Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Keterusan

KETERUSAN
Part 04 - Hanya Alasan


Sepulang dari tempat tinggal Tria, suasana hatiku benar-benar makin tak karu-karuan. Penat, suntuk dan tak tahu harus berbuat apa. Terlebih ketika setelah menyimpan nomor telephone Fadil, dan mengamati photo profilnya, makin membuat emosiku makin tak karuan.

Di photo profil Fadil memang tak terlihat wajah sama sekali. Disitu ia berpose sedang memeluk erat sesosok wanita berbikini seksi dari arah belakang. Saking eratnya pelukan Fadil, payudara wanita itu terlihat begitu besar membusung karena terhimpit oleh kedua lengannya.

Awalnya aku tak sadar, akan wanita seksi dalam pelukan Fadil itu. Bahkan sekilas, aku merasa iri dengan Fadil. Namun ketika aku perhatikan ukuran payudara dan anting di pusar wanita tersebut, sepertinya aku tahu, siapa sosok berbikini mini itu.

Itu adalah Mela.
Yah, meskipun ada jutaan wanita yang berpayudara besar dan beranting dipusar, akan tetapi, aku yakin benar jika wanita dalam pelukan Fadil itu adalah istriku. Satu-satunya ciri yang bisa langsung aku kenali, adalah dari tahi lalat di payudara kirinya. Tahi lalat itu, sebenarnya tak terlihat karena ada di dekat putting payudara. Namun, karena Mela mengenakan bikini mini, tahi lalat miliknya itu jadi terlihat jelas.

ANJIMMMM
Aku tak terima. Aku benar-benar murka. Ingin rasanya, terbang langsung ke pulau Dewata, sekedar memberikan bogem mentah kepada mantan istriku. Namun, aku tak tahu, itu bukanlah sebuah tindakan cerdas. Aku tak punya bukti sama sekali. Aku tak tahu, mereka disana selingkuh atau tidak. Dan lagi, ada sebuah kegilaan lain ketika melihat photo Fadil. Entah kenapa, batang penisku tiba-tiba menghangat dan menggeliat.

KAMPRETTTT
Sepertinya aku mulai terlena dengan imajinasi mesumku. Apalagi ketika membaca salah satu status profil yang Fadil tulis “Kutunggu JANDAamu… Apem Gemuk-ku…”. Membuatku ingin menghajar lelaki sialan itu habis-habisan.

Satu-satunya hal yang dapat kulakukan adalah meminta sohib kantorku yang ahli di bidang IT, untuk melacak keberadaan Fadil dengan menggunakan keahliannya. Plus, aku juga minta tolong lacak posisi Mela dari nomor handphonenya

“Mereka ada di Hotel Nusa..” Jelas sohibku setelah berhasil melacak keberadaan Fadil.

BAJINGAN
Posisi mereka ada dihotel yang sama.

TRING..TRING..
“Mas, maap. Aku belom dibolehin Mila balik. Aku diajak mereka nemenin bulan madu ke pulau sebelah. Disana nanti sepertinya bakalan susah sinyal. Jadi Mas kemungkinan bakalan susah ngehubungin aku. Tapi begitu dapet sinyal, nanti pasti aku kabarin ya..”

“Aku sayang banget ama kamu….”

Dua pesan text, masuk ke dalam hapeku.

DASAR WANITA JALANG
Alasan apa pula ini?


***

# DEAR DIARY
116. Kontol Dermawan


Sepulang sekolah, aku sengaja tak langsung berganti pakaian. Hanya melepas seragam putih abu-abu dari tubuhku dan membiarkan tubuh sintalku terbungkus bra dan celana dalam saja. Hampir sepanjang hari, aku hanya rebahan di lembutnya kasur sambil membaca majalah remaja wanita sambil tiduran.

Berkali-kali, suara pesan di hape mungilku berbunyi. Sekedar memberitahukan jika ada banyak SMS masuk.
Kurunut beberapa pesan yang masuk. Dan sekilas, kubaca salah satu pesan-pesan itu.

“Keluar lagi yuk…” Ucap pesan singkat dari Luki. Pacar terakhirku yang seminggu kemarin baru saja mendapatkan seks oral ditepi pantai dari bibir mungilku. Ah. Sebuah SMS standart. Ga spesial

Karena sedang malas kemana-mana, kujawab saja semua SMS ajakan Luki dengan berbagai kalimat penolakan halus. Dan anehnya, semakin kutolak, semakin gigih pula Luki mengajak. Bahkan tak cukup dengan ajakan. Luki pun mulai menawarkan berbagai macam hal menarik padaku. Mulai dari bantuan mengerjakan PR, tawaran snack dan cemilan ketika nanti datang kerumah, hingga ajakan makan ke restoran ternama, ia coba berikan kepadaku.

Sebel sih sebenarnya. Mentang-mentang Luki adalah anak pengusaha kaya dikotaku, bukan berarti ia bisa dengan mudahnya meminta banyak hal kepadaku. Hingga pada akhirnya, aku sengaja tak membalas beberapa SMS terakhirnya.

TRING… TRING… TRING…
Tiga SMS langsung masuk. Mencoba mengorek balasan jawaban dariku. Tapi tetap saja, aku tak balas sama sema sekali.

TRING… TRING… TRING…
Lagi-lagi, SMS Luki masuk ke handphone. Dan tetap, aku tak menggubrisnya. Hingga tak beberapa lama kemudian. Panggilan telephone masuk, terdengar nyaring di telingaku.

KRRRRIIIINNGGG…. KRRRRIIIINNGGG…. KRRRRIIIINNGGG…. KRRRRIIIINNGGG…. KRRRRIIIINNGGG….
Satu kali panggilan. Aku hanya melihat saja

KRRRRIIIINNGGG…. KRRRRIIIINNGGG…. KRRRRIIIINNGGG…. KRRRRIIIINNGGG…. KRRRRIIIINNGGG….
Dua kali panggilan. Tetap tak kuhiraukan

KRRRRIIIINNGGG…. KRRRRIIIINNGGG…. KRRRRIIIINNGGG…. KRRRRIIIINNGGG…. KRRRRIIIINNGGG….
Tiga kali panggilan. Semakin sebal. Setidaksabaran itukah Luki ingin bertemu denganku.

“Hallo…?” Kuangkat panggilan telephone Luki dengan nada malas.
“Mela…? Kamu kok ga jawab-jawab SMS aku…?” Tanya Luki menyerocos. Menanyakan sebab kenapa aku slow respon.

Huh. Dari cara bicaranya, aku benar-benar yakin, jika Luki bukanlah cowok yang cocok untuk dijadikan pacar untuk jangka waktu yang lama. Ia adalah type anak orang kaya yang tak bisa mengerti orang lain. Ia menganggap semua bisa diselesaikan dengan uang.

“Hape aku baru aja rusak. Speakernya mati, aku ga bisa denger kalo ada telephone atau SMS masuk. Keypadnya juga udah error, dan baterenya ngedrop. Minggu depan aja ya. Aku takut orangtua-ku nyari kalo hape aku ga bisa dihubungin…”

“Yaudah. Nanti aku beliin hape baru. Terserah mau beli yang harga berapa. Bebas. Kasih tau aku aja…”
Sebuah ucapan yang terdengar begitu syahdu ditelingaku. Membuat bibir manyunku, seketika tertarik kesamping. Dan menampakkan senyum lebarku.

Segera saja, aku iyakan ajakan pacar baruku untuk pergi malam itu. Kututup panggilan telephone Luki, kemudian mencari-cari model handphone terbaru di artikel elektronik pada majalah yang ada dihadapanku. Kubolak-balik, 3 lembar artikel majalah itu, sembari menimang-nimang, mana handphone yang paling canggih saat itu.

Setelah itu, kuketik SMS ke Luki berisikan merk serta model handphone yang aku inginkan. Terserah, ia mau menganggapku cewe matre atau gimana-gimana. Toh, ini juga sebagai pembuktian, sejauh apa keseriusan Luki pada diriku.

TRING…
“Pake baju yang SEKSI ya Sayang. Senengin aku malam ini…” Tak ada jawaban approval atas apa yang aku minta di SMS barusan. Hanya sebuah permintaan mesum ketika menutup percakapanku siang itu.

- - - - - - -

TOK TOK TOK TOK TOK TOK TOK TOK TOK
Tiba-tiba aku mendengar ada suara ketukan panjang di pintu rumahku. Kulihat jam didinding kamar sambil mengingat-ingat, apakah aku punya janji dengan orang lain. Karena jam segini kedua orangtuaku masih belom pulang kerumah.

Dengan tubuh supermalas dan hanya mengenakan pakaian dalam, aku pun beranjak dari rebahanku. Kusambar handuk digantungan pintu kemudian melilitkan ke tubuhku. Setelah itu aku menuju ke arah tuang tamu. Sekedar mencari tahu, siapa tamu tak sabaran yang tak diundang ini.

“Hallo Cantik….”
Saat membuka pintu rumah, betapa terkejutnya aku ketika melihat Luki datang dengan senyum begitu lebar. Kulihat, di tangan Luki ada sebuah tas kain yang bertuliskan nama toko celuler berwarna merah menyala. Plus, sekuntum bunga mawar berwarna pink, dan sekotak coklat.

Ternyata, Luki datang lebih awal. Atau lebih tepatnya, ia tak tahan menunggu beberapa jam lagi untuk bertemu denganku. Jelas saja, aku terkejut. Meskipun wajah gembiraku juga tak dapat aku sembunyikan ketika melihat buah tangan yang ada ditangan pacar baruku itu.

“Kok kamu jam segini udah dateng aja sih…? Aku khan masih belom siap-siap. Malahan, aku belom mandi…” Ucapku basa-basi sambil mengintip-intip kotak hitam dalam tas kain itu.
“Ga mandi aja kamu dah cantik, Sayang...” Gombal Luki dengan mata yang berkali-kali turun ke gundukan payudara dan paha mulusku yang hanya tertutup handuk kecil. Setelah itu, ia menyodorkan semua barang bawaannya kepadaku. “Aku udah kangen… Ga tahan kalo nunggu sampe malem…”

Mendengar ucapan Luki, aku benar-benar paham dengan kemauannya. Iya, dari nada bicaranya, ia sudah begitu sange. Karena setelah itu, ia mendorongku mundur, dan menutup pintu depan rumahku.

Namun, bukan Melati namanya jika nggak bisa membuat cowok makin belingsatan karenaku. Melihat tingkahnya barusan, aku sengaja menahan diri. Aku menahan pintu rumahku, dan tetap membukanya lebar-lebar dengan alasan aku tak boleh menerima tamu ketika orangtuaku sedang tak ada dirumah.

Melihat penolakanku, Luki terlihat kecewa. Ia kemudian menatap ke kantung bawaan yang sudah berpindah ke tanganku dengan wajah kesal. Seolah merasa rugi karena pengorbanan materi yang cukup mahal itu, sama sekali tak aku hiraukan.

Menatap wajah Luki yang sayu, membuatku sedikit iba.
“Parkir mobilmu ke supermaket di ujung gang… Setelah itu, kesini lagi aja. Gak enak kalo tetangga melihat ada tamu datang kerumah dan pintu rumahku ketutup. Nanti sepatu kamu masukin aja kedalam. Aku mandi dulu ya…” Sebuah kalimat sakti andalanku yang bisa membuat wajah murung lelaki mana saja langsung berubah menjadi semangat.

Tanpa menunggu lama, Luki segera menuruti arahan petunjukku. Ia buru-buru keluar rumah dan pergi bersama mobilnya. Dan tak sampai 3 menit, ia sudah kembali kerumah dan menarikku duduk di sofa ruang tamu.

“Gausah mandi…” Ucap Luki dengan nafsu yang sepertinya sudah meledak-ledak. Dengan tak sabaran, Luki merebahkan tubuhku supaya telentang di atas sofa. Langsung dilumatnya bibirku dengan penuh gairah. Lidah kami saling melilit, bibir kami saling lumat, dan saling menghisap liur yang seketika membanjir di rongga mulut.

Mendapat perlakuan dadakan seperti itu, nafsu birahiku meninggi. Memekku langsung terasa lembab dan berdenyut tanda minta perhatian. Ciuman Luki perlahan mulai bergerak kesamping. Dari bibir bergeser ke belakang telingaku. Sepertinya, Ia tahu jika itu adalah salah satu titik sensitif yang bisa membuatku menggelinjang hebat.

Tak lama kemudian, lidah Luki meluncur turun ke leherku. Menggigit-gigit kecil kulit tipis dibawah daguku, sambil mulai menggerayangi payudaraku.

BREETT
Dengan tak sabaran, ia hentakkan simpul handuk mungilku, menariknya lepas dan melemparnya ke sudut ruang tamu. Setelah itu, ia menaikkan mangkok BEHAku keatas, membuat kedua payudara empukku terloncat bebas seolah terlepas dari kurungannya, dan

HAAAPP
Satu terkaman mulut Luki, langsgung mendarat di putting mungilku, lalu.

CLEEEPPP
Tanpa meminta ijin dariku, jemari Luki tiba-tiba menyelinap kebalik CD-ku dan menari-nari di lubang kenikmatanku.

“OOOOHHHHHHH…” Aku benar-benar terlena dengan perlakuan spontan Luki. Tubuhku seketika menggelinjang dan bergetar dengan hebat seiring dengan gesekan jemarinya pada kacang klitorisku. Luki benar-benar mahir membuatku melayang-layang karena keenakan.

“Aku buka kancutnya ya…?” Ucap Luki yang tiba-tiba berusaha menarik lepas CD-ku.

“Jangan!” Jawabku SPONTAN sambil menahan tarikan celana dalamku. Meskipun nafsuku sudah begitu tinggi, aku sadar untuk menjaga daerah vagina, terutama lubang kemaluanku dari ‘jarahan’ lelaki yang baru aku kenal. Selain itu, aku juga khawatir jika nanti ada yang masuk secara tiba-tiba.

Mesti mendapat penolakan dariku, Luki tak protes sama sekali. Bahkan, tiba-tiba, ia langsung berdiri dan menurunkan celana beserta kolornya hingga terlepas semua dari tubuhnya.

TUUIINNNGGG
ASTAGAAAA… Mataku kembali terbelalak melihat batang kontolnya yang besar dan panjang. Batangnya sudah begitu keras dan berkedut didepan mataku.

Setelah itu, Luki memutar tubuhku hingga separuh pantatku ada dipinggiran sofa. Ia dekap kedua paha atasku dan menempelkan ke perutnya. Lalu, dengan penuh percaya diri, pacar baruku itu menepuk-tepukkan batang penisnya yang besar itu ke belahan vaginaku yang masih tertutup CD. Lalu dengan gerakan cepat, Luki merebahkan tubuhnya diatas tubuhku, dan menggesek-gesekkan kontolnya yang seperti tongkat kayu itu tepat di belahan memekku.

OOOOHHHH…
Dari gerakan gesekannya, aku bisa menyimpulkan jika Luki mahir dalam memberikan kenikmatan pada wanita. Karena hanya dari gerakan maju-mundur tanpa penetrasi itu, sudah mampu membuat memekku berasa gatal sekali.

PLAK PLAK PLAK PLAK
Suara hentakan paha dalamku dengan perut Luki.
PLAK PLAK PLAK PLAK

OOOOHHHH…
Entah mendapat keberanian darimana, ditengah gesekan kontol Luki pada belahan celana dalamku, tiba-tiba aku berkata, “Masukin batang kontolmu ke dalam kancutku…”

KLIK
Seolah otak Luki mengerti dengan permintaanku, pacarku kemudian mendorong pahaku kedepan hingga lututku berada tepat didekat pundak. Membuat belahan vaginaku menegadah dan makin terekspos olehnya. Setelah itu, ia menyibakkan celah kiri CDku kesamping dan menyelipkan batang kontol besarnya.

SLEEEEPP
HOOOOAAAAHHHH…

Gesekan kontol dan belahan memekku makin berasa. Terlebih ketika kacang itilku tergesek oleh urat-urat yang bertonjolan di sekujur kontol Luki, membuat urat syaraf nikmatku merespon candu gelijang yang luar biasa ke otakku. Walhasil, dalam beberapa menit kemudian, tubuhku bergetar.

CROOOT CROOOT CROOOTTT.
Bagaikan bendungan air yang jebol karena tak mampu menahan air yang meluap-luap, seluruh cairan kenikmatanku menyembur dengan derasnya. Memekku berkedut-kedut dengan hebat dan otot-ototnya mengejang dahsyat.

SEEERRR SEEERRR SEEERRR
CD-ku basah karena menahan semburan cairan kenikmatanku yang tak henti-hentinya menyembur deras. Bahkan saking derasnya, sofa dan lantai ruang tamuku jadi licin karena rembesan dan lelehan lendir kenikmatanku.

Tiba-tiba, tubuhku lemas ldan unglai. Nafasku menderu dengan dada yang naik turun karena mencoba meredakan kenikmatan yang baru kurasakan. Putingku masih mengeras dan terasa begitu geli ketika Luki pilin-pilin gemas.

SREEETTT
Batang penis Luki tiba-tiba ia tarik dan digerakkannya maju. Menyeruak ketengah belahan memek licinku. Mataku yang semula sayu karena masih mencoba merasakan sisa-sisa orgasme mendadak membeliak. Kaget dengan ulah Luki yang mencoba menerobos gawang pertahanan memekku dengan kepala kontolnya yang masih begitu keras.

“JANGAN dimasukin… Aku masih perawan…” Lagi-lagi mulutku mengucap secara SPONTAN sambil sedikit menahan laju pinggangnya ketika merangsek maju.

HEEEGGHHH
Aku berteriak tertahan merasakan dorongan kepala kontol Luki. Sakit, ngilu, sekaligus penasaran karena ada sedikit rasa nikmat ketika secara perlahan, kepala kemaluan pacarku itu masuk sedikit demi sedikit.

“JANGAN SAYANG.. Please… Aku masih perawan…” Ucapku lagi sambil sedikit menitikkan airmata. Meskipun rasa geli akibat sodokan kontol Luki itu terasa begitu nikmat, akan tetapi, lagi-lagi aku tersadar. Jika ini bukan waktu yang tepat untuk menyerahkan keperawananku untuknya.

“Iya Iya… Aku nggak perawanin kamu sekarang kok… GADIS PERAWAN YANG MAHAL… Hahahaha…” Jawab Luki yang melihat ketidak-relaanku, sambil tertawa lebar. Seperti sedikit menyindir mengenai ‘kado mahal’ yang baru ia tebus demi mendapat kenikmatan dariku.

Aku tahu, jika semisal Luki perhitungan, nominal yang baru saja ia berikan padaku barusan, kurang lebih setara dengan meniduri pelacur kelas atas yang bisa memuaskan kontolnya dengan memek.

Tak ingin membuatnya merasa kecewa, langsung saja kuraih batang kontolnya. Kuelus dan kukocok naik turun di sepanjang kontol besarnya sejenak, sebelum akhirnya kumasukkan ke dalam mulutku.

HAPPP
SLUURRPP SLUURRPP

Entah kenapa, aku selalu suka mempermainkan kontol berukuran besar. Bukan berarti kontol kecil kurang nikmat, akan tetapi aku merasa begitu tertantang jika berhasil menundukkan kelamin laki-laki yang berukuran diatas rata-rata.

Aku suka ketika melihat raut wajah dari pemilik kontol-kontol itu terpuaskan olehku. Aku suka ketika helm kontol menyentuh tenggorokanku. Aku suka ketika batang besar itu memenuhi rongga mulutku. Dan aku suka, jika mereka semua, membuang pejuh dimulutku. Semakin aku tersiksa oleh kontol besar itu, semakin bangga aku dibuatnya.

Dengan semangat, aku kocok terus batang kontol Luki sambil tak hento-hentinya menyedot lubang kencingnya. Kuhisap, kujilat, dan kulahap kepala kemaluan pacar baruku tanpa ampun. Sesekali, kulahap juga biji pelernya, dan kugigit pelan dengan bibirku.

CLOK CLOK CLOK CLOK
Suara kocokan tanganku pada kontol besar Luki. Kuhisap, kukocok, kusedot, kuremas, kupelintir, kutarik. Begitu saja terus, sampai tiba-tiba tubuh Luki menegang. Otot tubuhnya mengeras. Ia melenguh. Mencengkeram belakang kepalaku dan menyodokkan hampir seluruh batang kejantanannya ke masuk dalam mulutku. Menembus kerongkongan dan memperkosa batang leherku.

Hingga sekejap mata kemudian…
CROT CROT CROOCROOO CROOT CROOOTTT

Jutaan benih subur Luki meledak dalam mulutku. Saking dalamnya ia menyodok mulutku dengan batang kontolnya, membuatku hampir tak dapat merasakan rasa pejuhnya yang begitu kental. Karena semua cairan kenikmatan kontolnya, langsung masuk ketenggorokan dan membasahi lambungku.

Satu-satunya pejuh yang bisa kurasakan, hanyalah pejuh yang tersembur di akhir kedut batang kontolnya. Itupun mungkin hanya beberapa tetes saja.

“Makasih Melati-ku…” Ucap Luki dengan nafas hampir putus, “Mulutmu begitu enak…” Sambungnya lagi sedikit memuji.
“Kontolmu juga enak… Apalagi pejuhmu… Gurih….”
“Enak tapi kalo ga dapet memek ya percuma…” Sindirnya lagi.
“Hihihihi… Sabar ya Sayang… Suatu saat… Aku bakal kasih kok… Kenikmatan memekku ini buatmu…”

Akhirnya, sore itu aku dan Luki memutuskan untuk tak kemana-mana. Kami lebih memilih untuk mengesplorasi kenikmatan masing-masing kelamin hingga malam tiba. Bahkan ketika kedua orang tua kami pulang, Luki memutuskan untuk sembunyi dikamar dan menginap hingga esok pagi.

Tentunya, sembari terus bermesum-mesum ria. Hingga entah berapa kali kontol Luki menyemburkan pejuhnya. Yang jelas, hingga pagi, kontol itu terus ejakulasi sampai tak keluar setetes pejuhpun.


***

“Kampret… Kenapa ini kerjaan ga selesai-selesai sih…?” Umpatku dalam hati, ketika melihat tumpukan dokumen yang harus aku periksa dan tandatangani.

Kutatap jam yang ada di sudut layar komputerku. “Jam 09.45..” Lalu ku klik dua kali tulisan jam itu, guna mencari tahu, tanggal berapakah sekarang. “Rabu, 09 Juni…”
Sabtu, Minggu, Senin, Selasa, Rabu. Itu artinya Melati sudah menghabiskan waktu sekitar 5 hari di pulau Dewata.

ANJINMMMM.
“Ngapain aja ya mereka disana…?” Tanya otak gilaku sedikit menebak-nebak, “Ketemu mantan, jauh dari suami, liburan ke villa dipantai. Ga banyak orang, hanya ada ketenangan, makanan melimpah, dan minuman mewah…”
“Pasti Melati dan Fadil ngentot habis-habisan… Iya… Pasti mereka saling memadukasih, seperti masa-masa ketika pacaran kemaren…”
“AAARRRGGHHH… NGENTOOTT!!!”

“Mela Ngentotin Fadil… Fadil ngentotin Mela…”

Aku tak bisa berpikir jernih. Bahkan, aku sedikit terobsesi dengan pemikiran mesumku. Di pikiranku, ketika melihat postingan status istriku dan status mantannya, tiba-tiba aku tak lagi mengenal Mela. Terlebih dengan susahnya istriku ketika dihubungi, tak ada lagi sisa-sisa pikiran baik yang melekat pada dirinya.

Bagiku, tak ada lagi, sosok gadis baik-baik pada diri Mela. Meskipun seringkali ketika kami bercinta, Mela sering mengucap dan teriak kata-kata nakal, akan tetapi aku pikir, itu hanyalah spontanitas imajinasinya saja. Bukan wanita tukang nakal dalam arti sesungguhnya.

Kulihat lagi handphoneku. Kubuka akun sosial media Mela. Namun, tak ada apapun disana. Sepertinya istriku menyembunyikan postingannya dariku. Satu-satunya postingan yang bisa aku temukan hanyalah sebuah video dengan kalimat yang membuat emosiku meluap-luap.

Disitu istriku memposting rekaman video makan malam ditepi pantai. Video itu sepertinya diambil oleh sosok yang duduk didepannya. Pekaian yang Mela kenakan begitu seksi, membuat mataku langsung melotot ketika melihat penampilannya yang begitu terbuka.

Sebuah dress bertali bahu tipis, mirip lingerie, yang menurutku terlalu seksi, untuk dijadikan pakaian keluar ruangan. Karena selain bahannya yang menerawang, dress itu juga tak mampu menutup bulatan payudaranya yang besar. Bahkan sesekali, aku bisa jelas melihat, aerola putting Mela yang terkadang nongol. Mengintip dari sela-sela dress yang ia kenakan.

BANGSATTT.
“Mela, kamu itu wanita yang sudah bersuami..!!. Tak sepantasnya kamu berpenampilan seperti itu ketika bersama orang lain..!” Umpatku dalam hati.

Aku panas. Bener-bener panas.
Namun, hal yang membuatku makin murka adalah ketika mendengar percakapa di video itu.
“Makan malem ini… Makan bareng pemilik Ular BOA…” Ucap Mela sambil tersenyum genit.
“Awas dipatok loh…” Balas suara seorang lelaki tanpa terlihat wajahnya samasekali.
“Uhhh. Mau dong…”
“Bener nih? Ntar hamil loh….”
“Kalo emang bisa hamil, anaknya nanti bakalan berbentuk manusia? Atau ular ya…?”
“Iiihhh. Jadi cewek ngegemesin banget sih…?” Sahut suara lelaki itu yang kemudian terlihat juluran tangannya ketika mengusap pipi, bibir, dan dagu Mela. “Awas ya… Ntar malem kamu aku bikin hamil beneran loh…”
“Weeeeekkk…” Tutup Mela sambil menjulurkan lidahnya.

BAJINGAAAANNN
Sebuah percakapan tabu yang seharusnya tak perlu dijadikan postingan. Mengingat Mela sudah berstatus seorang istri.

TENG TENG TENG TENG
Jam dinding berdentang 12 kali, tanda jika hari sudah siang.

OHHH SIAAAALLL.
Otakku kalut.
Semakin aku berpikir mengenai istriku, otakku semakin mendidih. Tak dapat sedikitpun menenangkan hatiku. Bahkan jika kuhitung-hitung, hampir 2 hari ini, aku tak bisa tidur.

TUUUUUTTTT… TUUUUUTTTT… TUUUUUTTTT…
Untuk kesekian kalinya, aku mencoba menelpon istriku. Namun tetap saja. Panggilanku sama sekali tak ia jawab. Hanya ada pesan suara, dari ujung sambungan.

“Ohh Melaaaa… Ada dimana sih kamu Sayang… Kenapa teleponku tak kamu angkat…?”


***

Kuterbangun dari tidur siangku karena suara siraman air shower di kamar mandi. Tak lama, kelualah Mela dari balik pintu kamar mandi. Dengan piyama kecil yang hanya ia ikat alakadarnya, Mela melangkah mendekat dan duduk disamping tempat tidurku. Sejenak, ia tersenyum sambil menggosok-gosok handuk kecil guna mengeringkan rambut panjangnya yang basah.

“Udah bangun Mas…?” Tanya Mela dengan senyum tipis. Memajukan tubuh atasnya kearahku, lalu mengecup kening dan mengusap pipiku.
“Kapan kamu sampai…?” Balasku tak menjawab pertanyaannya sambil melirik ke sekujur tubuhnya yang masih basah kuyup. Mengamati sebagian leher jenjangnya yang putih, dadanya yang bening, dan belahan payudara besarnya yang menggelantung manja.

Sadar akan tatapan mataku kearah tubuhnya, Mela sedikit mundur. Membetulkan piyamanya yang sempat terbuka. Wajahnya berubah datar, seolah ada yang ia sembunyikan dariku.

“A.. Aku bawain banyak cemilan buatmu Mas…” Ucap Mela dengan nada yang terlihat gugup, namun buru-buru membuat wajahnya sedikit teduh. , yang kemudian bangkit dari samping tempat tidurku dan melangkah keluar. Mengambil salah satu tas kopernya yang besar diruang tengah dan membawanya masuk kedalam kamar. Direbahkannya koper itu, dan membuka resletingnya. “Ini ada Pia kesukaanmu. Ini ada kacang kapri bawang. Ada bolu……”

“Kamu kemana aja? Susah banget sih aku hubungin” Tembakku memotong kalimatnya, masih dengan nada datar sekaligus penuh tanda tanya. “Dan kemarin, kamu gak ngabarin aku selama 2,5 hari…”
“Ya Tuhan. Khan aku udah kasih tau kamu Mas. Kalo Mila mendadak mengajak aku lanjut ke lokasi selanjutnya... Dia ngajak aku honeymoon ke…..”
“Jadi kamu ikutan honeymoon juga?” Sindirku. “Bareng siapa kamu kesana? Suami baru…? Heh..?”
“Astaga Sayang. Kok mikirnya gitu sih? Aku tuh disana bantu-bantu Mila, Sayang… Mila khan…”
“Jawab dulu!! Kamu disana ama siapa..?” Potongku lagi.

“.…” Mela tak menjawab. Ia hanya menatapku dengan pandangan bingung sekaligus kesal.
“Kamu ga mau jawab? Atau bingung nyebutin nama cowo yang bareng kamu selama weekend disana?” Tanyaku lagi.

“Kok gitu sih, Mas?”
“Iyalah. Lima hari ga ada kabar…”

“Disana ga ada sinyal, Mas”
“TAI KUCING…!!!” Umpatku penuh emosi, “Ga ada sinyal tapi bisa posting terus-terusan…”
“Posting apa, Mas?”

“KUTUNGGU JANDAMU!!”
“APEM GEMUK-KU..”
“DIHAMILIN ULAR BOA..”

“Apa-apaan coba kamu posting hal-hal mesum sepeprti itu?”
“Me..Mesum…?”
“AAAhhhh. Sudahlah..” Kuberanjak dari tempat tidurku, lalu melangkah keluar kamar.

- - - - -​

Malam itu, aku memutuskan tidur diluar kamar.
Mengakhiri malam tanpa percakapan samasekali.

Entah karena aku khawatir tak mampu menahan emosi.
Atau khawatir karena tak mampu menahan birahi.

Yang jelas, malam itu, aku melepaskan penat dihati, dengan 2x masturbasi di kamar mandi





Bersambung,
By Tolrat
 
Suhu, ijin gelar tiker
soklah

Nunggu update sambil ngopi
siaapp

Absennn dluu
satuduatiga

Menanti febby di eksekusi suhu baru bisa crot :tegang:
beda lapak sob. beda laapaaakk... hahaha

Absen pagi
udah malem mas

Memantau kembali...
pantau selalu

biar bales dendam aja plis
sabar yak

Pasang tenda, lanjut ngoocok
harus sampe crotcrotlah

Absen siang
udah lewat siangnya

Lanjutt hu
males ah.. ada yg ga seru di atas

Update oom
enaknya gimana ya

monitoring rutin
soklaahh

absen siang
terusin.... terusiiiinnnn....

Wah, asyik nih kemungkinan besar ada lanjutannya...
baru aja dong
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd