----------------------------------------------------------------------------
Cerita 158 – Skandal Terlarang
-------------------------------------------------------
Episode 6 : Istri-istriku..
-------------------------------------------------------
Marissa tersenyum dan mengiyakan perkataan Kinanti.
Beberapa saat kemudian mereka berdua saling berciuman bibir.
Kalau seperti ini tidak kelihatan lagi kalau mereka kakak adik.. tapi lebih keliatan seperti pasangan lesbi.
Sebenarnya aku heran juga.. ntah dapat ilmu dari mana Kinanti dan Marissa bisa langsung klop seperti pasangan lesbi.
Jujur saja.. terkadang variasi bercinta kami termasuk permainan panas Kinanti dan Marissa..
–seperti lesbian..– membuat kami bertiga semakin bergairah dalam bercinta.
Dan keliatannya Kinanti dan Marissa semakin mendapatkan kepuasan dalam seks dengan cara seperti ini.
Aku sendiri tidak ada masalah dengan gaya percintaan mereka..
Karena buatku mereka berdua adalah orang yang kusayangi.
Justru aku senang dan bahagia kalau mereka bisa akur dan saling mengisi untuk dapatkan kepuasan.
Tak lama kemudian Kinanti melirik aku yang duduk di sofa berbeda di depan mereka..
"Nah.. sekarang giliran papa nih buat jujur ke kami. Papah sayang ngga sama Ica..?"
Aku tersenyum dan menghela nafas sejenak. "Iyalah.. Papa juga sayang Ica ma.."
Kinanti tersenyum.. "Sayang bagaimana nih, pah..? Sebagai adik apa atau sebagai istri..?"
"Papa sayang Ica melebihi sebagai adik ma. Papa mencintai Ica seperti papa mencintai mama.." jawabku.
"Papa ngga bohong kan sama kami..?” Tanya Kinanti seolah ingin menegaskan.
"Ngga ma. Papa serius. Papa sayang dan cinta kalian berdua.." jawabku dengan pasti.
Kinanti lalu tersenyum dan kemudian berkata lagi.. "Pah.. jika papah sayang mama..
Papa bersedia kan menjadikan Ica sebagai istri papa.. sama seperti mama..?"
Aku tersenyum dan menjawab.. "Papa bersedia jika itu akan membuat mama dan Ica bahagia.."
Kinanti kemudian menarikku dan mengajakku duduk di tengah.. di antara mereka berdua.
"Mama pasti akan sangat bahagia jika kita bertiga dan juga anak-anak bisa hidup bersama selamanya pa.."
ujar Kinanti.
Sambil meraih tanganku dan juga tangan Marissa kemudian Kinanti berkata lagi..
"Mulai sekarang jadikan kami berdua sebagai istri-istri papa. Bahagiakan kami..
Gauli kami dan nafkahi kami secara adil.. meski pun Ica tidak mendapatkan ikatan yang sah..” ujarnya.
”Papa harus janji sama mama akan adil.. dan jangan sia-siakan Ica. Apalagi menyakitinya.
Papa juga mesti janji jadi papa yang baik buat Vira.. –anaknya Marissa..–
Dan mulai sekarang papa miliki 2 istri dan dua anak, okey..!" Tegas Kinanti lagi.
Aku mengangguk dan berkata.. "Iya. Papa janji akan jadi suami yang baik bagi kalian berdua.
Papa akan adil meski Ica tidak ada pengakuan sah..
Dan papa janji akan jadi papa yang baik pada anak-anak kita semua.."
Kinanti dan Marissa tersenyum kemudian aku mencium bibir mereka secara bergantian.
Sambil mengatakan.. "Abang sayang kalian berdua.." aku memeluk mereka berdua.
Setelah berpelukan, pembicaraan kami pun berlanjut tentang bagaimana status Marissa kelak.
Aku tidak mungkin menikahi Marissa.. karena pasti tidak akan dapat persetujuan dari mertuaku.
Dan juga tidak diperbolehkan menikahi kakak adik sekaligus oleh hukum.
Akhirnya kami sepakat akan menutupi ini pada siapa saja.. termasuk mertuaku dan juga anak-anak.
Kami juga sepakat untuk ’bermain’ hati-hati..
tatkala ada anak-anak mau pun dengan mertua atau pun keluarga yang lain.
Bagi kami bertiga.. cukuplah kami bertiga yang mengetahui kisah hidup dan kebahagian kami ini.
Dan begitulah.. Akhirnya mulai hari itu, aku mempunyai 2 istri dan 2 anak.
Tatkala di depan anak-anak kami bersikap biasa saja..
Namun tatkala mereka sekolah atau terlelap.. kami bertiga saling memadu kasih.
Tatkala malam.. kami bertiga selalu di ranjang bersama.
Tidak hanya seks.. kami saling berbagi, bercerita dan bercengkrama bersama.
Hampir tiap malam kami lewati dengan pesta seks bertiga.
Kenapa aku sebut pesta seks, karena kami saling memuaskan.
Tatkala aku sedang menggenjot K, Marissa ikut nimbrung..
sehingga banyak variasi seks yang kami dapatkan.
Dalam kehidupan sehari-hari pun Marissa sudah tidak canggung lagi..
bahkan dia cukup aktif menggodaku walau dekat Kinanti sekali pun.
----oOo----
Untuk sekedar membuat agan dan aganwati sekali crot..
Berikut ane ceritakan salahsatu pengalaman seks kami di rumah yang menurut ane cukup unik dan seru..
Pagi itu aku terbangun sekitar jam 9 pagi.
Aku memang cukup nyenyak tidur setelah pertempuranku semalam dengan kedua istriku.
Sejenak aku bangun dari tempat tidur dan kemudian mengenakan celana pendek longgar..
–tanpa celana dalam..–
Setelah itu aku bergerak keluar dari kamar..
Aku lihat sekeliling ternyata kedua istriku tidak berada di ruang keluarga.
Kemudian aku bergerak ke dapur dan menemukan kedua istri yang cantik sedang memasak di sana.
Aku kemudian menghampiri Kinanti dan merangkulnya dari belakang.
Sambil menciumnya aku bisikkan selamat pagi.
Kemudian aku menghamipiri Marissa dan melakukan yang sama.
Saat aku masih merangkul Marissa.. Kinanti berkata..
"Wah si papah baru bangun nih.. mau sarapan dulu apa mandi..?"
Aku masih memeluk Marissa dari belakang yang tengah asyik membuat sarapan.
Ane kasih gambaran sedikit buat para agan semua.. bahwa kedua istriku ini tergolong mungil.
Bedanya.. kalo Kinanti agak sedikit sintal dengan payudara yang lebih besar.. 36 B dan pantat yang semok.
Sementara Marissa tubuhnya jauh lebih mungil..
payudaranya 34 B namun padat.. sedang pantatnya juga kecil dan padat.
Pagi ini kedua istriku memakai t-shirt kaos tanpa lengan dan celana panjang kaos ketat..
yang mencetak bongkahan kedua pantat mereka.
Modelnya pakaian mereka sama.. namun warnanya beda.
Kinanti memakai setelan berwarna pink.. sedangkan Marissa memakai setelan warna hitam.
Mereka terlihat sexy dan merangsang dengan pakaian yang tengah mereka kenakan.
Kembali ke cerita.. aku masih asyik memeluk Marissa sambil mencium tengkuknya.
Marissa yang masih mengoles selai roti nampak kegelian..
"Duh si papa nih.. kenapa nih pagi-pagi jadi gini, mah..? –Maksudnya pada Kinanti..– Liat si papah nih..!
Marissa hanya tersenyum..
"Wah.. pagi-pagi si papa dah horny. Burungnya dah tegang blom mah..? –maksudnya pada Marissa..–
Marissa kemudian iseng menyerudukkan pantatnya ke arah penisku..
"Hihihi.. kayaknya iya ma.."
Lanjutnya sambil menggesek-gesekkan bulatan pantatnya pada selangkanganku.
Aku masih asyik mengganggu Marissa.. tanpa terasa nafsuku mulai naik.
Kubalas menggosok-gosokkan penisku..
yang masih memakai celana pendek tanpa celana dalam ke arah pantat Marissa.
Tidak lama kemudian aku menghentikan gesekan tersebut..
lalu berjongkok di depan pantat Marissa yang masih membelakangiku.
Kemudian kuremas pantatnya yang tercetak begitu jelas di balik celana panjang kaos ketatnya tersebut.
Kuciumi dan sesekali menggigit pantat Marissa tersebut.. sehingga Marissa terkejut.
"Iiiihh..papa nakal nih.. tolong mama donk mah.. –maksudnya pada Kinanti..–
Kinanti hanya cengengesan. "Lanjut pa.." ujar Kinanti yang masih asyik menggoreng.
Tak lama kemudian aku melorotkan celana panjang hitam yang dipakai Marissa tersebut hingga lututnya..
sehingga nampaklah pantat yang tengah ditutupi celana dalam sexy hitam.
Aku semakin bergairah.
Aku mencium.. menggigit dan menjilat pantat Kinanti yang masih memakai celana dalam tersebut.
Sejurus setelah itu.. aku mengangkangkan kaki Marissa..
dan kemudian aku memasukkan kepalaku di selangkangan kakinya.
Setelah itu aku memutar wajahku ke arah memek Marissa yang masih ditutup celana dalam.
Dengan nakal aku mencium dan menjilat memek Marissa dari luar celana dalamnya.
Aku jilat dengan liar.. bahkan aku menjilat selangkangan di tepi celana dalamnya.
"Aaauuuwww.. ooouugghh.. si papa nakal nih.. mahh tolong dong, sayang..!” –Kepada Kinanti..–
”Iya.. bentar sayang. Mamah selesaiin dulu masaknya.. ntar mama gabung deh.."
Ucap Kinanti nyeleneh dan sambil tersenyum ia melanjutkan memasaknya.
Aku meneruskan kegiatanku. Sekarang celana dalam Marissa nampak basah..
entah karena jilatanku atau memang sudah mulai horny..
Tapi yang jelas memeknya mengeluarkan bau yang sangat kusuka sekali.
–Dari awal aku ML sama Marissa.. aku memang sangat menyukai bau khas..
yang keluar dari memeknya Marissa.. yang menurutku beda dengan Kinanti..–
Aku terus membabi buta menjilat memek Marissa dari luar celana dalamnya..
Sehingga celana dalamnya sekarang udah semakin basah.
Tak lama kugeser bagian tepi celana dalamnya Marissa..
sehingga sekarang aku bisa melihat memeknya.
Tak lama aku segera melumat memeknya. aku menjilat dan mengulum klitorisnya.
Marissa yang sudah horny nampak tidak lagi mengoles selai roti..
melainkan sekarang dia nungging berdiri dan menyandarkan kepalanya di mini bar dapur.
"Ouuugghhh pah nikmatnya pah.. terus paahhh.. ooouuuhhh.."
Lenguhan yang keluar dari mulutnya Marissa.
Cukup lama aku melumat memek nya Marissa..
hingga tanpa kusadari Kinanti datang menghampiriku..
Kemudian tangan kanannya berusaha meraih penisku yang masih berada di dalam celana pendekku,
sedangkan tangan kirinya meremas pantat Marissa.
Setelah penisku keluar dari celana pendek..
kemudian Kinanti mengocok penisku yang dari tadi sudah mulai tegang.
Sesekali Kinanti menciumi dan menjilat pantatnya Marissa..
dan ini membuat Marissa semakin bernafsu.
Aku terus memainkan memek Marissa di mulutku.
"Ouuugghh.. oouugghh.. paaahhhhhh..!!”
Jerit Marissa panjang menandakan dia mendapatkan orgasme.
Marissa masih nampak sesak nafas setelah orgasme tadi..
sementara aku sudah menghentikan memainkan memek Marissa..
dan sekarang berganti mencium bibrnya Kinanti dengan bernafsu.
Kami terlbat pergumulan panjang. Kami saling memainkan lidah..
sementara tangan Kinanti masih asyik mengocok penisku yang sudah semakin tegang.
Tak lama kami menghentikan ciuman. Kemudian Kinanti berdiri dan menarik tangan kami.
"Pindah yuk..!" Ajak Kinanti. Akhirnya kami bertiga berjalan menuju ruang tengah.
Marissa berjalan dengan lepas.. karena dia baru mendapatkan orgasme pertamanya.
Kemudian Kinanti mendorongku ke sofa.. sementara dia melepaskan baju dan celananya.
Sehingga sekarang nampaklah tubuh mulus Kinanti yang hanya mengenakan celana dalam.
Dia lantas mendekatiku.. lalu kami saling berciuman dengan mesra dan bergairah.
Tak lama kemudian Marissa mendekati Kinanti dari arah belakang..
dia lantas berjongkok mendekati memek Kinanti yang masih asyik bermain denganku.
Aku dan Kinanti masih asyik berciuman..
sementara Marissa nampak sedang menjilati memek Kinanti dari balik celana dalamnya.
"Oouughhh.." lenguhan itu keluar dari mulut Kinanti.
Setelah itu ciumanku turun ke arah lehernya Kinanti dan kemudian terus ke kedua payudara Kinanti.
Kinanti nampak semakin bernafsu. Lenguhan demi lenguhan keluar dari mulutnya.
Sementara itu Marissa sekarang bergerak mennggalkan celana dalamku dan kemudian melumat penisku.
Marissa memainkan penisku denga ganass..
Oouughh.. nikmatnya kurasakan..
Sementara itu aku masih terus melumat payudara Kinanti.
Namun tak lama, permainan terhenti karena terdengar dering handphoneku.
"Angkat aja dulu pa.. siapa tau dari kantor penting.." ujar Kinanti menyarankan.
Aku mengangguk dan sejenak Kinanti berdiri.. Marissa pun menghentikan permainan di penisku.
Aku bergerak dari sofa.. sementara Kinanti menarik Marissa..
"Sini sayang.." sambil melumat bibir Marissa.
Kini kedua istriku ini saling berciuman dengan ganasnya..
sementara itu aku ke kamar mengambil hapeku.
Sambil menerima telepon aku bergerak ke ruang tengah.. namun agak jauh dari Kinanti dan Marissa..
karena takut yang menelponku mendengar lenguhan istri-istriku.
Sambil menelpon aku perhatikan kedua mereka yang tengah asyik bergumul.
Kinanti nampak di bawah dan Marissa di atas.
Kedua bibir mereka saling berpaut..
sementara kedua tangan Kinanti asyik meremas bongkahan pantatnya Marissa.
Sebenarnya aku ngga konsen menerima telepon dan menjawab seadanya saja.
Setelah hampir 5 menit menelpon, aku lihat Kinanti dan Marissa dalam posisi 69.
Kinanti berada di bawah dan Marissa di atas. Mereka saling menjilat dan memainkan memek.
Ughhh.. sungguh pemandangan yang menakjubkan.
Aku tidak pernah membayangkan terlibat permainan seks seperti ini..
karena sebelumnya permainan sepertinya hanya aku liat di bokep.
Tapi ini yang buat aku semakin bernafsu.
Melihat mereka berdua saling memuaskan hasratku kembali naik.
Setelah menutup telepon, aku mendekati mereka. Lebih 7 menit mereka berdua bermain.
Aku biarkan mereka terus bermain.. sementara aku mengusap-usap kepala Marissa.
Tak lama kedua mereka orgasme di saat yang hampir bersamaan..
"Oouughhh.."
Akhirnya Marissa mendapatkan orgasme keduanya dan Kinanti yang pertama.
Aku liat mereka masih dalam keadaan lemas dalam posisi yang sama..
sementara aku duduk di samping kakinya Kinanti.
Tak lama Marissa bangkit begitu juga Kinanti dan aku menggeser duduk ku bersandar.
Kemudian Kinanti dan Marissa serentak menghampiri dan kemudian mendekati penisku.
Tanpa diperintah lagi.. kedua istriku ini melumat penisku secara bergantian.
Ooouugghhh.. betapa nikmatnya permainan mulut mereka berdua.
Aku begitu menikmati permainan ini.
Setelah lebih 5 menit.. Kinanti bangkit dan menarik Marissa juga.
Kemudian mereka berjalan ke sisi sebelahku dan kemudian mereka berdua menunggging.
"Ayo pah.. kami udah siap. Mau yang mana duluan terserah deh.." kata Kinanti.
Kemudian Kinanti melumat bibir Marissa yang juga dalam posisi doggie di sebelahnya.
Tak lama aku bangkit. Tanpa menunggu lama..
aku arahkan penis terlebih dahulu menuju memeknya Kinanti..
yang saat itu tengah asyik bergumul dengan Marissa.
Slebb..! Jlebb..!! "Ooouugghhh..!!"
Terdengar sentakan Kinanti saat penisku menancap di memeknya.
Kemudian perlahan aku mainkan penisku dan ku naikkan irama permainanku.
Clebb.. crebb.. crebb.. crebb.. crebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb..
Bersamaan itu aku juga menggesekkan jari kiriku ke memek Marissa yang dalam posisi sama.
Aku terus menaikkan irama permainan penisku. Begitu juga kocokan jariku di memek Marissa.
Nampak kedua istriku ini melenguh. Tidak butuh lama.. Marissa mendapatkan orgasme..
dan kemudian aku berkonsentrasi menggenjot penisku di memeknya Kinanti.
Semakin lama semakin cepat dan tak lama Kinanti melenguh panjang tanda dia orgasme.
Aku biarkan sejenak penisku di dalam memek Kinanti..
Hingga aku rasakan dinding vagina Kinanti mencengkremkan penisku.
Plopp..!! Aku mencabut penisku.. untuk selanjutnya sekarang giliran Marissa.
Slebbb..!! Perlahan aku masukkan penisku dan.. bleessskk..!!
"Nghhhh.. HHHHH.." Marissa mendesah nikmat.. menerima coblosan penisku.
Semua batang penisku ambles dalam memeknya Marissa.
Oouughh.. nikmatnya..
aku biarkan sejenak dan setelah itu aku memulai genjotan penisku di memek Marissa.
Sementara aku menggenjot Marissa.. jariku aku mainkan di memeknya Kinanti..
persis seperti saat aku menggenjot Kinanti.
Semakin lama genjotan penisku di memek Marissa..
kocokan jariku di memek Kinanti semakin kupercepat.
Kedua istriku ini melenguh namun nampaknya Kinanti kembali mendapati orgasme..
"Oouuuggghh.. paaaa..!!” Teriak Kinanti.
Setelah Kinanti mendapati orgasme aku kemudian berkonsentrasi menggenjot Marissa.
Semakin lama irama perminan kupercepat.. clebb-clebb-clebb-crebb-crebb-crebb..
Sehingga tidak terasa aku mulai merasakan orgasme dan ternyata gitu juga dengan Marissa.
"Paaaahhh.. mama mau keluar pa, ayo pah.." kata Marissa.
"Papah juga mahh.. oouugghh.." sembari terus mempercepat genjotan irama permainanku.
Kinanti yang sudah duduk di samping berkata..
"Pah.. keluarin di dalam memek Marissa aja.. biar dia ngerasiin nikmatnya semburan mani papa.."
Aku hanya mengangguk.. hingga akhirnya aku dan Marissa sama-sama mendapatkan orgasme..
Ccrrroootttt.. cccrroooottt.. kusemburkan spermaku di dalam rahim Marissa.
Entah berapa banyak semburan dalam memeknya.. sehingga Marissa terkejut..
Dan .. "Aouuuugghhh nikmatnya paaaahhh..!!”
Marissa mendapatkan orgasme sembari merasakan semprotan deras air maniku di dalam memeknya.
Aku biarkan beberapa saat batang penisku di dalam memek Marissa..
Hingga akhirnya aku cabut dan aku duduk terkulai di tengah-tengah di antara kedua istriku.
Kupeluk mereka berdua dan mengecup kening keduanya dengan mesra.
----oOo----
Begitulah salahsatu cerita seks kami.
Hampir tiap hari kami melakukan hubungan seks bertiga.
Di saat salahsatu dari mereka ’sedang berhalangan’ yang lain yang akan memuaskanku..
Sedangkan yang berhalangan itu tetap memberikan kepuasan walau sekedar oral.
Hari-hari yang indah bersama dengan kedua istriku. Aku menyadari kami punya nafsu seks yang besar.
Oleh karena itu.. terkadang di saat aku lelah karena bekerja.. aku membiarkan Kinanti dan Marissa bermain seks berdua..
Toh keduanya istriku.. dan tidak ada pria lain di antara mereka.
Aku bahkan membelikan mereka dildo dan strap on yang bisa mereka gunakan berdua saat berhubungan..
Entah di saat aku tidak bisa melayani.. atau di saat aku sedang keluar kota untuk urusan kerjaan.
E N D (. ) ( .)
----------------------------------------------oOo------------------------------------------
Untuk kesempatan kali ini sekian dulu.
Semoga para agan dan aganwati ngecrot deh.. jangan lupa koment ya..!!
Salammm..
-----------------------------------------------------------------------------------------------
END OF CERITA 158..
SAMPAI JUMPA DI LAIN CERITA.. ADIOS..!!