Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dilema Sebuah Hati

pada sadar ngga sih kita hampir tiap hari triak update sama suhu @Elkintong dan beliau selalu update dan kita selalu senang bahkan harap harap cemas ini updatenya kapan lagi padahal baru aja diupdate dan dibaca. ini semua karena ceritanya berbobot dan mampu membius kita, gue cuma mau bilang makasih banget suhu @Elkintong yang ud bantu kita ikut berpetualang jadi aslan dan kereeen banget
 
edan sih ini, penulis super produktif dengan cerita yang ringan tapi mengena

salut
 
Jam2 rawan update nih.....apakah chapter dmn spoiler adiba+aslan berdebat.....ketika otw ngantar lion ke bandara......penisirin......🤔🤔
 
Jam2 rawan update nih.....apakah chapter dmn spoiler adiba+aslan berdebat.....ketika otw ngantar lion ke bandara......penisirin......🤔🤔
Wah baru aja ane mau komen gini hu.
Ane jg nebak gt, jgn2 next chapter isinya pas yg kmrin dispoiler suhu El.
Cuma pemicu Adiba ngamuk ini yg jd misteri, apakah pemicunya karna cemburu ma Rani?!
Cuma next update yg bs jawab. 😁
 
Wah baru aja ane mau komen gini hu.
Ane jg nebak gt, jgn2 next chapter isinya pas yg kmrin dispoiler suhu El.
Cuma pemicu Adiba ngamuk ini yg jd misteri, apakah pemicunya karna cemburu ma Rani?!
Cuma next update yg bs jawab. 😁
Mungkinnn krn adiba minta lion ktika di makasar gk usah nemuin rani lagi...kan lion sdh minta adiba gk boleh pergi ke korea........ditungguu ajaaaa....apapun alurnya,pasti dbkin epic kok sm suhu @el........🙏🙏.....*update ditungguu suhuuu
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
PART XXIX



The Hardest Part



Suara musik dari dalam kafe terdengar sedikit lembut dan itu tidak mempengaruhi beberapa ibu-ibu yang sedang mengadakan acara arisan sekalian makan bersama di siang hari ini, dan seperti biasa ibu-ibu arisan selalu tampil modis dan punya dress code setiap kali ada acara seperti ini.

Kafe Pasoso ini adalah kafe milik Fitri. Suaminya seorang pengusaha yang belakangan ini semakin sukses lewat perusahaan Serasi Delta serta beberapa usaha lain seperti investasi di bidang perikanan, dan istrinya juga ikut membantunya menjalankan 3 buah kafe, di Makasar, Kendari dan Palu.

Dari beberapa orang yang datang, hadir pula Ibu Delina atau yang suka disapa Bu Del, istri Asrul Sulaiman, kepala dinas Pemprov yang baru saja pensiun, yang tidak lain adalah ibu dari Lingga Maharani

Logat Makasar dan juga Bugis sering sekali terdengar di percakapan mereka itu, dan akhirnya Fitri bisa duduk semeja dengan Delina

“tidak usah kuatir itu Bu Del…. jaminan mutu anak itu….”

“iya, datang malam itu sopan sekali…. semua kita senang lihatnya…”

Para teman-teman yang datang sudah tahu siapa yang diceritakan. Maklum Rani merupakan anak kebanggaan dari Delina, dan yang hadir disini rata-rata kenal dan tahu siapa Delina, yang memang sudah kaya sebelum menikah dengan suaminya yang merupakan asn hingga sekarang jadi purna tugas sebagai Kadis.

“ serasi mereka…..”

“iya, aduh akhirnya mau mantu juga yah….”

Suara-suara ibu -ibu lain…..

“ah, nanti aja… kita serahkan ke anak-anak saja….” agak malu suara Delina

“iya mi, sudah muka jodoh dia berdua….”

Delina etrsenyum lebar

“ masalah kinerja dia, saya kasih 4 jempol…..” puji Fitri

Semua tertawa

“anakbuahnya Pak Yahya dia…..”

“iya… dari staff biasa, sekarang masih mudah, kita percayakan jadi direktur….”

Delina mesem mesem wajahnya

“biar kata orang duda, tapi ini jempolan…. tidak pernah macam-macam…..”

Semua sedikit diam

“ sama istrinya itu cintanya luar biasa…. 3 tahun istrinya meninggal, ngga ada satupun wanita yang yang bisa goyang dia punya hati….”

Delina tersenyum

“nanti Rani yang datang, langsung datang ke rumah di Maros…..”

Semua tertawa mendengar itu.

“kalo masalah kesetiaan, dan agama, ini luar biasa…..” Fitri memuji Aslan habis-habisan

“kami dua Yahya, tidak pernah urus maslaah perusahaan, tahunya setiap bulan cek kondisi kas…. itu saja, semua operasional dia yang handel…..”

Semau terpukau mendengar pujian Fitri

“nanti saya bilang sama Ka Ulfa…. biar cepat dia datang kesini…..”

“mamanya dia?”

“iya kasian…. anak yatim ini… tapi dia bangun rumah mamanya, kasih kuliah adiknya, anak berbakti….”

Delina tersenyum

“tidak pernah saya dan Yahya marah…. memang ini jempolan punya….”

Semua tertawa mendengar puja puji Fitri

Sambil menikmati santapan siang mereka, sambil tertawa -tawa, selfie dan sibuk sesekali bernyanyi kecil diantara mereka.

Lalu

“halo, assalamualaikum semua…..”

“ Eh Cantik…..”

Ternyata Rani datang menyusul ke-sini siang ini

“sendirian?”

Dia lalu menyalami dan cipika cipiki dengan semua yang datang

“aduh, cantik banget sih anaknya Bu Del…..”

Rani hanya tersenyum mendengar pujian dari teman-teman ibunya

“ diantar?”

Rani tersenyum

“iya…..”

“mana Aslan?”

“udah balik lagi tuh”

“lho, bukannya kesini dulu….…”tanya Fitri

“ngga apa-apa Tan, dia lagi sibuk juga kayaknya hari ini….”

Ibu-ibu yang ingin lihat Aslan pun sedikit kecewa

“iya, ada costumer baru yang mau dijajaki untuk daerah Papua…..”

“wah, udah mo kesana aja nih jangkauannya…”

“iya, lagi terawang pasar disana…. jadi Aslan memang persiapan untuk presentasi bisnis dengan mereka….”

“sukses deh buat Bu Fitri….”

“aammiin….”

Lalu

“pesan apa?”

“kata Abang, disini waffle nya enak…..?”

Fitri tertawa

“itu memang menunya dia setiap kesini…..”

“aku pesan itu deh Tan…..”

Fitri lalu memanggil pelayannya

Lalu

“Aslan jadi ke Surabaya?”

“Surabaya? Acara apa Tan?”

“kan kita dapat undangan, sekalian dapat penghargaan dari acara asosiasi Insurance, cuma Yahya tidak bisa kesana…. jadi mungkin Aslan yang akan kesana… tapi dia belum bilang lagi jadi atau ngga….”

“ih, kebetulan aku juga sih mau kesana…. ada bisnis prospek udah lama tapi belum sempat-sempat kunjungin….”

“oh yah…kebetulan dong, bareng Aslan aja……”

“hmmmm…. nanti aku tanya deh….”

Ibu Delina lalu ikut menyambung

“penghargaan apa, Jeng?”

“oh, kita dapat perusahaan survey the best retainship costumer….”

“hebat tuh….”

“iya karena konsumen kita memang 98% puas dan selalu pakai jasa kita…..’

“oh… kayak kemarin itu dong yah, Ran….”

“iya… yang di Makasar…”

“nah itu…..”

Rani lalu menatap wajah ibunya

“aku dampingin Abang deh…..”

“iya dong…. harus didukung karirnya, didukung dan ditemani saat terima penghargaan begini…..”

Rani tersenyum malu-malu

“ kemarin sudah ketemu Ka Ulfa?”

“iya Tan…..”

“gimana-gimana?”

“kaget mereka aku datang ke toko mereka….”

“seru dong….”

“iya, sederhana banget orangnya… aku sampe dipeluk peluk pas mau pulang…. Linda juga baik….”

“tuh Bu Del, tinggal tunggu waktu pasti datang main ke Maros….”

Rani memerah mukanya

“iya dong…. kita dukung kok…..”suara koor dari belakang

“yah, kita serahkan ke anak-anak kalo urusan itu…..” ujar Delina sambil merangkul anaknya yang duduk disampingnya.

Rani lalu membuka ponselnya, dan menelepon Aslan lewat vidio call

“ halo, assalamaualaikum…. “ suara Aslan disana

“wa’alaikumsalam sayangku….”

Rani lalu mengarahkan kamerannya ke mamanya dan Fitri serta ibu -ibu

“halo abang……” kompak suara mereka

Aslan langsung slaah tingkah

“Tante…. Ka Fit….” dia agak membungkukan wajahnya memberi hormat

“aduh gantengnya yah…..” teriak ibu -ibu dibelakang

Fitri dan Delina lalu melambaikan tangan ke Aslan

“sayang, mau ke Surabaya yah…”

“belum tahu…”

“kok belum tahu, ini Ibu Komisaris yang suruh lho…”

Aslan hanya tertawa

“maksud aku, sekalian aku juga ada kunjungan bisnis kesana, jadi aku ikut bareng…..”

“eh… nanti aku tanya lagi deh…”

“kok tanya? Ini perintah lho dari Ibu Komisaris… barusan bilang…. sayang harus kesana terima penghargaan, dan aku wajib dampingi…..” ujar Rani sambil senyum penuh kemenangan

Aslan hanya tersenyum

“iya dong…. kesana sendirian bahaya nanti….” tukas Fitri

“tuh kan…..”

Aslan akhrinya mengiyakan

“nanti tiket aku yang arrange yah….” ujar Rani

“biar aku aja…..”

“udah sih ih…. sesekali ini…..”

“ngga apa-apa….”

“udah, nanti ayang tinggal reimburse yah…”

Aslan mati gaya jadinya

“suka sebel… maunya itu dia terus yang bayarin…..” ujar Rani setelah vidio call nya ditutup

“ya bagis dong De…. laki-laki bataruh kalo macam itu…” ujar salah satu teman mamanya

“ngga Tan…. maksudnya khan gantian lah….”

Mereka tertawa

“dia gentlemen banget sih….”kata Delina ikutan memuji

“masuk ini dah…..” ledek mereka lagi sambil tertawa ramai ramai.



*********************

Hati Aslan benar-benar tidak karuan rasanya menempuh perjalanan pagi ini ke Surabaya. Acara rencananya jam 3 sore, mereka berangkat jam 1 dan akan tiba jam 2 siang waktu Surabaya.

Kiat nginap di Whyndam saja, ujar Rani barusan

Tadi berangkat juga agak mepet waktunya, mereka baru jalan dari rumah jam 11.30, padahal sudah dijemput dari jam 10. Namun seperti biasa, jika sudah bertemu berdua di rumah Rani, pasti ujungnya bercinta dulu sebelum berangkat.

Namun ada sesuatu kekuatiran di diri Aslan sebetulnya. Dia kuatir nanti malam jika Adiba telpon atau vidio call. Selama di Makasar dia sellau bisa mengakali dengan pulang sedikit cepat jika berkunjung ke rumah Rani, namun di Surabaya dan di hotel berdua Rani? Bagaimana dia mengakalinya.

Rani sendiri ingin mereka lebih lama di Surabaya, sebelum balik ke Makasar lagi. Ini yang buat Aslan bingung dan kuatir, dia takut jika Adiba tahu dia di Surabaya, pasti pecah pertengkaran lagi nantinya.

Jauh di lubuk hati Aslan, dia sebetulnya lelah dengan situasi ini. Dia ingin segera kelaur dari situasi ini, namun dia sungguh merasa tidak enak jika harus bicara dengan Ranin semisalnya. Gadis ini terlalu baik dan sangat baik kepadanya. Dia sangat tulus menyukai Aslan, bahkan dia menutup semua pintu dan matanya fokus hanya ke Aslan. Bahkan bertemu klien-klien baru yang selama ini dia sering lakoni, kini dia banyak kurangi dan memberi porsi ke anakbuahnya saja.

Aslan benar-benar dilema.

Meninggalkan Adiba?? sama saja dengan dia bunuh diri sebetulnya. Karena semua jiwanya ada di Adiba. Anak-anaknya, kenangan bersama Fia pun sering bisa dia bawa karena Adiba kakak Fia, dan kakak iparnya dia, sehingga meski banyak perbedaan, namun ada beberapa kemiripan dari dua kakak beradik ini yang sering dia temui.

Bicara dengan orang lain? Siapa?

Aslan bingung jadinya.

Pukul 15.15 mereka tiba di lokasi acara, dan sebelum mereka cek in, mereka langsung ke ballrroom, tempat acara diadakan. Dan seperti biasa setelah mendaftarkan diri, segera mereka amsuk dan menempati kursi yang sudah disediakan.

Rani sangat bangga dengan pencapaian Aslan. Dulu saat Aslan menerima penghargaan di Makasar, mereka bukanlah seperti saat ini hubungannya saat itu, dia ingat Aslan yang sangat cool dan cuek dengan segala yang ada di sampingnya. Bahkan untuk mendekatinya pun Aslan selalu pasang barikade lebih dahulu.

Namun saat ini dia sangat bangga, bisa menyaksikan langsung Aslan berdiri di depan, dan menerima penghargaan bergengsi. Tanpa terasa dia meneteskan airmatanya, rasanya dia sangat terharu melihat pria yang dicintainya berdiri memegang penghargaan atas semua hasil kerja yang dia bangun selama ini.

You deserved it, babe…..

Sambil memotret dan menvidiokan momen Aslan, dia bertepuk tangan bersama para hadirin yang ada. Dia bisa melihat betapa Aslan pun sangat bangga dan bahagia dengan penghargaan bergengsi ini.

Saat Aslan kembali, dia lalu memeluk Rani, mencium pipi wanita itu yang terlihat sangat berseri wajahnya melihat pencapaian itu. Bahkan Rani sempat mengambil foto selfie berdua saat Aslan duduk.

“ congratulation sayang….”

“makasih…..”

“kita rayakan ini nanti malam…..”

Aslan hanya tersenyum



**********************​


Dari siang Adiba agak aneh dengan gelagat dan sikap Aslan agak menghilang dan tidak memberinya berita. Meski dia juga sibuk, namun dia tetap mencoba untuk memberi kabar dan harapannya Aslan juga memberi kabar terhadapnya. Dan sampai sekarang wa nya dia belum dibalas juga.

Adiba mencoba menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya yang lumayan menumpuk juga hari ini, terutama memfollow up tagihan dan juga beberapa permintaan yang masuk dan dia harus segera kirim agar tidak ada konsumen yang terlewatkan semua permintaan mereka. Dia tidak ingin ada konsumen yang kecewa dengan mereka.

Namun tetap saja dia merasa kurang nyaman sebelum Aslan membalas whatsappnya.

Ini yang buat dia suka kesal dengan dirinya sendiri. Jatuh hati dengan adik iparnya sendiri. Dia harus berjuang menghadapi semua ketidaknyamanan ini, melawan dan berbohong dengan banyak orang, termasuk dirinya sendiri untuk melawan rasa ini.

Bohong ke umi dan abah, ke mama Ulfa, teman-temannya nongkrong, ke anak-anaknya, bahkan ke staff kantor. Dia harus menyimpan semua rapat-rapat, sedangkan di satu sisi dia pun galau untuk menghalau cemburunya yang setiap hari semakin membesar,

Dia tersiksa dengan semua ini

Kenapa sih harus kamu yang kasih semua ini di hatiku, Aslan.

Wajah tampan yang selalu tersenyum untuk dirinya dan anak-anaknya, meski capek dan lelah dengan pekerjaannya, namun tidak pernah dia mengeluh, marah ataupun raut wajah kesalnya. Itu yang membuat dia sangat menyukai bahkan sudah masuk ke ranah cinta mungkin. Sikap Aslan yang selalu lembut, tidak pernah marah dan sabar menghadapinya yang bawel, membuat dia bagaikan jadi gila sendiri jika sudah mulai rasa cemburu itu naik dalam hatinya.

Termasuk hari ini, dia yakin ada sesuatu yang terjadi.

Dan dugaannya pun benar terbukti.

Saat menscroll status whatsapp, dia melihat status dari Linda adiknya Aslan. Ada 3 buah foto dan caption atas keberhasilan Aslan dan perusahaan nya mendapat penghargaan di sebuah acara himpunan asuransi di Whyndam Hotel.

Namun bukan itu yang membuat meledak amarahnya. Sebuah foto yang ketiga di slide statusnya Linda itu yang bikin dia seketika juga cemburu berat. Foto selfie dari Rani dan Aslan di tengah acara itu, seketika membutakan matanya Adiba

Dia bagaikan sekam kering yang terbakar dan disiram bensin. Seketika juga emosinya meledak.

Dia menelepon dan mengirim whatsapp ke ponsel Aslan

Buka wa lu, bangsat……

Bisa lu dua-duaan yah disana

Buka wa gue

Kalo lu ngga buka wa lu, gue akan telpon ke dan DM ke perempuan lu yah………

Cepetan……….


Aslan tahu karena dia sempat melihat pop up muncul dilayar ponsel.

Melihat gelagat ini, Aslan dengan cepat bertindak.

“bentar yah… ada telp dari Jakarta….”

“oh oke….”

Dia segera keluar ballroom sejenak, dan membuka ponselnya, lalu menekan ke sebuah nomor yang sudah 29 kali menelponnya hari ini dan tidak terjawab

“halo…..”

“bagus banget ya lu….. “ suara agak menggelegar disana

“emang gila lu….. larang gue kemana mana.. tapi lu sendiri jalan ama dia…”

Diam Aslan

“dimana otak lu?????”teriaknya lagi

Masih diam dan bingung

“sialan banget sih lu……..”

Galau hati Aslan

“lu dengar baik-baik…. sebentar lagi gue kirim kode booking, pesawat lu Garuda jam 6.40…. jam 8 gue jemput lu di bandara…..”

“aduh Ka…. please lah…”

“bodoh…. ingat sampe lu ngga datang, jangan harap lu bisa lihat gue dan anak -anak lagi…..”

Aslan kaget diberi ultimatum seperti itu.

“lu temuin gue sekarang, hari ini… seklain lu jelasin kenapa lu bisa seperti itu….. lu larang gue, tapi lu sendiri sesuka hati lu……”

Sementara emosi dan amarah Adiba memang sudah dipuncaknya kali ini. Dia sangat kesal dan cemburu melihat Aslan pergi berdua Rani. Apalagi ada foto selfie seperti itu, membuat dia benar-benar dibakar api cemburu.

“lu cari alasan bagaimana lu bisa balik Jakarta……”

“gini Ka…..”

”ngga usah banyak alasan lu….”semprotnya lagi

“lu larang gue kemana mana…. bahkan ngga pernah lagi gue temuin dia…. tapi lu sendiri malah asyik aja nyoblos sana sini… di hotel gede pula lu ajak dia… emang sialan lu…..”

“Ka, aku minta maaf…”

“ngga ada cerita…. lu datang dan bicara langsung ma gue….”

Ponselnya langsung ditutup meninggalkan kegalauan tingkat tinggi di hati dan pikiran Aslan seketika.

Semua penghargaan yang baru dia terima, dan tepuk tangan meriah untuk dirinya seketika tidak lagi ada dalam pikirannya, yang ada hanya bagaimana menyelamatkan dirinya dari amukan Adiba, atau membuat wanita itu tenang dan tidak mengambil jalan pintas dengan emosi dan marah.

Dia mencoba menelepon lagi ke Adiba, namun tidak diangkat

Lalu masuk sebuah pesan. Kode booking untuk dirinya jam 18:40 malam, artinya kurang lebih 2 jam dia harus segera terbang menuju Jakarta, karena sekarang sudah jam 16:20 sore.

Aslan bingung dan kalut.

Disatu sisi dia harus ada disini dengan Rani yang sudah berusaha mau ikut dengannya, namun disisi lain dia tahu ancaman Adiba ini bukan ancaman main-main bagi dirinya. Akan gawat dan panjang jika ini ancaman tidak diindahkan, dia sedikit banyak mengerti kalau Adiba ini berbeda sekali dengan Nafia.

Aku jam 8 di bandara nungguin, jangan sampai kamu tidak muncul yah…..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd