Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dilema Sebuah Hati

Bimabet
PART XXXII



Riak baru di tepian sungai



Suara tertawa beberapa orang pria terdengar mengiringi sebuah percakapan ringan di teras rumah Yahya di siang hari ini. Acara ulang tahun Yahya memang digelar secara sederhana, mengundang beberapa orang dekat saja, dan berlangsung di kediamannya.

Taman belakangnya disulap jadi arena acara pesta sederhana. Dan sebagai tuan rumah, Yahya dan Fitri mondar mandir melayani teman dan sahabat bahkan saudara-saudara yang hadir, dan pastinya Aslan juga ikut hadir disitu, dia sedang berbincang dengan Anto, marinir adik kandung Yahya

Dan selain Aslan, primadona di pesta ini tentunya kehadiran Lingga Maharani. Wanita cantik yang menempel ketat dengan Aslan ini terlihat tidak ingin membiarkan Aslan lepas sedikit pun. Maklum, banyak gadis-gadis lain yang datang saudara dari pihak Fitri atau Yahya, jadi dia pun tetap pasang mata untuk kekasihnya ini.

“mantap sekali calonmu, ces….” ujar Anto ke Aslan.

Pangilan Cs atau ces memang akrab di telinga masyarakat Makasar pada umumnya untuk memanggil orang yang dirasa dekat.

Aslan hanya tertawa kecil sambil memandang ke arah Rani yang sedang mengobrol dengan ibu-ibu yang hadir disitu.

“pintar, anak pejabat, cantik…. banyak duitnya…. “

Aslan hanya tersenyum sambil menundukkan wajahnya

“alamarhumah sudah lama perginya…. meski kita cinta mati sama dia, tapi kita perlu lanjutkan hidup, Dek…..” bisiknya lagi

Tatapan Aslan mau tidak mau menyapu ke arah Rani yang sedang bersama Fitri dan ibu-ibu beberapa meter jaraknya dari dia, dan wanita itu pun dengan lincahnya ikut membantu menyiapkan santapan bagi para tamu

“sudah siap kayaknya ini….” ledek Fitri

“siap apa, Ka?”

“siap jadi mama…..”

Suara tertawa diantara ibu-ibu pun terdengar

“aslan, sudah dikasih kode nih…..” tukas Fitri ke arah Aslan

Teriakan Fitri membuat hadirin disitu semua tertawa

Selain mengundang kolega dekatnya, ada juga anak-anak kantor yang hadir. Semua rata-rata menyukai Rani memang. Selain cantik, wanita ini ramah dan sangat mudah bergaul dengan siapa pun, apalagi dengan background marketingnya, dia dengan cepat membaur. Ini yang dirasakan oleh anak-anak kantor juga, mereka bahkan senang jika Rani berkunjung ke kantor.

Namun ada satu pasang mata yang bisa membaca apa isi hati Aslan.

Yani yang sudah lama ikut dengan Aslan, dia tahu persis bagaimana pria ini saat menjalin hubungan dengan mendiang, dan dia pun bisa lihat bagaimana hubungan Aslan dengan Rani. Ada sebuah perbedaan besar yang dia tahu sangat berbeda dari cara Aslan memperlakukan Rani dengan mendiang.

Saat bersama Fia, tidak pernah lama Aslan lepas lama-lama matanya dengan mendiang. Dari awal mereka datang ke Kendari, hingga saat Fia dirawat, selalu perhatian Aslan tidak pernah hilang dari wanita ini.

Sedangkan dengan Rani, terlihat Aslan bagaikan biasa saja menjalaninya. Letupan emosi dan perhatiannya yang suka muncul dari wajahnya yang sering tanpa ekspresi itu tidak pernah hadir dalam memberi perhatian ke Rani, termasuk hari ini.

Dan Yani pun tahu, hubungan Aslan dengan anak-anaknya di Bekasi, akan sangat menentukan kemana arah Aslan dalam memutuskan. Dia pun sedikit banyak tahu akan kedekatan Adiba dengan Aslan. Dia pernah mengirimkan makanan dari Makasar ke Jakarta untuk Adiba saat disuruh oleh Aslan, dan sepertinya nomor telepon dia pun disave oleh Adiba, sehingga dia sering melihat update status whatsapp dari Adiba. Dan belakangan status Adiba bukan hanya terang-terangan lagi, tapi sudah terlihat sangat mencolok bagaimana dia menumpahkan perasaannya dia ke seseorang, yang diyakini oleh Yani adalah boss nya dia sendiri.

Aku nggak cemburu. Aku cuma nggak suka ada orang lain yang bikin kamu ketawa selain aku

Status whatsapp dari Adiba yang dilihatnya sambil menyematkan sebuah foto genggaman tangan dengan sorang pria, dan dia yakin tangan pria itu adalah tangan Aslan. Hal itu pula yang membuat Yani tidak ingin terlalu larut seperti kawan-kawan di kantornya yang begitu dekat dengan Rani, karena dia tahu akan datang masa dimana hari keputusan itu diambil dan pasti diantara mereka ada yang terluka.

Sementara itu Rani terlihat agak demonstratif memamerkan kemesraan nya dengan Aslan. Terlihat dia begitu senang saat memeluk Aslan dari belakang, sambil berbicara dengan beberapa orang tamu.

“kapan nih?” tanya salah seorang tamu yang hadir

“ ngga tahu nih…”

“kok ngga tahu….?”

Rani lalu mencolek pinggang Aslan

“ayang, ditanya tuh…..”

Aslan pura-pura tidak mendengar

“ditanya apa?”

Reaksi mereka tentu jadi bahan tertawaan banyak orang disitu

“udah, cocok itu sudah……”

“iya nunggu apa lagi…..”

Rani yang melihat reaksi Aslan malah tersenyum malu-malu, dia memeluk tubuh Aslan dari belakang. Wanita ini memang demonstratif jika sudah dengan Aslan. Dia tidak segan memamerkan kemesraan mereka berdua didepan orang-orang, termasuk di acara ulang tahun Yahya kali ini.



**********************

Saat orang-orang pada makan, Aslan nampak menepi sambil menelepon

“ Pulang jam berapa Yah?”

“belum tahu Mi….”

“rame yang datang?”

“lumayan…..”

“ayah sama siapa?”

“sama teman kantor…..”

“yang benar….?”

Aslan tertawa. Dia tahu tanpa dia bilang pun Rani pasti update di IG nya dia dan pasti Adiba baca dan lihat

“yah sudah……”

“maafin ayah yah…..”

“iya…..”

Lalu

“sore udah dirumah yah….”

“oke….”

“mami mau pacaran sama ayah selesai maghrib……”

Menelepon berjam jam mennjadi salah satu ritual indah bagi dua insan ini

“oke Mi”

“ngga pulang malam kan?”

“pulang malam juga dicari ama mami….”

Adiba tertawa

“ya sudah…. awas yah kalo mampir kemana mana….”

“iya ngga sayang….”

Pergerakan Aslan yang sedang menelepon tidak lepas dari pandangan Rani. Dia bukan tidak menyadari perubahan gaya dan sikap dari Aslan selama ini. Dia tahu meski dari awal Aslan cuek dengan dirinya, namun sikap dia belakangan ini agak berbeda dengan sebelum sebelumnya.

Meski sedikit gelisah dan bertanya tanya, namun Rani selalu berusaha positif thinking. Dia tahu Aslan bukan pria yang suka menebar pesona ke wanita lain. Namun dia sadar, kehadiran anak-anak atau keponakannya dia memang sedikit banyak merubah cara Aslan dalam bersikap. Dan dia pun dari awal menyadari akan potensi hadirnya ibu mereka dalam pusaran ini.

Adiba bukan wanita sembarangan. Meski statusnya janda, namun wanita itu memiliki penampilan dan gaya serta kualitas yang bukan sembarangan. Kesehariannya bahkan terlihat seperti wa nita single, tidak muncul raut mid age trap di wajahnya. Dia sellau tampil menawan, dan punya atribut sebagai wanita modern dan berpenampilan menarik dan tentu cantik.

Keunggulannya lagi ialah dia punya waktu yang lebih lama, keterkaitan yang lebih dalam, serta dia punya anak-anak yang bisa jadi akan membuat Aslan sedikit banyak punya waktu interaksi dengan ibu mereka, saat bersama dengan anak-anak itu.

Account instagramnya yang diprivate, nomor whatsapp nya juga yang tanpa foto, membuat dia kesulitan untuk mengakses apa yang jadi aktivitas wanita itu. Yang dia dengar sedang dekat dengan pengusaha. Namun, saat melihat dirinya yang ditolak oleh anaknya Arvind, apa iya pria lain yang datang ke ibunya juga tidak ditolak oleh anaknya??

Meski Rani tidak ingin emnduga duga, namun ettap saja dia mencuriga dengan apa yang terjadi selama ini.

Satu-satunya hiburan dan harapan terbesarnya ialah hubungannya yang sangat baik dengan Yahya dan Fitri yang sudah seperti abang dan kakak buat dirinya, serta penerimaan Mama Ulfa dan Linda yang sangat welcome untuknya. Ini yang membuat dia bahagia dan meyakini bahwa Aslan kelak akan memilih dirinya untuk mendampinginya kelak.



*******************

Fitri ini memang termasuk wanita yang dominan terhadap Yahya. dan dengan semakin majunya usaha Yahya, perannya pun semakin signifikan dalam semua alur usaha keluarga mereka.

Dia sangat menyukai alrmahumah Fia. Dia pun tahu dari cerita Fia, dari pamannya yang datang saat menikah, dan sedikit dari Aslan tentang bagaimana kerasnya keluarga mereka terhadap Aslan dan mendiang Fia selama ini.

Meski sudah berdamai, namun tetap saja Fitri menganggap itu sudah terlambat. Dia tahu bagaimana sekarang keluarga Fia saat ini memperlakukan Aslan sudah seperti anak mereka sendiri. Namun dengan kondisi Adiba yang menjanda, kekhawatiran Fitri juga ada alasannya. Dia merasa perlu juga mengingatkan Aslan terkait masalah ini.

“kalian kapan rencananya?”tanya dia saat mereka duduk di ruang keluarga dan terpisah dari para tamu

“udahlah Ma, itu urusan mereka….” potong Yahya

Fitri menengok dengan mimik agak judes ke suaminya

“aslan sudah seperti adik kita, Tetta….”Tetta adalah panggilan ayah bagi suku Bugis

Yahya hanya bisa diam melihat reaksi istrinya

Rani dan Aslan pun tersenyum menanggapinya

“sudah sukses semuanya…. usia pun sudah sangat cukup…..”

Aslan kembali hanya bisa menanggapinya dengan senyuman

“Kaka ini tidak mau turut campur…. tapi kan lihat kalian berdua sudah sangat siap…. orangtua pun sudah OK sepertinya semua…. “ matanya seperti sedang menyelidiki isi kepala Aslan dan Rani dengan tatapannya yang berganti gantian menatap kedua sosok ini

“ apa lagi yang ditunggu?”

Rani menghela nafasnya, dia melirik Aslan sesaat

“yah….. saya sih, terserah si abang aja………”

“tuh…. kamu nih yang ditunggu…..” desak Fitri ke Aslan

Aslan hanya tersenyum dan menunjukkan raut wajah serba salah

“ kok saya, Ka?”

“ itu Rani sudah siap…..”

Aslan hanya tersenyum sambil melirik ke Rani

“ yah nanti kita bahas Ka…..”

“harus……”

Fitri sambil membetulkan hijabnya yang agak turun.

“ajak Mama datang, ketemu dan main ke Maros…..”tandasnya lagi

“iya Ka…..”

“kalian sudah siap semua….. apalagi yang kurang?”

Aslan terdiam

“ kaka ama bang Yahya dulu nikah aja ngontrak….. kalian berdua semua masing-masing sudah punya rumah, malah mau nikah bingung mau tinggal dimana……” cerocos Fitri lagi

“ masa betah menduda sekian tahun?” ledek dia lagi

Asaln tersenyum

“jadi odol……” ledek Yahya yang sejak tadi konsen di ponselnya

Ucapannya Yahya jadi tawa kecil diantara mereka

“beda ama Tetta….. jauh dikit aja dari mama mulai nyari wi fi terdekat……” dumel Fitri lagi menyasar ke suaminya

“ngga lah……..” timpal Yahya

“jangan didengar yah De Ran…..” tepis nya lagi

“halah…. kayak baru setahun nikah aja aku sama kamu…….”

Aslan tersenyum dan tidak ingin menimpali.

“aslan ini, kalao masalah setia…. kakak kasih 4 jempol….. luar biasa…..”cetus Fitri

“iya sayang?” tanya Rani, sambil sedikit menyenggol badan Aslan yang duduk disampingnya

“apaan sih…..” agak malu wajah Aslan

Desakan dan saran dari Fitri memang membuat tekanan ke Aslan jadi semakin meninggi. Jika ini terjadi beberapa bulan yang lalu mungkin Aslan bisa dengan mudah menjawab dan menepis semua ini dengan santainya. Namun hari ini, Aslan sungguh sangat dilematis dengan semua yang terjadi sekarang, karena posisi hari ini sungguhlah diluar dugaan dari hari-hari sebelumnya.

Dia harus mulai bisa mengambil sikap, diantara harapan besar dari banyak orang disekelilingnya yang berharap kedua sejoli ini segera meresmikan ke jenjang yang lebih serius lagi terkait hubungan mereka berdua yang terlihat sudah sangat serius.

Namun hanya Aslan yang tahu rasanya dilema ini. Dia bagaikan digiring ke posisi yang sulit baginya untuk mengungkapkan apa yang harusnya dia ungkap. Kebaikan hati Rani, harapan Fitri dan Yahya yang sudah seperti kakaknya sendiri, belum lagi Mama yang sering secara tersirat bertanya keadaan Rani kepadanya, membuat dia berpikir berkali kali-kali untuk segera memutuskan apa yang harus dia pilih.

“yang…..”

“iya….”

“mau buah? Atau mau aku ambilin minum lagi?”

“ngga usah…. nanti aku ambil sendiri… “

Rani tersenyum

“ kenapa? Ngga mau aku ambilin?”

Aslan jadi serba salah

“boleh lah…. tapi aku masih agak kenyang sih…..”

Rani agak terdiam

“tadi telepon siapa?”

Aslan bingung harus jawab apa

“eh… tadi Arvind telpon……”

Rani menatap agak tajam ke arah Aslan. Dia tahu Aslan ini tidak jujur terkait siapa yang menelepon dirinya. Dan Rani masih tetap menjaga dirinya untuk tidak terlalu dalam emnegjar Aslan, meski di dalam lubuk hatinya ada rasa curiga dan sedikit rasa cemburu, karena dia yakin Aslan tidak akan menghindar menjauh jika ada yang telepon selama ini.

Bukan anak yang buat dia mulai curiga dengan sikap Aslan, tapi ibunya yang buat Rani mulai mencurigai sikap Aslan. Dia mencoba memfollow account instagram Adiba, namun tidak pernah dikonfirmasi oleh account yang diprivate itu.

Kebiasaan Aslan suka menginap di rumah mantan mertuanya itu meski dengan dalih melihat anak atau keponakan, bagi Rani agak sulit dipercaya, meski dia tahu kedekatan kekasihnya itu dengan anak-anak tersebut.

Dia sadar dengan gaya cuek Aslan selama ini, namun ada beberapa hal mendasar yang sangat berbeda dia rasakan semenjak beberapa saat belakangan ini. Aslan sangat jarang berlama lama di rumahnya setelah pulang kantor, bahkan sering dia memilih untuk makan siang bersama, namun malamnya dengan dalih ada kerjaan dia langsung pulang.

Yang makin membuat Rani kecewa adalah sikap Aslan yang secara tersirat agak melarang dirinya untuk datang ke rumahnya. Ini yang agak buat hati Rani terluka. Karena Aslan bukan hanya bebas dirumahnya saja, tapi sudah seperti dianggap pemilik rumah oleh Rani. Meski Aslan pun tidak pernah menunjukkan sikap berlebihan selama bersama dirinya di rumah. Dia masuk ke kamar karena memang ingin bercinta dengan Rani.

Tapi setidaknya Rani pun ingin dianggap sama dengan Aslan, dimana dia bebas bisa ke rumah Aslan, tidur disana dan bercinta di ranjangnya juga. Dia heran kenapa ada pembatasan seperti itu oleh Aslan ke dirinya, meski alasannya selalu alasan yang sama, yaitu menjaga agar nama Rani tidak dicap sebagai wanita gampangan oleh tetangga.

Dia sendiri tidak merasa demikian saat mempersilahkan Aslan masuk ke kamarnya, lalu kenapa dia diberi alasan yang sama saat Aslan melarangnya untuk datang ke rumahnya? Di jaman secanggih ini rasanya batasan seperti ini bukan hal yang jadi alasan kuat, dan Rani mencurigai ada alasan lain dibalik larangan dari Aslan ini.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd