Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Ellena (Duel Story)

Versi yang lebih kamu sukai?


  • Total voters
    15
  • Poll closed .
Sudah dua yang muncul. Tunggu yang dua lagi, sebelum ane vote. Kripik nyusu l ya :hore:
 
Wah ada duel pars master...
Patut ditunggu...

Edit. Yah udh lewat masa posting
 
Elena, Elena
penari gurun pasir ternama
Elena, Elana
terpesona aku melihatnya
Elena, Elana
begitulah panggilan namanya
Semua yang melihat
takkan dapat melupakannya
:pantat:
 
Ellena mengikuti langkahku memasuki salah satu kamar tidur di kastil milik Sir Grayton tersebut. Aku menutup pintu kamar tepat setelah Ellena masuk dan seperti biasa, aku mulai memeluk kekasihku dari belakang sembari menciumi tengkuk Ellena yang masih tertutup tudung.

“Buka bajumu sayang,” Aku melepaskan pelukanku dan melepas jubahku, melemparkannya ke sebuah meja di sudut kamar tersebut. Aku kemudian menarik lepas bajuku, menampakkan tubuh bagian atasku.

Ellena melakukan hal serupa, tanpa diminta dua kali ia melepas tudung jubahnya. Rambutnya terurai hingga punggung, berikutnya, tanpa banyak bicara Ellena menanggalkan gaun, berikut pakaian dalamnya. Tampaknya Ellena sedikit risih bercinta di kamar yang berada didaerah musuf kaum Elf. Tidak seperti biasanya, kali ini sepertinya ia ingin melayaniku secepatnya dan keluar dari kastil Sir Grayton.

Hanya dalam hitungan detik kami telah telanjang bulat, Aku memandang tubuh telanjang Ellena dengan seksama. Meski telah berkali-kali melihat dan menggaulinya, tubuh Ellena selalu tampak indah dengan lekuk pinggang dan buah dada kencang membusung yang menambah keseksian tubuhnya. Aku melangkah mendekat, Ellena dapat melihat batang kejantananku telah berdiri tegak keras.

Dengan lembut aku melingkarkan tanganku ke pinggang Ellena dan mulai mengecup bibir sang peri. Ellena memejamkan mata, menikmati pagutan dan sapuan lidahku, telapak tanganku meremas bulatan bokongnya dengan keras namun lembut. Ciuman dan pelukan kami terjadi beberapa saat, gesekan puting payudaranya dan dada telanjangku menambah rangsangan dan kenikmatan percumbuan kami berdua.

Ciuman panas dalam posisi berdiri dan berpelukan tanpa busana itu baru terhenti saat aku melepaskan pagutan bibirku. Aku lalu duduk di tepi ranjang dan memberi isyarat pada Ellena untuk menghisap kemaluanku. Dengan patuh Ellena berlutut di antara selangkanganku, tangannya menggenggam penisku, mengurutnya perlahan, memberi ujung penisku sebuah kecupan. Berikutnya Ellena mengurut penisku itu tidak dengan tangannya melainkan menggunakan lidahnya. Menyapu rata dari ujung hingga pangkal batang kejantananku tersebut, hal itu diulanginya berkali-kali hingga akhirnya ia memandang ke kepala penisku dan mulai membuka mulutnya.

“Ouhh…” aku melenguh keras saat penisku mulai masuk ke dalam mulut Ellena. Ellena menelan masuk batang kejantananku itu dengan hati-hati. Bergerak pelan hingga seluruh batangku berhasil masuk. Ellena memejamkan mata mencoba menahan sodokan batangku di tenggorokannya. Dengan sengaja gadis peri itu mendiamkan penisku sebelum mulai menarik lepas dan mengatur nafas.

“Ouhh… sshh…” lagi-lagi aku tidak berusaha menahan lenguhanku sedikitpun. Terdengar keras dan cukup menggema saat Ellena memasukkan kembali penisku, walau kali ini tak sedalam sebelumnya. Ellena mulai menaik turunkan kepalanya, mengurut batang kejantananku itu dengan bibir seraya memijit kepala penis dengan lidah dalam mulutnya. Aku masih saja melenguh keras kala Ellena mempercepat gerakannya dan menambah hisapannya.

“Cukup,” Aku menahan kepala Ellena dan menarik keluar penisku dari mulut Ellena. Aku beranjak dari dudukku dan membantu Ellena kembali berdiri. Setelah kami kembali berdiri, Aku melangkah ke belakang Ellena dan mendorong punggung Ellena hingga kedua tangan Ellena menyentuh tepi ranjang. Ellena mendesis tertahan dengan tubuh yang sedikit bergetar saat ia merasakan kepala penisku menyentuh bibir kemaluannya. Ia pasti tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, gadis peri itu memejamkan matanya saat ia merasa kepala penisku mulai menekan masuk bibir liang nikmatnya.

“Aahh…” Ellena tidak bisa tidak mengerang saat tubuhnya dimasuki oleh batang kejantananku dari arah belakang. Aku memantapkan peganganganku ke lekuk pinggul Ellena dan mulai menggenjot tubuh telanjangnya dari belakang. Badan Ellena terdorong-dorong dan berayun mengikuti genjotanku yang makin lebih bertenaga dari biasanya. Karena mungkin inilah saat terakhir aku bisa menikmati tubuhnya. Buah dada Ellena terayun-ayun bebas. Setiap pompaan batang penisku membuatnya merintih-rintih merdu, apalagi genjotan demi genjotanku semakin bertenaga hingga membuat Ellena tak lagi mampu menahan erangannya.

“Ahh… ahh… pe..lan… oouhh…” diantara erangannya, Ellena meminta aku untuk memperlamban tempoku namun aku tak menghiraukannya. Aku terus saja asik menggenjot liang nikmat Ellena dengan penuh tenaga.

“Ahh… ahh… ahh…” erangan Ellena makin terdengar keras, menggema di seisi ruangan. Tubuh telanjangnya berayun makin kencang. Sekencang kenikmatanku yang kian memburuku.

Aku mendorong kuat penisku hingga Ellena tertelungkup di atas ranjang, dengan aku mencabut batangku, lalu membalik tubuh Ellena hingga terlentang dan kembali menikmati liang nikmat gadis peri itu.

“Ahh… Sa.. yanghh… Pe..lanhh… ahh..” Ellena masih saja meracau saat aku tidak mengurangi tenaga genjotanku meski kami telah berganti posisi missionaris.

“Hhh… hhh… enak kaan? Hh…” tanyaku tanpa mengendurkan genjotanku sama sekali.

“Nghh… iyyaahh…” jawab Ellena dengan tubuh yang terdorong-dorong.

Tempo genjotan penisku yang semakin bertambah kencang itu rupanya menjadi penghantar kenikmatan yang amat berbeda dari biasanya ke tubuh Ellena. Terbukti tidak lama kemudian tubuh Ellena mengejan hebat. Ellena tak lagi mengerang atau menjerit, kali ini gadis itu menjerit kencang, seolah menumpahkan orgasme kenikmatan yang tak dapat dibendungnya. Tubuhnya melengkung hebat, namun itu tak berlangsung lama karena aku tak juga mengendurkan tenagaku.

Ellena kini sudah benar-benar lemas tak berdaya, tubuhnya tak lagi dapat merespon genjotan penisku. Keringat membasahi sekujur tubuhnya, ia hanya mengerang lemah sembari memejamkan mata. Kenikmatan hebat yang baru saja kuberikan dalam beberapa detik tampaknya cukup untuk merenggut seluruh tenaganya.

“Oh! Yeahh!” Aku mendorong masuk seluruh penisku dalam satu hentakan keras. Badanku bergetar, batang kejantananku berkedut-kedut hebat dalam liang nikmatnya, diikuti semprotan-semprotan hangat dan kuatku menghantam sisi dalam kewanitaannya. Gadis peri itu menggelinjang setiap kali cairan hangatku menghantam dinding rahimnya. Usai menyemprotkan seluruh benihku, aku mencabut penisku dan duduk terengah-engah di samping Ellena yang terbaring lemas tak berdaya.

Ellena hanya bisa melirik lewat sudut matanya saat ia mendengar suara pintu kamar terbuka kemudian Sir Grayton dan empat prajurit kerajaan masuk ke dalam kamar. Tubuh Ellena masih terlalu lemas untuk bergerak, ia memandang ke arahku yang juga tengah menatap ke arahnya.

“Maaf sayang, aku nggak punya pilihan lain…”

Kata-kataku itu sontak mengejutkan Ellena.

“Jangh…” penolakan Ellena terpotong saat jari tengah Sir Grayton memaksa masuk begitu saja ke liang kewanitaannya. Tubuhnya masih terlalu lemas untuk menghindar kala Sir Grayton naik ke atas ranjang dan menyentuh tubuh telanjangnya. Kewanitaan Ellena masih basah akibat persetubuhannya denganku beberapa menit lalu, membuat jari Sir Grayton dengan mudah masuk dan bermain di dalamnya.

“Indahnya tubuh gadis kaum Elf memang sungguh luar biasa,” celoteh salah satu dari keempat prajurit kerajaan yang menyaksikan aksi Sir Grayton. Tiga prajurit lain menimpali dengan celoteh-celoteh mesum diantara gelak tawa mereka. Aku sudah mengenakan kembali pakaianku dan hanya memandangi Sir Grayton yang mulai merabai tubuh telanjang Ellena.

Ellena memalingkan wajahnya menghindari Sir Grayton yang hendak mencium bibirnya. Tubuh gadis peri itu meronta tak berdaya di bawah pelukan Sir Grayton. Berkali-kali ia berusaha menghindar hingga akhirnya Sir Grayton menyerah dan memilih mendaratkan ciumannya ke leher sang peri. Jari-jari tangan Sir Grayton yang lain kini sibuk meremas buah dada padat Ellena beberapa kali sebelum mulai memilin puting gadis peri itu. Menyebabkan nafas Ellena semakin memburu.

Aku menundukkan kepalaku, tak lagi melihat apa yang sedang dilakukan Sir Grayton pada tubuh telanjang Ellena. Kamar itu kini makin ramai dengan celoteh-celoteh yang diselingi tawa nakal dari para prajurit kerajaan. Aku memegangi bagian belakang kepalaku yang terasa pusing dengan tanganku, Tak bisa kusangkal aku menyesali apa yang kini terjadii.

Sir Grayton melepaskan tindihannya dari tubuh Ellena dan mulai melepaskan pakaiannya sendiri. Menyadari apa yang akan terjadi, Ellena mulai terisak, tidak ada jaminan keempat prajurit kerajaan yang saat ini menyaksikan perbuatan Sir Grayton tidak akan ikut menikmati tubuh peri-nya.


*******

Ini bukan karya ane. Ini adalah copas karya suhu @Enyas di cerpan cerbung #1 :Peace:

Ane hanya memodifikasi edit dengan mengganti sedikit background, ubah nama Dina menjadi Ellena dan menganti tokoh Ramzi menjadi sudut pandang POV “Aku”.

Sekedar pembuktian eksperimen bahwa untuk duel tantangan cepat. Jurus sedikit modifikasi edit seperti ini bisa dilakukan dengan mudah dan cepat.
:ampun::ampun::ampun:
 
Terakhir diubah:
Nice trick Om Ric :jempol:

Tapi setiap nafas baru yang kulahirkan selalu mengutamakan originalitas. Edit adalah pilihan ke sekian.
 
Bimabet
:tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan:

Thx om udah niad ngeditnya...
Ditunggu karya orinya
:tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd