Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

-------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------

Cerita 234 – Tak Sengaja..!?

[Eps 3.1] – Malam ini ..

Aku dan Laras baru selesai mandi
bersama dan akan berganti pakaian, saat ponselku berdering.
Ternyata telepon dari isteriku yang tadi berangkat ke Australia.

“Dari siapa Yah..?” Tanya Laras sambil memakai beha.
“Bunda..” jawabku singkat.
“Terus Laras gimana, Yah..?” Tanya Laras lagi nampak khawatir. Aku memberi isyarat agar dia tenang.

Setelah tekan tombol ‘yes’ aku aktifkan speaker-phone agar Laras bisa mendengar pembicaraan kami.
Dalam kondisi sekarang ini aku tidak ingin Laras merasa aku merahasiakan sesuatu dari dia.

Bagaimana pun hari ini adalah hari pertama aku selingkuh dengan Laras.
Aku tidak ingin mengacaukan saat-saat seperti ini.

Laras kembali memakai seragam sekolahnya walau pun agak kusut.
“Sore Bun, nginap di mana..?” Tanyaku.
“Di Causeway 353 Hotel..” jawab isteriku.
Setelah berbasa-basi dengan istriku, aku memberi tau kalau aku bersama Laras.

Dari dulu istriku ingin mempunyai anak perempuan.. tapi tidak mau hamil lagi.
Laras yang sering datang ke rumah di luar jadwal pertemuan anak asuhku..
jelas membuat Laras dan isteriku menjadi sangat dekat.

Mungkin bagi Laras kami adalah orangtuanya..
sedangkan bagi isteriku dia seperti mendapatkan anak perempuan kandung.

Isteriku sudah sering mengusulkan agar Laras tidur di rumah saja.. supaya bisa mengawasi Laras..
sampai rencana kami mengirim Laras ke Australia untuk kuliah terlaksana.

“Oh iya, Bun. Ini ada Laras..” kataku lagi sambil meraih tangan Laras.
Laras tadinya menolak.. tapi aku segera memberi isyarat agar dia tenang dan wajar.

“Laras..? Hei.. apa kabar Sayang..?” Tanya isteriku pada Laras.
“Baik Bunda ..”

Lumayan lama Laras bicara dengan isteriku.
Berkali-kali Laras melirik minta persetujuanku untuk menjawab pertanyaan isteriku.

Ternyata benar dugaanku.. isteriku merasa senang setelah tau ada Laras di rumah.
Salahsatu pesannya kepada Laras adalah mengawasi dan menjaga menu makananku.

Akhirnya isteriku memberi tau Laras kalau setelah lulus nanti kami berencana mengirim Laras ke Australia..
untuk kuliah di sana. Dia juga minta Laras pindah ke rumah kami.

Sejenak Laras bengong tak percaya sampai aku ikut bicara meyakinkan Laras.
“Makasih Ayah..” kata Laras setelah telepon ditutup sambil memelukku dengan erat dan menciumi wajahku.

“Laras tak pernah membayangkan kalau bisa kuliah ke luar negeri..”
“Itu karena usaha Laras sendiri. Ayah lihat Laras nilai rapornya sangat bagus..
jadi sayang kalau hanya kuliah di sini..” jawabku sambil mengelus rambut Laras.
“Sekarang kita makan dulu untuk merayakan berita gembira ini..”

Aku angkat telepon antar ruang dan bicara dengan Ayu..
untuk menanyakan apakah pakaian Laras sudah dikirim dari rumah asuh.
Ternyata pakaian Laras sudah sampai dan diletakkan di ruang keluarga.

Aku suruh Laras mengambil tasnya.
Setelah Laras berganti pakaian kami berangkat menuju mall yang baru dibuka di jalan Pemuda.
Mall dengan hotel ini cukup megah.

Setelah makan di salahsatu cafe, aku ajak Laras berbelanja pakaian, sepatu, dan kosmetik.
Laras bingung ketika memilih.
Rupanya dia baru pertamakali mengenal baju.. parfum, dan lain-lain yang harganya di atas satu juta rupiah.

Selama ini penghuni rumah asuhku hanya dibelikan pakaian yang sederhana, walau pun bukan murahan.
Harganya tidak sampai tigaratus ribu satu stel.
Kosmetik yang dibelikan isteriku mereka hanya merek lokal.. jadi harganya tidak terlalu mahal.

Akhirnya aku bantu dia memilih barang-barang yang akan dibelinya..
Salahsatunya adalah lingerie dengan tali di bahu.
Aku bayangkan Laras pasti sangat seksi memakai lingerie ini.

Ketika membayar belanjaan Laras.. aku baru tau.. dia membeli lotion untuk vagina juga.
Aku tersenyum ketika Laras terlihat malu ketika aku ketaui dia membeli lotion vagina.

Hampir jam sembilan malam kami sampai di rumah. Satpam yang membukakan gerbang..
memberi tau kalau para pembantu dan tukang kebun sedang asyik nonton TV di paviliun belakang..
sehingga kedatangan kami tidak mereka sadari.

Kami langsung ke kamar tidurku. “Laras boleh tanya sama Ayah..?” Kata Laras tiba-tiba.
“Boleh. Kenapa..?”
“Apa Bunda nggak marah, kalau tau Ayah menghabiskan uang banyak buat Laras..?”

“Kenapa mesti Bunda marah, Sayang..? Laras dengar sendiri di telepon tadi.
Bunda juga sayang sama Laras. Ayah dan Bunda tidak punya anak perempuan.
Itu sebabnya Bunda ingin Laras tinggal di sini.. bukan di rumah asuh..” ungkapku.

“Ayah sama Bunda sudah lama ingin mengangkat Laras menjadi anak secara resmi.
Hanya karena rumah asuh itu dikelola Bunda, agak sulit prosedurnya.
Akhirnya Ayah sama Bunda memutuskan agar Laras tinggal di sini..
resmi sebagai anak atau tidak.. sudah tidak penting lagi..” kataku menjelaskan.

“Iya sih, tapi ..” kata-kata Laras terhenti.
Aku tersenyum dan tetap diam menunggu Laras melanjutkan kata-katanya.

“Kita sudah seperti suami isteri, Ayah.. Laras sudah mengkhianati Bunda..” kata Laras lagi.
Ada keraguan dan penyesalan nampak di nada suaranya.

“Sudahlah Laras. Semuanya sudah kita lakukan dengan penuh kesadaran.
Kita menikmati hari ini dengan penuh gairah dan kenikmatan.
Bunda juga menyusuh Laras tidur di sini untuk menemani Ayah..” kataku untuk menenangkannya.

“Kalau nanti Laras tinggal di sini.. pasti Bunda juga akan membelikan Laras baju.. sepatu dan lain-lain.
Nah.. sekarang Laras istirahat dulu. Besok Ayah antar ke sekolah..”

Laras menjawab dengan anggukan kepalanya sambil tersenyum yang dipaksakan..
lalu segera menyiapkan buku-buku pelajaran buat sekolah besok.

Selesai menyiapkan buku dan seragamnya, Laras minta izin untuk ke kamar mandi.
Kali ini dia wanti-wanti agar aku tidak ikut. “Iya deh.. Ayah tunggu di sini..” aku tertawa mengiyakan.

Aku tau.. Laras pasti akan menggunakan lotion vaginanya.
“Awas kalau ayah ngintip. Nanti nggak dikasih yang asyik-asyik..” kata Laras sambil melotot lucu.

Setelah keluar dari kamar mandi, aku minta untuk memakai lingerie yang baru aku belikan.
Aku duduk di sofa untuk mengamati Laras melepas pakaiannya dan mengambil lingerie barunya.

Laras menatapku sambil tersenyum. Nampaknya dia menyukai lingerie yang aku belikan.
Tangannya meraih karet spandek celana dalamnya.

Dengan gerakan matanya.. Laras minta pendapatku apakah melepas celana dalam atau tetap dipakai.
Aku memberi isyarat agar dia melepas celana dalam dan branya..
Karena lingerie itu terdiri dari rok pendek dan G-string.

Laras memenuhi permintaanku. Bra dan celana dalamnya dilepaskan lalu memakai lingerie barunya.
Setelah memakai lingerie.. aku minta Laras memakai make up yang tadi aku belikan.
Dia hanya menyapukan bedak di wajahnya.. lalu mengoleskan lipstick tipis di bibirnya.

Aku benar-benar terpesona setelah Laras memakai lingerie barunya serta berdandan tipis seperti ini.
Dia nampak sangat cantik dan seksi. Lingerie itu berbentuk terusan yang terbuat dari broklat pink transparan.

Lingerie itu hanya menutup tubuh Laras mulai dari puting payudaranya sampai pangkal paha.
Ada dua utas tali di bahu kanan dan kiri untuk menahan lingerie itu agar tidak terlepas.

Lingerie itu memamerkan lekukan tubuh Laras dari dengan sempurna.. dan tidak terkesan norak.
Bagian atas menampakkan bahu laras yang lembut dan agak bidang, nampak seksi.

Payudaranya yang terlihat bagian atasnya nampak menonjol dan terangkat.
Payudara seorang gadis yang baru mekar.
Sedangkan bagian bawahnya memperlihatkan kedua paha dan kakinya yang panjang dan bersih mulus.

Laras mendekati aku dengan bergaya seperti peragawati. Badannya lenggak-lenggok..
sengaja memancing birahiku.. yang sudah bangkit sejak dia melepaskan pakaianya.

Setelah kira-kira satu meter di depanku lenggokan tubuh Laras makin erotis. Gerakannya gemulai..
Pinggulnya bergerak dengan seksi.. tangannya memegang rambutnya lalu diangkat ke atas.

Kembali Laras meliukkan tubuhnya dengan tangan tetap menahan rambutnya.
Aku benar-benar gemas dan terangsang menikmati gerakan Laras.

Kemudian tangannya memegang payudaranya lalu memijit dan meremas payudaranya sendiri..
sambil sesekali mendesah. “Ayah.. Laras cantik kan..?” Tanya Laras sambil terus meremas payudaranya.

“Ayah suka Laras berpakaian seperti ini..? Ayah juga suka Laras memakai make up..?”
“Kamu cantik sekali Sayang..” Aku memujinya.
Bukan untuk merayunya.. tapi aku benar-benar tulus waktu mengatakannya.

“Benar-benar cantik, juga seksi. Dengan lingerieini, keindahan tubuh Laras benar-benar tampak..”
“Ah, Ayah bisa aja..” jawab Laras sambil duduk di pangkuanku dengan manja.

“Laras jadi malu nih..” kedua tangannya memeluk leherku.
“Lho, kenapa..?”
“Masa’ Laras dibilang seksi..?” Kata Laras sambil mendekatkan kepalaku di payudaranya.

Aku segera menggigit puting Laras dari luar lingerie. Tanganku aku lingkarkan di pinggangnya..
kemudian menyibakkan lingerienya bagian belakang dari bawah untuk meraih pantatnya.

“Aahh.. Ayah suka nakal sih..?” Kata Laras di sela desahan nafasnya yang mulai memburu.
Kepalaku diremas sambil diciumi.

“Tapi Laras suka kan..?” Kataku menggodanya. Dia hanya tertawa menggoda.
“Suka banget..”

Aku lantas berdiri sambil mengangkat tubuh Laras.
Dia aku gendong lalu berjalan mengitari kamarku yang berukuran lima kali tujuh meter persegi.

Sambil berjalan.. aku senandungkan lagu Everything I Do, I Do It for You yang biasa dinyanyikan Bryan Adam.
Tangan Laras melingkar di leherku.. bergayut manja.

Aku berjalan sambil mengayun-ayunkan tubuh Laras seperti menina-bobokan seorang gadis kecil.
Nampaknya dia menikmati sekali ayunan tanganku. Matanya setengah terpejam dengan mulut merekah.

Aku dekatkan mulutku ke bibirnya.. lalu perlahan aku gigit bibirnya lalu aku isap dengan lembut.
“Aahh..” Laras mendesah ketika lidahku menjilat langit-langit mulutnya.
Kami berciuman sambil menggendong tubuh Laras.

Desahan dan erangan Laras bersaing dengan bunyi cercap kecupan bibirku pada bibirnya.
Lalu kami saling lumat dan saling isap. Aku bawa Laras ke tempat tidurku dan aku baringkan dia.
Sementara itu lidahku terus mengisap dan mengait lidahnya.

Aku ingin mencoba suasana baru dalam persetubuhanku dengan Laras.
Perlahan aku buka tali lingerie yang mengikat bahunya dengan mulutku.

Sesekali mulutku mengecup pundaknya sambil lidahku menjilat-jilat pundak Laras yang lunak tapi kenyal itu.
Tali terlepas.. tapi lingerie itu masih melekat pada tubuh Laras.

Kembali mulutku menurunkan sedikit lengerienya sampai dadanya terbuka, lalu aku kulum putingnya.
Lidahku berputar dan mengait puting Laras yang sudah bertambah kenyal..
dan sekitar puting itu berubah berbintil-bintil.

Nafsuku sudah mendekati puncak. Aku ingin menikmati Laras dengan cara lain.
Aku berubah menjadi liar dan kasar. Kasar namun tidak sampai membuat Laras merasa sakit.
Aku ingin memuaskan nafsuku dengan caraku sendiri.

Dengan penuh semangat dan cepat aku cium leher Laras.
Melihat kekasaranku, Laras agak terkejut. Aku semakin liar dan rakus menetek payudaranya.

Rupanya Laras ikut terbawa suasana. Nafasnya terengah-engah terdengar di sela-sela erangannya.
“Sshh.. Ayah.. aahh.. sshh.. aahhhh..!!” Terdengar Laras mendesah dan mendesis nikmat.

Kemudian dengan tak kalah liar dia merengkuh kepalaku dan mencari-cari bibirku..
lalu melumat bibirku sambil memasukkan lidahnya ke dalam mulutku.

Kupeluk Laras dengan erat sambil beradu lidah. Kami saling isap dan saling sedot..
sambil saling mengait-kaitkan lidah dengan penuh nafsu dan liar.

Aku menumpukan berat badanku pada tubuh Laras.. sehingga tubuh kami saling melekat dengan erat.
Kulepas ciumanku pada bibir Laras, lalu aku susuri leher Laras, kemudian berpindah ke payudaranya kembali.

Slrupp.. Dengan kasar aku cium dan aku isap payudara dan putingnya.
Laras menggelinjang seperti ingin berontak melepaskan diri dari pelukanku.

Aku tau Laras tidak ingin aku yang mengendalikan permainan. Laras menginginkan dia yang
mengendalikan permainan seperti tadi siang.

Laras ternyata memang tipe wanita agresif.. selalu ingin menguasai permainan seks yang dilakukan.
Dalam setiap berhubungan seks.. wanita seperti dia tidak hanya ingin dibuat orgasme dan dipuaskan..
Namun juga ingin memuaskan pasangannya.

Wanita seperti dia juga dengan mudah muncul birahinya.. seperti waktu melihat aku telanjang dada tadi siang.
Tapi aku tak peduli. Aku tidak memberi kesempatan kepadanya untuk bertindak lebih jauh.
Aku masih ingin mengendalikan permainan ini.

Kedua tanganku meremas-remas payudara Laras. Mulutku menyusuri perutnya yang rata dan kenyal.
Lidahku merayap dipermukaan kulit perutnya yang halus dan licin karena ludahku.
Kecupan dan jilatan lidahku makin cepat, liar dan kasar.

Aku merangkak mundur.. sehingga bibirku menyentuh perut bawahnya, tepat di atas vagina..
lalu aku jilat dan aku kecup sambil mengisapnya.
Laras melenguh dan menggelinjang. Aku ingin memberi tanda pada perut bagian bawah ini.

Segera aku kecup lalu kusedot dengan kuat sambil menggigit pelan.
Laras mengerang ketika aku mengisap dan menggigit perutnya.

Beberapa saat kemudian, nampak bercak merah karena pembuluh darah di bagian itu melebar.
Lima buah cupang aku letakkan berjajar membentuk huruf V di perut Laras.

Setelah puas memberi cupang di perut bagian bawah, aku melepaskan lingerienya..
tidak dengan tanganku, tapi tetap dengan mulut dan gigiku.

Ada sensasi lain yang aku rasakan ketika bibirku menyentuh kulitnya saat melepas lingerie itu.
Sensasi lain dengan kalau aku sekedar mencium seluruh tubuhnya.

Sensasi sentuhan bibirku pada kulit Laras saat melepas lingeri juga dirasakan Laras.
Berkali-kali suara lenguhan dan desisan kami bersahut-sahutan.

Demikian pula saat melepas G-string yang melekat di selakangannya.
Bibiru pun bersentuhan dengan vagina Laras. Kami kembali merintih, mengerang dan mendesah.

Setelah seluruh tubuh Laras terbuka.. dengan cepat aku pagut vagina Laras yang sudah basah berlendir.
Lidahku dengan mantap menjilat dan bergetar pada klitorisnya..
Lalu vagina Laras aku isap dan aku kilik-kilik dengan lidahku.

Hmmmm..!! Vaginanya mengeluarkan aroma berbeda dari yang tadi siang atau tadi sore.
Itu karena Laras memakai lotion untuk vagina yang dia beli di mall.

Aroma wangi menyusup hidungku membuat aku makin bersemangat untuk mengulum vagina dan klitorisnya.
“Ahh.. sshh..” hanya itu kata-kata yang berkali-kali keluar dari mulut Laras, tak ada yang lain.

Laras benar-benar menikmati permainanku.
Badannya menggelinjang bergerak seperti ular yang menari karena mendengar tiupan seruling.

Lidahku aku getarkan dengan cepat menyentuh bibir vagina Laras bagian dalam..
sambil sesekali aku masukkan dan aku getarkan di dalam lubang vaginanya yang sangat sempit.

Sesekali pula aku sedot saat kurasakan lendir vaginanya meleleh keluar..
sambil memasukkan klitorisnya ke dalam mulutku. Lalu aku masukkan hidungku ke dalam vaginanya.

Sambil aku tekan.. hidungku aku gesekkan di dalam lubang vagina Laras.
Sementara itu lidahku menjilat kulit antara anus dan vaginanya.

“Auw.. sshh.. Ayaahh..!” Laras menjerit saat lidahku menjilat kulit antara anus dan vaginanya.
Sejenak dia bergetar.. lalu Laras mengangkat badannya seperti akan duduk.

Mulutnya mendesis dan mengerang. “Ssshh.. Laras diapain Yah..?” Tanya Laras di sela-sela desisan bibirnya.
“Aahh.. nikmat bangeettt..!” Desah Laras lagi.. lalu kembali terlentang dan bergerak liar.

Aku tak menjawab. Aku lebih peduli dengan vagina dan klitoris Laras.
Lebih peduli pada kulit antara anus dan vaginanya. Aku terus menjilat dan mengisap.

Membiarkan Laras menikmati setiap rangsangan yang aku berikan.
Kedua kaki Laras aku angkat dan aku lipat di perutnya dengan posisi membuka..
sehingga pantatnya terangkat dan vagina serta anusnya nampak sangat jelas.

Ledir yang meleleh tampang cukup banyak dan deras. Vaginanya tampak berkedut-kedut pelan..
Klitorisnya menonjol ke depan seperti penis kecil yang sedang ereksi.
Sedangkan anusnya yang berkerut ikut berkedut pula.

Anusnya basah mengkilat karena terkena lelehan cairan vaginanya.
Crepp..! Aku tusukkan hidungku ke lubang anus Laras lalu aku goyangkan sambil aku tekan.

Tercium bau khas anus bercampur wangi lotion vagina..
membuatku nyaman untuk terus menjilat dan memasukkan lidahku.

Mungkin bagi orang lain jijik menjilat anus partner seksnya.
Tapi bagiku bau itu menimbulkan sensasi tersendiri.. apalagi bercampur dengan lotion vagina.

Lidahku dengan cepat menari mengorek anus Laras.
Bibirku mengecup dan dan menjepit kerut-kerut anusnya kuat-kuat.

Tak kuduga. Laras dengan cepat mencapai orgasme yang pertama malam ini.
Tubuhnya meliuk-liuk tak terkendali lalu mengejang dengan kuat, mulutnya mendesis-desis.

“Aahh.. Ayah.. Laras dapet lagi.. aahh..” Laras berteriak kencang.
Tangan Laras mencengkeram kepalaku lalu rambutku diremas.

Aku berhenti sejenak mengamati Laras. Mata Laras terpejam dengan nafasnya terengah-engah.
Kedua betis dan pahanya menjepit kepalaku ketika aku susupkan kembali di antara kedua pahanya.

Aku teruskan jilatanku pada anusnya, namun tidak secepat dan sekaras tadi.
Perlahan dan lembut seluruh permukaan lidahku aku oleskan ke anusnya beberapakali..

Lalu aku ganti mengisap lembut dan pelan klitorisnya.
Aku ingin Laras dapat menikmati orgasmenya sepanjang mungkin.

Aku merangkak menindih Laras. dengan lembut dan pelan aku kecup payudaranya.
Laras memelukku lalu mencium bibirku.

Dia agak kaget mencium aroma anusnya yang masih menempel di bibir dan lidahku..
Lalu tersenyum sambil memejamkan mata.

“Ayah nggak jijik mencium dan menjlat anus Laras..?”
“Enggak tuh..” jawabku. Laras menjawab dengan memelukku lalu mencium bibirku dengan ganas.

“Kalau gitu Laras juga enggak jijik..”
“Enggak jijik apa..?”

CONTIECROTT..!!
-------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------
 
-------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------

Cerita 234 – Tak Sengaja..!?

[Eps 3.2] – Malam ini.. [Anal Pertama]

“Ada deh.. eh tapi Ayah nakal terus..?”
Ujar Laras sambil tersenyum misterius.
“Nakal gimana Sayang..?” Tanyaku mengelus bulatan sekal di dadanya.

“Laras inginnya Ayah yang ejakulasi.. bukan Laras yang orgasme duluan..”
“Ya sudah.. sekarang terserah Laras..” kataku lalu berbaring di samping kanannya..
sambil menyusupkan tangan kiriku di bawah kepalanya.. lalu memeluknya.

Perlahan Laras bangkit lalu menindih tubuhku..
lalu dengan ganas dan liar dia mencium sekujur tubuhku.
Leherku basah kuyup karena jilatannya.

Hebat sekali gadis ini. Tujuhkali orgasme dalam sehari..
masih memiliki tenaga dan nafsu yang luar biasa dalam berhubungan seks.

Mau tak mau aku membadingkan dengan istriku..
yang hanya mampu bertahan duakali orgasme sekali bersetubuh..
kemudian menunggu dua atau tiga hari baru berhubungan seks lagi.

Tapi Laras benar-benar tinggi stamina dan nafsunya.
Laras tetap saja masih liar.. menjilat-jilat tubuhku.. dan meremas putingku dengan bibirnya.
Putingku digigit-gigit dan diisap bergantian kiri dan kanan.

Sementara.. penisku yang sudah tegang sejak mengamati Laras berganti pakaian dengan lingerie..
dimasukkan ke dalam vaginanya.. Laras memang tidak menggoyangkan pantatnya untuk mengocok penisku.

Tapi gerakannya waktu menjilat dan mengisap tubuhku membuat pantatnya juga bergerak..
sehingga penisku serasa dipilin dan dipijat vagina Laras.

Ingin aku mengimbangi gerakan Laras, tapi setiap aku merespon, Laras melarangku.
“Ayah diam dulu ya.. biar Laras yang muasin Ayah..”

Akhirnya aku diam menikmati permainannya yang semakin agresif dan liar.
Aku hanya menggeliat dan mendesis nikmat.

Laras memundurkan badannya.. sehingga penisku terlepas dari vagina..
namun bibir dan lidahnya tetap menjilat dan meremas kulit dada dan perutku.

Bibir dan lidah Laras diseret dan bergeser di permukaan kulitku..
lalu berhenti dan berputar-putar di tempat, diseret dan bergeser lagi, berkali-kali.

Perpindahan lidah dan bibir Laras makin ke bawah ke aras penisku.
Ketika sampai di pangkal penisku, lidahnya menekan dan menari-nari membasahi batang penisku.

Kemudian lidah Laras mengitari selakanganku sebelah kiri dan kanan. Lalu berhenti di bagian bawah menjilat..
Mengecup dan memijat scrotumku dengan lembut.. sehingga aku melayang dibuatnya.

Tiba-tiba Laras menjadi liar ketika dengan penuh nafsu.. Slropph.. clropp.. clropp..!
Penisku dilahapnya lalu diisap dan dipuntir dengan lidahnya.

“Ssshh.. Laras.. sshh..” aku mendesis dan mengerang menahan nikmat yang diberikan Laras.
“Nikmat kan Yah..?” Tanya retoris Laras ketika berhenti mengisap penisku.

“Iyyyaa.. Terusin Sayang.. aahh..” desahku meminta Laras untuk meneruskan lagi aksinya.
Sebenarnya.. tanpa kusuruh pun..
Laras pasti terus mengulum dan mengocok penisku dengan mulut dan lidahnya.

Karena.. begitu selesai mengucapkan kata-kata itu.. clrupp.. clrupp.. clrupp.. clrupp.. clrupp..!
Laras dengan sigap langsung mengulum penisku kembali dengan intensitas lebih tinggi.

Tangannya menggenggam pangkal penisku sambil digerakkan seolah sedang memutar gas sepeda motor..
dibarengi dengan gerakan mengocok dengan erat dan mantap namun lembut..
sehingga.. erghhh.. penisku terasa nikmat sekali.

Beberapa saat kemudian.. aku sudah hampir ejakulasi.
Laras mempercepat kocokannya dan memperkuat isapannya.

Namun tiba-tiba.. ploph..! Dilepaskannya penisku dari bekapan mulutnya.
Bibirnya menyusuri pangkal pahaku.. lalu berputar-putar di pahaku bagian dalam.

Kakiku kemudian diangkat.. sehingga tubuh dan kakiku membentuk sudut sembilanpuluh derajat.
Kemudian Laras meneruskan jilatannya sambil menyeret lidahnya di permukaan kulit paha belakangku..
lalu pantatku menjadi sasaran lidahnya.

Giginya mengigit-gigit pelan pantatku dibarengi dengan isapan dan jilatan lidahnya.
Laras tidak berhenti di pantatku. Belahan pantatku pun ikut dijilat, dikecup dan diisapnya.

Anusku juga tak lepas dari korekan dan pijatan lidah Laras..
Sementara tangannya terus mengosok penisku. “Ughh.. ssshh..!”

Hanya itu kata-kata yang mampu aku ucapkan menikmati jilatan.. isapan dan kecupan Laras di anusku.
Baru kali ini seumur hidupku pantatku dijilat orang.

Apalagi sekarang dijilat dan diisap gadis muda yang cantik seperti Laras.
Ahhhh..!! Aku benar-benar puas atas permainan Laras.

Lama sekali dia menjilat anusku.. sampai-sampai aku kembali hampir ejakulasi.
Penisku yang ada dalam kocokan Laras terasa berkedut hebat.

Tapi dia berhenti mengocok penisku kemudian menjauhkan mulutnya dari anusku.
“Laras.. Masukin penis Ayah ke dalam ..” kata-kataku terhenti.
Aku berharap agar Laras segera mengulum penisku.. namun lagi-lagi Laras membuat aku semakin penasaran.

Laras malah menjilat betisku. “Sabar Ayah.. ejakulasinya nanti dulu ya..” kata Laras sambil tersenyum mengejek.
Aku makin penasaran. segera aku raih kepala Laras dan aku sodorkan ke penisku.

Namun Laras mengelak dengan gesit. “Eit..! Sabar dong.
Ayah nikmatin aja dulu seperti siang tadi Laras menikmati permainan Ayah.. hihihi..” kata Laras sambil tertawa.
Rupanya dia ingin membalas.. ketika tadi siang orgasmenya aku tunda sampai beberapakali.

Selesai berkata begitu.. lidahnya lincah menari menyusuri betis belakangku, lalu lipatan lututku.
Jilatan Laras terus turun ke arah telapak kakiku. Memang, geli dan nikmat rasanya..
Namun tentu saja lebih nikmat jika Laras mengisap penisku, bukan betis, lipatan lutut atau telapak kakiku.

Kekecewaan karena ejakulasiku yang tertunda duakali membuat penisku sedikit mengendur..
walau pun masih cukup keras untuk masuk ke vagina Laras.

Rupanya Laras tau kalau penisku jadi sedikit mengendur.
Laras berhenti menjilat telapak kakiku, lalu merangkak menindih tubuhku.

Tubuhnya dengan ketat menghimpit tubuhku. Payudaranya melesak karena menekan dadaku..
Sedangkan vagina dan klitorisnya digesek-gesekkan di penisku.

Kembali penisku ereksi dengan sempurna. Tegang, keras, dan kekar.
Dengan sekali gerakan pinggulku, ujung penisku sudah menempel di mulut lubang vagina Laras.

Aku angkat pantatku agar penisku segera melesak ke dalamnya..
Namun vagina Laras benar-benar sempit.. sehingga aku kesulitan dan gagal memasukkan penisku.
Nafsuku benar-benar memuncak, ingin segera terpuaskan.

“Ayah.. kok enggak sabaran sih..!?” Kata Laras sambil tertawa ketika aku gagal memasukkan penisku.
“Dibilang nanti ya nanti dong. Ayah sabar ya..!?” Katanya lagi dengan tersenyum manis.

“Laras.. ayo dong.. Ayah udah nggak tahan, Sayang..!” Kini aku yang merengek minta segera dipuaskan oleh Laras.
Laras menjawab permintaanku dengan mengulum putingku.

Bibir dan lidahnya kembali menjilat-jilat dadaku.. leherku dan melumat bibirku.
Penisku yang sudah hampir meledak terjepit vaginanya.

Sleppp.. slepp. Slepp.. slepp..! Laras menggerakkan pantatnya.. penisku pun dikocok bibir vaginanya.
Bibir vagina dan klitoris Laras yang basah terasa hangat mengocok.. menjepit dan meremas batang penisku.

Erggghhh..!! Aku hampir gila diperlakukan Laras seperti ini.
“Uhh.. uhhh.. ssshh..!” Laras mendesis sambil menggigit bibir bawahnya.. sambil memejamkan matanya erat-erat.

Rupanya gesekan penisku di klitoris dan vaginanya telah membuat Laras terangsang hebat.
Hingga kemudian tak mampu membendung nafsunya sendiri.

Nampak sekali gerakan Laras sudah tak teratur. Akhirnya Laras mengendurkan pelukannya.
Penisku diraihnya lalu dikocok sebentar sebelum dimasukkan ke dalam vaginanya.

Slebbb.. clebbb.. jlebb..!! Dengan susah payah.. akhirnya setengah penisku amblas ke dalam vagina Laras.
Laras berusaha memasukkan semua batang penisku ke dalam vaginanya dengan menduduki penisku..
Lalu mengangkat pantatnya dan menekannya ke bawah. Slebb.. blesskk..!!

“Ayaahh.. ssshh.. aahh..”
Laras mendesah dan mengerang ketika akhirnya penisku masuk semuanya ke dalam liang vaginanya.
Clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. clebb..!! Dengan pelan dan lembut Laras bergerak memutar pinggulnya.

Auwghhh..!! Putaran dan goyangan laras membuat penisku terasa dipijat dan diremas.
Lalu aku merasakan sesuatu yang belum aku rasakan selama bersetubuh dengan Laras atau dengan isteriku.

Aku merasakan penisku disedot dengan kuat beberapakali.. lalu seperti dikocok biasa..
Kemudian disedot lagi beberapakali.. lalu biasa lagi..

Kutatap mata Laras yang terpejam menikmati persetubuhan yang kami lakukan.
Aku merasa melayang. Berkali-kali sedotan vagina Laras membuatku segera menuju ejakulasi.

Aku berusaha menahan.. karena Laras saat ini belum meunjukkan tanda-tanda akan orgasme.
Tiba-tiba Laras mencabut penisku dari vaginanya..
lalu duduk sambil tangannya meremas dan mengocok penisku.

“Jangan buru-buru dikeluarin Ayah. Ayah tadi janji sama Laras..!” Katanya dengan napas tersengal.
“Janji apa sayang..?” Aku benar-benar lupa apa yang sudah aku janjikan kepada Laras.

“Masa’ lupa Yah..?” Jawab Laras tanpa memberi penjelasan apa janjiku..
Laras mengulurkan kedua tangannya menyuruh aku bangkit.

Setelah aku duduk, Laras membelakangi aku dan nungging.
“Dari belakang Yah.. Laras ingin disetubuhi dari belakang..”

Oh.. Laras.. kamu bukan gadis kelas 3 SMA.. kamu benar-benar wanita.
Wanita dewasa yang matang dan selalu ingin mencoba yang baru..
kataku dalam hati.

Tanpa menunggu lebih lama.. segera aku merangkak mendekati Laras dan memegang pantatnya.
Slebbb..!! Dengan pelan aku masukkan penisku ke dalam vaginanya.

Laras menyambut penisku dengan tidak sabar. Slebb.. Jlegh..!
Dihentakkannya pantatnya ke belakang dengan keras dan cepat. “Uhhhhh..!!” Lenguh Laras lirih.

Vagina Laras yang sudah sangat basah dan agak melebar karena terangsang hebat..
serta posisi doggy ini membuat penisku tak terlalu sulit memasuki vaginanya.

Setelah masuk semuanya Laras memutar pantatnya. Penisku serasa dipilin-pilin, diremas dan dipijat.
“Ahh.. Ayaahh..!!” Laras menjerit. “Nikmat sekali.. aahh ssshh..!”

Aku raih payudara Laras yang bergoyang-goyang karena gerakannya untuk mengocok penisku.
Kuremas dan kupilin putingnya..
sambil terus bergerak maju mundur mengocok penisku di dalam liang vagina Laras.

Dengan posisi doggy ini membuat tulang vagina Laras yang bagian depan..
tepat mengesek batang penisku bagian bawah. Nikmat dan nikmat.
Itu yang aku rasakan ketika penisku keluar-masuk dalam vagina Laras yang bergerak dan berputar.

Entah kenapa aku yang tadi sudah hampir ejakulasi kini aku merasa sangat segar dan kuat.
Tak sedikit pun tanda-tanda aku akan segera ejakulasi.

Mungkin karena dengan posisi doggy ini aku merasa dapat mengendalikan persetubuhan..
bukan dikendalikan oleh Laras.. sehingga aku masih mampu bertahan.

Apalagi aku melihat Laras menikmati persetubuhan dengan gaya yang pertama dia lakukan.
Aku makin merasa nyaman dan mampu bertahan untuk tidak ejakulasi dengan cepat.

Dengan mantap dan kencang aku sodokkan penisku ke dalam vagina Laras.
Tubuh Laras tergundang-guncang maju-mundur karena goyanganku.

Kedua tanganku memegang dan pantat Laras. Empat jari tangan kanan dan kiri meremas pantat Laras..
sedangkan jempolku aku selipkan di belahan pantatnya, mengorek dan mengelus anusnya.

“Ayah.. nikmat sekali..” kata Laras sambil menoleh ke belakang..
dan berusaha melihat apa yang aku lakukan terhadap anusnya.
“Iya.. Sayang.. Ayah juga merasa nikmat..”

“Jempol ayah.. sshh.. aahh.. Jempol ayah..”
Laras mendesiskan kata-kata dengan cepat sambil terengah-engah.

“Hmmm..? Kenapa..? Nikmat kan..?”
“Iya.. aahh.. ssshh..” Laras makin mendesis dengan mata melotot.

“Masukin Ayah.. Masukin penis Ayah di anus Laras.. Cepat Ayaahh..!!” Laras berteriak kesetanan.
Rupanya dia ingin melakukan anal seks.

Laras benar-benar gadis yang luar biasa di bidang seks.
Dia nampaknya selalu ingin mencoba hal-hal yang baru.

Sedangkan aku, ini pertamakali aku melakukan anal seks.
Aku belum pernah memikirkan untuk melakukan anal seks, sementara isteriku juga tak pernah meminta.

Memang kami melakukan hubungan seks dengan berbagai macam gaya..
tapi yang namanya anal seks belum pernah kami coba lakukan.
Kami tidak pernah mengeksplor anus waktu melakukan foreplay.

Sejenak aku ragu.. tapi Laras kembali meminta untuk melakukan anal seks.
Perlahan aku lepaskan penisku dari vagina Laras.

“Kenapa berhenti Ayah..?” Tanya Laras
“Kalau gitu cepat masukin penis Ayah dalam anus Laras..”
Kata Laras sambil meremas dan mengocok vagina serta klitorisnya sendiri.

Aku turun dari tempat tidur untuk mengambil botol lubricant gel yang biasa aku gunakan untuk
bersetubuh dengan isteriku.

Karena dia sudah mengalami menopause.. lubricant gel ini sangat menolong untuk membuat vagina isteriku basah.
Kelenjar yang mengeluarkan cairan vaginanya tidak produktif lagi.

Kami gunakan lubricant gel agar isteriku tidak kesakitan waktu bersetubuh.
Dengan demikian isteriku dapat menikmati persetubuhan yang kami lakukan.

Kuminta Laras untuk nungging lagi. Perlahan aku elus anus Laras..
sambil sedikit-demi sedikit aku masukkan jariku agar otot-otot anusnya mengembang.

Aku tau, Laras akan kesakitan karena anusnya dimasuki penisku untuk yang pertamakali.
Bagaimana pun juga otot anus berbeda elastisitasnya dengan otot vagina..
yang lebih mudah melebar saat dimasuki penis.

Aku mencium dan menjilat anus Laras dengan lahap guna memberi rangsangan.
Dengan jilatanku, aku berharap Laras akan merasa nikmat sehingga pada saat aku lakukan penetrasi,
Laras tidak akan begitu kesakitan.

“Aahh.. aahh.. sshh.. Ayah.. cepat masukin dong..”
Laras merintih dan merengek agar aku cepat-cepat memasukkan penisku.
Rupanya Laras benar-benar penasaran untuk menikmati anal seks.

"Iya Sayang..” jawabku sambil terus menjilat dan mengorek anus Laras dengan lidahku.
“Sabar sebentar.. tunggu sampai anus Laras bener-bener siap menerima penis Ayah..”

“Auw.. ssshh nikmat. Ayah.. masukin sekarang dong..”
Aku tidak mau langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Laras.
Aku tidak ingin dia terlalu kesakitan karena pertamakali melakukan anal seks.

Kuraih botol lubricant gel lalu memasang tabung aplikatornya.
Perlahan aku tusukkan tabung aplikator ke dalam anus Laras sambil menekan botol itu.

“Ups.. sshh ya.. gitu dong Ayah.. penisnya dimasukin..”
Laras tidak menyadari kalau yang aku masukkan ke dalam anusnya bukan penis melainkan aplikator.

Setelah cukup gel yang masuk ke dalam anus Laras.. aku tuang dan aku oleskan pada telunjuk tangan kananku.
Kemudian telunjukku yang basah karena lubricant gel perlahan-lahan aku tusukkan ke dalam anus Laras..

Srepp.. aku tarik sedikit, lalu aku tusukkan lebih dalam lagi. “Ahh.. terusin Yah..”
Dengan perlahan aku kocok jariku di anus Laras, sementara tanganku yang lain meremas vagina Laras.

Klitorisnya aku pilin-pilin dan pencet dengan lembut dengan jempolku..
sedangkan dua jariku memasuki lubang vaginanya lalu bergerak keluar-masuk di dalam vaginanya.

Dua lubang sumber kenikmatan seksual Laras aku korek, aku tusuk-tusuk.
Pantatnya aku jilat dan aku gigit-gigit pelan.

Laras terus merintih dan mendesah menikmati setiap remasan, kocokan dan gigitanku.
Anus Laras sudah siap sekarang, karena jariku dengan leluasa dapat keluar-masuk memompa anusnya.

Perlahan penisku yang sudah sangat keras dan tegang aku tempelkan di pantatnya.
Jariku terus mempompa anus dan vaginanya.

“Kok belum masuk sih..? Tadi yang masuk apa dong Yah..?”
Tanya Laras setelah tau penisku belum menyentuh anusnya.

Perlahan telunjuk kananku aku lepas dari anus Laras.
Kembali aku tuang lubricant gel lalu aku oleskan di penisku.

Slebbbb.. clebb..! Perlahan penisku aku coba masukkan ke dalam anusnya.
Urgh.. Susah sekali memasukkan penisku, walau pun lubrikan gel cukup membantu.

Laras mengerti kesulitanku lalu menoleh ke belakang. “Sshh.. Aahh.. Susah masuknya ya Yah..?”
Tanya Laras lalu dia merendahkan bahunya dan membuka lebar-lebar pahanya..
sehingga posisinya semakin nungging, pantatnya dan anus membuka lebih lebar.

“Sabar ya Sayang..” kataku.
“Agak sakit nanti pada awalnya..”
“Iya.. Yah.. nanti pasti sakit, tapi sesudah itu jadi nikmat..” kata Laras sambil tersenyum.

Aku paksa penisku agar bisa masuk ke dalam anus Laras dengan mendorongnya kuat-kuat.
“Auw..!!” Laras menjerit kesakitan saat seperempat bagian penisku berhasil memasuki lubang anusnya.

“Sakit sekali Yah..” Aku berhenti sejenak untuk membiarkan otot anusnya melebar secara alami..
agar tidak terlalu menyakitkan bagi Laras.

“Kenapa berhenti Ayah..?” Tanya Laras sambil menggoyangkan pantatnya.
“Supaya Laras tidak kesakitan..” jawabku.

“Terusin dong yah..” kata Laras lalu mendorong mundur.. clebb..!
Sehingga penisku tertekan dan melesak beberapa senti lagi ke dalam anusnya.

Akibatnya sungguh luar biasa bagiku. Pantat Laras yang berputar..
membuat penisku serasa dijepit dengan ketat oleh benda yang kenyal sambil diremas-remas.
Aughhhh..!! Nikmat. Sungguh nikmat..! “Aahh..” kami mengerang hampir bersamaan.

“Sakit Sayang..?” Tanyaku mendengar Laras merintih
“Sakit sedikit .. tapi nikmat sekali, Ayah..” kata Laras.
Tak lama kemudian Laras dengan semangat menggoyangkan pantatnya.

Mendengar desahan dan erangan Laras yang dapat merasakan nikmat..
saat penisku bergoyang karena gerakan pantatnya.
Aku tarik penisku keluar sedikit lalu aku masukkan lagi dengan pelan.. tapi mantap.

Setelah tiga empatkali penisku keluar-masuk.. aku tekan dengan sedikit keras.. Jlebb..!
Sehingga penisku melesak sepenuhnya ke dalam anus Laras.

“Auw..!!” Laras kembali menjerit
“Sakit Sayang..?”

“Enggak..” kata Laras sambil dengan semangat dia memutar pantatnya..
Mengimbangi gerakan maju mundur yang aku lakukan.
“Ahh.. Nikmat sekali Ayah.. sshh.. aahh.. sshh..”

Aku membungkuk untuk meraih klitoris Laras lalu memilin dengan dua jariku..
Sementara tanganku yang lain meremas-remas payudaranya. Kami mengerang bersahut-sahutan.

Belum lima menit.. tubuh Laras mengejang sambil mengerang keras. “Ayaahh.. auw.. aahh..!!”
Teriakan Laras mengagetkan aku. Laras meliukkan badannya.
Pantatnya disodok-sodokkan ke belakang dengan keras dan cepat.

“Kenapa Sayang..?” Aku bertanya karena mengira dia kesakitan.
“Laras.. aahh.. ssshh.. Laras orgasme lagi..”

Aku tak menduga Laras sudah orgasme. Mungkin ada benarnya juga informasi yang aku baca:
Bahwa anal seks bisa lebih nikmat.. baik bagi perempuan mau pun laki-laki.

Dengan anal seks.. yang kurasakan penisku terjepit lebih kencang..
Sedangkan bagi Laras.. sodokan penis di dalam anusnya ternyata dapat dengan mudah mendorong..
otot-otot usus besar menekan G-spot-nya.

Itu sebabnya kenikmatan yang ditimbulkan luar biasa bagi kami berdua.
Demikianlah yang terjadi pada Laras. Hari pertama melakukan persetubuhan disertai dengan anal seks.
Hal inilah rupanya yang menyebabkan Laras dengan mudah memperoleh puncak kenikmatan.

Laras ambruk tersungkur di atas tempat tidur.. sehingga penisku terlepas dari anusnya.
Sebenarnya aku juga hampir ejakulasi, kalau saja Laras dapat bertahan lebih lama sedikit lagi.

Laras membalik tubuhnya hingga terlentang..
nafasnya memburu terengah-engah sedangkan matanya terpejam.

“Ahhhh.. nikmat sekali. Ayah..” katanya lalu diam tidak bergerak sampai beberapa saat.
“Ayah-bener-bener hebat..” katanya lagi.. dengan nafas yang mulai teratur.

Tak lama berselang hanya deru AC kamar yang terdengar.. mengiringi alun napas kami.
Kupeluk tubuh gadis cantik anak asuhku dengan penuh sayang.. sangat sayang. Blank..! F(. )i( .)N
------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------

End of Cerita 234..

Sampai Jumpa di Lain Cerita .. Adios.. :ciao:
 
mantap, semoga ada karya selanjutnya
 
-------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------

Cerita 235 – Lemari

Mba Manda

Perkenalkan.. namaku Malevi.
. biasa dipanggil Levi.
Ini pertamakali aku mengenal seks.. tetapi hal itu terjadi saat aku berada di tempat kos tetangga.
Waktu itu kira-kira ketika aku masih duduk di bangku Sekolah Menengah-lah.

Papaku adalah seorang pengusaha kayu ternama.. yang mempunyai lebih dari 10 tempat kos-kosan.
Nah.. salahsatunya ya yang ada di sebelah rumahku ini.

Yang menarik adalah penghuni kostnya.. salahsatunya adalah mbak Manda.
Dari semua penghuni kost di sana.. dialah yang paling cantik.. plus baik.
Umurnya waktu itu kira-kira 22 tahun.

Seringkali aku diundang masuk ke kamarnya..
Ya.. hanya sekedar menemani dia menghabiskan jatah jajan yang dia bawa.

Jujur.. aku sudah suka padanya. Bentuk tubuhnya mirip model-model bikini dari majalah ayahku.
–Dari kecil aku memang sudah suka membacanya..–

Yang pasti montoklah.. tinggi 170.. berat badannya pun aku tafsir sekitar 50 an.
Dan dadanya berukuran 34B.
–Hanya mengira-ngira bentuk dan besarnya.. mirip sekali dengan model majalah itu..–

Dia suka sekali meluk-meluk aku.. nggak tau kenapa.
Mungkin karena aku cubby dan polos.. jadi semakin aku pasrah di dalam pelukan gemasnya.

Padahal.. aku juga merasakan betapa kenyal dadanya yang menghimpit erat tubuhku.
Ahhh.. enak sekali rasanya.

Pernah sekali aku karena napsunya.. aku yang memeluknya..
dan menghujamkan kepalaku di dada montoknya.. sembari kugeleng-gelengkan kepala.
Dan.. dia hanya tertawa..!!

Obrolan pun berlanjut.. “Mba udah punya pacar..?” Tanyaku pingin tau.
“Hihihi hihi.. belum Lev. Kenapa kok tanya-tanya..?”
”Enggak.. biasanya kan kalo udah gede punya pacar..” tanyaku lugu. Dia hanya membalas dengan tawa.

Hari ini memang sangat spesial.. mba Manda hanya menggunakan kaos T-shirt longgar dan panjang..
tanpa menggunakan celana.. dibiarkannya pahanya yang putih mulus membuatku menelan ludah.
Memang hari ini dia libur kuliah.. dan berencana beres-beres kamar.

Ketika dia meletakkan sesuatu di atas lemari.. shiutttttt..!! T-shirtnya naik ke atas..
sehingga aku bisa ‘menyaksikan’ celana dalamnya yang berwarna putih polos..

Ditambah melihat bongkahan pantatnya yang padat dan montok sekali.
Beuh..!! Sudah nggak tahan rasanya.. aku ingin melihatnya telanjang bulat..!!

Aku lantas dikagetkan dengan dering ponsel mbak Manda.
Dan seperti biasa .. dia tak pernah mengangkat telepon di depanku.. pasti dia keluar kamar.

Pertama-tama aku memang gak curiga. Tetapi gerangan siapa yang mengganggu masa puberku.
Membuatku sebal dan curiga. Akhirnya mbak Manda masuk kamar lagi..

“Lev.. maaf ya.. mbak mau pergi dulu nieh. Lupa.. tadi mbak ada janji..”
”Siapa sih mbak yang telpon..? Penting ya mbak..?” Aku berusaha untuk menahan dia pergi.

”Hmm.. mau tau aja kamu Lev.. yang jelas dia penting buat mbak.
Kalo enggak penting, mana bisa mbak tidur di kost mewah kayak gini..” dia tertawa kecil.
Aku nggak tau dan belum paham maksudnya apa.

Pertemuan hari ini cukup sekian.. aku diusir secara halus oleh mbak Manda.
Aku lantas menunggu dia di depan rumah kost.
Sekedar ingin tau dewi cantikku ini menggunakan baju apa.

Perlahan dia melangkah keluar kost.. dengan senyuman lembut..
Rambut panjangnya yang berwarna coklat dikuncir.. celana panjang jins berwarna biru ketat..
Memperlihatkan pahanya yang berisi.. bokongnya yang padat.

Dia mengenakan kaus putih.. berdada rendah. Memperlihatkan payudaranya yang membusung.
BeHa yang dikenakannya adalah Bra yang mengait di leher..
Hingga aku dapat dengan jelas melihat warna Bra-nya talinya berwarna merah jambu. Ehmm..! Seksi sekali.

“Dadah Lev.. mba jalan dulu..!” Dia meninggalkanku. Semakin aku nafsu saja.
Aku tau pasti kebiasaan mba Manda.. dia orangnya pelupa.

Jadi dia selalu menyimpan kunci di bawah pot sebelah kamar.
Aha..!! Segera aku masuk menggunakan kunci tadi.

Di dalam kamarnya.. aku hanya bisa tersengal-sengal..
Jantung rasanya udah gak karu-karuan.. rasanya takut sekali.

Aku juga bingung.. bagaimana aku bila ketauan nanti kalau aku berada di kamar.
Bakal ditanyain macem-macem nih. Tapi itu tak berlangsung lama.
Karena kudapati celana dalam yang mba Manda tadi pakai.

Tiba-tiba saja aku langsung mengait dan mengambil celana dalam tadi. Snipp.. snipp.. snipp..!!
Aku endus-endus pas bagian vaginanya. memang agak berbau amis semi-semi pesing.

Kain di sekitar selangkanganya agak basah.. mungkin keringat. Pikirku.
Wah.. aku semakin gila dan semakin nggak nahan. Segera aku masuk ke dalam lemari.

Kuciumi celana dalamnya sembari aku kocok penisku.. hingga tanpa sadar aku pun tertidur lemas di sana.
-------ooOoo-------

Kreekkkk..!! Bunyi derit pintu terbuka.. hal itu juga yang membangunkanku.
”Loh kok nggak kekunci..? Tadi perasaan Manda udah ngunci deh..” sayup-sayup suara mba Manda terdengar.

Aku semakin gelagepan.. bingung sekali. Tiba-tiba.. ”Dasar kamu say.. cantik-cantik kok pelupa..?”
Ada suara seorang laki-laki.. aku akrab sekali dengan suara ini. Yaa.. ini mirip suara papa.
Perasaan takutku berubah seketika. Aku curiga. Apa yang dilakukan papaku di kamar mba Manda..?

“Iih iya.. kuncinya masih di dalam.. om.. aghhh.. ommhh..” Slurp.. slurrrrp..!!
Aku mendengar suara mba Manda mendesah. “Aghhhh.. owww.. om..!!!“
“Manda sayang..” Slurrrp.. slurrp..

Aku semakin penasaran saja. Aku berusaha mencari celah untuk melihat kejadian di luar.
Aku buka ritsleting lemari yang terbuat dari kain itu.. sehingga bisa leluasa melihat keluar.

Alamak..!! Di luar sana.. kulihat mba Manda sedang dicumbu oleh papaku..!!
Papaku dengan ganasnya menciumi bibir mba Manda. Mba Manda hanya bisa pasrah saja.

Tangan besar papa terlihat asyik meremas-remas payudara mba Manda.
“Manda.. kamu wangi sekali..” erangan papaku saat dia mengisap-isap leher mba Manda.

”Om.. agh..!!” Aku melihat mba Manda tampak menikmati setiap kecupan papa.
Jujur aku sangat marah. Bagaimana mungkin:
Papaku orang yang selalu aku hormati melakukan perbuatan tak senonoh seperti itu..!?

Aku sempat hampir kalap ingin segera kulabrak mereka.. tetapi niat itu kuurungkan.
Karena aku juga ternyata mulai menikmati Live performance ini.

Lalu dengan kasarnya papa menyingkap kaos t-shirt mbak Manda..
Sehingga sekarang yang tampak adalah BeHa mba Manda yang membungkus payudara indahnya.

Papa juga terlihat mulai melepaskan kemejanya begitu jari lentik mba Manda melepaskan kancing-kancingnya..
Sembari terus menyambar dan mengisap bibir papa.. Mba Manda mengelus-ngelus dada penuh bulu milik papa.

Aku semakin penasaran saja. Kejadian erotis apa yang akan terjadi..?
Ciuman itu membuat mereka saling berpagutan hampir 5 menit lebih.

Tiba-tiba mbak Manda mendorong papaku hingga tersungkur dan terpapar di kasur.
“Om.. liat Manda yah..!”
Sembari mbak menyalakan cd palayer dengan remot.. dia mulai meliuk-liukkan tubuhnya.
Wow .. ternyata mba Manda mau menyuguhkan tarian erotisnya..!! Aku semakin tak sabar saja.

Dengan liukan tubuhnya yang sintal, mba Manda mulai membuka celana jinsnya.
Hingga dia hanya menggunakan BeHa yang mengait di leher dan celana dalam berwarna hitam transparan.

Walau pun suasananya agak redup.. tetapi aku bisa melihat dengan jelas betapa seksinya tubuh mba Manda.
Dengan gemulainya mba Manda mulai meraba-raba seluruh tubuhnya dengan tangannya sendiri.

Dari sedikit-dikit dia remas payudaranya sendiri dengan lembut tapi pasti..
dihimpitkan kedua belah payudaranya.. membuat tubuhku juga tubuh papa semakin memompa adrenalinnya.

Wajahnya yang cantik dan putih agak semu kemerahan..
mungkin akibat pengaruh alkohol dengan lihainya menunjukan mimik sensual sekali.

Kadang-kadang mba Manda menjilat bibirnya yang sudah terpoles lip-gloss..
sehingga tampak basah dan ingin segera diisap.

Mba Manda kini membelakangi papa.. kemudian dengan erotisnya dia mulai membuka BeHa-nya..
dan perlahan membungkuk bergerak gemulai..

Sehingga pantatnya dengan leluasa memperlihatkan vaginanya yang tampak mengembul dan kenyal.
Uhhhh..! Montok sekali vaginanya terlihat.

Kembali dia menghadap papa dan memang luar biasa..
payudara yang selama ini aku sangat ingin dekap terlihat dengan sintalnya.
Bentuknya membulat penuh dan kenyal sekali.. pentilnya tampak bundar imut dengan warna merah muda.

Aku juga melihat jejak-jejak kecupan papa dan remasannya di seluruh tubuh mba Manda..
sehingga meronakan merah tubuh sintalnya.

“Manda .. Om udah nggak tahan sayang, sini..!” Papa menarik tangan mba Manda dengan cepat.
"Auwww..!!" Menjerit kecil.. Mba Manda sempat kaget dan terjatuh.

Memang dasar papa.. dia segera menangkap tubuh mba Manda.. kemudian mengarahkan arah jatuhnya..
Sehingga payudaranya yang kenyal itu menghujam terlebih dulu ke mukanya.

Clrupp.. langsung diisapnya pentil mba Manda dengan ganas.
Tangan kanan papa mulai menuju pantat mba Manda.. diremas-remasnya pantat kencang tersebut.

Aku melihat muka mba Manda yang tampak meringis.. matanya kadang membeliak..
Sepertinya mba Manda semakin terangsang oleh aksi Papa pada tubuh indahnya.

Papa lalu melorotkan celana dalam hitam mba Manda..
Hingga kini mba Manda sudah bugil tanpa sehelai kain pun melekat di tubuh indahnya.

Papa pun kembali bergerilya.. mulut dan tangannya tak terus mengisap seluruh jengkal tubuh sintal mba Manda.
“Ehmm.. Manda.. kamu.. enak banget..”
Papa terus meracau sembari terus menikmati setiap jengkal tubuh mba Mandanya.

Beberapa saat kemudian tangan mba Manda dengan sigap membuka celana papa.
Aku sempat terkejut dengan barang milik papa. Hitam dan besar.. mengacung-ngacung di perut mba Manda.

Kemudian dengan sayangnya mba Manda memegang kemudian mengocok batang kejantanan papa.
Papa juga terlihat merespons.. ditariknya pantat mba Manda.

Dari posisi mba Manda berada di atas papa.. kini pantat mba Manda tepat di atas kepala papa.
Kulihat mba Manda dengan lihainya mengocok-ngocok penis papa dan dimasukan ke dalam mulutnya.

Mba Manda tampak menikmatinya ketika dia gosok-gosakan bibir manisnya di batabgf penis hitam papa.
Papa pun tampak luar biasa girangnya. Di hadapannya kini ada sebuah vagina yang sangat-sangat indah.

Aku bisa leluasa melihat.. karena memang posisi lemari tepat persis di belakang kasur.
Wuiihh.. vagina mba Manda terlihat berwarna merah merekah.. bentuknya gemuk dan mengembul keluar.

Slrupp.. slrupp.. slrupp.. slruppp..!! Papa langsung mengisap-isap lubang kebahagiaan milik mba Manda.
Sembari dia geleng-gelengkan kepala.. papa seperti mengucek-ucek bibir vagina mba Manda.
Ahhhh.. mereka bener-bener terlihat sangat terangsang.. sehingga suasana semakin hot saja.

Kini mba Manda sudah berubah posisi berada di bawah.
Papa lalu membalikkan badan dan lagi-lagi mulai mengisap bibir mba Manda.

Tangan papa yang tadinya bergerilya ke mana-mana.. akhirnya menghentikan pencariannya..
tepat di selangkangan mba Manda.. dengan lembut dibenggangnya paha mba Manda selebar-lebarnya.

Sehingga belahan vagina mba Manda kini semakin terekspos.. terlihat merekah merah.
Papa lalu menunggangi mba Manda.. meneduhi tubuh bagian pinggul mba Manda dengan selangkangannya.

Tampak tangan mba Manda memegang penis gagah papa dan menggerakkannya menuju masuk liang surganya.
Slepp.. slepp.. slepp..!! Aku melihat memang beberapakali ujung penis papa tergelincir keluar..
Tapi lagi-lagi tangan mba Manda membenarkan posisinya.

Setelah beberapakali menggelusur-gelusurkan batang penisnya.. slebbb.. clebbb.. blesssepp..!!
Akhirnya masuk juga penis papa.. menerobos dan membelah lipatan vagina mba Manda.

Dan gilanya.. aku bisa melihat bagaimana vagina montok mba Manda mencengkeram erat penis papa..!!
Slebbbb.. Jlebb..!!! Batang penis itu masuk dan terbenam di liang vagina mba Manda dengan gagahnya.

Papa mulai terdengar mendesah.. “Man..da.. Man.. daa..ahhh.. enak banget memek kamu.. Man.. peret..!!”
Sembari dengan pelan-pelan.. pantat papa memompa liang vagina mba Manda..
sehingga penisnya bisa masuk dan keluar dengan nikmatnya.

“Oom.. ampun om.. buru..ng om kok.. perkasa gini..!? Agh.. Manda.. gak tahan.. aaahhh.. aaahhhhh..!!”
Entah kenapa.. ketika mba Manda mendesah.. mba Manda tampak semakin erat memeluk tubuh papa.
Dan tampat tubuhnya bergetar-getar.. seperti kita saat menahan pipis.

Pompaan papa pun terlihat semakin dipercepat dan makin diperganas.. keluar masuk liang vagina mba Manda.
Aku bisa melihat penis papa kini dipenuhi buih-buih putih.. yang mungkin keluar dari vagina montok mba Manda.
Vagina mba Manda pun memerah dan semakin membuatnya indah.

Beberapa saat kemudian terlihat papa mengangkat tubuh mulus mba Manda..
Untuk kemudian memposisikannya di atas pangkuan papa yang ‘menggiringnya’ ke sisi tepian tempat tidur..
yang kini posisi mereka sedikit menyamping beberapa derajat di arah kiri menghadap posisiku.

Wuihhh..!! Papa lantas memangku Mba Manda yang bergerak jongkok membelakanginya.
Kedua tangan Papa memeluk dari belakang..
dengan telapak tangannya meremas dan memilin-milin puting susu Mba Manda.

Sambil terus menggoyang.. kepala Mba Manda terdongak ke belakang dengan mata terpejam.
”Euhh.. euhh.. ohhh.. ohhh..!!” Rintihan dan desahan terus menerus keluar dari mulut manisnya..
Terkadang pelan dan terkadang tanpa disadarinya keluar cukup keras.

Sementara pantatnya yang semok terus bergerak dengan cepat ke atas dan ke bawah..
diselingi dengan gerakan ke depan dan ke belakang.

Tanpa henti Mba Manda terus mengocok batang penis Papa di dalam liang vaginanya.
Kulihat mata Papa terbeliak-beliak menahan nikmat yang diberikan oleh Mba Manda.

Mulutnya menyeringai dan kadang juga meringis dengan erangan pelan.
”Ohh.. terus.. teruss.. Manda sayang.. eghh.. eghh..!!” Begitu Papa berkata.

Kedua orang itu sedang diliputi nafsu.. sehingga mereka tak sadar sedang kuintip.
Sungguh.. meski tidak rela..
Namun adegan ini benar-benar menyajikan pemandangan yang sangat membangkitkan birahi.

Betapa mengairahkannya tubuh Mba Manda yang putih halus.. dengan buah dada yang sekal..
juga pinggang ramping dan paha yang sangat mulus sekali.

Bisa kulihat dengan jelas bagaimana vagina Mba Manda yang sempit terkempot-kempot..
menerima dorongan dan gesekan penis Papa dalam posisi duduk.

Gerakan pantatnya sudah tidak teratur lagi.. goyangan pinggulnya semakin menggila..
Sedangkan mulutnya sudah mulai makin meracau tak jelas..
”Ouh.. yah.. ouh.. emhh.. ohh.. oohhh enaakk bangett omhh.. ohhh.. ohhh..”

Kepala Mba Manda semakin terdongak dengan mulut ternganga..
menahan deraan nikmat yang datang melanda tubuh sintalnya.
Napasnya ngos-ngosan, sementara keringat sudah membasahi sekujur tubuhnya.

Gerakan Papa juga sama.. malah kini terlihat semakin cepat dan keras.
Pinggulnya terus menghentak bokong Mba Manda ke atas dan ke bawah.

”Ohs.. ehs.. ehh..” dengusan Papa membuat tubuh Mba Manda terlonjak-lonjak..
menerima sensasi nikmat yang teramat sangat..
sambil kedua tangan Papa meremasi buah dada Mba Manda yang semakin membulat indah.

”Ouh.. auw.. auw.. ennakkk omhhhh.. ohhh.. ohhh..!!” Racau Mba Manda semakin nyaring.
Akhirnya mba Manda mulai meracau merengek seperti mau nangis..

”Ayo.. omhh.. ahhh.. enakkk bangetthh omm..hhhh.. Manda nggak tahan..!!”
Desaunya dengan mata terpejam.

Papa segera berdiri dan membalikkan badan mereka.. dia meminta Mba Manda untuk menungging..
Dengan tangan dan sebagian tubuh depan mba Manda bertelekan di tempat tidur..
Sementara Papa berdiri tanpa mencopot batang penisnya dari bekapan liang nikmat mba Manda.

Jlebb.. jlebb..!! Kulihat Papa kembali mendorong pantatnya dengan keras dan cepat ke pantat Mba Manda..
Sambil tangannya memegangi kedua sisi pinggul Mba Manda yang seksi dan sangat menggairahkan.

”Ouh.. ouh.. ohh..!!” Mereka pun melenguh secara bersamaan.. lalu kembali mendesah.. mengerang bergantian.
Tumbukan antara selangkangan Papa dan pantat Mba Manda yang telah basah berkeringat..
menimbulkan bebunyian yang khas, plok.. plok.. plok.. plak.. plak plak plak..!

Tak putus ditimpali pula oleh suara erangan.. desahan dan lenguhan nikmat dari mereka berdua.
Gerakan Papa mulai cepat tak teratur dengan disertai kejang-kejang kecil.

Demikian pula pinggul Mba Manda yang bergerak-gerak liar..
sehingga bunyi benturan pantat dan paha serta alat kelamin mereka semakin terdengar jelas.

Beberapa saat berselang terlihat papa melepaskan pelukannya dari mba Manda..
lalu membalikkan lagi tubuh mba Manda mengangkang menghadap ke papa..

Slebbb.. jlebbb..!! “Nghhhh.. aahhh..!!” Rintih mba Manda.
Kembali penis gagah papa yang berlumuran busa keputihan itu menerobos liang vagina mba Manda.

Tak lama kemudian.. dengan masih menancapnya penis di vagina mba Manda..
diangkatnya tubuh sintal mba Manda.. lalu dihimpitkannya tubuh sintal tersebut di tembok.

Kemudian.. jlebb-clebb-clebb-clebb-jlebb-jlebb.. Papa terlihat semakin perkasa saja..
Clebb-clebb-crebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clebb-crebb-crebb-clebb-clebb..!!

Papa mengoyang-goyang pantatnya maju mundur.. menandas-nandaskan selangkangannya..
ke selangkangan mba Manda yang pantat serta pinggulnya tertahan dinding tembok.

Sedangkan mba Manda sendiri kini hanya mampu mendesah-desah.. merintih..
Dan kadang-kadang menatap sayu papa.
“Manda.. om mau keluar neh.. aku mau keluarin di dalem aja yah..!?”

Sebelum mba Manda menjawab.. Papa semakin 'ganas' mengeluar masukkan batang penisnya..
ke liang vagina mba Manda dengan frekuensi yang sangat cepat.

Bunyi decak dan gesekan antara kedua kelamin yang tadi terdengar berirama.. kini mulai tak karuan.
“Ja.. ja.. ja.. ngan om.. nanti Manda .. aahh.. ahhh..” suara desahan mba Manda belum berakhir..

Tapi papa sudah menghentikan pompaannya..
di titik terdalam penisnya mampu menjangkau kedalaman liang vagina mba Manda.

“Ahhh.. terlambat sayang.. hehe.. om puas banget neh..”
Dilepaskan pelukan papa.. dan mba Manda lalu langsung terhuyung lemas di kasur.

Segera papa membereskan dirinya.. diambil tisu basah yang dia sudah persiapkan dan dibersihkan penisnya.
Lalu papa kembali mengenakan pakaiannya.

Sedangkan mba Manda hanya bisa pasrah di sudut kasur, dia menatap kosong.
Napasnya pun tersengal-sengal.. aku melihat vagina mba Manda mengeluarkan cairan putih.
Mungkin itu sperma papa yang dengan sadisnya disemprotkan ke sana.

“Manda sayang.. makasih yah. Jangan kuatir.. kayak gini cukuplah buat lo tinggal semester depan..”
Mba Manda hanya menatap kosong. Masih dengan telanjang.. dia merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Papa pun sudah selesai berpakaian.. dan kini dia berpamitan dengan mba Manda.

Sekarang aku mulai sadar.. bagaimana aku..? Apa yang harus aku lakukan..?
Nggak mungkin aku terus bersembunyi di dalam lemari mba Manda.

Lambat laut pun mba Manda pasti akan membuka lemari ini.
Duuhhh.. bagaimana iniii..!? (. ) ( .)
-------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Bimabet
mantap ceritanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd