Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dilema Sebuah Hati

Gak pernah bosan baca adegan ranjang Master @Elkintong

Tak ada yang sama. Selalu beda.

Adiba dan Aslan akan lanjut setelah dinner.
Mana tau setelah dinner nanti malam, akan ada update lagi. Wkwkwkwk...

🙏🙏🙏
 
Berulang kali ka Diba selalu bilang Just For sex bakalan kemakan omongan sendiri ka Diba ini karna rasa sayang yang semakin tumbuh
 
Berasa dejavu wkt Nafia nyamperin Aslan di Kendari.
Wkt itu Aslan msh singa perjaka, skrg disamperin sama Adiba dah jd singa liar.
Klo spoiler kemarin blm keluar di 2 update ini, artinya suhu El dah nyiapin bbrp chapter siap tayang. Wuihhh gurih nih, semoga daily updatenya lancar. :mantap:
 
Anjai... Baru sehari dah 6 page...
Beneran wajib ditunggu ceritanya....
Kalo s1 kemarin banjir bombay....
Kalo s2 ini bakal banjir cabe rawit atau tetap bombay.... Asli makin penasaran...
Btw... Mks dah update hu...
:beer:
 
PART XXVI



Halangan Nyata



Pasar sore ini sudah agak sepi, meski pembeli masih banyak yang berlalu lalang di kawasan tersebut, dan sebagian toko sudah pada tutup, namun masih banyak yang buka, karena pelanggan mereka masih ada yang datang berkunjung

Salah satu toko yang masih buka ialah toko Ulfa. Toko yang menjual barang grosiran yang sudah punya banyak pelanggan juga. Selain yang mengelola, ada 3 orang anakbuahnya yang membantunya setiap hari di tokonya ini.

Semenjak pindah di ruko yang lumayan besar ini, situasi dan alur lalulintas pengunjung lumayan ramai, sehingga warung Ulfa ini pun mulai makin dikenal dan banyak yang datang untuk berbelanja barang-barang grosiran disini.

“nih Ma….” ucap seorang anak gadis, memberi sepiring kecil berisi siomay

“beli dimana?”

“itu warung yang baru…..”

“oh, pantas Mbak Risa bilang ada tempat siomay baru disana…..”

“lumayan Ma…..”

Linda lalu mencomot dengan garpu plastik dan menyuapkannya ke mulutnya

“nih Ma….” dia menyuapi mamanya

Tiba-tiba

“ assalamualaikum…..”

“wa’alaikumsalllam…” jawab dia berdua kompak

“wah…. enaknya disuapin….. mau juga dong…..” suara terdengar dari depan toko yang sore ini sudah sepi

“eh…. mari Mbak… silahkan….”

Wanita itu tersenyum manis

Linda dan Ulfa agak kaget. Tampang dan gaya dandannya seperti bukan wanita yang mau kepasar, dan ada sebuah tentengan di tangan kanannya, sementara wajah cantiknya menebar senyuman ke arah dua orang ibu dan anak itu

“pasti Mama Ulfa, dan dek Linda….”

Mereka kaget, sosok itu bisa mengenali mereka

“saya Rani……” jawabnya sambil tersenyum

Oh, ini yang suka tag akun abang, pikir Linda

Wanita itu lalu dengan ramahnya, lalu masuk dan menyalami Ulfa, bahkan dengan lancarnya dia mencium pipi Ulfa

“waduh, lecek muka saya….”

“ngga apa-apa, Ma….”

Lalu

“Hi De…”

“halo Ka….”

Dia pun mencium pipi kiri dan kanan Linda

“benar kata si abang… dek Linda memang cantik….” pujinya dia yang membuat Linda tersipu malu

“duduk duduk Mbak…..”

Rani lalu duduk

“mama apa kabar? De Linda juga apa kabar?”

Mendengar ada wanita lain dan baru yang menyapa mereka seperti ini, tentu agak lain hati mereka mendengarnya. Apalagi wanita secantik Rani dan seglamour Rani.

“alhamdulillah baik….”

Dia tersenyum

“maaf kotor….”

“ngga usah sungkan Ma… aku senang banget bisa datang kesini…..”

Linda dan Ulfa sampai kaget

“kok bisa nemu tempat ini? Abang juga ngga cerita….”

Rani tersenyum

“instuisi….. “ sambil tersenyum

“ade, kasih minum kek…” Ulfa yang masih takjub sampai bingung

“ngga usah Ma….”

Mendengar namanya dipanggil Mama, Ulfa agak jengah mendengarnya, namun sedikit banyak dia sudah dengar dari Linda akan kedekatan Aslan dengan Rani

“ini dari mana, mbak?”

“Rani, Ma….”

“oh iya…. Rani darimana… kok bisa datang kesini….?”

“ia Kak, bisa nemu hebat lho….” cetus Linda menyela

Wanita itu tersenyum

“ nanya didepan, ternyata pada tahu kalau ini warungnya Mama…..”

Masih terheran Ulfa

“ini ada sedikit ole-ole buat Mama dan Dek Linda…..” dia lalu menyerahkan bingkisan yang dia bawa

“wah repot-repot…..”

“baru nyampe tadi pagi, trus cari hotel, baru kesini…..”

“oh, nginap dimana?”

“di Mercure di Gatot Subroto…..”

“jauh kesini….”

“iya, naik grab tadi….”

Linda kaget

“suka lihat di IG sih… tapi maaf tadi ngga ngenalin….” jawab Linda

“ngga apa-apa, semoga aslinya ngga beda khan…..” candanya ke Linda

“aslinya jauh lebih cantik….”

“waduh…. mau pingsan Rani….”

Suara tawa terdengar diantara mereka.

“ngga kuliah?”tanya Rani ke Linda

“tadi siang Ka, jam segini sudah pulang trus mampir ke mama….”

Tidak lama kemudian Rani mengontak dan melakukan vidio call dengan Aslan yang tidak kalah kaget saat tahu Rani sudah disana.

“kejutan sayang…..”

“lho.. bukannya besok baru pulang?”

“besok itu dijemput kamu di bandara Makasar, hari ini aku ketemu mama dan dek Linda dulu yah…..”

Diakui oleh Ulfa memang Rani ini cepat sekali beradaptasi. Ramah, cantik, dan dari isi kepalanya terlihat anak ini memang pintar. Dia bahkan sengaja menunda kepulangannya ke Makasar hanya untuk bisa menemui orangtua Aslan.

Tanpa dia sadari ada rasa kuatir di diri Aslan saat ini disana.

Sementara itu, Rani dengan cepat menyatu dengan Ulfa dan Linda, dia bahkan dengan entengnya ikut makan siomay bersama Linda dan Ulfa. Banyak bercerita, bahkan dia sempat mengambil foto mereka bertiga.

“saya kagum dengan abang…. sangat kagum…..” ujarnya ke Linda dan Ulfa

“pekerja keras, sayang keluarga, dan matanya selalu lurus kedepan……”

Linda dan Ulfa memang mengakui itu. Warung sebesar ini, rumah mereka yang kini sudah jauh lebih bagus dari sebelumnya, garasi mereka yang punya 2 kendaraan, bahkan kuliahnya Linda pun semua berkat Aslan dan kerja kerasnya selama ini.

Dan yang lebih buat Linda dan Ulfa kaget, Rani mau ikut pulang ke rumahnya, nanti dari rumah baru dia mau balik ke hotel setelah maghrib nanti.

“mau lihat dan biar tahu rumahnya abang…..”

Alasannya ke Ulfa dan Linda, yang tentu saja senang mendengarnya.

Mendapat calon menantu secantik dan sepintar Rani, rasanya orangtua mana yang tidak tertarik. Anak pejabat juga, ramah, dan terlihat sangat menyayangi Aslan, dan mau berbaur dengan keluarga.

Ulfa hanya bisa terdiam sambil memandang dari kursi belakang, saat Rani dengan lancarnya bercerita tentang banyak hal, baik dengan dirinya maupun dengan Linda yang sedang menyetir mobil mereka

“ke Makasar aku harus jemput biar main ke Maros….. atau nginap dirumah…..”



**********************************

Aslan sendiri kuatir dengan tindakan Rani yang menyambangi rumahnya. Dia mendapat whatsapp dari Rani abhwa dia ikut pulang ke rumah dulu, nanti selesai maghrib baru dia pulang ke hotel

Mau lihat kamarnya sayang dulu

Lalu

Besok jangan lupa jemput, aku minta jatah besok selama 10 hari ngga ditengokin

Aslan benar-benar panas dingin dibuatnya.

Adiba sudah balik dari minggu lalu ke Jakarta kembali. Dia kuatir jika Adiba tahu kalau Rani ada disana. Meski dia tidak ada ikatan resmi sebetulnya dengan Rani, namun dari cara mereka berjalan bersama, menurut Rani sebuah kata dan pernyataan bertuliskan I love you atau sekedar bahasa nembak dan resmi jadian, sudah tidak perlu lagi.

Aku sudah kamu tiduri kok.

Aku kemana mana juga bareng kamu kok

Kamu juga bebas masuk ke rumah aku

Dan banyak lagi alasan dari Rani. Dan itu tidak bisa Aslan salahkan, karena memang dia pun menikmati semua itu, dan membiarkan itu bergulir tanpa mampu dia cegah dan jaga sampai dimana batasannya.

Kedatangannya ke rumah Rani pun sudah membuat orangtua Rani secara tersirat oke dengan dirinya. Statusnya sebagai duda tanpa anak pun bukanlah halangan bagi keluarga Rani. Sosoknya sebagai pekerja keras, tampan dan disukai anak mereka, sudah lebih dari cukup

Aslan betul-betul dalam dilema. Kegamangannya dalam mengambil sikap setelah dia bisa tahan sekian lama dengan cintanya hanya untuk Fia, membuat semua ini jadi berantakan dan mengarahkannya ke sebuah kondisi dimana dia akan kesulitan bersikap, atau mungkin akan ada situasi yang bisa saja ada bencana dan hati yang harus dia korbankan dalam hal ini.

Memilih Rani tentu pilihan yang paling mudah dan gampang.

Single, terpelajar, punya karir dan juga tidak ada beban yang dia pikul, dan dengan kemampuan dia beradaptasi dengan cepat, mengambil hati Mama dan Linda bukanlah hal sulit bagi wanita ini.

Masalahnya sekarang ini ialah perhatian Aslan terbagi dua dengan ebrubahanya status hubungan dia dengan Adiba. Pacaran memang bukan, komitmen juga tidak ada diantara mereka berdua.

Namun ada anak-anak, ada orangtua yang terlihat diam namun sangat merestui hubungan mereka, meski Mama dan Linda belum tentu akan setuju.

Just seks, Aslan.

Benarkah? Hanya seks??

Dia sendiri bingung dengan kata-kata itu.

Tapi bukan sekali dua kali dia bisa merasakan ada nada cemburu di suara Adiba. Dia pun demikian saat ini, sering sekali dia merasa agak kesal jika tahu Adiba pergi minum kopi dengan Hardian.

Percintaan mereka di kasur pun sudah termasuk kategori berbahaya sebetulnya. Ikatan mereka dan panasnya hubungan mereka, bisa dilihat dari ganasnya mereka dalam bercinta, dan rasanya itu tidak akan mungkin terjadi sepanas itu jika tidak ada hati dan perasaan yang bermain didalamnya.



********************************

Senangnya hati Rani bisa datang berkunjung ke rumah Aslan.

Dia bisa merasakan kehangatan dari seorang ibu sederhana dan ramahnya seorang Linda, dan itu membuatnya semakin yakin bahwa dia tidak salah memilih Aslan sebagai teman hidupnya kelak.

Rasanya tidak sabar menunggu Aslan melamarnya.

Ya, mau tunggu apa lagi, dia sudah matang, mereka berdua sudah sangat sukses dan ditahap yang bisa dibilang siap secara fisik, mental dan ekonomi. Orangtua pun sudah mendukung, mama dan papanya sudah OK, dan kayaknya mama Ulfa dan Linda juga suka dengan dirinya, tinggal bola ada di Aslan.

“itu rumahnya Fia?”

“ia Ka….”

Dia menengok ke rumah sebelah, rumah yang bisa dibilang paling mewah di gang ini, bahkan slaah satu yang paling mewah di kompleks ini.

“tapi sekarang semua sudah membaik sih Ka… kita sudah seperti keluarga besar saja sekarang….”

Rani menganggukan kepalanya

“next time aku juga mau kenal dengan mereka….”

Linda tersenyum

“abang sudah dianggap anak sih sama mereka……”

Rani ingat blog mendiang yang sempat dia baca

“beda waktu dulu yah….”

“iya Ka….. parah waktu itu….”

Mereka lalu turun ke bawah dan bergabung dengan Ulfa yang barus saja memotong kue bole yang dimasak dadakan

“ emang abang cerita ke kaka?” tanya Linda

Dia menggeleng

“dia selalu tertutup terkait masalah itu…..”

Linda heran

“kaka tahu darimana?”

“blog nya mendiang… dia cerita semua disitu, bagaimana perjuangan mereka, perjuangannya abang untuk dapatkan dia….”

Linda terdiam sesaat

“bahkan hampir mau dipenjara…..”

Linda dan Ulfa hanya terdiam

“aslan memang kuat tekadnya…. sudah kami larang-larang, tapi dia cintanya memang hanya buat Nafia…..”

Ada sedikit rasa haru disuara Ulfa

“kalau i9ngat dulu, ngga akan terbayang bakal damai seperti ini……”

Rani terdiam sesaat

“tapi sudahlah, semua sudah lewat… sekarang hubungan kami sudah membaik, dan Aslan pun sudah seperti anak sendiri untuk mereka…..” pungkas Ulfa

“iya ma….. itu yang terpenting….”

Lalu

“Nak Rani juga sabar yah sama abang…. maklum, cuma Fia yang ada di kepalanya…. yang senang dan jodoh-jodohin sih ada aja, tapi dia ngga tahu kenapa ngga move on juga sampai sekarang….”ujar Ulfa sambil tersenyum

“moga-moga cair sama Ka Rani…..”

“aamiin, De…..”

Rani tersenyum, dia ingat juga perjuangannya dia untuk dekat dengan pria cool ini.

“Nak Rani ngga apa-apa baca blognya Fia?” tanya Ulfa agak ingin tahu

“ngga Ma….” senyumnya lebar

“malah makin cinta dan kagum sama abang…..” ketawa mereka bertiga terdengar

“dulu mau dideketin saja sudah pasang jarak Ma, sampai saya bilang, duh ampun nih duda satu ini sombong banget sih…. itu itu buat Rani penasaran, makanya Rani cek, tanya-tanya, sampai akhirnya kenal dan dekat, eh, malah jatuh ke pelukannya…..” ceritanya terus terang yang disambut gelak tawa oleh Linda dan Ulfa

“sekarang udah mending Ma, mau ke rumah, mau makan bareng, mau ketemu papa mama… dulu ngajak ngopi saja banyak seklai alasannya…..”

Mereka tertawa bersama.

Pembicaraan mereka berlangsung sangat mulus. Karena dasarnya Rani memang mudah membaur, dan Linda pun cepat bisa menerima orang baru, dan ini yang membuat semuanya berjalan baik dan rasanya langsung mudah akrab dan bagai sudah lama kenal diantara mereka.

Selesai menunaikan sholat maghrib, Rani lalu sudah bersiap untuk pamitan dan balik ke hotelnya

“aunty.. nenek….” suara anak kecil memanggil di depan rumah.

Arvind sepertinya baru keluar dari rumahnya dan datang ke rumah neneknya.

Dan begitu muncul diruang tamu, dia segera tertawa dan memeluk neneknya dan tantenya

“ade abis makan bakso…..”

“ih, aunty ngga dibagi?”

“enak?”

“enak dong Nek…”

“kok aunty ngga dibagi?”

“dia menengok ek afrah Linda

“kata tukang baksonya, ngga boleh dibungkus, harus makan disana……kalau aunty mau, harus bareng ade lagi kesana kita makan disana….”

Mereka tertawa bersama

“ade bohong ah…..”

“beneran Aunty….”

Tiba-tiba

“halo……”

Arvind terdiam saat melihat ada sosok baru dirumah neneknya

“kamu pasti Arvind kan?”

Dia masih diam, sambil menengok wajah Rani, lalu dia menunduk dan menghampiri tantenya, Linda

“eh, itu salim sama tante Rani….”

Arvind masih enggan

“ih, masa ngga salim sih…..” sapa Rani lagi

“ aku Rani….. temannya ayah Aslan…..” dia memperkenalkan diri ke Arvind

Mendengar itu, Arvind malah makin menyelusupkan badannya yang gendut dibelakang badannya Linda. Matanya kadang mencuri pandang, namun enggan untuk menyalami Rani.

“eh, ade ngga boleh gitu…..”

Dia masih terdiam sesaat. Rani yang agak bingung, mencoba menghampirinya dengan lembut ingin berbicara. Namun tiba-tiba Arvind melengos, lalu keluar dari rumah, dan segera lari balik ke rumahnya, membuat semua mereka yang ada disitu kaget dan bingung melihat tingkah-nya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd