Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dilema Sebuah Hati

semua apresiasi tentunya sebanding dengan karya suhu di forum ini, jujur saya malah berharap semua karakter yang berada di karya suhu berada di universe yang sama, contohnya Aslan membeli perabotan rumah di galeri punya Ken, atau aby cek kesehatan di dr. Fia, Michael merekrut Ale untuk membantu misi dari JEF, akan tetapi pada akhirnya harapan hanyalah sebatas harapan, dan kemana alur cerita ingin dibawa adalah hak mutlak dari penulis tanpa harus di intervensi oleh pembaca. anw semua cerita dari suhu @Elkintong sangat layak diapresiasi dan di baca. Good Job man 👍
 
XXVIII



Kejutan Di Pagi Hari



Pagi ini Adiba agak malas untuk ke kantor sebetulnya. Dia masih menyimpan kekesalan dari semalam ke Aslan, sehingga itu membuat dia juga jadi terpengaruh ke mood kerjanya hari ini. Kekesalan akan gaya Aslan tadi malam yang bikin dia kesal dan emosi.

Sempat dia lihat whatsapp, tidak ada sama sekali whatsapp pagi ini dari Aslan.

Main tambah mangkel hati Adiba. Bukannya minta maaf atau nyapa pagi-pagi, ini malah pura-pura cuek seperti tidak ada kejadian apa-apa tadi malam. Benar-benar menyebalkan hati Adiba melihat kelakuan Aslan ini yang seakan tidak peduli dengan dirinya.

Dia kemudian dengan wajah masih agak kusam, turun kebawah dan sarapan. Anak-anak sudah berangkat ke sekolah dari tadi pagi. Abah dan Umi juga sedang siap-siap hendak jalan ke Cileungsi dan Gunung Putri untuk mengecek kondisi mini market milik Umi yang tersebar di beberapa ruko disana.

“ngga ngantor Ka….”tanya umi

“ngantor…”

“belum jalan…”

“jam 9an lah…..”

Abah nampak cuek melihat wajah anaknya yang sedang tidak happy sepertinya

“ya sudah….”

Lalu

“abah dan umi nanti kalo sempat mau lanjut ke jiddah….”

“oke….”

“tadi Linda bilang dia mau jemput Arvind dan Ravi hari ini…. lagi libur kuliah dia….”

Adiba hanya menganggukan kepalanya.

Mendengar nama Linda, dia jadi ingat mereka menerima kedatangan Rani sebelumnya. Memang itu hak mereka, namun entah kenapa Adiba seperti tidak terima juga jadinya. Meski di depan mereka dia tetap berusaha sportif dan santai, tapi ada kekesalan dalam hatinya mendengar itu.

“you looks in bad mood this morning…..” sapa abah yang memang suka menggunakan bahasa inggris sesekali jika bicara dengan Adiba bahkan dengan Fia dulu.

“Nothing, Pops…..”

“ why? Aslan made you mad last night?”

Kok abah langsung menembak kesana sih? Tanya hatinya dia

“no…..”

“then why?”

“no lah Pops, I am oke……”

Abah hanya tertawa melihat anaknya yang kini hanya satu-satunya itu.

Adiba lalu naik lagi ke kamar saat Umi dan Abah sudah jalan.

Dia lalu memilih busana untuk hari ini, lalu memutuskan mandi. Rasa sebalnya masih menggunung. Whatsapp atau telpon dari Aslan tidak ada sama sekali, membuat dia makin kesal.

Kayak ngga punya salah aja nih bocah, bisik hatinya sendiri dengan nada kesal.

Selesai mandi, masih dengan handukan melingkar dibadannya, Adiba membalas satu persatu whatsapp di grip kantor pagi ini, juga membalas setiap persetujuan PO yang masuk, serta balas beberapa diskusi di grup, dan mengirim pesan ke asisten-nya bahwa dia akan datang sedikit siang, karena ada urusan.

Dandan dan bersiap bagi wanita setiap pagi tentu jadi ritual wajib. Dia segera bersiap dan mencoba melupakan kekesalannya dengan Aslan. Dia tidak ingin mood kerjanya rusak hari ini karena percakapan yang menjengkelkan dengan Aslan tadi malam.

Dia bingung kenapa bisa seperti ini dirinya dengan Aslan. Kecewa dan ngambek dulu juga biasa dia ke Aslan kalau sudah bicara masalah anak. Anak-anaknya kalau sudah rindu biasanya bilang-nya ke dia, tapi yang dirindukan suka lama aksinya, makanya sering Adiba agak emosi ke Aslan.

Namun emosi dan kesal secara personal baru kali ini dia rasakan sampai ribut di telepon seperti tadi malam. Dia sering marah dan mungkin cemburu jika mendengar Rani datang ke kantor, atau ada postingan Rani dengan Aslan di IGnya, namun tadi malam dia kesal sendiri dengan sikap Aslan yang tidak mau jelas apa sikapnya sebetulnya.

Tadi malam itu baru juga rencana, belum pasti juga dia akan ikut. Dia lebih ke menanyakan reaksi Aslan sebetulnya, tapi malah cara Aslan meresponnya malah dengan sikap yang tidak jelas seperti itu, yang membuat dia makin bingung dengan apa sebenarnya sikap Aslan terhadap dirinya dan hubungan mereka, yang berujung ke rasa dongkolnya sendiri.



***********************************

Tok tok tok

Pintu kamarnya tiba-tiba diketok

Adiba lalu membuka pintunya, dia sangka si mbak yang mengetok pintunya

Betapa kagetnya dirinya melihat siapa yang datang

“Aslan…..”

“hi Ka…..”

Dia bingung dan kaget

“kok…..”

“kejutan…..” senyumannya muncul diwajah nya

Aslan langsung masuk ke dalam kamarnya

“kapan datang?” tanya Adiba bingung, melihat Aslan yang tadi malam ribut dengannya lalu tiba-tiba pagi ini sudah di Jakarta, bahkan di depan pintu kamarnya.

“tadi, penerbangan jam 6, nyampe Jakarta jam 7.15, dan sekarang jam 9 lewat sudah disini….” senyumnya lagi

Adiba masih kaget

“ih… reseh yah…..”

Aslan langsung memeluk Adiba

“sebel ih…..” Adiba menyelungsupkan wajahnya ke dada Aslan

“tahu… makanya aku datang langsung minta maaf….” bisik Aslan, sambil memeluk dan mencium rambut Adiba

Pelukan mereka erat sekali

“kangen….” bisik Adiba

“tapi sebel….”

Aslan tertawa

“aku juga kangen…”

“bohong….”

“buktinya datang pagi ini….”

Adiba tertawa kecil

“ini mah sange bukan kangen…..”

Aslan tertawa

“kangen lah….”

“trus?” goda Adiba

“yah, sekalian sange…..” bisiknya

“ih……”

Bibirnya langsung melumat bibir Adiba

“sayang……”

Lehernya Adiba kini jadi sasaran ciuman Aslan.

Pagi-pagi dan sepi, dan adrenalin selesai ribut lalu bertemu membuat birahi mereka berdua seketika menggelegak. Baju kerja Adiba yang baru saja dipakai pun diluncurkan turun oleh jari-jari nakal Aslan, sehingga menyisahkan bra hitam dan celana dalam senada di tubuh indah itu.

Tangan Adiba kini bergerak membuka kaos Aslan, dan sambil bibirnya mencium putting dada pria itu, jarinya bergerak membuka kancing dan restluiting celana Aslan, dan kemudian dengan bantuan kakinya serta tangan Aslan, celana panjang itu pun copot, kini tersisa hanya boxer berwarna biru gelap yang melekat.

Dengan cepat Aslan lalu membuka tali-tali bra Adiba, dan kancing dibelakangnya pun dicopot, dan sepasang payudara indah yang terawat dengan baik itu keluar dari pelindungnya, dan disambut oleh mulut Aslan yang dengan ganasnya melumat gantian-gantian kedua buah dadanya Adiba

“sayang….” suara gemas dari mulut Adiba terpancar sambil meremas rambut Aslan.

Badannya melengkung dan tangannya lalu mendekap agar kepala Aslan merapat ke dadanya. Dan jepitan bibir Aslan diputingnya, ditambah jilatan liar di pucuk payudaranya itu, membuat Adiba semakin tenggelam dalam birahinya.

Pagi yang gersang bagi Adiba segera berubah menjadi pagi yang indah.

Cumbuan didadanya membuat kakinya gemetar dan lemas, apalagi Aslan sedikit menggigit dan menghisap agak kencang, disela jilatannya secara bergantian di buah dada yang rasanya semakin mengeras dan mengencang, membuat Adiba semakin larut dalam keindahan sebuah nafsu.

Bibir mereka kembali bertautan, dan kini Adiba duduk di tempat tidur, dia lalu dengan cepat membuka boxer Aslan

“mana jagoan aku…..” suarnya agak mendesah dan bergetar

Dan ular berurat itu keluar dari sarangnya, langsung disambut oleh jilatan dan jepitan bibir Adiba. Dia begitu rindu dan birahi berat pagi ini, sehingga terlihat ganas sekali dalam mengemuti batang perkasa milik Aslan

“oh Ka…… enak….” racau Aslan saat batangnya masuk dengan lancarnya ke mulut Adiba

Sepongan Adiba dengan bibirnya yang penuh itu terasa nikmat di batangnya Aslan. Kerinduan dan kekesalannya dari semalam bercampur aduk, dan mendapat cumbuan indah seperti ini rasanya sangat menggairahkan bagi Aslan.

Lidah dan mulut Adiba masih dengan lincahnya bekerja, membuat batangnya semakin mencuat keras

“gede banget sayang……” bisik Adiba

Dia lalu naik ke tempat tidur, dan tangan Aslan lalu membuka celana dalam yang masih menempel di tubuh indah itu, dan kemudian hamparan rumput hitam pun menyapanya, seakan memberitahu kerinduannyauntuk ditelusuri dengan ditambah belahannya makin becek untuk dirasakan lebih lanjut lagi.

Jari tengah Aslan bermain disitu, sementara bibirnya kembali melumat bibir Adiba, dan kemudian turun ke leher indahnya yang mulus, dan kemudian sambil satu jarinya masuk ke vaginanya Adiba, mulut menghisap payudara indah itu dengan rakusnya

Teriakan dan rintihan Adiba seketika memenuhi ruangan kamarnya. Apalagi saat Aslan kini menggunakan lidahnya untuk menyapu bibir vagina Adiba, badan wanita itu semakin tidak karuan rasanya, diserang kenikmatan seperti ini.

Kini sekujur tubuhnya pun tidak luput dari jilatan Aslan. Setiap inci tubuhnya hingga pahanya mendapat sambutan dari lidah Aslan yang membuat Adiba menggelinjang, sekujur tubuhnya bergetar menahan rasa yang kian intensif marasukinya

Liang hangatnya makin basah dan dan becek. Selain ludah Aslan dinding vaginanya juga mengeluarkan cairan pelumas, sehingga saat kacang kecilnya yang tersentuh lidah Aslan itu semakin membuat dia merintih, dan akhirnya meminta agar tubuh jantan itu segera menimpanya

“masukin yang……”

Masih disana lidah itu

“yang… masukin… pengen keluar pake itu…..” ujarnya makin binal suaranya

Akhirnya Aslan pun bangun

Dia memposisikan badannya tepat diatas Adiba yang telentang pasrah menunggu batang jantan itu menusuk masuk.

Dan pelan namun pasti akhirnya batang jantan itu masuk hingga mentok, dan pelukan erat Adiba pun merangkul Aslan kedalam pelukannya. Bercinta dengan penuh rasa rindu dan selesai ribut, memang berbeda dan rasanya pun lain.

“sayang…. enak banget…..”

“oh oh…..
”ough sayang…..”

Sahut sahutan suara mereka saat batang itu menerobos masuk dan memompa dengan intensnya

“kangen sayang……”

“sama Ka…. makanya aku datang pagi-pagi…”

Adiab tersenyum

Bercinta sambil mengobrol seperti ini rasanya sedikit lain dan menyenangkan

“maafin aku Ka…..”

“iya sayang…..”

Sodokannya kini makin mantap dan tepat sasaran

“enak sayang…??.”

“iya Ka…..”

“ough……” rintihnya lagi

Jepitan liang hangat itu bagaikan mencengkram batangnya Aslan

Pelukan dan ciuman Aslan mendarat di leher Adiba yang wajahnya terdongak keatas akibat dihujam birahi penuh kenikmatan

“ ayang…..”

“iya Ka….” sahutnya di tengah deru birahi….

“boleh aku ke korea……” bisiknya

“ngga boleh Ka….”

“kenapa sayang…”bsiiknya sambil senyum dan menggigit bibirnya

“ngga boleh pokoknya….”

“hihihihi….” adiba senang mendengar pengakuan cemburu dari Aslan

Bibirnya lalu menempel di bibir Aslan. Buah dadanya yang bergoyang bergesekan dengan dada Aslan dibalik pelukan erat mereka, sementara pantatnya Aslan bergoyang teratur dan batangnya yang bagaikan linggis menggoyang isi liang vagina Adiba.

“sayang…..”

Adiba mulai menekan pantat Aslan dengan tangannya.

Aslan mengerti bahwa tekanan uratnya harus tetap disitu, karena sang ratu sedang mendekati klimaksnya jika sudah seperti ini. Matanya terpejam, bibirnya merintih menikmati rasa indahnya ditusuk batang tumpul yang kencang, dan jepitan pahanya juga menjepit pinggul Aslan dengan ketat

‘sayang…”

“aku mo keluar sayang…..” bsiiknya agak keras di kuping Aslan

Dan kemudian

“sayang…..arghhhh….. oughhhh…. aough…..”

Badan Asiba bergetar hebat, dia memeluk Aslan dengan kencangnya dan segera dia mencapai klimaksnya pagi ini, sambil mendekap erat sang pejantan. Dekapnnya masih ketat, lalu agak mengendur terlepas lemas, dan tangannya kini memegang pipi Aslan

“makasih sayang…..” senyum manisnya muncul

Aslan kini berkonsentarsi penuh

“sayang…..”

Tangan Adiba memelintir puting Aslan dengan jarinya

Dia tahu, pria ini juga sebentar lagi akan meledakkan cairannya, dengan erat dia menjepit meski vaginanya basah, namun dia tetap memainkan kegelnya agar Aslan merasakan bagaimana enaknya kempitannya itu, dan tangannya kini memeluk erat sang lion yang ganas dalam bertarung di ranjang.

Akhirnya

“Ka…..”

“iya sayang…..”

“aku mo keluar…..”

“keluarin sayang…..”

Adiba memeluk erat Aslan dan kakinya melingkari pinggangnya

Dan setengah mendengus agak kencang, Aslan lalu memeluk erat Adiba, dan sekeitika goyangannya berhenti. Semprotan cairan kenikmatan meluncur dari ujung urat kejantanannya dan menyembur ke dalam liang vagina Adiba sambil memeluk erat, dan mencium lehernya Adiba.

Nafasnya ngos-ngosan seketika, dan segera dia rebah disamping Adiba.

“nakal….. buangnya didalam ih….”Adiba kelabakan jadinya

dengan cepat dia segera bangun dan lari ke kamar mandi

Aslan seketika tersadar, bahwa tembakannya kali ini tepat sasaran.

Meski bingung , namun dia merasa lucu melihat Adiba yang lari ke kamar mandi sambil menahan vaginanya dengan tangannya. Dia lalu ikut menyusul ke kamar mandi, dan ikut membersihkan batang kebanggaannya dengan shower dan sabun, sambil senyum melihat Adiba yang sedikit merenggut.

“nakal nih…. tanggungjawab kalo jadi….” dia mencubit punggung Aslan

Aslan lalu jatuh ke kasur, dan Adiba menyusulnya, mearik selimut untuk menutupi badan mereka yang telanjang.

“tadi naik ada siapa?”

“ngga ada siapa-siapa?”

“pintu kebuka?”

“iya…”

“ih teledor banget sih si Mbak…..”

Pelukan Adiba kini merapat dan membuat badannya Aslan jadi hangat

“ jadi aku ngga boleh jalan ke Korea?” tanyanya lagi sambil mencubit manja dada Aslan

“ngga boleh…”

“kenapa?”

“ya ngga boleh aja….”

“tuh kan egonya yah…. giliran dia aja….”

“aku ngga kemana mana….”

“iya, ke Pomalaa berdua….”

Aslan tertawa malu

“tuh kan….”

“kan beda ka…..”

“bodoh ah…. sebel….”

Aslan tersenyum sambil memeluk Adiba

“pokoknya aku larang kaka pergi…..”

“lagian siapa juga yang mau pergi….”sentaknya tiba tiba

“tadi malam bilang mau pergi…”

“makanya nanya dulu…. jangan main manyun aja….”

“kaka bilang katanya mau pergi…sama Hardian….”

Adu argumen terjadi lagi selesai mereka bercinta

“tanya dulu…. belum juga nanya langsung udahan…’

Aslan tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya melihat Adiba

“sekarang aku tanya lagi, boleh aku pergi?”

“ngga boleh!” tegas jawabannya

“kenapa?” senyum Adiba menyelidiki

“pokoknya ngga boleh….”

“tuh egois banget…” dia mencubit perutnya

“ih…sakit Ka……”

Aslan lalu membalas dengan menggelitik perut Adiba, yang akhirnya kegelian sendiri.

Kini tangan Aslan memegang kedua tangan Adiba dan menekannya ke tempat tidur, dan dengan nakalnya dia membalas dengan mencium ketiak Adiba dan membuat Adiba berteriak kegelian

“ayang… nakal ih……”

Asaln malah tambah nakal mencium buah dadanya kembali

“ayang…..”

Adiba mencoba menahan kepala Aslan

“pulang kapan?”

“nanti sore…”

“jam?”

“jam 5 an…..”

“anak-anak kalo tahu bahaya lho….”

Aslan tertawa

“kaka ngga ke kantor?”

“mo ke kantor gimana diajak telanjang begini…. “

Dia mengacak acak rambut Aslan

“nanti sebelum ade pulang kita harus segera jalan..”

“oke Ka….”

“mau dijemput Linda dia berdua hari ini…”

“oh yah….”

“trus nanti mau aku antarin ke bandara?”

“ngga usah, biar naik grab aja…..”

“udah sih ah, aku mau antar kok….”

Aslan mengalah akhirnya

“iya deh……”

“nanti takutnya belok lagi ke bogor….”

“tuh kan… suka ngaco si Kaka….”

Adiba tertawa sedikit geli

Aslan lalu dengan lembut mencium Adiba

“takut yah aku keluar negeri sama orang lain…?”

Aslan tersenyum sambil membelai pipi Adiba yang setengah ditimpahnya itu

“yup…..” dia mengangguk dan disambut tertawa senang oleh Adiba

“gitu dong….. ngaku kek….” dia meledek Aslan

Lalu pelukan dan ciuman di pipinya

“tenang lah….. ini aman…..” ujarnya sambil mengambil tangan Aslan dan mengusap vaginanya

Aslan tertawa kecil sambil setengah menggigit bibirnya

“ senang gue… ada yang cemburu….”

Aslan langsung sedikit protes

“aku ngga cemburu yah…..”

“trus? Apa? Takut kalo ini digas ama yang lain?”

Aslan tertawa ngakak

“yah….. ngga mau aja…..”

“ngga mau apa….”goda Adiba lagi

“yah ngga mau aja….”

Dia langsung mencium leher Adiba yang tertawa kencang.

Mulut dan bibir Adiba ditutupdengan ciumannya dan dengan cepat dia lalu menimpahnya kembali, dan sambil menghisap susu di dada Adiba yang tidak pernah dingin itu, Aslan pun mulai membuka kedua paha Adiba lebar lebar

“sayang…. ih, udah bangun lagi aja…..”

Aslan tersenyum, sambil menggesek gesekan kepala dan bonggol jamurnya itu ke bibir vagina Adiba,yang kembali mulai basah, menandakan dia siap untuk bertempur lagi, mengayuh perahu ke pulau kenikmatan melalui lautan birahi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd