sela belahan kausku yang lebar itu.

Seketika dia langsung terbelalak. ”Ehh.. anu non.. ketiduran.. capek..” katanya tergagap karena kaget..
dan matanya yang membelalak tetap tertuju pada dua gumpalan susuku itu.

Buah dadaku tergantung dan putingnya yang mungil indah itu mencuat indah.
“Ya.. kenapa non..? Ada yang bisa dibantu..?” Tanyanya sambil menelan ludah.

Aku menjawab.. ”Anu bang.. aku tadi terjatuh dan punggungku serta pantatku sakit sekali sekarang.
Ngg.. bisa bantu pijit nggak bang..?” Godaku.

Dia memperhatikan aku dengan seksama.. seperti orang yang sedang menilai-nilai.
Wajah cantik.. bahkan bisa dibilang cantik sekali.. kulitnya juga putih bersih.. mulus.. keturunan chinese.

Tubuhnya masih kecil.. tapi pinggulnya udah membentuk indah sekali.. seperti gadis umur 20-an.
Pantatnya bulat sempurna. Waah.. apalagi susunya itu..!! Daritadi dia memperhatikan susuku.

Itu susu bukan main indahnya.. bergelantung dan putingnya mendongak dengan pongahnya.
Kulihat dia tak lepas memandang dan memperhatikan susuku terus.

Mohon maaf sebelumnya, hu.

Saya agak kebingungan baca beberapa bagian dari kisah ini. POV-nya loncat2..

Lainnya? Tetep....
👍👍👍👍
 
Mohon maaf sebelumnya, hu.

Saya agak kebingungan baca beberapa bagian dari kisah ini. POV-nya loncat2..

Lainnya? Tetep....
👍👍👍👍
:beer: Siaaaappp.. my bad.. brada..

Nubi 'terlewat' membedakan POV.
Btw udah Nubi benahin.

Trims koreksinya brada..
 
------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 160 – Namaku Citra..!!

Episode Selingkuh Balas Selingkuh

Kisah ini
terjadi beberapa tahun yang lalu.
Yaitu ketika aku masih umur 22 tahun.. dan masih kuliah di tahun ketiga.

Dalam libur Natal selama seminggu.. sepupu jauhku.. –anak dari sepupu mamaku..– dari Semarang..
datang berkunjung ke sini untuk menghadiri undangan pernikahan sekalian mengisi liburan.

Namanya Yessica.. dia lebih muda dua tahun dariku dan sedang kuliah tahun kedua di sebuah PTS di kotanya.
Setelah lama tidak bertemu, hampir tujuh tahunan aku sendiri agak pangling ketika menjemputnya di bandara.

Soalnya penampilannya sudah jauh berbeda.
Dia yang dulunya pemalu dan konservatif.. kini telah menjadi seorang gadis belia yang modis dan mempesona setiap pria.

Tubuhnya putih langsing dengan perut rata.. rambutnya juga hitam panjang seperti gadis Sunsilk.
Dia tiba di sini sekitar pukul tujuh malam.. dari Bandara aku langsung mengajaknya makan malam di sebuah kafe.

Ternyata dia enak juga diajak ngobrol.. karena kami sama-sama cewek gaul.
Padahal waktu kecil dulu kami tidak terlalu cocok.. karena waktu itu dia agak tertutup.

Keesokan harinya aku mengajaknya jalan-jalan menikmati kota Jakarta..
serta sempat berkenalan dengan Ratna dan cowoknya.. yang kebetulan bertemu waktu lagi shopping di TA.

Royal juga saudaraku yang satu ini.. belanjaannya banyak.. dan semuanya bermerek.
Aku saja sampai geleng-geleng kepala melihatnya.

Malamnya.. sepulang dari undangan yang diadakan di sebuah restoran mewah di ibukota.
Aku langsung menjatuhkan diri ke kasur.. setelah melepaskan gaun pestaku dan menyisakan celana dalam pink saja.

Aku rebahan bugil di ranjang.. meregangkan otot-ototku sambil menunggu Yessica yang sedang memakai kamar mandi.
Dia tadi minum alkohol lumayan banyak.. Kemungkinan dia muntah-muntah di dalam sana, kali.. pikirku.

"Yes.. sekalian ambilin kaos gua di gantungan baju di dalam dong..” pintaku ketika dia keluar limabelas menit kemudian.
Matanya nampak sayu karena pengaruh alkohol dan kelelahan.
Dia memberikan kaos itu padaku lalu memintaku membantu melepaskan kait belakang gaun malamnya.

Setelah memakai kaos, aku membuka kait dan menurunkan ritsleting gaunnya.
Yessica pun memeloroti gaunnya.. sehingga nampaklah dadanya yang montok.

Ukurannya tidak beda jauh dengan milikku.. cuma putingnya lebih kecil sedikit dari punyaku.
Hanya dengan bercelana dalam G-string dia berjongkok di depan kopornya mencari pakaian tidur.

"Kenapa Ci..? Kok ngeliatin gua terus, jangan-jangan lu..?"
Katanya nyengir karena merasa kulihat terus tubuhnya sambil membanding-bandingkan dengan tubuhku.
"Yee.. Nggaklah, yaw..!! Dasar negative thinking aja lo ah..!" Ujarku sambil tertawa.

Malam itu.. sambil berbaring kami ngobrol-ngobrol. Pembicaraan kami cukup seru.
Dari masalah fashion.. kuliah.. cinta dan sex.. sehingga bukannya tertidur.. kami malah larut dalam obrolan dan canda-tawa.

Terlebih lagi ketika memasuki topik seks.. dan aku menceritakan secara gamblang kehidupan seksku yang liar.
Dia terkagum-kagum akan keliaranku.. dan kelihatannya dia juga terangsang.

Namun ketika gilirannya bercerita.. suasana jadi serius.
Di sini dia menceritakan dirinya sedang ribut besar dengan pacarnya yang selingkuh dengan cewek lain.

Aku dengan penuh perhatian mendengarnya Curhat padaku.
Nampak matanya berkaca-kaca.. dan setetes air mata menetes dari matanya yang sipit.
Dia memeluk bantal lalu menangis tersedu-sedu di baliknya.

Sebagai wanita yang sama-sama pernah dikhianati pria.. aku juga mengerti perasaannya.
Maka kurangkul dia dan kuelus-elus punggungnya untuk menenangkannya.

Aku berusaha keras menghiburnya.. agar tidak terlalu larut dalam kesedihan.. dan memberikan air putih padanya.
Beberapa saat kemudian tangisnya mulai mereda.. dengan masih sesegukan dia memanggil namaku. "Hh-mm.. Apa..?"

"Ci.. tadi lu bilang lu pernah bikin film bokep pribadi kan ya..?”
–Adeganku yang disyuting Verna. –Baca: 'Pembalasan Verna'..–

"Mm.. Iya, so what..?" Jawabku sambil mengangguk.
"Boleh gua liat nggak..? Hitung-hitung penghilang stress.. Boleh ya..?"

"Ehh.. Eh.. Gimana ya..? Sekarang..?" Aku bingung.. karena risih juga kalau film pribadiku dilihat orang lain.
Akhirnya.. karena didesak terus dan mengingat sama-sama cewek ini.. aku pun menyerah.

Kunyalakan komputer di seberang ranjangku dan mengambil VCD-nya yang kusimpan di lemari.
Yessica adalah orang pertama di luar gengku yang pernah menonton vcd ini.

Gambar di layar komputer memperlihatkan diriku sedang dikerjai para tukang bangunan.
Serta juga adegan seks massal.. di mana Verna juga belakangan ambil bagian di dalamnya..
membuat jantung kami berdebar-debar.

Yessica nyengir-nyengir ketika melihatku yang tadinya berontak..
akhirnya takluk dan menikmati diperkosa oleh empat kuli bangunan itu.

"Hi.. hi.. hi.. Malu-malu mau nih yee..!?" Godanya.. yang kutanggapi dengan mencubit pahanya.
Aku merasakan vaginaku becek setelah menonton film yang kubintangi sendiri itu.

Kurasa hal yang sama juga dialami oleh Yessica..
karena waktu nonton tadi dia sering menggesek-gesekkan pahanya.

"Ci.. gua juga mau dong bikin bokep pribadi kaya lu.." pintanya yang membuatku kaget.
"Ngaco lu.. jangan yang nggak-nggak ah. Nanti gua dibilang ngerusak anak orang lagi..
Nambah-nambah dosa gua aja..!" Aku menolaknya.

"Aahh.. Ayolah Ci. Lagian gua juga sudah nggak perawan, ini. sudah basah.. jadi tanggung sekalian aja mandi.."
"Jangan Yes. Gua nggak enak ke lu.." Aku masih bertahan menolak.

"Ayolah.. gua cuma mau ngebales aja kok. Napoleon juga membalas berselingkuh..
waktu tau istrinya selingkuh. Itu baru adil, ya kan..?" Katanya sok sejarah.

"Ya..illah.. Napoleon aja sampai dibawa-bawa. Kalau pun gua mau.. bikinnya sama siapa..? Cowoknya mana..?"
"Di villa aja Ci. Penjaga villa lu masih kerja di sana kan..?
Sekali-kali gua mau coba gimana rasanya penis kampung nih, please.." bujuknya terus.

Karena didesak terus.. dan dia sendiri yang minta.. maka aku pun terpaksa menyetujuinya.
Lagian aku sendiri sudah lama tidak berkunjung ke sana.

Pasti Pak Jaka dan Taryo senang.. apalagi aku ke sana membawa 'barang baru'.
-----oOo-----

Kami tidur sekitar jam duabelas dan bangun jam delapan pagi. Setelah sarapan.. kami mengemasi barang bawaan.
Lalu pamit pada mamaku memberitahukan bahwa kami akan ke villa.

Aku memakai baju untuk suasana rileks berupa halter neck merah yang memperlihatkan punggungku..
dipadu dengan celana pendek jeans yang ketat.

Yessica mengenakan gaun terusan mini yang menggantung sejengkal di atas lutut.
Rambutnya yang panjang diikat ke belakang dengan jepit rambut Tare Panda.

Kami berangkat dari Jakarta sekitar jam sepuluh dan tiba di tujuan jam satu lebih..
gara-gara liburan yang menyebabkan jalan agak macet.

"Sudah siap lu Yes..? Kalau mau berubah pikiran belum telat sekarang.. tapi kalau mereka sudah ngerjain lu..
gua nggak bisa apa-apa lagi.." tanyaku ketika sudah mau dekat.
"I'm ready for it. Lagian gua juga mau tau rasanya diperkosa itu kaya apa.." katanya yakin.

Kami pun sampai ke villaku. Pak Jaka membuka pintu garasi beberapa saat setelah kubunyikan klakson.
"Waduh Neng.. sudah lama kok nggak ke sini.. Bapak kangen nih..!" Sapanya menyambut kami riang.
"Iya Pak.. habis Citra sibuk banget sih di Jakarta.. kalau libur baru bisa main..” kataku.

"O.. Iya Pak.. kenalin itu sepupu Citra.. namanya Yessica.." Pak Jaka terkagum-kagum memandang Yessica..
yang baru saja turun dari mobil. Yessica juga mengangguk dan tersenyum padanya.

Kusuruh Yessica meletakkan dulu tasnya di kamar.. sementara kami mengeluarkan barang.
Setelah dia masuk, Pak Jaka berbicara dengan suara pelan padaku.

"Eh.. Neng.. Neng Yessica itu boleh dientot apa nggak..? Habis nge-gemesin banget sih.. ayunya itu loh.."
"Idih, Bapak jorok ah..! Dateng-dateng langsung mikirnya gitu.."

"Duh.. maaf-maaf Neng kalau nggak boleh, Bapak khilaf Neng.."
"Nggak kok Pak.. Bapak nggak salah. Justru dia yang ngajak ke sini minta digituin.
Malah minta disyuting lagi Pak. Bapak mau kan disyuting..? Tenang aja Pak.. buat koleksi pribadi kok.."

Pria setengah baya itu menunjukkan ekspresi senang mendengar jawabanku.
Dia langsung bergegas mau menemui Yessica.. untuk langsung mulai.
Tapi buru-buru kutahan dengan menarik lengannya.

"Eh.. Sabar-sabar Pak nanti dulu dong. Kita harus cari suasana dulu biar lebih hot.
Lagian kita lapar nih mau makan siang dulu. Bapak sekalian ikut makan aja yah.."
Kataku sambil menyerahkan sekotak ayam goreng KFC dan menyuruhnya menyiapkan nasi.

"O iya Pak.. si Taryo ada nggak..? Mau manggil dia juga nih.."
Tanyaku pada Pak Jaka yang sedang beres-beres.
"Wah.. kurang tau tuh Neng. Telepon aja dulu.."

Aku pun lalu menelepon vila sebelah. Baru kujawab teleponnya setelah beberapakali di sana bilang..
“Halo.. Halo.. Siapa ini..?” Untuk mengenali suaranya.

Setelah yakin itu suara Taryo aku lalu mengundangnya ke sini dan mengutarakan maksudku.
Tentu dia senang sekali ditawari seperti itu. Tapi dia cuma bisa menemani hari ini saja..
karena dia bilang besok siang majikannya mau datang berlibur.

Ketika kututup telepon.. di belakangku Yessica baru saja turun dari tangga lantai atas.
"Ngapain aja lu, lama amat beresin barang..? Yuk makan dulu, lapar nih..!" Kataku.
"Duh sori.. tadi sakit perut.. kepaksa setor dulu ke WC deh.."

Aku memberi usul bagaimana kalau kita makan di taman belakang dekat kolam renang saja..
mumpung cuaca juga bagus. Juga kusuruh Pak Jaka menggelar tikar seperti piknik.

Ketika lagi beres-beres bel berbunyi, itu pasti Taryo pikirku.
Aku menyuruh Pak Jaka meneruskan beres-beres sementara aku ke depan membukakan pintu.

Taryo.. si penjaga villa tetangga.. muncul di depan pintu dan langsung memelukku begitu pintu kututup.
Kami berpelukan dengan bibir saling berpagutan.. tangannya mengelusi punggungku turun hingga berhenti di pantat.

Di sana dia remas bokongku yang montok. Serasa sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu..
dan saling melepas rindu saja deh.. what.. Taryo jadi kekasihku..? Nggaklah yaw..!! Just as sex partner..!

"Mmhh.. Jangan sekarang ah.. mau makan dulu. Yuk sekalian gua kenalin sama sepupu gua...!"
Aku melepaskan pelukannya sebelum dia bertindak lebih jauh lagi mau memelorotkan celanaku.

"Ehehehe.. habis kangen banget sama neng sih. Apalagi neng tambah cantik kalau rambutnya kaya sekarang.."
katanya sambil mengomentari rambutku yang sudah lebih panjang dari yang dulu..
–Kini sudah menyentuh bahu..– dan kembali kuhitamkan.

Aku memberikan piring dan sendok garpu padanya dan mengajaknya ke taman.
Di sana Pak Jaka dan Yessica juga baru menyendok nasi dan fried chicken ke piringnya.

Kami mulai makan dalam suasana santai..
Obrolan nakal mereka meramaikan suasana.. malah sekali aku hampir tersedak karena tertawa.

Taryo menenangkan dengan menepuk-nepuk punggungku dan dadaku..
ujung-ujungnya tetap meremas payudaraku.

"Apa sih pegang-pegang.. malah tambah kesedak, tau..!"
Omelku sambil menepis tangannya.

Pelan-pelan Yessica mulai terbiasa dengan suasana seperti ini.. dengan keudikan kedua orang ini.
Bahkan dia pun mulai berani jawab waktu ditanya aneh-aneh oleh mereka.

"Tuh.. pahanya satu lagi.. habisin aja Pak..!" Tawarku.
"Paha..? Mana paha..?" Celoteh si Taryo pura-pura bego.. sementara tangannya meraih pahaku.
Langsung kutampik lagi tangannya dan disambut gelak-tawa.

Setelah semua selesai makan.. limabelas menit kemudian kusuruh Pak Jaka dan Taryo..
membersihkan perangkat makan dan mencucinya dahulu.. sekalian menunggu makanan di perut turun.

"Dah nggak risih lagi kan.. habis ini kita action nih.. siap nggak..?" Tanyaku pada Yessica.
"Siapa takut. Lagian gua seneng bisa ngebales si brengsek itu. Biar dia tau.. cewek juga bisa selingkuh.
Apalagi gua selingkuhnya sama orang yang nggak pernah dia duga.." tegasnya.

"Tuh mereka sudah beres Yes. Showtime..!!" Kataku melihat kedua penjaga villa itu keluar.
"Pak Jaka.. tolong handycamnya masih di meja dalam.."

Pak Jaka pun masuk lagi dan keluar membawa handycamnya.
Kami duduk melingkar di tikar.. aku memberi instruksi bak seorang sutradara.

Kuperingatkan pada kedua pria itu agar tidak menyentuhku dulu selama aku mensyuting..
agar hasilnya maksimal.. tidak goyang seperti hasil syuting Verna.

Setelah semua siap.. keduanya merapatkan duduk mereka pada Yessica..
terlihat dia agak nervous dibuatnya. "Santai aja Yes.. ntar juga enjoy kok.." saranku.

Kamera kunyalakan, tanpa disuruh lagi keduanya sudah mulai duluan.
Pak Jaka meletakkan tangannya di paha Yessica yang duduk bersimpuh..
tangan itu merabai pahanya secara perlahan dan menyingkap roknya.

Taryo di sebelah kanan meremas payudaranya..
sepertinya agak keras karena Yessica meringis dan mendesah lebih panjang.

Sementara lidahnya menjilati leher jenjang Yessica..
ke atas terus menggelitik kupingnya dan menyapu wajahnya yang mulus.

Tangan Pak Jaka sudah masuk ke dalam rok Yessica yang tersingkap.. diremasinya kemaluannya..
yang masih tertutup celana dalam putih tipis yang memperlihatkan bulu kemaluannya.

Pria kurus itu juga membuka ritsleting celananya hingga penisnya yang sudah tegak menyembul keluar,
lalu tangan Yessica digenggamkan padanya dan disuruh mengocoknya.

Bibir mungilnya dipagut oleh Taryo, mereka berciuman dengan hot..
lidah mereka keluar saling jilat dan belit.

Sambil berciuman Taryo menurunkan ritsleting punggung Yessica..
lalu memeloroti bajunya lewat bahu.. juga disuruhnya Pak Jaka memeloroti yang sebelah kiri..
Setelahnya.. bra-nya mereka lucuti pula.

Kini payudara montok saudaraku yang cantik ini terekspos sudah.
Pak Jaka langsung mencaplok susu kirinya dengan liar dan ganas..
Pipinya sampai kempot menyedot benda itu.

Aku mendekatkan handycam untuk lebih fokus ke momen itu.
"Gimana Pak..? Manis nggak susunya..?" Tanyaku sambil mensyuting.

"Mantap neng.. ini baru pas susunya..!" Dia melepas sebentar emutannya untuk berkomentar..
lalu kembali menyusu dan mengorek-ngorek kemaluannya.. tangan lainnya mengelusi punggung Yessica.

Taryo masih terus menciuminya.. lidahnya terus menyapu rongga mulutnya.
Begitupula Yessica.. juga dengan liar beradu lidah dengannya.

Jempol Taryo menggesek-gesek putingnya diselingi pencetan dan pelintiran.
Yessica sendiri makin intens mengocoki penis Pak Jaka..
sehingga penjaga villaku ini terpaksa menghentikannya karena tidak mau buru-buru keluar.

Kini dia suruh sepupuku merunduk..
–sehingga posisinya setengah berbaring ke samping..– dan mengoral penisnya.

Dengan bernafsu.. Yessica melayani penis Pak Jaka dengan mulut dan lidahnya.
Mula-mula dia jilati buah pelir dan batangannya dengan pola naik-turun.

Sampai di kepalanya sengaja dia gelitik dengan lidahnya dan dikulum sejenak.
Pemiliknya sampai mengerang-ngerang keenakan.. sambil meremasi payudaranya yang menggantung.

Taryo menarik gaun itu ke bawah hingga lepas.. menyusul celana dalamnya.
Setelah menelanjangi Yessica, dia melepaskan bajunya sendiri.

Diobok-oboknya vagina Yessica dengan jari-jarinya.. liang itu pun semakin becek akibat perbuatannya.
Cairannya nampak meleleh keluar dan membasahi jarinya.

"Enngghh.. Uuuhh.. Uhh..!" Desah Yessica di sela-sela aktivitas menyepongnya.
Kemudian Pak Jaka rebahan di tikar dan dia suruh Yessica naik ke wajahnya. Rupanya dia mau menjilati vaginanya.

Gantian sekarang Taryo yang dikaraoke. Penisnya yang hitam berurat dan lebih besar dari Pak Jaka..
dikocok-kocok oleh Yessica yang sedang mengemut pelirnya.

Dia menyentil-nyetilkan lidahnya pada lubang kencingnya.. sehingga Taryo mengerang nikmat.
"Ayo dong Neng.. masukin aja.. jangan cuma bikin geli gitu.." kata Taryo sambil menekan penis itu masuk ke mulutnya..

Lalu wajahnya pun dia tekan dalam-dalam saking tidak sabarnya.. sehingga mata Yessica membelakak karena sesak.
Dia meronta ingin melepaskan benda itu dari mulutnya.. tapi tangan Taryo yang kokoh menahan kepalanya.

"Sudah dong Tar.. jangan sadis gitu ah.. bisa mati tercekik dia, penis lu kan gede.."
bujukku agar Taryo memberinya sedikit kelegaan.

"Non Yessicanya seneng kok Neng, tuh buktinya..!" Tangkis Taryo memperlihatkan Yessica..
yang kini malah memaju-mundurkan kepalanya mengoral penisnya.. tapi kepalanya tetap dipegangi..
sehingga tidak bisa lepas.

Kamera kudekatkan ke wajah Yessica yang tengah asyik mengulum penis Taryo.
Mulutnya penuh terisi oleh batang besar itu.. sehingga hanya terdengar desahan tertahan.

Kemudian kuarahkan ke bawah mengambil adegan Pak Jaka sedang melumat vaginanya.
Dia menjulurkan lidahnya menyapu bibir vaginanya.

Tangan kanannya mengelus-elus pantat dan pahanya yang mulus..
tangan kirinya dijulurkan ke atas memijati payudaranya.
Ekspresi keenakan Yessica terlihat dari gerak pinggulnya yang meliuk-liuk.

Lidah Pak Jaka menjilat lebih dalam lagi.. dipakainya dua jari untuk membuka bibir vaginanya..
kemudian disapunya daerah itu dengan lidahnya.
Kemaluannya jadi tambah basah.. baik oleh ludah mau pun cairan vaginanya sendiri.

Walau pun terangsang berat.. aku masih tetap mensyuting mereka..
sambil sesekali meremas payudaraku sendiri.. kemaluanku juga sudah mulai lembab.

"Emmh.. Emmhh.. Angghh!" Yessica mendesah tertahan dengan mata merem-melek..
tangannya meremasi rambut Pak Jaka di bawahnya.
Cairan bening meleleh membasahi vaginanya dan mulut Pak Jaka.

Pak Jaka makin mendekatkan wajahnya ke selangkangannya dan menyedot vaginanya..
selama kurang lebih lima menit.. selama itu tubuh Yessica menggelinjang hebat..
dan sepongannya terhadap penis Taryo makin bersemangat.

Puas menikmati vagina.. Pak Jaka menarik keluar kepalanya dari kolong Yessica.
Dia mengambil posisi duduk dan menaikkan Yessica ke pangkuannya.

Tangannya yang satu membuka lebar bibir vaginanya..
sedangkan yang lain membimbing penisnyamemasuki liang itu.

Taryo cukup mengerti keadaannya..
dengan membiarkan Yessica melepas penisnya yang sedang dioral untuk mengatur posisi dulu.

Yessica menurunkan tubuhnya menduduki penis Pak Jaka.. hingga penis itu melesak ke dalamnya..
Slebbb.. jlebbb..!! "Ahhhhhh.." diiringi erangan panjangnya.

Pak Jaka juga melenguh nikmat akibat jepitan vagina Yessica yang kencang itu.
Aku mendekatkan kamera ke selangkangan mereka agar bisa meng-close-up adegan itu.

Yessica mulai naik-turun di pangkuannya.. payudaranya diremasi dari belakang oleh Pak Jaka.
Kembali Taryo memasukkan penisnya ke mulut Yessica yang langsung disambut dengan jilatan dan kuluman.

Kurang dari lima belas menit.. Taryo sudah mengerang tak karuan sambil menekan kepala Yessica.
"Hhmmpphh.. Oohh.. Keluar Neng..!" Demikian erangnya panjang.

Pipi Yessica sampai kempot mengisapi sperma Taryo..
namun hebatnya.. belum nampak setetes pun cairan itu meleleh keluar dari mulutnya.
Padahal saat yang sama Pak Jaka juga sedang menggenjotnya dari bawah.

Hingga erangan Taryo berangsur-angsur mereda.. dia pun mulai melepas penis itu..
kemudian menjilati sisa-sisa sperma di batangnya.

Penis Taryo kelihatan sedikit menyusut setelah menumpahkan isinya.
"Wuihh.. Gile bener sepongan Neng Yessica.. nggak kalah dari Neng Citra..!!"Kkomentarnya.

Kamera kudekatkan ke wajah Yessica.. yang sedang menjilati sisa-sisa sperma di penis Taryo dengan rakus.
Sambil men-charge penisnya.. Taryo bermain-main dengan payudara Yessica.

Kedua bongkahan kenyal itu dia caplok dengan telapak tangannya dan diisapi bergantian.
Kulit payudara yang putih itu sudah memerah akibat cupangan Taryo.

Suara erangan sahut-menyahut memanaskan suasana.
Yessica terus menaik-turunkan tubuhnya dengan bersemangat.. semakin lama makin cepat..
sedangkan mulutnya menceracau tak karuan.

"Oohh.. Aauuhh.. Aahh..!" Lolongnya dengan kepala mendongak ke langit..
bersamaan dengan tubuhnya yang mengejang.. didekapnya kepala Taryo erat-erat..
sehingga wajahnya terbenam di belahan payudaranya.

Momen indah ini terabadikan melalui handycamku.. dan terus terang aku sendiri sudah terangsang berat.
Rasanya ingin segera bergabung.. tapi sepertinya belum saatnya.

Nampaknya mereka berdua sedang getol-getolnya menggarap Yessica sebagai barang baru..
daripada aku yang sudah sering mereka kerjai.

Yessica ambruk di atas tubuh Pak Jaka dengan penis masih tertancap di vaginanya.
Pak Jaka mendekapnya dan mencumbunya mesra.. lidah mereka berpaut dan saling mengisap.

Kini Taryo yang senjatanya sudah direload meminta gilirannya.
Pak Jaka pun menurunkan Yessica dari tubuhnya dan ke dalam mengambil minum.

Kedua pergelangan kaki Yessica dipegangi Taryo.. lalu dia bentangkan pahanya lebar-lebar.
Setelah menaikkan kedua betisnya ke bahu.. Taryo menyentuhkan kepala penisnya ke bibir vaginanya.

Walau pun vagina itu sudah basah.. tapi karena penis Taryo termasuk besar.. lebih besar dari Pak Jaka..
Yessica meringis dan mengerang kesakitan saat liang senggamanya yang masih rapat diterobos benda hitam itu.

"Nghhhh...!!" Tubuhnya tegang sambil meremasi tikar di bawahnya..
Mungkin dia belum terbiasa dengan penis seperti itu.

Taryo sendiri juga mengerang nikmat.. akibat himpitan dinding vaginanya.
"Uuuhh.. Uhh.. Sempit banget sih, asoy..!" Erangnya ketika melakukan penetrasi.

Aku sebagai juru kamera sudah terlalu menghayati.. sampai tak sadar..
kalau tangan kiriku menyelinap lewat bawah bajuku dan memijiti payudaraku sendiri.
Kuputar-putar putingku yang sudah mengeras dari tadi.

Taryo mulai menggerakkan penisnya perlahan.. yang direspon Yessica dengan rintihannya.
Pak Jaka kembali dari dalam.. dia bersimpuh di samping mereka.. lalu meletakkan tangan Yessica pada penisnya.
Dia menikmati penisnya dipijat Yessica sambil meremas payudaranya.

Taryo menaikkan tempo permainannya.. disodoknya Yessica.. sesekali digoyangnya..
ke kiri dan kanan untuk variasi. tak ketinggalan tangannya meremasi pantatnya yang montok.

Yessica semakin menggeliat keenakan.. desahannya pun semakin mengekspresikan rasa nikmat.. bukan sakit.
Pak Jaka merundukkan badannya agar bisa menyusu dari payudaranya..
diemut-emut dan ditariknya puting itu dengan mulutnya.

Sekitar limabelas menit kemudian.. mereka berganti posisi.. karena Pak Jaka juga sudah mau mencoblos lagi.
Kali ini tanpa melepas penisnya.. Taryo mengangkat tubuh Yessica.. dia sendiri membaringkan diri di tikar..
sehingga Yessica kini di atasnya.

Kemudian Pak Jaka menyuruhnya agar mengangkat pinggulnya.. Yessica lalu mencondongkan badannya ke depan..
sehingga pantatnya menungging dan payudaranya tepat di atas wajah Taryo.

"Bapak tusuk di pantat yah Neng.. tahan yah.. kalo agak sakit.." kata Pak Jaka meminta izin.
"Jangan terlalu kasar yah Pak.. saya takut nggak tahan.." kata Yessica dengan suara lemas.

"Engghh.. Pak..!" Erangnya saat Pak Jaka memasukkan telunjuknya ke anusnya..
lalu dia masukkan juga jari tengahnya sambil diludahi dan digerak-gerakkan untuk melicinkan jalan bagi penisnya.

Setelah merasa cukup.. Pak Jaka mulai memasukkan barangnya ke sana.. kelihatannya cukup susah..
sehingga dia harus pakai cara tarik ulur.. keluarin satu senti masukkan tiga senti sampai menancap cukup dalam.

Dan setelah setengahnya lebih.. Jlebbb..!! Dengan sedikit tenaga dia hujamkan hingga mentok.
"Akkhh.. Sakit..!!" Erangan Yessica berubah jadi jeritan ketika pantatnya dihujam seperti itu.

Kedua penjaga villa ini bagaikan kuda liar.. menggarap kedua liang senggama sepupuku.
Kedua tubuh hitam yang menghimpit tubuh putih mulus itu seperti sebuah daging ham di antara dua roti hangus.

Mereka sudah bermandikan keringat.. dan nampak sebentar lagi akan mencapai puncak.
Aku sejak tadi sibuk berpindah sana-sini.. untuk mencari sudut yang bagus.

Yessica mulai mengejang dan mengerang panjang menandai klimaksnya.
Tapi kedua penjaga villa itu tanpa peduli terus menggenjotnya hingga beberapa menit kemudian.
Mereka mencabut penisnya dan menelentangkan Yessica di tikar.

Mereka cukup mengerti permintaan Yessica agar tidak membuang di dalam.. karena sedang masa subur.
Pak Jaka menumpahkan ke wajah dan mulutnya.. sedangkan Taryo ke perut dan dadanya.

Meski pun masih lemas.. Yessica tetap menggosokkan sperma itu ke badannya.
Ketiganya lantas rebahan dan mengatur kembali nafasnya masing-masing.

"Gimana Yes, puas nggak..?" Tanyaku.
"Aduh Ci.. Lemes banget.. kayak nggak bisa bangun lagi rasanya deh..!"
Jawabnya lemas dengan sisa tenaganya.

"Gimana Bapak-Bapak.. masih kuat nggak..? Gua belum dapat nih..!" Kataku pada kedua orang itu.
"Iya.. ntar Neng.. harus isi tenaga dulu nih..!" Jawab Pak Jaka.

"Ya sudah.. istirahat aja dulu.. gua mau minum nih, haus..!"
Kataku meninggalkan mereka dan menuju ke dalam.

Aku menuangkan air dingin dari kulkas dan meminumnya.
Setelah menutup pintu kulkas dan membalik badan.. tiba-tiba Taryo sudah di belakangku.

Kaget aku.. sampai gelas di tanganku hampir jatuh.
"Duh.. Ngagetin aja lu Tar.. dateng nggak kedengeran gitu kaya setan aja..!" Omelku,

"Ngapain..? Mo minum..?"
Tanpa berkata-kata dia mengambil gelas yang kusodorkan dan meminumnya.

Kulihat tubuhnya yang telanjang.. penisnya dalam posisi setengah tegang..
pelirnya menggantung di pangkal pahanya seperti kantung air.

Setelah berbasa-basi sejenak.. aku mendekati dan memeluknya.
Berpelukan.. mulut kami mulai saling memagut.. lidah bertemu lidah.. saling jilat dan saling belit.
Ctapp..! Kugenggam penisnya dan kupijati.

Elusannya mulai turun dari punggungku ke bongkahan pantatku yang lalu dia remasi.
Kemudian kuajak dia ke ruang tengah lalu kupersilakan dia duduk di sofa.

Aku berdiri di hadapannya dan melepas pakaianku satu per satu..
hingga tak menyisakan apa pun di badanku dengan gerakan erotis.

Aku berhenti tepat di depannya yang sedang duduk.. nampak dia terbengong-bengong..
menyaksikan keindahan tubuhku.. tangannya merabai paha dan pantatku.

"Neng cukur jembut yah.. jadi rapi deh hehehe.." komentarnya terhadap bulu kemaluanku..
yang beberapa hari lalu kurapikan pinggir-pinggirnya hingga bentuknya memanjang.

Menanggapinya aku hanya tersenyum.. seraya mendekatkan kemaluanku sejengkal dan sejajar dari wajahnya.
Seperti yang sudah kuduga.. dia langsung melahapnya dengan rakus.

"Eemmhh.. Yess..!" Desahku begitu lidahnya menyentuh vaginaku.
Kurenggangkan kedua pahaku agar lidahnya bisa menjelajah lebih luas.

Slrupp..!! Sapuan lidahnya begitu mantap menyusuri celah-celah kenikmatan pada kemaluanku.
"Ahhhhh..!!" Aku mendesah lebih panjang saat lidahnya bertemu klitorisku yang sensitif.

Mulutnya kadang mengisap dan kadang meniupkan angin.. sehingga menimbulkan sensasi luar biasa.
Sementara tangannya terus meremas pantatku dan sesekali mencucuk-cucuk duburku.
Aku mengerang sambil meremas rambutnya sebagai respon permainan lidahnya yang liar.

Puas menjilati vaginaku.. dia lalu menyuruhku duduk menyamping di pangkuannya. CONTIECROTT..!!
------------------------------------------------oOo---------------------------------------------
 
:beer: .. malaM dooG
Eperibadi..

Noh.. di atas Nubi posting Episode 'Terakhir' Cerita 160..

Sialkan dikenyot.. :nenen: N KEEP SEMPROT..!!
 
------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 160 – Namaku Citra..!!

Episode Selingkuh Balas Selingkuh [Part 2]

Clropp.. slropp..
slrupp.. clrupp.. slrupp.. !!
Dengan liarnya dia langsung mencaplok payudaraku.

Putingnya dikulum dan dijilat..
tangannya menyusup di antara pahaku mengarah ke vagina.

Selangkanganku terasa semakin banjir saja..
karena jarinya mengorek-ngorek lubang vaginaku.

Selain payudaraku.. ketiakku yang bersih pun tak luput dari jilatannya..
sehingga menimbulkan sensasi geli.

Terkadang dihirupnya ketiakku yang beraroma parfum bercampur keringatku.
Tanganku merambat ke bawah mencari penisnya..
benda itu kini telah kembali mengeras seperti batu.

Kuelusi sambil menikmati rangsangan-rangsangan yang diberikan padaku.
Jari-jarinya berlumuran cairan bening dari vaginaku begitu dia keluarkan.

Disodorkannya jarinya ke mulutku yang langsung kujilati dan kukulum..
Ehmm.. terasa sekali aroma dan rasa cairan yang sudah akrab denganku.

Tubuhku ditelentangkan di meja ruang tamu dari batu granit hitam itu..
setelah sebelumnya dia singkirkan benda-benda di atasnya.

Nafasku makin memburu ketika penis Taryo menyentuh bibir vaginaku.
"Cepet Tar.. masukin yang lu dong.. nggak tahan lagi nih..!"
Pintaku sambil membuka pahaku lebih lebar seolah menantangnya.

Karena mejanya pendek..
Taryo harus menekuk lututnya setengah berjinjit untuk menusukkan penisnya.

Clebb.. Jlebb..!! “Ahhh..!!”
Aku menjerit kecil merasa perih akibat cara memasukkannya yang sedikit kasar.

Selanjutnya kami larut dalam birahi..
aku mengerang sejadi-jadinya sambil menggelengkan kepala atau menggigit jariku.

Kini dia berdiri tegak memegangi kedua pergelangan kakiku..
sehingga pantatku terangkat dari meja.
Payudaraku terguncang-guncang mengikuti irama goyangannya yang kasar.

Dalam waktu duapuluh menit saja aku sudah dibuatnya orgasme panjang..
sementara dia sendiri belum menunjukkan tanda-tanda akan keluar.

Sekarang dia mengubah posisi dengan menurunkan setengah tubuhku dari meja..
dibuatnya aku nungging dengan kedua lututku bertumpu di lantai..
tetapi badan atasku masih di atas meja.. sehingga kedua payudaraku tertekan di sana.

Slebb.. Jlebb..!! Dia kembali menusukku.. tapi kali ini dari belakang.
Posisi seperti ini membuat sodokannya terasa makin deras saja.

Aku ikut menggoyangkan pantatku.. sehingga terdengar tumbukan badan kami..
beradu yaitu bunyi plok.. plok.. tak beraturan yang bercampur baur dengan suara erangan kami.

Tak lama kemudian aku kembali orgasme..
tubuhku lemas sekali setelah sebelumnya mengejang hebat..
keringatku sudah menetes-netes di meja.

Namun sepertinya Taryo masih belum selesai.. nampak dari penisnya yang masih tegang.
Aku cuma diangkat dan dibaringkan di sofa.. lumayan aku bisa beristirahat sebentar..
karena dia sendiri katanya kecapekan tapi masih belum keluar.

Kami menghimpun kembali tenaga yang tercerai-berai.
"Yessica sama Pak Jaka mana Tar..? Kok nggak masuk-masuk..?" Tanyaku pelan.

"Nggak tau juga Neng.. mungkin sudah mulai ngentot lagi di luar. Kita lihat aja yuk..!"
"Oo.. kalo gitu ntar aja deh.. masih lemas.."

Namun sebagai jawabannya Taryo malah menggendong tubuhku dan membawaku ke kebun.
Di sana Yessica mau pun Pak Jaka sudah tidak ada lagi..
yang ada hanya baju mereka yang berceceran di atas tikar.

Sayup-sayup terdengar suara desahan tak jauh dari sini.. tepatnya dari kolam renang.
Dengan menggendongku.. Taryo berbelok ke kanan menuju ke kolam.

Di sana kami melihat di kolam daerah dangkal..
Pak Jaka sedang asyik menggenjot sepupuku dari belakang dengan doggy style.

Yessica mendesah-desah.. dan sesekali menjerit kecil menerima sodokan Pak Jaka.
Rambut panjangnya kini basah oleh air dan terurai karena ikat rambutnya sudah dilepas.

"Neng.. kita nyebur juga yuk. Biar seger..!!"
Ajak Taryo. Aku menganggukkan kepala menyetujuinya.

Dia pun melangkah turun ke air.. di sana tubuhku dia turunkan hingga terendam air.
Hmm.. Rasanya dingin dan menyegarkan.. sepertinya keletihanku agak terobati oleh air.

"Masih kuat juga Pak Jaka.. sejak kapan mulai lagi nih..?" Sapa Taryo.
"Kuat dong.. buat neng-neng cantik ini kapan lagi..?” Sahut Pak Jaka di tengah aktivitasnya.

Air kolam merendamku hingga dada ke atas..
aku sandaran pada dinding kolam mengendurkan otot-ototku.

Taryo kembali menghampiri dan menghimpit tubuhku.
Diciumnya aku dibibir sejenak.. lalu ciumannya merambat ke telinga dan leher..
sehingga aku menggeliat geli.

Penisnya kugenggam lalu kukocok di dalam air.
Dia angkat satu kakiku dan mendekatkan penisnya ke vaginaku.

Dengan dibantu tanganku dan dorongan badannya.. slebb.. masuklah penis itu ke vaginaku.
Air semakin beriak ketika dia memulai genjotannya yang berangsur-angsur tambah kencang.

Kakiku yang satunya dia angkat..
sehingga tubuhku melayang di air dengan bersandar pada tepi kolam.

Aku menengadahkan wajah menatap langit yang sudah mulai senja..
dan mengeluarkan desahan nikmat dari mulutku.

Mulutnya melumat payudaraku dan mengisapnya dengan gemas membuatku semakin tak karuan.
Aku menoleh ke sebelah untuk melihat Yessica yang berada sekitar lima meter dari kami.

Sekarang mereka sudah berganti posisi.. Yessica duduk di atas pangkuan Pak Jaka..
menggoyang-goyangkan tubuhnya di atas penis Pak Jaka..
yang di saat bersamaan sedang mengenyot payudaranya.

Tangan kiri Pak Jaka bergerilya mengelusi punggung dan pantatnya.
Taryo memang sungguh perkasa..
padahal kan sebelumnya dia sudah menggarap Yessica sampai orgasme berkali-kali.

Aku sendiri sudah mulai kecapekan dan setengah sadar karena sodokan-sodokan brutalnya.
Gesekan-gesekan penisnya dengan dinding vaginaku..
seperti menimbulkan getaran-getaran listrik yang membuatku gila.

Mataku mebeliak-beliak keenakan hingga akhirnya aku klimaks lagi bersamaan dengan Taryo.
Crett.. crett.. crett.. crett..!! Spermanya yang hangat mengalir mengisi rahimku.

"Ergghhhh..!! Neng.. Neng keluar nih saya..!" Erangnya panjang sambil meringis.
Rasanya sungguh lemas.. badan seperti mati rasa, mataku juga makin berat.

Mungkin karena kecapaian di perjalanan atau Taryo yang terlalu bersemangat..
aku pun tak sadarkan diri.
Padahal jarang sekali aku pingsan setelah bersenggama.

Aku masih sempat merasakan diriku digendong Taryo.. lalu dibaringkan di pinggir kolam.
Juga menyaksikan Yessica sedang mengoral Pak Jaka yang berdiri berkacak pinggang.

Nampaknya mereka juga sudah mau selesai.. tapi entahlah.. karena aku keburu tidak sadar.
-----oOo-----

Aku terbangun ketika langit sudah gelap di kamarku.. masih telanjang dan terbaring di ranjang.
Yessicalah yang membangunkanku dengan mengguncangkan tubuhku. Dia juga masih telanjang.

Cuma ada kami berdua di kamar ini. Aku mengucek-ngucek mataku sambil menggeliat.
"Jam berapa Yes..?" Tanyaku dengan pelan.
"Setengah tujuh. Mandi yuk.. gua juga baru bangun..!" Ajaknya.

"Entar ah.. masih lemes. Sepuluh menit lagi deh..!"
Jawabku dengan malas dan menarik selimut menutup tubuh bugilku.

"Ci.. handycamnya mana..? Lihat dong hasilnya.. bagus nggak..?"
"Mm.. Di ruang tengah kali. Terakhir gua taro sana. Coba lihat aja.."

"O iya Yes.. Sekalian buatin air hangat yah. Tinggal buka krannya aja kok.. itu otomatis..!"
Pintaku sebelum dia keluar dari kamar.

Dia kembali tak lama kemudian dengan membawa handycam dan segelas air putih.
Kugeser tubuhku duduk bersandar ke ujung ranjang.

Dia minta aku menyalakan alat itu karena tidak mengerti.
Kami menyaksikan hasil rekamanku tadi melalui layar kecil pada alat itu.

"Hot juga lu Yes mainnya. Bakat jadi bintang bokep nih..!" Godaku melihat keliarannya.
"By the way.. gimana perasaan lu sesudah ngeliat ini..?"

"Lega Ci. Gua akhirnya bisa juga ngebales cowok brengsek itu.
Biar tau rasa dia.. ceweknya main sama orang-orang kaya gini.. putus ya putus.
Gua dah nggak peduli lagi kok.." katanya berapi-api.

"Sudah dong jangan nafsu gitu Yes. Serem ah liatnya..!"
Kataku sambil mengelus-elus punggungnya menenangkan.

"Eh.. Gimana airnya, bisa tumpah nih..!" Kataku mendadak baru ingat limabelas menit kemudian..
gara-gara asyik ngobrol sambil menonton rekaman itu.

Kami buru-buru ke kamar mandi dengan berlari kecil dan benar saja airnya sudah meluap..
Tapi sepertinya belum lama karena lantainya belum terlalu banjir.

Terpaksa harus kubuang sedikit airnya.. lalu kutaburi buble bath dan mengocoknya hingga berbusa.
Kusuruh Yessica agar membawa saja handycamnya ke sini agar bisa nonton sambil berendam.

Hhmm..! Segarnya berendam di air hangat berbusa itu..
sepertinya segala beban seharian hilang sudah oleh kesegarannya.

Di bathtub kami saling menggosok punggung kami..
sambil menonton handycam yang diletakkan di tepi bak yang agak lebar.
Aku juga membantu Yessica mengkramas rambutnya yang panjang itu.

Setelah duapuluh menitan kami pun menyelesaikan mandi kami.
Kuguyur badanku dengan air membersihkan busa-busa yang menempel..
lalu mengelap badan dengan handuk.

Yessica ke kamar duluan.. karena aku mau buang air kecil dulu.
Aku keluar dari kamar mandi sambil mengikat tali pinggang kimonoku.

Di ruang tengah aku berpapasan dengan Pak Jaka..
yang juga baru masuk dari pintu yang menuju kolam.

"Eh Bapak. Taryo mana Pak..? Kok nggak keliatan..?" Sapaku.
"Oo.. Tadi katanya mau pulang dulu ke rumahnya.. ndak tau deh ngapain..” jawabnya.
"Tapi nanti katanya mau ke sini lagi.. sekalian bawain makanan.."

Aku lalu meninggalkannya dan masuk ke kamarku.
Di sana Yessica yang masih memakai gulungan handuk di kepalanya..
sedang mengoleskan body lotion pada pahanya.

Tak lama kemudian terdengar bel berbunyi.. Taryo datang membawa empat bungkus nasi uduk.
Dia bilang tadi dia menengok istri dan orangtuanya dulu di desa tak jauh dari sini.

Kami makan di meja makan.. tidak terlalu enak sih.. tapi lumayan lah buat sekedar ganjal perut.
Di tengah makan.. terdengarlah bunyi dering HP dari kamarku.

"Hape lu tuh Yes. Sana gih terima dulu..!" Kataku padanya.
Yessica bergegas ke kamar meninggalkan makannya yang belum habis..
sementara kami bertiga meneruskan makan.

Taryo selesai paling awal.. saat itu Yessica masih belum kembali juga.
Lama juga neleponnya.. pikirku.

"Saya panggilin Neng Yessi dulu yah..!"
Kata Taryo setelah meminum airnya.. seraya melangkah ke kamarku.

Pak Jaka sudah selesai makan.. sedangkan aku tidak habis..
karena nasinya kebanyakan.. tak enak pula.. jadi sisanya kubuang.

Kami berdua membereskan sendok-garpu dan gelas ke bak cucian..
serta membuang kertas pembungkus ke tempatnya.

"Yes.. ini makannya habisin dulu dong.. dingin nanti..!!" Teriakku padanya.
"Wah.. jangan-jangan si Taryo dah mulai lagi tuh. Habis.. belum keluar-keluar sih.."

Kami berdua pun segera ke kamarku.. dan benar juga apa kataku tadi.
Taryo sudah telanjang.. duduk selonjoran di ranjang dan mendekap Yessica..
yang duduk membelakanginya bersandar pada tubuhnya.

Kimono putih bermotif bunga-bunga kuningnya tersingkap ke mana-mana.
Payudara kirinya yang terbuka dipencet-pencet dan dimainkan putingnya oleh Taryo.

Pahanya terbuka lebar..
dan di pangkalnya tangan Taryo bermain-main di antara kerimbunan bulunya.

Mengelusi dan mengocok dengan jarinya.
Tak ketinggalan bahu kirinya yang terbuka dicupangi olehnya.

Yessica hanya mendesah-desah lirih..
dengan ekspresi wajah menunjukkan kepasrahan dan rasa nikmat.

Pak Jaka yang terangsang..
sudah mulai grepe-grepe pantatku dan mulai menyingkap bagian bawah kimonoku.

Namun kutepis tangannya.
"Ntar dong Pak.. baru juga makan. Masih penuh nih perutnya, nggak enak.."

"Ya sudah.. nggak apa-apa pemanasan aja dulu neng.. boleh ya..?"
Jawabnya sambil membuka bajunya sendiri.

Dia menyuruhku jongkok di depan penis hitamnya yang setengah ereksi.
Aku pun lantas menggenggam penis itu dan mulai memainkan lidahku.

Kuawali dengan menjilati.. hingga basah kepala penisnya..
lalu menciumi bagian batangnya hingga pelirnya.

Kantong bola itu kuemut disertai mengocok batangnya dengan tanganku.
Perlahan tapi pasti benda itu ereksi penuh karena teknik oralku.

Desahan Yessica tidak terdengar lagi, kulirikan mataku melihatnya..
ternyata, keduanya sedang asyik berfrech-kiss.

Posisi mereka tidak berubah. Yessica hanya menengokkan kepalanya ke samping saja..
agar bisa saling memagut bibir dengan Taryo.

Pak Jaka menikmati sekali permainan lidahku..
Dia terus merem-melek dan mendesah tak henti-hentinya saat penisnya kukulum dan kuisap-isap.

Lama juga aku mengkaraokenya.. sampai mulutku pegal.
Akhirnya dia suruh aku berhenti agar tidak cepat-cepat keluar.

Saat itu Taryo dan Yessica sudah ber-posisi 69 dengan pria di atas.
Yessica masih mengenakan kimononya yang sudah terbuka sana-sini..
memainkan penis Taryo yang menggantung dengan mulutnya.

Sedangkan Taryo sibuk melumat vagina Yessica..
klitorisnya dijilati.. sehingga tubuh Yessica menegang kenikmatan.
Kulihat paha mulusnya menegang dan menjepit kepala Taryo.

Setelah berdiri Pak Jaka memagut bibirku yang kubalas dengan tak kalah hot.
Aku memainkan lidahku sambil tanganku memijat penisnya.

Tangannya meraih tali pinggangku dan menariknya lepas hingga kimonoku terbuka.
Sambil terus berciuman tangannya menggeser kain yang menyangga pada kedua bahuku..

Maka melorotlah kimono itu.. di tubuhku pun sudah tidak menempel apa pun lagi.
Aku melepas ciuman untuk mengajaknya ke ranjang agar lebih nyaman.

Di sebelah Yessica dan Taryo yang masih ber-69.. kutelungkupkan tubuh telanjangku..
dan menaruh kepalaku di atas kedua lengan terlipat.. seperti posisi mau dipijat.

Dari sini dapat kulihat jelas ekspresi wajah Yessica..
yang meringis menikmati vaginanya dilumat Taryo..
Sementara dia memainkan penis yang menggantung di atas wajahnya.

Pak Jaka menaikiku lalu mencium juga mengelusi punggungku..
Aku mendesah merasakan rangsangan erotis itu.

Ciumannya makin turun sampai ke pantatku..
disapukannya lidahnya pada bongkahan yang putih sekal itu, diciumi..
bahkan digigit.. sehingga aku menjerit kecil.

Mulutnya turun ke bawah lagi, menciumi setiap jengkal kulit pahaku.
Betis kananku dia tekuk, lalu dia emuti jari-jari kakiku.

Beberapa saat kemudian.. dia menekuk paha kananku ke samping..
sehingga pahaku lebih terbuka.

Aku mulai merasakan jari-jarinya menyentuh vaginaku..
Clupp.. dua jari masuk ke liangnya, satu jari menggosok klitorisku.

Rambutku dia sibakkan dan aku merasakan hembusan nafasnya terasa dekat wajahku.
Leher dan tengukku digelikitik pakai lidahnya.. juga telingaku..

Hihihi.. aku tertawa-tawa kecil sambil mendesah dibuatnya.
Aku suka rangsangan dengan sensasi geli seperti ini.

Sementara di sebelah kami semakin seru..
karena Taryo sudah menindih Yessica dan memacu tubuhnya dengan cepat.

Yessica menggelinjang dan mengerang setiapkali Taryo menyentakkan pinggulnya naik-turun.
Tangannya kadang meremasi sprei dan kadang memeluk erat si Taryo.

Pak Jaka mengangkat pantatku ke atas.. kutahan dengan lututku..
dan kupakai telapak tangan untuk menyangga tubuh bagian atasku.

Sesaat kemudian aku merasakan benda tumpul menyeruak ke vaginaku.
Seperti biasa.. aku meringis dengan mata terpejam.. menghayati momen-momen penetrasi itu.

Aku tak kuasa menahan desahanku menerima hujaman-hujaman penisnya ke dalam tubuhku.
Sensasi yang tak terlukiskan terutama waktu dia memutar-mutar penisnya di vaginaku.

Rasanya seperti sedang dibor saja.. aku tak rela kalau sensasi ini cepat-cepat berlalu.
Makanya aku selalu mendesah: "Terus.. Terus.. Jangan pernah stop..!"

Yessica dan Taryo berguling ke samping..
sehingga kini Yessica yang berada di atas dan lebih memegang kendali.

Dengan liarnya dia menggoyangkan tubuhnya di atas Taryo.
Diraihnya tangan Taryo untuk meremas payudaranya.
Wow..!! Kali ini dia bahkan lebih binal dan agresif dari tadi siang.

Di tengah erangannya dia memaki-maki pacarnya yang menyakiti hatinya.
"Randy bangsat.. Ahh.. Lu kira aku uuhh.. nggak bisa.. Nyeleweng, apa..!? Engghh..!!
Terus Bang..!! Entot gua buat ngebales..!! Aahh..!! Cowok sialan itu..!!"

Kocokan Pak Jaka padaku bertambah cepat dan kasar..
otomatis eranganku pun tambah tak karuan.

Sesekali bahkan aku menjerit kalau sodokannya keras.
Karena sudah tak bisa bertahan lagi.. aku mengalami orgasme dahsyat..

Sementara Pak Jaka dia tak mempedulikan kelelahanku..
justru semakin gencar menyodokku.

Tanpa melepas penisnya dia baringkan tubuhku menyamping..
kemudian menaikkan kaki kiriku ke pundaknya..
dengan begini penisnya menancap lebih dalam ke vaginaku.

Selangkanganku yang sudah basah kuyup..
menimbulkan bunyi kecipak setiap menerima tusukan.

Dalam posisi ini aku bisa menyaksikan Taryo dan Yessica tanpa menoleh.
Payudaranya yang berayun-ayun akibat goyangan badannya mendapat kuluman Taryo.

Beberapakali kulumannya lepas karena Yessica menggoyangkan tubuhnya dengan kencang.
Namun dengan sabar Taryo menangkapnya dengan mulut dan mengulumnya lagi.

"Yahh..!! Entot aku Bang..!! Sedot susuku sampai puas..!! Ahh.. Perlakukan aku sesukamu..
Biar bajingan itu tau rasa..!!" Erangnya terengah-engah melampiaskan dendamnya.

Sambil terus menggenjot.. Pak Jaka menyorongkan kepalanya ke payudaraku.
Putingnya ditangkap dengan mulut kemudian digigit dan ditarik-tarik.

Aku merintih dan meringis karena nyeri.. namun juga merasa nikmat.
Sementara situasi di sebelah nampaknya makin seru.

Kalau tadi siang Yessica didominasi oleh mereka berdua,,. kini sebaliknya..
Yessicalah yang lebih mendominasi permainan..
Dan justru Taryo dibuat ngos-ngosan oleh keliarannya.

Setelah menggelinjang dan mendesah ketika mencapai klimaks..
dia mencabut penis itu dari vaginanya.. lalu menggeser dirinya ke bawah..
dan menjilati serta mengulum penis itu seperti orang kelaparan.

Taryo sampai merem-melek dan mendesah-desah dibuatnya.
Dalam jangka waktu lima menitan.. crott.. crott.. crott.. crott..

Cairan putih kentalnya sudah menyemprot bagaikan kilang minyak.
Bercipratan membasahi wajah Yessica.

Yessica terus mengocok dengan tangannya.. mulutnya dibuka..
membiarkan cipratan itu masuk ke mulutnya..
rambutnya yang panjang itu juga terkena cipratan sperma.

Setelah semprotannya reda.. dia menjilati sisanya yang masih menetes..
kepala penis Taryo yang seperti jamur hitam itu disedot-sedot.

Sesudahnya dia mengelap cipratan di wajahnya dengan jarinya..
diisapnya jari-jarinya yang belepotan sperma itu. Sisanya dibalurkan merata di wajahnya.

Kemudian dia rebahan di atas tubuh Taryo.. kepalanya bersandar di dadanya.
Keduanya berpelukan seperti sepasang kekasih.

Aku merasakan sebentar lagi giliran aku klimaks.. dinding vaginaku makin berdenyut.
"Ayoo.. Pak, terus.. Citra sudah mau..!!" Desahku dengan nafas tersenggal-senggal.

Tak lama kemudian aku merasakan tubuhku makin terbakar..
"Oghhhhh..!!" Aku menggeliat sambil memeluk guling erat-erat.

Desahan panjang menandakan orgasmeku..
bersamaan dengan mengucurnya cairan cintaku membasahi selangkanganku.

Dia melepas penisnya dan menurunkan kakiku.. spermanya dikeluarkan di dadaku..
Setelah itu dia ratakan cairan kental itu ke seluruh payudaraku hingga basah mengkilap.

Belum habis rasa lelahku..
dia sudah tempelkan kepala penisnya di bibirku.. menyuruh membersihkannya.

Dengan sisa-sisa tenaga.. aku genggam benda itu dan menyapukan lidahku dengan lemas..
kujilat bersih dan sisa-sisa spermanya kutelan saja.

Akhirnya kami pun terbaring bersebelahan, keringatku bercucuran dengan deras.
Dadaku naik-turun dengan cepat karena ngos-ngosan.

"Ck.. Ck.. Ck.. What a naughty girl you are, Ci..!" Terdengar Yessica berkata dari sebelahku.
Aku menoleh ke arahnya yang masih berbaring di tubuh Taryo.. dan membalasnya tersenyum.

Kami masih sempat ngobrol-ngobrol beberapa menit sebelum satu per satu tertidur kecapekan.
-----oOo-----

Pagi jam sembilan aku terbangun dan menemukan diriku telanjang tertutup selimut.
Tidak ada siapa pun di kamar semua sudah pergi.

Jendela sudah terbuka..
sehingga sinar matahari menerangi kamar ini.. dari luar terdengar kecipak air.

Aku turun dari ranjang dan melihat ke luar jendela..
di kolam Yessica sedang berenang sendirian.. tanpa sehelai benang pun.

"Yes.. Ooii..!" Sapaku sedikit teriak sambil melambai..
"Mana tuh dua orang itu..!?"

Dia menoleh ke asal suara dan balas melambai. "Nggak tau tuh..
Kalau Pak Jaka tadi lagi nyapu di depan. Sini Ci.. segar loh renang pagi gini..!"

Aku keluar dari kamar dan menyusulnya ke kolam.
Baru turun dari tangga.. aku hampir bertabrakan dengan Pak Jaka..
yang muncul di sebelah dengan memegang sapu.

Dia baru masuk ke sini setelah selesai membersihkan halaman depan.
"Aduh.. Bapak.. ngagetin aja.. Hampir deh..!" Kataku sambil mengelus dada..
"O ya.. Taryo hari ini nggak bisa ke sini ya katanya..?"

"Haduh.. Bapak juga kaget Neng nongolnya mendadak gini.. Taryo ya..
tadi pagi dia pulang ke kampungnya lagi.
Tapi memang dia bilang hari ini nggak bisa ke sini.. soalnya entar siang majikannya datang.."

Kebetulan pak Jaka ingin minta izin padaku untuk menengok cucunya yang baru sembuh di desa..
Tapi sesudah makan siang dia berjanji akan kembali.

Setelah dia pergi.. tinggallah kami dua gadis di villa ini.
Hampir sejam lamanya kami berenang dan mengobrol di kolam.

Setelah mandi bersih aku memasak dua bungkus mie Korea untuk sarapan.
Habis makan aku mengajaknya jalan-jalan mengelilingi kompleks..
sekalian menikmati suasana pegunungan yang tenang dan sejuk.

Sepanjang jalan.. hampir semua orang yang kami temui.. –terutama pria..– memperhatikan kami.
Bahkan beberapa sempat menggoda dengan kata-kata.

Tidak heran sih.. karena aku memakai pakaian kemarin yang seksi itu.
Sedangkan Yessica memakai rok mini warna hitam.. dengan atasan kaos U can see kuning yang ketat.
Sehingga mencetak bentuk badan dan payudaranya yang menantang.

Untung hari ini tidak banyak angin..
kalau tidak.. rok yang bahannya lembut itu sudah tertiup angin ke mana-mana.
Kami sih berlagak cuek aja dengan tatapan-tatapan nakal mereka.

Siapa sangka.. justru penjaga villa yang biasa kurang dianggap..
malah lebih beruntung dibanding om-om dan pemuda kaya yang kami temui.

Ketika pulang.. kami melihat di villa sebelah sudah terparkir dua buah mobil..
dan beberapa anak-anak asyik bermain di balik pagar.

Majikan Taryo dan familinya sudah datang..
berarti dia tidak bisa menemani kami lagi.. karena sibuk melayani mereka.

Di rumah.. Yessica meminta kalau nanti ML lagi agar kembali disyuting.
Dia juga menyayangkan kenapa aku tidak mensyutingnya semalam.

Padahal menurut dia.. semalam itu sangat hot adegannya.
Iya juga sih.. pikirku.
Tapi kan waktu itu nafsu sudah di ubun-ubun.. sampai lupa mau mensyuting juga.

Jam tigaan.. setelah Pak Jaka kembali. Yessica memintaku mensyutingnya lagi.
Kali ini settingnya di ruang tengah.. tempat Taryo menggarapku kemarin.

Yessica dan Pak Jaka duduk bersebelahan di sofa.. begitu kuberi aba-aba, mereka berpelukan.
Pak Jaka melumat bibir Yessica dan lidah mereka mulai beradu.

Sambil berciuman.. tangan Pak Jaka meraba-raba paha mulusnya..
semakin ke atas menyingkap roknya yang pendek.

Yessica pun tidak kalah aktif.. dia meremasi selangkangan Pak Jaka dari luar celananya.
Kemudian Pak Jaka menjatuhkan tubuhnya ke depan menindih Yessica.

Mereka mulai saling melucuti pakaian pasangannya sampai bugil.
Yessica duakali orgasme di atas sofa.. selanjutnya kami pindah ke kamar mandi.

Mereka bercinta di bawah siraman shower.
Yessica menyandarkan tangannya di tembok.. menerima sodokan Pak Jaka dari belakangnya.

Sambil menggenjot.. Pak Jaka menyuruhku mengambil sabun cair dekat bathtub..
dia menuangkannya ke tangannya lalu membalurinya ke tubuh Yessica.

Tangannya yang kasar itu menggosok seluruh tubuhnya..
Paha.. pantat.. perut.. naik ke payudaranya.
Lama-lama tubuh sabun cair itu semakin berbusa di tubuh Yessica.

Usai menyabuni Yessica.. dia membalik tubuhnya menghadapnya.
Kaki kanannya diangkat sepinggang..

Penisnya diarahkan memasuki lubang senggamanya.
Slebbb.. jlebb..!! Clebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clebb-crebb-crebb..
Dengan gencarnya dia mengocok sepupuku dalam posisi berdiri.

Tak lama kemudian Yessica menengadah dan mengerang panjang mengalahkan deru shower.
"Oohh.. Keluar Pak..!!" Sambil mempererat pelukannya.

Yessica berlutut dan menerima semprotan sperma Pak Jaka di wajahnya.
Adegan di kamar mandi ini menyudahi persenggamaan siang ini.
-----oOo-----

Malam harinya kami main threesome di kamarku.
Pak Jaka berbaring sambil menikmati vagina Yessica yang naik ke wajahnya..
sementara aku sibuk melayani penisnya dengan mulut dan lidahku.

Semakin kukulum semakin keras dan berdenyut benda itu.. kulakukan itu sepuluh menit lamanya.
Sayang sekali kalau cepat-cepat orgasme.. sedangkan aku belum mencapai kepuasanku.

Aku pun naik ke selangkangannya dan memasukkan benda itu ke vaginaku.
Slebbb..!! "Uuugghh..!" Desahku saat benda itu menusuk ke dalam.

Di sela-sela kegiatan menikmati vagina sepupuku..
dia juga mendesah merasakan jepitan vaginaku terhadap penisnya.

Liarnya goyanganku membuatnya makin liar memperlakukan Yessica.
Jilatan-jilatannya nampak lebih seru.. sampai bunyi decapan menyeruput cairannya pun terdengar.

Tangannya dijulurkan ke atas meraih kedua payudaranya..
meremasnya sambil terus menyedot vaginanya.

"Ahh.. Ohh.. Pak.. Hhhhh..!" Desah Yessica sambil menggeliat-geliat.

Setelah Yessica mencapai orgasme.. Pak Jaka mengajak ganti posisi.
Kali ini aku nungging di atas Yessica dengan gaya 69..

Jlebb..!! Kembali Pak Jaka menusukku dari belakang..
sesekali kurasakan lidah Yessica pada vaginaku.

Di bawah sana..
dia sedang menjilati vagina dan penis Pak Jaka yang sedang keluar masuk.

Sebagai responnya.. aku juga menjilati vaginanya yang basah oleh cairan orgasme dan ludah.
Aku menjilati bibir vaginanya hingga klitorisnya yang merah itu.

Hhmm..!! Dia memakai pembersih kewanitaan..
dengan merek yang sama seperti punyaku.. aku sudah hafal dengan aromanya.

Tangan Pak Jaka mulai merayap di payudaraku, memilin putingnya dan memijatinya.
Aku tidak bisa menahan lebih lama lagi sesuatu yang mau meledak dalam diriku..

Aku mengerang panjang saat mencapai puncak.
Genjotannya masih berlangsung beberapa menit ke depan..
sehingga memberiku kenikmatan lebih lama.

Selesai membawaku ke puncak.. kini dia mengincar Yessica.
Dia rebahan lalu menyuruh Yessica menaiki penisnya yang masih mengacung tegak..
benda itu basah mengkilap berlumuran lendirku.

Dia mengisi vaginanya dengan penis itu diiringi desahan..
setelah berhasil menancapkannya tanpa buang waktu lagi dia menggoyangkan tubuhnya.

Pak Jaka sendiri turun menyentak-nyentakkan pinggulnya ke atas merespon goyangan badannya.
Birahiku mulai naik lagi.. maka aku menaiki wajah Pak Jaka dalam posisi berhadapan dengan Yessica.

Tanpa diminta lagi.. lidahnya sudah beraksi menyusuri organ kewanitaanku.
Jilatannya diselingi kocokan jari tangan yang bergerak liar di dalam vaginaku..
desahanku pun semakin menjadi-jadi.

Kedua telapak tanganku saling genggam dengan Yessica.
Rasa nikmatku kulampiaskan dengan memagut bibir sepupuku.. lidah bertemu lidah lalu saling jilat.

Lidah Pak Jaka bukan saja menjilati vaginaku.. duburku pun tidak luput darinya.
"Yeeaah.. gitu Pak..!! Terus.. Yahh..!! Jilati aku sepuasmu..!!"
Demikian desahku menghayati setiap jilatannya.

Orgasmeku hanya lebih beberapa detik dari Yessica..
Tubuh kami menggelinjang di atas tubuh Pak Jaka diiringi erangan yang sahut-menyahut.

Cairan yang meleleh dari vaginaku dilahapnya dengan rakus sekali..
sampai terdengar suara menyeruputnya.

Yessica mencabut penis itu dari vaginanya..
kemudian rebahan di antara paha Pak Jaka mengoral penisnya.

Aku juga merundukkan badanku ke depan mendekati penis yang masih tegak itu.
Berdua kami melayani ‘Adik’ kecilnya dengan kocokan.. jilatan dan isapan selama lima menit..
hingga isinya muncrat ke wajah kami.

Kami masih terus mengocok-ngocoknya hingga tetes terakhir..
Pemiliknya sampai berkelejotan dan melenguh nikmat akibat perbuatan kami.

Maninya sudah tidak sebanyak kemarin.. sehingga kami sedikit berebutan untuk mendapatkannya.
Kami terkulai lemas.. tubuh kami sudah berkeringat.. nafas pun sudah putus-putus.

"Hebat juga ya Bapak ini.. bisa tahan segitu lama sama dua cewek.." pujiku.
"Ahh.. Neng ini.. sebenernya sih berkat jamu tadi sore hehehe.." katanya dengan tersipu malu.

"Oo.. Pantes tadi nafasnya bau gitu.. tapi hebat juga ya jamunya Pak.."
Sahut Yessica sambil merapat dan menyandarkan kepalanya pada dadanya.

Sungguh seperti kaisar saja Pak Jaka malam itu. Tidur diapit dua gadis muda dan cantik.
Suatu hal yang membuat banyak cowok iri tentunya.

Dia juga berterimakasih pada kami karena telah membuatnya merasa muda kembali di usianya.
-----oOo-----

Besoknya jam sebelas kami sudah berangkat kembali ke Jakarta.
Tidak lupa kami memberi ciuman perpisahan padanya.. Yessica pipi kiri dan aku pipi kanan.
Lalu dibalasnya dengan menepuk pantat kami bersamaan.

Hari itu juga.. sore harinya kami membawa rekaman handycam itu ke Verna.. untuk ditransfer dalam bentuk vcd.
–Komputer Verna memang paling lengkap.. walau sebenarnya milik adiknya yang sedang kuliah di luar negeri..–

CD masternya dibawa Yessica sebagai koleksi pribadinya. Copy-nya untuk kami.
Tentunya hanya untuk kalangan kita-kita saja.

Dia mengabariku seminggu setelah kepulangannya.. bahwa dia telah memutuskan hubungan dengan pacarnya..
setelah sebelumnya dia mengajak cowoknya menonton bersama rekaman di villa itu sebagai pembalasannya.

Kata-kata terakhirnya pada cowoknya sebelum berpisah adalah..
"Kalau lu bisa main gila.. gua juga bisa bikin yang lebih gila..!!"

Sekarang ini dia sudah mempunyai pacar baru yang lebih muda empat tahun darinya.
Sifatnya juga lembek.. biar lebih gampang dikendalikan.. katanya.
Duh.. Dasar Yessica..!! Jadi woman rule nih ceritanya. Hehehe..

O.. ya.. Met Skripsi juga, Yes. Good luck.. and success..!! (. ) ( .)
------------------------------------------------oOo-----------------------------------------------

Author: Andini Citra.

End of Cerita 160..
Sampai Jumpa di Lain Cerita.. Adios..!! :ciao:
 
:beer: .. igaP dooG
Eperibadi..

Noh.. di atas Nubi posting Episode akhir Cerita 160..

Sialkan dikenyot.. :nenen: n KEEP SEMPROT..!!
 
--------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 161 – Para Pencari Kenikmatan

Musholla itu
tepat berada di tengah-tengah kampung..
Terbuat dari bata yang diplester sederhana dan beratap rendah.

Kebanyakan rumah-rumah warga berdiri sana mengitarinya..
Bagai musholla itu adalah pusat segalanya. Sikap kekeluargaan antara warga masih kuat.

Jika salah seorang warga ditanya.. apakah mengenal si A..
artinya sama saja menanyakan saudara atau kerabat dekat.. atau teman akrab.
Semua orang saling mengenal dan hidup berdampingan dalam damai.

Bang Jack bangun dengan badan segar bugar.
Ia bangkit dari peraduannya.. dari sebuah karpet tipis milik musholla yang tidak terpakai.
Dipandanginya jam dinding yang terpaku di pintu kayu. Sudah saatnya ia menjalankan tugasnya.

Dengan mengenakan celana panjang dan kain sarung yang dililitkan di pinggang..
Bang Jack berjalan keluar untuk mengambil air wudlu.
Selanjutnya ia mulai menyapu musholla sembari menunggu waktu shubuh tiba.

Pagi itu udara sangat sejuk.
Satu-dua lampu di rumah warga mulai menyala, tanda denyut nadi kehidupan segera dimulai.

Bang Jack menatap jalanan yang agak terhalang oleh deretan bunga yang tumbuh di kiri dan kanan musholla.
Pandangan matanya menembus hingga ke arah perempatan di ujung jalan.

Di atas kabel listrik yang membentang di antara tiang-tiang, langit di atasnya terlihat kelabu.
Jauh di depan, terlihat jembatan kayu yang membentang kaku.

Bang Jack menguak jendela musholla perlahan. Ia menatap burung-burung kecil yang lincah.
Sayap-sayap mereka begitu ringan berkepakan di udara pagi.
Cakar-cakar mungil itu tak lelah berlompatan dari satu dahan ke dahan lain.

Sesaat bertengger di pohon waru.. lalu pindah ke dahan kopi.. ke cabang-cabang cengkih.. ke pelepah-pelepah kelapa.
Suara burung-burung itu berdengung di telinga Bang Jack.. membuat hatinya jadi semakin tenang.

Bunyi beduk menandai waktu subuh telah datang.
Bang Jack bergegas mengumandangkan adzan dengan suaranya yang cempreng-cempreng serak.

Setelah itu ia bergegas berganti baju dan menunggu para jamaah..
sembari mengalunkan puji-pujian untuk mengagungkan kekuasaan yang Maha Kuasa.

Ustad Ferry adalah yang pertama datang, disusul kemudian oleh orang-orang yang lainnya.
Seperti biasa.. hanya ada segelintir orang.
Kebanyakan malas menerobos kegelapan serta dinginnya pagi untuk menuju ke musholla.

Setelah melaksanakan sholat yang dipimpin oleh Ustad Ferry..
Bang Jack berganti pakaian kembali dan kemudian tanpa sempat sarapan pagi..
ia melangkah pergi meninggalkan musholla.

Bang Jack harus sudah berangkat ke ladang Pak Jalal sebelum pukul setengah enam..
sebab ia sudah janji kepada laki-laki paling kaya di desa itu untuk membantunya memanen jagung.

Dari arah berlawanan.. Bang Jack berpapasan dengan banyak orang.
Perempuan-perempuan yang berjalan terbungkuk-bungkuk karena punggungnya diberati beban..
para lelaki terengah menahan pikulan di pundak..

Tetapi ada juga beberapa orang yang berjalan melenggang saja atau hanya dengan menenteng keranjang belanjaan..
mengepit dompet di ketiak.. dan kain gendongan berkibar di bahu.

Sementara itu.. di jalan setapak tampak beberapa orang memanggul cangkul dan menenteng sabit..
menyusuri pematang-pematang sawah.. turun di antara pangkal-pangkal rumpun padi yang terpotong..
melewati gundukan-gundukan jerami sisa panen.

Angin sepoi-sepoi basah bertiup dari timur menuju barat menyisakan hawa semalam.
Di sisi lain ada yang masih berkerudung sarung, berjalan sambil mendekap kedua siku.. sesekali tampak menguap.
Satu dua masih berpakaian tebal.. melangkah pelan-pelan dengan menuntun atau menggendong anak kecil.

“Berjualan, Mbok..?” Tanya Bang Jack menyapa seseorang..
”Ke pasar, Kang..?” Tanyanya lagi ke orang yang lain. Semua menyahutinya dengan ramah dan supel.

“Kalian mau sekolah ya..?” Seru Bang Jack ke segerombolan bocah.
“Yang bener ya. Sekolah yang tekun.. supaya pintar dan jadi orang kaya..
nggak susah seperti kita-kita ini.. orang-orang tua yang sudah telanjur bodoh..”

Bang Jack tertawa.. dan anak-anak itu hanya menanggapinya dengan cengiran.
Jalan menurun. Gedebuk kaki makin gaduh. Lalu, jalan menanjak.

Langkah-langkah melambat. Mendatar.. turun.. naik lagi. Sekali waktu Bang Jack tersandung batu..
melompati lubang atau jalan yang rusak.. serta menepi karena berpapasan dengan sekawanan kerbau.

Lalu.. sampailah ia di jalan berumput.. kelokan yang tepat menuju ke ladang Pak Jalal.
Bang Jack menyusuri jalan setapak itu, yang kiri-kanannya ditumbuhi semak-semak rendah.

Sisa embun di atas rerumputan tampak seperti kristal-kristal kecil yang menguraikan sinar matahari.
Di ujung jalan, ia berhenti sesaat, menatap ke bawah.

Kilatan jernih serta gemercik air seolah menantang kesungguhannya. Jalan menurun dan bersaf-saf.
Tangan Bang Jack kadang-kadang berpegangan pada rumput-rumput atau akar-akar pohon waru.
Ladang Pak Jalal sudah tidak jauh lagi.

Bang Jack melambatkan laju langkah kakinya. Angin berembus menerpa punggungnya yang basah.
Burung-burung kecil masih berlompatan di dahan. Tapi.. mereka tak berani menyapa.

Bunyi gesekan sendal memantul ke dinding batu, berpendar ke sisi yang lain.. meleleh pada lumut-lumut setengah basah.
Sesekali Bang Jack mengusap keringat di kening dengan punggung tangannya..
terkadang menarik napas dalam-dalam sambil meluruskan betisnya yang mulai terasa pegal.

Hanya sebentar. Setelah itu ia pun kembali berjuang melangkahkan kaki.
Namun kali ini Bang Jack kembali berhenti ketika ekor matanya tanpa sengaja..
menatap sebuah bungkusan yang tergeletak di tepi pematang.

Sebuah tas cangklong tua, tapi sepertinya penuh oleh sesuatu.
Penasaran, ia pun mendekat untuk memeriksa benda tersebut.

Tutup tas tersebut terhempas ke samping ketika Bang Jack memungutnya..
Menampakkan dua buah kantong plastik yang teronggok mencurigakan.

Bang Jack mengambil salahsatu kantong untuk diteliti lebih seksama..
sebelum kemudian mulai membukanya.. dan ia langsung tercekat.

”Astaghfirullah..!!” Teriaknya. ”I-ini punya siapa..?”
Bang Jack mengambil kantong kedua dan ternyata isinya juga sama.

Di sana terlihat beberapa ikat benda yang seperti.. uang kertas pecahan 100 ribuan..!!
”Masya Allah..” kata Bang Jack menelan ludah. ”Mimpi apa aku semalam..!”

Segera ia memasukkan kembali dua kantong itu ke dalam tas dan menutupnya rapat-rapat.
Lalu cepat-cepat balik lagi ke musholla.

Pikiran untuk membantu Pak Jalal sirnalah sudah..
berganti dengan kebingungan dan juga rasa terkejut yang amat sangat.
Bang Jack merasa tekanan darahnya mengalir deras memenuhi nadinya.

Di dalam musholla.. ia terpaku menatap tumpukan uang dalam tas kain itu sambil menggeleng-gelengkan kepala..
sama sekali tak percaya dengan apa yang tengah dilihatnya.

Lalu kemudian Bang Jack mulai tertawa, dan tertawa, dan terus tertawa tiada henti-hentinya.
Ia tertawa berlebihan hingga perutnya yang gendut jadi terguncang-guncang dan membuatnya sakit.
Namun ia sama sekali tak peduli.. karena terlalu senang memegang bundelan uang sebanyak itu.

Bang Jack menyobek ikatan pengamannya.. lalu meraba dan menciumi wangi bau uang kertas baru..
dan hangatnya lembaran tersebut.
Sungguh jumlah uang yang sangat banyak dan terbanyak yang pernah dilihat oleh Bang Jack selama ini.

Marbot musholla itu histeria dalam kegembiraan.
Ia memekik.. melompat-lompat.. dan tertawa terbahak-bahak.

Ia terus menerus merangkul dan menciumi tumpukan uang itu karena saking bahagianya.
Bang Jack terus menerus berkata.. ”Ini seperti cerita film.. seperti kisah sinetron..!”

Setiapkali ia menatap tumpukan uang di depannya..
Bang Jack seperti tidak percaya dengan pandangan matanya sendiri.. mimpikah atau kenyataan..?

Tentu saja.. seseorang akan segera mencari keberadaan uang tersebut.
Bayangan itu mulai muncul mengganggu pikiran Bang Jack.

Segera ia berdiri tertegun di tepian bedug besar yang bergaya betawi..
dan mencoba untuk memikirkan langkah berikutnya.

Menurutnya, uang itu pastilah milik seseorang, yang entah kenapa bisa jatuh di sawah.
Bang Jack bertanya-tanya. sebesar apa gerangan hadiah yang akan diberikan jika ia mengembalikan uang tersebut.

Namun pikiran itu segera ia tepis jauh-jauh sebelum sempat menemukan jawabannya.
”Uang ini milikku.. aku yang menemukannya..!” Kata Bang Jack pada dirinya sendiri.

”Aku sudah bekerja keras selama ini.
Bahkan tanganku kasar dan rusak karenanya.. tapi aku nggak mendapat hasil apa-apa..”

Bang Jack bukanlah tipe pria yang pandai berkata-kata.. apalagi dengan ungkapan kata yang tepat bahkan puitis.
Akan tetapi Bang Jack merasa pada saat itu seperti telah tersentuh oleh suratan takdir.. oleh tangan Tuhan.
Jika saja ia tau bagaimana cara memanfaatkan uang tersebut..

Bang Jack menghela nafas dalam-dalam.. dan berusaha untuk menenangkan diri. Ia harus berpikir jernih.
”Aku nggak boleh ngomong ke orang lain..” Bang Jack berkata seakan memberi perintah kepada dirinya.

Mengejutkan melihat ia yang biasanya santai.. tiba-tiba menjadi seseorang yang begitu serius.
Dengan semangat yang menggebu-gebu seperti itu.. bagaimanakah Bang Jack dapat mengontrol situasi..?

”Aku akan mengurus segalanya..” katanya yakin.
Bang Jack mungkin saja tampak seperti memiliki kehebatan mengatur uang tersebut.

Namun jauh di dalam dirinya.. ia gugup.. dan otaknya terus berputar..
memikirkan cara terbaik mengamankan uang temuan itu. Masalah ini tidak bisa dianggap sepele.

Bang Jack harus mencari tau bagaimana menyimpan uang nominal seratus ribuan itu dengan aman.
Bagaimana caranya..? Lalu di mana..? Bang Jack tau persis dirinya sedang membutuhkan bantuan.

Dan orang yang pertama muncul dalam benaknya adalah seorang pria jujur bernama Asrul.
Ia segera meninggalkan musholla dengan membawa uang temuan itu.
Bang Jack mengemasnya ke dalam sebuah tas ransel sekolah.

Hari mulai menjelang siang. Di sebelah atas atap musholla terlihat bayangan besar pepohonan..
yang tersorot sinar matahari berwarna putih.

Di seberang jalan.. pantulan sinar matahari itu terlihat berkemilau menyilaukan.
Masih banyak penduduk yang belalu-lalang di jalan.

Bang Jack merasa seolah-olah tas ransel yang dipikul di pundaknya mengeluarkan bunyi alarm..
yang memekakkan telinga.. sama seperti perasaan bersalahnya yang terlihat menyala dalam cahaya pagi.

Detak jantungnya terasa memukuli genderang telinganya. Apalagi ketika seseorang menyapanya..
Bang Jack merasa pastilah orang itu sedang mengawasi gerak-geriknya. Ia jadi paranoid.

Bang Jack merasa ingin lari.. namun tersadar kalau itu cuma akan tambah memancing kecurigaan orang.
Itulah yang membuatnya jadi mengurungkan niat.

Bang Jack akhirnya memutuskan untuk tetap berjalan santai..
menuju rumah Asrul meski degup jantungnya tetap menderu kencang.

Namun yang bisa ditemui Bang Jack di sana cuma Mira.. istri Asrul..
dan keempat anak mereka yang masih kecil-kecil.

”Suamiku nggak ada di rumah, Bang..” kata perempuan manis itu.
”Coba cari ke sawah Pak Jalal.. pagi ini dia pamit mau kerja di sana..”

”Jam berapa biasanya dia balik..?” Tanya Bang Jack frustasi.
”Siang hari. Memangnya ada apa, Bang..?” seru Mira kuatir.

“Bagus kalau gitu. Aku akan menunggu di sini saja..”
kata Bang Jack sembari mengempit erat tas uangnya.

Mira segera mempersilakannya masuk. Bang Jack membawa tas itu ke ruang tamu..
ia menyimpan barang bawaannya di bawah meja dan mengeluarkan sebundel kecil uang pecahan 100 ribuan.

Bang Jack berniat untuk sedikit menggoda Mira sembari menunggu Asrul pulang.
”Mir, Sini. Aku punya sesuatu buat kamu..” panggilnya sambil menaruh uang itu di atas meja.
Ia lantas mengaturnya rapi menjadi tumpukan berisi sekitar seratus lembar.

Demi melihat lembaran merah itu.. Mira segera menyuruh kedua anaknya untuk menunggu di kamar tidur..
sementara ia dan Bang Jack duduk mengitari meja yang penuh uang dengan mata berbinar.

Mira memandangi uang sebanyak itu tanpa mampu berucap apa-apa.
”Bang Jack habis ngerampok ya..?” Tanya Mira yang akhirnya dapat mengeluarkan suara.

”Enggaklah..” sahut Bang Jack sambil tertawa.
”Lalu, ini apa..?”

Bang Jack yang sudah tidak sabar segera menarik tangan Mira dan menaruhnya di atas tumpukan uang tersebut.
”Ini semua akan menjadi milikmu..”
”Beneran, Bang..?”

Mira ingin tertawa.. namun nyatanya hanya bisa menatap bingung..
dari mana Bang Jack bisa mendapatkan uang sebanyak itu.
Tebakan terbaiknya adalah, uang ini milik seseorang yang dicuri atau ditemukan oleh Bang Jack.

”Iya, Mir. Aku menemukannya..!!” Seru Bang Jack seolah membenarkan anggapan Mira.
”Bang, Abang harus segera menghubungi Pak RW untuk mengatur pengembaliannya.
Siapa tau si pemilik akan memberi abang hadiah..” kata Mira kuatir.

”Nggak bisa, Mir. Uang ini milikku. Aku yang menemukannya..” Bang Jack bersikeras.
”Lagian.. aku juga nggak percaya pada gerombolan RW..”

”Tapi.. aku nggak bisa membiarkan Abang menyimpan uang itu..” Mira tampak bingung.
”Mungkin yang punya lagi membutuhkannya..”
”Nggak ada yang tau kalau aku yang menemukannya..” Bang Jack berkilah.

Mira tau bagaimana perangai Bang Jack. Lelaki itu tidak akan dapat menyimpan rahasia lama-lama.
Bang Jack terlalu bersemangat, terlalu blak-blakan, dan sangat ceroboh.
Dalam dua hari saja kabar penemuan uang itu akan tersebar luas di seantero kampung.. sukar untuk dicegah lagi.

”Bang Jack jangan bertindak nekad, siapa tau ada yang melihat..” kata Mira lagi.
Sejenak Bang Jack merasa panik.

Tidak terpikir olehnya bahwa seseorang telah melihat perbuatannya ketika mengambil uang tersebut.
”Emm.. karena itulah aku datang ke sini. Aku harus menemui suamimu untuk meminta bantuan..”
keluh Bang Jack pada akhirnya.

Ia menjelaskan bahwa dirinya berniat menitipkan sebagian uang itu kepada Asrul..
karena ia tau Asrul adalah pria yang jujur dan bisa dipercaya.

Bang Jack juga membutuhkan Asrul untuk menolongnya menukarkan uang pecahan seratus ribuan itu..
menjadi pecahan yang lebih kecil.. agar bisa dibelanjakan dan tidak dicurigai.

Bang Jack bahkan rela berbagi beberapa persen kalau memang perlu.
”Bisakah suamimu menolongku..?” Desaknya.

Mira tampak berpikir keras. Apa pun rencana yang akan mereka lakukan..
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghilangkan jejak.. dengan menghancurkan tas uang itu.

Bang Jack menurut.. ia segera mengambil dua kantung kresek berisi uang..
kemudian menyerahkan tas kulit yang sudah kosong kepada Mira.
Istri Asrul itu segera membawanya ke belakang dan membakarnya di atas tungku.

Bang Jack menahan nafas.. pandangan matanya tidak pernah berhenti melihat ke sekeliling..
karena dapur rumah Mira memang sangat terbuka. Ia ingin memastikan situasi benar-benar aman.

Dalam hati.. Bang Jack merasa bangga dan seolah berkuasa..
inilah untuk kali pertama dalam sejarah hidupnya ia punya uang banyak..!

Bang Jack bangga akan dirinya yang baru saja melenyapkan barang bukti.
Kerja bagus. Ia akan memberi Mira sebagian uangnya untuk imbalan.

Selanjutnya kedua orang itu balik lagi ke dalam.
Asrul masih belum pulang.. sementara anak-anak Mira terlihat pergi main ke rumah tetangga.

Sekarang cuma ada Mira dan Bang Jack yang duduk bersama di ruang tamu rumah Asrul yang sempit..
sembari mendiskusikan pendapat atas apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

”Sekarang uang itu sudah jadi milik abang sepenuhnya..” kata Mira dengan nada suara tinggi.
”Lalu.. apa yang akan Bang Jack lakukan..?”

”Kita tenang saja, nggak perlu ribut..” sahut Bang Jack tegas.. ”Rencananya, uang ini akan kubagi empat.
Selain ke Asrul, dua bagian yang lain akan kutitipkan kepada Udin dan Ustad Ferry.
Dengan begitu, kalau ada yang berniat mencurinya.. uang itu nggak akan hilang seluruhnya.
Nanti kita bagi rata. Si pemilik uang nggak akan pernah tau uangnya ada pada kita..”

Mira hanya bisa mengangguk muram. Dan apa yang terjadi selanjutnya di pagi itu..
Adalah sebuah bagian cerita yang sangat kontras sekali.

Kesulitan keuangan..
membuat perempuan berparas cantik itu setuju saja ketika Bang Jack menawarinya imbalan 10 juta.

”Selain ini.. aku juga akan memberimu modal. Bukankah kamu sudah sejak dulu pingin berdagang soto..?”
Tawar Bang Jack. Sekali lagi Mira hanya bisa mengangguk.

Parasnya yang pucat perlahan mulai mendapatkan sinarnya..
begitu membayangkan kehidupan layak yang bisa ia gapai dengan bantuan uang dari Bang Jack.

Anak-anaknya tidak lagi kelaparan. Mereka bisa sekolah dan belajar dengan tenang.
Selain itu.. ia juga bisa membelikan baju baru untuk mereka.

Semuanya sangat indah dan menggiurkan hingga Mira hanya bisa menurut saja..
ketika Bang Jack menawarkan sesuatu yang lain.

”Kutambah lagi 10 juta kalau kamu mau menemaniku seperti minggu kemarin..”
Goda Bang Jack.. merujuk saat ia meniduri istri Asrul itu dengan imbalan uang 100 ribu buat beli beras.

Sekarang ia sangat gatal ingin memasukkan penisnya kembali ke lubang vagina..
perempuan cantik beranak empat itu dan menggenjotnya lagi kuat-kuat.

Mira tentu saja tidak bisa menolak. Ia pun mengiyakan saja..
saat Bang Jack mulai berpindah tempat duduk di sebelahnya untuk mengamati seluruh tubuhnya yang sintal.
Terutama ke bagian dadanya yang sedikit terbuka.

Tau kalau lagi dipandangi, Mira malah memajukan badannya..
sehingga bongkahan itu terlihat semakin membulat indah dan sempurna.

“Bang Jack suka..?” Tanya Mira dengan senyum mesra sok akrab.
“Kayaknya padat banget, Mir..” kata Bang Jack sambil terus menatap erat.

“Kangen ya, pengin gituin aku lagi..?” Selidik Mira sambil tersenyum nakal.
“Ahh.. kamu tau aja..” Bang Jack terus memandang suka.

”Kalau gitu, ayo cepat. Mumpung bang Asrul lagi nggak ada, nanti keburu dia pulang lho..”
Mira memalingkan muka dengan pura-pura malu dan menyeringai senang.

“Ayo, aku juga sudah nggak sabar..” Bang Jack segera mengikuti Mira masuk ke dalam kamar.
Ia biarkan semua uangnya menggeletak di ruang tamu.

Begitu pintu kamar tertutup.. Bang Jack langsung merangkul tubuh istri Asrul tersebut..
kemudian langsung melumat habis bibirnya yang tipis memerah dengan buas.

”Ugh.. pelan-pelan aja, Bang..” Mira terkejut namun langsung saja meladeni lumatannya.
Mereka berdua saling mengisap dengan penuh rakus dan nikmat.

Bahkan Bang Jack menambah dengan meremas nakal pantat Mira yang masih membulat indah..
meski sudah melahirkan empat orang anak.
“Hhss.. Baangg.. aah.. hhh..” desis Mira ketika ciumannya terlepas.

Namun belum sempat menghela napas.. Bang Jack sudah menyerangnya lagi..
dengan lumatan-lumatan lain yang tak kalah dahsyat.

“Aku kangen pada tubuhmu, Mir.. aku pengin bercinta dan tidur denganmu lagi..!!“
Kata Bang Jack yang disambut senyum ramah oleh Mira.

Mereka berdua kembali saling melumat dan mengisap-isap.
Tangan Mira perlahan mulai meremas batang kontol Bang Jack yang sudah ngaceng bak tugu monas.

Demikian pula dengan Bang Jack..
tangannya naik dan langsung meremas buah dada Mira yang masih nampak anggun dan indah.

Mereka saling merangkul dan terlibat dalam lumatan demi lumatan yang sangat dalamnya..
Bagian kepala penis Bang Jack tampak sudah meneteskan cairan madzi.

Marbot tua itu terangsang oleh tubuh montok yang tergolek pasrah di depannya..
Bahkan jantung Bang Jack serasa hampir copot melihat besarnya buah dada Mira yang sangat montok.

“Kamu suka kan, Bang.. sama buah dadaku ini..?” Goda Mira dengan gemas.

Mereka berdua sudah telanjang bulat. Istri Asrul itu kemudian mendorong Bang Jack agar duduk di atas ranjang.
Ia lalu menaikinya dan memposisikan diri di pangkuannya.

Mereka berdua kembali saling melumat penuh kerakusan. Tangan Bang Jack tak habis-habisnya bergerak ke sana-kemari..
Mengelus dan meremas-remas tubuh montok Mira yang terasa begitu halus.

Sedang Mira sendiri meladeni lumatan laki-laki itu sambil tangannya menyelinap memegangi batang Bang Jack..
yang sudah keras ngaceng dan mengelus serta mengocoknya perlahan.

“Baaang.. aah.. luar biasa penismu ini.. besarnya..!!“
Puji Mira ketika Bang Jack melumat dengan nakal sambil menggigit-gigit kecil bibirnya yang tipis.

“Itu kontol, Mir..! Bilang, aku suka kontol.. gitu..!!” Kata Bang Jack..
dengan tangan meremasi buah dada Mira keras-keras hingga membuat istri Asrul itu menjerit lirih.

“Auwh.. aduuh..! Bang Jack nakal.. pelan dong ngeremesnya, sakit tau..! Dasar kontol gede..!!”
Mira balas meremas penis Bang Jack dengan kuat.

”Eghhm..” laki-laki itu pun menengadah ke atas.. merasakan nikmatnya betotan tangan lentik nan jahil..
milik istri sahabatnya ini.

Mereka berdua berpandangan dengan senyum menggoda dan menggairahkan..
karena saling menggoda kelewat batas.

“Masih mau menyetubuhi aku, Bang..?” Tanya Mira penuh harap.
“Kenapa enggak..? Tapi, emut dulu kontolku ya..? Aku pengin ngerasain isapanmu yang maknyus itu..!”

Bang Jack mengelus-elus liang vagina Mira yang sudah basah..
hingga membuat perempuan cantik beranak empat itu menggelinjang kegelian.

“I-iya, Bang.. mari sini..” Mira segera turun dari pangkuan Bang Jack dan kemudian berjongkok..
sambil membuka pahanya sedikit melebar.

Clopp..!! Ia lalu memasukkan batang panjang Bang Jack ke dalam mulutnya..
Kemudain ditelannya rakus sambil disedotnya kuat-kuat.

“Aaauggh..” erang Bang Jack dengan kepala mendongak ke atas. Ia tampak sangat keenakan..
terutama ketika Mira mulai mengeluarkan-masukkan batangnya dengan begitu cepat..
membuatnya jadi begitu bergairah luar biasa.

Setiap penisnya tersentuh oleh gigi perempuan itu..
ia merasakan batangnya bagai digesek dan digaruk-garuk oleh benda keras.

Dengan sangat rakus Mira terus mengerjainya; menjilat-jilat dan mengisap-isap..
sebelum kemudian dengan perlahan mulai turun ke bawah untuk menggarap kedua telurnya.

Bang Jack pun juga tak tinggal diam.. tangannya kini nemplok di pantat Mira yang masih berlutut..
dan meremas-remasnya dengan nikmat, benda bulat itu terasa sangat hangat dan empuk sekali.
Pantat Mira memang terkenal bahenol sejak dulu.

“Terus, Mir.. aah nikmaat.. sekalian telan pejuhku ya.. bikin aku muncrat..!!“
Erang Bang Jack sambil terus memainkan pantat bulat Mira.

”Siapa takut..!” Sahut istri Asrul itu sambil menghentikan jilatannya sejenak..
namun tangannya tetap aktif mengocok dan meremas-remas.

Sesaat ia memandang Bang Jack dengan senyum nakalnya..
sebelum kembali menunduk untuk menjilati batang lelaki tua itu berulang-ulang.

Lidahnya menjulur-julur bagai ular.. melingkari batang Bang Jack..
mulai dari ujung hingga ke telurnya yang berkantung kisut.

Semuanya ia sapu pelan-pelan sambil terus mengocoknya dengan mantap..
hingga membuat Bang Jack sampai menggelinjang tak karuan.

Mira tertawa kecil saat melihatnya, ia merasa puas karena usahanya ternyata berhasil.
“Nikmat kan kocokanku, Bang?“ tanyanya dengan tangan terus bergerak.

“I-iya, aah.. jangan keras-keras.. aah..!!“
Bang Jack menjerit sambil memegangi puncak payudara Mira dan meremasnya dengan sesuka hati.

Lembut ia mainkan puting Mira yang sudah terasa mengeras..
di antara kedua jari-jarinya dan memuntirnya ringan beberapakali.

“Hhss.. hhmm..” desis Mira di antara isapannya. Lalu ia menyedot kuat batang penis Bang Jack..
hingga membuat marbot musholla itu sampai mengangkat kedua kakinya.

“Mir, ahh.. nakal kamu..!” Bang Jack balas meremas buah dada Mira dengan kuat.
Ia semakin tak tahan, batangnya sudah terasa ingin muncrat.

“Mir, a-aku.. aah.. mau.. keluaar..!” desisnya ketika Mira mengisap semakin cepat.
Perempuan itu langsung berhenti dan menelan batang Bang Jack dalam-dalam..
bahkan sampai mentok ke tenggorokannya.

Mengeluh keenakan, Bang Jack pun menjerit saat menyemburkan air maninya.
”I-ini, Mir.. terimalah..!” Dengan kencang ia menembak di kerongkongan Mira.

Creet.. creet.. creeet.. Banyak sekali air maninya yang menyembur keluar. Bang Jack menegang kaku..
dengan kepala mendongak. Ia juga sedikit kelojotan begitu mendapatkan orgasmenya.

Spermanya meledak sangat kuat.. sebagian bahkan menetes dari sela-sela bibir tipis Mira yang masih tersumpal.
Saat Bang Jack mencabut batang kejantanannya.. Mira segera menjilati sisa-sisanya pelan-pelan.
Lendir amis berwarna putih kental itu disapunya hingga bersih. lalu ditelannya masuk ke dalam kerongkongannya.

“Luar biasa, Bang.. kontolmu benar-benar hebat..! Sudah muncrat begini.. tetap saja nggak lemas..
malah masih ngaceng setengahnya..!“ Puji Mira sambil senyam-senyum melihat Bang Jack..
yang terkapar di atas ranjang. Ia tetap duduk di lantai menunggu Bang Jack memulihkan tenaganya.

”Kamu juga hebat, sedotanmu sangat nikmat..!” Bang Jack membuka matanya..
yang berkunang-kunang akibat nikmatnya orgasme.

Dipandanginya Mira yang tersenyum kepadanya sambil masih mempermainkan batang penisnya.
Istri Asrul itu meremas-remasnya pelan.. juga mengelus-elus dan menciumi menggunakan bibirnya yang sensual.

Tubuh montoknya tampak penuh oleh keringat.. terutama di bagian buah dadanya yang besar dan sangat montok itu.
Dengan napas masih ngos-ngosan.. Mira kemudian memundurkan badannya..

Untuk kemudian membuka pahanya lebar-lebar;
memamerkan liang vaginanya yang sudah basah memerah.. terbuai oleh nikmatnya nafsu birahi.

“Giliranku ya..? Lihat nih.. punyaku sudah basah..” pintanya memelas.
“Itu namanya memek, Mir..”
Bang Jack yang sudah merasa kembali segar.. kembali kuat.. segera berdiri dan beringsut mendekat.

Ia duduk di hadapan Mira yang masih membuka lebar-lebar selangkangannya..
memamerkan bagian paling rahasia dari tubuhnya yang sintal.

Bang Jack mengawali tindakannya dengan menciumi pundak Mira, istri Asrul itu langsung terkejut.
“Aah..!! Bang.. geli..” protesnya.
“Aku mau menjilati seluruh tubuhmu, Mir..” Bang Jack tersenyum gemas.

Mira terkesiap.. namun tidak ingin menolak. Ia malah rebahan..
membiarkan Bang Jack mulai merambatkan ciuman ke seluruh dada, perut dan liang vaginanya.

Tak lupa juga belahan pahanya yang putih mulus.
Sebentar saja.. ludah basah laki-laki itu sudah bertebaran di sekujur tubuhnya.

“Jilat terus, Bang.. berikan aku kenikmatan jilatanmu..!“ Pancing Mira dengan tertawa senang.
Bang Jack langsung membungkuk. Buah dada Mira yang besar menjadi sasaran utamanya.

Sambil tangannya menyelinap di antara selangkangan perempuan itu..
lidahnya bergerak ke sana-kemari untuk menyusuri kedua bongkahannya.

Di bagian putingnya yang terasa sudah sangat mengeras.. Bang Jack mengisap dan menggigitinya..
berulang-ulang.. sampai Mira jadi melenguh bak cacing kepanasan.

“Ohh.. Bang.. geli..” serunya dengan mata terpejam.
Mira berusaha menggapai-gapai untuk mencari pegangan.. begitu merasakan sensasi yang sangat luar biasa.

Baik dada maupun liang kewanitaannya kini sudah membasah oleh cairan kental.
“Duuh.. geli, Bang..! Jarimu nakal sekali..” Mira menggeleng-gelengkan kepala, ia nampak terangsang hebat.

Buah dadanya kini basah oleh ceceran air liur Bang Jack..
sementara liang vaginanya sudah membanjir oleh cairan kewanitaannya sendiri.

Namun meski begitu.. Bang Jack sama sekali tidak berniat untuk berhenti.
Puas dengan buah dada Mira yang kanan, ia ganti mengembat yang kiri.

Begitu terus berulang-ulang. Ditelan dan disedotnya kedua puting Mira..
sambil tangan kirinya meremas-remas bulatannya yang terasa begitu lembut dan kenyal.

Sementara tangan kanannya menusuk semakin dalam ke liang vagina istri Asrul tersebut..
Untuk mencongkel lebih kuat lagi..!! CONTIECROTT..!!
----------------------------------------------oOo-------------------------------------------
 
------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 161 – Para Pencari Kenikmatan [Part 2]

Tentu saja
perbuatan itu membuat Mira semakin mendelik dan melonjak hendak bangun.
Namun tertahan oleh tubuh Bang Jack..
yang sedang menikmati kemengkalan dan kemontokan puting susunya.

Ia akhirnya hanya bisa menggelinjang hebat..
sambil memandangi buah dadanya yang masih dinikmati oleh Bang Jack.

“Hhsss.. Bang, aah.. terus.. buat aku orgasme.. cepat..!! Aah.. aku udah nggak tahan..!!“
Teriak Mira dengan suara keras.

Ia membuka pahanya lebih lebar..
agar jari-jari Bang Jack semakin leluasa bergerak di lubang peranakannya.

Namun saat itulah.. keduanya terkesiap begitu mendengar derap langkah kaki yang mendekati kamar.
Ternyata anak bungsu Mira. Bocah itu langsung mendekati ibunya dan merengek meminta makan.

”Bentar ya, emak lagi sibuk. Aughh..!!” Rintih Mira..
begitu lidah basah Bang Jack mengitari bongkahan besar di depan dadanya..
lidah laki-laki itu menjulur untuk menjilat rakus kedua putingnya.

”Tapi laper, Mak..” rintih bocah itu tanpa mengerti perbuatan sang ibu.
Mira mengelus rambut putranya dan meminta pada Bang Jack agar sudi meminjamkan uang 100ribu.

”Ambil aja di meja sana..” geram Bang Jack sambil menekan-nekan liang vagina Mira..
dan memutar-mutar jari di area segitiga lembab itu.. membuat Mira menjawab sembari melenguh hebat.
“Uuuh.. sana ya.. beli nasi sama kakak-kakakmu..” rintihnya dengan mata melirik seringaian si bocah.

Selepas kepergiannya.. Bang Jack jadi semakin bersemangat untuk terus melakukan jilatan..
dan isapan di puting buah dada Mira yang besar.

Kemudian ia berpindah ke dada bagian tengah.. bahkan sampai ke leher juga ia jilati.
“Uuh.. rasanya nikmat, Bang..!“ Mira mencekal kepala Bang Jack yang mengarah ke pundaknya.

Disuruhnya agar turun lagi ke bawah melewati buah dadanya.
Bang Jack menggeser tubuhnya agar tepat berada di antara paha perempuan cantik itu.

Ia membungkuk untuk menjilati perut Mira sejenak.
“Ke bawah, Bang..! Oouh.. terus ke bawah.. ke memekku..!!“
Rengek Mira dengan suara mengiba dan mendesis tak karuan.

Kepalanya menggeleng-geleng..
saat Bang Jack mulai menjilati liang vaginanya yang sudah terkuak memerah itu.

”S-sudah.. Bang.. segera masukin kontolmu..” ajak Mira sambil menarik kepala Bang Jack..
sehingga laki-laki itu pun langsung bereaksi dengan mengarahkan batangnya ke lipatan vagina istri Asrul tersebut.

Slebbb..!! Pelan-pelan Bang Jack melakukan penetrasi.
Ia bisa merasakan meski liang vagina Mira sudah mulai melebar.. namun penisnya cukup susah juga untuk masuk.

Lorong itu masih terasa sempit dan kesat.. membuat Bang Jack jadi tidak mudah dalam menembusnya.
Mira merem dan menggigit bibirnya ketika Bang Jack terus berusaha untuk menerobos masuk.

“Gila, Bang.. besar banget.. apa masuk ke dalam memekku..?” Tanyanya takut-takut..
sambil menggeleng-geleng ke kanan dan kiri.. membuat rambutnya jadi beterbangan ke sana-ke mari.

“Ehm.. minggu kemarin kan udah..” Bang Jack melenguh ketika penisnya serasa disedot dari dalam..
dan batangnya yang mulai tenggelam itu dipilin dan diperas-peras dengan gemas.

Jlebb..!! Dengan satu tusukan terakhir.. batang itu pun mentok di dalam liang memek Mira.
“Genjot, Bang.. ayo gerak..! Aaah..!!” Teriak istri Asrul itu tak tahan.

Tanpa membantah.. Bang Jack segera melakukan gerakan naik-turun di atas tubuh sintal Mira.
Ia tindih tubuh montok itu dan dipeluknya dengan mesra..
serta dihujaninya dengan lumatan demi lumatan rakus.

Mira mengimbangi dengan melingkarkan kedua kakinya di pinggang Bang Jack..
memberi ruang kepada laki-laki itu agar terus menusukkan penisnya.

Terasa sekali ketika alat kelamin mereka saling bergesekan..
ada kenikmatan tersendiri yang menjalari tubuh keduanya.

“Baang.. aauh.. hhss..” dengus Mira yang kewalahan menahan serbuan Bang Jack.
Laki-laki itu melumat lagi bibirnya..
dengan tangan meremas-remas buah dada Mira yang berguncang-guncang sepuas hati.

Istri Asrul itu sampai montang-manting bak layangan putus..
sedang liang vaginanya jadi semakin membasah akibat terangsang oleh persetubuhan mereka berdua.

Bang Jack terus menyetubuhi Mira dengan bergerak pelan-pelan.
Namun walau pelan sudah sanggup membuat Mira kelabakan.

Terlihat sekali kalo vagina milik perempuan setengah baya itu sangat sensitif..
saat digenjot dan disodok-sodok oleh besarnya batang penis Bang Jack.

“Aduh, Baang.. a-aku.. nggak tahan..! Aaaah..” seru Mira dengan suara semakin mengeras.
Bang Jack terus saja menyodoki naik-turun.

Mereka saling memeluk dan memilin satu sama lain.. juga meremas dan memagut mesra.
Tubuh keduanya berbau tajam oleh guyuran keringat..
namun itu malah semakin menambah kesyahduhan.

Mira bahkan sampai me mejamkan matanya..
menikmati penis Bang Jack yang masuk semakin dalam ke lorong vaginanya.
Sungguh nikmat sekali.

Bang Jack juga melenguh puas karena bisa menyetubuhi Mira lagi..
salahsatu perempuan tercantik yang ada di kampung itu.

Ia menggeram merasakan kenikmatan..
saat batang penisnya mengoyak liang vagina Mira untuk yang kesekiankalinya.

“Terus, Bang.. aku udah nggak kuat, aaah.. terus.. cepatan.. aah..!!“
Istri Asrul itu memekik.

Bang Jack langsung bergerak cepat dengan memeluknya lebih erat..
sementara pantatnya terus bergoyang maju-mundur..
untuk menghajar liang vagina Mira yang menjepit kuat.

Berulang-ulang pantat Bang Jack menghujam dengan keras dan nyaris kasar..
Namun malah membuat Mira semakin memejamkan matanya. Ia tampak sangat menikmati.

“Hhss.. aauhh..” lenguh Mira dengan buah dada bergoncang naik-turun akibat genjotan Bang Jack.
Pemandangan indah itu kontan semakin merangsang nafsu birahi si marbot tua.

Gerakan menyodoknya jadi semakin keras sampai membuat Mira terkesima.
“Luar biasa sodokanmu, Bang.. suamiku saja pastilah tak sekuat dirimu..”
puji perempuan itu dengan tersenyum manis.

Bang Jack terus menggenjot dengan keras dan mantap..
sampai cercapan desakan alat kelamin mereka berbunyi nyaring.

Vagina Mira yang menyempit bagai membetot-betot batangnya.. membuatnya jadi makin suka.
“Baang.. aah.. a-aku.. aaah..!!“ Lenguh Mira panjang dengan tubuh menegang kaku..
saat Bang Jack menghujamkan batang dalam-dalam ke liang senggamanya.

Ia sampai kelojotan tak karuan bak cacing kepanasan.
Dari vaginanya mengucur cairan panas yang membasahi batang penis Bang Jack.

Mata Mira membuka sedikit namun hanya terlihat putihnya saja.
“Hmm..” Bang Jack berhenti menggenjot ketika merasakan penisnya disiram oleh cairan panas.

Dada Mira yang terlihat naik-turun ngos-ngosan dan basah oleh keringat birahi segera diremas..
dan diciuminya dengan penuh nafsu..
sebelum kemudian ia bangun dan menarik lepas penisnya dari jepitan vagina istri Asrul tersebut.

Menghela nafas berat..
Bang Jack tersenyum memandangi tubuh montok Mira yang terkapar lemas di atas tempat tidur.
Ditunggunya hingga perempuan itu merasa sedikit tenang.. baru kemudian ia memondongnya ke depan.

“Aku mau dibawa ke mana, Bang..?“ Tanya Mira bingung.
“Ke ruang tamu.. aku takut uangku hilang..”
kata Bang Jack sambil melangkah keluar dari kamar dan menuju ruang tamu.

Di sana.. ia menurunkan tubuh seksi Mira di atas meja dengan posisi membelakangi.
Sementara Mira tergolek pasrah dengan beralaskan timbunan uang..
tangan Bang Jack langsung terulur untuk meraih dan meremas-remas bulatan buah dadanya.

Mira kontan langsung menggelinjang.. tubuhnya meliuk-liuk merasakan remasan-remasan nakal itu.
“Baang.. aah.. su-sudah.. hentikan.. nanti keburu suamiku pulang..” rintih Mira mengingatkan kembali.

Walau buah dadanya tidak sebesar milik Aya atau pun Bu Ustad..
namun terasa kenyal dan hangat sekali hingga Bang Jack tampak senang dan menyukainya.

Belum lagi wangi tubuhnya yang begitu menggairahkan..
hingga makin menambah semangat Bang Jack dalam menembusi liang vaginanya.

Sekarang laki-laki itu melepaskan remasan di buah dada Mira dan kemudian langsung duduk di kursi..
sambil memegangi batang penisnya yang masih nampak mengacung keras.

“Ayo naik sini, Mir.. duduk di pangkuanku.. aku pengin kontolku ini masuk lagi ke dalam memekmu..”
Bang Jack lalu menarik tangan Mira.

Istri Asrul itu segera mengangkang di antara kedua kakinya..
dan kemudian pelan-pelan mulai menurunkan selangkangannya..
sampai menyentuh kepala penis Bang Jack.

Slebbb..!! Ia menekan batang itu..
sambil matanya melirik bagaimana kontol Bang Jack yang besar mulai masuk ke dalam liang vaginanya.

Batang itu mendesak begitu kuat..
hingga membuat Mira sampai menggigit bibir untuk menahan rasa ngilu.

“Punya suamiku juga sebesar ini, Bang.. tapi lebih panjang punya abang. Iih.. rasanya puas deh..!”
Rintih Mira penuh rasa suka.

”Aku juga enak, Mir..” balas Bang Jack gemas.
Jlebb..!! “Gini enak..?” Kata Mira sambil menekan kuat pinggulnya dengan tenaga lebih besar..
hingga membuat tautan alat kelamin mereka menjadi lebih dalam.

”I-iya, Mir. Terus..!!”
Desah Bang Jack sambil meremas-remas kembali bulatan payudara perempuan cantik itu.

Ia memilin-milin putingnya sementara Mira terus menurunkan tubuh.
“Baang.. augh.. panjang bener kontolmu.. nggak nyampai-nyampai, ini..”

Mira menggeleng-gelengkan kepala..
merasakan batang panjang Bang Jack yang terus mengoyaknya mili demi mili.

Ia menaikkan kembali selakangannya sebelum menekan lagi dengan kuat..
seolah-olah tak sabar untuk segera menjepitnya.

Mira terus saja memaksakan diri..
sementara Bang Jack hanya bisa mengelus-elus paha perempuan itu yang putih mulus.

Terkadang rabaannya sampai ke belakang..
hingga bisa meremas pantat Mira yang terasa sangat empuk dan kenyal, tebal sekali.

”Ough, Mir..!!” Pelan-pelan Bang Jack mulai merasakan..
batang penisnya dijepit oleh belahan kewanitaan Mira..
yang jadi duakali lebih sempit setelah mengucurkan cairan orgasmenya.

Benda itu bagai meremas dan memilin kuat..
hingga membuat penis Bang Jack yang sudah tenggelam separo seperti ditarik-tarik.

Tidak ingin menunggu lama.. Bang Jack pun menekan kembali. Jlebbb..!!
Kali ini dengan hentakan keras hingga penisnya langsung amblas..
dan mentok sampai ke bagian terdalam liang vagina milik Mira..

Namun masih menyisakan beberapa centi karena penisnya memang terlalu panjang.
“Baang.. oughh..” Mira tersenyum dan mulai bergerak naik-turun.

Bang Jack langsung memeluknya dan menghujani perempuan itu..
dengan lumatan demi lumatan yang membuat Mira kewalahan.

Ia juga meremas-remas buah dada Mira yang berguncang-guncang agar tidak sampai terlewat.
Mira hanya bisa menggelinjang tak karuan ketika kedua putingnya dipencet-pencet..

Namun tetap bergerak naik-turun secara cepat di atas tubuh gendut Bang Jack.
“Lepaskan, Bang.. biar aku bisa menggenjotmu dengan bebas..“ lirih Mira.

Bang Jack langsung melepaskan pelukan.
Dibiarkannya Mira bergerak sangat erotis di atas tubuhnya.

Tak bosan-bosannya Bang Jack memandangi buah dada Mira..
yang ikut bergerak naik-turun seiring goyangannya, terlihat sangat indah sekali.

“Hhs.. nggh.. aauh..!!“ Lenguh Mira. Jepitan vaginanya terasa sangat erat sekali.
Namun penis Bang Jack dengan lancar terus bergerak keluar-masuk.

Marbot tua itu meladeni dengan ikut menggerakkan pantatnya naik-turun.
“Ouuh.. uuh..” keluh Mira yang mempercepat genjotannya karena sudah tak tahan.

Orgasme kedua-nya sudah hampir tercapai.
Jlebb-clebb-clebb-clebb-crebb-crebb-crebb-crebb-jlebb-jlebb-jlebb..

Gerakan naik-turunnya kini semakin cepat.. juga lebih membabi buta.
“Aah.. terus, Mir..!“ Bang Jack meremas-remas pantat perempuan cantik itu.
“Iya, Bang.. aku.. mau.. sampaaai..” balas Mira dengan gerakan semakin keras.

Di hujaman terakhir.. liang vaginanya terasa menyempit dan menegang kaku..
sebelum kemudian menyemburkan seluruh cairannya..
membasahi batang panjang Bang Jack yang masih menancap penuh.

Bang Jack membantu dengan meremas-remas buah dada Mira keras-keras..
hingga membuat istri Asrul itu semakin kelojotan tak karuan.
Cairan beningnya tampak membanjir membasahi paha.

Bang Jack menahan tubuh perempuan itu dengan tangan kirinya..
agar tidak terjengkang ke belakang.

Lalu ia tarik dan dipeluknya mesra serta dihujaninya dengan ciuman lembut di bibir dan leher..
begitu napas Mira sudah mulai sedikit tenang.

“Bang Jack memang hebat.. sekarang giliranmu untuk menyemprotkan air mani ke memekku, ya..?”
Bisik Mira dengan tubuh penuh keringat dan badan lemas bak tak bertulang.
“Tentu saja..” Bang Jack menjawab singkat.

Tanpa memberi Mira kesempatan untuk beristirahat memulihkan tenaga..
ia segera meneruskan kembali persetubuhan itu.

Kali ini mereka bercinta di atas meja dengan beralaskan lembaran uang..
Terasa lebih enak dan membuat ruang gerak menjadi tak terbatas.

Mira jadi bebas menggelinjang dan menggeliat.. begitu Bang Jack menindih dan memeluk tubuhnya.
”Terima ini, Mir..” desah Bang Jack sambil memegangi ujung penisnya..
kemudian mengarahkan ke liang vagina Mira yang sudah menunggu dengan segala pesonanya.

Slebbb..!! Ia membenamkannya dalam-dalam sambil menarik pinggang ramping perempuan cantik itu.
”Ughh..” Bang Jack mendesah begitu merasakan betapa batangnya terjepit kuat..
di antara rongga-ronga kewanitaan Mira yang masih terasa basah.

Lalu pelan ia mulai menaik-turunkan pinggulnya.. sehingga Mira kembali menjerit histeris.
”Bang, ahh.. geli.. tapi enak..!!” Rintihnya manja.

Bang Jack seperti disemangati. Ia pun terus menusuk kuat-kuat liang senggama istri Asrul tersebut..
dengan batang penisnya yang besar dan panjang..

Sampai 2 menit kemudian.. Croot.. croot.. croot..
Air maninya tumpah dan keluar semua ke dalam rongga memek Mira.

Tampak perempuan itu terkulai lemas saat Bang Jack mencabut keluar batang kebanggaannya.
Ada sedikit cairan putih kental yang ikut merembes..

Bang Jack segera menciduk untuk diratakan ke dada dan ujung puting Mira..
yang masih nampak menegang kencang.

Selanjutnya ia memeluk perempuan itu sambil berbisik mesra.
”Enak, Mir.. kehangatan tubuhmu sepadan sama bayarannya..”

Mira hanya bisa mengangguk singkat..
”Terimakasih, Bang.. uang dari abang akan kubuat modal bikin warung soto..”

Setengah jam Bang Jack beristirahat di rumah Mira sambil menunggu Asrul pulang.
Namun laki-laki itu ternyata tidak datang-datang.

Karena hari sudah beranjak siang..
sedangkan Bang Jack masih harus pergi ke rumah Udin dan Ustad Ferry.. maka ia pun pamit.

Dititipkannya seperempat uang temuan itu kepada Mira..
tak lupa juga diberikannya semua imbalan yang sudah ia janjikan.

”Akan kusampaikan ini kepada Bang Asrul..”
kata Mira sambil berjalan tertatih-tatih mengantar kepergian Bang Jack.

Rupanya ia masih kesakitan setelah tertembus penis Bang Jack yang besar dan panjang.
Setelah puas melampiaskan nafsunya.. Bang Jack pun meneruskan perjalanan.

Kali ini tujuannya adalah rumah Udin.. Hansip kampung yang menjadi sahabat kental Asrul.
----oOo----

Hari yang sangat melelahkan di kantor..
acara bedah buku yang berlangsung dari pagi hingga siang membuat Aya lemas.

Begitu sampai di rumah.. dia langsung menghempaskan tubuh montoknya di sofa.
Masih dengan memakai kemeja, hanya melepas sepatu dan kaos kakinya..
ia tiduran telentang di sofa ruang tengah, depan televisi.

Karena sejuknya hembusan udara dari AC yang disetel dingin..
beberapa saat kemudian, dia sudah tertidur pulas.

Di luar.. terdengar deru motor ustad Ferry berhenti di depan rumah.
Laki-laki itu baru pulang dari musholla.
Haifa, istrinya.. masih mampir sebentar di toko seberang jalan untuk beli sesuatu.

Begitu masuk ke dalam, langkah sang Ustadz langsung terhenti.
”Ohh..!!” Betapa kagetnya dia saat dari balik almari buku yang membatasi ruang tamu..
dengan ruang keluarga, matanya melihat Aya yang tidur telentang di sofa.

Bukan karena ada yang aneh.. –Aya sudah sering tidur di sofa itu..–
Namun yang membuat langkah ustadz Ferry terhenti adalah posisi tidur Aya yang begitu menggiurkan.

Istri Azzam itu menyandarkan kakinya tinggi-tinggi ke sandaran sofa..
membuat rok satinnya tersingkap hingga ke perut.. menampakkan betis dan pahanya yang putih mulus.

Bahkan kalau diperhatikan lebih jeli.. juga bokong Aya yang bulat montok..
yang masih terbalut celana dalam warna putih.

Dengan jantung berdebar kencang.. mata Ustad Ferry menelusuri..
Mulai dari betis.. lalu naik ke paha.. dan akhirnya berhenti di pantat Aya yang membulat indah.

Meskipun dia sudah sering melihat Aya telanjang..
namun tak urung pemandangan ini membuat gejolak birahinya mengalir deras.

Ck-ck-ck.. Aya, Aya, kenapa tubuhmu begitu menggoda..!?
Batin ustad Ferry dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Cukup lama dia memandangi paha mulus Aya sambil tiada henti berdecak kagum.
”Eh, papa ngapain..?” Haifa yang baru masuk rumah menegur, mengagetkannya.

”Eh, mm.. ini.. mm..” ustad Ferry menjawab gugup.
”Hayo..! Ngintip Aya lagi yah..? Iih.. papa nakal..!!” Bisik Haifa pelan sambil mencubit perut sang suami.

Ustad Ferry terkikik geli. ”Mmm.. habisnya, siapa yang nggak tergoda lihat Aya kayak gitu..”
Dia menunjuk Aya yang tidur telentang di sofa dengan rok tersingkap pada sang istri.

”Eitt.. ih, papa genit..!” Haifa berkelit saat ustad Ferry memeluk tubuhnya dari belakang.
”Bentar, aku betulin rok Aya dulu..” kata Haifa sambil berusaha melepas pelukan sang suami.

”Mmm.. Nggak boleh. Aku pengen tubuh mama sekarang..” bisik ustad Ferry..
tetap merangkul erat tubuh sintal sang istri.

Sementara matanya masih lekat memandang kemontokan bokong Aya..
yang masih terlelap di depan sana.
”Tiap habis ngintip Aya, pasti jadi kayak gini..” keluh Haifa.. agak jengkel tapi juga suka.

Memang, cukup sering ustad Ferry mengintip Aya..
–baik dalam keadaan telanjang maupun baju tersingkap seperti sekarang..–

Dan ujung-ujungnya.. laki-laki itu akan langsung menarik Haifa..
untuk diajak bercinta dengan sangat menggebu-gebu.

Haifa tentu saja sangat suka dengan momen-momen seperti ini..
karena dia akan sangat terpuaskan.

”Adikmu itu bener-bener seksi ya, Ma..?”
Sambil meremas pelan payudara sang istri.. mata Ustad Ferry tidak lepas dari bokong montok Aya.

”Iya, siapa dulu dong kakaknya..” bisik Haifa manja.
”Uh, bener-bener gadis yang sempurna..” Mata sang Ustad semakin jalang.

”Iihh.. ada yang bergerak di bokong mama nih..” bisik Haifa pelan..
sambil menggesekkan pantatnya yang lebar pada penis ustad Ferry yang sudah menegang dahsyat.

”Uuh..” desah sang Ustad. Ia makin menekan penisnya ke bokong bulat sang istri.
Sambil terus menikmati pemandangan bokong indah Aya, ia mulai menciumi pipi dan telinga Haifa.

”Ma, papa pengen nih..” bisiknya mesra.
”Aahh.. jangan di sini, Pa. Nanti Aya bangun..” desah Haifa, tubuh montoknya menggeliat pelan.

”Nggak apa-apa, Ma. Biar aja dia bangun.. kita ajak main sekalian, seperti biasa..”
bisik ustad Ferry... sambil semakin liar menciumi pipi dan telinga istrinya..
sementara matanya masih memandang nanar pada bokong bulat Aya.

”Aah.. terserah papa aja deh..!” Haifa menggeliat pasrah kegelian..
karena tangan sang Ustad mulai kembali meremas-remas payudaranya.

Dengan liar.. tangan ustad Ferry menyelusup ke balik kemeja sang istri.
Ia preteli kancing baju Haifa satu per satu dan mengangkat BEHA wanita cantik itu ke atas..

Untuk kemudian mengeluarkan payudara Haifa yang bulat besar..
– lalu meremas-remasnya dengan penuh nafsu..
dengan mata tetap lekat memandang paha dan bokong indah Aya.

Dia juga terus menggesekkan penisnya yang semakin menegang..
ke pantat bulat Haifa yang masih terbalut rok panjang berenda.

”Papah..!” Desah Haifa pelan..
sambil menggerakkan pinggulnya, menyambut gesekan penis sang suami.

”Arghh..!!” Ustad Ferry mengerang..
sambil menggigit lembut tengkuk sang istri, membuat bulu kuduk Haifa berdiri.
Tangannya yang satu mulai menyusup ke dalam rok panjang wanita cantik itu.

”Euh.. Paaa..!” Haifa menggeliat mendongakkan kepala..
ketika tangan nakal ustad Ferry mulai meremas vaginanya yang masih terbungkus celana dalam.

Dengan cepat ia memasukkan tangan ke dalam rok lalu menarik dan melepaskan celana dalamnya..
membuat tangan ustad Ferry semakin bebas bergerak.

”Mama bener-bener pinter..” bisik sang Ustad.
Tangannya mulai mengelus dan meremas vagina Haifa yang sudah basah licin.

”Ahh.. Papaa..!” Haifa menggeliat sambil melebarkan pahanya..
memberi ruang agar tangan sang suami bisa meremas seluruh vaginanya.

Tangannya menjulur ke atas, meraih kepala ustad Ferry yang asyik menjilati tengkuknya..
membuat dadanya yang bulat indah kian membusung ke depan.

”Sssh.. aah..” desah Haifa menikmati semua aktivitas sang Ustad pada tubuhnya.

Sambil terus menjilati tengkuk sang istri.. tangan kiri ustad Ferry meremas-remas payudara Haifa..
sedangkan tangan kanannya mengelus vagina wanita cantik itu.

Rok panjang Haifa sudah tersingkap sampai perut..
menampakkan kemaluan Haifa yang licin dan berbulu lebat.

Dengan kondisi seperti itu.. ustad Ferry makin leluasa mengelus maupun meremas vagina sang istri..
sambil matanya terus memandang penuh nafsu ke arah bokong bulat Aya.

Melihat pemandangan tersebut, nafas ustad Ferry semakin memburu..
dipeluknya tubuh montok Haifa begitu erat.

Kini posisi mereka berdiri berhadapan..
sehingga payudara Haifa yang montok terhimpit di dada sang Ustad.

Sambil terus memandangi bokong Aya.. tangan ustad Ferry meremas kuat bokong istrinya.
Dia membayangkan seandainya yang dia remas adalah bokong bulat Aya, sang adik ipar.

Haifa menurunkan tubuhnya dan berjongkok tepat di depan selangkangan sang suami.
Dengan cekatan dia lepas ikat pinggang ustad Ferry dan menarik ritsletingnya turun.
Lalu menarik celana panjang sekaligus celana dalamnya sampai ke bawah.

Seketika penis ustad Ferry yang sudah menegang maksimal menyembul dengan gagahnya..
tepat di depan wajah cantik Haifa yang masih berbalut jilbab lebar.

Setelah beberapakali mengelus..
Haifa memasukkan penis itu ke dalam mulutnya dan mengisapnya dengan rakus.

”Aarghh..” erang ustad Ferry pelan.. matanya terpejam.. berusaha meresapi kehangatan..
yang menyelimuti kepala penisnya yang sekarang berada di dalam mulut manis sang istri.

Dengan tangan kiri, dia berpegangan pada almari.. sedangkan yang satunya memegangi kepala Haifa..
dan menggerakkannya maju mundur dengan cepat seiring kuluman wanita cantik itu.

Sambil menikmati isapan Haifa pada penisnya.. mata ustad Ferry kembali terbuka..
memandangi tubuh molek Aya yang masih tertidur..
dengan posisi yang sangat menggairahkan di depan sana.

Untuk merangsang sang istri.. ustad Ferry menggerakkan kakinya.
Dengan punggung telapak kaki.. ia gesek-gesek vagina sempit Haifa..
yang jongkok mekangkang di depannya.. sehingga belahannya benar-benar terekspose jelas.

“Uhmm..” Haifa langsung mendesah keenakan.. ia semakin bersemangat mengulum penis sang Ustad.
Apalagi saat punggung kaki ustad Ferry mengenai kelentitnya.. lendir vaginanya jadi keluar semakin banyak..
bahkan sampai menetes-netes di lantai.

”Ahh.. Mamaa..!!” Erang ustad Ferry.. dia sudah tidak tahan lagi.. kuluman istrinya terasa begitu nikmat.
Segera diangkatnya tubuh molek Haifa dan dipeluknya dengan sangat bernafsu.

Sambil diiringi ciuman bibir yang ganas dan panas, didorongnya tubuh Haifa mepet ke tembok.
Ustad Ferry mulai mendesakkan penisnya ke arah vagina sempit sang istri.

Haifa menyambutnya dengan menopangkan kaki kirinya ke almari..
membuka selangkangannya lebar-lebar untuk sang suami..
sehingga vaginanya benar-benar terekspose dengan jelas.. siap menerima apapun perlakuan sang Ustad.

”Arghh..” ustad Ferry menggeram pelan ketika perlahan penisnya mulai mendesak masuk ke dalam vagina sang istri.
Pelukannya semakin erat.

”Ehh..” Haifa menyambut penis sang suami dengan memajukan pinggulnya..
sehingga perlahan namun pasti.. penis ustad Ferry tenggelam dalam cengkeraman liang vaginanya.

”Uhh.. Mamaa..!” Ustad Ferry meremas bokong istrinya kuat-kuat..
ketika dia mulai menggerakkan penisnya keluar masuk di dalam vagina sang istri.

”Eeuh..” tubuh montok Haifa bergetar kuat..
ketika sodokan penis sang suami pada vaginanya terasa semakin cepat dan kencang.

Karena bokongnya dipegangi oleh ustad Ferry..
ia jadi tidak bisa menggerakkan pinggulnya untuk mengimbangi.

Haifa hanya bisa memeluk suaminya sambil melingkarkan kaki kirinya ke pinggang laki-laki itu...
saat gerakan pinggul sang ustad semakin keras dan liar.

Karena nafsunya sudah diubun-ubun, Haifa pun berteriak kencang tak lama kemudian.
“Aah.. ahh.. aahh..” erangan dan desahan panjang keluar dari mulut manisnya..

Terdengar begitu syahdu mengiringi gelinjang tubuhnya..
saat menyambut gelombang orgasme yang datang menerjang secara cepat dan tiba-tiba.

Ustad Ferry yang merasakan vagina istrinya mencengkeram begitu kencang..
saat menyemburkan cairan cintanya.. bukannya berhenti, malah makin mempercepat genjotannya.

Tangannya semakin kuat memegangi bongkahan bokong montok Haifa.
Sementara mulutnya menempel dan menyusu di bulatan payudara wanita cantik itu..

Mengisap dan mencucup putingnya yang merah merekah secara bergantian, kiri dan kanan.
”Arghh.. arghh..!!!” Geraman ustad Ferry tertahan di tenggorokan ketika dia menyodok kuat vagina sang istri.

Ia tekan penisnya dalam-dalam saat spermanya muncrat berkali-kali ke dalam rahim Haifa.
Mereka berpelukan erat sambil terpejam.. menikmati orgasme masing-masing, kemudian terdiam.

Beberapakali tubuh mereka masih menggelinjang kecil menikmati sisa-sisa orgasme yang masih melanda.
”Ehh.. hh.. hh.. fiuhh..!” Hanya desah nafas mereka berdua yang terdengar.

Sementara di depan sana.. seperti tidak terganggu sama sekali..
Aya masih tetap terlelap.. dengan posisi tidurnya yang seksi.
----oOo----

Siang itu, ketika Bang Jack datang ke rumahnya..
Udin merasa sedikit ketakutan sekaligus merasa senang.. duduk bersama orang tua itu dalam satu ruangan.

Setelah beberapa menit berbicara, keduanya kemudian pergi ke dalam kamar..
di mana Bang Jack langsung menumpuk salahsatu bungkusan uangnya di atas kasur..
hingga membuat Udin jadi ternganga.

”A-apa ini, Bang..?” Tanya Udin kaget. Bang Jack menunjuk tumpukan uang itu.
Ia menjelaskan bahwa telah menemukannya saat dalam perjalanan menuju ladang Pak Jalal pagi tadi.

”Kutebak, Bang Jack nggak ingin mengembalikannya..?” Udin mulai mengerti pikiran Marbot musholla tersebut.
Bang Jack mengangguk.

”Iya, aku akan menyimpannya. Nanti aku akan memberimu sedikit imbalan..” jawabnya menggoda.
”A-apa yang akan Bang Jack l-lakukan dengan uang sebanyak ini..?” Tanya Udin terbata-bata.

Ia berbicara gagap karena gugup dan terobsesi bayangan kesenangan memiliki uang sebanyak itu.
Bang Jack segera mengungkapkan rencananya..

”Dengar, Din. Aku memisahkan uang ini menjadi empat bagian.
Satu buatmu.. sisanya buat aku.. Asrul dan Ustad Ferry.
Dengan begitu.. jika milik salahsatu hilang.. kita masih akan memiliki tiga bagian lainnya.
Masih akan lebih dari cukup untuk membiayai sisa hidup kita..”

Udin menyeringai. ”Lalu berapa imbalanku..?”
“Ambil satu ikat untukmu. Kalo nggak salah.. itu kira-kira 10juta rupiah. Itulah upahmu. Gimana..?”
Tanya Bang Jack.

Udin mengangguk dan segera duduk di antara tumpukan uang yang tersebar di atas kasur.
“Ok, aku setuju..” CONTIECROTT..!!
-------------------------------------------------oOo-----------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd