Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

----------------------------------------------------------------------------

Cerita 158 – Skandal Terlarang

-------------------------------------------------------

Episode 6 : Istri-istriku..
-------------------------------------------------------


Marissa tersenyum dan mengiyakan perkataan Kinanti.
Beberapa saat kemudian mereka berdua saling berciuman bibir.

Kalau seperti ini tidak kelihatan lagi kalau mereka kakak adik.. tapi lebih keliatan seperti pasangan lesbi.
Sebenarnya aku heran juga.. ntah dapat ilmu dari mana Kinanti dan Marissa bisa langsung klop seperti pasangan lesbi.

Jujur saja.. terkadang variasi bercinta kami termasuk permainan panas Kinanti dan Marissa..
–seperti lesbian..– membuat kami bertiga semakin bergairah dalam bercinta.

Dan keliatannya Kinanti dan Marissa semakin mendapatkan kepuasan dalam seks dengan cara seperti ini.
Aku sendiri tidak ada masalah dengan gaya percintaan mereka..

Karena buatku mereka berdua adalah orang yang kusayangi.
Justru aku senang dan bahagia kalau mereka bisa akur dan saling mengisi untuk dapatkan kepuasan.

Tak lama kemudian Kinanti melirik aku yang duduk di sofa berbeda di depan mereka..
"Nah.. sekarang giliran papa nih buat jujur ke kami. Papah sayang ngga sama Ica..?"

Aku tersenyum dan menghela nafas sejenak. "Iyalah.. Papa juga sayang Ica ma.."
Kinanti tersenyum.. "Sayang bagaimana nih, pah..? Sebagai adik apa atau sebagai istri..?"

"Papa sayang Ica melebihi sebagai adik ma. Papa mencintai Ica seperti papa mencintai mama.." jawabku.
"Papa ngga bohong kan sama kami..?” Tanya Kinanti seolah ingin menegaskan.
"Ngga ma. Papa serius. Papa sayang dan cinta kalian berdua.." jawabku dengan pasti.

Kinanti lalu tersenyum dan kemudian berkata lagi.. "Pah.. jika papah sayang mama..
Papa bersedia kan menjadikan Ica sebagai istri papa.. sama seperti mama..?"

Aku tersenyum dan menjawab.. "Papa bersedia jika itu akan membuat mama dan Ica bahagia.."
Kinanti kemudian menarikku dan mengajakku duduk di tengah.. di antara mereka berdua.

"Mama pasti akan sangat bahagia jika kita bertiga dan juga anak-anak bisa hidup bersama selamanya pa.."
ujar Kinanti.

Sambil meraih tanganku dan juga tangan Marissa kemudian Kinanti berkata lagi..
"Mulai sekarang jadikan kami berdua sebagai istri-istri papa. Bahagiakan kami..
Gauli kami dan nafkahi kami secara adil.. meski pun Ica tidak mendapatkan ikatan yang sah..” ujarnya.

”Papa harus janji sama mama akan adil.. dan jangan sia-siakan Ica. Apalagi menyakitinya.
Papa juga mesti janji jadi papa yang baik buat Vira.. –anaknya Marissa..–
Dan mulai sekarang papa miliki 2 istri dan dua anak, okey..!" Tegas Kinanti lagi.

Aku mengangguk dan berkata.. "Iya. Papa janji akan jadi suami yang baik bagi kalian berdua.
Papa akan adil meski Ica tidak ada pengakuan sah..
Dan papa janji akan jadi papa yang baik pada anak-anak kita semua.."

Kinanti dan Marissa tersenyum kemudian aku mencium bibir mereka secara bergantian.
Sambil mengatakan.. "Abang sayang kalian berdua.." aku memeluk mereka berdua.

Setelah berpelukan, pembicaraan kami pun berlanjut tentang bagaimana status Marissa kelak.
Aku tidak mungkin menikahi Marissa.. karena pasti tidak akan dapat persetujuan dari mertuaku.

Dan juga tidak diperbolehkan menikahi kakak adik sekaligus oleh hukum.
Akhirnya kami sepakat akan menutupi ini pada siapa saja.. termasuk mertuaku dan juga anak-anak.

Kami juga sepakat untuk ’bermain’ hati-hati..
tatkala ada anak-anak mau pun dengan mertua atau pun keluarga yang lain.
Bagi kami bertiga.. cukuplah kami bertiga yang mengetahui kisah hidup dan kebahagian kami ini.

Dan begitulah.. Akhirnya mulai hari itu, aku mempunyai 2 istri dan 2 anak.
Tatkala di depan anak-anak kami bersikap biasa saja..

Namun tatkala mereka sekolah atau terlelap.. kami bertiga saling memadu kasih.
Tatkala malam.. kami bertiga selalu di ranjang bersama.

Tidak hanya seks.. kami saling berbagi, bercerita dan bercengkrama bersama.
Hampir tiap malam kami lewati dengan pesta seks bertiga.

Kenapa aku sebut pesta seks, karena kami saling memuaskan.
Tatkala aku sedang menggenjot K, Marissa ikut nimbrung..
sehingga banyak variasi seks yang kami dapatkan.

Dalam kehidupan sehari-hari pun Marissa sudah tidak canggung lagi..
bahkan dia cukup aktif menggodaku walau dekat Kinanti sekali pun.
----oOo----

Untuk sekedar membuat agan dan aganwati sekali crot..
Berikut ane ceritakan salahsatu pengalaman seks kami di rumah yang menurut ane cukup unik dan seru..

Pagi itu aku terbangun sekitar jam 9 pagi.
Aku memang cukup nyenyak tidur setelah pertempuranku semalam dengan kedua istriku.

Sejenak aku bangun dari tempat tidur dan kemudian mengenakan celana pendek longgar..
–tanpa celana dalam..–

Setelah itu aku bergerak keluar dari kamar..
Aku lihat sekeliling ternyata kedua istriku tidak berada di ruang keluarga.

Kemudian aku bergerak ke dapur dan menemukan kedua istri yang cantik sedang memasak di sana.
Aku kemudian menghampiri Kinanti dan merangkulnya dari belakang.

Sambil menciumnya aku bisikkan selamat pagi.
Kemudian aku menghamipiri Marissa dan melakukan yang sama.

Saat aku masih merangkul Marissa.. Kinanti berkata..
"Wah si papah baru bangun nih.. mau sarapan dulu apa mandi..?"
Aku masih memeluk Marissa dari belakang yang tengah asyik membuat sarapan.

Ane kasih gambaran sedikit buat para agan semua.. bahwa kedua istriku ini tergolong mungil.
Bedanya.. kalo Kinanti agak sedikit sintal dengan payudara yang lebih besar.. 36 B dan pantat yang semok.

Sementara Marissa tubuhnya jauh lebih mungil..
payudaranya 34 B namun padat.. sedang pantatnya juga kecil dan padat.

Pagi ini kedua istriku memakai t-shirt kaos tanpa lengan dan celana panjang kaos ketat..
yang mencetak bongkahan kedua pantat mereka.
Modelnya pakaian mereka sama.. namun warnanya beda.

Kinanti memakai setelan berwarna pink.. sedangkan Marissa memakai setelan warna hitam.
Mereka terlihat sexy dan merangsang dengan pakaian yang tengah mereka kenakan.

Kembali ke cerita.. aku masih asyik memeluk Marissa sambil mencium tengkuknya.
Marissa yang masih mengoles selai roti nampak kegelian..

"Duh si papa nih.. kenapa nih pagi-pagi jadi gini, mah..? –Maksudnya pada Kinanti..– Liat si papah nih..!
Marissa hanya tersenyum..

"Wah.. pagi-pagi si papa dah horny. Burungnya dah tegang blom mah..? –maksudnya pada Marissa..–
Marissa kemudian iseng menyerudukkan pantatnya ke arah penisku..

"Hihihi.. kayaknya iya ma.."
Lanjutnya sambil menggesek-gesekkan bulatan pantatnya pada selangkanganku.

Aku masih asyik mengganggu Marissa.. tanpa terasa nafsuku mulai naik.
Kubalas menggosok-gosokkan penisku..
yang masih memakai celana pendek tanpa celana dalam ke arah pantat Marissa.

Tidak lama kemudian aku menghentikan gesekan tersebut..
lalu berjongkok di depan pantat Marissa yang masih membelakangiku.

Kemudian kuremas pantatnya yang tercetak begitu jelas di balik celana panjang kaos ketatnya tersebut.
Kuciumi dan sesekali menggigit pantat Marissa tersebut.. sehingga Marissa terkejut.

"Iiiihh..papa nakal nih.. tolong mama donk mah.. –maksudnya pada Kinanti..–
Kinanti hanya cengengesan. "Lanjut pa.." ujar Kinanti yang masih asyik menggoreng.

Tak lama kemudian aku melorotkan celana panjang hitam yang dipakai Marissa tersebut hingga lututnya..
sehingga nampaklah pantat yang tengah ditutupi celana dalam sexy hitam.

Aku semakin bergairah.
Aku mencium.. menggigit dan menjilat pantat Kinanti yang masih memakai celana dalam tersebut.

Sejurus setelah itu.. aku mengangkangkan kaki Marissa..
dan kemudian aku memasukkan kepalaku di selangkangan kakinya.

Setelah itu aku memutar wajahku ke arah memek Marissa yang masih ditutup celana dalam.
Dengan nakal aku mencium dan menjilat memek Marissa dari luar celana dalamnya.

Aku jilat dengan liar.. bahkan aku menjilat selangkangan di tepi celana dalamnya.
"Aaauuuwww.. ooouugghh.. si papa nakal nih.. mahh tolong dong, sayang..!” –Kepada Kinanti..–

”Iya.. bentar sayang. Mamah selesaiin dulu masaknya.. ntar mama gabung deh.."
Ucap Kinanti nyeleneh dan sambil tersenyum ia melanjutkan memasaknya.

Aku meneruskan kegiatanku. Sekarang celana dalam Marissa nampak basah..
entah karena jilatanku atau memang sudah mulai horny..

Tapi yang jelas memeknya mengeluarkan bau yang sangat kusuka sekali.
–Dari awal aku ML sama Marissa.. aku memang sangat menyukai bau khas..
yang keluar dari memeknya Marissa.. yang menurutku beda dengan Kinanti..–

Aku terus membabi buta menjilat memek Marissa dari luar celana dalamnya..
Sehingga celana dalamnya sekarang udah semakin basah.

Tak lama kugeser bagian tepi celana dalamnya Marissa..
sehingga sekarang aku bisa melihat memeknya.

Tak lama aku segera melumat memeknya. aku menjilat dan mengulum klitorisnya.
Marissa yang sudah horny nampak tidak lagi mengoles selai roti..
melainkan sekarang dia nungging berdiri dan menyandarkan kepalanya di mini bar dapur.

"Ouuugghhh pah nikmatnya pah.. terus paahhh.. ooouuuhhh.."
Lenguhan yang keluar dari mulutnya Marissa.

Cukup lama aku melumat memek nya Marissa..
hingga tanpa kusadari Kinanti datang menghampiriku..

Kemudian tangan kanannya berusaha meraih penisku yang masih berada di dalam celana pendekku,
sedangkan tangan kirinya meremas pantat Marissa.

Setelah penisku keluar dari celana pendek..
kemudian Kinanti mengocok penisku yang dari tadi sudah mulai tegang.

Sesekali Kinanti menciumi dan menjilat pantatnya Marissa..
dan ini membuat Marissa semakin bernafsu.

Aku terus memainkan memek Marissa di mulutku.
"Ouuugghh.. oouugghh.. paaahhhhhh..!!”
Jerit Marissa panjang menandakan dia mendapatkan orgasme.

Marissa masih nampak sesak nafas setelah orgasme tadi..
sementara aku sudah menghentikan memainkan memek Marissa..
dan sekarang berganti mencium bibrnya Kinanti dengan bernafsu.

Kami terlbat pergumulan panjang. Kami saling memainkan lidah..
sementara tangan Kinanti masih asyik mengocok penisku yang sudah semakin tegang.

Tak lama kami menghentikan ciuman. Kemudian Kinanti berdiri dan menarik tangan kami.
"Pindah yuk..!" Ajak Kinanti. Akhirnya kami bertiga berjalan menuju ruang tengah.

Marissa berjalan dengan lepas.. karena dia baru mendapatkan orgasme pertamanya.
Kemudian Kinanti mendorongku ke sofa.. sementara dia melepaskan baju dan celananya.

Sehingga sekarang nampaklah tubuh mulus Kinanti yang hanya mengenakan celana dalam.
Dia lantas mendekatiku.. lalu kami saling berciuman dengan mesra dan bergairah.

Tak lama kemudian Marissa mendekati Kinanti dari arah belakang..
dia lantas berjongkok mendekati memek Kinanti yang masih asyik bermain denganku.

Aku dan Kinanti masih asyik berciuman..
sementara Marissa nampak sedang menjilati memek Kinanti dari balik celana dalamnya.
"Oouughhh.." lenguhan itu keluar dari mulut Kinanti.

Setelah itu ciumanku turun ke arah lehernya Kinanti dan kemudian terus ke kedua payudara Kinanti.
Kinanti nampak semakin bernafsu. Lenguhan demi lenguhan keluar dari mulutnya.

Sementara itu Marissa sekarang bergerak mennggalkan celana dalamku dan kemudian melumat penisku.
Marissa memainkan penisku denga ganass.. Oouughh.. nikmatnya kurasakan..

Sementara itu aku masih terus melumat payudara Kinanti.
Namun tak lama, permainan terhenti karena terdengar dering handphoneku.

"Angkat aja dulu pa.. siapa tau dari kantor penting.." ujar Kinanti menyarankan.
Aku mengangguk dan sejenak Kinanti berdiri.. Marissa pun menghentikan permainan di penisku.

Aku bergerak dari sofa.. sementara Kinanti menarik Marissa..
"Sini sayang.." sambil melumat bibir Marissa.

Kini kedua istriku ini saling berciuman dengan ganasnya..
sementara itu aku ke kamar mengambil hapeku.

Sambil menerima telepon aku bergerak ke ruang tengah.. namun agak jauh dari Kinanti dan Marissa..
karena takut yang menelponku mendengar lenguhan istri-istriku.

Sambil menelpon aku perhatikan kedua mereka yang tengah asyik bergumul.
Kinanti nampak di bawah dan Marissa di atas.

Kedua bibir mereka saling berpaut..
sementara kedua tangan Kinanti asyik meremas bongkahan pantatnya Marissa.

Sebenarnya aku ngga konsen menerima telepon dan menjawab seadanya saja.
Setelah hampir 5 menit menelpon, aku lihat Kinanti dan Marissa dalam posisi 69.

Kinanti berada di bawah dan Marissa di atas. Mereka saling menjilat dan memainkan memek.
Ughhh.. sungguh pemandangan yang menakjubkan.

Aku tidak pernah membayangkan terlibat permainan seks seperti ini..
karena sebelumnya permainan sepertinya hanya aku liat di bokep.

Tapi ini yang buat aku semakin bernafsu.
Melihat mereka berdua saling memuaskan hasratku kembali naik.

Setelah menutup telepon, aku mendekati mereka. Lebih 7 menit mereka berdua bermain.
Aku biarkan mereka terus bermain.. sementara aku mengusap-usap kepala Marissa.

Tak lama kedua mereka orgasme di saat yang hampir bersamaan..
"Oouughhh.."
Akhirnya Marissa mendapatkan orgasme keduanya dan Kinanti yang pertama.

Aku liat mereka masih dalam keadaan lemas dalam posisi yang sama..
sementara aku duduk di samping kakinya Kinanti.

Tak lama Marissa bangkit begitu juga Kinanti dan aku menggeser duduk ku bersandar.
Kemudian Kinanti dan Marissa serentak menghampiri dan kemudian mendekati penisku.

Tanpa diperintah lagi.. kedua istriku ini melumat penisku secara bergantian.
Ooouugghhh.. betapa nikmatnya permainan mulut mereka berdua.
Aku begitu menikmati permainan ini.

Setelah lebih 5 menit.. Kinanti bangkit dan menarik Marissa juga.
Kemudian mereka berjalan ke sisi sebelahku dan kemudian mereka berdua menunggging.

"Ayo pah.. kami udah siap. Mau yang mana duluan terserah deh.." kata Kinanti.
Kemudian Kinanti melumat bibir Marissa yang juga dalam posisi doggie di sebelahnya.

Tak lama aku bangkit. Tanpa menunggu lama..
aku arahkan penis terlebih dahulu menuju memeknya Kinanti..
yang saat itu tengah asyik bergumul dengan Marissa.

Slebb..! Jlebb..!! "Ooouugghhh..!!"
Terdengar sentakan Kinanti saat penisku menancap di memeknya.

Kemudian perlahan aku mainkan penisku dan ku naikkan irama permainanku.
Clebb.. crebb.. crebb.. crebb.. crebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb..

Bersamaan itu aku juga menggesekkan jari kiriku ke memek Marissa yang dalam posisi sama.
Aku terus menaikkan irama permainan penisku. Begitu juga kocokan jariku di memek Marissa.

Nampak kedua istriku ini melenguh. Tidak butuh lama.. Marissa mendapatkan orgasme..
dan kemudian aku berkonsentrasi menggenjot penisku di memeknya Kinanti.

Semakin lama semakin cepat dan tak lama Kinanti melenguh panjang tanda dia orgasme.
Aku biarkan sejenak penisku di dalam memek Kinanti..

Hingga aku rasakan dinding vagina Kinanti mencengkremkan penisku.
Plopp..!! Aku mencabut penisku.. untuk selanjutnya sekarang giliran Marissa.

Slebbb..!! Perlahan aku masukkan penisku dan.. bleessskk..!!
"Nghhhh.. HHHHH.." Marissa mendesah nikmat.. menerima coblosan penisku.

Semua batang penisku ambles dalam memeknya Marissa. Oouughh.. nikmatnya..
aku biarkan sejenak dan setelah itu aku memulai genjotan penisku di memek Marissa.

Sementara aku menggenjot Marissa.. jariku aku mainkan di memeknya Kinanti..
persis seperti saat aku menggenjot Kinanti.

Semakin lama genjotan penisku di memek Marissa..
kocokan jariku di memek Kinanti semakin kupercepat.

Kedua istriku ini melenguh namun nampaknya Kinanti kembali mendapati orgasme..
"Oouuuggghh.. paaaa..!!” Teriak Kinanti.

Setelah Kinanti mendapati orgasme aku kemudian berkonsentrasi menggenjot Marissa.
Semakin lama irama perminan kupercepat.. clebb-clebb-clebb-crebb-crebb-crebb..

Sehingga tidak terasa aku mulai merasakan orgasme dan ternyata gitu juga dengan Marissa.
"Paaaahhh.. mama mau keluar pa, ayo pah.." kata Marissa.
"Papah juga mahh.. oouugghh.." sembari terus mempercepat genjotan irama permainanku.

Kinanti yang sudah duduk di samping berkata..
"Pah.. keluarin di dalam memek Marissa aja.. biar dia ngerasiin nikmatnya semburan mani papa.."

Aku hanya mengangguk.. hingga akhirnya aku dan Marissa sama-sama mendapatkan orgasme..
Ccrrroootttt.. cccrroooottt.. kusemburkan spermaku di dalam rahim Marissa.

Entah berapa banyak semburan dalam memeknya.. sehingga Marissa terkejut..
Dan .. "Aouuuugghhh nikmatnya paaaahhh..!!”

Marissa mendapatkan orgasme sembari merasakan semprotan deras air maniku di dalam memeknya.
Aku biarkan beberapa saat batang penisku di dalam memek Marissa..

Hingga akhirnya aku cabut dan aku duduk terkulai di tengah-tengah di antara kedua istriku.
Kupeluk mereka berdua dan mengecup kening keduanya dengan mesra.
----oOo----

Begitulah salahsatu cerita seks kami.
Hampir tiap hari kami melakukan hubungan seks bertiga.

Di saat salahsatu dari mereka ’sedang berhalangan’ yang lain yang akan memuaskanku..
Sedangkan yang berhalangan itu tetap memberikan kepuasan walau sekedar oral.

Hari-hari yang indah bersama dengan kedua istriku. Aku menyadari kami punya nafsu seks yang besar.
Oleh karena itu.. terkadang di saat aku lelah karena bekerja.. aku membiarkan Kinanti dan Marissa bermain seks berdua..
Toh keduanya istriku.. dan tidak ada pria lain di antara mereka.

Aku bahkan membelikan mereka dildo dan strap on yang bisa mereka gunakan berdua saat berhubungan..
Entah di saat aku tidak bisa melayani.. atau di saat aku sedang keluar kota untuk urusan kerjaan. E N D (. ) ( .)
----------------------------------------------oOo------------------------------------------


Untuk kesempatan kali ini sekian dulu.
Semoga para agan dan aganwati ngecrot deh.. jangan lupa koment ya..!!
Salammm..


-----------------------------------------------------------------------------------------------

END OF CERITA 158..

SAMPAI JUMPA DI LAIN CERITA.. ADIOS..!! :ciao:
 
Terakhir diubah:
Bimabet
-------------------------------------------------------------------------------

Cerita 159 – Kesan Pertama Emang 'Terpaksa'..!

Ai Mutmainnah

Hobi Ibu-Ibu
memang ngerumpi. Ini yang gak demen.
Apalagi rumahku suka dijadikan ajang ngumpul.
Tapi yang aku suka.. ada tetanggaku yang sering dateng dan Curhat sama istriku.

Namanya Ai Mutmainnah. Orangnya cantik.. mata lentik, idung mancung dan bodynya masih aduhai.
Pokoknya napsuin banget. Apalagi liat bibirnya yang selalu basah. Bikin geregetan pengen ngelumat.

Dia berumur 28 tahunan.. sudah menikah dan punya anak satu.
Suaminya lelaki tua tapi kaya. Mungkin itu yang menjadikan dia mau dijadikan istri.

Pepatah Jawa bilang.. witing tresno jalaran soko kulino.
Karena sering ketemu dan ngeliat dia.. bikin aku demen dan selalu membayangkan dapat em-el dengan Ai.

Apalagi.. aku pernah denger pas curhat sama istriku Nafisah..
Bahwa dia belum pernah merasakan apa itu nikmatnya bercinta.
Wahhh.. jelas ini bikin tambah aku penasaran aja mau muasin dia. Hehehe..

Dan kesempatan itu datang. Waktu itu hari minggu.
Anak-anakku lagi maen sama anaknya Ai juga. Dia pas dateng ke rumah. Biasa ngerumpilah.

Pas dia lagi ngerumpi.. istriku dapet telpon dari ibu mertua.. disuruh jemput di terminal.
Biar cepet dia naek mio aja. Toh lumayan jaraknya sekitar 40 menitlah kalo naek motor mah.
Si Ai disuruh nunggu di rumah.. toh kata istriku bakalan sebentar dan bakalan langsung pulang.

Aku sedang asyik motongin rumput di halaman. Pas kira-kira dah setengah jam-an..
aku lalu masuk rumah.. kulihat Ai ketiduran di sofa. Mungkin kesel dan ngantuk. Akhirnya ia ketiduran deh.

Yang membuat aku deg-degan adalah: Kulihat rok dia terbuka sampai paha..
Uhhh.. memperlihatkan paha mulus putih dengan bulu-bulu halusnya..

Ahhhh.. posisi yang sangat menggoda..!! Membuat jakunku turun naik..
Glekk..!! Aku sampe nelen ludah liat itu. Pengen banget ngelusin paha itu.
Tapi apa daya.. takut dia bangun.. terus istriku datang. Bisa kiamat nanti kan..!?

Ketika lagi asyik ngeliatin pemandangan.. tiba-tiba hapeku bunyi. Dukh.. ganggu aja..!!
Aku langsung menuju ke depan.. takut Ai bangun dan menerima telpon. Ternyata dari istriku.

“Assalamualaikum..!” Kata istriku.
“Wa'alaikum Salam..” jawabku.

“Ada apa Mi nelpon, dah nyampe..?” Tanyaku.
“Udah bi.. nih ibu di samping umi..” jawabnya.

“Kenapa nelpon mi..?” Tanyaku.
“Gini bi.. bilangin aja sama Ai.. takutnya kesel nunggu.. umi mau nganterin ibu dulu belanja.
Takutnya lama. Tau sendiri ibu kalo dah belanja.. suka lupa waktu..” buat oleh-oleh kata istriku.

“Ya udah.. abi bilangin Ai. Tuh lagi di dalem baca majalah sama nonton TV.
Abi lagi motongin rumput neh..” aku beralasan. Padahal .. Hahaha..

“Oo.. Ya udah yah..” kata istriku.
“Eh.. belum Mi.. abi pesen bawain duren yah..”

“Yah abi.. kan lagi gak musim..”
“Pokoknya tolong cari aja umi sayang, yah. Gak apa-apa lama juga.. asal dapet duren..” timpalku.

“Ya udah ya. Assalamualaikum..” istriku menutup pembicaraan.
“Waalaikumsalam..” jawabku.

Yes, yesss..! Kesempatan ne. Moga si Ai belum bangun. Seruku senang banget.
Segera kukunci dulu pager gerbang.. terus masuk dan ngunci rumah juga.

Kulihat Ai lagi pules aja ketiduran. Dan ketika kulihat pahanya semakin terbuka.
Busyet..!! Semakin membuatku nafsu.

Ada sekitar 15 menitan aku menikmati pemandangan ini.
Kulihat wajah Ai begitu cantik dalam balutan jilbab coklatnya.
Ughhh..!! Seketika kontolku sampe ngaceng berat melihat pemandangan ini.

Karena dah gak kuat.. aku mengeluarkan kontolku dengan melorotkan kolorku dan celana dalamku.
Kukocok perlahan sambil melihat pemandangan paha dan betis Ai.
Tapi yang kudapat.. ahhh.. justru malah kontolku tambah tegang ngga keruan.

Dengan perlahan kudekati Ai yang terlelap tidur di sofa. Kutengok kanan kiri.
Setelah memastikan sepi dan anakku asyik bermain.. aku memberanikan diri memegang betis Ai.

Takut-takut aku menempelkan tanganku.. ternyata Ai pules.
Lalu perlahan rok Ai kutarik ke atas. Tiba-tiba dia gerak. Ughh..!! Kaget aku. Untung gak bangun.

Oh iya.. Ai memakai pakaian model gamis gitu. Jadi agak gampang narik roknya ke atas.
Kini di depanku terpampang paha Mulus Ai. Kulihat dia memakai CD warna krem.

Dan dari CD-nya terbayang bulu-bulu hitam menggunung. Uhhh..!! Aku sampe nelen ludah.
Jdug dug dug..! Jantungku berdebar-debar melihat pemandangan ini.

Dengan hati-hati kutekan gundukan di balik CD-nya. Aman.. dia masih pules.
Aku berjingkat ke kamarku.. mengambil pisau silet.
Setelah dapat.. dengan perlahan.. aku potong CDnya pake silet.

Dan.. jrengg.. jrengg.! Kini terbukalah pemandangan sangat indah di depanku.
Bukit daging indah nan berbulu lebat terpampang di depan mataku.. sangat menggiurkan.

Karena sudah gak kuat dan nafsu syetan dah bersemayam, aku semakin berani.
Kulebarkan kedua kaki Ai. Persis sekarang Ai kek orang mau ngelahirin.

Kubuka labia mayora memek Ai dengan perlahan dengan jariku.
Busyet..!! Sempit banget memeknya.

Perlahan kudekatkan mulut dan hidungku ke memeknya. Uhmmm..!!
Ehmmmm..!! Tercium aroma wangi sabun sirih.

Aku semakin mendekatkan mulutku ke gundukan memek Ai.
Pikiranku dah sempit karena terbawa nafsu.

Yang terpikir gimana nantilah.. yang penting sekarang heppy..!! Begitu pikirku.

Srettt..!! Kupelorotkan kolor dan CD-ku. Kini aku setengah telanjang.
Aku sudah bertekad bulat ingin menggagahi Ai. Apapun risikonya.

Lalu dengan perlahan.. kujilati gundukan memeknya dengan hati-hati.
Dukh.. nikmat banget harumnya.. aku makin konak..!!

Kubuka mulut memeknya biar tambah merekah.
Gila..!! Klitorisnya gede banget..!! Tanda nafsu Ai gede.

Slrupp.. slrupp.. slrupp..! Ketika kujilati memeknya, Ai agak bergerak.
Mungkin terbawa dalam mimpinya.. tapi ketika kukenyot itilnya.. dia terbangun.

Dia tampak kaget dan mau serentak bangun.
Untung segera kupegang kedua pahanya dengan kedua tanganku..
Jlubb..!! Dan aku semakin menenggelamkan mulutku dalam memek Ai.

Ai sontak berteriak.. “Mas..!? Ngapain mass..!? T-tolo..ng..!!” Seru dia kaget.
Tapi mana mungkin kedengarlah.. rumahku luas dan dibenteng. Jadi mana mungkin kedengaran keluar.

Semakin kusedot dan kujilati memeknya, Ai memukuli dan menjambak rambutku.
Aku langsung menindih dia dan memegang kedua lengannya.

Ai terus memberontak dan berteriak teriak minta tolong. Dia menangis dan menghiba.
“Mas.. Jangan Mas Eggy..!” Tapi gak kuhiraukan.

“Tenang sayang.. mas Eggy mau ngasih kenikmatan.
Aku tau kamu gak pernah dapet kenikmatan dari suamimu si bandot tua..” bisikku mengintimidasinya.

Ai terus meronta-ronta. Aku semakin kuat menindihnya di atas sofa lebarku.
Kurenggangkan dan kulebarkan kedua pahanya dengan paksa. Lengan Ai kupegang kuat.

Sambil menindih Ai dan memegangi kedua lengannya.. sejenak kupandangi wajah dia.
Kulihat Air matanya mengalir dengan deras. Tapi aku gak peduli.

Apalagi pas kulihat bibirnya yang seksi.. ingin segera aku melumatnya.
“Ma..s, jangan ma..ss..” Ai menghiba sambil terisak.

Dia masih mencoba berontak lagi ingin lepas dari tindihanku.
Tapi apa daya.. tenaganya kalah jauh. Dia hanya bisa menangis sambil terus menghiba.

Sambil menindihnya.. kucoba melumat bibir dia.
Saat mau kulumat bibirnya, kepala dia terus bergerak ke kanan dan ke kiri.
Ini malah membuatku semakin bernafsu.

Sambil kudekap erat aku lumat bibirnya. “Mmff.. mmh..!”
Dia berteriak tapi tertahan lumatan bibirku.

Aku lumat bibirnya.. tapi dia terus mengelak tanda menolak.
Nafasku semakin memburu.

Walau dia gak merespon lumatan bibirku..
Tapi aku terus melumat bibirnya dan menciumi wajahnya. Ai meronta-ronta ingin lepas.

Semakin dia berusaha meronta, semakin kuat aku menindih dan mendekapnya.
beberapa saat kemudian Ai seperti kehabisan tenaga dan hanya bisa pasrah.
Air matanya terus berlinang.

Kurenggangkan kedua paha Ai dengan mendorong ke depan lututku. Aku semakin bernafsu.
Sambil menindih dan mendekap dia dengan kuat..

Sementara tangan kiriku membimbing kontolku mengarah ke liang kenikmatan Ai.
Ai berusaha ingin lepas dan meronta lagi.

Pantatnya bergoyang-goyang.. sehingga kontolku terus meleset. Tapi aku terus berusaha.
Dan ketika kontolku tepat di liang kemaluan dia.. aku langsung menekan masuk kontolku.

Slebbh..!! “A..kh, saki..t..!” Ai merintih kesakitan. Ughhh..!!
Ternyata memek Ai sangat sempit. Ditambah juga memang belum terlumasi dengan baik.

Ahh.. Kontolku kini baru masuk setengahnya. Terasa sangat nikmat..
Seakan memek Ai meremas dan menjepit dengan kuat.
Juga karena pantat dia yang bergerak-gerak karena meronta ingin lepas.

Lalu dengan sekali hentakan lagi.. aku mendorong masuk kontolku.
Slebb blezzkkk..!! Kontolku amblas semua.. terbenam rapat di belahan memeknya.

“Akhhhhh..!!” Tiba-tiba Ai menggigit leherku. Mungkin karena kesakitan.
Sejenak aku mendiamkan kontolku. Merasakan denyutan dan remasan memek Ai.
Ergghhhh..! Sungguh sangat nikmat.

Lalu aku mulai menggoyang pantatku maju-mundur perlahan..
Kunikmati kerapatan memeknya.. Clebb..crebb.. clepp.. crepp.. clebb.. clebb..

Beberapa saat kemudian.. tiba-tiba dari mulut Ai keluar desahan.
“Sshhh..a..h, mmm..mmm.. hhhhh..”

Tampaknya Ai mulai merasakan nikmatnya tusukan kontolku.
Ini dibuktikan dengan pantatnya yang mulai ikut bergoyang-goyang.

Matanya terpejam dan dia mengigit bibirnya sendiri.. disertai dengan desah kenikmatan.
Crebb.. crebb.. crebb.. clebb.. clebb.. clebb.. Aku terus mengocok kontolku dengan ritme pelan.

Kutarik ke atas dan menekan ke dalam dengan keras dengan menghentakkan pantatku.
Ketika kuhentak dengan keras, mulut Ai mendesah.. “Ahhh..!”

Sambil terus menggoyang pantatku turun naik.. aku lumat bibir Ai.
Dan gak disangka, dia membalas lumatan bibirku.
Aku melumat bibirnya dengan ganas. Dan Ai membalas lumatan bibirku dengan ganas pula.

Kini Ai tak lagi meronta. Malah dia yang mendekap dan memelukku dengan erat.
Kedua kakinya melingkar di pinggulku.. sementara sepasang pahanya ,melekat di pinggangku.

Sekitar 15 menit kemudian, tiba-tiba dekapan dan pelukan Ai semakin kuat.
Kedua kakinya mengapit pinggangku dengan erat.

Badan dia terasa terkejangpkejang sambil berteriak.. “Aa..hhhh..!!”
Tampaknya Ai mencapai orgasme. Orgasme pertama yang baru Ai nikmati.

Sejenak aku menghentikan goyangan dan tusukan kontolku. Aku menekan pantatku kuat-kuat.
Kubiarkan Ai menikmati orgasmenya. Kami saling berpelukan dengan erat.

Lalu tubuh Ai lunglai. Kulihat Mata Ai terpejam dan dia menggigit bibir bawahnya.
Tampak wajah Ai bersimbah peluh. Kulihat wajahnya yang cantik dalam balutan jilbabnya.

Perlahan aku menggoyang lagi.. dan menaik-turunkan tusukan kontolku di liang memeknya.
“A..h, mmm..mmmhh, s ssh.. A..h..!” Mulut Ai mendesah dan merintih lagi. Matanya masih terpejam.
Tampak dia sekarang sangat menikmati setiap tusukan kontolku.

Sambil terus memompa kontolku.. aku menarik lepas jilbab Ai lalu melemparnya ke bawah sofa.
Kini tergerailah rambut Ai yang lurus hitam nan lebat sebahu. Lehernya yang putih tampak jenjang.

Segera aku menjilatinya. Ai semakin merintih dan mendesah keenakan.
Apalagi pas kujilati telinganya dan aku semakin memompa kontolku..

Clebb-clebb-crebb-creb-crebb.. Ai semakin merintih dan mendesah.
“Ahh.. ahh.. ahh.. ohh.. ughhh.. ssrhh..!” Semakin aku memompa kontolku.

Tiba-tiba Ai mengejang lagi sambil memelukku dengan erat.. dia berteriak.. “Aahhhhh..!!”
Ai mendapatkan orgasme keduanya. Kubiarkan lagi Ai menikmati orgasmenya.

Badan kami mulai bersimbah peluh. Tampak kening Ai penuh dengan keringat.
Kaos yang kupakai pun sampai basah. Begitupula gamis yang dipake Ai.

Maka ketika aku menggoyang kontolku lagi.. aku melepas kaosku dan melemparnya ke bawah.
Aku juga menarik gamis Ai semakin ke atas.

Dan seperti tak sadar.. Ai membantu melepaskan gamisnya.
Kini Ai hanya tinggal memakai beha saja. Warnanya hitam.. kontras dengan kulitnya yang putih.

Aku menarik behanya ke atas. Blubb..!
Menyembullah kedua payudaranya yang membulat indah.

Ukurannya lumayan sekitar 36D. Puting susunya berwarna pink kecoklatan.
Urat-uratnya kebiruan halus terlihat menghiasi sekitar putingnya.

Sambil kupompa terus kontolku.. kuremas-remas payudaranya dan kupilin putingnya.
Ai semakin mendesah dan berteriak-teriak keenakan.

“Sayang, enak gak ngewe sama mas Eggy..?”
“Aa..h, enak massshhh..HHHHH..” jawab dia diselingi erang nikmatnya.

Kini Ai sudah gak malu lagi dan gak sungkan ketika ditanya.
Aku semakin cepat memompa kontolku hingga aku dan Ai mendesah dan berteriak keenakan.

Sesuatu terasa akan keluar dari kontolku.
Maka aku semakin cepat dan kuat memompa kontolku keluar masuk memek Ai.

“Ah ah ah a..h.. saya..ng..!!” Aku berteriak dan Serr.. crott.. crott.. crott..!
Kontolku memuntahkan laharnya dalam memek Ai.

Disusul dengan teriakan Ai dan dekapan erat dia. Kami orgasme hampir bersamaan.
Badanku lemas dan ambruk di atas tubuh Ai.

Kami berpelukan dengan erat menikmati sisa-sisa orgasme kami.
Tiba-tiba hapeku berbunyi di atas meja. Langsung aku meloncat dan menyambar hapeku dari meja.

“Hallo, assalamualaikum..!!” Ternyata dari Nafisah istriku.
Sambil mengatur nafas kujawab salamnya.

“Waalaikumsalam.. masih di mana Mi..?” Tanyaku seperti orang habis lari aja.
“Umi masih belanja bi. Kayaknya masih lama neh ibu belanjanya.
Oh ya.. durennya gak ada.. gimana kalo umi beliin lengkeng aja..?”

“Ya udah Mi terserah Umi aja. Kalo masih lama abi mau ke rumah Pak Ridwan.
Sekalian rumah abi kunci. Azka gak ikut.. maen sama Andri di rumah Ai..” kataku berbohong.

“Ya udah. umi jadi tenang kalo gitu. Tau sendiri ibu kalo belanja..” ujar istriku lagi.

“Iya Mi. Eh.. nanti kalo pulang telpon abi dulu.. takutnya masih di rumah Pak Ridwan.
Udah.. yang tenang aja umi nganter ibu belanja..” imbuhku lagi.

“Ya udah bi.. assalamualaikum..!” Setelah kujawab salamnya, kututup telponnya.
Ups.. hampir.. hampi..r..! Untung aja. Batinku.

Ketika kulihat ke sofa.. wajah Ai pucat pasi. Badan dia tampak bergetar.
Mungkin karena ketakutan dan tersadar atas yang kami lakukan.

Kuhampiri dia kemudian duduk samping dia.
Tiba-tiba dia bangkit dan.. plakk.. plakk.. plakk..!! Aku ditamparnya.

Disusul kemudian tangisan kerasnya.
“Kamu jahat mas..! Kamu tega merusak teman istrimu..” sergah Ai sambil terus memukuli badanku.

Kubiarkan dia puas dulu. Lalu kupegang tangannya dan kutarik supaya duduk di sampingku.
Kupeluk dia sambil kuelus rambutnya. “Maafin mas Eggy Ai. Mas Eggy bener-bener khilaf..”

“Kamu jahat mas. Padahal dah kuanggap kakak sendiri..” kata Ai sambil terus menangis.
Aku terus berusaha menenangkan dia dan merayunya supaya diam.

Kusandarkan kepala Ai di dadaku. “Sudahlah Ai, mas Eggy bener-bener khilaf dan minta maaf.
Tadi mas Eggy keraksukan melihat kamu tertidur di sofa.
Beneran.. ini yang terakhir Ai.. mas Eggy bener-bener menyesal..” rayuku berusaha menenangkan.

Akhirnya setelah dengan berbagai macam cara, Ai diam juga. Tapi dia masih sesenggukan.
“Gimana kalo teh Nafisah tau mas..?“ Kata Ai tiba-tiba.

“Sudahlah Ai.. mas Eggy jamin dia gak bakalan tau.
Mas Eggy siap tanggungjawab kalo ada apa-apa..” kataku mencoba menenangkan.

Walau masih sesenggukan.. akhirnya tangis Ai reda juga.
Sambil kupeluk dan kubelai rambutnya.. sesekali aku mencium keningnya.

“Ai, sebenarnya mas Eggy sangat menyukaimu.
Semenjak kamu dan Nafisah akrab dan sering ke sini.. mas dah menaruh hati padamu Ai..”
Ai cuman diam saja.

“Apalagi pas aku dengar ceritamu kalo kamu gak pernah bahagia..
Mas pengen banget bisa bahagiain kamu. Hingga pas tadi kamu ketiduran di sofa..
entah syetan mana yang merasuki mas Eggy. Kamu juga sayang kan sama mas Eggy..?”
Ai masih cuman diam saja.

Sambil kubelai rambutnya dan kukecup keningnya.. aku mengelus dan meraba payudara Ai.
Terkadang kumainkan puting susunya.

“Kamu bahagia kan tadi sama mas Eggy, sayang..?” Aku merayunya. Ai tetap cuman diam saja.
“Gimana kalo teh Nafisah tau mas..?” Kembali Ai mengulangi pertanyaannya.

“Mas Eggy jamin.. beneran dia gak bakal tau. Lagian dia lagi sibuk belanja sama ibu, sayang.
Tenang aja kalo ada apa-apa.. mas Eggy bakal tanggungjawab..!” Aku juga kembali meyakinkannya.

Tampaknya gak ada pilihan lain buat Ai. Toh semua dah terjadi.
Lagian dia juga tadi terlihat begitu menikmatinya kan..? Hehehe..

Aku mulai kembali meraba dan mengelus-elus bagian sensitif tubuh Ai.
Kuremas dan kuusap payudaranya. Lalu kuelus dengan lembut paha mulus Ai.

Kini Ai mulai meresapi dan mulai terhanyut. Apalagi pas kukenyot puting susunya.
“Ma..s, jangan ma..s..!!” Kata Ai sambil mengatur nafasnya yang mulai gak teratur.

“Ai gak pernah diginiin mas sama suami Ai..” Jawabnya.
Bodoh banget batinku. Dasar bandot tua. Aku ketawa dalam hati.

Tanpa menjawab.. kubaringkan Ai di atas karpet.
Kemudian segera kuusap dan kujilati leher jenjang Ai.

Aku gak berani mencupangnya.. karena takut nanti suami Ai tau. Bisa bahaya kan..?
Hanya payudaranya yang kucupang habis.

Karena kata Ai.. suaminya gak pernah meraba payudaranya.
Bahkan kalo maen.. cukup tarik rok ke atas copot celana dalam.. lalu tancap.
Itu pun hanya sebentar. Pantes aja Ai gak pernah bahagia.

Lalu kuusap perlahan gundukan lebat di pangkal paha Ai.
“Masss.. ahh..!!” Ai mendesah tanpa sadar.

Kujilati betis Ai terus naik ke pahanya.
Ai tampak meresapi dan menikmati setiap apa yang kulakukan.

Lalu kubuka dan kurenggangkan kedua paha Ai.
Dan tampaklah liang memeknya memerah bekas kupakai.. masih terdapat sisa-sisa hubungan kami.

Kemudian mulutku hinggap di memeknya. Ehmmm.. tercium bau pejuku. Tapi gak kuhiraukan.
“Mas.. janga..n.. na..nti kamu jijik..” kata Ai dengan nafas berat.

“Tenang aja sayang, mas Eggy gak bakal jijik. Kamu juga nanti bakal dapat sesuatu yang lain..” jawabku.
Lalu dengan rakus, aku mulai melumat dan menjilati memek Ai.

Ai semakin mendesah dan merintih keenakan. Mungkin ini hal pertamakali seumur hidupnya.
Tangan Ai meremas-remas rambutku.

Dan ketika kusedot dan kumainkan itilnya, tiba-tiba Ai menjerit.. “Massshhh..!!”
Kedua pahanya menjepit kuat kepalaku. Tampaknya dia orgasme.

Dari memeknya keluar cairan berbau khas dan langsung kulumat dan kujilat sampe habis.
Lalu aku membimbing tangan Ai dan menaruhnya di kontolku.

Ai tampak kaget pas memegang kontolku.
“Kenapa sayang..?” Tanyaku.

“Punya mas gede banget..” jawabnya.
“Tenang aja sayang, mas Eggy akan buat kamu bahagia dengan punya mas yang gede ini..”

Aku belum berani menyuruh Ai mengemut kontolku.
Karena takut mengurangi mood dia sebab dia belum pernah melakukannya.

Selanjutnya kuambil bantal dan kuganjalkan dipantat Ai. Kubuka lebar kedua pahanya.
“Sayang, memekmu sempit banget..” pujiku.

“Aku lahiran cesar mas..” jawab Ai.
Ooo.. pantes aja memeknya masih sempit. Lagian kontol suaminya mungkin kecil ya..? Hehehe..

Lalu aku mulai kembali bersiap mencoblok memeknya lagi.
Aku berjongkok di antara kedua pahanya. Kutaruh kontolku tepat di liang memeknya.

Slepp.. slepp.. mulai kugesek-gesekkan kepala kontolku di mulut memeknya.
Mata Ai merem melek mendapat perlakuan itu. Slebb.. slepp.. slepp.. slepp..

Setelah beberapa gesekan batang kontolku di parit memeknya..
kurasakan cairan precum dari kontolku telah bercampur dengan cairan bening dari memeknya..

Beberapa saat kemudian dengan perlahan kuarahkan kontolku di lepitan memek Ai.
Clebb.. Ujung kontolku menempel di bibir vagina itu.. Lalu jlebb.. aku menekan masuk..

Slebbb..!! Perlahan kepala penis itu bergerak masuk..
Rrrrbbbb.. sedikit demi sedikit batang keras itu bergerak turun..

"Shhh.. hmmphh.." desah Ai sambil terpejam..
seraya kedua tangannya memegang lenganku dengan kuat.

Blessepp..! “Ugh.. Mass..!” Rintih Ai mendesahkan nikmatnya..
Sambil kedua tangannya menahan gerakan pinggulku yang menekan.

Ahhh.. terasa basah dan sempit. Ai mendesis ketika aku berhasil melesakkan semuanya.
Erghhh.. terasa sangat menjepit dan tertahan beberapakali..
Hingga.. blesskk..!! Akhirnya seluruh batang penisku kandas.

Kubiarkan kemaluanku tenggelam beberapa saat.. Ahhh.. terasa sensasi luar biasa.
Betapa nikmat dan legitnya lubang perempuan ini.. ujarku dalam hati.

Aku menahan tubuhku dengan kedua tangan..
Kuperhatikan dengan seksama wajah Ai.. ahhh.. benar-benar reaksi yang mengairahkan.

Matanya sayu.. setengah memutih.. bibir bawahnya dia gigit..
Disertai gelengan pelan setiap kutekan kontolku di lorong sempit memeknya.
Ouw.. nikmat sekali..!

Debaran dantungku terasa makin kencang.. aku mendiamkan kontolku di dalam beberapa saat.
Kemudian mulai menarik mundur batang kontol. Ketika aku kembali menusuknya terasa masih seret.

Slepp.. ketika aku menarik balik penisku.. Ai kembali meringis dan pantatnya bergerak ke atas..
Mengikuti tarikan batang kontolku yang masih terjepit rapat memeknya.

Kontolku selanjutnya terlepas bebas.. Batang kontolku terlihat mengkilap..
akibat terpapar cairan lengket yang berasal dari dalam memeknya.

Kemudian.. slebbb.. kembali aku bergerak menusuk..
“Nghhh.. ahhhh.. masshhh..” kali ini tangan Ai mencengkram keras bahuku sambil menggigit bibir.

Kira-kira berlangsung 2 menit aku menarik ulur penisku di liang memek Ai.
Selanjutnya aku mulai menghentak-hentak selangkangannya dengan ritme pelan.

Bunyi berkecipak itu mulai terdengar ketika sodokan-sodokanku mulai cepat dan bertenaga.
“Ngg.. ahh..ohhh.. ohhh.. Masshh..!” Erang nikmatnya makin menggelorakan hasratku.

Aku tidak menyerah.. setelah beberapakali menarik dan menusuknya ulang terasa sedikit lega.
Gerakanku mulai teratur.. genjotanku mulai terarah dan bertenaga.

Aku benar-benar dilanda hawa nafsu tiada terkira..
Betapa sudah sangat lama aku mengidam-idamkan tubuh ini.. perempuan cantik yang ‘kehausan’.

Aku memperhatikan dengan seksama ketika kontolku perlahan keluar dan masuk selangkangan Ai.
Karunia kontol yang besar dan panjang.. melebihi dari ukuran penis teman-temanku..

Ketika kami iseng membandingkan di saat mandi bareng sehabis berenang..
Kurasa cukup mampu memuaskan lawan perempuan bahenol ini dengan burung perkasaku.

Di bawahku Ai seperti sudah letih bergerak.. nafasnya tak teratur.
Tubuhnya ikut berguncang-guncang ketika hentakanku makin menggebu..

Disertai juga erangan.. rintihan dan desah kenikmatannya.
Dari atas terlihat wajah Ai gelisah.. menoleh ke kanan dan kiri.. kedua matanya terpejam.

Nafasnya memburu.. sedang kedua tanganya mencengkram erat pinggulku.
Aku menyadari wanita cantik istri tetanggaku ini mulai menikmati.

Aku sudah cukup berpengalaman untuk memberikan kepuasan seks kepada wanita.
Terniat dalam hati untuk mengantarnya pada puncak gairahnya terlebih dahulu lagi..
sebelum nanti aku menuntaskanya.

Entah berapa menitan berlanjut.. aku berhenti sesaat.. menarik pelan penisku.
Ai membuka matanya.. seolah bertanya dan menanti apa yang terjadi selanjutnya.

Aku meletakkan kedua tungkai kaki Ai mengapit di pahaku..
Kemudian buru-buru aku menindihnya kembali.. dengan kedua tangan dan kaki menahan tubuh.

"Tolong masukin lagi Ai.." ujarku memecah kesunyian..
Aku ingin ia berpartisipasi.. membuatnya menjadi bagian dalam pertempuran birahi ini.

Ai hanya diam.. aku menunggu sesaat. Tetapi kemudian.. perlahan tangan kirinya dengan kikuk..
memegang ujung penisku lalu menaruhnya di bibir liang senggamanya.

Ahhh.. Aku sangat bahagia saat itu..
Karena akhirnya aku mendapatkan perempuan ini dengan sedikit kerelaan.

Slebb.. Blesskk..! Aku melesakkan kembali kejantanku dengan lembut..
Kemudian.. jlebb.. jlebb.. jlebb mulai kembali menggedor-gedor selangkangannya.

Kali ini terasa lebih nikmat.. karena Ai mulai mengimbangi gerakanku..
Dengan menaik-turunkan pantatnya dengan lembut..

Erghhhh.. terasa jepitan dinding-dinding memeknya itu menghadangku.
"Shhhhh.. hmmmmm..!!" Dengusku.

Bibir.. leher dan payudara itu kembali kucium dengan penuh nafsu.
Di bawah sana.. sodokan-sodokanku makin menggila.. menghantami liang memek Ai.

Bunyi dan decak tumbukan paha serta goyangan pinggul kami makin ganas dan panas.
Diiringi desahan.. geraman dan dengus napas yang juga makin keras.. mengisi ruangan.

Selanjutnya kami makin beringas.
Ai mulai membalas ciuman bibirku.. kami berpagutan dengan panas.

Erangan Ai mulai liar.. dia memeluk erat leherku.. pinggulnya bergerak ke sana ke mari.
Kadang memutar.. kadang mendorong ke atas dan ke bawah dengan terpatah-patah.

Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.
Bagai banteng perkasa yang mengamuk.. aku menyerangnya tiada henti.

Hentakan-hentakan tubuhku makin keras menerpa selangkangan Ai.. menghujami vaginanya.
Wanita ini makin tidak berdaya di bawahku.. mulutnya megap-megap seperti kesulitan bernafas.

Wajahnya menegang.. kedua tangannya meregang memegang pinggir dan kepala ranjang.
Dan sesaat kemudian dia menjerit tertahan..
Kedua tangannya bergerak panik meraih dan membekap leherku.. raut mukanya memerah.

"Mass.. duuuuh.. argghhh..!!" Serunya sambil meringis di kupingku.
Tubuh Ai mengejang hebat.. kedua tangannya kembali bergerak liar ke sana ke mari..

Kemudian terhenti ketika ia meraih pantatku..
lalu menekannya keras-keras ke selangkangannya.. menandaskannya.

"T..trus tekan masshh..!! Trusss.. oohhhh.. ohhhh..!!" Serunya melengking tinggi.
Kubiarkan berat tubuhku membantu batang kontolku menyumbat liang memek Ai lebih lama.

Wanita ini kemudian terdengar terisak.. tersiksa oleh desakan kenikmatan tiada terkira.
Dan cairan hangat itu terasa mengairi batang kontolku yang masih dibekap liang memeknya..

Beberapa saat kemudian tubuh bahenol itu terkulai..
Kedua batang pahanya perlahan melemas.. lalu terbuka terkangkang di bawah tindihanku.

Sementara itu.. aku merasa sesuatu dorongan yang keras.. seakan-akan mendesak dari dalam kontolku..
yang menimbulkan perasaan geli seperti kesemutan pada ujung kontolku.

5 menit kemudian aku mulai merasa seperti kebelet ingin buang air kecil.
Hampir orgasme.. pikirku sesaat. Kontolku terasa makin keras dan berkali-kali berkedut.

Hingga beberapa detik kemudian terasa tubuhku mengejang..
Jleggh..!! Kutekan keras kontolku sedalam-dalamnya di liang kemaluannya.

Aku mengeram panjang dengan suara tertahan.. “Ergghhh..!!” Jlegghh..!!
Kutekan habis selangkangan perempuan yang telah tidak berdaya itu..

Hingga buah pelirku terasa menempel ketat..
dan batang kontolku terbenam seluruhnya di dalam liang memeknya.

Tubuhku berkejat-kejat beberapakali.. kupeluk tubuh sintal nan halus lembutnya dalam pelukanku.
Lalu kulepas dekapanku pada tubuh Ai.. tubuhku seketika melengkung seperti busur..

Jleghh..!! Kutandaskan selangkanganku di selangkangannya.. sambil mencengkram keras pinggulnya..
Ughhh.. rasanya seperti ingin menangis..karena kenikmatan itu membuatku benar-benar terhanyut.

Selanjutnya semprotan cairan hangatku menghujam berkali-kali di dalam vagina Ai.
“Erghhhh..!!” Geramku nanar.. disertai lontaran pejuku.. Crett. crett.. crett.. crett..!!

Dengan suatu lenguhan panjang.. “Sssh.. ooooh..” sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantat..
kurasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh semprotan air maniku ke dalam memeknya.

“Akkhh.. ough.. Masss.. Uhh..!”
Rintih Ai disertai kelejatan tubuhnya beberapakali dalam dekapan eratku.

Dan pada saat yang bersamaan.. Ai yang telah terkapar lemas tak berdaya itu..
juga merasakan suatu semprotan dari pancaran cairan kental hangatku..
yang menyiram deras ke seluruh rongga memeknya.

"Ssshh.. Oouuhhh..!!" Aku menyeru tertahan.
"Aiii.. ouughh..!!" Lirihku menyebut namanya ketika semprotan terakhir itu menyudahinya.

Ada kurang lebih lima detik aku tertelungkup di atas badan perempuan cantik tetanggaku ini..
Dengan seluruh tubuhku bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. (. ) ( .)
----------------------------------------------oOO-----------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd