-------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------
Cerita 234 – Tak Sengaja..!?
[Eps 3.2] – Malam ini.. [Anal Pertama]
“Ada deh.. eh tapi Ayah nakal terus..?” Ujar Laras sambil tersenyum misterius.
“Nakal gimana Sayang..?” Tanyaku mengelus bulatan sekal di dadanya.
“Laras inginnya Ayah yang ejakulasi.. bukan Laras yang orgasme duluan..”
“Ya sudah.. sekarang terserah Laras..” kataku lalu berbaring di samping kanannya..
sambil menyusupkan tangan kiriku di bawah kepalanya.. lalu memeluknya.
Perlahan Laras bangkit lalu menindih tubuhku..
lalu dengan ganas dan liar dia mencium sekujur tubuhku.
Leherku basah kuyup karena jilatannya.
Hebat sekali gadis ini. Tujuhkali orgasme dalam sehari..
masih memiliki tenaga dan nafsu yang luar biasa dalam berhubungan seks.
Mau tak mau aku membadingkan dengan istriku..
yang hanya mampu bertahan duakali orgasme sekali bersetubuh..
kemudian menunggu dua atau tiga hari baru berhubungan seks lagi.
Tapi Laras benar-benar tinggi stamina dan nafsunya.
Laras tetap saja masih liar.. menjilat-jilat tubuhku.. dan meremas putingku dengan bibirnya.
Putingku digigit-gigit dan diisap bergantian kiri dan kanan.
Sementara.. penisku yang sudah tegang sejak mengamati Laras berganti pakaian dengan lingerie..
dimasukkan ke dalam vaginanya.. Laras memang tidak menggoyangkan pantatnya untuk mengocok penisku.
Tapi gerakannya waktu menjilat dan mengisap tubuhku membuat pantatnya juga bergerak..
sehingga penisku serasa dipilin dan dipijat vagina Laras.
Ingin aku mengimbangi gerakan Laras, tapi setiap aku merespon, Laras melarangku.
“Ayah diam dulu ya.. biar Laras yang muasin Ayah..”
Akhirnya aku diam menikmati permainannya yang semakin agresif dan liar.
Aku hanya menggeliat dan mendesis nikmat.
Laras memundurkan badannya.. sehingga penisku terlepas dari vagina..
namun bibir dan lidahnya tetap menjilat dan meremas kulit dada dan perutku.
Bibir dan lidah Laras diseret dan bergeser di permukaan kulitku..
lalu berhenti dan berputar-putar di tempat, diseret dan bergeser lagi, berkali-kali.
Perpindahan lidah dan bibir Laras makin ke bawah ke aras penisku.
Ketika sampai di pangkal penisku, lidahnya menekan dan menari-nari membasahi batang penisku.
Kemudian lidah Laras mengitari selakanganku sebelah kiri dan kanan. Lalu berhenti di bagian bawah menjilat..
Mengecup dan memijat scrotumku dengan lembut.. sehingga aku melayang dibuatnya.
Tiba-tiba Laras menjadi liar ketika dengan penuh nafsu.. Slropph.. clropp.. clropp..!
Penisku dilahapnya lalu diisap dan dipuntir dengan lidahnya.
“Ssshh.. Laras.. sshh..” aku mendesis dan mengerang menahan nikmat yang diberikan Laras.
“Nikmat kan Yah..?” Tanya retoris Laras ketika berhenti mengisap penisku.
“Iyyyaa.. Terusin Sayang.. aahh..” desahku meminta Laras untuk meneruskan lagi aksinya.
Sebenarnya.. tanpa kusuruh pun..
Laras pasti terus mengulum dan mengocok penisku dengan mulut dan lidahnya.
Karena.. begitu selesai mengucapkan kata-kata itu.. clrupp.. clrupp.. clrupp.. clrupp.. clrupp..!
Laras dengan sigap langsung mengulum penisku kembali dengan intensitas lebih tinggi.
Tangannya menggenggam pangkal penisku sambil digerakkan seolah sedang memutar gas sepeda motor..
dibarengi dengan gerakan mengocok dengan erat dan mantap namun lembut..
sehingga..
erghhh.. penisku terasa nikmat sekali.
Beberapa saat kemudian.. aku sudah hampir ejakulasi.
Laras mempercepat kocokannya dan memperkuat isapannya.
Namun tiba-tiba.. ploph..! Dilepaskannya penisku dari bekapan mulutnya.
Bibirnya menyusuri pangkal pahaku.. lalu berputar-putar di pahaku bagian dalam.
Kakiku kemudian diangkat.. sehingga tubuh dan kakiku membentuk sudut sembilanpuluh derajat.
Kemudian Laras meneruskan jilatannya sambil menyeret lidahnya di permukaan kulit paha belakangku..
lalu pantatku menjadi sasaran lidahnya.
Giginya mengigit-gigit pelan pantatku dibarengi dengan isapan dan jilatan lidahnya.
Laras tidak berhenti di pantatku. Belahan pantatku pun ikut dijilat, dikecup dan diisapnya.
Anusku juga tak lepas dari korekan dan pijatan lidah Laras..
Sementara tangannya terus mengosok penisku. “Ughh.. ssshh..!”
Hanya itu kata-kata yang mampu aku ucapkan menikmati jilatan.. isapan dan kecupan Laras di anusku.
Baru kali ini seumur hidupku pantatku dijilat orang.
Apalagi sekarang dijilat dan diisap gadis muda yang cantik seperti Laras.
Ahhhh..!! Aku benar-benar puas atas permainan Laras.
Lama sekali dia menjilat anusku.. sampai-sampai aku kembali hampir ejakulasi.
Penisku yang ada dalam kocokan Laras terasa berkedut hebat.
Tapi dia berhenti mengocok penisku kemudian menjauhkan mulutnya dari anusku.
“Laras.. Masukin penis Ayah ke dalam ..” kata-kataku terhenti.
Aku berharap agar Laras segera mengulum penisku.. namun lagi-lagi Laras membuat aku semakin penasaran.
Laras malah menjilat betisku. “Sabar Ayah.. ejakulasinya nanti dulu ya..” kata Laras sambil tersenyum mengejek.
Aku makin penasaran. segera aku raih kepala Laras dan aku sodorkan ke penisku.
Namun Laras mengelak dengan gesit. “Eit..! Sabar dong.
Ayah nikmatin aja dulu seperti siang tadi Laras menikmati permainan Ayah.. hihihi..” kata Laras sambil tertawa.
Rupanya dia ingin membalas.. ketika tadi siang orgasmenya aku tunda sampai beberapakali.
Selesai berkata begitu.. lidahnya lincah menari menyusuri betis belakangku, lalu lipatan lututku.
Jilatan Laras terus turun ke arah telapak kakiku. Memang, geli dan nikmat rasanya..
Namun tentu saja lebih nikmat jika Laras mengisap penisku, bukan betis, lipatan lutut atau telapak kakiku.
Kekecewaan karena ejakulasiku yang tertunda duakali membuat penisku sedikit mengendur..
walau pun masih cukup keras untuk masuk ke vagina Laras.
Rupanya Laras tau kalau penisku jadi sedikit mengendur.
Laras berhenti menjilat telapak kakiku, lalu merangkak menindih tubuhku.
Tubuhnya dengan ketat menghimpit tubuhku. Payudaranya melesak karena menekan dadaku..
Sedangkan vagina dan klitorisnya digesek-gesekkan di penisku.
Kembali penisku ereksi dengan sempurna. Tegang, keras, dan kekar.
Dengan sekali gerakan pinggulku, ujung penisku sudah menempel di mulut lubang vagina Laras.
Aku angkat pantatku agar penisku segera melesak ke dalamnya..
Namun vagina Laras benar-benar sempit.. sehingga aku kesulitan dan gagal memasukkan penisku.
Nafsuku benar-benar memuncak, ingin segera terpuaskan.
“Ayah.. kok enggak sabaran sih..!?” Kata Laras sambil tertawa ketika aku gagal memasukkan penisku.
“Dibilang nanti ya nanti dong. Ayah sabar ya..!?” Katanya lagi dengan tersenyum manis.
“Laras.. ayo dong.. Ayah udah nggak tahan, Sayang..!” Kini aku yang merengek minta segera dipuaskan oleh Laras.
Laras menjawab permintaanku dengan mengulum putingku.
Bibir dan lidahnya kembali menjilat-jilat dadaku.. leherku dan melumat bibirku.
Penisku yang sudah hampir meledak terjepit vaginanya.
Sleppp.. slepp. Slepp.. slepp..! Laras menggerakkan pantatnya.. penisku pun dikocok bibir vaginanya.
Bibir vagina dan klitoris Laras yang basah terasa hangat mengocok.. menjepit dan meremas batang penisku.
Erggghhh..!! Aku hampir gila diperlakukan Laras seperti ini.
“Uhh.. uhhh.. ssshh..!” Laras mendesis sambil menggigit bibir bawahnya.. sambil memejamkan matanya erat-erat.
Rupanya gesekan penisku di klitoris dan vaginanya telah membuat Laras terangsang hebat.
Hingga kemudian tak mampu membendung nafsunya sendiri.
Nampak sekali gerakan Laras sudah tak teratur. Akhirnya Laras mengendurkan pelukannya.
Penisku diraihnya lalu dikocok sebentar sebelum dimasukkan ke dalam vaginanya.
Slebbb.. clebbb.. jlebb..!! Dengan susah payah.. akhirnya setengah penisku amblas ke dalam vagina Laras.
Laras berusaha memasukkan semua batang penisku ke dalam vaginanya dengan menduduki penisku..
Lalu mengangkat pantatnya dan menekannya ke bawah. Slebb.. blesskk..!!
“Ayaahh.. ssshh.. aahh..”
Laras mendesah dan mengerang ketika akhirnya penisku masuk semuanya ke dalam liang vaginanya.
Clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. clebb..!! Dengan pelan dan lembut Laras bergerak memutar pinggulnya.
Auwghhh..!! Putaran dan goyangan laras membuat penisku terasa dipijat dan diremas.
Lalu aku merasakan sesuatu yang belum aku rasakan selama bersetubuh dengan Laras atau dengan isteriku.
Aku merasakan penisku disedot dengan kuat beberapakali.. lalu seperti dikocok biasa..
Kemudian disedot lagi beberapakali.. lalu biasa lagi..
Kutatap mata Laras yang terpejam menikmati persetubuhan yang kami lakukan.
Aku merasa melayang. Berkali-kali sedotan vagina Laras membuatku segera menuju ejakulasi.
Aku berusaha menahan.. karena Laras saat ini belum meunjukkan tanda-tanda akan orgasme.
Tiba-tiba Laras mencabut penisku dari vaginanya..
lalu duduk sambil tangannya meremas dan mengocok penisku.
“Jangan buru-buru dikeluarin Ayah. Ayah tadi janji sama Laras..!” Katanya dengan napas tersengal.
“Janji apa sayang..?” Aku benar-benar lupa apa yang sudah aku janjikan kepada Laras.
“Masa’ lupa Yah..?” Jawab Laras tanpa memberi penjelasan apa janjiku..
Laras mengulurkan kedua tangannya menyuruh aku bangkit.
Setelah aku duduk, Laras membelakangi aku dan nungging.
“Dari belakang Yah.. Laras ingin disetubuhi dari belakang..”
Oh.. Laras.. kamu bukan gadis kelas 3 SMA.. kamu benar-benar wanita.
Wanita dewasa yang matang dan selalu ingin mencoba yang baru.. kataku dalam hati.
Tanpa menunggu lebih lama.. segera aku merangkak mendekati Laras dan memegang pantatnya.
Slebbb..!! Dengan pelan aku masukkan penisku ke dalam vaginanya.
Laras menyambut penisku dengan tidak sabar. Slebb.. Jlegh..!
Dihentakkannya pantatnya ke belakang dengan keras dan cepat. “Uhhhhh..!!” Lenguh Laras lirih.
Vagina Laras yang sudah sangat basah dan agak melebar karena terangsang hebat..
serta posisi doggy ini membuat penisku tak terlalu sulit memasuki vaginanya.
Setelah masuk semuanya Laras memutar pantatnya. Penisku serasa dipilin-pilin, diremas dan dipijat.
“Ahh.. Ayaahh..!!” Laras menjerit. “Nikmat sekali.. aahh ssshh..!”
Aku raih payudara Laras yang bergoyang-goyang karena gerakannya untuk mengocok penisku.
Kuremas dan kupilin putingnya..
sambil terus bergerak maju mundur mengocok penisku di dalam liang vagina Laras.
Dengan posisi doggy ini membuat tulang vagina Laras yang bagian depan..
tepat mengesek batang penisku bagian bawah. Nikmat dan nikmat.
Itu yang aku rasakan ketika penisku keluar-masuk dalam vagina Laras yang bergerak dan berputar.
Entah kenapa aku yang tadi sudah hampir ejakulasi kini aku merasa sangat segar dan kuat.
Tak sedikit pun tanda-tanda aku akan segera ejakulasi.
Mungkin karena dengan posisi doggy ini aku merasa dapat mengendalikan persetubuhan..
bukan dikendalikan oleh Laras.. sehingga aku masih mampu bertahan.
Apalagi aku melihat Laras menikmati persetubuhan dengan gaya yang pertama dia lakukan.
Aku makin merasa nyaman dan mampu bertahan untuk tidak ejakulasi dengan cepat.
Dengan mantap dan kencang aku sodokkan penisku ke dalam vagina Laras.
Tubuh Laras tergundang-guncang maju-mundur karena goyanganku.
Kedua tanganku memegang dan pantat Laras. Empat jari tangan kanan dan kiri meremas pantat Laras..
sedangkan jempolku aku selipkan di belahan pantatnya, mengorek dan mengelus anusnya.
“Ayah.. nikmat sekali..” kata Laras sambil menoleh ke belakang..
dan berusaha melihat apa yang aku lakukan terhadap anusnya.
“Iya.. Sayang.. Ayah juga merasa nikmat..”
“Jempol ayah.. sshh.. aahh.. Jempol ayah..”
Laras mendesiskan kata-kata dengan cepat sambil terengah-engah.
“Hmmm..? Kenapa..? Nikmat kan..?”
“Iya.. aahh.. ssshh..” Laras makin mendesis dengan mata melotot.
“Masukin Ayah.. Masukin penis Ayah di anus Laras.. Cepat Ayaahh..!!” Laras berteriak kesetanan.
Rupanya dia ingin melakukan anal seks.
Laras benar-benar gadis yang luar biasa di bidang seks.
Dia nampaknya selalu ingin mencoba hal-hal yang baru.
Sedangkan aku, ini pertamakali aku melakukan anal seks.
Aku belum pernah memikirkan untuk melakukan anal seks, sementara isteriku juga tak pernah meminta.
Memang kami melakukan hubungan seks dengan berbagai macam gaya..
tapi yang namanya anal seks belum pernah kami coba lakukan.
Kami tidak pernah mengeksplor anus waktu melakukan foreplay.
Sejenak aku ragu.. tapi Laras kembali meminta untuk melakukan anal seks.
Perlahan aku lepaskan penisku dari vagina Laras.
“Kenapa berhenti Ayah..?” Tanya Laras
“Kalau gitu cepat masukin penis Ayah dalam anus Laras..”
Kata Laras sambil meremas dan mengocok vagina serta klitorisnya sendiri.
Aku turun dari tempat tidur untuk mengambil botol lubricant gel yang biasa aku gunakan untuk
bersetubuh dengan isteriku.
Karena dia sudah mengalami menopause.. lubricant gel ini sangat menolong untuk membuat vagina isteriku basah.
Kelenjar yang mengeluarkan cairan vaginanya tidak produktif lagi.
Kami gunakan lubricant gel agar isteriku tidak kesakitan waktu bersetubuh.
Dengan demikian isteriku dapat menikmati persetubuhan yang kami lakukan.
Kuminta Laras untuk nungging lagi. Perlahan aku elus anus Laras..
sambil sedikit-demi sedikit aku masukkan jariku agar otot-otot anusnya mengembang.
Aku tau, Laras akan kesakitan karena anusnya dimasuki penisku untuk yang pertamakali.
Bagaimana pun juga otot anus berbeda elastisitasnya dengan otot vagina..
yang lebih mudah melebar saat dimasuki penis.
Aku mencium dan menjilat anus Laras dengan lahap guna memberi rangsangan.
Dengan jilatanku, aku berharap Laras akan merasa nikmat sehingga pada saat aku lakukan penetrasi,
Laras tidak akan begitu kesakitan.
“Aahh.. aahh.. sshh.. Ayah.. cepat masukin dong..”
Laras merintih dan merengek agar aku cepat-cepat memasukkan penisku.
Rupanya Laras benar-benar penasaran untuk menikmati anal seks.
"Iya Sayang..” jawabku sambil terus menjilat dan mengorek anus Laras dengan lidahku.
“Sabar sebentar.. tunggu sampai anus Laras bener-bener siap menerima penis Ayah..”
“Auw.. ssshh nikmat. Ayah.. masukin sekarang dong..”
Aku tidak mau langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Laras.
Aku tidak ingin dia terlalu kesakitan karena pertamakali melakukan anal seks.
Kuraih botol lubricant gel lalu memasang tabung aplikatornya.
Perlahan aku tusukkan tabung aplikator ke dalam anus Laras sambil menekan botol itu.
“Ups.. sshh ya.. gitu dong Ayah.. penisnya dimasukin..”
Laras tidak menyadari kalau yang aku masukkan ke dalam anusnya bukan penis melainkan aplikator.
Setelah cukup gel yang masuk ke dalam anus Laras.. aku tuang dan aku oleskan pada telunjuk tangan kananku.
Kemudian telunjukku yang basah karena lubricant gel perlahan-lahan aku tusukkan ke dalam anus Laras..
Srepp.. aku tarik sedikit, lalu aku tusukkan lebih dalam lagi. “Ahh.. terusin Yah..”
Dengan perlahan aku kocok jariku di anus Laras, sementara tanganku yang lain meremas vagina Laras.
Klitorisnya aku pilin-pilin dan pencet dengan lembut dengan jempolku..
sedangkan dua jariku memasuki lubang vaginanya lalu bergerak keluar-masuk di dalam vaginanya.
Dua lubang sumber kenikmatan seksual Laras aku korek, aku tusuk-tusuk.
Pantatnya aku jilat dan aku gigit-gigit pelan.
Laras terus merintih dan mendesah menikmati setiap remasan, kocokan dan gigitanku.
Anus Laras sudah siap sekarang, karena jariku dengan leluasa dapat keluar-masuk memompa anusnya.
Perlahan penisku yang sudah sangat keras dan tegang aku tempelkan di pantatnya.
Jariku terus mempompa anus dan vaginanya.
“Kok belum masuk sih..? Tadi yang masuk apa dong Yah..?”
Tanya Laras setelah tau penisku belum menyentuh anusnya.
Perlahan telunjuk kananku aku lepas dari anus Laras.
Kembali aku tuang lubricant gel lalu aku oleskan di penisku.
Slebbbb.. clebb..! Perlahan penisku aku coba masukkan ke dalam anusnya.
Urgh.. Susah sekali memasukkan penisku, walau pun lubrikan gel cukup membantu.
Laras mengerti kesulitanku lalu menoleh ke belakang. “Sshh.. Aahh.. Susah masuknya ya Yah..?”
Tanya Laras lalu dia merendahkan bahunya dan membuka lebar-lebar pahanya..
sehingga posisinya semakin nungging, pantatnya dan anus membuka lebih lebar.
“Sabar ya Sayang..” kataku.
“Agak sakit nanti pada awalnya..”
“Iya.. Yah.. nanti pasti sakit, tapi sesudah itu jadi nikmat..” kata Laras sambil tersenyum.
Aku paksa penisku agar bisa masuk ke dalam anus Laras dengan mendorongnya kuat-kuat.
“Auw..!!” Laras menjerit kesakitan saat seperempat bagian penisku berhasil memasuki lubang anusnya.
“Sakit sekali Yah..” Aku berhenti sejenak untuk membiarkan otot anusnya melebar secara alami..
agar tidak terlalu menyakitkan bagi Laras.
“Kenapa berhenti Ayah..?” Tanya Laras sambil menggoyangkan pantatnya.
“Supaya Laras tidak kesakitan..” jawabku.
“Terusin dong yah..” kata Laras lalu mendorong mundur.. clebb..!
Sehingga penisku tertekan dan melesak beberapa senti lagi ke dalam anusnya.
Akibatnya sungguh luar biasa bagiku. Pantat Laras yang berputar..
membuat penisku serasa dijepit dengan ketat oleh benda yang kenyal sambil diremas-remas.
Aughhhh..!! Nikmat. Sungguh nikmat..! “Aahh..” kami mengerang hampir bersamaan.
“Sakit Sayang..?” Tanyaku mendengar Laras merintih
“Sakit sedikit .. tapi nikmat sekali, Ayah..” kata Laras.
Tak lama kemudian Laras dengan semangat menggoyangkan pantatnya.
Mendengar desahan dan erangan Laras yang dapat merasakan nikmat..
saat penisku bergoyang karena gerakan pantatnya.
Aku tarik penisku keluar sedikit lalu aku masukkan lagi dengan pelan.. tapi mantap.
Setelah tiga empatkali penisku keluar-masuk.. aku tekan dengan sedikit keras.. Jlebb..!
Sehingga penisku melesak sepenuhnya ke dalam anus Laras.
“Auw..!!” Laras kembali menjerit
“Sakit Sayang..?”
“Enggak..” kata Laras sambil dengan semangat dia memutar pantatnya..
Mengimbangi gerakan maju mundur yang aku lakukan.
“Ahh.. Nikmat sekali Ayah.. sshh.. aahh.. sshh..”
Aku membungkuk untuk meraih klitoris Laras lalu memilin dengan dua jariku..
Sementara tanganku yang lain meremas-remas payudaranya. Kami mengerang bersahut-sahutan.
Belum lima menit.. tubuh Laras mengejang sambil mengerang keras. “Ayaahh.. auw.. aahh..!!”
Teriakan Laras mengagetkan aku. Laras meliukkan badannya.
Pantatnya disodok-sodokkan ke belakang dengan keras dan cepat.
“Kenapa Sayang..?” Aku bertanya karena mengira dia kesakitan.
“Laras.. aahh.. ssshh.. Laras orgasme lagi..”
Aku tak menduga Laras sudah orgasme. Mungkin ada benarnya juga informasi yang aku baca:
Bahwa anal seks bisa lebih nikmat.. baik bagi perempuan mau pun laki-laki.
Dengan anal seks.. yang kurasakan penisku terjepit lebih kencang..
Sedangkan bagi Laras.. sodokan penis di dalam anusnya ternyata dapat dengan mudah mendorong..
otot-otot usus besar menekan G-spot-nya.
Itu sebabnya kenikmatan yang ditimbulkan luar biasa bagi kami berdua.
Demikianlah yang terjadi pada Laras. Hari pertama melakukan persetubuhan disertai dengan anal seks.
Hal inilah rupanya yang menyebabkan Laras dengan mudah memperoleh puncak kenikmatan.
Laras ambruk tersungkur di atas tempat tidur.. sehingga penisku terlepas dari anusnya.
Sebenarnya aku juga hampir ejakulasi, kalau saja Laras dapat bertahan lebih lama sedikit lagi.
Laras membalik tubuhnya hingga terlentang..
nafasnya memburu terengah-engah sedangkan matanya terpejam.
“Ahhhh.. nikmat sekali. Ayah..” katanya lalu diam tidak bergerak sampai beberapa saat.
“Ayah-bener-bener hebat..” katanya lagi.. dengan nafas yang mulai teratur.
Tak lama berselang hanya deru AC kamar yang terdengar.. mengiringi alun napas kami.
Kupeluk tubuh gadis cantik anak asuhku dengan penuh sayang.. sangat sayang.
Blank..! F(. )i( .)N
------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------
End of Cerita 234..
Sampai Jumpa di Lain Cerita .. Adios..